Disusun Oleh :
3. Berikut diagram atau gambar mengenai system pembelajaran, anda dimita memberikan
penjelasan melalui pengkajian diagram tersebut dan memberikan penilaian terkait dengan
pencapaian hasil belajar peserta didik yang dipengaruhi oleh sejumlah sub komponen dalam
sistem tersebut serta di dukung teori-teori dan literature/sumber pustaka terbaru..
Jawab:
Pembelajaran sebagai suatu sistem dapat dibagi menjadi tiga yaitu input,proses,otput.
a. Input
Dalam input terdapat silabaus dimana silabus ini terdiri dari taksonomi
pembelajaran,analisi kompetensi,kontrak belajar.
b. Proses
Dalam proses terdapat buku ajar,media, motivasi, metode instruksional, teori mengajar,
etika pembelajaran, keterampilan mengajar.
c. Output
Dalam output terdapat alternatif assasment dan teknik penilaian.
Kesimpulan yang dapat kita ambil yatu dalam pembelajaran sebagai sistem terdapat input
yaitu dimana dalam input terdapat silabus yang berfungsi sebagai acuan dasar dalam
pembelajaran dengan peserta didik. Dalam tahap proses yaitu dimana pembelajaran
dilakasanakan yaitu dimana guru menrapkan metode pembeljaran ang akan digunakan dan di
dukung dengan buku ajar serta media pembelajaran untuk mempermudah peserta didik dlaam
memahami materi yang din=berikan oleh guru, dalam hal ini juga guru memberikan motivasi
kepada siswa agar minat belajar siswa lebih besar, dan dalam hal ini keterampilan dan etika
guru dalam pembelajaran adalah kunci utama keberhasilan tahap proses ini. Output dalam hal
ini adalah hasil pembelajaran peserta didik dimana pada tahap ini pemahaman peserta didik
akan di ukur dengan cara tes yang dimana hasil dari tes tersebut akan menunjukan tingkat
pemahaman peserta didik yang menjadi tolak ukur apakan dalam tahap proses apa yang sudah
guru terapkan berhasil atau tidak.
4. Seperti anda pahami bahwa pembelajaran merupakan system yang terdiri dari sejumlah
komponen sub sistem, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung dari sistem secara
keseluruhan, Bagimana menurut anda untuk membentuk sistem yang kuat dan baik yang bisa
mendukung terjaminnya proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum
Matematika SMA 2013?
Jawab:
Seperti yang sudah saya jelaskan pada jawaban soal no 3 bahwa pembelajaran merupkan
suatu sistem terdiri dari tiiga komponen utama yaitu tahap input, tahap proses, tahap output.
Dalam hal ini tahap input terdiri dari silabus dimana dalam silabus berisi rincian materi apa
saja yang akan di berikan kepada peserta didik. Dalam hal ini guru harus benar-benar
memahami isi dari silabus tersebut agar nanti ketika masuk pada tahap proses tidak ada yang
miss karna dari silabus tersebut adalah perancangan untuk dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam tahap input ini guru harus mempersiapkan apa saja yang di perlukan
ketika nanti masuk ke dalam tahap proses. Yang perlu di persiapkan dalam tahap input yaitu
merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar
dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku atau media cetak lainnya.
Kemudaian ketika tahap proses guru mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah
dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode
pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan
komitmen guru, persepsi, dan sikapnya terhadap peserta didik. Pendekatan sistem sebagai
suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar
mengajar, terjadinya interaksi antara peserta didik dan guru, dan memberikan kemudahan bagi
peserta didik untuk belajar secara efektif. Untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien
dibutuhkan pengelolaan komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen
pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, peserta didik, guru, metode, media, sarana,
lingkungan pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing komponen memberikan pengaruh
terhadap keberhasilan pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 mengacu pada 3 aspek penilaian yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotor. Pada proses output ini guru harus mengevaluasi ke tiga aspek tersebut. Dalam
hal ini guru dapat melakukan berbagai cara untuk mengevaluasi peserta didik dan tetap
mengacu pada 3 aspek tersebut. Misal guru dapat melakukan observasi untuk mengevaluasi
aspek afektif dan psikomotor dari peserta didik dan melakukan tes kepada untuk
mengevaluasi aspek kognitif dari peserta didik baik tes berupa isian singkat, pilihan ganda,
essay, dan lain sebagainya.
