Anda di halaman 1dari 25

UJIAN AKHIR SEMESTER

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN II

Disusun Oleh :

NAMA : AHMAD MUZANNI


NIM : E1R014002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2017
1. Kondisi pembelajaran Matematika berbeda-beda khususnya pada satuan pendidikan yang
sama.misal sesama SMP/MTs atau SMA/MA Anda diminta memberikan kajian analisis
evaluatif dari permasalahan secara menyeluruh dan memberikan solusi yang terbaik dilihat
dari aspek pembelajaran sebagai satu sistem untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Matematika, tentunya sangat spesifik (idealnya).
Jawab:
Dalam dunia pendidikan sekarang masalah yang saring terjadi di sekolah adalah kurangnya
tingkat pemahaman dari peserta didik tentang materi yang di sampaikan oleh guru terutam
dalam matematika. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman siswa yaitu :
faktor guru,faktor siswa,dan faktor lingkungan.
a. Faktor guru
Guru, dalam proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru,
apalagi untuk peserta didik pada usia pendidikan menengah, tidak mungkin dapat
digantikan oleh perangkat lain, seperti televisi, radio, komputer, dan lain sebagainya.
Sebab, peserta didik adalah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan
bimbingan dan bantuan orang dewasa. Hal ini membuat pentingnya cara penyampaian
materi oleh guru agar peserta didik dapat dengan nyaman menerima materi yang di
berikan. Selain itu sikap guru juga dapat jadi panutan peserta didik agar setelah selesai
menempuh pendidikan peserta didik akan menjadi orang yang di raharapkan.
b. Faktor peserta didik
Siswa sebagai organisme yang menerima materi pembelajaran yang sebagian besar
diproleh dari guru. Latar belakang peserta didik sangat mempengaruhi jalannya proses
pembelajaran. Adakalanya ditemukan peserta didik yang sangat aktif (hyperkinetic) dan
ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan peserta didik yang memiliki
motivasi yang rendah dalam belajar. Semua itu akan memengaruhi proses pembelajaran
di dalam kelas. Sebab, bagaimanapun faktor peserta didik dan guru merupakan faktor
yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan disini lebih menjurus kepada lingkungan sekolah dan kelengkapan alat-
alat yang ada di satuan pendidikan tersebut.biasanya semakin bagus lingkungan tempat
peserta didik maka semakin bagus hasil pembelajaran di dalam kelas. Misalkan jika
lingkungan peserta didik tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi maka peserta
didik juga akan memiliki motivasi belajar yang baik. Tetapi motivasi peserta didik yang
tinggi saja tidak cukup untuk dapat membuat peserta didik mudah memhami materi yang
di berikan dalam pembelajaran. Alat-alat pendukung juga sangat berperan penting dalam
proses pembelajaran seperti kelengkapan alat peraga,lcd,ruang kelas yang nyaman, dan
lain sebagainya yang mampu membuat siswa nyaman dalam proses pembelajaran.
Kesimpulannya peran guru ketika memberikan materi matematika sangat besar dan hal
tersebut dapat di optimalkan lagi dengan kelengkapan alat untuk proses pembelajaran
matematika serta lingkungan sekolah yang memiliki motivasi belajar yang tinggi
senhingga peserta didik sapat menyerap materi secara maksimal.

2. Dalam konteks kondisi di lapangan (sekolah) khususnya terkait implementasi kurikulum


Matematika di sekolah (SMP dan SMA) sebagian besar sekolah kembali melanjutnya
kurikulum 2013 dan masih tetap banyak masalah. Anda diminta menngkaji permasalahan
tersebut terkait dikaitkan dengan kemampuan guru Matematika dalam mengelola
pembelajaran dan mengevaluasi proses dan hasil belajar Matematika.
Jawab:
Masalah yang sering di sepelekan biasanya adalah guru yang masih belum mampu
menguasai teknologi medern. Hal ini berakibat pada perbedaan paham dimana peserta didik
sudah bisa mengakses materi matematika melalui internet. Akan terjadi miss ketika guru yang
masih memakai pemikiran bahwa guru sebagai sumber belajar yang akan membuat kurangnya
pemahaman siswa ketika proses pembelajaran. Teknologi modern juga dapat membantu
ketika proses pembelajaran misalkan ketika pembelajaran matematika dengan materi bangun
ruang guru dapat menggunakan lcd dan laptop dan menggunakan aplikasi untuk menggambar
bangun ruang yang dapat dilihat peserta didik dengan lebih jelas. Teknologi juga dapat
dimanfaatkan untuk membantu proses evaluasi pembelajaran yaitu dengan cara menginput
data keseharian peserta didik kemudian dibuatkan sebuah grafik untuk melihat apakah peserta
didik mengalami kemajuan atau tidak hal ini akan lebih mudah di lakukan dengan aplikasi
yang sudah ada.

