Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fransiska Adelia br Sinulingga

Matkul : Telaah Kurikulum dan Buku Teks

Prodi : Pendidikan Ekonomi/A

Materi : Pengembangan Kurikulum dan Isi Kurikulum

__________________________________________________________________________________

Pengembangan Tujuan Kurikulum


Tujuan kurikulum secara umum, yakni untuk pendidikan nasional, untuk lembaga atau
institusi, untuk berbagai bidang studi, dan untuk instruksi atau penjabaran bidang studi. Bila
disingkat, tujuan kurikulum adalah untuk melancarkan proses pendidikan.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan erat kaitannya dengan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap upaya
pendidikan. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dengan demikian
perumusan tujuan merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam sebuah
kurikulum.
2. Melalui tujuan yang jelas, maka dapat membantu para pengembang kurikulum dalam
mendesain model kurikulum yang dapat digunakan, bahkan akan membantu guru dalam
mendesain sistem pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat memberikan
arahan kepada guru dalam menentukan bahan atau materi yang harus dipelajari,
menentukan metode dan strategi pembelajaran, menentukan alat, media, dan sumber
pembelajaran, serta merancang alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan belajar siswa.
3. Tujuan kurikulum yang jelas dapat digunakan sebagai control dalam menentukan batas-
batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan, para pengembang
kurikulum termasuk guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah memperoleh
kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Lebih
jauh dengan tujuan dapat ditentukan daya serap siswa dan kualitas suatu sekolah.
Undang-Undang di Indonesia telah mengatur tujuan kurikulum yang didasarkan pada tujuan
pendidikan itu sendiri. Berikut penjelasan tujuan kurikulum menurut Undang-Undang:

1. Beriman dan Bertakwa

Tujuan kurikulum yang pertama menunjukkan bahwa iman dan takwa kepada Tuhan yang
Maha Esa adalah faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia. Apalagi dalam Pancasila yang merupakan dasar negara, sila pertama juga berbunyi
Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Berakhlak Mulia

Tujuan kurikulum yang kedua berkaitan dengan manusia yang memiliki sifat berbeda-beda.
Setiap individu memiliki sifat yang berbeda, dan perbedaan ini berpotensi menimbulkan
konflik antar individu.

Oleh karena itu, akhlak mulia adalah salah satu solusi untuk menghindari konflik antar
individu. Membentuk manusia yang berakhlak mulia harus diterapkan pada pendidikan pada
level terendah hingga tertinggi.

3. Memiliki Kecakapan

Tujuan kurikulum yang ketiga adalah menjadi manusia yang cakap. Hal ini sangat penting
sebagai tolak ukur kualitas sumber daya manusia suatu bangsa. Selama atau setelah
mengenyam pendidikan, sorang peserta didik harus memiliki suatu kecakapan tertentu.
Cakap dalam menulis dan membaca merupakan keharusan peserta didik.

4. Kreatif

Definisi kreatif adalah memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan,
hal ini termasuk tujuan dari pengertian pendidikan. Kreatif merupakan kemampuan individu
dalam menyelesaikan masalah dengan berbagai cara. Berbagai macam solusi dari suatu
masalah dapat tercipta dari kreatifitas individu.

5. Mandiri

Mandiri adalah keadaan di mana seorang individu dapat berdiri sendiri tanpa bergantung
pada orang lain. Kemandirian dapat diterapkan dalam kehidupan belajar mengajar,
contohnya adalah kejujuran dalam mengerjakan ujian.

6. Demokratis dan Bertanggung Jawab

Tujuan kurikulum yang terakhir adalah menjadi warga negara yang demokratis derta
betanggung jawab. Bentuk pemerintahan negara Indonesia adalah demokrasi. Demokrasi
berasal dari kata demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya kekuasaan, sehingga
dapat diartikan bahwa kekuasaan tertinggi dalam negara dipegang oleh rakyat.

