Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan di perguruan tinggi memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pendidikan di tingkat sekolah seperti SD/SMP/SMA. Setiap Perguruan Tinggi

memiliki sistem akademiknya masing-masing yang berupa tata aturan segala proses

akademik yang akan dijalani baik oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga administrasi.

Sistem akademik ini biasanya tertuang dalam suatu pedoman akademik yang secara

berkala diterbitkan oleh Perguruan Tinggi.

Dalam pelaksanaan pendidikan di perguruan tinggi, tentu memiliki banyak

tantangan. Salah satu tantangan adalah dalam mengawasi perkembangan akademik

mahasiswa. Karena setiap kampus memiliki jumlah mahasiswa yang tidak sedikit.

Untuk mengatasi tantangan ini diperlukan manajemen dan koordinasi yang baik.

Di jurusan Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo (TI-UNG) sendiri,

salah satu elemen utama yang cukup membantu dalam monitoring perkembangan

akademik mahasiswa adalah dosen PA (Pembimbing Akademik). Disamping juga

terdapat pengawasan secara tidak langsung dari kajur, serta peran penilaian dosen

mata kuliah ketika perkuliahan.

1
Peran dosen PA adalah untuk mengawasi perkembangan akademik mahasiswa.

Dosen PA ibarat orang tua dikampus, yang akan terus memberikan arahan dan

nasehat pada mahasiswa yang menjadi perwaliannya. Ketika mahasiswa tersebut

memiliki kendala dalam perkuliahannya maka dosen PA akan memberikan solusi

berdasarkan rekam jejak mahasiswa yang bersangkutan selama menjalani perkuliahan.

Mulyani dan A. Nurhadi (2005) menyebutkan bahwa peran pembimbing akademik

meliputi: (1) pembinaan dan penasehatan, (2) pelayanan administratif, (3) penyediaan

konsultasi pribadi, (4) layanan rekomendasi.

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian dosen PA di jurusan TI-UNG ketika

menelusuri rekam jejak mahasiswanya, diantaranya yaitu latar belakang mahasiswa

dan nilai mata kuliah yang dikontrak sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa tersebut.

Dalam menunjang proses bimbingan, dosen PA menggunakan sistem informasi

akademik terpadu Universitas Negeri Gorontalo (SIAT-UNG) untuk mengecek nilai

mahasiswanya. Namun selain nilai, juga diperlukan indikator lain, seperti data

capaian pembelajaran mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan, data tersebut disusun

oleh dosen pengampu matakuliah sebagai indikator penilaian berdasarkan silabus

mata kuliah. Sehingganya akan terlihat di materi bagian mana yang masih kurang

dipahami mahasiswa. Data capaian pembelajaran mahasiswa dapat menjadi opsi

penunjang pembelajaran kedepannya, terutama bagi mata kuliah yang berorientasi

pada aspek keterampilan. Data tersebut merupakan hal-hal spesifik dalam perkuliahan

yang belum dapat diakomodir oleh SIAT.

Disisi lain data prestasi akademik mahasiswa juga dapat menjadi acuan untuk

jurusan dalam menentukan rekomendasi mahasiswa yang akan diutus mengikuti

2
berbagai kompetisi atau lomba yang akan datang dikemudian hari. Data prestasi

akademik tersebut akan diolah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process

(AHP). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh

Thomas L. Saaty. AHP dapat menguraikan masalah multi-faktor atau multi-kriteria

yang kompleks menjadi suatu hirarki.

Metode AHP akan digunakan sistem untuk menghasilkan urutan rekomendasi

mahasiswa berdasarkan bobot kriteria yang telah diperoleh sebelumnya melalui

perbandingan setiap kriteria. Hal ini akan membuat mahasiswa yang akan diutus

adalah mahasiswa yang benar-benar berkompeten di bidang tersebut.

Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk merancang sebuah sistem yang dapat

mengakomodir kebutuhan diatas yakni, menyediakan fasilitas penyusunan capaian

pembelajaran matakuliah untuk membantu monitoring perkembangan akademik

mahasiswa, serta dapat menampilkan informasi profil mahasiswa, perkembangan

prestasi akademik, dan informasi prestasi akademik.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana merancang sistem monitoring perkembangan akademik dan prestasi

mahasiswa.

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini berfokus pada monitoring perkembangan akademik mahasiswa di

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.

3
2. Fitur untuk membantu monitoring akademik meliputi informasi latar belakang

keluarga, prestasi mahasiswa, serta penilaian per capaian pembelajaran (sebagai

rekam jejak akademik mahasiswa).

3. Fitur untuk membantu rekomendasi mahasiswa, dengan mencari dan

menampilkan daftar mahasiswa berdasarkan preferensi kriteria nilai akademik

melalui metode AHP-Topsis.

4. Fitur untuk menampilkan daftar mahasiswa berdasarkan data matakuliah yang

mengalami pengulangan pada capaian pembelajaran yang sama.

5. Data sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah data Jurusan Teknik

Informatika Universitas Negeri Gorontalo.

6. Sistem informasi mahasiswa yang akan dikembangkan berbasis website.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem monitoring perkembangan

akademik dan prestasi mahasiswa.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam melakukan

monitoring perkembangan akademik mahasiswa baik oleh dosen PA maupun

jurusan.

4
2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberi kontrubusi ilmiah pada

kajian tentang sistem monitoring perkembangan akademik mahasiswa. Kajian

tentang sistem monitoring perkembangan akademik memang sudah cukup

beragam. Namun baru sedikit yang secara spesifik menerapkan penilaian per

capaian pembelajaran mata kuliah. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan

mampu menyediakan referensi baru tetang sistem monitoring perkembangan

akademik dan prestasi mahasiswa.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan

Untuk membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas, dibutuhkan suatu

pendidikan bagi manusia baik yang bersifat formal maupun non formal, karena

pendidikan merupakan sarana utama untuk meningkatkan kualitas seseorang.

Pengertian pendidikan menurut beberapa pakar adalah sebagai berikut:

Driyarkara (1980) menyatakan bahwa pendidikan adalah memanusiakan manusia

muda. Pengangkatan manusia muda ke taraf mendidik.

Dalam Dictionary of Education, pendidikan adalah:

1. Proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku

lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup.

2. Proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh

lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah),

sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan kemampuan sosial dan

kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain, pendidikan

dipengaruhi oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-

perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan

sikapnya.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan berusaha

mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu

perlu diberi berbagai kemampuan dan pengembangan dalam berbagai hal untuk

6
membentuk kepribadian manusia seutuhnya yaitu mengembangkan manusia sebagai

makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk beragama.

Sebagai sebuah proses untuk mengembangkan kemampuan manusia, ciri dari

suatu pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan tersebut diterapkan

pada suatu kelompok manusia. Ciri pendidikan menurut beberapa pakar adalah

sebagai berikut:

1. Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga

bermanfaat untuk kepentingan hidup.

2. Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam

memiliki isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.

3. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat (formal dan non formal).

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai

ciri yaitu mempunyai rencana, tujuan, melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan

tersebut, dan adanya ketergantungan antar unsur yang terlibat di dalamnya.

2.2. Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan

pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui,

dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu

periode belajar. Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh melalui

internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan akumulasi

pengalaman kerja.

7
Istilah capaian pembelajaran kerap digunakan bergantian dengan kompetensi,

meskipun memiliki pengertian yang berbeda dari segi ruang lingkup pendekatannya.

Allan dalam Butcher (2006) menjelaskan bahwa learning outcome dan educational

intent memiliki banyak terminologi, di antaranya adalah; learning outcomes; teaching

objectives; competencies; behavioural objectives; goals; dan aims.

