Anda di halaman 1dari 11

PEMBELAJARAN IPA DI SD

PDGK4202

TUTORIAL 3

DISUSUN OLEH:

LELIN NAFISAH

NIM:858868989

POKJAR TRENGGALEK

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI S1 PGSD
TAHUN AJARAN 2023.2
Soal TT 3

1. Materi yang ada pada KTSP merupakan materi minimal yang harus
diberikan guru pada siswanya Agar materi tersebut dapat diberikan pada
siswa sesuai dengan kondisi lingkungan dan daerah maka anda perlu
analilis kontek. Jelaskan kegunaannya !
2. Apa manfaat dari perumusan tujuan pembelajaran sebelum kegiatan
pembelajaran di kelas berlangsung?
3. Sebutkan dan jelaskan percobaan-percobaan yang dapat anda lakukan
untuk mengajarkan gaya grafitasi yang menyebabkan benda jatuh.!
4. Jelaskan bagaimana proses pencernaan makanan yang terjadi pada
manusia !
5. Agar siswa mudah memahami konsep piramida makanan, langkah
pembelajaran apa yang anda lakukan ?
6. Mengapa percobaan yang anda lakukan di kelas, harus anda lakukan
terlebih dahulu
LEMBAR JAWABAN

Nama : LELIN NAFISAH


NIM : 858868989
TUTORIAL 3 PDGK 4202

POKJAR TRENGGALEK

1. Keleluasaan sekolah dalam mengembangkan KTSP tentu harus diikuti dengan


analasis situasi sekolah untuk mencapai lingkup standar nasional pendidikan yang
sudah ditetapkan, di antaranya Standar Isi (SI)dalam Permendiknas no 22 tahun 2006
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam Permendiknas no 23 tahun 2006.
Hasil analisis tersebut merupakan dasar pijakan untuk menentukan kedalaman dan
keluasan target-target yang ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin
dicapai, serta isi dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu di
sekolah tersebut. Pencapaian tujuan pendidikan bermutu tersebut sesuai dengan UU
Sisdiknas no 20 tahun 2003 pasal 5, yaitu “Setiap warga negara mempunyai hak yang
sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Penyusunan dan pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya
sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam
jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru (BSNP, 2006: 33). Tahap kegiatan
penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: analisis sekolah, penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian (cf.
BSNP, 2006: 33).
Tujuan Analisis Situasi Sekolah adalah (1) memperoleh gambaran nyata kondisi
sekolah dan (2) memperoleh gambaran nyata situasi sekolah
Analisis konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri (self
evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan
pendekatan SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats ). Dalam hal ini
dapat diterapkan kajian lingkungan internal untuk memahami strengths atau kekuatan
dan weaknesses atau kelemahan, serta kajian lingkungan eksternal untuk
mengungkap opportunities atau peluang dan threats atau tantangan. Adapun analisis
konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal sebagai berikut (cf. BSNP, 2006: 32):
1. Visi, misi, dan tujuan sekolah
2. Identifikasi SI dan SKL
3. Kajian internal atau kondisi sekolah (kekuatan dan kelemahan) yang meliputi: (1)
peserta didik, (2) pendidik dan tenaga kependidikan, (3) sarana dan prasarana, (4)
biaya, (5) program-program
4. Kajian eksternal atau situasi sekolah (peluang dan tantangan) yang dilihat dari
masyarakat dan lingkungan sekolah yang meliputi: (a) komite sekolah, (b) dewan
pendidikan, (c) dinas pendidikan, (d) asosiasi profesi, (e) dunia industri dan dunia
kerja, (f) sumber daya alam dan sosial budaya.
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan dengan
memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). KTSP disusun dan
dikembangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut: a. Pengembangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah dan peserta didik. 19 Beberapa hal yang perlu dipahami
dalam kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai
berikut: a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi
dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan, dibawah supervise dinas pendidikan kabupaten/kota dan departemen agama
yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. c. Kurikulum tingkat satuan
pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan
ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan. d. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP merupakan
paradigma baru pengembangan kurikulum, yang otonomi luas pada setiap satuan
pendidikan dan pelibatan pendidikan masyarakat dalam rangka mengefektifkan
proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan
dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana,
sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta lebih
tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan
kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni
sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan
memberikan otonomi yang lebih besar, di samping menunjukan sikap tanggap
pemerintah terhadap tuntunan masyarakat juga merupakan sarana peningkatan
kualitas, efisien dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud
reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan
pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntunan dan
kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan 20
pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja guru dan
staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya kurikulum.
Pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam
menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan tersebut,
sekolah dituntut untuk mengembangkan strategi, menentukan prioritas,
mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta
mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam KTSP,
pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite Sekolah
dan Dewan Pendidikan. Badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan
musyawarah dari pejabat daerah setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan
rakyat daerah (DPRD), pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga pendidikan,
perwakilan orang tua peserta didik dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang
menetapkan kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan tentang pendidikan
yang berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu menetapkan visi, misi dan tujuan
sekolah dengan berbagai implikasinya terhadap programprogram kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan sekolah.

2. Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan


bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,
menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat
bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk
mengukur prestasi belajar siswa. Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat
memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih
Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran,
yaitu: 1. Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih
mandiri; 2. Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; 3. Membantu
memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; 4.
Memudahkan guru mengadakan penilaian. Seiring dengan pergeseran teori dan cara
pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan
tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan
pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk
bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau
konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan
pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang
dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-
centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam
pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan
bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa
dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi.
Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa
lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menegaskan
bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam
bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat
dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Dalam sebuah
perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk merumuskan tujuan
pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi
beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)
menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran,
yaitu:
1. Preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang
penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara
membelajarkannya; dan
2. Analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas.
Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan
menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah
seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah
psikomotor. Rumusan tujuan merupakan pernyataan tentang hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh setiap siswa. Lebih tepatnya, kemampuan baru apa yang
seharusnya dikuasai siswa pada akhir pelajaran. Rumusan tujuan bukan merupakan
pernyataan tentang apa yang direncanakan guru untuk dilaksanakan dalam
pembelajaran tetapi tentang apa yang seharusnya siswa peroleh dari suatu pelajaran.

tujuan pembelajaran?

Pertama, guru harus mengetahui tujuan pembelajarannya agar dapat melakukan


pemilihan materi, metode, dan media. Tujuan itu akan mengarahkan guru dalam
memilih materi, metode, dan media dan urutan kegiatan pembelajaran.

Mengetahui tujuan pembelajarannya sendiri juga menjadikan guru memiliki


komitmen untuk menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga tujuan itu
dapat dicapai. Sebagai misal, jika tujuan dari satu RPP Fisika adalah “Dapat
mengukur arus yang mengalir di dalam sebuah rangkaian sederhana dengan
amperemeter,” maka lingkungan belajar itu meliputi sebuah amperemeter dan
rangkaian sederhana. Alasan penting lain untuk menyatakan rumusan tujuan adalah
membantu menjamin evaluasi yang benar. Guru tidak akan tahu apakah siswanya
telah mencapai sebuah tujuan kecuali guru itu mutlak yakin apa tujuan yang hendak
dicapai.
Tujuan pembelajaran sebagai kontrak antara guru dan siswa

Tanpa tujuan pembelajaran yang eksplisit, siswa tidak akan tahu apa yang diharapkan
dari mereka. Apabila tujuan dinyatakan dengan jelas dan spesifik, pembelajaran dan
pengajaran menjadi berorientasi pada tujuan. Sesungguhnya, pernyataan tujuan dapat
dipandang sebagai suatu kontrak antara guru dan siswa. Inilah tujuan
pembelajarannya. Tugas saya sebagai guru adalah menyediakan aktivitas
pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan itu. Tanggung jawab kamu sebagai
siswa adalah berpartisipasi dengan sungguh-sungguh dalam aktivitas pembelajaran
itu.”

Format ABCD Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience
peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian
mencantumkan Behavior atau kemampuan yang harus didemonstrasikan
dan Conditions seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati. Akhirnya,
tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur,
yaitu dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.

1) Audience

 Premis utama pengajaran sistematik adalah fokus pada apa yang dilakukan
siswa, bukan apa yang dilakukan guru.

 Pembelajaran paling mungkin terjadi bila siswa aktif, baik secara mental
memproses ide-ide atau secara fisik berlatih keterampilan.

 Karena tercapainya tujuan bergantung kepada apa yang dilakukan siswa,


maka tujuan pembelajaran mulai dengan menyatakan kemampuan siapa yang
akan berubah, sebagai misal, “siswa kelas-sembilan” atau “peserta workshop
pembelajaran inovatif.”

2) Behavior

 Inti tujuan pembelajaran adalah kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan


baru yang akan dimiliki audience setelah pengajaran.

 Kata kerja dapat paling jelas mengarahkan perhatian guru jika kata kerja itu
dinyatakan sebagai perilaku yang dapat diamati.

 Kata kerja yang kabur seperti mengetahui,


memahami dan mengapresiasi tidak mengomunikasikan tujuan guru dengan
jelas.
 Kata-kata yang lebih baik menyatakan kinerja yang dapat diamati
meliputi mendefinisikan, mengkategorikan, dan mendemonstrasikan.

