Anda di halaman 1dari 7

KONEKSI ANTAR MATERI (TOPIK 5)

KELOMPOK : 2 (DUA)
 ANISA PUTRI HAIRI
 DZULI ASTUTI DEWI
 HALIMAH TUSA’DIAH
 IIN SRIMULYANI P.
 PUTRI TESSALONIKA PURBA
KELAS : PPG-PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA 2022
MATA KULIAH : PROJEK KEPEMIMPINAN I

Tugas 3 - Refleksi 5M
Semua proses yang telah dilalui dalam topik ini diharapkan memberikan kesempatan belajar
bagi mahapeserta didik. Oleh karena itu, di tahap ini, Anda diharapkan dapat menyampaikan
pembelajaran yang diperoleh menggunakan model refleksi 5M (Bain dkk. (2002) dalam Ryan
& Ryan (2013)), yang terdiri dari lima langkah refleksi.
1. Mendeskripsikan (Reporting): menceritakan ulang peristiwa yang terjadi.
2. Merespon (Responding): menjabarkan tanggapan yang diberikan dalam menghadapi
peristiwa yang diceritakan, misalnya melalui pemberian opini, pertanyaan, ataupun
tindakan yang diambil saat peristiwa berlangsung.
3. Mengaitkan (Relating): menghubungkan kaitan antara peristiwa dengan pengetahuan,
keterampilan, keyakinan atau informasi lain yang dimiliki.
4. Menganalisis (Reasoning): menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut
dapat terjadi, lalu mengambil beberapa perspektif lain, misalnya dari teori atau kejadian
lain yang serupa, untuk mendukung analisis tersebut.
5. Merancang ulang (Reconstructing): menuliskan rencana alternatif jika menghadapi
kejadian serupa di masa mendatang.

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 1


PEMBAHASAN

1. Mendeskripsikan (Reporting)
Projek prakarsa perubahan yang disusun berusaha untuk menggali lebih jauh tentang
pemanfaatan media digital yang mampu menjadi kekuatan untuk meningkatkan kemampuan
literasi digital dalam dunia pendidikan. Beberapa faktor dianalisis dengan menggunakan
Analisis SWOT, yaitu Strength (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities
(Peluang), dan Threat (Ancaman). Adapun kekuatan dalam program ini adalah sekolah
senantiasa fokus pada pengembangan softskill dan karakter peserta didik; kepala sekolah, guru,
dan tenaga kependidikan bersedia untuk berpartisipasi dalam kegiatan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan; dan materi pelatihan yang sustainable dan mengikuti perkembangan
zaman serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang menjadi kelemahan
dalam program ini adalah kurangnya pengetahuan awal peserta didik akan literasi digital serta
kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung dari sekolah. Peluang terlaksananya program
ini secara berkelanjutan adalah dapat berkontribusi secara langsung dalam perencanaan
program pembelajaran yang ada di sekolah. Ancaman yang kemungkinan terjadi pada program
adalah perlunya anggaran lebih untuk menunjang program dan adanya program lain dari
pemerintah yang kemungkinan lebih diminati oleh guru maupun peserta didik. Tujuan kegiatan
projek ini adalah meningkatkan kemampuan literasi digital bagi peserta didik dalam
menghadapi globalisasi dan tantangan teknologi. Lokasi pelaksanaan kegiatan yaitu di SMA
Dharma Pancasila Medan, dengan sasaran projeknya adalah perwakilan peserta didik-siswi di
kelas X.
Pelaksanaan kegiatan dimulai dari pengurusan izin, yaitu Izin ke kampus dan pihak
sekolah untuk mendapat izin dan dukungan dengan durasi selama 1 minggu. Tahap selanjutnya
adalah menghubungi para mitra pelaksana dan membuat kontrak. Hal ini dilakukan dengan
menghubungi pihak sekolah mitra dan guru terkait dengan program, serta instruktur/dosen
sebagai ahli untuk mendapatkan narasumber, serta calon peserta didik yang akan dilatih dalam
pelatihan. Selanjutnya tim akan mempersiapkan segala sumber daya yang diperlukan, seperti
ruang pelatihan, peralatan elektronik seperti laptop dan proyektor, dan beberapa perangkat
lainnya. Tahapan selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan program yang terdiri atas 2
bagian, yaitu sosialisasi kebijakan bermedia sosial (kecakapan digital, budaya, dan etika) dan