Menurut Butcher (2006), “aims” merupakan ungkapan tujuan pendidikan yang

bersifat luas dan umum, yang menjelaskan informasi kepada siswa tentang tujuan

suatu pelajaran, program atau modul dan umumnya ditulis untuk pengajar bukan

untuk siswa. Sebaliknya capaian pembelajaran (learning outcomes) lebih difokuskan

pada apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa selama atau pada akhir suatu

proses belajar. Sedangkan “objectives” cakupannya meliputi belajar dan mengajar,

dan kerapkali digunakan dalam proses asessment.

Kompetensi adalah suatu bentuk capaian pembelajaran, bersifat lebih terbatas.

Ketercapaiannya biasanya dinyatakan dengan kompeten atau tidak kompeten, lulus

atau tidak lulus, dan bukan dalam bentuk peringkat (grade). Capaian pembelajaran

dapat dicapai dalam bentuk berbagai tingkatan, bahkan dengan berbagai cara, dan

hasilnya dapat diukur dengan berbagai cara pula, tidak hanya dengan observasi

langsung. Bentuk lain dari capaian pembelajaran adalah “behavioural objectives”,

dimana pencapaiannya dapat diamati secara langsung.

Capaian pembelajaran menunjukkan kemajuan belajar yang digambarkan secara

vertikal dari satu tingkat ke tingkat yang lain serta didokumentasikan dalam suatu

kerangka kualifikasi. Capaian pembelajaran harus disertai dengan kriteria penilaian

yang tepat yang dapat digunakan untuk menilai bahwa hasil pembelajaran yang

diharapkan telah dicapai.

8
Capaian pembelajaran, bersama dengan kriteria penilaian, dapat menentukan

persyaratan untuk pemberian kredit (Butcher dan Highton, 2006). Akumulasi dan

transfer kredit dapat dilakukan apabila terdapat capaian pembelajaran yang jelas untuk

menunjukkan secara tepat atas kredit yang diberikan (Gonzale'z dan Wagenaar, 2005).

Hal ini mengidentifikasi capaian pembelajaran sebagai tujuan belajar yang terukur.

2.3. Prestasi Akademik

Dalam proses pendidikan, prestasi dibatasi pada prestasi belajar atau prestasi

akademik. Sedangkan definisi prestasi akademik adalah bukti peningkatan atau

pencapaian yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan

atau keberhasilan dalam program pendidikan.

2.4. Monitoring

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas

objektif program. Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran.

Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa

pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu,

pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap

proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan

hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk

mempertahankan manajemen yang sedang berjalan (Anonim, 2014).

2.5. Website

Website adalah fasilitas internet yang menghubungkan dokumen dalam lingkup

lokal maupun jarak jauh. Dokumen pada website disebut dengan web page dan link

9
dalam website memungkinkan pengguna bisa berpindah dari satu page ke page lain

(hypertext), baik diantara page yang di simpan dalam server yang sama maupun

server diseluruh dunia. Pages bisa diakses dan dibaca melalui browser seperti

Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome dan aplikasi

browser lainnya (Hakim, 2004).

2.6. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty

pada tahun 70 - an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah satu

metode yang dapat digunakan dalam sistem pengambilan keputusan dengan

memperhatikan faktor - faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP

menggabungkan penilaian - penilaian dan nilai - nilai pribadi ke dalam satu cara yang

logis.

Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat menyelesaikan masalah multikriteria

yang kompleks menjadi suatu hirarki. Menurut Saaty (1993) hirarki didefinisikan

sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu

struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor,

kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif.

Masalah yang kompleks dapat di artikan bahwa kriteria dari suatu masalah yang

begitu banyak (multikriteria), struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian

pendapat dari pengambil keputusan, pengambil keputusan lebih dari satu orang, serta

ketidakakuratan data yang tersedia.

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif

atas persoalan dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan

10
keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian – bagiannya,

menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik

pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis

berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki

prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang

bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai pertimbangan yang

beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan kita secara intuitif sebagaimana

yang dipersentasikan pada pertimbangan yang telah dibuat.

Tahapan - tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP adalah sebagai


berikut :

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan

dengan kriteria-kriteria dan alternatif - alternatif pilihan yang ingin di

rangking.

