Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 55

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENATAAN GURU


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BERBASIS KOMPETENSI
Butsiarah1, Husain Syam2 dan Hasanah Nur3
1
Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
2
Jurusan Pendidikan Teknologi Pertanian FT UNM, 3Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT
UNM
butsiarahazikin11@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan dalam mengembangkan sistem
informasi penataan guru SMK berbasis kompetensi studi kasus di Kabupaten Luwu Utara dan
mengetahui kevalidan, kepraktisan serta keefektifan dari hasil pengembangan sistem informasi
penataan guru SMK berbasis kompetensi untuk menata guru SMK sesuai dengan kompetensi
keahlian. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) yang
menggunakan model pengembangan System Development Life Cycle (SDLC) yaitu Waterfall.
Prosedur pengembangan sistem dimulai dari tahap analisis, tahap kedua desain, tahap ketiga
pembuatan kode, tahap keempat pengujian dan tahap kelima pemeliharaan. Jenis data yang
dikumpulkan berupa data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari data primer dan data
sekunder. Teknik analisa data menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dari perhitungan
persentase serta melihat kriteria rentang presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
informasi penataan guru SMK berbasis kompetensi berada pada kategori valid, sehingga layak
digunakan untuk uji coba lapangan terhadap responden sebagai pengguna. Selanjutnya,
kepraktisan dan keefektifan sistem pada saat ujicoba lapanganberada pada kategori
sangatpraktis dan sangat efektif sehingga layak digunakan dalam menganalisis kebutuhan guru
SMK sesuai dengan kompetensi keahlian pada setiap sekolah.

Kata kunci: sistem informasi, guru, smk, kompetensi

Abstract

This study aims to find out the stages in developing information system of SMK teacher
management based on case study in Luwu Utara District and to know the validity, practicality
and effectiveness of the result of information system development of competency-based SMK
teachers to organize SMK teachers according to skill competence. This research is a Research
and Development (R & D) research using System Development Life Cycle (SDLC) development
model that is Waterfall. The system development procedure starts from the analysis phase, the
second stage of design, the third stage of code generation, the fourth stage of testing and the
fifth stage of maintenance. Type of data collected in the form of qualitative and quantitative
data consisting of primary data and secondary data. Data analysis techniques using descriptive
statistical analysis techniques of percentage calculations and see the percentage range criteria.
The result of the research shows that the information system of competency-based SMK teacher
management is in valid category, so it is feasible to be used for field trials of respondents as
users. Furthermore, the practicality and effectiveness of the system when field trials are in a
very practical and highly effective category so it is appropriate to use in analyzing the needs of
vocational teachers according to the competency of expertise in each school.

Keywords: Information System, Teacher, SMK, Competence

PENDAHULUAN Peningkatan Sumber daya manusia yang


kompetitif sangat berpengaruh dalam
Pendidikan merupakan salah satu
perkembangan dunia pendidikan. Sebab
aspek yang penting dalam era globalisasi.

Pengembangan Sistem Informasi......


