Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

SPK PENILAIAN KINERJA GURU NURUL HUDA MENGGUNAKAN


METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Oleh:

Nur Fawait (21 02 31 0049)

Dosen Pengampuh : Mohammad Iqbal Bachtiar, S. T,. M. T

NIP. 19960329 201909 1 034

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS KH. BAHAUDIN MUDHARY MADURA

SUMENEP

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah memiliki visi dan
misi yang kuat terhadap pembentukan akhlakul karimah dan manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini membawa konsekuensi kepada
perumusan tujuan Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah sebagai lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan Islam. Tujuan pendidikan adalah pembentukan
kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Pendidikan Islam
membentuk manusia yang bertaqwa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
Nasional yang dituangkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No.20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yakni agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Madrasah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa


atau murid dibawah pengawasan pendidik atau guru dan yayasan. Sebagian besar
kota memiliki sistem pendidikan formal yang umumnya wajib dalam upaya
menciptakan anak didik yang mengalami kemajuan setelah mengalami proses
melalui pembelajaran.

Usaha meningkatkan kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran


perlu menjadi fokus penanganan tersendiri. Mengajar tidak sekedar
mengkomunikasikan pengetahuan, tetapi mengajar juga berarti usaha untuk
mentransfer ilmu agar dapat dipahami dan di mengerti serta dapat diterapkan oleh
peserta. Memilih guru berdasarkan keberhasilan guru yang akan mengajar dan
mendidik di madrasah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
madrasah dan kualitas pendidikan bagi murid.
Profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional
menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat
pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku,
maka diperlukan penilaian kinerja guru (PK GURU) agar proses pembelajaran
yang berkualitas di semua jenjang pendidikan dapat terlaksana. Proses evaluasi
kinerja guru masih menggunakan sistem penilaian manual yang menyebabkan
proses evaluasi kinerja tergolong relatif lama. Data manual yang dihasilkan juga
sulit digunakan untuk proses berkelanjutan yang berhubungan dengan evaluasi
kinerja guru karena akan menyita waktu yang lama. Untuk pelaksanaan PK guru
mata pelajaran di MTs Nurul Huda telah terbiasa melakukan PK Guru secara
manual menggunakan microsoft excel.

Dari permasalahan tersebut, perlu dibuat sistem informsi yang dapat


melakukan PK Guru secara sistematis dan terkomputerisasi agar proses PK Guru
dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya


proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.Sekolah tidak akan
memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh guru yang
profesional dan berkualitas. Guru benar-benar dituntut untuk memiliki kinerja
yang tinggi. Di sekolah-sekolah masih banyak terlihat adanya masalah kinerja
guru, untuk meningkatkan kualitas kinerja guru di Nurul Huda melakukan
penilaian kinerja guru setiap 3 bulan namun mekanisme kurang efektif disebabkan
kurang transparan. Penelitian penilaian kinerja guru menggunakan sistem
diterapkan untuk efesiensi dan transparansi. Sistem dikembangkan menggunakan
metode SAW (Simple Additive Weighting).Metode SAW bagian dari Sistem
Pendukung Keputusan (SPK) digunakan untuk membantu menentukan
keputusanberdasarkan data alternatif dan data kriteria. Pengolahan data
diimpelementasikan sesuai perhitungan metode SAW menentukan matrik
keputusan selanjutnya membuat perangkingan dari seluruh total data alternatif.
Dalam penelitian ini ada 20 guru yang dinilai dengan 10 kriteria penilaian, hasil
perangkingan menunjukkan data alternatif A03 memperoleh nilai tertinggi, maka
diputuskan A03 memiliki kinerja guru yang terbaik
1.2 Indentifikasi Masalah
Kesesuaian dengan kebutuhan Pengguna sistem ini harus memenuhi
kebutuhan guru, administrator sekolah, dan pihak terkait lainnya. Masalah
mungkin timbul jika sistem tidak memadai memenuhi kebutuhan dan preferensi
mereka.

Aksesibilitas dan Keamanan Sistem berbasis web harus aman dari


serangan siber dan harus memastikan aksesibilitas yang baik. Keamanan data guru
dan informasi penilaian kinerja mereka adalah hal yang sangat penting.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas, penelitian ini


memiliki dua rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi penilaian kinerja guru di MTs Nurul Huda dngan


menggunakan metode SPK?
2. bagaimana membuat “Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Berbasis Web
di MTs Nurul Huda dengan menggunakan metode SPK?

1.4 Pembatasan masalah


Agar dalam pelaksanaan penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang
dari pokok permasalahan maka permasalahan dibatasi pada:

1. Objek Penelitian Objek penelitian yang penulis ambil dalam penelitian ini ialah
” Strategi Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Di MTs Nurul Huda Desa
Rubaru Kec. Rubaru Kab. Sumenep”
2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ditujukan pada guru-guru yang ada di MTs
Nurul Huda Desa Rubaru.