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 2


pelatihan mengenai penggunaan aplikasi pengolah kata, angka, dan presentasi serta
dilaksanakan oleh seluruh anggota tim. Total durasi pelaksanaan program adalah 3 minggu
dengan 1 pertemuan di tiap minggunya. Setelah pelatihan berlangsung akan dilaksanakan
pendampingan oleh narasumber dan tim pelaksana bagi peserta didik yang masih mengalami
kendala. Pada kegiatan pendampingan ini tim pelaksana turut mengikutsertakan pihak sekolah
(guru). Selanjutnya tim akan melakukan pemantauan terhadap kemampuan peserta didik
terhadap penggunaan aplikasi pengolah data. Diharapkan peserta didik dapat menyaring dan
menyebarkan informasi secara digital dengan bijak dan benar serta dapat memahami dan
menggunakan dasar-dasar aplikasi pengolah data yang telah dipelajari. Pada akhir kegiatan tim
akan melakukan evaluasi terhadap berbagai aspek yang belum terlaksana dengan baik serta
mengenai materi apa saja yang masih belum dipahami oleh peserta didik. Tim juga akan
memberikan rekomendasi kepada sekolah untuk melanjutkan program serupa serta
memperdalam materi pelatihan.
Dengan segala perencanaan yang telah disusun, maka tim memperoleh pembelajaran
bahwa dalam menentukan materi apa saja yang harus dimuat dalam kegiatan pelatihan, maka
kami harus menyesuaikan dengan kemampuan tim pelaksana, sumber daya yang ada di
sekolah, serta tingkat urgensi materi tersebut terhadap kebutuhan peserta didik di saat ini dan
di masa yang akan datang. Pada akhirnya tim memutuskan untuk melaksanakan pelatihan yang
berfokus pada 2 materi pelatihan dan 3 aplikasi yang akan digunakan, yaitu aplikasi pengolah
kata, aplikasi pengolah angka, dan aplikasi pengolah presentasi.

2. Merespon (Responding)
Segala proses yang telah direncanakan dan akan dilaksanakan tentunya memiliki
beberapa pertimbangan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah urgensi kegiatan,
nilai kebermanfaatan, serta dampak kegiatan dalam jangka panjang bagi peserta didik.
Mengingat pentingnya penguasaan teknologi bagi peserta didik, serta berbagai tuntutan zaman
kedepannya yang nantinya akan menjadi sesuatu yang harus dikuasai oleh para peserta didik.
Pada akhirnya tim memutuskan untuk melaksanakan pelatihan yang berfokus pada 2 (dua)
kegiatan utama pada program yaitu sosialisasi kebijakan bermedia sosial dan pelatihan
penggunaan aplikasi. Kami juga harus menentukan aplikasi apa saja yang harus dimuat dalam
pelatihan. Akhirnya keputusan jatuh kepada 3 (tiga) aplikasi yang akan digunakan, yaitu

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 3


aplikasi pengolah kata, aplikasi pengolah angka, dan aplikasi pengolah presentasi. Harapan
nantinya, kemampuan dalam penguasaan aplikasi ini juga akan bermanfaat bagi peserta didik
saat mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi nantinya. Kegiatan ini juga
bermanfaat bagi sekolah sebagai langkah awal dalam membuat kegiatan serupa agar nantinya
dalam berkelanjutan. Bagi kami para mahapeserta didik tim pelaksana, program ini menjadi
salah satu jalan pengabdian yang kami lakukan serta menjadi tempat berlatih untuk menjadi
seorang pendidik yang memiliki keterampilan abad 21. Sebagai tim pelaksana utama, tentunya
kami merasa sangat senang dan menjadi tertantang agar dapat melaksanakan kegiatan ini
dengan sebaik-baiknya. Hal ini juga menjadi pengalaman belajar yang baru bagi kami dalam
membuat suatu proyek di lingkungan sekolah yang manfaatnya dapat dirasakan secara
langsung oleh peserta didik serta dapat dipraktikkan secara langsung.