5. Interaksi dalam pembelajaran merupakan hal penting untuk tercapainya tujuan pembelajaran
khususnya kurikulum 2013, namun dalam proses pembelajaran di lapangan/sekolah hal
tersebut belum bisa dikreasi secara baik. Bagaimana penjelasan anda terkait dengan masalah
tersebut khususnya dalam pembelajaran Matematika dan bagaimana membentukanya serta
bagaimana mengukurnya dengan instrument yang harsu anda buat?
Jawab:
Dalam proses interaksi antara guru dan siswa memiliki pola yang meliputi sebagai berikut:
Dalam pola dasar interaksi belum terlihat unsur pembelajaran yang meliputi unsur guru, isi
pembelajaran dan peserta didik yang semuanya belum ada yang mendominasi proses interaksi
dalam pembelajaran. Dijelaskan bahwa adakalanya guru mendominasi proses interaksi,
adakalanya isi yang lebih mendominasi, adakalanya juga peserta didik yang mendominasi
interaksi tersebut atau bahkan adakalanya antara guru dan peserta didik secara seimbang
saling mendominasi.
Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan isi pembelajaran disatu sisi
dan peserta didik mempelajari isi pembelajaran tersebut disisi lain, namun kegiatan tersebut
masih berpusat pada isi/materi pembelajaran.
Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata bepusat pada guru, pada umumnya terjadi
proses yang bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi pembelajaran. Dalam praktik
pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada dipihak guru yang bersangkutan,
sedangkan peserta didik hanya menerima dan diberi pembelajaran yang disebut juga siswa
pasif.
d. Pola interaksi berpusat pada peserta didik
Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada peserta didik, peserta didik
merencanakan sendiri materi pembelajaran apa yang akan dipelajari dan melaksanakan proses
belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Peran guru lebih banyak bersifat
pasif, yakni membolehkan setiap kegiatan yang dilakukan para peserta didik dalam
mempelajari apapun yang dikehendakinya.
Untuk meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan sebaik-
baiknya dan pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat. Dengan cara
semacam ini, diharapkan hasil belajar lebih baik lagi sehingga terjadi keseimbangan keaktifan
baik dipihak guru maupun dipihak peserta didik
Dengan berbagai pola interaksi yang telah di jelaskan kita mengetahui ada banyak faktor yang
dapat mempengaruhi sebuah interaksi dalam proses pembelajaran. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi interaksi dalam kegiatan pembelajaran:
1. Faktor Tujuan
Tujuan pendidikan/pengajaran yang bersifat umum maupun khusus, umumnya berkisar pada
tiga jenis :
Penguasaan bahan oleh guru seyogyanya mengarah pada spesifik/ takhasus atas ilmu
kecakapan yang diajarkanya. Mengingat isi, sifat, dan luasnya ilmu , maka guru harus mampu
menguraikan ilmu atau kecakapan dan apa-apa yang akan di ajarkanya kedalam bidang ilmu
atau kecakapan yang bersangkutan. Penyusunan unsure-unsur atau informasi-informasi yang
baik itu bukan saja untuk mempermudah peserta didik untuk mempelajarinya, melainkan juga
memberikan gambaran yang jelas sebagai petunjuk dalam menetapkan metode pengajaran.
Isi bahan pengajaran itu luas sekali dan berbeda dalam tinggi rendah serta sukar mudahnya.
Macamnya pun banyak. Karenanya , sebelum menentukan bahan study pengajaran yang akan
di pelajari oleh peserta didik perlu di adakan pilihan terlebih dahulu. Pilihan itu biasanya
berdasarkan pada pedoman –pedoman tertentu agar keseluruhan bahan yang telah di tentukan
itu teratur dan mencerminkan suatu hal yang integral bagi hidup peserta didik selama di
sekolah sekarang, dan sesudahnya. Yang menentukan pedoman tersebut ialah
pihak Depdikbud.isi pedoman yang di maksud adalah di sekitar kesesuaian bahan pengajaran
dengan tujuan institusional, tujuan kurukulum, tujuan pengajaran, serta tujuan pendidikan
pada umumnya dan haluan Negara . selain itu , bahan pengajaran pula harus disesuaikan
dengan tingkatan jenjang pendidikan, tahap perkembangan jiwa dan jasmani peserta didik
serta kebutuhan-kebutuhan yang ada pada mereka.
Guru dan peserta didik adalah dua subjek dalam berinteraksi pengajaran. Guru sebagai pihak
yang berinisiatif awal untuk penyelenggaraan pengajaran, sedankan peserta didik sebagai
pihak yang secara langsung mengalami dan mendapatkan manfaat dari peritiwa belajar
mengajar yang terjadi. Guru sebagai pengarah dan pembimbing berdasarkan tujuan yang telah
di tentukan, sedang peserta didik ialah sebagai yang menuju pada arah tujuan melalui aktifitas
dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sebagai sumber belajar atas bimbingan guru.