3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan

kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing

tujuan atau kriteria yang setingkat diatas. Perbandingan dilakukan

berdasarkan pilihan atau penilaian dari pembuat keputusan dengan menilai

tingkat-tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam

matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

11
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak

konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen

vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maksimum yang diperoleh

melalui hasil perhitungan sistem.

6. Mengulangi langkah, 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

Nilai eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk

mensintetis pilihan dalam penentuan prioritas elemen pada tingkat hirarki

terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka

penilaian harus diulangi kembali.

2.7. TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution)

Menurut (Cheng, 2000) TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similarity

to Ideal Solution) didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak

hanya memilki jarak terpendek dari solusi ideal positif, melainkan juga harus memilki

jarak terpanjang dari solusi ideal negatif.

Secara umum prosedur Topsis mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Menghitung matriks ternormalisasi

Topsis membutuhkan rating pada setiap kriteria atau subkriteria yang

ternormalisasi. Matriks ternormalisasi terbentuk dari persamaan di bawah ini :

12
Keterangan :

- rij adalah nilai normalisasi dari tiap alternatif(i) terhadap kriteria(j) dengan

i=1,2,...,m; dan j=1,2,...,n.

- Xij adalah nilai dari suatu alternatif (i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,..,m; dan

j=1,2,...n.

2. Menghitung matriks ternormalisasi terbobot

Setelah menghitung nilai ternormalisasi, tahap selanjutnya adalah menghitung

nilai normalisasi terbobot dengan mengalikan nilai pada setiap alternatif dari matrik

ternormalisasi dengan bobot yang diberikan pengambil keputusan. Persamaan yang di

gunakan adalah :

Keterangan :

- yij adalah nilai ternormalisasi terbobot

- wi adalah bobot masing-masing kriteria

13
- rij adalah nilai ternormalisasi masing-masing alternatif dimana rij adalah nilai

normalisasi dari tiap alternatif(i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,...,m; dan

j=1,2,...,n.

3. Mengidentifikasi solusi ideal positif dan solusi ideal negatif

Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat dihitung berdasakan nilai

normalisasi terbobot sebagai berikut :

Dimana :

Keterangan simbol :

- Solusi Ideal positif (A+) diperoleh dengan mencari nilai maksimal dari nilai

normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut keuntungan dan

mencari nilai minimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya

adalah atribut biaya.

14
- Solusi Ideal negatif (A-) diperoleh dengan mencari nilai minimal dari nilai

normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut keuntungan dan

menjadi nilai maksimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya

adalah atribut biaya.

4. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif

dan matriks solusi ideal negatif.

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai berikut :

i= 1,2,...,m.

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif di rumuskan sebagai :

i= 1,2,...,m.

Keterangan simbol :

- Jarak antar alternatif Ai dengan solusi ideal positif (yj+) yang dinyatakan

dalam simbol Di+ diperoleh dari nilai akar dari jumlah nilai tiap alternatif

yang diperoleh dengan solusi ideal positif (yi+) dikurangi nilai normalisasi

terbobot untuk setiap laterntif(yij) kemudian di pangkat dua.

15
- Jarak antar alternatif Ai dengan solusi ideal positif (yj-) yang dinyatakan

dalam simbol Di- diperoleh dari nilai akar dari jumlah nilai tiap alternatif

yang diperoleh dengan nilai normalisasi terbobot untuk setiap laterntif(yij)

dikurangi solusi ideal positif(yi-) kemudian di pangkat dua.

5. Menentukan nilai kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal (preferensi).

Nilai Prefensi untuk setiap alternatif( Vi) sebagai berikut:

Keterangan simbol :

- Vi ( nilai preferensi untuk setiap alternatif) di peroleh dari nilai jarak solusi

ideal negatif(Di-) dibagi dengan jumlah nilai jarak solusi ideal negatif(Di-) di

tambah jumlah nilai jarak solusi ideal negatif(Di+).

2.8. Metodologi Pengembangan Sistem waterfall

Metode waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Windows W. Royce pada

tahun 1970. Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem

yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya

(Kristanto, 2004).

