Abstrak
Berkembangnya e-learning mengakibatkan perubahan paradigm menjadi student
centered learning. Perubahan ini tidak seimbang dengan penggunaan e-learning.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas e-learning dari sisi siswa SMK. Jenis
penelitian menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survey. Subjek penelitian ini
adalah siswa di SMK yang ada di Kota Malang dengan populasi 32.802 pada tahun ajaran
2018/2019. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang disusun
berdasarkan model McCall. Kuesioner telah divalidasi menggunakan expert judgement
dan dilakukan uji reliabilitas. Hasil dari validasi dan reliabilitas kuesioner dinyatakan
sebagai sebagai kuesioner yang valid dan reliabel. Analisis data yang diperoleh dilakukan
dengan analisis data deskiptif sebagai berikut: (1) correctness, didapatkan hasil sebesar
73%; (2) Reliability dengan nilai rata-rata sebesar 72%; (3) Efficiency dengan nilai sebesar
76%; (4) Integrity dengan nilai rata-rata sebesar 74%; (5) Usability dengan nilai rata-rata
sebesar 76%. Rata-rata yang diperoleh 75% bermakna kualitas e-learning memberikan
dorongan pada siswa dalam menggunakan e-learning sebagai media pembelajaran.
Abstract
The development of e-learning in the world of education has a big impact on the level of
elementary school to college. This is followed by many e-learning that can be used by
students such as teacher's room, Edmodo, google classroom and many more. More and
more e-learning is used in the learning process, so with this educational paradigm is also
experiencing a shift to student centered learning. But the use of this LMS has not been
said to be maximum, one of which is shown through the lack of interaction in the
discussion forum on the LMS. The existence of this discussion forum aims to determine
the extent to which students actively participate in learning activities through the use of
technology. In this study, this type of research uses descriptive research with survey
methods. The percentage of acceptance of e-learning technology as an alternative
learning media for vocational students in Malang was obtained for the five variables using
the McCall model, including: (1) correctness, the average results obtained from these
three indicators amounted to 73% which are in the high category; (2) Reliability with an
average value of 72% which is in the high category; (3) Efficiency by obtaining an average
value of 76% which is in the very high category; (4) Integrity with an average value of 74%
which is in the high category; (5) Usability with the acquisition of an average value of 76%
which is in the very high category. The average of this variable has a value of 75% which
means the quality of e-learning gives encouragement to students in using e-learning as a
learning medium. The quality of e-learning used in learning produces improved learning
outcomes
PENDAHULUAN
Sebuah negara yang maju ditandai menengah kejuruan. Sekolah Menengah
dengan pendidikan yang berkembang Kejuruan atau biasa disingkat dengan
juga. Salah satu lembaga penilaian SMK menjadi salah satu titik penting
inernasional yaitu PISA (programme for dalam mengupayakan hal tersebut.
International Student Assesment). PISA Karena tujuan dari pendidikan kejuruan ini
melakukan pengukuran dalam bidang adalah menghasilkan SDM yang siap kerja
pendidikan suatu negara yang bertujuan dan dibekali dengan kemampuan dan
untuk mengevaluasi system pendidikan kompetensi di bidangnya. Sehingga
pada tiga bidang yaitu matematika, sains bentuk pendidikan menyesuaikan dengan
dan literasi. Objek pengukuran kompetensi keahlian yang ada dan sesuai
diperuntukkan bagi siswa yang berusia 15 dengan dunia industri (7).
tahun (1). Berdasarkan penilaian PISA Dukungan dari semua bidang
tahun 2018, urutan pendidikan di dibutuhkan oleh sekolah untuk mencapai
Indonesia masih berada pada ranking 72 tujuan tersebut. Aspek sarana prasarana
dengan nilai 371 (1). Makna dari nilai PISA dalam pelaksanaan proses pembelajaran
tersebut bahwa nilai matematika, sains menjadi salah satu bidang. Wujud dari
dan literasi masih rendah. Hal ini menjadi sarana dan prasarana ini seperti tertuang
dorongan bagi dunia pendidikan di pada Peraturan Pemerintah Nomor 34
Indonesia untuk memperbaiki masalah ini. tahun 2018 tentang standar proses
Cara memperbaiki masalah pada pembelajaran yaitu adanya multisumber
literasi adalah dengan memanfaatkan belajar dan pemanfaatan teknologi
teknologi informasi untuk proses informasi dan komunikasi di dalamnya (8).
pembelajaran (2). Bentuk dari Pemanfaatan teknologi yang dapat
pemanfaatan teknologi ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran
diupayakan melalui bentuk e-book, sebuah media pembelajaran adalah e-
penggunaan e-learning dalam proses learning.
belajar dan pembelajaran. E-learning Perkembangan e-learning saat ini
diyakini mampu meningkatkan literasi sangatlah tinggi. Hal ini terlihat dengan
sains pada mahasiswa (3), menghasilkan banyaknya aplikasi yang berbasis website
kualitas pembelajaran yang lebih konsisten atau aplikasi berbasis perangkat bergerak
bagi siswa (4), dan menjadi model hingga aplikasi sistem manajemen belajar.
penguatan literasi digital pada tenaga Sebagai contoh adalah ruangguru sebagai
pendidik (5). salah satu media pembelajaran yang
Berkembangnya e-learning dalam bersifat aplikasi atau sistem manajemen
dunia pendidikan memberikan dampak belajar (LMS) (9). Learning management
yang besar pada tingkatan sekolah dasar sistem sendiri merupakan sebuah konsep
sampai dengan perguruan tinggi. Hal ini yang ditarik dari e-learning.
