ARTIKEL
Nurjanna1
Diajukan Oleh :
NURJANNA
051219182
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK
STISIPOL CANDRADIMUKA
PALEMBANG
2014
1
2
3
1.
2.
3.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di abad era globalisasi ini, dunia
semakin cepat berkembang. Berbeda dengan
abad-abad sebelumnya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang luar
biasa disegala bidang terutama di bidang
informasi
dan
teknologi
komunikasi
(Information and Communication Technology
(ICT)) yang serba canggih dan otomatis telah
membuat dunia ini semakin sempit. Karena
kecanggihan teknologi ICT ini menyebabkan
beragam informasi dari berbagai sudut dunia
1.
2.
3.
1.
2.
3.
c.
2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan
identifikasi
masalah
yang
telah
diuraikan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: Bagaimanakah
kompetensi pedagogik guru SMP
Negeri di Kecamatan Sukarame
Palembang?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai
dalam penelitian adalah untuk mengetahui
kompetensi pedagogik guru SMP Negeri di
Kecamatan Sukarame Palembang.
C. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang berarti untuk
perkembangan konsep dan teori khususnya
tentang kinerja SDM dalam hal ini pada
lembaga pendidikan yaitu
Kompetensi
Pedagogik Guru.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dan menambah
wawasan bagi penulis khususnya, dan para
pembaca pada umumnya termasuk masukan
bagi UPTD Pendidikan, Kepala Sekolah,
Guru SMP Negeri di Kecamatan Sukarame
Palembang dalam mengambil langkahlangkah kebijakan yang tepat dan efisien
guna menciptakan kinerja guru dalam
mengembangkan
kompetensi
pedagogiknya.
METODE PENELITIAN
Metode
dalam
penelitian
ini
merupakan metode penelitian deskriptif
kualitatif yaitu penelitian tentang data yang
dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk
kata-kata yang disusun dalam kalimat dan
gambar seperti kalimat hasil wawancara antara
peneliti dan informan. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomenafenomena sosial dari sudut perspektif
partisipan yaitu orang-orang yang diajak
wawancara, diobservasi, diminta memberikan
data, pendapat, pemikiran dan persepsinya
(Sukmadinata, 2006: 94).
Metode penelitian kualitatif atau
naturalistik adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
Variabel
penelitian
pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan. Menurut
Hatch dan Farhady (1981) variabel
adalah atribut dari seseorang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain. Penelitian ini memiliki
variabel tunggal, yaitu Kompetensi
Pedagogik Guru SMP Negeri.
Keban (1998 : 23) menjelaskan
bahwa
cara
pengukuran
variabel
penelitian biasannya dirumuskan dalam
bentuk definisi konsep dan definisi
operasional variabel. Defenisi konsep
berusaha
menggambarkan
batasan
masing-masing variabel yang diteliti,
sementara
definisi
operasional
menjelaskan cara atau metode variabel
tersebut diukur.
2.
Definisi
Konseptual
Definisi konsep secara umum
yaitu sesuatu yang diterima dalam
pikiran atau suatu ide umum dan abstrak.
Menurut Singarimbun dan Effendi (1995
: 32), definisi konsep adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan secara
abstrak kejadian, keadaan kelompok atau
individu yang menjadi pusat perhatian
ilmu sosial. Definisi konsep dalam
penelitian ini yaitu:
a.
b.
c.
d.
3.
Definisi Operasional
Untuk mengukur suatu variabel di
dalam suatu penelitian perlu adanya definisi
operasional.
Menurut
Moh.
Nasir
(1999:152) Definisi Operasional adalah
suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau
memberikan
operasional
diperlukan untuk mengukur variabel.
VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
1. Pemahaman
Terhadap Peserta
Didik
a.
b.
2.
a.
Perencanaan
Pembelajaran
Analisis
Kompetensi
Pedagogik
Guru
b.
c.
d.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Pelaksanaan
Pengembangan
Peserta Didik
Evaluasi Belajar
yang
a.
b.
c.
a.
b.
Rancangan
pembelajaran
kelas
dengan
Motivasi Belajar
Fasilitas
Mendorong Peserta Didik
Untuk Berpasrtisipasi Aktif
Sebagaimana
ditetapkan
dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
16 Tahun 2007.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap pendidik, meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan
sosial. Adapun definisi dari masing-masing
kompetensi tersebut adalah:
a. Kompetensi
pedagogik
adalah
kemampuan mengelola pembelajaran
peserta
didik
yang
meliputi
pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi
kepribadian
adalah
kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi
profesional
adalah
kemampuan
penguasaan
materi
pembelajaran
secara
luas
dan
mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan.
d.