Oemar Hamalik mengemukakan beberapa dasar yang harus dipertimbangkan dalam


pengembangan kurikulum, yaitu:
✓ Kurikulum disusun untuk mewujudkan sisdiknas.
✓ Kurikulum pada semua jenjang Pendidikan dikembangkan dengan pendekatan
kemampuan.
✓ Kurikulum harus sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan pada masing-masing
jenjang pendidikan.
✓ Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar
standar nasional pendidikan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan.
✓ Kurikulum pada semua jenjang pendidikan dikembangkan secara berdivertikasi,
sesuai dengan kebutuhan potensi, dan minat peserta didik serta tuntutan pihak-
pihak yang memerlukan dan berkepentingan.
✓ Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan pembangunan daerah
dan nasional, keanekaragaman potensi daerah dan lingkungan serta kebutuhan
pengembangan iptek dan seni. Kurikulum pada semua jenjang pendidikan
dikembangkan secara berdiversi kasi, sesuai tuntutan lingkungan dan budaya
setempat.
✓ Kurikulum pada semua jenjang pendidikan mencakup aspek spiritual keagamaan,
intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan,
keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, pola hidup sehat, estetika
dan rasa kebangsaan
Dasar-dasar pengembangan Kurikulum
1. Dasar Filosofis dan Sejarah
2. Dasar Psikologis
3. Dasar Sosial-Budaya
4. Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Masing-masing dasar tentunya memiliki sumbangan penting terhadap pengembangan
kurikulum pendidikan. Dasar Filosofis berperan dalam merumuskan tujuan pendidikan.
Sementara dasar psikologis memberi gambaran terhadap isi, proses dan evaluasi
pendidikan. Adapun dasar sosial-budaya, memberi gambaran tentang tujuan dan isi
pendidikan. Sedangkan dasar ilmu teknologi, memberi gambaran tentang isi dan proses
pendidikan.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam kurikulum. Alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
Pengembangan kurikulum dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu : (1) pendekatan
top-down the administrative model dan (2) the grass root model.

1. The administrative model;


Model ini merupakan model pengembangan kurikulum yang paling lama dan paling banyak
digunakan. Gagasan pengembangan kurikulum datang dari para administrator pendidikan
dan menggunakan prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, membentuk
suatu Komisi atau Tim Pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya, terdiri dari pejabat
di bawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari
dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar,
landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.
Selanjutnya administrator membentuk Tim Kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli
kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, dan guru-guru senior, yang bertugas
menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-
konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh Tim pengarah, seperti merumuskan
tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih sekuens materi, memilih strategi
pembelajaran dan evaluasi, serta menyusun pedoman-pedoman pelaksanaan kurikulum
bagi guru-guru. Setelah Tim Kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh
Tim Pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator
pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Karena datangnya dari atas,
maka model ini disebut juga model Top – Down. Dalam pelaksanaannya, diperlukan
monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan
evaluasi.
2. The grass root model
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau
sekolah. Model pengembangan kurikulum yang pertama, digunakan dalam sistem
pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model grass
roots akan berkembang dalam sistem pendidikan yang bersifat desentralisasi. Dalam model
pengembangan yang bersifat grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan
guru di suatu sekolah mengadakan upaya pengembangan kurikulum. Pengembangan atau
penyempurnaan ini dapat berkenaan dengan suatu komponen kurikulum, satu atau beberapa
bidang studi ataupun seluruh bidang studi dan seluruh komponen kurikulum. Apabila
kondisinya telah memungkinkan, baik dilihat dari kemampuan guru-guru, fasilitas biaya
maupun bahan-bahan kepustakaan, pengembangan kurikulum model grass root tampaknya
akan lebih baik. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah perencana,
pelaksana, dan juga penyempurna dari pengajaran di kelasnya.

