Anda di halaman 1dari 27

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

LAPORAN
(PROFESI PENDIDIKAN)

ANALISIS REVIEW JURNAL ADMINISTRASI SEKOLAH

Deby Rahmadayanti
NIM. 1810119320028
KELAS B

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


APRIL 2020

Judul : Pembinaan Penilik Dan Motivasi Kerja


Guru Dalam Meningkatkan Kinerja
Mengajar Guru Paud
Jurnal : Jurnal Administrasi Sekolah
Volume dan Halaman : Volume 26 Issue 2, Hal 225-237
Tahun : Oktober 2019
Penulis : Arief Syauqi Muhammad, Abu Bakar,
Cicih Sutarsih
Reviewer (Nama anda) : Deby Rahmadayanti
Tanggal (Tanggal anda : 29 April 2020
mereview)

1. Tujuan Penelitian
The purpose of this study was to describe the teaching performance of
PAUD teachers, coaching by the supervisor and work motivation of the teacher
as well as calculating the influence of guidance by the supervisor and work
motivation on the teaching performance of PAUD teachers in Banjaran
District, Bandung Regency. (Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kinerja mengajar guru PAUD, pembinaan oleh pengawas dan
motivasi kerja guru serta menghitung pengaruh bimbingan oleh pengawas dan
motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru PAUD di Kabupaten Banjaran,
Kabupaten Bandung.)

2. Subyek Penelitian
The Paud teacher who was the object of this study was PAUD teachers in
Banjaran District, Bandung Regency with a total sample of 68 respondents
(Guru Paud yang menjadi objek penelitian ini adalah guru PAUD di Kabupaten
Banjaran, Kabupaten Bandung dengan jumlah sampel 68 responden)

3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif
(deduktif)
4. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual (variabel dependen)
Definisi variabel kinerja mengajar guru dalam penelitian ini diperoleh dari
penyebaran angket terhadap 68 responden guru PAUD di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung. Angket kinerja mengajar guru ini berisi 18 butir
pernyataan yang terdiri dari tiga indikator yai-tu:(1) perencanaan pembelajaran,
(2) pelaksanaan pembelajaran, dan (3) mengevaluasi pembelajaran.

5. Teknik Pengumpulan data (variabel dependen)


Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS
diperoleh skor rata-rata kecenderungan umum pada masing-masing Indikator
kinerja mengajar guru. Dari hasil perhitungan, rata-rata skor variabel kinerja
mengajar guru adalah sebesar 4,04. Setelah dikonsultasikan dengan tabel
kriteria skor rata-rata yaitu termasuk pada kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan gambaran kinerja mengajar guru PAUD di
Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung berada pada kategori tinggi dengan
penafsiran baik.

6. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual (variabel independen)


Deskripsi variabel pembinaan oleh penilik dalam penelitian ini diperoleh
dari penyebaran angket terhadap 68 responden guru PAUD di Kecamatan
Banjaran Ka-bupaten Bandung. Angket pembinaan oleh penilik ini berisi 18
butir pernyataan yang terdiri dari lima indikator yaitu:
1. Menciptakan hubungan yang harmonis
2. Analisis kebutuhan
3. Mengembangkan strategi dan media
4. Menilai
5. Merevisi

Deskripsi variabel pembinaan oleh penilik dalam penelitian ini diperoleh


dari penyebaran angket terhadap 68 responden guru di Kecamatan Banjaran
Kabupaten Bandung. Angket motivasi kerja guru ini berisi 17 butir pernyataan
yang terdiri dari 3 indikator yaitu:
1. Motif Kekuasaan,
2. Motif Afiliasi, dan
3. Motif berprestasi.
7. Teknik Pengumpulan data (variabel independen)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS di-
peroleh skor rata-rata kecenderungan umum pada masing-masing Indikator
pembinaan oleh penilik sebagaimana tercantum berikut ini:
Dari hasil perhitungan tersebut, rata-rata skor variabel pembinaan oleh
penilik adalah sebesar 4,10. Setelah dikonsultasi-kan dengan tabel kriteria skor
rata-rata yaitu termasuk pada kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwa secara keseluruhan gambaran pembinaan oleh penilik PAUD di
Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung berada pada kategori sangat tinggi
dengan penafsiran sangat baik.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik WMS


diperoleh skor rata-rata kecenderungan umum pada masing-masing indikator
motivasi kerja guru sebagaimana tercantum dalam berikut ini:
Dari hasil perhitungan tersebut, rata-rata skor variabel motivasi kerja guru
adalah sebesar 4,07. Setelah dikonsultasikan dengan tabel kriteria skor rata-rata
yaitu termasuk pada kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa secara
kese-luruhan gambaran motivasi kerja guru di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung berada pada kategori sangat tinggi dengan penafsiran sangat baik.

8. Langkah-langkah Penelitian (atau terapi atau model atau pelaksanaan


penelitian)
Langkah-langkah Penelitian :
1. untuk mengadakan penelitian terkait masalah kinerja mengajar guru
dengan menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga akan dapat digali
lebih mendalam hal-hal yang berkaitan dengan variabel tersebut
2. untuk melakukan penelitian yang serupa (kuantitatif) ditinjau dari factor-
faktor lain selain variabel yang dikaji pada penelitian ini.

9. Latar belakang penelitian


Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan bangsa yang sangat
penting untuk mewujudkan warga negara yang handal profesional dan berdaya
saing tinggi. Sesuai yang di amanatkan dalam Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II Dasar,
Fungsi dan Tujuan, Pasal 3, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai, maka seluruh jenjang dan
jenis pendidikan yang ada harus berupaya maksimal untuk mengembangkan
secara seimbang seluruh aspek kepribadian anak, termasuk di dalamnya
kecerdasan intelektual, kepekaan hati nurani, iman, dan keterampilan
berprilaku/bertindak.