56 Jurnal Mekom

peningkatan SDM, yang menjadi tugas dan kualifikasi rendah, disparitas kompetensi,
tanggung jawab utama pendidikan, sangat dan pendistribusian guru yang tidak efektif.
dipengaruhi faktor globalisasi dan Hal ini dapat dibuktikan oleh kondisi
teknologi. Pengaruh globalisasi, kemajuan Indonesia saat ini yang masih kekurangan
teknologi dan informasi serta perubahan 200.000 tenaga guru (Ditjen PMPTK,
nilai-nilai sosial harus diperhitungkan 2010).
dalam penyelenggaran pendidikan, apalagi Berdasarkan observasi awal yang
tanggung jawab dunia pendidikan untuk telah dilakukan bahwa penyebaran guru
mencapai tujuan pokok menghasilkan yang tidak merata dan tidak sesuai
manusia yang profesional, unggul dan kompetensi keahlian di kabupaten luwu
berkualitas. utara dapat dibuktikan pada SMK Negeri 1
Peran dan fungsi guru merupakan Masamba untuk guru jurusan teknik
salah satu faktor yang sangat signifikan komputer dan jaringan terdapat 9
dalam dunia pendidikan. Guru adalah (Sembilan) jumlah guru, sedangkan guru
bagian terpenting dalam proses yang diperlukan untuk jurusan teknik
pembelajaran dan setiap guru wajib komputer dan jaringan (TKJ) hanya 8
memiliki kompetensi yang merupakan (Delapan) guru, jadi jumlah guru lebih dari
karakteristik dasar seseorang terkait dengan kebutuhan guru. Di sisi lain pada SMK
kinerja (Darmi, 2015) dan salah satunya Negeri 1Bone-bone terdapat 7 (Tujuh)
yaitu kompetensi profesional, sesuai dengan jumlah guru sedangkan guru yang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor diperlukan untuk jurusan teknik komputer
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. dan jaringan (TKJ) seharusnya 8 (Delapan)
Oleh sebab itu, dalam setiap upaya guru, jadi jumlah guru kurang dari
peningkatan kualitas pendidikan di tanah air kebutuhan guru ( Hasil wawancara dengan
tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal operator dapodik, tanggal 7 September
yang berkaitan dengan eksistensi guru 2016).
sesuai dengan kompetensi yang telah Penataan guru merupakan solusi
dimiliki guru itu sendiri. untuk menata persebaran guru yang tidak
Guru harus memiliki kualifikasi merata dan tidak sesuai dengan kompetensi
akademik dan kompetensi sebagai agen keahlian dalam hal ini telah diatur dalam
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, Petunjuk Teknis Keputusan bersama 5
serta memiliki kemampuan untuk menteri pada tahun 2011 tentang penataan
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di sebagai acuan dalam implementasi hal-hal
atas adalah tingkat pendidikan minimal yang berkaitan dengan menghitung dan
yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik menganalisis kebutuhan guru di satuan
yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau pendidikan terkait terhadap pelaksanaan
sertifikat keahlian yang relevan sesuai penataan dan pemerataan guru ( Peraturan
ketentuan perundang-undangan yang bersama 5 menteri, 2011).
berlaku. Kompetensi sebagai agen Implementasi kebijakan penataan dan
pembelajaran pada jenjang pendidikan pemerataan guru saat ini telah diterapkan
dasar dan menengah serta pendidikan anak ditingkat pendidikan dasar (DIKDAS)
usia dini meliputi: Kompetensi Pedagogik, menggunakan aplikasi sistem informasi
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi manajemen (SIM) pemerataan guru yang
Profesional, dan Kompetensi Sosial masih dalam tahap pengembangan. Sistem
(Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 Informasi adalah sejumlah komponen
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan (manusia, komputer, teknologi informasi
Kompetensi Guru). dan prosedur kerja), ada sesuatu yang
Kondisi dunia pendidikan sekarang diproses (data menjadi informasi), dan
ini dihadapkan pada masalah yang dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran
kompleks diantaranya persoalan klasik, atau tujuan (Kadir, 2014: 8).
yakni kurangnya tenaga guru, guru yang Aplikasi ini dapat menampilkan peta
mengajar tidak sesuai. dengan latar kelebihan dan kekurangan guru mulai dari
belakang pendidikan (mismatch), tingkat nasional, provinsi, kab/kota,

Jurnal Mekom, Vol.4 No.2 Agustus 2017


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 57

kecamatan sampai ke satuan pendidikan, sistem informasi. Tahap desain dilakukan


sehingga aplikasi ini dapat digunakan untuk perancangan sistem menggunakan diagram
mengendalikan pertumbuhan guru sehingga konteks, DFD, flowchart, dan storyboard.
guru tidak asal diangkat saja oleh yang Tahap kode dilakukan pembuatan kode
berwenang sehingga dapat menetapkan menggunakan bahasa pemrograman web
kebijakan penataan dan pemerataan guru, PHP. Tahap Uji coba dilakukan pengujian
khususnya guru PNS.Namun pada tingkat sistem yang telah dihasilkan. Selanjutnya
pendidikan menengah (DIKMEN) yaitu pada tahap pemeliharaan tidak dilakukan
SMK secara khusus belum dikembangkan karena pada tahapan ini dilakukan oleh
sistem informasi yang dapat digunakan pengguna sistem informasi.
menampilkan peta kelebihan, kekurangan Penelitian ini dilakukan di UPT
dan kecukupan guru sesuai dengan Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten
kompetensi keahlian mulai dari tingkat Luwu Utara. Subjek coba dalam penelitian
nasional, provinsi, kab/kota, kecamatan ini adalah terhadap responden yang hadir
sampai ke satuan pendidikan. dalam uji coba lapangan sebanyak 12 orang
Pemanfaatan sistem informasi terdiri dari pengawas sekolah, kepala
penataan guru SMK berbasis kompetensi sekolah, guru dan operator dapodik sekolah.
dapat dijadikan sebagai sarana informasi Pada tahap pengembangan materi dipilih
mengenai keadaan guru pada setiap sekolah dua validator secara sengaja (purposif) dan
serta menjadi kebijakan penyaluran guru kedua validator tersebut memahami tentang
yang merata dan sesuai kompetensi langkah-langkah pengembangan sistem
keahliannya sehingga dapat mengatasi informasi penataan guru SMK berbasis
kesenjangan kebutuhan guru di suatu kompetensi.
daerah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Penelitian Pengembangan sistem informasi
Jenis penelitian yang digunakan penataan guru SMK berbasis kompetensi
adalah penelitian dan pengembangan R&D dengan model Waterfall pada tahap awal,
(research and development) dengan dilakukan pengumpulan data yaitu
menggunakan model waterfall. observasi atau pengamatan langsung dan
Pengembangan sistem dilakukan melalui wawancara yang dilakukan dengan operator
beberapa tahapan yaitu (1) analisis (2) dapodik sekolah di SMK Negeri 1
desain, (3) kode, (4) pengujian, dan (5) Masamba dan SMK Negeri 1 Bone-bone.
pemeliharaan. Diagram alir tahapan Peneliti memberikan pertanyaan kepada
pengembangan sistem digambarkan pada narasumber tentang bagaimana cara
gambar 1 berikut ini: membuat laporan keadaan guru di sekolah
dan apa saja kendala yang dihadapi. Setelah
mengumpulkan data awal maka tahap
selanjutnya adalah membuat desain sistem
informasi menggunakan di desain
menggunakan diagram konteks, DFD,
flowchart, database, dan storyboard,.
Tahap ketiga pengkodean merupakan
kegiatan menerjemahkan kode program
menggunakan bahasa pemrograman web
dan pembuatan kode program tersebut
Gambar 1. Tahapan Pengembangan dimulai dengan membuat database
Waterfall selanjutnya membuat struktur koneksi
dengan menggunakan PHP. Selanjutnya
Tahapan pengembangan waterfall pada tahap keempat Pengujian sistem, pada
pada gambar diatas dimulai dari tahap tahap ini dilakukan pengujian blackbox
analisis yaitu dengan melakukan proses dimana masukan dan keluaran sistem diuji
pencarian kebutuhan pada perancangan kesesuaiannya agar sistem berjalan baik dan
tidak terdapat kesalahan pada modul

Pengembangan Sistem Informasi......