1.5 Tujuan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) Penilaian Kinerja Guru menggunakan
metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk membantu menentukan
keputusan berdasarkan data alternatif dan data kriteria. Penilaian kinerja guru di
Nurul Huda dilakukan setiap 3 bulan, bertujuan untuk memantau, mengawasi, dan
melaksanakan kewajiban guru. SAW digunakan untuk membantu menentukan
keputusan secara transparan dan akurat. Dalam penelitian ini, terdapat 20 guru
yang dinilai dengan 9 kriteria penilaian, hasil perankingan menunjukkan bahwa
data alternatif A03 memperoleh skor tertinggi, sehingga A03 memiliki kinerja
guru terbaik. Sistem yang dikembangkan dengan UML menghasilkan sistem
penilaian kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk membantu sekolah
menentukan kinerja guru terbaik yang diproses secara sistematis oleh sistem.
Saran dari implementasi penelitian ini adalah untuk membandingkan hasil dengan
metode berbasis DSS lainnya guna meningkatkan akurasi hasil perhitungan.

1.6 . Manfaat/kegunaan
Pada penelitian ini ada dua macam manfaat yang dapat saya ambil dari
beberapa inspirasi luar, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis


Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah
keilmuan bagi penulis dan pihak Madrasah tentang Strategi Peningkatan
Kompetensi Guru.
2. Manfaat secara praktis
Penelitian ini berguna sebagai informasi serta pengetahuan tentang usaha-
usaha yang dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi guru di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Desa Rubaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian terdahulu


Rancang Bangun Sistem Penilaian Kinerja Guru (studi kasus: MTs Nurul
Huda) : Penelitian ini merancang sebuah sistem informasi berbasis Web yang
dapat digunakan untuk proses rekapitulasi penilaian kinerja guru menggunakan
metode tertentu.
Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru berbasis Web
(Studi Kasus MTs Nurul Huda) : Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan
kualitas kinerja guru dapat dilakukan dengan penilaian kinerja guru. Studi kasus
dilakukan di MTs Nurul Huda.
Pengembangan Aplikasi Pemantauan Kinerja Guru untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran berbasis Web (Studi Kasus: MTs Nurul Huda). Penelitian ini
mengembangkan aplikasi pemantauan kinerja guru berbasis Web untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Studi kasus dilakukan di MTs Nurul Huda.
Analisis dan Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Guru Berbasis
Web di MTs Nurul Huda: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem
informasi penilaian kinerja guru berbasis Web MTs Nurul Huda.
Pengembangan Website Penilaian Kinerja Guru Pendidikan Anak Usia
Dini : Penelitian ini mengembangkan aplikasi penilaian kinerja guru berbasis Web
untuk pendidikan anak usia dini. Hasil penelitian ini adalah aplikasi PKG MTs
berbasis website yang layak digunakan berdasarkan hasil validasi ahli

2.2. Pemrograman Web

2.2.1 Code Igniter


Menurut Fitria Rahmadayanti (2020) , framework dapat diartikan
sekumpulan perintah / program dasar di mana perintah dasar tersebut dapat
digunakan lagi untuk menyelesaikan masalah yang lebih kompleks sehingga dapat
digunakan untuk membantu membuat aplikasi baru atau aplikasi kompleks tanpa
harus membuat program dari awal
Ada juga menurut Achmad Fikri Sallaby (2020) , code igniter adalah
framework PHP yang dibuat berdasarkan model view controlleer (MVC). CI
memiliki library yang lengkap untuk mengerjakan operasi-operasi yang
umum dibutuhkan oleh aplikasi berbasis web misalnya mengakses database,
memvalidasi form sehingga sistem yang dikembangkan mudah.

Berdasarkan beberapa penjelasan yang sudah diterangkan di atas, dapat


disimpulkan bahwa codeigniter adalah sebuah framework PHP yang mengadopsi
model view controller (MVC). Framework ini menyediakan beragam library
untuk melakukan operasi umum yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi
berbasis web, seperti akses ke database dan validasi formulir. Dengan demikian,
codeigniter mempermudah pengembangan sistem tanpa perlu memulai dari awal.

2.2.2 Mysql
MYSQL menurut Enterprise Jubilee (2018) , merupakan database yang
terkenal karena hampir sebagian besar aplikasi berbasis website seperti wordpress.
MYSQL juga ditawarkan dalam berbagai versi termasuk versi gratis, sedangkan
menurut (Mundzir MF, 2017) , MYSQL adalah sistem manajemen database SQL
yang sifatnya open source (terbuka)dan paling banyak digunakan saat ini.