10. Hasil penelitian


Pada gambaran kinerja mengajar guru PAUD indikator melaksanakan
pembelajaran berada pada urutan pertama dengan skor tertinggi sebesar 4,07.
Sub indikator dari Indikator melaksanakan pembelajaran adalah menggunakan
pendekatan, strategi, metode, teknik, media dan sumber belajar yang relevan
dan bervariatif. Skor yang diperoleh indikator ini berada pada kriteria tinggi
dengan penafsiran baik. Indikator merencanakan pembelajaran menduduki
urutan kedua dengan skor 4,04. Sub indikator dari indikator me-rencanakan
pembelajaran adalah: (1) mengidentifikasi peserta didik, dan (2) menyusun
rancangan pembelajaran. Skor menunjukkan bahwa Indikator tersebut berada
pada kriteria tinggi dengan penafsiran baik. Urutan ketiga adalah indikator
mengevaluasi pembelajaran dengan skor 4,03. Sub indikator dari indikator ini
adalah memahami prinsip-prinsip penilaian. Skor tersebut menunjukkan bahwa
indikator mengevaluasi pembelajaran berada pada kriteria tinggi dengan
penafsiran baik.
Indikator kinerja mengajar guru yang paling rendah tersebut di atas, yaitu
mengevaluasi pembelajaran perlu mendapat perhatian serius. Dalam setiap
proses pembelajaran diperlukan suatu evaluasi untuk mengukur sejauh mana
pemaham-an siswa terhadap materi yang diberikan guru. Kemampuan siswa
dalam menerima pelajaran tidak sama sehingga dibutuhkan evaluasi
pembelajaran guna mengetahui hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan
evaluasi pembelajaran akan diketahui be-rapa banyak siswa yang berhasil dan
tidak, sehingga evaluasi erat kaitannya dengan hasil belajar siswa.

Pada gambaran pembinaan oleh penilik di Kecamatan Banjaran


Berdasarkan gambar tersebut, indi-kator mengembangkan strategi dan media
menempati urutan pertama dengan skor tertinggi sebesar 4,18. Sub indikator
dari indikator ini adalah pembinaan keterampilan pengajaran. Skor yang
diperoleh Indi-kator ini berada pada kriteria sangat tinggi dengan penafsiran
sangat baik. Indikator menciptakan hubungan yang harmonis menempati
urutan kedua dengan skor 4,14. Sub indikator dari indi-kator ini adalah: (1)
Berkata bijak, (2) Menerima kritik yang membangun, dan (3) Penilik harus
profesional dalam pem-binaan dan dapat mencitakan hubungan personal yang
baik. Skor yang diperoleh Indikator ini berada pada kriteria sangat tinggi
dengan penafsiran sangat baik. Indikator analisis kebutuhan menempati urutan
ketiga dengan skor 4,11. Sub indikator dari Indikator ini adalah: Kebutuhan
dan masalah pendidikan. Skor yang diperoleh Indikator ini berada pada krite-
ria sangat tinggi dengan penafsiran sangat baik. Indikator menilai menempati
urutan keempat dengan skor 4,06. Sub indikator dari Indikator ini adalah:
Melakukan teknik penilaian. Skor yang diperoleh Indikator ini berada pada
kriteria sangat tinggi dengan penafsiran sangat baik. Indikator revisi
menempati urutan kelima dengan skor 4,00. Sub indikator dari Indikator ini
adalah: Melakukan review dan implementasi program pem-binaan. Skor yang
diperoleh Indikator ini berada pada kriteria sangat tinggi dengan penafsiran
sangat baik.
Pada gambaran motivasi kerja guru di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung berdasarkan indikator motif berprestasi menempati urutan pertama
dengan skor tertinggi sebesar 4,09. Sub indikator dari Indikator ini adalah
memilkul tanggung jawab pribadi. Skor yang diperoleh Indikator ini berada
pada kriteria sangat tinggi dengan penafsiran sangat baik.
Indikator motif afiliasi menempati urutan kedua dengan skor tertinggi
sebesar 4,04. Sub indikator dari Indikator ini adalah: Berkomunikasi dan
melakukan kerjasama dengan orang lain. Skor yang diperoleh Indikator ini
berada pada krite-ria sangat tinggi dengan penafsiran sangat baik. Indikator
motif kekuasaan menempati urutan ketiga dengan skor tertinggi sebesar 4,01.
Sub indikator dari Indikator ini adalah: (1) Aktif dalam organisasi, dan (2)
Menentukan arah organisasi untuk lebih lanjut. Skor yang diperoleh indikator
ini berada pada kriteria sangat tinggi dengan penafsiran sangat baik.

11. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang peneliti paparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa: Pengaruh Pembinaan Penilik dan Motivasi Kerja Guru
Terhadap Kinerja Mengajar Guru Paud di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung.
Kinerja mengajar guru PAUD di Kecamatan Banjaran Kabupaten
Bandung pada penelitian ini diukur melalui tiga indikator diantaranya adalah
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
pembelajaran. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kinerja mengajar
guru PAUD di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung berada pada
kategori sangat tinggi.
Pembinaan penilik pada peneilitian ini diukur melalui 5 indikator
diantaranya adalah menciptakan hubungan yang harmonis, analisis
kebutuhan, mengembangkan strategi dan media, menilai dan terakhir adalah
merevisi. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa variabel pembinaan
penilik di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung berada pada kategori
sangat tinggi.
Motivasi kerja pada peneilitian ini diukur melalui 3 indikator diantaranya
adalah motif kekuasaan, motif afiliasi dan motif berprestasi. Hasil analisis
deskriptif menunjukkan bahwa motivasi kerja guru PAUD di Kecamatan
Banjaran Kabupaten Bandung berada pada kategori sangat tinggi. Hasil
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara pembinaan penilik terhadap kinerja mengajar guru PAUD di
Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Hal ini berarti bahwa semakin
baik pembinaan penilik maka kinerja mengajar guru akan semakin
meningkat. Dengan demikian pembinaan penilik, merupakan salah satu faktor
yang memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Hasil pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru PAUD di Kecamatan
Banjaran Kabupaten Bandung. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi
kerja maka kinerja mengajar guru akan semakin meningkat. Dengan
demikian, motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang memberikan
pengaruh terhadap kinerja mengajar guru.

12. Kelebihan Penelitian


1. karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil
sampel sehingga hasil lebih repsentatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect
size”
2. metaanalysis memungkinkan mengkombinasi berbagai macam hasil
penelitian yang telah ada sebelumnya

13. Kekurangan Penelitian


1. Karena banyaknya sampel yang diambil, maka memungkinkan akan
terjadi atau memiliki sampel-sampel yang bias serta data-data yang tidak
perlu
2. Metaanalysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang
signifikan saja, sedangkan yang tidakmsignifikan tidak dipublikasikan.
3. Bisa saja terjadi metodological error
14. Daftar Pustaka
Arief Syauqi, Muhammad. 2019. Pembinaan Penilik Dan Motivasi
Kerja Guru Dalam Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Paud. Diakses
melalui https://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs/article/view/21305/10545
Pada tanggal 29 April 2020
Judul : Strategi pemberdayaan guru oleh
sekolah (Studi Kasus di SMAN 5 dan
SMA Darul Hikam Kota Bandung)
Jurnal : Jurnal Administrasi Pendidikan UPI
Volume dan Halaman : Vol.XXIV No.1
Tahun : 2017
Penulis : Nasyith Forefry
Reviewer (Nama anda) : Deby Rahmadayanti
Tanggal (Tanggal anda : 29 April 2019
mereview)

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: Mendeskripsikan,
menganalisis dan membuat modelsecara lebih mendalam strategi
pemberdayaan guru oleh sekolah pada dimensi proses kebijakan teknis,
perencanaan pemberdayaan, pelaksanaan strategi, pengawasan dan dampak
dari strtaegi pemberdayaan guru dalam mencapai kualitas mutu sekolah di
SMAN 5 dan SMA Darul Hikam Kota Bandung
2. Subyek Penelitian
Guru di SMAN 5 dan SMADarul Hikam Kota Bandung
3. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dipilih mengingat tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan menganalisis Efektifitas
Pengelolaan Pengembangan Profesionalitas Guru oleh Pemerintah Daerah.
Rancangan studi kasus lebih menekankan pada pengungkapan secara rinci
dan mendalam terhadap suatu subjek, peristiwa, atau kejadian tertentu, guna
memperoleh pengetahuan subjek, peristiwa, kejadian tersebut (Kothari, 2004).
4. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual (variabel dependen)
Variabel dependen mengungkapkan bahwa kebijakan mutu merupakan
kegiatan awal yang dilakukan kepala SMA Negeri 5 Bandung dan SMA Darul
Hikam Bandung, MAN 1 Bandung dalam upaya mewujudkan pendidikan yang
bermutu, yaitu yang sesuai dengan kebutuhan serta harapan peserta didik untuk
melanjutkan studi ke PT Negeri/Swasta favorit maupun dunia kerja, hal ini
sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Benson (et al., 1991) (dalam
Hessel, 2003, hlm. 81) persepsi manajer mengenai manajemen kualitas ideal
dan actual dengan instrument tentang delapan area kritikal manajemen kualitas,
yaitu peran kepemimpinan, kebijakan kualitas, training product service design,
manajemen kualitas pemasok, data kualitas dam pelaporan serta hubungan
karyawan.
Pada SMA Negeri 5 dan SMA Darul Hikam di Kota Bandung.
Di SMA Negeri 5 Kota Bandung kebutuhan perencanaan sumber daya
yang tersedia di sekolah dapat dipahami oleh semua guru-guru sebagai layanan
profesional terhadap siswa dan akan bedampak positif terhadap kepercayaan
dari pihak pemerintah maupun dari orang tua siswa terhadap institusi
pendidikan. Perencanaan yang diawali dengan kegiatan menganalisis
kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti
tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan
fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat diketahui berbagai
kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan pembelajaran.
melakukan rapat untuk membahas dan menetapkan program/rencana-rencana
kedepan tentang pengembangan sekolah berdasarkan visi dan misi yang sudah
ditetapkan.
Berbeda SMA Darul Hikam Bandung, didalam mendesain Program
Pengembangan SDM, dilakukan pembagian kerja antara sekolah dan
Perguruan dengan mempertimbangkan tupoksi masing-masing dan
ketersediaan anggara. Pembuatan program kegiatan pengembangan guru di
sekolah, lebih banyak sekolah. Biasanya kalau ada beberapa kegiatan yang
tidak bisa didanai oleh sekolah, itu dilaksanakan oleh perguruan. Seperti
kemarin pelatihan mind-mapping, kita panggil ahlinya, itu biayanya cukup
tinggi. Sekolah mungkin berat, karena tidak semua sekolah dapat dana dari
BOS, nanti sekolah yang memiliki dana lebih ikut nyumbang. Karena jika
semuanya dibiayai oleh perguruan berat. Pihak perguruan Darul Hikam
membuat desain program berdasar kan kebutuhan sekolah dan berdasar tingkat
besar-kecilnya anggaran.

