Anda di halaman 1dari 3

Nama : Imas Fartillah

NIM : 857507001
Program Studi :S1 PGSD
Kode Mata Kuliah : PDGK4502
Nama Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD
JAWABAN TUGAS TUTORIAL II
1. Komite sekolah merupakan badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka peningkatan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan
pendidikan. Komite sekolah dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh
stakeholder pendidikan. Nama yang umum diberikan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan masing-masing satuan pendidikan. BP3, Komite Sekolah, dan atau Majelis
Sekolah yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan keanggotaannya sesuai
dengan acuan ini. Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga nonpolitis atau
nonprofit. Komite ini dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh berbagai
pihak yang berkepentingan dengan pendidikan pada tingkat sekolah. Mereka
bertanggungjawab membantu sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Menurut UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, komite
sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orangtua/ wali peserta
didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Dari pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa komite sekolah terdiri atas unsur; orangtua siswa, wakil
tokoh masyarakat (bisa ulama/rohaniawan, budayawan, pemuka adat, pakar atau
pemerhati pendidikan, wakil organisasi masyarakat, wakil dunia usaha dan industri,
bahkan kalau perlu juga wakil siswa, wakil guru-guru, dan kepala sekolah).
2. kurikulum 2004memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa.
Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai.
Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan kurikulum
2004:
a. Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent.
b. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu
berhadap tasi terhadap dunia kerja.
c. Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya
dalam sisterm budaya dan tata nila masyarakat pluralistik.
d. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya,
serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai
dengan perkembangan zaman.
Implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2004 menekankan kepada proses
pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak
hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat
menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-
hari. Ketiga, evaluasi dalam kurikulum 2004 menekankan pada evaluasi hasil dan proses
belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi
dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi
sikap dan keterampilan.
a. Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupaun
klasikal. Artinya isi KBK pada intinya adalah menekankan pada pencapaian sejumlah
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi inilah yang selanjutnya
dinamakan standar minimal atau kemampuan dasar.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian
kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan
acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi. Dalam KBK proses menerima informasi dari guru harus ditinggalkan.
Belajar adalah proses mencari dan menemukan. Jadi menuntut keaktifan siswa, oleh
sebab itu proses pembelajaran harus bervariasi.
d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu
kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh
mana siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi bagaimana cara
mereka menguasai pelajaran tersebut. Jadi hasil dan proses adalah dua sisi yang sama
penting.
3. Pengembangan KTSP yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar tenaga pendidik dan
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar pendidikan tersebut, yaitu Standar
Isi (SI) dan Standar Kompetisi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. UU 20/2003 tentang Sisdiknas dan
Peraturan PP 19/2005 tentang SNP mengamanatkan: Kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL,
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Selain itu, penyusunan KTSP
harus mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP
19/2005. KTSP dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar
isi dan kompetensi lulusan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan sesuai
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat BSNP. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP
meliputi: berpusat pada potensi perkembangan serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungan, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar
sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan global nasional, dan lokal.
4. Analisis ini dimaksudkan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal lembaga serta
memahami peluang dan ancaman eksternalnya, sehingga lembaga dapat melakukan
antisipasi terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Selain itu, analisis
lingkungan tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan informasi yang bisa dijadikan
sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah dalam jangka panjang. Analisis SWOT
Sebagai Alat Untuk Formulasi Strategi. Definisi SWOT dalam Wulaningrum (2006)
SWOT adalah singkatan dari kata Strengths, Weak-nesses, Appportunities, and Threats
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman). SWOT adalah perangkat umum yang
didesain sebagai alat analisis yang selanjutnya analisis itu disebut dengan analisis SWOT .
Analisis SWOT digunakan sebagai langkah awal untuk proses pembuatan keputusan dan
perencanaan strategis. Selanjutnya Rangkuti (2006) menyatakan: Dalam perencanaan
strategis pendidikan, analisis SWOT sudah lazim digunakan. Analisis SWOT digunakan
untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis guna merumuskan strategi
organisasi atau lembaga. Kerangka berfikir yang melandasi analisis SWOT ini adalah
mengoptimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (opportunities) serta meminimalkan
kelemahan (weaknesses), dan ancaman (threats) yang sedang dialami organisasi atau
lembaga itu disebut dengan analisis situasi atau lingkungan (Rangkuti, 2006). Analisis
SWOT memberikan informasi kepada pengambil keputusan sebagai dasar pertimbangan
dalam mengambil keputusan dan tindakan analisis SWOT dapat digunakan sebagai
langkah awal untuk proses pembuatan keputusan dan perencanaan strategis.

Anda mungkin juga menyukai