2.2.3 PHP
Menurut Fadel (2019), PHP adalah singkatan dari hypertext preprocessor,
yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML untuk
membuat webside yang dinamis. PHP ini merupakan server side scripting
maksudnya sintak dan perintah-perintah PHP akan dieksekusi deserver kemudian
hasilnya baru ditampilkan ke browser dalam format HTML, maka kode-kode yang
kita tulis menggunkan PHP tidak akan kelihatan oleh user sehingga membuat
halaman webside kita lebih aman dan dinamis.

Menurut (Supono & Putratama, 2018:1).Hypertext Preprocessor (PHP)


adalah suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk menterjemahkan basis
data kode program menjadi kode mesin yang dapat dimengerti oleh komputer
yang bersifat server-side yang ditambahkan ke HTML.
2.3. UML (Unified Modelling Language)
Menurut Booch (2005), UML adalah bahasa standar untuk membuat suatu
rancangan perangkat lunak. Pada umumnya, UML hanya digunakan untuk

menggambarkan dan membangun dokumen artifak dari software intensive system.

1. Use Case Diagram


menurut Nugroho (2010:93) bahwa Use Case Diagram merupakan
suatu sarana untuk melakukan pengorganisasian spesifikasi kebutuhan
pengguna dengan cara yang mudah untuk dikelola dan dimengerti oleh
para pengguna.

2. Activity Diagram
Activity Diagram, menurut Sutrisno dan Karnadi, adalah alat visual yang
digunakan dalam pemodelan proses bisnis. Diagram ini menggambarkan
urutan langkah-langkah atau aktivitas dalam suatu proses secara jelas.
3. flowchart
flowchart Menurut Wibawanto (2017:20) “Flowchart adalah suatu bagan
dengan simbol-simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara
mendetail dan hubungan antara suatu proses (intruksi) dengan proses
lainnya dalam suatu program. flowchart dapat membantu untuk
memberikan solusi terhadap masalah yang bisa saja terjadi dalam
membangun sistem. Pada dasarnya, flowchart digambarkan dengan
menggunakan simbol-simbol. Setiap simbol mewakili suatu proses
tertentu. Sedangkan untuk menghubungkan satu proses ke proses
selanjutnya digambarkan dengan menggunakan garis penghubung.
Setelah mengetahui pengertian flowchart dan fungsi umumnya,
masih banyak lagi fungsi flowchart yang perlu kamu ketahui, berikut di
antaranya:
1. Memberikan gambaran proses
Ketika proyek akan dimulai, membuat flowchart merupakan langkah
pertama yang harus dilakukan. Seluruh proses dan kemungkinan yang
akan terjadi pada program tertulis dengan jelas
pada flowchart. Dengan begitu, fungsi dari flowchart juga
memberikan gambaran proses secara visual.
2. Mengelola workflow
Fungsi flowchart selanjutnya yaitu membantu mengelola alur kerja
dari sebuah proses. Dengan bantuan simbol-simbol flowchart, kamu
dapat menjabarkan setiap proses yang terjadi dalam sebuah program.
Hal ini akan lebih memudahkan pengembang ketika menjelaskan
terkait progres pengembangan software–nya.

3. Mendokumentasikan proses
Selain membantu mengelola alur kerja atau workflow, flowchart juga
membantu mendokumentasikan proses menjadi lebih efektif. Kamu
tidak perlu lagi menjabarkan panjang lebar dan mengaitkan satu
persatu prosesnya. Hanya dengan bantuan simbol diagram dan garis
kamu sudah bisa membuat dokumentasi proses secara mudah.

4. Membantu rancangan program menjadi universal


Flowchart dapat membantu sebuah alur program dipahami oleh semua
orang tanpa memedulikan bahasa pemrograman yang dipakai dan hal
teknis lainnya. Dari sini, flowchart dapat menjadi jembatan
antara user dengan programmer.
Pengembang akan menerjemahkannya menjadi sebuah kode program
dan user (pengguna) dapat mengerti dengan mudah alurnya lewat
diagram. Hal ini akan memudahkan siapapun yang membacanya.