3. Berikut diagram atau gambar mengenai system pembelajaran, anda dimita memberikan
penjelasan melalui pengkajian diagram tersebut dan memberikan penilaian terkait dengan
pencapaian hasil belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh sejumlah sub komponen dalam
sistem tersebut serta di dukung teori-teori dan literature/sumber pustaka terbaru..

Gambar Sistem Pembelajaran (www.google.com, 2014)

Jawab:
Pembelajaran sebagai suatu sistem dapat dibagi menjadi tiga yaitu input,proses,otput.
a. Input
Dalam input terdapat silabaus dimana silabus ini terdiri dari taksonomi
pembelajaran,analisi kompetensi,kontrak belajar.
b. Proses
Dalam proses terdapat buku ajar,media, motivasi, metode instruksional, teori mengajar,
etika pembelajaran, keterampilan mengajar.
c. Output
Dalam output terdapat alternatif assasment dan teknik penilaian.
Kesimpulan yang dapat kita ambil yatu dalam pembelajaran sebagai sistem terdapat input
yaitu dimana dalam input terdapat silabus yang berfungsi sebagai acuan dasar dalam
pembelajaran dengan peserta didik. Dalam tahap proses yaitu dimana pembelajaran
dilakasanakan yaitu dimana guru menrapkan metode pembeljaran ang akan digunakan dan di
dukung dengan buku ajar serta media pembelajaran untuk mempermudah peserta didik dlaam
memahami materi yang din=berikan oleh guru, dalam hal ini juga guru memberikan motivasi
kepada siswa agar minat belajar siswa lebih besar, dan dalam hal ini keterampilan dan etika
guru dalam pembelajaran adalah kunci utama keberhasilan tahap proses ini. Output dalam hal
ini adalah hasil pembelajaran peserta didik dimana pada tahap ini pemahaman peserta didik
akan di ukur dengan cara tes yang dimana hasil dari tes tersebut akan menunjukan tingkat
pemahaman peserta didik yang menjadi tolak ukur apakan dalam tahap proses apa yang sudah
guru terapkan berhasil atau tidak.
4. Seperti anda pahami bahwa pembelajaran merupakan system yang terdiri dari sejumlah
komponen sub sistem, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung dari sistem secara
keseluruhan, Bagimana menurut anda untuk membentuk sistem yang kuat dan baik yang bisa
mendukung terjaminnya proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum
Matematika SMA 2013?
Jawab:
Seperti yang sudah saya jelaskan pada jawaban soal no 3 bahwa pembelajaran merupkan
suatu sistem terdiri dari tiiga komponen utama yaitu tahap input, tahap proses, tahap output.
Dalam hal ini tahap input terdiri dari silabus dimana dalam silabus berisi rincian materi apa
saja yang akan di berikan kepada peserta didik. Dalam hal ini guru harus benar-benar
memahami isi dari silabus tersebut agar nanti ketika masuk pada tahap proses tidak ada yang
miss karna dari silabus tersebut adalah perancangan untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam tahap input ini guru harus mempersiapkan apa saja yang di perlukan
ketika nanti masuk ke dalam tahap proses. Yang perlu di persiapkan dalam tahap input yaitu
merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar
dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku atau media cetak lainnya.
Kemudaian ketika tahap proses guru mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah
dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode
pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan
komitmen guru, persepsi, dan sikapnya terhadap peserta didik. Pendekatan sistem sebagai
suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar
mengajar, terjadinya interaksi antara peserta didik dan guru, dan memberikan kemudahan bagi
peserta didik untuk belajar secara efektif. Untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien
dibutuhkan pengelolaan komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen
pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, peserta didik, guru, metode, media, sarana,
lingkungan pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing komponen memberikan pengaruh
terhadap keberhasilan pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 mengacu pada 3 aspek penilaian yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotor. Pada proses output ini guru harus mengevaluasi ke tiga aspek tersebut. Dalam
hal ini guru dapat melakukan berbagai cara untuk mengevaluasi peserta didik dan tetap
mengacu pada 3 aspek tersebut. Misal guru dapat melakukan observasi untuk mengevaluasi
aspek afektif dan psikomotor dari peserta didik dan melakukan tes kepada untuk
mengevaluasi aspek kognitif dari peserta didik baik tes berupa isian singkat, pilihan ganda,
essay, dan lain sebagainya.

5. Interaksi dalam pembelajaran merupakan hal penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran
khususnya kurikulum 2013, namun dalam proses pembelajaran di lapangan/sekolah hal
tersebut belum bisa dikreasi secara baik. Bagaimana penjelasan anda terkait dengan masalah
tersebut khususnya dalam pembelajaran Matematika dan bagaimana membentukanya serta
bagaimana mengukurnya dengan instrument yang harsu anda buat?
Jawab:
Dalam proses interaksi antara guru dan siswa memiliki pola yang meliputi sebagai berikut:

a. Pola dasar interaksi

Dalam pola dasar interaksi belum terlihat unsur pembelajaran yang meliputi unsur guru, isi
pembelajaran dan peserta didik yang semuanya belum ada yang mendominasi proses interaksi
dalam pembelajaran. Dijelaskan bahwa adakalanya guru mendominasi proses interaksi,
adakalanya isi yang lebih mendominasi, adakalanya juga peserta didik yang mendominasi
interaksi tersebut atau bahkan adakalanya antara guru dan peserta didik secara seimbang
saling mendominasi.