Jadi kedua pihak ( guru dan peserta didik) menunjukan sebagai dua subjek pengajaran yang
sama-sama menempati status yang penting.
Metode adalah suatu kata kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai alat untuk
mencapai satu tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaianya.
Tetapi tidak ada satu metode pun yang di katakana paling baik/ dipergunakan bagi semua
macam usaha pencapaian tujuan, baik tidaknya , tepat tidaknya satu metode di pengaruhi oleh
berbagai factor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai.
5. Faktor Situasi
Yang dimaksud situasi adalah suasana belajar atau suasana kelas pengajaran. Termasuk dalam
pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan peserta didik, keadaan guru, keadaan
kelas-kelas pengajaran yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena
penggunaan suatu metode. Terhadap situasi yang dapat diperhitungkan, kita (guru) dapat
menyediakan alternative metode-metode mengajar dengan mengingat kemungkina-
kemungkinan perubahan situasi. Situasi pengajaran yang kondusif (mendukung) sangat
menentukan dan bahkan menjadi salah satu indicator terciptanya interaksi pengajaran, yang
edukatif sifatnya.
Terhadap situasi yang tidak dapat diperhitungkan yang disebabkan oleh perubahan secara
tiba-tiba diperlukan kecekatan untuk mengambil keputusan dengan segera mengenai cara-
cara/metode-metode yang akan digunakan. Ketrampilan berimprovisasi dan kesigapan
mengambil keputusan sungguh sangat diperlukan dalam situasi demikian. Kita tidak boleh
tertegun atau terhenti sehingga tidak ada usaha sedikitpun untuk melaksanakan program
dalam rangka mencapai tujuan, karena bukan saja akan merusak seluruh rencana
pengembangan program melainkan juga merusak perkembangan peserta didik itu sendiri.
Alat dan peralatan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Alat tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi juga sebagai pembantu
mempermudah usaha mencapai tujuan.
Alat Nonmaterial, yang terdiri dari suruhan , perintah , larangan, nasihat dan sebagainya
Alat material, yang dapat berupa globe, papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan,
slide dan sebagainya
8. Faktor evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana
keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Evaluasi dapat
dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat istrumen penggali data seperti tes
perbuatan, tes tertulis dan tes lisan
Dalam kurikulum 2013 interaksi yang ingin di capai adalah interaksi yang berimbang antara
peserta didik dan guru. Dimana biasanya guru sebagai pusat pembelajaran dimana membuat
peserta didik bersifat pasif dalam proses pembelajaran. Hal ini membuat interaksi dalam kelas
besifat pasif sedangkan tagihan dalam kurikulum 2013 adalah interaksi dalam pembelajran
harus bersifat aktif dimana interaksi antara peserta didik dan guru berimbang.
Berikut contoh instrumen untuk mengevaluasi proses interaksi dalam proses pembelajaran:
7. Ada kasus mahasiswa PPL di satu sekolah SMA di Mataram, Mahasiswa bersangkutan
merasa kesulitan dalam mengelola pembelajaran di sekolah bersangkutan sementara bapak
guru pamong untuk sementara memberikan kebebasan untuk mengajar secara mandiri dengan
catatan bisa mencapai tagihan kompetensi dasar 2 sampai dengan 4 pada dokumen kurikulum
2013. Anda diminta mengkaji kira-kira faktor apa saja yang menyebabkannya dan bagaimana
tahapan solusinya yang didukun teroi dan literatur jurnal sehingga mahasiswa bersangkutan
bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik dan bisa mencapai tujuan sesuai dengan tagihan
kurikulum.
Jawab:
Menurut saya ada beberapa hal yang harus diperhatikan seorang guru ketika melakukan
proses pembelejaran agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif.
8. Berikut gambar sejumlah faktor dalam pengajaran yang mempengaruhi hasil belajar siwa
(student achievement). Berikan penjelasan dari gambar tersebut secara menyeluruh didukung
teori dan literature dan bagaimana kaitannya dengan proses pembelajaran sebagai satu system.