5. Memastikan program dibuat sesuai alur


Fungsi flowchart yang terakhir adalah memastikan program agar tetap
berada pada alur yang sesuai. Hal ini penting karena nantinya program
harus dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Setelah mengetahui apa saja jenis flowchart, selanjutnya kita masuk pada
simbol-simbol flowchart yang biasa digunakan pada diagram dengan masing-
masing artinya. Berikut ini tabel berisi beberapa simbol flowchart yang sering
digunakan:
Proses
Symbol yang digunakan untuk
menyatakan suatu proses yang
dilakukan komputer
Terminator, symbol yang menyatakan
awal atau akhir dari suatu program
Decision, symbol yang dapat
menghasilkan dua kemungkinan
jawaban antara iya atau tidak
Input/output, symbol yang di gunakan
untuk proses input atau output
Predefine proses, symbol yang
digunakan umtuk Sebagian atau
prosedur
Document, symbol yang digunakan
untuk menyatakan bahwa input
berasal dari dokumen dalam bentuk
fisik atau output yang perlu dicetak

Preparation, symbol yang digunakan


untuk memberikan nilai awal

Menual operation, symbol yang


menyatakanproses yang tidak
dilakukan oleh komputer
On- Page Referance, symbol untuk
keluar masuk atau penyambungan
proses antar lembar kerja yang sama
Off- Page Referance, symbol untuk
keluar masuk atau penyambungan
proses antar lembar kerja yang
berbeda
Display, simbol yang digunakan untuk
menyatakan output yang digunakan

Flow, untuk menghubungkan antar


symbol yang satu dengan yang lain.
niasa disebut juga connecting line
Tabel 2.1 Simbol Simbol Flowchart
Itulah kurang lebih 12 simbol flowchart yang sering digunakan ketika
proses pembuatan diagram. Selain simbol tersebut, masih banyak lagi simbol lain
yang bisa kamu eksplor sendiri nantinya.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Kerja


Kerangka kerja dalam konteks penelitian mengacu pada struktur atau
rangkaian konsep, teori, atau model yang digunakan untuk mengorganisir dan
membimbing penyelidikan atau studi. Kerangka kerja membantu peneliti dalam
merancang, melaksanakan, dan menganalisis penelitian mereka dengan cara yang
terstruktur dan sistematis.
Berdasarkan kerangka kerja diatas dapat dijabarkan seperti pada penjelasan
dibawah ini :
1. Identifikasi Masalah, identifikasi masalah merupakan tahap awal yang
dilakukan pada penelitian ini. Tahap ini dilakukan dengan mencari serta
merumuskan masalah yang nantinya akan diangkat menjadi topik pada
penelitian ini.
2. Pengumpulan Data, proses pengumpulan data ini dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan agar nantinya data tersebut dapat
menunjang penelitian yang akan dilakukan.
3. Penerapan Metode SAW, Metode SAW, pembobotan sederhana atau
penjumlahan terbobot pada penyelesaian masalah dalam sebuah SPK.
Dengan konsep menentukanranking kinerja (skala prioritas) pada setiap data
alternatif pada data atribut. Konsep lainnya menentukan penjumlahan
terbobot dari rating kinerja pada setiap data alternatif yang telah ditentukan

4. Perancangan SistemPerancangan fungsi-fungsi program yang memanfaatkan


rancangan..

5. Implementasi SistemImplementasi sistem menggunakan PHP sebagai


bahasa pemrograman dan UML sebagai perancangan dalam pembuatan
sistem.

6. Pengujian Sistem.Pengujian hasil merupakan tahapan dalam memeriksa


dan menyesuaikan antara perancangan sistem.
Sistem Pendukung Keputusan digunakan sebagai informasi bersumber dari
proses output komputer menghasilkan alternatif keputusan dalam membantu
manajemen menangani permasalahan berbentuk terstruktur dan tidak
terstruktur[9].Fuzzy Multiple Attribute Decision Makingdisebut FMADM
merupakan metode penerapan menetukan alternatif terbaik dari sejumlah
kumpulan data alternatif dengan data kriteria tertentu, selanjutnya diranking
menentukan nilai alternatif tertinggi dari proses perhitungan metode SAW.
Pendekatan menentukan nilai bobot data atribut, ada tiga antara lain secara
subjektif, secara objektif, integrasi antara subjektif dan objektif. Secara subjektif,
nilai dari bobot berdasarkan subjektivitas dari para pengambil keputusan,
sehingga proses perankingan data alternatif secara bebas. Metode SAW dijelaskan
sebagaipembobotan sederhana atau penjumlahan terbobot pada penyelesaian
masalah dalam sebuah SPK[10]. Dengan konsep menentukanranking kinerja
(skala prioritas) pada setiap data alternatif pada data atribut. Konsep lainnya dari
metode SAW adalah menentukan penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap data alternatif yang telah ditentukan[11]. Metode SAW dapat menyelesaian
suatu permasalahan, perhitungan yang diterapkan menghasilkan informasi nilai
terbesar dariperangkingan kemudian terpilih sebagai data alternatif paling terbaik.
Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu
skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode paling dikenal dan
paling banyak digunakan orang dalam menghadapi situasi Multiple Attribute
Decision Making(MADM)[12]. Tahapan perhitungan metode SAW.

