Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN UTS GASAL 2021/2022

MATA KULIAH : DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM

DOSEN : Dr. H. Siswadi, M.Ag.

NAMA : KUSWOYO GUMILANG

PRODI : MMPI

KELAS : MPI-A

1. Pengertian, tujuan dan manfaat memepelajari Desain Pengembangan Kurikulum

Pengertian Desain Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan kurikulum


agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik, sedangkan kurikulum adalah
seperangkat nilai yang diinternalisasikan kepada subjek didik, baik nilai-nilai dalam bentuk
kognitif, afektif maupun psikomotorik. Adapun dasar kurikulum meliputi landasan filsafat,
psikologi, sosial budaya dan ilmu teknologi. Keempat dasar ini harus benar-benar
dipedomani dalam upaya menghasilkan kurikulum yang lebih baik.

Dari aspek tujuan, secara mikro dapat di lihat dari tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan
tujuan instruksional. Secara makro, bertujuan untuk merekonstruksi dan menginovasi
kurikulum sebelumnya yang masih memiliki kelemahan dan kekurangan setelah dievaluasi.
Selanjutnya pengembangan kurikulum bertujuan untuk mengadaptasikan pendidikan dengan
perubahan sosial serta mengekplorasi pengetahuan yang belum tersentuh sebelumnya.

Tujuan dan manfaat dari mempelajari pengembangan kurikulum yang substansial adalah : 1)
merekonstruksi kurikulum sebelumnya; 2) menginovasi; 3) beradaptasi dengan perubahan
sosial (sisi positifnya); 4) mengeksplorasi pengetahuan yang masih tersembunyi berdasarkan
tujuan pendidikan nasional yang telah dirumuskan. Dari pengembangan kurikulum harus
berakar, namun harus juga berpucuk menjulang tinggi, beranting, dan berdaun rindang.
Berakar berarti tetap berpegang kepada falsafah bangsa dan menjulang berarti mengikuti
perubahan dan perkembangan zaman, pengembangan kurikulum di Indonesia tidak dapat
juga terlepas dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-undang
Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 (UU Sisdiknas) pasal (3), yang
menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis secara
bertanggung jawab.