Model ini menggunakan pendekatan secara sistematis dan sekuensial yang mulai

pada tingkat requirement sampai tingkat maintenance.

16
Requirements Analysis

Design

Coding

Testing

Implementation

Maintenance

Gambar 2.1. metode waterfall

a. Tahapan-tahapan dalam metode Waterfall

1. Analisis Kebutuhan Sistem (Requirements Analysis)

2. Desain Sistem (Design)

3. Penulisan Program atau Pengkodean (Coding)

4. Ujicoba Program (Testing)

5. Implementasi Sistem (Implementation)

a. Menyiapkan Fasilitas Fisik

b. Menyiapkan Pemakai

c. Melakukan Simulasi

6. Pemeliharaan Sistem (Maintenance)

Akan tetapi Roger S. Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun

secara garis besar sama dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya.

17
Berikut adalah Gambar dan penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam

model ini menurut Pressman:

System Engineering

Analysis

Design

Coding and Testing

Implementation

Maintenance

Gambar 2.2. metode waterfall menurut Pressman

a. System / Information Engineering and Modeling.

Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang

akan

diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software

harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database,

dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

b. Software Requirements Analysis.

Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk

mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus

mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan,

user interface, dsb. Dari 2 aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software)

harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

c. Design.

18
Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi

representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai. Desain

harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap

sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus

didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

d. Coding.

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain

tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu

ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan

implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh

programmer.

Kemudian semua fungsifungsi software harus diujicobakan, agar software bebas

dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah

didefinisikan sebelumnya.

e. Implementation.

Tahapan deployment merupakan tahapan implementasi perangkat lunak ke

customer. Termasuk di dalamnya adalah proses delivery software ke customer dan

proses instalasi.

f. Maintenance.

Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah

pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu. Ketika

dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak ditemukan sebelumnya,

atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut.

Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti

ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

19
b. Kelebihan dan kekurangan dalam metode Waterfall

Kelebihan dan kekurangan dalam metode waterfall dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kelebihan dan kekurangan metode Waterfall

No Kelebihan Kekurangan
Sifatnya kaku, karena tidak mudah tanggap
1 Proses menjadi teratur.
dalam menanggapi segala perubahan.

Jadwal menjadi lebih Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap


2 menentu. diawal.

Proses mudah dipahami Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap


3 dan jelas. diawal.

Proses pengembangan relatif lama,


Mudah dalam pengelolaan
4 dikarenakan tahap selanjutnya bisa dilakukan
proyek.
jika tahap sebelumnya selesai dikerjakan.

5 Kondisi requirement jelas.

2.9. Penelitian Terkait

Penelitian ini merujuk pada beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Penelitian terkait pertama yang menjadi acuan peneliti yakni

“Perancangan Model Knowledge Management untuk Memonitoring Prestasi

Akademik Mahasiswa pada Perguruan Tinggi” (Sri Karnila, 2015). Masalah dalam

penelitian ini adalah pengolahan data prestasi akademik di IBI Darmajaya belum

maksimal dibuktikan dengan belum adanya informasi peringatan dini terhadap sanksi

akademik mahasiswa yang mendapatkan IPK dibawah standar ke fakultas/jurusan,

dan kepada orang tua. Metode penelitian yang digunakan yakni Studi Pustaka,

Observasi, Wawancara. Sedangkan metode pengembangan sistem yang digunakan

adalah metode System Development Life Cycle (SDLC). Hasil dari penelitian ini

20
adalah terciptanya sebuah rancangan model knowledge management untuk

memonitoring prestasi akademik, sehingga membantu manajemen perguruan tinggi

dalam hal ini Biro Akademik dan jurusan dalam memonitoring prestasi akademik.