The paradigm with all six categories, lettered A-F, and all 15 two-way arrows,
numbered 1–15, indicating the two-way influences between all possible pairs of
categories (N.L. Gage, 2009)
Jawab:
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa karakteristik dari seorang guru dan juga situasi
pembelajaran yang diciptakan oleh guru didalam kelas berpengaruh dalam perencanaan proses
pembelajaran yang dapat membuat situasi yang nyaman bagi peserta didik untuk belajar,
pemikiran dari seorang guru tentunya akan berpengaruh besar materi yang akan diajarkan
kepada peserta didik, dengan memberikan materi yang sesuai untuk peserta didik akan
menunjang proses berfikir kreatif peserta didik dan tentunya dari proses berfikir kreatif itu
akan menghasilkan hasil belajar peserta didik yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
guru.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua jenis saja, yaitu faktor intern dan ekstern. Kedua faktor tersebut
saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan
dibahas menjadi tiga faktor, yaitu : faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan.
Faktor Jasmaniah
a) Faktor kesehatan
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya
tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah.
b) Cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus
atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh
kecacatannya itu.
Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan.
a) Intelegensi
Menurut J. P. Chaplin, intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
b) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-
mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar
dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus
yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian
sfatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan
perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ
diperoleh kepuasan.
d) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hillgard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan
lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat di bidang itu.
e) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan
tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu
berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai
daya penggerak/pendorong.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak
dengan kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk
menulis, dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak, dan lain-lain. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap
(matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan
lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki
kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.
g) Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah kesediaan untuk memberi
response atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seeseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar,
karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlahat denngan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan
substansi pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian-
bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan
ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk
berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.
b. Faktor eksternal
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat
mempengaruhi proses belajar seorang peserta didik. Hubungan yang harmonis antara
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah.
Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat
menjadi pendorong bagi peserta didik untuk belajar.
b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta
didik akan mempengaruhi belajar peserta didik. Lingkungan peserta didik yang kumuh,
banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar
peserta didik, paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan yang belum dimilikinya.
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar
siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
Lingkungan nonsosial.
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin,
sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan
alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam.
Pertama,hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga, dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-
peraturan sekolah, buku panduan, silabus, dan lain sebagainya.
c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke peserta didik). Faktor ini hendaknya
disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik. Karena itu,
agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar peserta
didik, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar
yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi peserta didik.
9. Eddy (1999) describes a learning style as the way in which we prefer to organize, classify
andassimilate information about the environment. That is, how do we like to learn? There is
a great deal written on learning styles and probably as many theories as there are writers on
the subject. However, in their most basic form, there are three main learning styles (Eddy):
• Auditory learners prefer to receive ideas and information by hearing them. These students
may struggle with reading and writing, but excel at memorizing spoken words such as
song lyrics.
They often benefit from discussion-based classes and the opportunity to give oral
presentations.
• Visual learners prefer to receive information by seeing it. Typically these students pay
much attention to detail. They are less likely to speak in class than their auditory peers,
and generally use few words when they do. Outlines, graphs, maps and pictures are useful
in helping these students learn.
• Kinesthetic-Tactile learners tend to learn best via movement and touch. These students
are often labeled “hyperactive” because they tend to move around a great deal. Because
they like movement, they may take many notes and learn best when allowed to explore
and experience their environment.
Berdasarkan teks di atas bagaimanakah cara guru untuk bisa menciptakan proses
pembelajaran yang bisa mengakomudir gaya tersebut, sehingga bisa mencapai tujuan
pembelajaran secara maksimal, sangat disarankan didukung oleh teori dan literature.
Jawab:
Salah satu metode yang bisa di gunakan untuk mengakomodir gaya tersebut adalah
PEMBELAJARAN BERBASIS JASA-LAYANAN (SERVICE LEARNING).
Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah satu bagian dari strategi
pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/
CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta
didik untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara
fleksibel, sehingga dapat diterapkan dari satu permasalahan atau konteks, ke
permasalahan atau konteks lainnya.
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and
Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara
materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik
dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.
Jadi dalam pembelajaran kontekstual, peserta didik diharapkan mampu memahami makna
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, sehingga peserta didik memiliki ketrampilan
yang dapat diterapkan dalam kehidupan nyata berkaitan dengan materi yang diajarkan
tersebut. Kehidupan nyata peserta didik tersebut berkaitan dengan kehidupan sosialnya,
kehidupan pribadinya maupun kehidupan budaya dari lingkungan peserta didik tersebut.