58 Jurnal Mekom

program, setelah itu dilakukan uji validasi warna


ahli oleh 2 validator ahli sistem untuk Tampilan
4,25 85,00% Valid
mengetahui kevalidan sistem informasi tata letak
yang telah dibuat, dan selanjutnya Keseluruhan
4,28 85,63% Valid
indikator
pengujian sistem dilakukan uji coba
lapangan terhadap pengguna sistem Berdasarkan rangkuman Tabel 2,
informasi yaitu admin dan user untuk dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
mengetahui kualitas sistem informasi yang indikator dari aspek isi dan tampilan pada
digunakan. program memiliki kategori baik.
Deskripsi hasil penilaian oleh ahli
sistem terhadap instrumen penilaian dapat Tabel 3. Aspek Penilaian Pengguna
dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan
Indikator Rerata Presentase Kesimpulan
rangkuman Tabel 1 di atas, dapat
Kualitas
disimpulkan bahwa keseluruhan indikator sistem 4,00 80,00% Valid
dari aspek pemrograman memiliki kategori (praktis)
sangat Valid dengan nilai rerata 4,6 dan Kualitas
presentase 91,33%, indikator aspek informasi 4,40 88,00% Valid
pemrograman diatas dianggap sangat valid (praktis)
dan layak untuk ujicoba lapangan tanpa Kepuasan
pemakai 4,00 80,00% Valid
revisi (efektif)
Tabel 1 Hasil Validasi Aspek Software/ Dampak bagi
Pemrograman sekolah 4,00 80,00% Valid
Indikator Rerata Presentase Kesimpulan (efektif)
Keseluruhan
Keunggulan 4,10 82,00% Valid
4,5 90,00% Sangat Valid indikator
software
Praktis 4,6 92,00% Sangat Valid Instrumen penilaian pengguna yang
Efektif 4,8 96,00% Sangat Valid telah divalidasi oleh validator kemudian
Buku
4,3 86,67% Sangat Valid
diujicoba kepada 12 responden yang hadir
pengguna
dalam uji coba terdiri dari pengawas
Keseluruhan Sangat
4,6 91,33% sekolah, kepala sekolah, guru, dan operator
indikator Valid
dapodik sekolah. Rekapitulasi data tersebut
Berdasarkan rangkuman Tabel 2 dapat dilihat pada Tabel 4 berikut :
diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator
aspek penilaian pengguna memiliki Tabel 4 Aspek Penilaian Responden
kategori valid. Kategori Praktis
Indikator Rerata Presentase Kesimpulan
Tabel 2. Penilaian Aspek Content (isi) Kualitas sistem Sangat
dan Tampilan (praktis) 4,77 95,33% Praktis
Kualitas
informasi Sangat
Indikator Rerata Presentase Kesimpulan
(praktis) 4,70 94,00% Praktis
Kualitas
4,25 85,00% Valid Keseluruhan Sangat
bahasa
indikator 4,73 94,67% Praktis
Konsistensi
4,00 80,00% Valid
Rancangan
Desain
4,33 86,67% Valid
Berdasarkan uraian Tabel.4, maka
interface secara keseluruhan indikator aspek
Format Sangat penilaian responden dengan kategori
4,50 90,00%
informasi Valid
kepraktisan dinilai sangat praktis
Tampilan
teks
4,17 83,33% Valid menunjukkan bahwa sistem informasi yang
Tampilan telah diuji cobakan kepada responden
4,25 85,00% Valid sangat mudah dipahami dan digunakan oleh
gambar
Tampilan
4,50 90,00%
Sangat pihak-pihak yang berkaitan dengan sekolah.
keserasian Valid