Penelitian terkait yang kedua yakni “Rancang Bangun Sistem Monitoring

Akademik Program Studi Teknik Informatika Universitas Mataram Menggunakan

Data Warehouse” (Wantari, 2018). Masalah pada penelitian ini adalah panjangnya

proses pengurusan surat yang berhubungan dengan kemahasiswaan. Metode

penelitian yang digunakan yakni menggunakan action research diantaranya tahap

Observe, tahap Reflect, Plan dan Act. Sedangkan metode pengembangan sistem yang

digunakan adalah metode waterfall. Penelitian ini menghasilkan rancangan data

warehouse akademik yang sesuai dengan STMIK Kadiri dan menghasilkan laporan

tentang jumlah mahasiswa per angkatan, per jenis kelamin dan per kota asal

mahasiswa.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merujuk kepada kedua penelitian di

atas dan memilki tujuan sama yaitu monitoring perkembangan prestasi akademik

mahasiswa, namun berbeda pada metode pendekatan yang ditempuh. Penelitian

pertama menggunakan pendekatan penyebaran informasi melalui peringatan dini pada

kajur dan orang tua siswa ketika terjadi penurunan prestasi pada mahasiswa.

Penelitian kedua fokus pada pengadaan data warehouse untuk menintegrasi semua

kebutuhan data berupa data akreditasi dan non akreditasi, sebagai penyajian informasi

pada kepala prodi. Sedangkan penelitian ini berfokus pada penyediaan informasi latar

belakang mahasiswa dan perkembangan akademik melalui memahami kemampuan

mahasiswa dalam menangkap setiap pembelajaran yang akan menjadi pertimbangan

21
untuk proses pembelajaran kedepannya, serta prestasi akademik mahasiswa itu

sendiri.

22
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

dengan waktu penelitian pada bulan Januari 2020 sampai April 2020. Jadwal

penelitian disusun seperti yang diperlihatkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

2020
Februari Maret April Mei
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Analisis

2 Desain

3 Pengkodean

Pengujian dan
4
Implementasi
Penyusunan
5
laporan

3.2. Rancangan Penelitian

Dalam perancangan sistem terdapat beberapa metode dan tahapan-tahapan dalam

pengembangan sistem. Adapun metode pengembangan sistem yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode waterfall. Metode waterfall cocok untuk pengembangan

perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. tahapannya adalah

sebagai berikut:

23
1. Analisis Kebutuhan Sistem (Requirements Analysis)

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Jurusan (Kajur),

dosen pengampu matakuliah, dan dosen PA. Detail proses wawancara akan dijelaskan

di bagian pengumpulan data. Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka dengan

mempelajari penelitian terkait yang berhubungan dengan pengembangan monitoring

prestasi akademik di internet.

2. Perancangan Sistem (Design)

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan perancangan desain sistem berdasarkan

hasil analisis dan sesuai kesepakatan oleh pihak pengguna. Adapun desain sistem

yang akan dirancang berupa rancangan usecase diagram, rancangan class diagram,

rancangan relasi database, dan activity diagram.

3. Penulisan Program atau Pengkodean (Coding)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pembuatan program aplikasi menggunakan

bahasa pemrograman PHP dengan framework Laravel dan penyimpanan

menggunakan MySQLi.

Dalam pengkodean fungsi rekomendasi mahasiswa, peneliti menggunakan

metode AHP-Topsis untuk mengurutkan mahasiswa berdasarkan preferensi kriteria

yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Ujicoba Program (Testing)

Pada tahap ini, akan dilakukan pengujian program dengan menggunakan metode

Black Box dan akan dilakukan perbaikan kembali jika masih memiliki kekurangan

dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi oleh pengguna.

24
5. Implementasi Sistem (Implementation)

Pada tahap ini, jika sistem dan program yang telah dibuat telah disetujui pada

tahap sebelumnya, maka peneliti akan menyiapkan fasilitas berupa hosting agar siap

untuk dioperasikan.

6. Pemeliharaan Sistem (Maintenance)

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan pemeliharaan korektif. Jika sistem

memiliki kesalahan yang dulunya belum terdeteksi, kesalahan-kesalahan sistem dapat

diperbaiki saat sedang berjalan.

3.3. Data Penelitian

3.3.1. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini diambil dari Jurusan Informatika Fakultas Teknik

Universitas Negeri Gorontalo.