Seperti yang telah kita ketahui di atas, bahwa pembelajaran berbasis jasa layanan
merupakan salah satu bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, ciri-
ciri pembelajaran berbasis jasa layanan harus sesuai dengan cirri-ciri pembelajaran
kontekstual. Cirri-ciri tersebut antara lain:
e. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative thinking) Pembelajaran kontekstual
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis
dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur,
kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan,
memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif
adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian serta ketajaman
pemahaman dalam mengembangkan sesuatu
Diharapkan dengan metode ini ketiga gaya belajar tersebut dapat tercover dengan
baik singga mencapai tujuan pembelajaran, akan tetapi metode ini tidak bisa
digunakan untuk seluruh materi pelajaran matematika karna beberapa materi dalam
matematika terkadang lebih mudah di pahami dengan metode ceramah. Dari
penjelasan metode di atas dapat kita lihat bahwa ketiga gaya tersebut digunakan,
dalam proses pembelajaran berbasis jasa layanan mengandung ciri bahwa:
10. Berikut ringkasan terkait dengan manajemen kelas agar bisa menciptakan lingkungan
belajar yang bisa membuat siswa belajar maksimal untuk mencapai tujuan. Anda diminta
menghubungkan dengan kondisi kelas ketika anda mengamati pembelajaran di sekolah,
kemudian pilihan-pilihan apa saja yang mungkin bisa dilakukan dan membuat keputusan
cara yang mana nsaja yang paling baik untuk bisa menciptakan kelas yang terbaik untuk
terjadinya siswa belajar maksimal dan remuskan instrumen evalausinya.
Jawab:
Kondisi dalam kelas ketika mengamati proses pembelajaran cukup tenang
dan nyaman. Pada saat itu materi yang diberikan kepada peserta didik adalah aljabar
dimana materi aljabar akan lebih mudah di jelaskan dengan metode kontekstual dan
diskusi kelompok. Menurut saya yang pertama dilihat adalah materi yang akan di
berikan kemudia kriteria peserta didik. Karna aljabar tersebut di berikan kepada
siswa SMP maka pilhan terbaik adalah dengan motede pembelajaran kontekstual
dan diskusi kelompok dimana anak SMP masih berada di jenjang peralihan antara
masa anak-anak menuju masa remaja dimana pola pikirnya masih mencoba
beradaptasi.
Diharapkan dengan mengaitkan materi pembelajaran dengan contoh dalam
kehidupan sehari-hari dapat mebuat anak-anak berfikir kreatif dan lebih mudah
untuk memahami materi yang diberikan. Karna pola pikir anak SMP yang masih
berkembang dari pola pikir anak-anak menjadi remaja belum mampu sepenuhnya
untuk berfikir tingkat tinggi, jadi yang lebih di utamakan adalah mengembangkan
pemikiran yang kreatif dengan menyisipkan beberapa pola pikir tingkat tinggi agar
ketika masuk SMA/SMK mereka sudah mampu berfikir tingkat tinggi dan lebih
kreatif.
a. Aspek Sikap
Sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu dan
tanggung jawab dalam kelompok.
b. Aspek Pengetahuan
http://www.dunia-mulyadi.com/2016/04/rpp-matematika-smp-kelas-vii-kurikulum-2013.html.
Diakses pada 25 januari 2017
http://www.matrapendidikan.com/2016/06/6-tips-mengelola-kelas-dengan-baik.html. Diakses
pada 24 januari 2017
https://musliemforever.wordpress.com/2013/03/20/makalah-interaksi-belajar-mengajar/.
Diakses pada 23 jaunai 2017
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/pembelajaran-berbasis-jasa-layanan.html. Diakses
pada 25 januari 2017
1. Apa saja yang sudah dianggap baik pada perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya
kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi ?
Jawab :
Menurut saya perkuliahan ini sangat menarik karna kita dibebaskan dalam
menyampaikan pendapat dan dapat berfikir dengan terbuka.
2. Apa saja manfaat yang ada peroleh dari perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya
kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi)?
Jawab:
Lebih berfikir secara terbuka dalam hal pendidikan dan berfikir kreatif
3. Apa saja kekurangan dalam perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya kuliah dengan
Bpk Dadi Setiadi ?
Jawab:
Kurangnya jam mata kuliah yang diberikan karna ketika berdiskusi membutuhkan
waktu yang cukup lama.
4. Apa saja yang harus diperbaiki dalam perkuliahan Belajar Pembelajaran 2 khususnya
kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi untuk perkuliahan mahasiswa angkatan berikutnya ?
Jawab:
5. Hal lain yang dianggap perlu diperbaiki dalam perkuliahan Belajar Pembelajaran 2
khususnya kuliah dengan Bpk Dadi Setiadi)
Jawab:
6. Bagaimana menurut anda tentang kelebihan dan kekurangan Ujian Akhir akhir semester
dengan cara take home seperti yang dilakukan mata kuliah Belajar Pembelajaran 2 ini ?
Jawab:
Menurut saya ujian take home dapat membuat mahasiswa lebih berfikir kritis,terbuka, dan
kreatif