b. Pola interaksi berpusat pada isi

Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan isi pembelajaran disatu sisi
dan peserta didik mempelajari isi pembelajaran tersebut disisi lain, namun kegiatan tersebut
masih berpusat pada isi/materi pembelajaran.

c. Pola interaksi berpusat pada guru

Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata bepusat pada guru, pada umumnya terjadi
proses yang bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi pembelajaran. Dalam praktik
pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada dipihak guru yang bersangkutan,
sedangkan peserta didik hanya menerima dan diberi pembelajaran yang disebut juga siswa
pasif.
d. Pola interaksi berpusat pada peserta didik

Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada peserta didik, peserta didik
merencanakan sendiri materi pembelajaran apa yang akan dipelajari dan melaksanakan proses
belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Peran guru lebih banyak bersifat
pasif, yakni membolehkan setiap kegiatan yang dilakukan para peserta didik dalam
mempelajari apapun yang dikehendakinya.

Untuk meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan sebaik-
baiknya dan pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat. Dengan cara
semacam ini, diharapkan hasil belajar lebih baik lagi sehingga terjadi keseimbangan keaktifan
baik dipihak guru maupun dipihak peserta didik

Dengan berbagai pola interaksi yang telah di jelaskan kita mengetahui ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi sebuah interaksi dalam proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi interaksi dalam kegiatan pembelajaran:

1. Faktor Tujuan

Tujuan pendidikan/pengajaran yang bersifat umum maupun khusus, umumnya berkisar pada
tiga jenis :

 Tujuan kognitif, tujuan yang berhubungan dengan pengertian dan pengetahuan


 Tujuan efektif, tujuan yang berhubungan dengan usaha merubah minat, setiap nilai, dan
alasan
 Tujuan psikomotorik, tujuan yang berkaitan dengan keterampilann menggunakan
telinga, tangan, mata, alat indra, dan sebagainya.
Tiga syarat utama untuk terwujudnya interaksi pengajaran yang edukatif, adalah:

 Merumusakan tujuan, menyempitkan lapangan tujuan umum ke dalam bentuk yang


tampak pada tingkah laku peserta didik;
 Mengkhususkan tujuan;
 Memfungsional tujuan, bahwa tujuan yang diharapkan nyata berguna bagi
perkembangan peserta didik.

2. Faktor Bahan Atau Materi Pengajaran

Penguasaan bahan oleh guru seyogyanya mengarah pada spesifik/ takhasus atas ilmu
kecakapan yang diajarkanya. Mengingat isi, sifat, dan luasnya ilmu , maka guru harus mampu
menguraikan ilmu atau kecakapan dan apa-apa yang akan di ajarkanya kedalam bidang ilmu
atau kecakapan yang bersangkutan. Penyusunan unsure-unsur atau informasi-informasi yang
baik itu bukan saja untuk mempermudah peserta didik untuk mempelajarinya, melainkan juga
memberikan gambaran yang jelas sebagai petunjuk dalam menetapkan metode pengajaran.

Isi bahan pengajaran itu luas sekali dan berbeda dalam tinggi rendah serta sukar mudahnya.
Macamnya pun banyak. Karenanya , sebelum menentukan bahan study pengajaran yang akan
di pelajari oleh peserta didik perlu di adakan pilihan terlebih dahulu. Pilihan itu biasanya
berdasarkan pada pedoman –pedoman tertentu agar keseluruhan bahan yang telah di tentukan
itu teratur dan mencerminkan suatu hal yang integral bagi hidup peserta didik selama di
sekolah sekarang, dan sesudahnya. Yang menentukan pedoman tersebut ialah
pihak Depdikbud.isi pedoman yang di maksud adalah di sekitar kesesuaian bahan pengajaran
dengan tujuan institusional, tujuan kurukulum, tujuan pengajaran, serta tujuan pendidikan
pada umumnya dan haluan Negara . selain itu , bahan pengajaran pula harus disesuaikan
dengan tingkatan jenjang pendidikan, tahap perkembangan jiwa dan jasmani peserta didik
serta kebutuhan-kebutuhan yang ada pada mereka.

3. Faktor Guru Dan Peserta Didik

Guru dan peserta didik adalah dua subjek dalam berinteraksi pengajaran. Guru sebagai pihak
yang berinisiatif awal untuk penyelenggaraan pengajaran, sedankan peserta didik sebagai
pihak yang secara langsung mengalami dan mendapatkan manfaat dari peritiwa belajar
mengajar yang terjadi. Guru sebagai pengarah dan pembimbing berdasarkan tujuan yang telah
di tentukan, sedang peserta didik ialah sebagai yang menuju pada arah tujuan melalui aktifitas
dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru.
Jadi kedua pihak ( guru dan peserta didik) menunjukan sebagai dua subjek pengajaran yang
sama-sama menempati status yang penting.

