BAB I
PENDAHULUAN
tepat dan bermutu. Saat ini sistem evaluasi kinerja dosen belum dapat
memberikan informasi dengan tepat dan akurat. Salah satu faktor yang
menjadi penyebab adalah proses penyalinan dokumen-dokumen dalam
jumlah banyak dan proses pengoreksian ulang dokumen dan pengeditan
yang yang masih dilakukan secara manual. Hal ini banyak menyita waktu dan
kurang menjamin keakuratan informasi yang dihasilkan. Penyebab yang
lainnya adalah masih banyak mahasiswa yang kurang mempedulikan
pentingnya sistem evaluasi dosen ini dan menganggap hal tersebut bukan
prioritas, sehingga informasi yang dihasilkan kurang optimal.
Decision Support System (DSS) atau Sistem penunjang Keputusan (SPK)
adalah salah satu cara mengorganisir informasi yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam membuat keputusan. Sistem penunjang keputusan dirancang
untuk pendekatan penyelesaian masalah para pembuat keputusan dan dapat
digunakan pada semua divisi-divisi dalam suatu organisasi. Dalam proses
pengambilan keputusan, telah banyak digunakan model-model matematika
dalam menyederhanakan suatu permasalahan yang dihadapi. Model Analytical
Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu model pengambilan keputusan
yang sering digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai
alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau
multikriteria. Dengan menggunakan analytical hierarchy process, prioritas yang
dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan
partisipasif. Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi
dan partisipasi, AHP akan sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas
kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.
Untuk meningkat kepedulian mahasiswa Jurusan di STIKOM PELITA
INDONESIA PEKANBARU diperlukan sistem informasi evaluasi kinerja dosen di
STIKOM PELITA INDONESIA PEKANBARU yang mengggunakan Komputer
sebagai alat bantu utama dalam mengevaluasi kinerja dosen mengajar
sehingga mampu memberikan informasi yang baik dan optimal. Dalam
pengembangan perangkat lunak berbagai metoda telah banyak dikembangkan
dengan keunggulan masing- masing. Penulis ingin menggunakan salah satu
metoda yang ada (UML) didalam mengembangkan sistem ini dan sekaligus
4
dosen.
7. Sebagai salah satu referensi bagi dosen STIKOM PELITA
INDONESIA Pekanbaru untuk melakukan self assesment di
dalam memberikan pelayanan jasa akademik pada mahasiswa.
Program Strata Satu (S1) Akutansi, Menajemen dan Diploma Tiga Tiga
(DIII) Akutansi pada Sekolah Tinggi Inmu Ekonomi (STIE) Pelita Indonesia
dan Program Strata Satu (S1) Teknik Informatika dan Sistem Informasi
pada Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Pelita Indonesia, dimana
metode pengajaran dilaksanakan melalui perkuliahan umum (general
study) yang meliputi teori tatap muka, diskusi, seminar, dan simulasi.
sedangkan pelaksanaan praktek dilakukan dengan menggunakan fasilitas
lengkap yang dilaksanakan pada laboratorium komputer, laboratorium
akutansi, laboratorium teknik dan berbagai media yang digunakan dalam
rangka menunjang program pendidikan.
Selain itu juga dilaksankan Sistem Kredit Semester (SKS) dengan
mata kuliah yang harus diselesaikan sebanyak 152 SKS untuk jenjang S1
Aktans, 151 SKS untuk jenjang S1 Menajemen, kedua jenjang S1 ini untuk
kemudian menyandang gelar"Sarjana Ekonomi (SE)" kemudian untuk jenjang
D3 Akutansi mata kuliah yang harus diselesaikan sebanyak 120 SKS dan
berhak menyandang gelar "Ahli Madya (A.Md)" sedangkan untuk jenjang
S1 Teknik Informatika dan Sistem Informasi mata kuliah yang harus
diselesaikan sebanyak 150 SKS dan untuk selanjutnya berhak menyandang
gelar "Sarjana Komputer (S.Kom)".
Salah satu kelebuhan dari program yang kami sajikan adalah
dengan sistem "Duel Program Duel Degree" yaitu sistem Pendidikan yang
disajikan dengan kombinasi pendidkan non formal pada PSI -1 tahun
Stepen Komputer Pekanbaru dengan pendidikan formal pada STIE Pelita
Indonesia dan / atau STIKOM Pelita Indonesia, dimana warga belajar dan
mahasiswa dapat mengikuti program pendidikan secara bersamaan atau
dapat memperoleh dua gelar dengan mengikuti Program S1 Ekonomi atau
D3 Akutansi dengan Program S1 Komputer secara bersama.
Yayasan Pelita Indonesia saat ini memiliki tiga lembaga pendidikan
yang terbagi atas beberapa jurusan yang disajikan, antara lain :
1. Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Pelita Indonesia
a. S1 Teknik Informatika
b. S1 Sistem Informasi
9
Tugas dan Tanggung jawab atau wewenang Wakil Ketua III Biadang
Kemahasiswaan :
- Menyusun program bidang kemahasiswaan yang meliputi pembinaan
organisasi, peiayanan kesejahteraan dan kegiatan mahasiswa dan alumni.
- Memimpin, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan dan alumni.
- Memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab atau wewenangnya kepada Ketua STIKOM PELITA
INDONESIA PEKANBARU.
J. Kepala Laboratorium
Tugas dan wewenang Kepala Laboratorium:
- Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikum.
- Memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
wewenangnya kepada Ketua program studi.