2. Prinsip-Prinsip Pengembangan
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah
sebagai berikut:
Pembahasan:
Kompetensi adalah pengetahuan (kognitif) yang setelah dimiliki oleh
seseorang, harus diwujudkan dalam bertindak (psikomotor) dan bersikap
aktif (afektif). Departemen Pendidikan Nasional menyederhanakan definisi
kompetensi sebagai “pengetahuan, sikap, nilainilai yang diwujudkan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak”. Jadi, ada kesesuaian antara pengetahuan
yang telah dimiliki seseorang dengan tindakan dan sikapnya dalam
kehidupan seharihari. Dengan demikian, Kurikulum Berbasis
Kompetensi adalah memandirikan atau memberdayakan sekolah dalam
mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan kepada peserta didik,
sesuai dengan kondisi lingkungan. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas.
Bimbingan tentang cara menghadapi perbedaan individu melalui perbaikan
program, peningkatan/pendalaman dan penyempurnaan.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi adalah
sebagai berikut:
Iman, berkepribadian luhur, nilai budaya Penguatan integritas bangsa
Keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetik Kesempatan yang sama
Pengembangan pengetahuan dan teknologi informasi Pengembangan
keterampilan hidup Pembelajaran sepanjang hayat Pendekatan dan kemitraan
komprehensif berpusat pada anak-anak.
3. Pengembangan kurikulum KTSP pada kasus di atas dapat dilakukan dengan
melakukan penyesuaian atau mengacu kepada karakteristik siswa dan
perkembangan SDM serta keadaan sarana dan prasarana. Pengembangan
kurikulum KTSP dapat didasarkan pada potensi alam yang ada di Papua.
Sehingga, meskipun sarana dan prasarana terbatas, namun tidak menutup
kemungkinan siswa di Papua tidak dapat mengembangkan potensinya.
Pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal jika dilakukan dengan model,
metode, strategi, pendekatan dan teknik pembelajaran yang dikembangkan
sesuai dengan karakteristik dan perkembangan SDM siswanya.
Pengembangan kurikulum KTSP ditujukan untuk mempermudah proses
pembelajaran yang dijalankan sehingga tercapainya tujuan pembelajaran
yang bermutu.
Pembahasan:
Tujuan dari dilakukannya pengembangan kurikulum adalah sebagai acuan
untuk mengembangkan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
yang bermutu dengan standar yang jelas dan terukur.
4. Pada langkah analisis konteks, komponen yang akan dianalisis terdiri
dari analisis keadaan internal dan analisis keadaan eksternal sekolah dan
Masyarakat.
Pembahasan:
1. Analisis Keadaan Internal Sekolah
Adapun analisis konteks terhadap keadaan internal sekolah meliputi
peserta didik, tenaga kependidikan dan pendidik, serta sarana maupun
prasarana kegiatan belajar, program dan pembiayaan.
a. Analisis peserta didik
Pada komponen ini yang dianalisis adalah kemampuan non akademik dan
akademik peserta didik.
b. Analisis Tenaga Kependidikan dan Pendidik
Pada komponen ini yang dianalisis adalah kelemahan dan kekuatan yang
terdapat disekolah. Hal ini dilakukan supaya program pengembangan KTSP
yang telah disusun dapat dilaksanakan secara maksimal dan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki sekolah.
c. Sarana dan Prasarana
Pada komponen ini yang dianalisis adalah alat dan perabot pendidikan,
media pendidikan, sumber belajar dan buku/bahan ajar, bahan yang telah
habis dipakai, dan perlengkapan untuk mendukung kegiatan belajar secara
teratur dan berkelanjutan.
d. Pembiayaan
Pada komponen ini yang dianalisis adalah biaya personal, biaya investasi,
dan biaya operasi.
e. Program-program
Pada komponen ini yang dianalisis adalah kelebihan dan kekurangan
program-program yang terdiri dari program pendidikan. Program pendidikan
ini meliputi pemilihan mata pelajaran muatan lokal, muatan nasional,
kegiatan untuk pengembangan diri, penentuan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global, program pembelajaran, program remedial, dan
program pengayaan dan penentuan pendidikan tentang kecakapan hidup.
2. Analisis Keadaan Sekolah dan Keadaan Masyarakat
Adapun analisis konteks terhadap keadaan eksternal sekolah dilakukan
terhadap dewan pendidikan, komite sekolah, kantor dinas
kabupaten atau kota, keberadaan dunia usaha, keberadaan dunia industri,
keadaan sumber daya alam, keadaan sosial ekonomi, keadaan budaya, dan
asosiasi profesi.
a. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Dalam penyusunan KTSP, pihak yang terlibat adalah komite sekolah.
Komite sekolah berperan memberikan pertimbangan terkait penyusunan
KTSP, memberikan keputusan terhadap pedoman struktur organisasi
sekolah, dan dana operasional sekolah. Komite sekolah juga berperan dalam
memberikan masukan terkait tata tertib sekolah.
Kemudian, dewan pendidikan berperan untuk mengevaluasi dan memantau
pelaksanaannya. Oleh karena itu, untuk semakin memantapkan
pengembangan KTSP analisis terhadap kepedulian dewan pendidikan perlu
dilakukan.
b. Dinas Pendidikan
Adapun tugas Dinas pendidikan kabupaten/kota adalah melakukan
koordinasi, memfasilitasi penyusunan silabus dan supervisi pengembangan
KTSP. Untuk meningkatkan pengembangan KTSP perlu dilakukan Analisis
mengenai tantangan dan dan peluang yang terdapat di dinas pendidikan.
c. Asosiasi Profesi
Asosiasi Profesi berperan dalam kegiatan Kelompok Kerja
Guru (KKG) atau kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Tantangan dan peluang mengenai keberadaan MGMP perlu untuk dilakukan
analisis.
d. Dunia Kerja dan Dunia Industri
Untuk mendukung pengembangan pribadi peserta didik agar memiliki jiwa
kewirausahaan dan kecakapan hidu. Maka didalam penyusunan KTSP,
rencana kegiatan pembelajaran ini harus dimasukkan.
e. Sosial Budaya dan Sumber Daya Alam
Aspek sosial budaya yang diterapkan dalam lingkungan sekolah dapat
menjadi peluang dan tantangan untuk mengimplementasikan dan
pengembangan KTSP.
Aspek sumber daya alam yang diterapkan dalam lingkungan sekolah sesuai
dengan KTSP. Oleh karena itu, pengembangan dan penyususnan KTSP
harus memuat keragaman lingkungan, kondisi potensi, baik alam maupun
budaya masyarakat, budaya sosial, kemudian kesetaraan gender supaya dapat
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan sumber daya alam yang ada di
lingkungan dan relevan dengan kebutuhan daerah.