Kompetensi sosial adalah
kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali murid
dan masyarakat sekitar (UU No.14
tahun 2005, UU No.20 tahun 2003, PP
No.19 tahun 2005 dan Permendiknas
No.11 tahun 2005).
E. Informan
Arikunto (2007: 122) menjelaskan
bahwa informan dapat disamakan dengan
partisipan penelitian, yaitu subyek
penelitian dimana dari mereka data
penelitian
diperoleh.
Hal
serupa
disampaikan oleh Hubermen dan Miles
(dalam Bungin, 2003: 89) bahwa selain
menjadi sumber data dan informasi,
informan juga berfungsi sebagai pemberi
umpan balik terhadap data penelitian
dalam rangka cross check data.
Dalam penelitian ini, Informan dipilih
dari SMP Negeri 11, SMP Negeri 26 dan
memberikan
data
kepada
pengumpul data, misalnya
melalui dokumen atau orang
kedua.
Berkaitan dengan penelitian ini,
data primer antara lain bersumber dari
hasil wawancara dengan informan
terutama dengan Guru SMP Negeri 11
Kecamatan
Sukarame
Palembang.
Sedangkan data sekunder dipilih melalui
sumber tidak langsung, berupa literatur
yang terkait dengan fokus penelitian,
dokumen, dan laporan penelitian baik
cetak
maupun
elektronik
guna
mendukung data primer.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif yang
menjadi instrument utama adalah terjun ke
lapangan dan berusaha mengumpulkan
informasi melalui observasi dan wawancara
yang dilakukan bersifat terbuka dan tidak
terstruktur. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Teknik
observasi
merupakan
teknik ketika peneliti mengamati fenomena
yang terjadi di lapangan pada saat proses
penelitian sedang berjalan. Pengamatan
dilakukan dengan jalan mengkaitkan dua
hal, yaitu informasi (apa yang tejadi)
dengan konteks (hal-hal yang berkaitan
dengan
sekitarnya)
sebagai
proses
pencarian makna). Dengan pengamatan ini
diharapkan dapat mencatat peristiwa dalam
situasi yang berkaitan dengan pengamatan
professional maupun pengamatan yang
langsung diperoleh dari data, memahami
situasi sulit yang bekembang di lapangan
dan sebagai recheck data yang ada
sebagaimana dikemukakan oleh Guba dan
Linclon
(Moleong,
2004:125-126).
Observasi dalam penelitian ini adalah
observasi
non
partisipan.
Peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke
lokasi penelitian, yaitu SMP Negeri 11,
SMP Negeri 26 dan SMP Negeri 40 di
Kecamatan Sukarame Palembang.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu
teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber
data. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog atau tanya jawab secara
10
3.
11
12
c. Kemampuan mengenai
angka
(number)
d. Kemampuan keruangan (space)
e. Kemampuan ingatan (associative
memory)
f. Kecepatan persepsi (perceptual speed)
g. Kemampuan menalar (induction,
general reasoning)
2. Kreativitas
Cara
kedua
untuk
mengetahui
keberbakatan anak dapat dilihat dari
kreativitasnya. Kreativitas merupakan
kemampuan untuk membuat kombinasi
baru berdasarkan data, informasi, atau
unsur-unsur yang ada. Kreativitas juga
merupakan kemampuan berdasarkan
data atau informasi yang tersediamenemukan
banyak
kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana
penekanannya adalah pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
3. Motivasi
Cara ketiga untuk memahami potensi
peserta didik adalah dapat dilihat dari
komitmen tugas anak atau motivasi
intrinsik peserta didik. Motivasi intrinsik
dapat diartikan sebagai dorongan kuat
yang bersumber dari dalam diri anak
untuk melakukan sesuatu (belajar). Bila
anak mau belajar karena tergiur oleh
hadiah yang akan diberikan orang tuanya
maka motivasi yang dimiliki anak
disebut sebagai motivasi ekstrinsik.
4. Tes Kepribadian
Cara lain untuk mengidentifikasi potensi
anak
adalah
berdasarkan
tipe
kepribadiannya.
Berdasar
tes
kepribadian maka diperoleh data yang
bersifat kualitatif-deskriptif. Biasanya
tes ini bersamaan dengan tes-tes
psikologi
lainnya.