 Behavior atau kinerja yang dinyatakan dalam tujuan seharusnya


mencerminkan kemampuan dunia-nyata yang dibutuhkan oleh siswa, bukan
kemampuan artifisial atau tidak nyata/buatan semata-mata untuk berhasil
dalam tes.

3) Condition

 Pernyataan tujuan seharusnya memasukkan kondisi-kondisi saat siswa


melakukan kinerja yang dievaluasi. Sebagai misal, apakah siswa diijinkan
untuk menggunakan catatan atau membuka buku saat mengidentifikasi
variabel dalam sebuah hipotesis.

 Jika tujuan dari pelajaran tertentu adalah agar siswa dapat mengidentifikasi
burung-burung, apakah identifikasi dilakukan dari sejumlah transparansi
berwarna atau sejumlah foto hitam putih? Jadi sebuah tujuan dapat
dinyatakan, “Diberikan sejumlah transparansi berwarna, siswa dapat
mengidentifikasi burung-burung itu.” Atau contoh lain, “Tanpa membuka
buku, siswa dapat menyebutkan Hukum Ohm.”

4) Degree

 Persyaratan terakhir tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan baik


adalah rumusan itu menunjukkan standar, atau kriteria, yaitu kriteria yang
digunakan untuk menilai kinerja siswa. Misalnya tingkat kecermatan atau
ketuntasan seperti apa yang harus diperagakan siswa?