5. Teknik Pengumpulan data (variabel dependen)


Probalility sampling

6. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual (variabel independen)


Untuk variabel indeoenden menggunakan formulasi standar dimana
penyelenggaraan pendidikannya menggunakan rumus SNP + X. SNP adalah
standar nasional pendidikan, dan + X adalah standar pendidikan di suatu negara
maju atau yang termasuk negara-negara OECD (Organization for Economic
Co-operation and Development) jika mengaju pada pedoman SBI yang
ditetapkan oleh pemerintah. Namun yang terjadi, SMAN 5 Bandung
mengembangkan kurikulum sekolahnya (untuk mata pelajaran matematika,
fisika, kimia, dan biologi) dengan cara memadukan dengan kurikulum ITB.
Lain halnya yang terjadi dengan SMA Darul Hikam Bandung lebih mencoba
menyelaraskan dengan konten kurikulum 2013

7. Teknik Pengumpulan data (variabel independen)


Probalility sampling

8. Langkah-langkah Penelitian (atau terapi atau model atau pelaksanaan


penelitian)
Adapun teknik-teknik yang digunakan untukpengumpulan data di dalam
pelaksanaan penelitian ini, sebagaimana berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara Tanya jawab
yang penulis lakukan secara sitematik berlandaskan tujuan penelitian.
Penggunaan wawancara dalam penelitian ini penulis tujukan untuk
mengkontruksi mengenal manusia, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian, dan lain sebagainya.
Tipe wawancara semi terstruktur (semistructure interview) seperti yang
disarankan oleh Esterberg (2002) dalam Sugiyono 2010 atau wawancara
semi standar sebagaimana dianjurkan oleh Satori dan Komariah
(2010:133), akan digunakan penulis. Hal ini disebabkan bahwa wawancara
semi struktur memiliki sifat yang cukup relevan untuk memelihara
kewajaran suasana dan kebersahajaan proses wawancara sehingga dapat
menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
Maka dari itu tipe wawancara ini termasuk kedalam kategori in depth
interview. Untuk kesuksesan wawancara dalam tahap pengumpulan data
pada penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah wawancara
sebagai berikut: 1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan
dilakukan, 2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan, 3) Mengawali atau membuka alur wawancara, 4)
Melangsungkan alur wawancara, 5) Menginformasikan ihtisar alur
wawancara, 6) Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan, 7)
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara. Wawancara secara
mendalam digunakan untuk memperoleh informasi lengkap tentang segala
hal yang dipikirkan, dirasakan, direncanakan, dan dikerjakan baik oleh
sumber partisipan. Untuk memperkaya informasi dalam penelitian maka
dilakukan wawancara dengan teknik sampel bola salju (snowball sampling
technique). Melalui teknik sampel bola salju semua informasi dikumpulkan
sehingga bertambah dan berkembang terus sampai pada titik jenuh
(informasi tersebut telah terkumpul secara tuntas).
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara.Studi dokumentasi yaitu
mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam
permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat
mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian kejadian (Satori
dan Komariah, 2010).
Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperkuat data
wawancara mendalam dan data pengamatan kemudian dianalisis dengan
menggunakan telaah teoritik serta dibandingkan dengan studi atau
penelitian terdahulu.
Dokumentasi yang dikumpulkan disesuaikan dengan kerangka pemikiran
dan fokus penelitian. Proses pengumpulan dokumentasi dilakukan secara
terus menerus baik untuk mentriangulasi data yang diperoleh dari teknik
wawancara dan observasi maupun menelusuri datadata yang sulit
dikemukakan melalui wawancara.
Menurut