.
Gambar 3.1 Tahapan perhitungan SAW
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data dari berbagai sumber. Pemilihan teknik
pengumpulan data sangat tergantung pada jenis penelitian, tujuan penelitian, dan
sumber data yang tersedia. Beberapa teknik pengumpulan data yang meliputi
Observasi dan wawancara adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung obyek-obyek yang ada. Dengan melakukan observasi maka
didapat data data hasil kumpulan lampiran penilaian untuk setiap guru.
2. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab
secara langsung kepada tim supervisi madrasah termasuk kepala madrasah.
Dengan melakukan wawancara ini maka didapat data rincian tentang kriteria
penilaian, format penilaian dan teknis penilaian kinerja guru.

3.3 Teknik Analisis Data dan Perancangan


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan, dan
meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa
hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang terjadi di
lapangan. Salah satu data yang dianalisis berupa instrument Penilaian Kinerja
Guru di MTs Nurul Huda Rubaru.
Berdasarkan informasi yang telah diberikan, maka model perancangan
sistem penilaian kinerja guru berbasis web di MTs Nurul Huda dapat diuraikan
sebagai berikut:

data collection

system Design

User Interface

Data Analysis

Feedback
Mechanism

Testing

Tabel 3.2 Model Perancangan Sistem


Adapun penjelasan dari setiap tahapan pada model waterfall di atas adalah
sebagai berikut :
1. Data Collection Memanfaatkan observasi dan wawancara untuk
mengumpulkan informasi tentang syarat dan kebutuhan proses penilaian
kinerja guru.
2. System Design, Mengembangkan sistem informasi berbasis web yang
memungkinkan dilakukannya input data kinerja guru, menampilkan data, dan
menghasilkan laporan penilaian kinerja.
3. User Interface, Rancang antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan bagi
tim penilai untuk memasukkan data kinerja guru dan bagi pimpinan sekolah
untuk meninjau laporan yang dihasilkan.
4. Data Analysis, Menerapkan metode deskriptif kualitatif untuk menganalisis
data yang dikumpulkan untuk memastikan sistem memenuhi tujuan efisiensi
dan akurasi.
5. Feedback Mechanism, Memasukkan mekanisme umpan balik bagi pimpinan
sekolah untuk meninjau dan memberikan umpan balik terhadap laporan yang
dihasilkan.
6. Testing, Mengembangkan dan menguji sistem untuk memastikan memenuhi
kebutuhan spesifik MTs Nurul Huda dan berfungsi untuk menilai kinerja
guru. Model ini menguraikan langkah-langkah utama untuk merancang sistem
penilaian kinerja guru berbasis web di MTs Nurul Huda, seperti yang
dijelaskan pada informasi yang diberikan. Ini mencakup pengumpulan data,
desain sistem, antarmuka pengguna, analisis data, mekanisme umpan balik,
serta implementasi dan pengujian.
3.4 Flowchart Sistem
Flowchart pada perancangan web peningkatan kompetensi/kinerja guru di
madrasah tsanawiyah nurul huda berbasis web adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 flowchart sistem


NILA
NO KOMPETENSI I
A PEDAGODIK
1 Mengenal karakteristik peserta didik 4
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
2 yang mendidik 4
3 Pengembangan kurikulum 4
4 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 4
5 Kegiatan pembelajaran yang mendidik 4
6 Komunikasi dengan peserta didik 4
7 Penilaian dan evaluasi 2
B KEPRIBADIAN
Bertindak sesuai dengan norma agama,
8 hukum, sosial dan kebudayaan nasional 3
9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan 4
Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,
10 rasa bangga menjadi guru 4
C SOSIAL
11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif 3
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,
12 orang tua, peserta didik, dan masyarakat 4
D PROFESIONAL
Penguasaan materi, struktur, konsep, pola pikir keilmuan
13 yang mendukung mata pelajaran yang diampu 3
Mengembangkan keprofesionalan melalui
14 tindakan yang reflektif 3
JUMLAH (HASIL PENILAIAN KINERJA GURU) 50
Tabel 3.3 Instrumen penilaian kinerja guru
Pada table diatas adalah table dimana tertera sebuah instrumen penilaian
kinerja guru di MTs Nurul Huda Rubaru.

Gambar 3.3 Perancangan Use Case Diagram


No
Action Actor System Response
.