2. Landasan-landasan pengembangan kurikulum dan contohnya masing-masing


a. Landasan Filosofis
Adalah asumsi-asumsi atau rumusan yang didaptkan dari hasil berfikir secara
mendalam, analitis, logis dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan,
melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum. Contoh penggunaan
filsafat tersebut baik dalam pengembangan kurikulum dalam bentuuk program
tertulis maupun kurikulum dalam bentuk pelaksanaan (operasional) sekolah.
b. Landasan Psikologis
Ada dua cabang psikologi yang sangat penting di dalam pengembangan
kurikulum, yaitu psikologis perkembangan dan psikologis belajar. Psikologis
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang
diberikan kepada siswa, baik tingkat kedalaman dan keluasan materi,tingkat
kesulitan dan kelayakannya serta kebermanfaatan materi senantiasa disesuikan
dengan taraf perkembangan peserta didik. Sedangkan psikologi belajar
memberikan sumbangan terhadap pengembangan kurikulum terutama berkenaan
dengan bagaimana kurikulum itu diberikan kepada siswa dan bagaimana siswa
harus mempelajarinya, hal ini berkenaan dengan strategi pelaksanaan kurikulum
disekolah. Menurut psikologi belajar bahwa belajar diklasifikasikan sebagai
berikut: belajar berdasar perkembangan keseluruhan, belajar pembentuan
kepribadian, belajar berkat pemahaman, belajar berdasarkan pengalaman, belajar
merupakan proses perkembangan, dan belajaradalah proses berkelanjutan.
c. Landasan Sosiologis
Pendidikan adalah proses budaya, manusia yang akan didididik adalah makhluk
yang berbudaya dan senantiasa mengembangkan kebudayaannya. Oleh karena itu
maka kurikulum harus dikembangkan pada norma norma sosila dan
budaya,dengan demikian maka pendidikan akan menjadi pewaris budaya,
sekaligus berfungsi untuk mengembangkan kehidupan social maupun budaya kea
rah yanglebih baik sesuai perkembangan dan tuntutan masyarkakat yang
berbudaya.
d. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan di hadapkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang dengan pesat,oleh karena itu agarkurikulum berkembang
dengan kuat maka maka pengembangan kurikulum harus berdasarkan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat pula, dengan demikian
kurikulum akan mampu menyesuaikan dengan situasidan kondisi yang
berkembang baik dilihat dari segi perkembangan social budaya maupun dari segi
ilmu pengethauan dan teknologi.
3. Model-model pengembangan kurikulum di Indonesia
1) The administrative model;
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling
banyak dikenal. Diberi nama model administrative atau line staff karena inisiatif
dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dan
menggunakan prosedur administrasi. Dalam pelaksanaan kurikulum tersebut,
selama tahun-tahun permulaan diperlukan pula adanya kegiatan monitoring,
pengamatan dan pengawasan serta bimbingan dalam pelaksanaannya. Setelah
berjalan beberapa saat perlu juga dilakukan suatu evaluasi, untuk menilai baik
valitidas komponen komponennya, prosedur pelaksanaan maupun
keberhasilannya.
2) Tim grass roots model;
Model pengembangan ini merupakan lawan dari model pertama. Insiatif dan
upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu
guru-guru atau sekolah. Dalam model pengembangan kuruikulum yang bersifat
grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru suatu sekolah
mengadakan uapaya pengembangan kurikulum.
3) Beaucamph’ s system
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli kurikulum.
Beaucamph mengemukakan lima hal dalam pengembangan kurikulum :
a) Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh kurikulum
tersebut, apakah suaru sekolah, kecamatan, kabupaten, propinsi atau seluruh
Negara. Penetapan area ini ditentukan oleh wewewang yang dimiliki oleh
pengambil kebijaksanaan dalam pengembangan kurikulum serta oleh tujuan
pengembangan kurikulum.
b) Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat dalam
pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut berpartisipasi
dalam pengembangan kurikulum yaitu : Para ahli pendidikan/kurikulum yang
ada pada pusat pengembangan kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar,
Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru
terpilih, Para professional dalam sistem pendidikan, Professional lain dan
tokoh-tokoh masyarakat.
c) Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini berkenaan
dengan posedur yang harus ditempuh dalam merumuskan tujuan umum dan
tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan
evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum
d) Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah
mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan sesuatu
yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang menyeluruh, baik
kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping
kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat
e) Evaluasi kurikulum.
Langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu : Evaluasi tentang pelaksanaan
kurikulum oleh guru-guru , Evaluasi desain kurikulum, Evaluasi hasil belajar siswa,
Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
4) The demonstration model ( ktsp – menuju k13- k16 )
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah.
Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja
sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum. Model
ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa sekolah,
suatu komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan komponen
kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau mengganti kurikulum yang
ada, pengembangan kurikulum sering mendapat tantangan dari pihak-pihak
tertentu.
5) Taba’ s inverted model
Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots approach) bagi
perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang oleh guru
dan bukan diberikan oleh pihak berwenang. Menurut Taba guru harus memulai
proses dengan menciptakan suatu unit belajar mengajar khusus bagi murid-murid
mereka disekolah dan bukan terlibat dalam rancangan suatu kurikulum umum.
Menghindari penjelasan grafis dari modelnya, Taba mencantumkan lima langkah
urutan untuk mencapai perubahan kurikulum, sebagai berikut :
a) Membuat unit percontohan yang mewakili peringkat kelas atau mata pelajaran.
Langkah ini sebagai penghubung antara teori dan praktek.
b) Menguji unit percobaan Uji ini diperlukan untuk mengecek validitas dan
apakah materi tersebut dapat diajarkan dan untuk menetapkan batas atas dan batas
bawah dari kemampuan yang diharapkan.
c) Revisi dan konsolidasi Unit pembelajaran dimodifikasi menyesuaikan dengan
keragaman kebutuhan dan kemampuan siswa, sumber daya yang tersedia dan
berbagai gaya mengajar sehingga kurikulum dapat sesuai dengan semua tipe
kelas.
d) Pengembangan kerangka kerja Setelah sejumlah unit dirancang, perencana kurikulum
harus memeriksa apakah ruang lingkup sudah memadai dan urutannya sudah benar.
e) Memasang dan menyebarkan unit-unit baru Mengatur pelatihan sehingga guru-guru
dapat secara efektif mengoperasikan unit belajar mengajar di kelas mereka.

B. pengembangan kurikulum di Indonesia itu mengikuti The administrative model


karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan
dan menggunakan prosedur administrasi.

Anda mungkin juga menyukai