9. Latar belakang penelitian


Tingginya kepercayaan masyarakat terhadap SMA yang menyangkut
fungsi pengembangan intelektual peserta didik maupun untuk penanaman nilai-
nilai etika dan moral dalam rangka pengembangan iptek dan imtaq yang sesuai
dengan tujuan pendidikan sehingga menuntut semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dan (concern) terhadap pendidikan di SMA
untuk mengembangkan nilai-nilai kreatifitas dan inovasi mutu SMA. Dengan
kata lain bahwa penyelenggaraan pendidikan di lembaga-lembaga SMA di
harapkan mampu merespon tuntutan kehidupan saat ini terhadap kualitas
pendidik.Tidak hanya kualifikasi dan kompetensi yang di bawah standar yang
menjadi penyebab rendahnya uji kompetensi guru.
Dengan demikian, pemberdayaan guru menjadi isu strategis karena
beberapa alasan. Pertama, belum semua guru memenuhi kualifikasi yang
dipersyaratkan peraturan perundangan. Kedua, tidak semua guru mampu
meningkatkan kemampuannya dalam merespons isu-isu dinamis terkait dunia
pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat.
Masalah terakhir ini berdampak langsung terhadap mutu peserta didik. Mutu
guru dapat dilihat dari hasil UKG (Uji Kompetensi Guru) tahun 2015 dimana
hasilnya masih dibawah rata rata 5.5 nilai yang ditetapkan pemerintah.
Namun kendala-kendala itu tampaknya tidak menghalangi SMAN 5 Kota
Bandung untuk mengejar target tinggi. Sudah dapat diperkirakan, SMAN 5
Kota Bandung pasti mempunyai strategi pemberdayaan guru yang cukup
efektif sehingga mampu menyelenggarakan kegiatan sekolah bertaraf
internasional di suatu lokasi yang ideal dengan menggunakan gedung
peninggalan belanda. Stategi pemberdayaannya itu cukup menarik untuk
dipelajari lebih mendalam, mengingat SMAN 5 Kota Bandung, bagaimanapun
adalah sekolah negeri yang mempunyai standar operasi dan prosedur yang
cukup ketat sehingga ruang kreativitasnyapun relatif terbatas.
Demikian pula SMA Darul Hikam Kota Bandung. Perguruan Darul
Hikam, sejak pendiriannya tahun 1966, mengemban misi membangun
character, attitude, behaviour, dan personality, yang dalam terminologi Islam,
semua itu disebut pembangunan akhlak. Misi pendidikan ini secara formal
kami jadikan tagline sekolah Darul Hikam yakni membangun siswa berakhlak
dan berprestasi. Sekolah swasta ini mempunyai sarana dan prasarana jauh lebih
baik dibandingkan SMAN 5 Kota Bandung. Failitasnya semua ruang kelasnya
menggunakan, Infokus, AC, sarana olahraga relatif cukup banyak,
laboratorium komplet serta masih ditunjang dengan adanya asrama bagi peserta
didik.
Ditunjang sarana dan prasarana yang lebih baik itu, sangat wajar apabila
sekolah ini memasang target tinggi dalam visi misinya. “Visi SMA Darul
Hikam Kota Bandungadalah Menjadi sekolah Islam terbaik di Jawa Barat
melalui budaya (jatidiri, ciri khas dan keunggulan) Berakhlak dan Berprestasi
untuk dikembangkan di seluruh nusantara”, demikian ditegaskan dalam visi
sekolah. Dari perumusan visi ini, dapat diketahui target besar yang hendak
diraih adalah prestasi unggul dan berdaya saing di tingkat global”. Pada level
nasional, SMA Darul Hikam Kota Bandung berusaha hendak menjadi rujukan
sekolah unggulan, dalam hal kualitas lulusan, kualitas metodologi dan kualitas
guru. Ambisi ini ditunjang oleh dua hal strategis.
10. Hasil penelitian
Proses Kebijakan Teknis Kepala Sekolah
Temuan SMAN 5 Kota Bandung
Setiap awal tahun pembelajaran, SMAN 5 Kota Bandung melakukan rapat
untuk membahas dan menetapkan program/ rencana-rencana kedepan tentang
pengembangan sekolah berdasarkan visi dan misi yang sudah ditetapkan.
Diantara rencana yang sudah ditetapkan adalah antara lain rencana strategis
(Renstra) juga termasuk adalah rencana pengembangan sekolah biasa kita
kenal dengan RPS lima tahunan serta membuat prediksi RPL satu tahunan,
juga kami telah membuat evaluasi diri sekolah diawal tahun, ditengah tahun
dan akhir tahun yang didasarkan pada 8 standar pendidikan.
Dalam proses perencanaan kinerja guru, kepala SMAN 5 Kota Bandung
mempunyai kebijakan menetapkan perencanaan kinerja guru selalu
memperhatikan kebutuhan (need Assesment) memperhatikan visi dan misi dan
tujuan pendidikan sekolah, serta analisis jabatan pekrjaan, untuk kemudian
menyusun desain struktur yang tepat, sebagai landasan utama dalam
menempatkan orang/ guru dalam posisi yang tepat. Hal ini sejalan dengan the
right man in the right job at the right time. Berkaitan dengan ini Kepala SMAN
5 Kota Bandung menyampaikan:”Dalam merencanaan kinerja guru, saya
selaku pimpinan dengan dibantu para guru selalu mengadakan analisis
kebutuhan, memperhatikan visi, misi dan tujuan SMAN 5 Kota Bandung dan
analisis jabatan pekerjaan. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan data-data
yang berhasil dikumpulkan dari hasil identifikasi dari tahun-tahun sebelumnya
agar kami tepat sasaran dalam merencanakan kinerja guru demi tercapainya
visi dan misi sekolah yang sudah ditetapkan” .
Temuan SMA Darul Hikam Kota Bandung
Dalam penjaminan mutu disosialisasikan kepada seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan untuk dipahami melalui rapat dinas, pengumuman pada upacara
bendera, pengumuman tertulis yang ditempel di papan pengumuman unit kerja,
hal ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa: “…kebijakan teknis
pelaksanaan pemberdayaan guru dilakukan dengan menentukan tujuan sebagai
acuan dalam pelaksanaan untuk mengontrol pelaksanaan pemberdayaan itu
sendiri” Kode:1.1dc.KS.SMA.DH-W. Secara teknis pemberdayaan guruSMAN
Darul Hikam Bandung kepala sekolah menunjuk wakil kepala sekolah bidang
kurikulum untuk melaksanakan pemberdayaan guru disekolah, “…kebijakan
teknis pemberdyaan dilakukan oleh pimpinan yayasan/perguruan sekolah
melalui surat penunjukkan WK dilihat dari IPK, dan kompetensi-kompetensi
lain”
Pelaksanaan Strategi Pemberdayaan Guru
Implementasi Kurikulum dan Pengajaran
Dalam pengembangan kurikulum dalam proses pendidikan SMAN 5 Bandung
bermitra dengan ITB dalam mengembangkan kurikulum sekolah. Sekolah
menggandeng dosen-dosen dari perguruan tinggi tersebut untuk
mengembangkan mata pelajaran matematika, fisika, kimia dan biologi. ().
Kepala menegaskan bahwa keterlibatan beberapa dosen ITB dalam
mengembangkan kurikulum SMAN 5 Bandung khususnya untuk mata
pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi. Pengembangan kurikulum
2013 dan CIE (Cambridge International Examination). Sistem SKS dalam
kurikulum sejak 2008 mendapat bimbingan dari Depdiknas “Kami mendapat
pendampingan dari dosen-dosen ITB dan ini menjadi permasalahan bahwa
perserta didik di SMAN 5 yang menjadi tujuan untuk melanjutkan ke ITB
hampir 65% sampai dengan 90%”.
SMA Darul Hikam Bandung
Komponen (K-13) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional
pendidikan terdiri dari Standar Isi, Standar Proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu
standar isi dan standar kompetensi lulusan merupakan acuan utama bagi satuan
pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. SMA Darul Hikam Bandung
pada hakikatnya, implementasi kurikulum menuntut suatu perubahan terhadap
berbagai aspek pendidikan, termasuk reformasi madrasah.
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
SMAN 5 Kota Bandung
Standar tenaga pendidik dan kependidikan sekolah bertaraf internasional harus
memnuhi standar sarana prasarana dan ditambah indicator kunci knerja
tambahan yaitu:Tenaga pendidik dapat lebih meningkatkan kualitas serta mutu.
Sedangkan tenaga kependidikan (personal) merupakan seluruh proses kegiatan
yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara kontinu para pegawai di sekolah, sehingga mereka
dapat membantu/menunjang kegiatan–kegiatan sekolah (khususnya PBM)
secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.Peningkatan mutu pendidik harus memiliki kualifikasi akademik
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran menekankan pada 4 kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
11. Kesimpulan
1. Banyak factor yang mempengaruhi pemberdayaan guru disekolah yakni
kepemimpinan kepsek, iklim kerja, budaya sekolah dan sarana prasarana.
Namun yang paling dominan dalam pemerdayaan sekolah adalah
kepemimpinan kepsek dalam hal: ( kebijakan teknis, perencanaan,
Pelaksanaan, pengawasan dan dampak)
2. Di ke dua sekolah guru sdh dilibatkan dalam penyusunan kebijakan teknis
dengan mengutamakan pengembangan/ pemberdayaan guru melalui rapat
kerja.
3. Pemberdayaan guru di dua sekolah tersebut sudah terencana namun
aplikasi/pelaksanaannya belum menyeluruh.
4. Pengawasan terhadap pemberdayaan guru didua sekolah sudah diarahkan
kepada kualitas guru sesuai kreteria dalam rangka memenuhi kepuasan
pelanggan(peserta didik, orang tua dan stake holder)