Pengembangan Materi Kurikulum


Materi Kurikulum adalah bahan pengajaran yang terkandung dalam kurikulum. Penyusunan
kurikulum sendiri tidak boleh asal melainkan harus memerhatikan jenjang Pendidikan juga
beberapa aspek.
Bahan atau materi kurikulum (curriculum materials) adalah isi atau muatan kurikulum yang
harus dipahami siswa dalm upaya mencapai tujuan kurikulum.
1. Sumber-sumber Materi Kurikulum
Isi atau materi kurikulum pun harus bersumber pada tiga hal tersebut, yakni:

• Masyarakat berserta budayanya


• Siswa
• Ilmu Penetahuan
Dalam menentukan isi kurikulum ketiga bersumber tadi harus digunakan secara seimbang.
Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek, dapat mengaruhi keseimbangan
makna pendidikan.
a. Masyarakat sebagai Sumber Kurikulum
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat.
Kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar atau lokal diperlukan oleh sebab setiap daerah
memiliki kebutukan dan karakteristik yang berbeda baik dilihat dari sudut geografis, budaya
dan adat istadat maupuan potensi daerah. Dilihat dario keadaan geografis, setiap derah
memiliki perbedaan misalnya ada daerah pegunungan, pesisir, daerah perkotaan.
Perkembangan budaya nasional adalah perkembangan budaya yang terus-menerus yang
selama ada dalam status “in the maiking” Oleh karenanya materi, kurikulum selamanya
harus berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.
Globalisasi merupakan gelombang yang sangat hebat menerap seluruh kawasan dunia.
Siap atau tidak, kita tidak mungkin mehindari dari arus globalisasi itu sendiri. Oleh sebab itu,
arus globalisasi bukan untuk dihindari akan tetapi merupakan sesuatu yang harus kita
hadapi. Materi kurikulum sebagai alat pendidikan harus bersumber dari kepentingan
masyarakat global.
b. Siswa sebagai Sumber Materi Kurikulum
Di samping masyarakat berserta kebudayaannya, penetapan materi kurikulum juga dapat
bersumber dari siswa itu sendiri. Mengapa siswa harus dijadikan sumber dalam penetapan
isi kurikulum? Ya, hal ini disebabkan tugas dan fungsi pendidikan adalah untuk
mengembangkan seluruh potensi siswa. Maka tidak heran kalau kebutuhan anak harus
menjadi salah satu sumber materi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rumusan isi kurikulum dikaitkan dengan
siswa, yakni:
✓ Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
✓ Isi kurikulum sebaiknya mencangkup keterapilan, pengetahuan dan sikap yang dapat
digunakan siswa dalam pengalamannya sekarang dan juga berguna untuk
menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
✓ Siswa hendaknya didorong untuk belajar berkat kegiatan sendiri dan tidak sekedar
hanya penerima secara pasif apa yang diberikan guru.
✓ Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan keinginan siswa.
Kebutuhan siswa sebagai dasar penetapan materi kurikulum dapat dipandang dari dua sisi,
yaitu sisi pisikobiologis dan sisi kehidupan sosial. Sisi pisikologis berkenaan dengan apa yang
timbul dengan siswa berdasarkan kebutuhan pisikologis dan biologis yang dinyatakan dalam
keinginan dan harapan mereka, tujuan dan masalah yang diminati untuk dipelajari. Sisi
kebutuhan sosial berkenaan dengan tuntutan masyarakat, apa yang dianggap perlu untuk
kehidupannya, agar mereka hidupdi masyarakat.
Menurut Maslow kebutuhan manusia itu terdiri dari kebutuhan akan:

• Survival atau kebutuhan fisiologis;


• Security atau kebutuhan rasa aman;
• Love and belonging atau kebutuhan untuk dicintai;
• Self esteem atau kebutuhan personal 9harga diri);
• Self-actualization kebutuhan untuk mengatualisasikan diri.

c. Ilmu Pengetahuan sebagai Sumber Kurikulum


Ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir secara sistematis dan logis.

Anda mungkin juga menyukai