1 Melakukan login Admin Menampilkan halaman login

Menampilkan halaman
2 Mengelola data guru Admin
manajemen data guru

Menampilkan form
3 Menambah data guru Admin
penambahan data guru

Menampilkan halaman
4 Mengelola data kriteria Admin
manajemen data kriteria

Menampilkan form
5 Menambah kriteria Admin
penambahan kriteria

Melakukan perhitungan Memproses perhitungan


6 Admin
metode SAW menggunakan metode SAW

Melihat tampilan Menampilkan hasil


7 Admin
perhitungan SAW perhitungan metode SAW

Melihat keputusan akhir Menampilkan keputusan akhir


8 Admin
penilaian kinerja penilaian kinerja guru

9 Melakukan login User Menampilkan halaman login

Menampilkan data guru yang


10 Melihat data guru User
dapat dilihat oleh user

Menampilkan data kriteria


11 Melihat data kriteria User
yang dapat dilihat oleh user

Melihat perhitungan Menampilkan hasil


12 User
metode SAW perhitungan metode SAW

Melihat keputusan akhir Menampilkan keputusan akhir


13 User
penilaian kinerja penilaian kinerja guru
Tabel 3.4 Perancangan Actifity Diagram

Keterangan :

1. Admin
- Melakukan login
- Mengelola data guru
- Menambah data guru
- Mengelola data kriteria
- Menambah kriteria
- Melakukan perhitungan metode SAW
- Melihat tampilan perhitungan SAW
- Melihat keputusan akhir penilaian kinerja guru
2. User
- Melakukan login
- Melihat data guru
- Melihat data kriteria
- Melihat perhitungan metode SAW
- Melihat keputusan akhir penilaian kinerja guru
3.5 Model Perancangan Sistem
a. Perancangan Actifity Diagram
Perancangan Actifity Diagram Merupakan suatu cara penggambaran aliran
perilaku pada sistem aplikasi sistem.

b. Perancangan Squence Diagram

Perancangan Squence Diagram ini bertujuan untuk memodelkan secara


sederhana urutan kerja,percabangan, iterasi, rekursi dan konkurensi. Sistem
perancangan squences diagram ini menjelaskan titik awal sistem kerja penguna
hingga akhir sistem selesai.
Gambar 3.4 Perancangan Squence Diagram

Pada gambar di atas berikut adalah gambar dimana terdapat sebuah


perancangan Squence diagram pada web penilaian kinerja guru di MTs Nurul
Huda Rubaru.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Penerapan mencari rating kinerja (skala prioritas) pada setiap data alternatif pada
sekumpulan data-data atribut. Sumber pengolahan data penelitian ini adalah para
guru Honorer GTT di SMK 1 Pantai Labu sebanyak 20 guru sedangkan kriteria
penilaian terdiri dari 10 kriteria, ditampilkan pada Tabel 1.

Jenis Kriteria Nama Kriteria Kode


Benefit Pelaksanaan Pembelajaran C01
Benefit Interaksi Belajar Mengajar C02
Benefit Tugas Rutin C03
Benefit Kedisplinan C04
Cost Penggunaan IT C05
Cost Kepuasan Siswa C06
Benefit Kreativitas C07
Benefit Produktivitas C08
Cost Interaksi Sosial C09
Benefi Tanggung Jawab C10
Tabel 4.1 Data Kriteria

Berdasarkan studi kasus batas penilaian setiap data-data kriteria:

a. Kriteria Pelaksanaan Pembelajaran, ditunjukkan pada Tabel 2.

Fuzzy Nilai Pelaksanaan Pembelajaran


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik
Tabel 4.2. Pelaksanaan Pembelajaran
b. Kriteria Interaksi Belajar Mengajar, ditunjukkan pada Tabel 3.

Fuzzy Nilai Interaksi belajar Mengajar


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.3. Interaksi Belajar Mengajar

c. Kriteria Tugas Rutin, ditunjukkan pada Tabel 4.

Fuzzy Nilai Tugas Rutin


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.4 Tugas Rutin

d. Kriteria Kedisplinan, ditunjukkan pada Tabel 5.

Fuzzy Nilai Kedisiplinan


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.5 Kedisiplinan

e. Kriteria Penggunaan IT, ditunjukkan pada Tabel 6.

Fuzzy Nilai Penggunaan IT


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.6 Penggunaan IT

f. Kriteria Kepuasan Siswa, ditunjukkan pada Tabel 7.

Fuzzy Nilai Kepuasan siswa


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.7 Kepuasan Siswa

g. Kriteria Kreativitas, ditunjukkan pada Tabel 8.

Fuzzy Nilai Kreaktifitas


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.8 Kepuasan Siswa

h. Kriteria Produktivitas, ditunjukkan pada Tabel 9.

Fuzzy Nilai Produktifitas


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.9 Produktifitas


i. Kriteria Interaksi Sosial, ditunjukkan pada Tabel 10.