Berdasar
tes
kepribadian akan diperoleh deskripsi
tentang ciri-ciri kepribadian anak
sebagai bahan untuk menentukan sumber
timbulnya kesulitan belajar. Gangguan
emosi merupakan hal yang sering
menghambat kemantapan belajar anak
baik di sekolah maupun di rumah.
Melalui wawancara dan pengamatan
seringkali bisa diperoleh data-data yang
penting, tetapi seringkali pula harus
dilakukan tes kepribadian untuk bisa
memancing
hal-hal
yang
lebih
mendalam
dan
mendasar
pada
kepribadian anak.
13
PAIKEM.
PAIKEM adalah
singkatan
dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
efektif, dan Menyenangkan. Pembelajaran ini
sudah dipraktikkan langsung oleh beberapa
lembaga pendidikan di Indonesia.
Aktif di sini adalah dalam proses
pembelajaran seorang guru harus dapat
menjadikan suasana belajar yang menyenangkan
sehingga meningkatkan hasrat peserta didik
untuk aktif bertanya, mengemukakan pendapat,
dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Inovatif artinya siswa mampu melakukan caracara baru dalam belajar. Mereka akan belajar
sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
Kreatif adalah siswa diharapkan mampu
menemukan atau menciptakan hal-hal baru dari
pembelajaran yang diberikan. Sedangkan efektif
adalah materi yang diberikan langsung
menembak kepada sasaran yang tepat, dan pada
akhirnya membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan. Menyenangkan bagi pendidik
dan peserta didik.
Dalam melakukan komunikasi dengan
peserta didik haruslah dengan sikap menghargai,
empati, didengar oleh siswanya, terbuka dan
rendah hati. Rasa empati dalam suatu
komunikasi akan memampukan kita untuk dapat
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan
sikap yang akan memudahkan penerima pesan
(receiver) menerimanya. Kita perlu saling
memahami dan mengerti keberadaan, perilaku
dan keinginan dari siswa. Rasa empati akan
menimbulakan respek atau penghargaan, dan
rasa respek akan membangun kepercayaan yang
merupakan unsur utama dalam membangun
sebuah suasana
kondusif di dalam proses
belajar-mengajar.
Hal terakhir yang harus ada di dalam diri
para pendidik adalah sikap mental yang dipenuhi
semangat dan kesungguhan. Semua teori yang
disebutkan di atas tidak akan cukup berat jika
memang tidak dibarengi dengan sebuah
kesungguhan dan semangat yang kita singkat
dengan SOUL (4 spirit for SOUL).
1. Spirit for Servicing
Hal ini mungkin menjadi sesuatu yang
sering
dilupakan
insan
pendidikan.
Pekerjaan mulia yang ada di hadapan
sering kali tidak dibungkus dengan sebuah
semangat yang tulus untuk melayani.
Melayani murid tercinta, melayani orang
yang memberikan kepercayaan kepada
gurunya,
melayani cikal bakal kader
bangsa calon penyelamat bangsa untuk
keluar dari krisis. Munculkan semangat ini
14
2.
3.
15
4.
5.
2.
3.
4.
E. Saran
Mengacu pada kesimpulan di atas, saran
yang dapat diajukan sebagai berikut:
1. Untuk mengembangkan potensi ajar, guru
SMP Negeri di Kecamatan Sukarame
Palembang
harus dapat memanfaatkan
fasilitas belajar yang telah tersedia di
sekolah, sehingga secara kritis mampu
menentukan materi dan metode yang tepat
dan baik dalam penyajian pembelajaran, dan
menyenangkan bagi siswa yang tengah
belajar. Hal ini juga dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik.
Arikunto,
Suharsimi.
2007.
Manajemen
penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Buchari, Alma., Dkk, 2009. Guru Profesional:
Menguasai Metode dan Terampail
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Danim,
Sudarwan. 2011.
Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
1.
2.
3.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Djumhur dan Muh. Surya. 1985. Manajemen
Modern. ACI. Surabaya
Farhady, H and Hatch, E. 1981. Research and
Language: A Survey of Basic Concepts
and Implications. Michigan State
University.
Profesi
16
Mulyasa,
E.
2008. Implementasi
KTSP,
Kemandirian
Guru
dan
Kepala
Sekolah, Ed. I, Cet. I; Jakarta: Bumi
Karsa.
17
http://disdikpora.palembang.go.id/
tanggal 26 Juli 2013)
(diakses
1.
2.
3.