Kemudian untuk menjadikan perofesionaltas kerja guru setidaknya ia memiliki 4 bidang


utama.

 Guru harus mengenal setiap peserta didik yang dipercayakan kepadanya


 Guru harus memiliki kecakapan member bimbingan, sebab mengajar hakekatnya
membimbing.
 Guru harus memiliki dasar penetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan / pengajaran
 Guru harus memiliki pengetahuan bulat dan baru mengenai ilmu yang di ajarkan.
4. Faktor Metode

Metode adalah suatu kata kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai alat untuk
mencapai satu tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaianya.
Tetapi tidak ada satu metode pun yang di katakana paling baik/ dipergunakan bagi semua
macam usaha pencapaian tujuan, baik tidaknya , tepat tidaknya satu metode di pengaruhi oleh
berbagai factor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai.

Metode mengajar/pengajaran, selain ditentukan/dipengaruhi oleh tujuan juga oleh factor


kesesuaian dengan bahan, kemampuan guru untuk menggunakannya, keadaan peserta didik,
dan situasi yang melingkupinya. Dengan kata lain, penerapan suatu metode pengajaran harus
memiliki:
 Relevansi dengan tujuan
 Relevansi dengan bahan
 Relevansi dengan kemampuan guru
 Relevansi dengan keadaan peserta didik
 Relevansi dengan situasi pengajaran.

Secara umum metode-metode pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi dua:


 Metode pengajaran individual
 Metode pengajaran kelompok/klasikal.

Adapun macam-macam metode itu sesungguhnya tidak terbatas banyaknya sekadar


mengenal sebagian metode, dibawah ini penulis sebutkan sebagian dari banyak metode.
 Metode ceramah/persentasi/kuliah mimbar
 Metode diskusi (dengan segala jenisnya)
 Metode Tanya jawab
 Metode resitasi/penugasan
 Metode experiment
 Metode proyek
 Metode karya wisata
 Metode-metode lainnya.

5. Faktor Situasi

Yang dimaksud situasi adalah suasana belajar atau suasana kelas pengajaran. Termasuk dalam
pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan peserta didik, keadaan guru, keadaan
kelas-kelas pengajaran yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena
penggunaan suatu metode. Terhadap situasi yang dapat diperhitungkan, kita (guru) dapat
menyediakan alternative metode-metode mengajar dengan mengingat kemungkina-
kemungkinan perubahan situasi. Situasi pengajaran yang kondusif (mendukung) sangat
menentukan dan bahkan menjadi salah satu indicator terciptanya interaksi pengajaran, yang
edukatif sifatnya.
Terhadap situasi yang tidak dapat diperhitungkan yang disebabkan oleh perubahan secara
tiba-tiba diperlukan kecekatan untuk mengambil keputusan dengan segera mengenai cara-
cara/metode-metode yang akan digunakan. Ketrampilan berimprovisasi dan kesigapan
mengambil keputusan sungguh sangat diperlukan dalam situasi demikian. Kita tidak boleh
tertegun atau terhenti sehingga tidak ada usaha sedikitpun untuk melaksanakan program
dalam rangka mencapai tujuan, karena bukan saja akan merusak seluruh rencana
pengembangan program melainkan juga merusak perkembangan peserta didik itu sendiri.

6. Faktor sumber pelajaran

Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran


tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya serta kebijakan-kebijakan lainnya.

Interaksi edukatif tidaklah berproses dalam kehampaan , tetapi ia berproses dalam


kemaknaan. Didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak didik . Nilai-nilai
itu tidak datang dengan sendirinya, tetapi diambil dari berbagai sumber guna dipakai dalam
proses interaksi edukatif.

7. Faktor alat dan peralatan

Alat dan peralatan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Alat tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai pembantu
mempermudah usaha mencapai tujuan.

Alat dapat dibagi menjadi dua yaitu :

 Alat Nonmaterial, yang terdiri dari suruhan , perintah , larangan, nasihat dan sebagainya
 Alat material, yang dapat berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan,
slide dan sebagainya

8. Faktor evaluasi

Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana
keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Evaluasi dapat
dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat istrumen penggali data seperti tes
perbuatan, tes tertulis dan tes lisan

Tujuan evaluasi sendiri untuk :


 Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
 Memungkinkan guru menilai aktifitas/pengalaman yang didapat dan menilai metode
mengajar yang dipergunakan.
Proses-proses pembelajaran (materi pelajaran, metode dan teknik mengajar, sumber belajar).

Dalam kurikulum 2013 interaksi yang ingin di capai adalah interaksi yang berimbang antara
peserta didik dan guru. Dimana biasanya guru sebagai pusat pembelajaran dimana membuat
peserta didik bersifat pasif dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat interaksi dalam kelas
besifat pasif sedangkan tagihan dalam kurikulum 2013 adalah interaksi dalam pembelajran
harus bersifat aktif dimana interaksi antara peserta didik dan guru berimbang.