diikuti dengan banyaknya e-learning yang Berdasarkan wawancara yang
dapat digunakan oleh siswa seperti ruang dilakukan terhadap beberapa guru SMK di
guru, Edmodo, google classroom dan Kota Malang, diperoleh bahwa
masih banyak lagi. Semakin banyak e- penggunaan LMS ini telah banyak
learning yang digunakan pada proses diterapkan oleh guru untuk diberikan
belajar, maka dengan ini paradigma selama proses pembelajaran di tingkat
pendidikan juga mengalami pergeseran sekolah menengah kejuruan yang ada di
menjadi student centered learning (6). Kota Malang, Jawa Timur (10). Namun
Pergeseran pendidikan ini juga penggunaan LMS ini belum dikatakan
dialami semua tingkat pendidikan di maksimal, salah satunya ditunjukkan
Indonesia, salah satunya adalah sekolah melalui minimnya interaksi pada forum
Menentukan konsep
Natalionel
27 Lucha 47.5 71.595 57 SOLIHA 54 79
28 Safira Lazuargi 55 78.038 58 Bagus firmansyah 66 82
29 SITI ROICHAH 61.25 77.52 59 Mawartin Tania Sari 64 80
Shinta Agustin Ikhwatul
30 Nadila 58.75 80 60 Indiana pramita sari 61.25 76
Variabel ketiga adalah efficiency yang
Pada penelitian ini, data yang telah berarti bahwa kemudahan dalam eksekusi
diperoleh melalui pembagian kuesioner e-learning yang digunakan sebagai media
selanjutnya akan dibandingkan dengan pembelajaran. Nilai rata-rata diperoleh
tabel normal. Hasil dari perbandingan sebesar 76% yang berada pada kategori
nantinya akan diinterpretasikan dengan sangat tinggi. Pengguna dalam hal ini siswa
penelitian sebelumnya untuk memperoleh merasa mudah dalam menggunakan e-
hasil penelitian sesuai dengan McCall learning untuk membantu proses belajar
model pada siswa di SMK se-Kota Malang. siswa. Kemudahan ini menjadi factor
Variabel pertama dari McCall model kesuksesan sebuah system yang telah
yaitu correctness memiliki tiga indicator dibangun melalui sebuah elearning (19).
yaitu kelengkapan fungsionalitas, Penelitian lain yang dilakukan oleh (20)
kesesuaian informasi serta pelacakan. menjelaskan bahwa aspek efisiensi yang
Ketiga indicator tersebut menghasilkan rata- bernilai paling tinggi pada penggunaan
rata sebesar 73%. Nilai tersebut termasuk system dapat membantu pengguna dalam
ke dalam kategori tinggi. Hal ini berarti mengakses system tersebut.
bahwa correctness merupakan salah satu Variabel berikutnya adalah integrity.
faktor yang membuat siswa menggunakan Pada penelitian ini, diperoleh nilai rata-rata
e-learning karena kelengkapan sebesar 74% yang berada pada kategori
fungsionalitas, kesesuaian informasi serta tinggi. Dalam hal ini, e-learning
pelacakan. Kelengkapan fungsionalitas, menyediakan fitur keamanan dalam
kesesuaian informasi dan pelacakan menggunakannya. Sehingga siswa dapat
merupakan bagian dari proses perancangan menggunakan e-learning tersebut tanpa
dan desain system. Hal ini sesuai dengan merasa takut. Karena dengan adanya
hasil penelitian yang disajikan oleh (16) system yang berkualitas, maka pengguna
bahwasanya desain system dapat juga akan percaya dalam menggunakan
menentukan kualitas dari sebuah produk system tersebut (21).
perangkat lunak. Temuan lainnya yaitu dari Variabel berikutnya adalah usability
(17) bahwa kualitas dari system yang berarti bahwa kemudahan
memberikan dampak terhadap penggunaan penggunaan sebuah teknologi menjadikan
system. pengguna membutuhkan banyak usaha
Variabel kedua yaitu reliability yang dalam memahami dan menggunakannya.
memiliki tiga indikator diantaranya akurasi, Nilai rata-rata diperoleh sebesar 76% yang
toleransi kesalahan, dan kesederhanaan. berada pada kategori tinggi. E-learning yang
Ketiga indikator tersebut menghasilkan rata- digunakan siswa dalam proses belajar
rata sebesar 72%. Nilai tersebut termasuk membuat siswa tidak perlu berusaha dalam
ke dalam kategori tinggi. Hal ini berarti memahaminya. Hal ini dikarenakan e-
bahwa reliability merupakan salah satu learning yang digunakan sangat mudah
faktor yang membuat siswa menggunakan dimengerti sehingga dapat meringankan
e-learning karena e-learning yang dalam menyelesaikan tugas sehari-hari (8)
digunakan memiliki tingkat akurasi yang dan kemudahan penggunaan system
baik, toleransi kesalahan dan membantu pengguna untuk memiliki minat
kesederhanaan yang ditampilkan oleh dalam menggunakan system (22).
system. Akurasi menjadi salah satu factor E-learning merupakan bagian dari
yang dapat membuat pengguna sebuah media pembelajaran yang dapat digunakan
system merasa puas dalam dalam proses pembelajaran. Nilai rata-rata
menggunakannya (18). dari siswa yang ditunjukkan pada tabel 9