Fuzzy Nilai Interaksi Sosial


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.10 Interaksi Sosial

j. Kriteria Tanggung Jawab, ditunjukkan pada Tabel 11

Fuzzy Nilai Tanggung Jawab


0.25 30-50 Kurang Baik
0.50 51-70 Cukup
0.75 71-90 Baik
1 91>= Sangat Baik

Tabel 4.11 Tanggung Jawab

4.2 Proses Penghitungan


Peneliti memberikan bobot preferensi sebagai W = (0.4, 0.3, 0.2). Nilai
kriteria dari setiap alternatif pemilihan jenis bonsai adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Kriteria


Kriteria
Alternatif
C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1
1 1 2 3 4 2 4 4 5 3 A1
2 4 4 4 2 3 4 4 2 1 A2
3 3 3 2 5 2 2 3 5 3 A3
Melakukan normalisasi matriks, yaitu mengubah nilai kriteria menjadi nilai
antara 0 dan 1, dengan cara membagi nilai kriteria dengan nilai maksimum (untuk
kriteria keuntungan) atau nilai minimum (untuk kriteria biaya) dari setiap
kriteria).
Dengan cara A1_C1 / maks C1 = 3/3 = 1.
Tabel 4.13 Pelaksanaan pembelajaran
C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3
Menghitung nilai preferensi (V) untuk setiap alternatif, dengan cara
menjumlahkan hasil perkalian antara nilai normalisasi dan bobot preferensi dari
setiap kriteria dengan cara dengan cara (A1_C1 x 0,4) + (A1_C2 x 0,3) + (A1_C3
x 0,2) = (1 x (0,4)) + (1 x (0,3)) + (1) x (0,2)) = (0,4) + (0,3) + (0,2) = 0,9

Tabel 4.14 Interaksi Belajar Mengajar


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

Tabel 4.15 Tugas Rutin


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

Tabel 4.16 Kedisiplinan


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

Tabel 4.17 Penggunaan IT


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

Tabel 4.18 Kepuasan Siswa


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3
Tabel 4.19 Kreatifitas
C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3
Tabel 4.20 Produktifitas
C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

Tabel 4.21 Interaksi Sosial


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

Tabel 4.22 Tanggung Jawab


C10 C9 C8 C7 C6 C5 C4 C3 C2 C1 Alternatif
0,3 0,25 0,5 0,75 1 0,6 1 1 1 1 A1
0,6 1 1 1 0,5 1 1 1 0,4 0,34 A2
1 0,75 0,75 0,5 1,25 0,5 0,5 0,75 1 1 A3

4.3 Hasil

Penentuan Rating Kecocokan dari data-data alternatif diperoleh kumpulan


data-data alternatif berbentuk bilangan menjadi contoh studi kasus dalam
pengolahan perhitungan SAW selanjutnya masing-masing jenis data-data kriteria
yang diperoleh dievaluasi lalu diberi penilaian. Penentuan total nilai evaluasi dari
setiap data-data kriteria. Nilai kriteria tiap-tiap data-data alternatif diubah ke
bentuk bilangan sesuai dengan ketentuan batas nilai dari data kriteria yang telah
dijelaskan. Menentukan keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan
normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut
(atribut benefit ataupun atribut cost) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
Perhitungan nilai Rij: R11 = 0.25 / Max (0.25, 0.25, 0.50, 0.50, 0.25, 1, 0.50, 0.25,
0.75, 0.50, 0.25, 0.25, 0.50, 0.50, 0.25, 1, 0.50, 0.25, 0.75, 0.50); R11 = 0.25 / 1
R11 = 0.25. Tahap akhir perhitungan metode SAW yaitu melalui perankingan
dengan penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dari vektor bobot
maka diperoleh nilai paling besar akan dipilih sebagai data alternatif terbaik (Ai),
ditunjukkan pada Tabel 12

Bobot Jenis Kriteria Nama Kriteria Kode


10% Benefit Pelaksanaan Pembelajaran C01
15% Benefit Interaksi Belajar Mengajar C02
5% Benefit Tugas Rutin C03
10% Benefit Kedisplinan C04
10% Cost Penggunaan IT C05
5% Cost Kepuasan Siswa C06
10% Benefit Kreativitas C07
5% Benefit Produktivitas C08
5% Cost Interaksi Sosial C09
25% Benefi Tanggung Jawab C10
Tabel 4.12 Normalisasi

Nilai Vi untuk tiap alternatif mendapatkan hasil. Dari tahapan metode


SAW, hasil perhitungan, Hasil Perangkingan, Ranking 1 menjadi Nilai Kinerja
Guru Terbaik Kode A03 memperoleh nilai 0.84583333, ditunjukkan pada Tabel
13.