Berikut contoh instrumen untuk mengevaluasi proses interaksi dalam proses pembelajaran:

Indikator perkembangan sikap RASA INGIN TAHU


1. Kurang baikjika sama sekali tidak berusaha untuk mencoba atau bertanya atau acuh tak
acuh (tidak mau tahu) dalam proses pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba atau bertanya dalam proses
pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten
3. Sangat baikjika menunjukkan adanya usaha untuk mencoba atau bertanya dalam proses
pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator perkembangan sikap TANGGUNGJAWAB (dalam kelompok)


1. Kurang baikjika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam melaksanakan tugas
kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam melaksanakan tugas-tugas
kelompok tetapi belum ajeg/konsisten
3. Sangat baikjika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator perkembangan EFEKTIVITAS DISKUSI (dalam kelompok)


1. Kurang baikjika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam melaksanakan
tugas kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil sebagian dalam melaksanakan tugas-
tugas kelompok tetapi tetap ajeg/konsisten dalam mendengarkan orang lain, bekerja
sama, dan sigap dalam bekerja
Sangat baikjika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsistendalam berpendapat, mendengarkan orang lain,
mendebat dengan sopan, bekerja sama, dan sigap dalam bekerja

6. Proses pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh indikator pencapaian kompetensi


(IPK) yang hendak dicapai termasuk juga IPK akan mempengaruhi komponen lain. Coba anda
berikan kajian teoritis yang didukung referensi dan penjelasan menyeluruh kaitan antara
tujuan dan faktor-faktor lain dalam pembelajaran, sehingga semuanya mendukung pencapain
IPK secara maksimal.
Jawab:
Indikator merupakan penanda pemcapaian Kompetensi Dasar (KD) yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pemgetahuan dan keterampilan.
Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasial yang terukur dan/atau
dapat diobservasi.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indikator pencapaian kompetensi yaitu
faktor guru, peserta didik, lingkungan, dan kelengkapan sarana pembelajaran. Guru sangat
berperan penting dalam ketercapaian tujuan pembelajaran dimana cara guru dalam
menyampaikan materi ketika proses pembelajaran sangat berperan besar untuk tercapaianya
tujuab pembelajaran. Etika, metode, sikap guru sangat mempengaruhi proses pembelajaran
dimana hal ini sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Jadi guru harus
mampu memberikan sikap yang baik ketika proses pembelajaran. Peserta didik juga berperan
penting karna tanpa adanya peserta didik proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan.
Misalkan jika peserta didik tidak memiliki motivasi untuk belajar maka besar kemungkina
tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Hal ini dapat di sebabkan oleh faktor lingkungan
sekitar peserta didik, jadi seharusnya lingkungan yang bagus untuk proses pembelajaran
adalah lingkungan nyaman dimana peserta didik merasa nyaman dan senang ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung. Ketercapaian tujuan juaga dapat didukung oleh
ketersediaan sarana pembelajaran yang memadai misalkan buku-buku di perpustakaan yang
tetap di perbarui agar minat belajar siswa semakin tinggi.

7. Ada kasus mahasiswa PPL di satu sekolah SMA di Mataram, Mahasiswa bersangkutan
merasa kesulitan dalam mengelola pembelajaran di sekolah bersangkutan sementara bapak
guru pamong untuk sementara memberikan kebebasan untuk mengajar secara mandiri dengan
catatan bisa mencapai tagihan kompetensi dasar 2 sampai dengan 4 pada dokumen kurikulum
2013. Anda diminta mengkaji kira-kira faktor apa saja yang menyebabkannya dan bagaimana
tahapan solusinya yang didukun teroi dan literatur jurnal sehingga mahasiswa bersangkutan
bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan bisa mencapai tujuan sesuai dengan tagihan
kurikulum.
Jawab:
Menurut saya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru ketika melakukan
proses pembelejaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.

1.Memahami teori pembelajaran


Teori tentang pembelajaran harus dikuasai namun tidak diterapkan mentah-mentah.
Referensi digunakan dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa di
lapangan.
Karakter peserta didik berbeda di daerah pedesaan atau perkotaan, sekolah unggulan dan non
unggulan. Itu artinya, mengelola pembelajaran tidak dapat disamaratakan caranya. Misalnya
ketika mengelola pembelajaran di kelas non-unggulan akan berbeda dengan mengajar di
kelas unggulan.

2.Menguasai materi pembelajaran


Guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan demikian guru
akan percaya diri berdiri di depan kelas tanpa banyak melihat buku sumber.
Tersendatnya pembelajaran sering disebabkan karena guru kurang menguasai materi
pelajaran. Atau guru tidak siap mengajar karena situasi dan keadaan tertentu.