Jurnal Mekom, Vol.4 No.2 Agustus 2017


Jurnal Media Komunikasi Pendikan Teknologi dan Kejuruan 59

berbasis kompetensi pada saat


ujicoba lapangan berada pada
Tabel 5. Aspek Penilaian Responden
kategori sangat praktis
Kategori Efektif
menunjukkan bahwa sistem
Kesim informasi yang telah diuji cobakan
Indikator Rerata Presentase pulan kepada responden sangat mudah
Kepuasan dipahami dan digunakan oleh pihak-
pemakai 4,64 92,78% Sangat
(efektif) Efektif
pihak yang berkaitan dengan
Dampak sekolah. Keefektifan sistem
bagi sekolah 4,79 95,83% Sangat informasi berada pada kategori
(efektif) Efektif sangat efektif dan layak digunakan
Sangat
4,72 94,31% sehingga memberikan manfaat bagi
Efektif
pengguna dan sekolah untuk
menganalisis kebutuhan guru SMK
Berdasarkan uraian Tabel 5, maka
secara keseluruhan indikator aspek
sesuai dengan kompetensi keahlian
penilaian responden termasuk dalam pada setiap sekolah di Kabupaten
kategori keefektifan dinilai sangat efektif Luwu Utara.
menunjukkan bahwa sistem informasi
penataan guru SMK berbasis kompetensi B. Saran
yang akan diterapkan dan yang telah diuji Berdasarkan hasil penelitian dan analisis,
coba memberikan manfaat bagi pengguna maka disarankan agar :
dan sekolah. 1. Perancangan sistem informasi penataan
guru SMK berbasis kompetensi di
KESIMPULAN DAN SARAN Kabupaten Luwu Utara diharapkan agar
A. Kesimpulan sistem yang dibuat dapat diakses
Berdasarkan hasil penelitian dan diinternet dan dapat dijadikan sebagai
pengembangan yang telah dilakukan sarana informasi mengenai keadaan
maka dapat disimpulkan: guru pada setiap sekolah serta menjadi
1. Tahapan pengembangan sistem kebijakan penyaluran guru yang merata
dan sesuai kompetensi keahliannya.
informasi penataan guru SMK
2. Menjadi bahan acuan untuk lebih
berbasis kompetensi studi kasus di
mengembangkan penelitian dengan
Kabupaten Luwu Utara melakukan riset yang lebih tajam.
menggunakan model pengembangan Disarankan agar penggunaan lebih
perangkat lunak System dikaji pada tahap penerapannya, bukan
Development Life Cycle (SDLC) hanya sekedar di lakukan studi kasus
yaitu Waterfall dimulai dari tahap dikabupaten luwu utara tapi juga dapat
analisis, desain, pembuatan kode, dilakukan dalam ruang lingkup yang
pengujian sistem dan tahap lebih besar yaitu pada suatu wilayah
pemeliharaan. Pada tahapan propinsi.
pemeliharaan tidak dilakukan oleh
peneliti karena dilakukan oleh DAFTAR PUSTAKA
pengguna yaitu admin dan user.
2. Sistem informasi penataan guru Darmi. 2015. “Kompetensi Guru Produktif
SMK berbasis kompetensi yang Dalam Meningkatkan Sikap
dihasilkan berada pada kategori Kewirausahaan Siswa Pada SMK
valid, sehingga layak digunakan Negeri 3 Banda Aceh”, Jurnal
untuk uji coba lapangan terhadap Administrasi Pendidikan
responden sebagai pengguna Pascasarjana Universitas Syiah
Selanjutnya, kepraktisan sistem Kuala, III(1), hlm. 33-45
informasi penataan guru SMK

Pengembangan Sistem Informasi......


60 Jurnal Mekom

Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Siswantari. 2013. “Tinjauan Kritis


Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi. Terhadap Peraturan Bersama Lima
Jogiyanto. 2009. Sistem Teknologi Menteri Tentang Penataan Dan
Informasi. Yogyakarta : Andi Pemerataan Guru Pegawai Negeri
Kadir, Abdul. 2008. Dasar Pemrograman Sipil”, Jurnal Pendidikan dan
Web Dinamis Menggunakan PHP. Kebudayaan, XIX(3), hlm.421-429.
Yogyakarta : Andi. Suwandi. 2016. “Analisis Studi Kebijakan
Kadir, Abdul. 2014. Pengenalan Sistem Pengelolaan Guru SMK DALAM
Informasi. Yogyakarta : Andi. Rangka Peningkatan Mutu
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan”, Jurnal Pendidikan
2011. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Teknologi dan Kejuruan, XXIII(1),
Peraturan Bersama tentang Penataan hlm. 90-100.
dan Pemerataan Guru PNS. Taniredja, Tukiran, Pudjo Sumedi &
Kurniasih, Imas & Berlin Sani. 2015. Muhammad Abduh. 2004. Guru
Sukses Uji Kompetensi Guru. Yang Profesional. Bandung :
Surabaya: Kata Pena Alfabeta
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2013. Filsafat
Pendidikan Teknologi, Vokasi dan
Kejuruan :Alfabeta.
Peraturan Bersama 5 Menteri Tahun 2011
Tentang Penataan dan Pemerataan
Guru.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2007.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara No.16 Tahun 2009
tentang jabatan fungsional guru,
Pasal 3.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
Rosa, A.S & M. Shalahuddin, 2013.
Rekayasa Perangkat Lunak. Bandung
: Informatika
Raharjo, Budi, 2011. Belajar Otodidak
Membuat Database menggunakan
MySQL. Bandung : Informatika
Rani Susanto & Anna Dara Andriana. 2016.
“Perbandingan Model Waterfall dan
Prototyping untuk Pengembangan
Sistem Informasi”, Jurnal Sistem
Informasi, XIV(1), hlm. 41-46.
Sidik, B.& Pohan, H. I. 2009.
Pemrograman Web HTML. Bandung
: Informatika.

Jurnal Mekom, Vol.4 No.2 Agustus 2017

Anda mungkin juga menyukai