12. Kelebihan Penelitian


1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan
yang akan diteliti
2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi
sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrap dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial,
3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian (situasi sosial),
4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan
wawancara mendalam secara trianggulasi, serta sumber-sumber lain,
5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan
mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema
kultural/budaya,
6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan
transferabilitas hasil penelitian,
7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, mengkonstruksi fenomena,
hipotesis atau ilmu baru,
8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci,
9. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk
dimuat ke dalam jurnal ilmiah,

13. Kekurangan Penelitian

1. Hasil penelitian bergantung pada kemampuan dan pengalaman peneliti.


2. Kemungkinan perubahan perilaku dari objek penelitian
3. Prosedur penelitian yang belum standar.

14. Daftar Pustaka


Nasyith, Forefry. 2017. Journal article Jurnal Administrasi
Pendidikan UPI. Diakses melului
https://www.neliti.com/id/publications/72164/strategi-pemberdayaan-guru-
oleh-sekolah-studi-kasus-di-sman-5-dan-smadarul-hikam pada tanggal 29 April
2020

Judul : Kepemimpinan, Kompensasi, Motivasi


Kerja, Dan Kinerja Guru Sd Negeri
Jurnal : Jurnal Administrasi Pendidikan
(Sekolah)
Volume dan Halaman : Vol.XXIV No.1 Hal 60 – 69
Tahun : 2017
Penulis : Taufik Ismail
Reviewer (Nama anda) : Deby Rahmadayanti
Tanggal (Tanggal anda : 29 April 2019
mereview)

1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana kondisi deskripsi kinerja mengajar guru,
Kompensasi guru, Motivasi Kerja Guru dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,
serta seberapa besar pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah secara langsung
terhadap kinerja mengajar guru dan secara tidak langsung terhadap kinerja
mengajar guru melalui kompensasi guru dan motivasi kerja guru di SD Negeri
se-Kecamatan Ngamprah.

2. Subyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 517 guru.
Pada penelitian ini, dikarenakan populasi penelitian sudah diketahui dan
datanya homogen, maka penarikan jumlah sampel menggunakan teknik
random sampling, sehingga didapatkan sampel penelitian berjumlah 221 guru.

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif
4. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual (variabel dependen)
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Ngamprah, memiliki kepemimpinan yang baik sehingga dapat
mempengaruhi tingkat kompensasi guru menjadi baik sebesar 97,2 %.
Kepemimpinan kepala sekolah tersebut baik karena kepala sekolah di Sekolah
Dasar Negei (SDN) Kecamatan Ngamprah telah memahami dan melaksanakan
fungsi kepemimpinannya sebagai manager dan juga administrator dengan baik