3.Gaya mengajar yang khas


Yang tak kalah penting adalah stil atau gaya mengajar yang ditunjukkan guru ketika
menghadapi siswa di dalam kelas. Gaya mengajar meliputi penampilan, gaya dan cara
berbahasa, serta sikap guru. Pembelajaran akan mudah dikelola melalui unsur-unsur stil
mengajar yang disebutkan. Guru perlu memiliki stil mengajar yang khas.
4.Gunakan metode mengajar yang pas
Metode mengajar disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran dan peserta didik.
Metode ceramah digunakan bila guru yakin akan kemampuan berceramah cukup memadai.
Akan tetapi dalam kurikulum 2013 metode ceramah sudah tidak digunakan lagi dan akan
lebih bagus jika memakai metode problem solving yang diharapkan mampu membuat proses
pembelajran menjadi lebih aktif dan sesuai dengan tagihan kurikulum 2013.

5.Kontrol disiplin belajar


Disiplin belajar dilaksanakan bersifat konsisten dan kontinu. Ada aturan yang jelas dan
spesifik sebelum memulai maupun mengakhiri pembelajaran. Misalnya, pelajaran belum
akan dimulai sebelum semua peserta didik berada dalam.
Kalau pelajaran sudah diumulai, peserta didik yang terlambat tidak boleh masuk kelas.
Konsentrasi belajar akan buyar ketika peserta didik datang terlambat dan diizinkan masuk
kelas.

6.Kesiapan peserta didik


Tidak memulai belajar kalau peserta didik belum siap adalah langkah efektif untuk
mengelola peserta didik. Siap mental menerima pelajaran, siap peralatan belajar seperi alat
tulis, dan lain sebagainya.

8. Berikut gambar sejumlah faktor dalam pengajaran yang mempengaruhi hasil belajar siwa
(student achievement). Berikan penjelasan dari gambar tersebut secara menyeluruh didukung
teori dan literature dan bagaimana kaitannya dengan proses pembelajaran sebagai satu system.

The paradigm with all six categories, lettered A-F, and all 15 two-way arrows,
numbered 1–15, indicating the two-way influences between all possible pairs of
categories (N.L. Gage, 2009)

Jawab:
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa karakteristik dari seorang guru dan juga situasi
pembelajaran yang diciptakan oleh guru didalam kelas berpengaruh dalam perencanaan proses
pembelajaran yang dapat membuat situasi yang nyaman bagi peserta didik untuk belajar,
pemikiran dari seorang guru tentunya akan berpengaruh besar materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik, dengan memberikan materi yang sesuai untuk peserta didik akan
menunjang proses berfikir kreatif peserta didik dan tentunya dari proses berfikir kreatif itu
akan menghasilkan hasil belajar peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
guru.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut
saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan
dibahas menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.
Faktor Jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
kecacatannya itu.
Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.

a) Intelegensi
Menurut J. P. Chaplin, intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian
sfatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan
perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ
diperoleh kepuasan.

d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hillgard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan
lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu.

e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan
tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu
berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai
daya penggerak/pendorong.

f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak
dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk
menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap
(matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki
kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah kesediaan untuk memberi
response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seeseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.

Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlahat denngan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan
substansi pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-
bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan
ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk
berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.

b. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat
menjadi pendorong bagi peserta didik untuk belajar.
b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta
didik akan mempengaruhi belajar peserta didik. Lingkungan peserta didik yang kumuh,
banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar
peserta didik, paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan yang belum dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

Lingkungan nonsosial.

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan
alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama,hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga, dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-
peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik. Karena itu,
agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar peserta
didik, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi peserta didik.

9. Eddy (1999) describes a learning style as the way in which we prefer to organize, classify
andassimilate information about the environment. That is, how do we like to learn? There is
a great deal written on learning styles and probably as many theories as there are writers on
the subject. However, in their most basic form, there are three main learning styles (Eddy):

• Auditory learners prefer to receive ideas and information by hearing them. These students
may struggle with reading and writing, but excel at memorizing spoken words such as
song lyrics.

They often benefit from discussion-based classes and the opportunity to give oral
presentations.
• Visual learners prefer to receive information by seeing it. Typically these students pay
much attention to detail. They are less likely to speak in class than their auditory peers,
and generally use few words when they do. Outlines, graphs, maps and pictures are useful
in helping these students learn.
• Kinesthetic-Tactile learners tend to learn best via movement and touch. These students
are often labeled “hyperactive” because they tend to move around a great deal. Because
they like movement, they may take many notes and learn best when allowed to explore
and experience their environment.

Berdasarkan teks di atas bagaimanakah cara guru untuk bisa menciptakan proses
pembelajaran yang bisa mengakomudir gaya tersebut, sehingga bisa mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal, sangat disarankan didukung oleh teori dan literature.

Jawab:

Salah satu metode yang bisa di gunakan untuk mengakomodir gaya tersebut adalah
PEMBELAJARAN BERBASIS JASA-LAYANAN (SERVICE LEARNING).
Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah satu bagian dari strategi
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta
didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara
fleksibel, sehingga dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks, ke
permasalahan atau konteks lainnya.
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara
materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik
dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.