Kode Total Rangking


A03 0.845833 1
A13 0.845833 2
A09 0.829167 3
A19 0.829167 4
A07 0.816667 5
A17 0.816667 6
A04 0.804167 7
A14 0.804167 8
A08 0.7875 9
A18 0.7875 10
A10 0.779167 11
A20 0.779167 12
A02 0.7125 13
A05 0.7125 14
A12 0.7125 15
A15 0.7125 16
A06 0.683333 17
A16 0.683333 18
A01 0.604167 19
A11 0.604167 20
Tabel 4.13 Hasil Perangkingan

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perangkingan menunjukkan penilaian kinerja dari yang terbaik


ditunjukkan hasil penilaian tertinggi pada Data Alternatif Elisa Surbakti, S.Pd
(A03) dengan nilai 0.84. Pengolahan data guru sebanyak 20 orang memberikan
kemudahan bagi pengambil keputusan dalam penilaian kinerja guru, menjadi lebih
efektif dan efisien menggunakan sistem berbasis web dengan metode SAW.
Sistem Pendukung Keputusan ini dapat dikembangkan selain menggunakan SAW
sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan untuk hasil yag lebih akurat.

Perancangan sistem informasi penilaian kinerja guru berbasis web dapat


diaplikasikan sebagai alat bantu untuk melakuan penilaian kinerja guru di MTs
Nurul Huda Sistem informasi penilaian kinerja guru dapat mempermudah pihak
sekolah dalam melakukan penilaian kinerja guru . Aplikasi yang telah di bangun
agar dapat memfasilitasi menu cetak laporan hasil penilaian agar lebih efisien.
Diharapkan kepada penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan aplikasi
penilaian kinerja guru berbas

5.2 Saran

Dalam membuat SPK penilaian kinerja guru Nurul Huda menggunakan


metode Simple Additive Weighting, berikut adalah beberapa saran yang dapat
Anda pertimbangkan:

1. Pastikan bahwa kriteria yang Anda gunakan dalam penilaian kinerja guru
Nurul Huda relevan dan sesuai dengan tujuan SPK yang ingin dicapai.
2. Tentukan bobot untuk setiap kriteria yang Anda gunakan dalam SPK.
Pastikan bahwa bobot yang Anda tetapkan memenuhi kriteria keadilan dan
konsistensi.
3. Pastikan bahwa data yang Anda gunakan dalam SPK akurat dan
terpercaya. Data yang tidak akurat dapat menghasilkan hasil yang salah
dalam SPK.
4. Gunakan perangkat lunak atau aplikasi yang tepat untuk membuat SPK
Anda. Ada banyak perangkat lunak dan aplikasi yang tersedia untuk
membuat SPK, dan Anda harus memilih yang paling sesuai dengan
kebutuhan Anda.
5. Uji coba SPK Anda sebelum digunakan secara luas. Pastikan bahwa SPK
Anda bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil yang akurat sebelum
digunakan secara luas.

Semoga saran ini membantu Anda dalam membuat SPK penilaian kinerja guru
Nurul Huda menggunakan metode Simple Additive Weighting. Jika Anda
memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Purba, R.B., Rukmi, A.M. & Irawan, M.I. 2013. Rancang Bangun Sistem
Informasi Penilaian Kinerja Guru Berbasis Aplikasi Web. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, S

urabaya.Arizal, D., Cholis, M.N. & Nusantara, L.S. 2016. Perancangan


Aplikasi Penilaian Kinerja Guru di UPT SDN Kebonagung. Universitas Merdeka
Pasuruan,Pasuruan

Simamora Erik Parulian, ., Fauji Achmad. Saputra Dedi & Haryon Wasis
2020. Perancangan Sistem Penilaian Kinerja Guru Berbasis Web Pamulang
University, Jl. Raya Puspitek, Buaran, Kec Pamulang, Kota Tangerang Selatan,
Banten,

Jogiyanto, HM. 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit


Andi Offset. Yogyakarta

R. Taufiq and C. A. Saputra, “Perancangan Sistem Pendukung Keputusan


Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode Saw Pada Sman 15 Tangerang,” J.
Sisfokom (Sistem Inf. dan Komputer), vol. 7, no. 1, pp. 75–80, 2018, doi:
10.32736/sisfokom.v7i1.297

E. Ridhawati, G. r K. Sirega, and D. Iriawan, “Metode Simple Additive


Weighting (Saw) Pada Sistem Pendukung Keputusan Penilai Kinerja Guru (Pkg)
(Studi Kasus Smp 17 1 Pagelaran),” J. Inf. dan Komput., vol. 6, no. 2, pp. 38–49,
2018, doi: 10.35959/jik.v6i2.108

A. V. Oktavia and G. Gata, “Penilaian kinerja guru terbaik pada smk putra
satria dengan menggunakan metode saw,” pp. 314–321, 2017.

M. Simple and A. Weighting, “Penilaian kinerja Pegawai cv. Sri dengan


Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Sri Rejeki 1 , Dwi
Budi Srisulistiowati 2 1,” pp. 47–54.

Anda mungkin juga menyukai