5. Teknik Pengumpulan data (variabel dependen)


Probalility sampling

6. Definisi Operasional dan Definisi Konseptual (variabel independen)


Kompensasi Guru (Y1), Motivasi Kerja Guru (Y2), Sesuai dengan hasil
penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, diperoleh besarnya pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah (X) terhadap kinerja mengajar guru (Y) secara
langsung sebesar 0,772 atau sebesar 77,2% . Dari hasil penelitian juga dapat
disimpulkan bahwa di Lingkungan Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
Ngamprah, Kepemimpinan Kepala Sekolah memberikan pengaruh yang cukup
besar dan signfikant terhadap peningkatan motivasi kerja gurunya sebesar 77,2
%.. Dalam hal ini fungsi kepemimpinan yang sudah diterapkan oleh kepala
sekolah yaitu fungsi kepemimpinan kepala sekolah sebagai motivator. Sebagai
motivator, kepala sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas
dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan
fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan
penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber
Belajar.
Pengaruh kepemimpinan kepala Sekolah Dasar Negeri ( SDN ) di Kecamatan
Ngamprah memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap peningkatankinerja
mengajar guru di lingkungan sekolah tersebut. Motivasi kerja cukup berpengaruh
terhadap kinerja mengajar guru, sebagaimana pendapat Gordon W. yang dikutif
Mangkunegara (2005, hlm. 104) menyatakan bahwa ada hubungan yang positif
antara motivasi berprestasi dengan pencapaian kinerja. Dalam hal ini kepala sekolah
sebagai motivator dapat melakukan penerapan kebijakan dan pengambilan
keputusan yang dapat memacu motivasi kerja para guru. Pendapat McClland yang
dikutip Aan Hardiyana ( 2013, HLM. 67) menyatakan bahwa prestasi merupakan
sumber motivasi. Mengingat salah satu ukuran dari kinerja adalah prestasi, maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi kerja guru dengan kinerja
mengajar guru.

7. Teknik Pengumpulan data (variabel independen)


Probalility sampling

8. Langkah-langkah Penelitian (atau terapi atau model atau pelaksanaan


penelitian)
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan
angket atau kuesioner. Penelitian ini menggunakan angket tertutup, agar
jawaban responden dapat dijaga kerahasiannya. Pengolahan data pada
penelitian ini meliputi analisis data deskriptif, uji normalitas dan Linieritas data
yang dibantu dengan program SPSS 21, pengujian hipotesis dengan uji korelasi
dan regresi. Untuk pengujian tersebut dibantu dengan program pengolahan data
Smart PLS versi 2.
Kemudian hasil pengolahan data terseebut dibahas dengan mengacu pada teori-
teori yang mendasari penelitian ini untuk diketahui apakah hasilnya
mendukung teori atau tidak, sehingga dapat dibuat sebuah

9. Latar belakang penelitian


Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa ( UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 3).Sementara
dalam Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 dijabarkan bahwa
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.Berdasarkan penjabaran tersebut, dapat disimpulkan
bahwa salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak peserta didik agar sesuai tuntutan Sisdiknas
sehingga menghasilkan siswa dan sekolah yang unggul yaitu guru di sekolah.
Guru, baik secara individu maupun kelompok diharapkan dengan kemampuan
mengajarnya dapat mengubah suatu kondisi belajar menjadi lebih berkualitas.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut, maka baik secara individu
maupun kelompok, guru diharapkan memiliki kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugasnya di sekolah. Sudarsono (2008, hlm. 147)
mengemukakan bahwa kinerja yaitu hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan, artinya apabila
perilaku seseorang memberikan hasil pekerjaan yang sesuai dengan standar
atau kriteria yang dibakukan organisasi, maka kinerja tergolong baik dan jika
sebaliknya berarti kinerja buruk, atau dengan kata lain penetapan standar
diperlukan untuk mengetahuai apakah kinerja karyawan sesuai dengan sasaran
yang diharapkan, sekaligus juga melihat besarnya penyimpangan dengan cara
membandingkan antara hasil pekerjaan secara aktual dengan hasil yang
diharapkan.

10. Hasil penelitian


Data hasil penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
empat variabel yang menjadi fokus permasalahan dan tergambar dalam
pertanyaan penelitian, yaitu: Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1),
Kompensasi Guru (Y1), Motivasi Kerja Guru (Y2) dan Kinerja mengajar guru
(Z). Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa kinerja mengajar guru SD
Negeri Kecamatan Ngamprah teridentifikasi pada kategori Tinggi. Hal ini
didasarkan dari hasil perhitungan statistik dimana nilai rata-rata seluruh
dimensi yang ditunjukkan sebesar 3,62. Skor tersebut jika dikonsultasikan
dengan tabel WMS pada tabel, maka berada pada kategori Tinggi. Dari hasil
penelitian diperoleh informasi bahwa kompensasi yang diterima guru Sekolah
Dasar Negeri di Kecamatan Ngamprah teridentifikasi dengan nilai rata-rata
seluruh indikator yang ditunjukkan sebesar 3,60. Skor tersebut jika
dikonsultasikan dengan tabel WMS berada pada kategori Tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa tingkat kompensasi yang diperoleh oleh guru telah
mencukupi kebutuhan guru dengan baik. Dari hasil penelitian diperoleh
informasi bahwa motivasi kerja yang dimiliki oleh guru Sekolah Dasar Negeri
di Kecamatan Ngamprah teridentifikasi pada kategori Tinggi. Hal ini
didasarkan dari hasil perhitungan statistik dimana nilai rata-rata seluruh
indikator yang ditunjukkan sebesar 3,58. Dari hasil penelitian diperoleh
informasi bahwa kepemimpinan kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Ngamprah teridentifikasi pada kategori Tinggi. Hal ini didasarkan
dari hasil perhitungan statistik dimana nilai rata-rata seluruh indikator yang
ditunjukkan sebesar 3,57. Skor tersebut jika dikonsultasikan dengan tabel
WMS berada pada kategori Tinggi.
Besar pengaruh langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kompensasi guru yaitu sebesar 97, 2%. Adapun sisanya ( 100% - 97,2% ) = 2,
8% dipengaruhi oleh variabel lain. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
secara signifikan terhadap motivasi kerja guru, dan pengaruh langsung
kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru yaitu sebesar 77,2
%. Adapun sisanya ( 100% - 77,2% ) = 22, 8% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kompensai guru berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar
guru.Pengaruh langsung Kompensasi guru terhadap kinerja mengajar guru
sebesar yaitu 12,1 %. Adapun sisanya ( 100% - 12,1% ) = 87, 9% dipengaruhi
oleh variabel lain.Motivasi kerja guru berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja mengajar guru. Pengaruh langsung motivasi mengajar guru terhadap
kinerja mengajar guru sebesar yaitu 7,2 %. Adapun sisanya ( 100% - 7,2% ) =
92, 8% dipengaruhi oleh variabel lain. Kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja mengajar guru. Pengaruh
langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru
sebesar yaitu 11,4 %. Pengaruh tidak langsung kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja mengajar guru melalui kompensasi guru yaitu sebesar 34,3 %,
dan pengaruh tidak langsung kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
mengajar guru melalui motivasi kerja guru yaitu sebesar 23,6 %.