Jadi dalam pembelajaran kontekstual, peserta didik diharapkan mampu memahami makna
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, sehingga peserta didik memiliki ketrampilan
yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata berkaitan dengan materi yang diajarkan
tersebut. Kehidupan nyata peserta didik tersebut berkaitan dengan kehidupan sosialnya,
kehidupan pribadinya maupun kehidupan budaya dari lingkungan peserta didik tersebut.

Seperti yang telah kita ketahui di atas, bahwa pembelajaran berbasis jasa layanan
merupakan salah satu bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, ciri-
ciri pembelajaran berbasis jasa layanan harus sesuai dengan cirri-ciri pembelajaran
kontekstual. Cirri-ciri tersebut antara lain:

a. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections)


Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pembelajaran dan
pengajaran kontekstual. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran
akademik, ilmu pengetahuan alam atau sejarah dengan pengalamannya mereka
sendiri, berarti mereka menemukan makna, dan makna memberi mereka alasan
untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat
proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL

b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (doing significant works) Pembelajaran


ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
harus punya arti bagi siswa sehingga mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran
dengan kehidupan siswa.

c. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated Learning) Pembelajaran yang diatur


sendiri, merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan
menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan cara-cara
yang berarti bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi
kebebasan kepada siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri.

d. Bekerjasama (collaborating) Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa


bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu siswa bekerja secara efektif
dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana mereka saling
mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

e. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative thinking) Pembelajaran kontekstual
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis
dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur,
kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan,
memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif
adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian serta ketajaman
pemahaman dalam mengembangkan sesuatu

f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nuturing the individual) Dalam


pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan kemampuan-
kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian:
integritas pribadi, sikap, minat, tanggung jawab, disiplin, motif berprestasi, dan
sebagainya. Guru dalam pembelajaran kontekstual juga berperan sebagai konselor
dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan
minat, kebutuhan dan kemampuannya.

g. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards) Pembelajaran kontekstual


diarahkan agar siswa berkembang secara optimal, mencapai keunggulan
(excellent). Tiap siswa bisa mencapai keunggulan, asalkan dia dibantu oleh
gurunya dalam menemukan potensi dan kekuatannya.

h. Menggunakan penilaian yang autentik (using authentic assessment) Penilaian


autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi dan keterampilan
akademik baru dalam situasi nayata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik
merupakan antitesis dari ujian standar, penilaian autentik memberi kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil
mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari.

Diharapkan dengan metode ini ketiga gaya belajar tersebut dapat tercover dengan
baik singga mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi metode ini tidak bisa
digunakan untuk seluruh materi pelajaran matematika karna beberapa materi dalam
matematika terkadang lebih mudah di pahami dengan metode ceramah. Dari
penjelasan metode di atas dapat kita lihat bahwa ketiga gaya tersebut digunakan,
dalam proses pembelajaran berbasis jasa layanan mengandung ciri bahwa:

1) Melakukan hubungan yang bermakna, hal ini diwujudkan dengan


kerjasama kelompok yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas
terstruktur.
2) Bekerja sama guna penerapan praktis dari pengetahuan yang baru diketahui
siswa.
3) Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti melalui kegiata yang beranfaat
untuk memenuhi kebutuhan dalam masyarkat( jasa layanan yang berkaitan
dengan tugas terstruktur).

10. Berikut ringkasan terkait dengan manajemen kelas agar bisa menciptakan lingkungan
belajar yang bisa membuat siswa belajar maksimal untuk mencapai tujuan. Anda diminta
menghubungkan dengan kondisi kelas ketika anda mengamati pembelajaran di sekolah,
kemudian pilihan-pilihan apa saja yang mungkin bisa dilakukan dan membuat keputusan
cara yang mana nsaja yang paling baik untuk bisa menciptakan kelas yang terbaik untuk
terjadinya siswa belajar maksimal dan remuskan instrumen evalausinya.

Jawab:
Kondisi dalam kelas ketika mengamati proses pembelajaran cukup tenang
dan nyaman. Pada saat itu materi yang diberikan kepada peserta didik adalah aljabar
dimana materi aljabar akan lebih mudah di jelaskan dengan metode kontekstual dan
diskusi kelompok. Menurut saya yang pertama dilihat adalah materi yang akan di
berikan kemudia kriteria peserta didik. Karna aljabar tersebut di berikan kepada
siswa SMP maka pilhan terbaik adalah dengan motede pembelajaran kontekstual
dan diskusi kelompok dimana anak SMP masih berada di jenjang peralihan antara
masa anak-anak menuju masa remaja dimana pola pikirnya masih mencoba
beradaptasi.
Diharapkan dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan contoh dalam
kehidupan sehari-hari dapat mebuat anak-anak berfikir kreatif dan lebih mudah
untuk memahami materi yang diberikan. Karna pola pikir anak SMP yang masih
berkembang dari pola pikir anak-anak menjadi remaja belum mampu sepenuhnya
untuk berfikir tingkat tinggi, jadi yang lebih di utamakan adalah mengembangkan
pemikiran yang kreatif dengan menyisipkan beberapa pola pikir tingkat tinggi agar
ketika masuk SMA/SMK mereka sudah mampu berfikir tingkat tinggi dan lebih
kreatif.
a. Aspek Sikap
Sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu dan
tanggung jawab dalam kelompok.