3. Mengaitkan (Relating)
Kegiatan pelatihan literasi digital yang dilaksanakan sangat bermanfaat bagi guru,
peserta didik, sekolah, dan mahapeserta didik tim pelaksana kegiatan. Saat ini, kemajuan
teknologi informasi di Indonesia sudah mencakup pada seluruh kalangan. Kemajuan teknologi
informasi dan internet saat ini mengakibatkan sumber daya informasi digital sangat melimpah.
Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang
memberikan efek positif dan negatif kepada masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah
kebiasaan baru bagi masyarakat agar dapat mengarahkan penggunaan teknologi informasi ke
arah yang baik dan benar, salah satu langkahnya adalah dengan literasi digital.
Literasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam
menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola,
mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru,
membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam
masyarakat. Program literasi digital menjadikan masyarakat Indonesia yang semakin cakap
digital. Cakap digital artinya selain bisa mengoperasikan gadget, juga mampu memanfaatkan
teknologi digital secara produktif, terhindar dari konten negatif, terjaga keamanannya, serta
dapat berkreasi dan berinovasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Pembelajaran literasi
digital harus ditekuni bagi setiap elemen masyarakat khususnya dalam dunia pendidikan.
Elemen ini meliputi guru, peserta didik, serta tenaga kependidikan di sekolah. Literasi digital

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 4


sekolah harus dikembangkan sebagai mekanisme pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum
atau setidaknya terkoneksi dengan sistem belajar mengajar. Peserta didik perlu ditingkatkan
keterampilannya, guru perlu ditingkatkan pengetahuan dan kreativitasnya dalam proses
pengajaran literasi digital, dan kepala sekolah perlu memfasilitasi guru atau tenaga
kependidikan dalam mengembangkan budaya literasi digital sekolah (Nasrullah et. al, 2017).

4. Menganalisis (Reasoning)
Perkembangan teknologi yang terjadi pada masa globalisasi dapat membawa perubahan
yang memiliki banyak pengaruh pada berbagai sektor yang ada di Indonesia. Salah satunya
adalah pada bidang teknologi informasi. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi,
semakin memudahkan masyarakat dalam mencari segala kebutuhan dan informasi melalui
internet. Itu artinya, teknologi digital berkembang secara masif. Terbukti pengguna internet
Indonesia mencapai 204,7 juta orang atau setara 73,7 persen dari total populasi penduduk.
Meski demikian, skor indeks keahlian, kecakapan, dan pemanfaatan teknologi digital yang
rendah. Berdasarkan Indeks Literasi Digital Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2021,
indeks literasi digital Indonesia berada di angka 3,49.
Realitas itupun, tentu membawa pengaruh pada dunia pendidikan di Tanah Air, karena
sektor pendidikan pun tidak bisa lepas dari penggunaan teknologi itu sendiri. Dengan demikian,
menjadi urgen atau penting adanya jika literasi digital ini pun perlu masuk dalam kurikulum
pendidikan di negeri ini. Literasi digital di sekolah mampu membuat peserta didik, guru, tenaga
kependidikan dan kepala sekolah, memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta
menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringannya. Dengan kemampuan tersebut,
mereka dapat membuat informasi baru dan menyebarkannya secara bijak.
Selain itu, melalui literasi digital setidaknya dunia pendidikan dan civitasnya memiliki
pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat komunikasi, atau jaringan
dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkannya
secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum. Sebab, jika tidak digunakan secara
bijak, maka dapat menimbulkan sebuah permasalahan yaitu penyalahgunaan media sosial
berupa menyebarkan informasi yang dapat menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 5