11. Kesimpulan
Pada Penelitian ini dapat ditarik kesimpulan yaitu kinerja mengajar guru di
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngamprah termasuk dalam kategori tinggi.
Hal ini menggambarkan bahwa kinerja mengajar guru sudah sesuai dengan
peraturan tentang guru dan dosen mengenai hak dan kewajibannya sebagai
pendidik. Kompensasi yang diterima guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Kecamatan Ngamprah termasuk kategori tinggi. Hal ini menggambarkan
bahwa kompensasi selain gaji yang diterima guru sudah bisa menjamin
kehidupan yang layak dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
guru.Motivasi Kerja guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngamprah
termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa faktor yang
mempengaruhi motivasi yang meliputi faktor motivasional dan faktor
pemeliharaan telah diterapkan dengan baik di Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Ngamprah dan diterima baik oleh guru, sehingga menimbulkan
tingkat motivasi kerja guru yang baik. Kepemimpinan kepala sekolah di
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Ngamprah termasuk dalam kategori
baik. Hal ini ditunjukan dengan hasil dimensi kepemimpinan dalam penelitian
menunjukan kategori tinggi. Hal ini dikarenakan seluruh fungsi
kepemimpinan telah difahami dan diterapkan dengan baik oleh Kepala
Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngmprah.
Pada hasil pengolahan data, kepemimpinan kepala sekolah menunjukan
pengaruh yang kuat terhadap kompensasi guru di Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Ngamprah serta memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor yang
menyebabkan kuatnya pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
kompensasi guru yaitu dikarenakan kepala sekolah di Kecamatan Ngamprah
telah memahami dan menerapkan fungsi kepemimpinan Kepala Sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah juga menunjukan pengaruh yang cukup kuat
terhadap motivasi kerja guru di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngamprah
dengan pengaruh yang signifikan. Kuatnya pengaruh kepemimpinan Kepala
Sekolah terhadap motivasi kerja guru tersebut dipengaruhi oleh sikap Kepala
Sekolah Sebagai pemimpin yang menerapkan fungsi kepemimpinannya
sebagai motivator, yang selalu memberikan motivasi kepada guru sehingga
motivasi kerja guru semakin meningkat.Kompensasi guru cukup kuat
mengacu kepada beberapa aspek dan berpengaruh pada kinerja mengajar guru
di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngamprah dengan pengaruh yang
signifikan. Kuatnya pengaruh tersebut dikarenakan karena sistem kompensasi
yang diterapkan di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngamprah sesuai
dengan kebutuhan dan kontribusi yang ditunjukan guru kepada sekolah,
Motivasi kerja guru cukup kuatberpengaruh pada kinerja mengajar guru di
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Ngamprah dengan pengaruh yang
signifikan. Kuatnya pengaruh tersebut dikarenakanfaktor motivasional dan
faktor pemeliharaan motivasi telah diterapkan dengan baik di lingkungan
Sekolah Dasar Kecamatan Ngamprah. Kepemimpinan kepala sekolah
memiliki pengaruh yang kuat terhadap perubahan kinerja mengajar guru, baik
secara langsung, maupun berpengaruh secara tidak langsung melalui
kompensasi guru dan motivasi kerja guru dengan pengaruh yang signifikan.
Kuatnya pengaruh tersebut dikarenakan seluruh fungsi kepemimpinan Kepala
Sekolah telah diterapkan dengan baik.

12. Kelebihan Penelitian


1. Bisa digunakan untuk meramal atau menduga
2. Hasil analisis bisa didapatkan dengan akurat
3. Bisa dipakai untuk menghitung interaksi hubungan dua atau lebih variabel
4. Bisa menyederhanakan permasalahan yang kompleks dalam sebuah model
13. Kekurangan Penelitian
1. Berdasarkan pada asumsi
2. Asumsi yang tidak sesuai dengan realita yang terjadi akan mengakibatkan
penyesatan informasi
3. Data harus berdistribusi normal dan hanya bisa dipakai untuk menganalisis
data dengan populasi dan sampel yang sama

14. Daftar Pustaka


Taufik, Ismail. 2017. Journal article Jurnal Administrasi Pendidikan UPI.
Diakses melaui https://www.neliti.com/id/publications/73727/kepemimpinan-
kompensasi-motivasi-kerja-dan-kinerja-guru-sd-negeri Pada tanggal 29 April 2019

Anda mungkin juga menyukai