Indikator perkembangan sikap RASA INGIN TAHU


4. Kurang baikjika sama sekali tidak berusaha untuk mencoba atau bertanya atau acuh
tak acuh (tidak mau tahu) dalam proses pembelajaran
5. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba atau bertanya dalam proses
pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten
6. Sangat baikjika menunjukkan adanya usaha untuk mencoba atau bertanya dalam
proses pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator perkembangan sikap TANGGUNGJAWAB (dalam kelompok)


4. Kurang baikjika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam melaksanakan
tugas kelompok
5. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam melaksanakan tugas-
tugas kelompok tetapi belum ajeg/konsisten
6. Sangat baikjika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten

Indikator perkembangan EFEKTIVITAS DISKUSI (dalam kelompok)


3. Kurang baikjika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam melaksanakan
tugas kelompok
4. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil sebagian dalam melaksanakan tugas-
tugas kelompok tetapi tetap ajeg/konsisten dalam mendengarkan orang lain, bekerja
sama, dan sigap dalam bekerja
Sangat baikjika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsistendalam berpendapat, mendengarkan
orang lain, mendebat dengan sopan, bekerja sama, dan sigap dalam bekerja

b. Aspek Pengetahuan

No Aspek Penilaian Rubrik Penilaian Skor Skor


Soal Maksimal
1 Unsur-unsur bentuk Suku 1 4
aljabar Variabel 1
Koefisien 1
Konstanta 1
2 Mengubah Identifikasi variabel 1 1
permasalahan sehari-
hari menjadi bentuk
aljabar
Jumlah 5 5
DAFTAR PUSTAKA
http://ernymath.wordpress.com/2014/artikel-ilmiah-pendidikan/pengaruh-manajemenkelas-
dalam-meningkatkan-kualitas-pembelajaran-di-kelas/. diakses pada 23 januari 2017

http://www.dunia-mulyadi.com/2016/04/rpp-matematika-smp-kelas-vii-kurikulum-2013.html.
Diakses pada 25 januari 2017

http://www.matrapendidikan.com/2016/06/6-tips-mengelola-kelas-dengan-baik.html. Diakses
pada 24 januari 2017

http://www.idsejarah.net/2014/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html. Diakses pada 24


januari 2017

https://nasriaika1125.wordpress.com/2013/09/28/interaksi-dalam-pembelajaran/. Diakses pada


23 januari 2017

https://musliemforever.wordpress.com/2013/03/20/makalah-interaksi-belajar-mengajar/.
Diakses pada 23 jaunai 2017

http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/pembelajaran-berbasis-jasa-layanan.html. Diakses
pada 25 januari 2017

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan-strategi.html. Diakses pada


25 januari 2017
ANGKET PERKULIAHAN
Petunjuk:
• Jawablah (WAJIB DIJAWAB) pertanyaan berikut dengan jujur sesuai penilaian anda
masing-masing dan sesuai dengan kenyataan, Jawaban anda akan sangat bermanfaat
untuk perbaikan perkuliahan yang akan datang, masukan anda merupakan amal baik
anda yang akan mendapat balasan dari Yang Maha Kuasa amien.
• Jawaban angket tidak akan berpengaruh pada kualitas jawaban nilai UAS anda.

1. Apa saja yang sudah dianggap baik pada perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya
kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi ?
Jawab :

Menurut saya perkuliahan ini sangat menarik karna kita dibebaskan dalam
menyampaikan pendapat dan dapat berfikir dengan terbuka.

2. Apa saja manfaat yang ada peroleh dari perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya
kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi)?
Jawab:

Lebih berfikir secara terbuka dalam hal pendidikan dan berfikir kreatif

3. Apa saja kekurangan dalam perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya kuliah dengan
Bpk Dadi Setiadi ?
Jawab:

Kurangnya jam mata kuliah yang diberikan karna ketika berdiskusi membutuhkan
waktu yang cukup lama.

4. Apa saja yang harus diperbaiki dalam perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya
kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi untuk perkuliahan mahasiswa angkatan berikutnya ?
Jawab:

Waktu untuk mata kuliah Belajar Pembelajaran 2 sebaiknya di tambah.

5. Hal lain yang dianggap perlu diperbaiki dalam perkuliahan Belajar Pembelajaran 2
khususnya kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi)
Jawab:

Menurut saya tidak ada.

6. Bagaimana menurut anda tentang kelebihan dan kekurangan Ujian Akhir akhir semester
dengan cara take home seperti yang dilakukan mata kuliah Belajar Pembelajaran 2 ini ?
Jawab:
Menurut saya ujian take home dapat membuat mahasiswa lebih berfikir kritis,terbuka, dan
kreatif

Anda mungkin juga menyukai