Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI Jenis Ujian : Ujian Aakhir Semester

(UNINDRA) Nama : Fajar Husen


FAKULTAS PASCASARJANA NPM : 20227379149
SEMESTER GANJIL T.A. 2023/2024 Program Studi : IPS
Jl. Nangka No.58C Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan Mata Kuliah : Kurikulum Pendidikan IPS
Tlp.: (021) 78835283 – 7818718 ext .: 104 Kelas/Semester : RA/1a/1b/1c/2n/2o *)/Semester 2
Dosen : DR.Sahat T. Simorangkir, M.Pd

1. Sebagai kepala sekolah, fokus utama saya adalah meningkatkan keempat kompetensi guru di sekolah
ini, dengan penekanan khusus pada efisiensi dan efektivitas. Langkah pertama yang akan saya ambil
adalah menerapkan sistem penilaian kinerja yang objektif untuk mengevaluasi kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial guru dengan cara yang dapat diukur. Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut, saya akan merancang program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan
individu guru, memastikan bahwa mereka dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran terbaru
secara efektif di dalam ruang kelas. Selain itu, saya akan memperkuat program mentoring dan coaching
untuk memberikan dukungan langsung kepada guru dalam pengembangan profesional mereka. Dalam
usaha mencapai tujuan ini, penggunaan teknologi akan diintegrasikan untuk memfasilitasi pembelajaran
mandiri dan kolaborasi antar guru. Saya juga akan mendorong partisipasi aktif guru dalam kegiatan
komunitas pendidikan dan memastikan kebijakan kesejahteraan guru diberikan perhatian serius. Dengan
komitmen kepemimpinan yang kokoh, saya berharap dapat menciptakan lingkungan sekolah yang
mendukung pertumbuhan dan pengembangan komprehensif guru, yang pada gilirannya akan berdampak
positif pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.

2. Implementasi Proyek Profil Pelajar Pancasila di Satuan Pendidikan di Indonesia dihadapi oleh beberapa
hambatan dari berbagai pihak, yakni peserta didik, pendidik/guru, dan orang tua.
Dari perspektif peserta didik, tantangan utama mungkin terkait dengan pemahaman dan penerimaan
terhadap nilai-nilai Pancasila. Beberapa siswa mungkin belum sepenuhnya memahami atau
menginternalisasi konsep moral dan etika yang terdapat dalam Pancasila. Solusi untuk mengatasi
hambatan ini mencakup pengembangan program pembelajaran yang menarik dan relevan dengan
kehidupan sehari-hari, serta promosi nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan ekstrakurikuler dan
bimbingan konseling.
Dari sudut pandang pendidik atau guru, hambatan dapat melibatkan pemahaman mendalam
terhadap nilai-nilai Pancasila dan kemampuan mentransfer nilai-nilai tersebut kepada peserta didik.
Solusi yang dapat diadopsi termasuk pelatihan dan pengembangan profesional secara berkala untuk
meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke
dalam proses pembelajaran.
Peran orang tua juga sangat penting dalam mendukung Proyek Profil Pelajar Pancasila. Hambatan
mungkin muncul dari kurangnya keterlibatan atau pemahaman orang tua terhadap nilai-nilai Pancasila
yang diajarkan di sekolah. Solusinya melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah, seperti pertemuan
orang tua-guru dan workshop pendidikan keluarga, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka
tentang nilai-nilai Pancasila dan mendukung penerapannya di rumah.
Secara keseluruhan, kerjasama antara sekolah, peserta didik, guru, dan orang tua menjadi kunci untuk
mengatasi tantangan penerapan Proyek Profil Pelajar Pancasila. Dengan upaya bersama dan komunikasi
yang efektif, dapat diciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan karakter dan
memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia.

3. Asesmen, dalam pengertian yang sederhana, mencakup proses pengukuran dan non-pengukuran yang
bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai karakteristik peserta didik sesuai dengan ketentuan
tertentu. Implementasi asesmen pembelajaran menjadi langkah krusial dalam memperoleh beragam
informasi yang menjadi dasar pengambilan keputusan terkait siswa, termasuk dalam hal kurikulum,
program pembelajaran, dan kebijakan sekolah.
Dalam Kerangka Kurikulum Merdeka, terdapat tiga jenis asesmen, masing-masing dengan tujuan dan
manfaatnya dalam pengembangan pembelajaran. Pertama, asesmen formatif dirancang untuk
memberikan umpan balik sepanjang proses pembelajaran, dengan tujuan agar guru dapat menyesuaikan
metode dan materi mengajar sesuai kebutuhan siswa. Manfaatnya terletak pada perbaikan berkelanjutan
dalam pengajaran guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa.
Kedua, asesmen sumatif difokuskan pada penilaian akhir hasil belajar siswa, bertujuan memberikan
gambaran menyeluruh tentang pencapaian siswa pada periode tertentu. Manfaat utamanya adalah
mengevaluasi efektivitas kurikulum dan program pembelajaran secara keseluruhan, serta memberikan
landasan untuk pengembangan strategi pembelajaran di masa mendatang.
Terakhir, asesmen autentik menitikberatkan pada penilaian berbasis proyek atau situasi dunia nyata
yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tujuannya adalah mengukur kemampuan siswa
dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam konteks situasi nyata.
Manfaatnya mencakup pengembangan keterampilan praktis siswa dan memastikan relevansi
pembelajaran dengan kebutuhan dunia kerja atau kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami dan mengimplementasikan ketiga jenis asesmen ini, diharapkan Kurikulum
Merdeka dapat menciptakan pembelajaran yang lebih fleksibel, relevan, dan efektif, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

4. Dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka, peran guru menjadi sangat krusial dalam menyusun kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, konteks sosial, budaya, dan ekonomi lokal. Guru bukan
hanya menjadi fasilitator pembelajaran, melainkan juga perancang pembelajaran yang memahami
karakteristik unik setiap peserta didik. Kolaborasi guru dengan peserta didik, orang tua, masyarakat, dan
pihak lainnya menjadi fokus utama untuk memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan
memberikan manfaat maksimal bagi peserta didik dan masyarakat.
Guru berfungsi sebagai peneliti yang sensitif terhadap kebutuhan individual setiap peserta didik.
Dengan memahami variasi dalam kelas, guru dapat menyesuaikan metode pengajaran, materi
pembelajaran, dan penilaian agar sesuai dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman masing-masing
siswa. Kolaborasi dengan peserta didik menjadi kunci dalam mengenali potensi, kebutuhan, dan minat
mereka, sehingga kurikulum dapat dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang berarti.
Selain itu, guru juga memiliki peran sebagai fasilitator interaksi antara peserta didik, orang tua, dan
masyarakat. Melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran memungkinkan guru untuk mendapatkan
pemahaman lebih mendalam tentang latar belakang dan lingkungan peserta didik, yang dapat
mendukung penyesuaian kurikulum. Kolaborasi dengan masyarakat juga memungkinkan integrasi unsur
lokal yang relevan dalam pembelajaran, meningkatkan relevansi kurikulum dengan kehidupan sehari-
hari peserta didik.
Dengan peran ini, guru dalam Kerangka Kurikulum Merdeka tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga
sebagai pemimpin pendidikan yang memastikan bahwa proses pembelajaran berlangsung secara efektif,
relevan, dan memberikan dampak positif bagi perkembangan peserta didik dan masyarakat lokal.

5. Salah satu keunggulan penerapan Kurikulum Merdeka adalah penciptaan pembelajaran yang lebih
sesuai dan berinteraksi. Dalam situasi ini, pembelajaran melalui kegiatan proyek menjadi alat yang
efektif untuk memberikan peluang yang lebih besar kepada peserta didik dalam aktif menjelajahi
potensi diri mereka, termasuk pengembangan minat dan kemampuan belajar. Bagaimana cara untuk
mengembangkan minat dan kemampuan belajar peserta didik terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) sesuai dengan pendekatan pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka?
Langkah awal adalah memahami minat dan kebutuhan belajar peserta didik terkait mata pelajaran IPS.
Guru perlu melakukan pengamatan dan interaksi yang mendalam dengan siswa untuk mengidentifikasi
minat dan preferensi mereka terhadap topik-topik dalam IPS. Dengan memahami hal ini, guru dapat
merancang kegiatan proyek yang relevan dan menarik bagi peserta didik, sesuai dengan potensi dan
minat mereka.
Selanjutnya, guru dapat menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis proyek di mana peserta didik
aktif terlibat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek-proyek terkait dengan mata
pelajaran IPS. Proyek-proyek tersebut dapat dirancang sedemikian rupa sehingga melibatkan berbagai
aspek seperti penelitian, presentasi, diskusi, dan aplikasi praktis, sehingga peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan analisis, sintesis, dan keterampilan sosial.
Selain itu, pemanfaatan teknologi modern dan sumber daya digital dapat diadopsi untuk meningkatkan
interaktivitas dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran IPS. Pemanfaatan sumber daya daring,
simulasi, dan platform pembelajaran elektronik dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang
lebih menarik dan relevan dengan dunia nyata.
Dengan menggabungkan pendekatan berbasis proyek, pemahaman mendalam terhadap minat peserta
didik, dan pemanfaatan teknologi, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang
memberdayakan peserta didik dalam mengembangkan minat dan kemampuan belajar mereka terhadap
mata pelajaran IPS sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka.

Anda mungkin juga menyukai