kelompok tertentu (SARA), berita bohong atau hoaks, sehingga perilaku tersebut akan
dikenakan sanksi berupa kurungan penjara dan denda.
Kita tahu juga bahwa pelajaran TIK pada kurikulum 2013 sudah dihapuskan dan hingga
saat ini tidak ada diajarkan pada peserta didik di sekolah. Pembelajaran abad 21 yang mengarah
ke Literacy Informasi mempersyaratkan untuk berbasiskan ICT/TIK, TIK sebagai alat bantu
guru dalam mengajar dengan TIK sebagai sebuah mata pelajaran adalah dua hal yang berbeda.
Ketika TIK bukan lagi sebagai mata pelajaran maka pekerjaan guru akan bertambah, misalnya
saja ketika guru bahasa Indonesia memberi tugas kepada peserta didik untuk membuat laporan
deskriptif, disamping mengajarkan teori/materinya tentang bentuk – bentuk laporan deskriptif,
guru juga harus mengajarkan bagaimana cara mengetik dan membuat laporan tersebut
dikomputer, inilah yang disebut integratif. Hal ini juga sangat dirasakan oleh guru Matematika,
dimana ketika peserta didik ingin mempresentasikan tugas kelompok dalam PPT, peserta didik
tidak dapat mengetik sendiri equation atau rumus pada PPT yang mereka susun. Bahkan peserta
didik banyak yang tidak mampu menggunakan Ms. Word, Ms. Power Point dan Ms. Excel
dengan baik. Guru Matematika tidak mungkin mempunyai waktu lagi untuk membantu peserta
didik mempelajari hal tersebut karena materi Matematika pun sudah sangat padat.
Karena hal inilah kelompok kami melakukan projek perubahan berupa sosialisasi
kebijakan bermedia sosial (kecakapan digital, budaya, dan etika) dan pelatihan mengenai dasar-
dasar penggunaan aplikasi pengolah data (Ms. Word, Ms. Power Point dan Ms. Excel).

5. Merancang Ulang (Reconstructing)


Rancangan kegiatan yang akan dilakukan sebagai projek prakarsa perubahan yang akan
kami lakukan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai literasi digital dan etika dalam
menggunakan media sosial melalui kegiatan sosialisasi. Hal-hal yang akan diperoleh
peserta didik yaitu:
• Peserta didik mengetahui cara mengevaluasi informasi dan memastikan keakuratannya.
Artinya, sebagai pengguna media sosial yang bijak, alangkah baiknya jangan
membagikan informasi yang diperoleh secara sembarangan dan lebih baik melakukan
pengecekan kembali informasi yang kita peroleh di media sosial.

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 6


• Peserta didik mampu menjaga etika dalam ber-media sosial. Artinya, mengajari peserta
didik sebagai pengguna media sosial bersikap sopan dan menghargai siapapun yang
membuat karya dengan meminta izin dan mengutip sumbernya. Mengajarkan pada
peserta didik agar mampu memberikan komentar maupun tanggapan positif yang
sifatnya membangun guna menuju pada nilai-nilai positif yang sekiranya bisa
memberikan edukasi.
• Dalam bermedia sosial, peserta didik tidak melakukan penyebaran SARA, pornografi
dan aksi kekerasan. Ada baiknya sejak dini peserta didik selalu diingatkan agar tidak
menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan
pornografi di jejaring sosial. Peserta didik sebaiknya menyebarkan hal-hal yang
berguna yang tidak menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut.
• Peserta didik paham akan pentingnya understanding digital footprints sebagai
kemampuan yang perlu diketahui peserta didik untuk paham dengan jejak digital. Jejak
digital sendiri adalah semua informasi yang ditinggalkan seseorang secara pasif dan
dibagikan secara aktif tentang diri mereka sendiri secara daring, terutama di laman
media sosial. Sehingga, dengan begitu peserta didik perlu diajari bener-bener selektif
dan hati-hati dalam tindakan posting dan konsekuensinya.
2. Memberikan pelatihan dalam penggunaan aplikasi pengolahan kata dengan aplikasi
Ms.Word dan membantu peserta didik untuk menyajikan hasil karya tulisan dengan otentik.
3. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam membuat, mengedit, mengurutkan,
menganalisa, dan meringkas data dengan aplikasi Ms.Excel serta peserta didik mampu
melakukan perhitungan aritmatika dan statistika..
4. Melatih keterampilan peserta didik dalam menyajikan informasi secara interaktif dengan
kegiatan pelatihan menggunakan aplikasi Ms. Power Point, Canva atau Slidesgo.

Sumber:
Nasrullah, Rullie dkk. (2017). Materi Pendukung Literasi Digital. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

PPG PRAJABATAN MATEMATIKA-IPA UNIMED 2022 7

Anda mungkin juga menyukai