3.3.2. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil komunikasi langsung

dengan pihak Jurusan Informatika Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo,

khususnya dengan kepala jurusan, Dosen pengampu dan Dosen PA. Data lain yang

diperoleh bisa berupa biodata mahasiswa, data KHS mahasiswa, KRS mahasiswa,

Transkrip Nilai mahasiswa, dan berkas lulusan Daftar jurusan Teknik Informatika.

2. Data Sekunder

25
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan studi pustaka

terhadap penelitian-penelitian yang memiliki topik permasalahan yang sama dengan

penelitian ini. Penelitian itu menjadi literature sekaligus bahan bagi peneliti untuk

mempelajari proses pembangunan sistem informasi yang berkaitan dengan monitoring

perkembangan prestasi akademik mahasiswa.

Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka mengenai aturan dan ketentuan

capaian pembelajaran di dokumen paradigma capaian pembelajaran ristek dikti.

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Jurusan, Dosen PA, dan

Dosen pengampu matakuliah dengan tujuan untuk menggali informasi yang relevan,

mengetahui masalah-masalah yang sering terjadi pada monitoring perkembangan

prestasi akademik mahasiswa serta mendapatkan data terkait dalam merancang dan

mengimplementasikan sistem informasi mahasiswa untuk membantu perancangan

sistem informasi mahasiswa untuk membantu monitoring perkembangan akademik

dan prestasi mahasiswa.

Wawancara pertama dilakukan dengan kepala jurusan terkait data mahasiswa yang

diperlukan Kajur. Wawancara kedua dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah

terkait kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Kemudian wawancara

dilakukan juga dengan dosen PA terkait kebutuhan informasi dan kendala yang

dihadapi saat melakukan proses bimbingan dengan perwaliaannya.

26
2. Studi Pustaka

peneliti mempelajari dan mengaitakan literature yang berhubungan dengan

permasalahan yang dihadapi yaitu literature tentang monitoring perkembangan

prestasi akademik mahasiswa. Langkah ini digunakan sebagai landasan teori serta

pedoman dalam menganalisa masalah.

3. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai monitoring

perkembangan prestasi akademik yang ada di Fakultas Teknik Universitas Negeri

Gorontalo. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan serta

gambaran permasalahan yang sedang terjadi. Observasi dilakukan dengan melakukan

peninjauan langsung di Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas

Negeri Gorontalo.

27
DAFTAR PUSTAKA

F. C. Saputro, W. Anggraeni, dan A. Mukhlason, “Pembuatan Dashboard Berbasis


Web Sebagai Sarana Evaluasi Diri Berkala Untuk Persiapan Penilaian
Akreditasi Berdasarkan Standar Badan Akreditas Nasional Perguruan
Tinggi,” J. Tek. ITS, vol. 1, no. 1, pp. A397–A402, Sep. 2012.

Hermansyah. (2013). Sistem Informasi Monitoring Prestasi Akademik dan Aktifitas


Siswa Sekolah Dasar Berbasis Web. [Skripsi]. Banten: STMIK Bina Sarana
Global.

Karnila, Sri dkk. (2015). Perancangan Model Knowledge Management untuk


Memonitoring Prestasi Akademik Mahasiswa pada Perguruan Tinggi.
[Skripsi]. Bali: STMIK STIKOM.

U. Fadilah, W. W. Winarno, dan A. Amborowati, “Perancangan Data Warehouse


Untuk Sistem Akademik STMIK Kadiri Data Warehouse System Design for
Academic STMIK Kadiri,” Sisfotenika, vol. 6, no. 2, pp. 217–228, 2016. A.
A. Sopingi

Wantari, Ni Ketut Dewi Febri. (2018). Rancang Bangun Sistem Monitoring


Akademik Program Studi Teknik Informatika Universitas Mataram
Menggunakan Data Warehouse. [Skripsi]. Mataram: Universiat Mataram.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20560/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=3&isAllowed=y

28

Anda mungkin juga menyukai