 Apakah kriteria itu dinyatakan dalam istilah kualitatif atau kuantitatif, kriteria
itu seharusnya didasarkan pada persyaratan dunia nyata. Sebagai
misal, “Siswa dapat meloncat melewati mistar setinggi 175 cm.” atau “Siswa
dapat merencanakan eksperimen untuk menguji sebuah hipotesis sesuai
rincian tugas kinerja yang ditentukan.”
3. gaya graviatsi adalah satu jenis gaya yang dipengaruhi oleh gaya tarik menarik
sebuah benda kepusat benda tersebut. Sehingga gaya gravitasi bumi adalah gaya
tarik menarik sebuah benda menuju pusat bumi. Contoh gaya gravitasi adalh
lemparkan koin keatas dan perhatikan bahwa koin akan melesat keatas lalu jatuh
kebawah.apa yang membuat koin jatuh kebawa adalah gaya gravitasi bumi.
Gaya gravitasi bumi menarik semua enda dan permukaan bumikepusatnya. Sehinga
semua benda akan jatuh kebawah atau sebenarnya kepusat bumi.
Jika kita lemparkan bola,pensilpenghapus,maupun kapas,semuanya benda tersebut
tetap akan jatuh kebawah dengan kecepatannya masing-masing. Semakin berat
benda yang jatuh maka akan semakin cepat gaya gravitasi menariknya jatuh.
Sedangkan semakin ringan suatu benda maka akan jatuh semakin lambat gaya
gravitasi menariknya jatuh.
Contoh-contoh peristiwa yang dipengaruhi gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-
hari :
 Manusia bisa berdiri dengan tegak dipermukaan bumi
 Benda-benda yang dilempar selalu berakhir jatuh kebawah.
4. Dalam tubuh manusia ada sebuah sistem organ yang disebutdengan sistem
pencernaan. Sistem pencernaan merupakan sebuah proses yang mengubah makanan
dari ukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus.
Sistem pencernaan juga berfungsi untuk mencegah molekul makanan yang kompleks
menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ
pencernaan. Proses pencernaan terjadi sebagai berikut : mulut-keronkongan-lambung-
usus halus-usus besar.
1) Mulut
Mulut merupakan organ tubuh manusia yang menjadi tempat pertama proses
pencernaan terjadi. Mulut terdiri yang membantu dalam proses
pencernaan ,yaitu gigi,lidah,dan kelenjar ludah ( air liur).
Dalam rongga mulut ada dua jenis proses pencernaan yang terjadi yakni
secara mekanik oleh gigi dan pencernaan secara kimiawi oleh air liur.
Berbeda dengan gigi dan air liur,lidah berfungsi sebagai pengaduk makanan
didalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan untuk ditelan
kedalam tubuh.
2) Kerongkongan
Kerongkongan adalah sebuah organ yang termasuk dalam sistem pencernaan.
Organ ini berbentuk seperti pipa yang berfungsi untuk menyalurkan makanan
dari rongga mulut keorgan dalam ,seperti lambung.
Oleh sebab itu tidak terdapat proses pencernaan didalam kerongkongan
karena hanya berfungsi sebagai penyambung organ dalam dan organ luar.
3) Lambung
Organ lambung memiliki sejumlah peran dalam proses pencernaan manusia.
Terdapat beberapa bagian dalam organ lambung yang memiliki fungsi trtentu
yaitu :
 Otot-otot pada dinding lambung yang berfungsi mengaduk semua
makanan dengann getah lambung.
 Asam lambung pada getah lambung berfungsi untuk membunuh
kuman penyakit atau bakteri yang ada pada makanan.
 Enzim epsin berfungsi memecah protein menjdi pepton dan proteosa
 Enzim renin berfungsi mengumpulkan protein susu ( kasein ) yang
terdapat pada susu.
4) Usus halus
Setelah dari organ lambung,makanan yang telah diolah akan menuju usus
halus. Dalam usus halus makanan akan kembali dihaluskan oleh enzim-enzim
tertentu. Usus halus juga berfungsi untuk menyerap nutrisi dalam makanan.
Nutrisi tersebut akan diserap oleh tubuh untuk menjadi sumber energi dan
perbaikan sejumlah sel dan jaringan dalam tubuh.
5) Usus besar
Sisa-sisa makanan yang tidak diambil nutrisinya oleh usus halus akan
dibawa kedalam usus besar. Usus besar akan menyerap nutrisi-nutrisi yang
sudah tak digunakan oleh tubuh kerektum untuk dibuang dalam bentuk feses
atau tinja.
5. langkah-langkah pembelajaran seperti :
a) Membuat gambar piramin dan mengajak siswa membandingkan volum
piramid bagian atas dan bagian bawah.
b) Buat analogijika isi piramida tersebut adalah makanan,maka tanyakan kepada
siswa pada bagian mana dari piramid yang volumnya paling besar.
c) Volume kecil menunjukkkan jumlah makanan yang dikonsumsi kecil
sedangkan volum besar jumlah makanan yang dikonsumsi beasr pula. Dan
yang volumnya besar menggambarkan kebutuhan makanan pada tubuh kita.
pedoman pola makan sehat yang digambarkan melalui 4 lapisan piramida dengan
tujuan untuk menyeimbangkan gizi dan porsi makanan harian.
setidaknya ada 10 pedoman gizi seimbang yang harus diperhatikan :
 Mensyukuri berbagai keanekaragaman makanan.
 Banyak makan sayur dan buah buahan.
 Mengonsumsi lauk pauk dengan protein tinggi.
 Mengonsumsi makanan pokok.
 Batasi konsumsi makanan berlemak, asin, dan manis.
 Mengutamakan sarapan pagi.
 Minum air putih 8 gelas sehari.
 Baca label kemasan makanan atau minuman yang akan dikonsumsi.
 Wajib mencuci tangan dengan dengan sabun dan air bersih.
 Berolahraga secara rutin untuk menjaga berat badan.
Piramida makanan adalah suatu gambaran yang menjelaskan hubungan antar
komponen makhluk hidup yang ada dalam sebuah ekosistem. Piramida makanan
sendiri berbeda dengan rantai makanan, piramida makanan diketahui lebih
menggambarkan sebuah interaksi dari setiap komponen biotik. Hal ini tentu lebih dari
sekedar suatu peristiwa makan dan dimakan yang biasa terjadi dalam sebuah rantai
makanan.Dalam sebuah ekosistem, tumbuhan memiliki tingkatan sebagai produsen
yang mempunyai jumlah populasi lebih besar daripada dengan tingkat trofik lainnya.
Populasi produsen harus memiliki jumlah yang lebih besar dari konsumen I,
konsumen II, konsumen III hingga seterusnya sampai dengan konsumen puncak.
Maka dari itu, piramida makanan merupakan gambaran dari perbedaan tingkat
populasi yang ada dalam sebuah ekosistem.
Piramida makanan ini menjadi sebuah gambaran dari hubungan antar organisme pada
setiap tingkat trofiknya. Hubungan atau interaksi yang terjadi antara setiap organisme
dalam piramida makanan digambarkan membentuk kerucut, atau lebih mudahnya
yaitu seperti bentuk piramid.

6. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi
oleh guru. Hal ini dilakukan karena selain belajar teori di dalam kelas, siswa juga
membutuhkan pendalaman praktik atau eksperimen. Agar siswa tidak hanya
membayangkan saja dari materi yang dipelajari.

Dalam eksperimen, siswa akan ditugaskan untuk membuktikan teori yang telah
dijelaskan oleh guru sebelumnya. Siswa akan dengan mudah mengingat dan
memahami mata pelajaran yang sudah diajarkan guru dengan metode pembelajaran
eksperimen. Dalam metode eksperimen, harus melakukan percobaan dan
membuktikan sendiri pelajaran yang sudah dipelajarinya.Siswa akan diberikan
kesempatan untuk melakukan, membuktikan, mengikuti proses, mengamati objek,
menganalisis, dan menarik kesimpulan mengenai eksperimen atau percobaannya
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai