Anda di halaman 1dari 9

2.

Mekanisme Penyusunan Format Usulan Penelitian Tindakan Kelas


Sebelum melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK), penting bagi
seorang guru untuk menyusun proposal penelitian. Proposal ini digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan serangkaian proses penelitian. Ada
perbedaan khusus antara penelitian formal dengan penelitian tindakan kelas,
sehingga penyusunan proposal juga ada perbedaan. Ketika menyusun
proposal penelitian,bebrapa langkah-langkah yang harus dilakukan guru,
dijelaskan dibawah ini :
a. Menentukan Judul Penelitian
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi
cukup jelas untuk menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan
untuk mengatasi masalah serta nilai manfaatnya. Umumnya di bawah
judul utama dituliskan pula sub judul. Sub judul ditulis untuk
menambahkan keterangan lebih rinci tentang subyek, tempat, dan waktu
penelitian (Rosita, 2007).

b. Latar Belakang Masalah


Bagian ini dimulai dengan mendikripsikan masalah penelitian
secara jelas dengan dukungan data faktual yang menunjukkan adanya
masalah pada setting tertentu, pentingnya masalah untuk dipecahkan.
Uraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata, berada dalam
kewenangan guru dan akibat yang ditimbulkan kalau masalah tidak
dipecahkan
Latar belakang penelitian hendaknya memuat hal-hal dibawah ini :
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran
yang terjadi di sekolah. Hal tersebut umumnya diperoleh dari
pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau
tenaga kependidikan lainnya di sekolah. Dengan demikian sebaiknya
perlu menjelaskan proses atau kondisi yang terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan
mendesak untuk dipecahkan. Selain itu dapat dilaksanakan dengan
melihat ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat
memperlancar penelitian.
3. Dari identifikasi di atas, perlu juga menjelaskan hal-hal yang diduga
menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan
sistematis, memberikan alasan atau argumentasi bagaimana dapat
menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

Menurut Slamet (2017) Dalam latar belakang permasalahan diuraikan


urgensi penanganan permasalahan yang diajukan itu melalui PTK. Untuk
itu, harus ditunjukkan fakta fakta yang mendukung, baik yang berasal dari
pengamatan guru selama ini maupun dari kajian pustaka. Dukungan
beberapa hasil penelitian penelitian terdahulu (apabila ada) juga akan lebih
mengokohkan argumentasi mengenai urgensi serta signifikansi
permasalahan yang akan ditangani melalui PTK yang diusulkan.
Karakteristik khas PTK yang berbeda dari penelitian formal
hendaknya tercermin dalam uraian di bagian ini. Untuk itu beberapa hal
berikut ini perlu dimasukkan dalam latar belakang masalah. Menuliskan
kenyataan yang ada (kondisi awal), kondisi awal sesuai dengan
permasalahan yang diteliti. Contoh: ”Permasalahan pokok, misalnya hasil
belajar biologi bagi peserta didik kelas XI rendah” diuraikan berdasarkan
fakta rendahnya itu dibuktikan dari mana, berapa rata-rata nilai ulangan
harian, berapa banyak peserta didik yang belum tuntas, siapa saja yang
belum tuntas, dan sebagainya (sesuai data rill dari SMA tersebut).
Kemudian menetapkan masalah pokok yaitu yang mengandung
kondisi awal dari subyek yang diteliti. Selain itu menuliskan masalah lain
yaitu masalah yang mengandung kondisi awal permasalahan yang meliputi
guru sebagai peneliti : misalnya selama ini belum memanfaatkan alat
peraga tertentu dalam pembelajaran biologi, berdasarkan fakta bila belum
menggunakan alat peraga, menggunakan cara apa.
Menuliskan harapan yang dituju (kondisi akhir), yaitu kondisi setelah
dilakukan penelitian. Harapan yang dituju (kondisi akhir) dapat berupa
kondisi akhir yang diteliti atau bagi subyek penelitian (peserta
didik/guru/kepsek), maupun kondisi akhir peneliti. Kondisi akhir yang
diteliti (peserta didik), misalnya meningkatnya hasil belajar biologi pada
sistem peredaran darah. Berapa nilai rata-rata ulangan harian yang
diharapkan setelah penelitian, mengapa perlu ditingkatkan. Kondisi akhir
peneliti (guru), misalnya memperbaiki proses pembelajaran dengan
memanfaatkan penggunaan alat peraga tertentu.

c. Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah


Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Pada
perumusan masalah ini dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang
menjadi batasan PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat
tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan
hasil positif yang diantisipasi dengan cara mengajukan indikator
keberhasilan tindakan, cara pengukuran serta cara mengevaluasinya (Atik,
2016).
Selanjutnya pemecahan masalah merupakan uraian altematif
tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan
dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti
disesuaikan dengan kaidah PTK. Cara pemecahan masalah ditentukan atas
dasar akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan
terarah. Alternatif pemecahan hendaknya mempunyai landasan konseptual
yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu,
harus terbayangkan manfaat hasil pemecahan masalah dalam pembenahan
dan atau peningkatan implementasi program pembelajaran. Juga dicermati
artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal
(Atik, 2016).
Menurut Slamet (2017) Permasalahan yang diusulkan untuk
ditangani melalui PTK itu dijabarkan secara lebih rinci dalam bagian ini.
Masalah hendaknya benar-benar di angkat dari masalah keseharian di
sekolah yang memang layak dan perlu diselesaikan melalui PTK.
Sebaliknya permasalahan yang dimaksud seyogyanya bukan permasalahan
yang secara teknis metodologik di luar jangkauan PTK. Uraian
permasalahan yang ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah,
yang dilanjutkan dengan analisis masalah serta diikuti dengan refleksi
awal sehingga gambaran permasalahan yang perlu di tangani itu nampak
menjadi perumusan masalah tersebut. Dalam bagian ini dikunci dengan
perumusan masalah tersebut. Kemudian alternatif pemecahan yang
diajukan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang
bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu, juga harus
terbayangkan kemungkinan kemanfaatan hasil pemecahan masalah dalam
rangka pembenahan dan/atau peningkatan implementasi program
pembelajaran dan/atau berbagai program sekolah lainnya.Juga harus
dicermati artikulasi kemanfaatan PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian
formal.

d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sebaiknya diuraikan secara singkat dan berisi
tentang sesuatu yang akan dicapai berdasarkan permasalahan yang
dikemukakan. Tujuan penelitian ini harus terjawab dalam kesimpulan hasil
penelitian (Rosita, 2007).
Sebagai contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang
bertujuan meningkatkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran
IPA melalui penerapan strategi PBM yang baru, pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar mengajar dan sebagainya.
Pengujian dan/atau pengembangan strategi PBM baru bukan merupakan
rumusan tujuan PTK. Selanjutnya ketercapaian tujuan hendaknya dapat
diverfikasi secara obyektif dan dapat dikuantifikasikan.

e. Kajian Pustaka
Kajian pustaka berisi mengenai uraian teori-teori yang mendasari
rancangan penelitian. Selain teori-teori yag terkait dengan tema penelitian,
perlu juga dikemukakan temuan-temuan atau beberapa penelitian yang
mendukung rancangan penelitian ini. Uraian dari kajian pustaka disusun
sebagai dasar kerangka berpikir dalam memilih tindakan dalam
memecahkan permasalahan penelitian. Setelah diuraikan teori secara
lengkap, di akhir bagian ini dikemukakan hipotesis tindakan yang
menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan (Rosita,
2007).

f. Gambaran Metode Penelitian


Uraian mengenai metode penelitian merupakan bagian yang
menggambarkan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu
perlu diperjelas mengenai subjek penelitian, lokasi penelitian yang
menunjukkan populasi penelitian, metode pengumpulan data, instrumen
yang digunakan dan analisisnya. Hal yang lebih penting dalam
menguraikan bagian ini adalah gambaran prosedur secara rinci dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi-refleksi yang
berupa siklus-siklus pelaksanaan. Pada masing-masing siklus, perlu
dikemukakan indikator keberhasilan. Siklus yang diharapkan lebih dari
satu dengan asumsi bahwa indikator keberhasian penelitian secara
keseluruhan tidak akan tercapai jika hanya menggunakan satu siklus
(Rosita, 2007).
Menurut Kastam (2018) metode penelitian seperti pada proposal berupa :
1. Setting Penelitian
Pada bagian ini dideskripsikan tentang kapan dan di mana penelitian
akan dilakukan. Penelitian tindakan kelas biasanya dilakukan di kelas
dan sekolah tertentu serta dalam kurun waktu tertentu. Pada bagian ini
juga dideskripsikan tentang subjek penelitian: siapa, jumlahnya berapa,
dan karakteristiknya bagaimana. Selain itu, siapa kolabolator
penelitian tindakan kelas ini juga disertakan. Kolabolator itu bisa
kepala sekolah, wakasek, atau guru bidang studi sejenis.
2. Prosedur Penelitian
Pada bagian ini dideskripsikan tahapan penelitian yang akan
dilakukan. Tahapan itu mencakup perencanaan, implementasi
tindakan, observasi dan monitoring, dan refleksi.
a. Perencanaan
Deskripsikan tentang (1) rencana identifikasi permasalahan beserta
caranya untuk memantapkan keadaan sebenarnya, (2) rencana
alternatif tindakan yang mungkin dilakukan dalam pembelajaran
yang digunakan untuk mengubah, mengembangkan,
menumbuhkan, atau meningkatkan, dan (3) rencana pelaksanaan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan alternatif tindakan yang
dipilih dan disepakati.
b. Implementasi Tindakan
Deskripsikan tentang langkah-langkah implementasi tindakan yang
dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.
c. Observasi dan Monitoring
Deskripsikan tentang (1) alat monitoring apa saja yang akan
digunakan untuk memonitor pelaksanaan tindakan dan peristiwa
apa saja yang terjadi selama pelaksanaan tindakan di kelas, (2)
siapa yang akan melakukan monitoring, dan (3) kapan monitoring
itu akan dilakukan.
d. Analisis dan Refleksi
Deskripsikan tentang bagaimana caranya melakukan refleksi
terhadap implementasi tindakan yang didasarkan atas hasil
monitoring.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pada bagian ini dideskripsikan tentang bagaimana caranya
mengumpulkan data sebagai dasar untuk menetapkan alternatif
tindakan dan melakukan refleksi. Sebenarnya, upaya pengumpulan
data telah dilakukan ketika peneliti mengidentifikasi permasalahan.
Pengumpulan data juga dilakukan ketika peneliti melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Data-data
itu kelak akan dijadikan sebagai bahan untuk menganalisis dan
kemudian merefleksikan temuan penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Pada bagian ini dideskripsikan tentang bagaimana cara menganalisis
data yang terkumpul. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas
biasanya berupa analisis deskriptif kualitatif. Artibnya, peneliti
mendeskripsikan dengan kata-kata data-data yang diperoleh untuk
kemudian disimpulkan apakah telah terjadi perubahan atau belum
terhadap permasalahan yang dicoba untuk diubah atau ditingkatkan.
Selain analisis data deskriptif kualitatif, juga bisa dilakukan analisis
statistik dengan beberapa perysaratan tertentu.
5. Kriteria Keberhasilan Tindakan Kriteria
Keberhasilan tindakan merupakan ukuran berhasil tidaknya
implementasi tindakan yang akan dilakukan. Oleh karena itu, pada
bagian ini dideskripsikan tentang apa ukuran yang akan dijadikan
patokan untuk menyatakan hal tersebut.
Selain kesemua bagian tersebut, dalam proposal penelitian tindakan
kelas yang lengkap juga disertai dengan jadwal penelitian, anggaran
penelitian, personalia penelitian, dan daftar pustaka.
g. Menyusun Jadwal Penelitian
Pada bagian ini memberikan gambaran agenda penelitian yang
berisi rencana-rencana pelaksanaan penelitian. Dalam menyampaikan
jadual penelitian ini, umumnya membaginya dalam 3 tahapan, yaitu
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan yang disajikan dalam bentuk
diagram (Rosita, 2007).

h. Daftar Pustaka
Dalam bagian daftar pustaka, dikemukakan referensi-referensi buku,
jurnal, makalah/artikel, majalah yang digunakan sebagai dasar teoritis
penelitian. Adapun teknik penulisan daftar pustaka mengikuti aturan-
aturan umum, seperti :
Depdiknas. 1995. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang
Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Dijen Dikdasmen,
Depdikbud.
Depdikbud. 1987. Materi dasar program pendidikan akta mengajar V:
Metodologi penelitian. Jakarta: Proyek Pengembangan Institusi
Pendidikan Tinggi.
Ekosusilo, M, dan Triyanto, B. 1995. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Dahara Prize.
DAFTAR PUSTAKA
Kastam, Syamsi. 2018. Penyusunan proposal dan laporan penelitian tindakan
kelas. Diakses melalui
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131873960/pengabdian/penyusunan-
proposal-dan-laporan-ptk.pdf Pada tanggal 25 Oktober 2020

Slame, Ryadi. 2017 . Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas. Diakses


melalui https://core.ac.uk/download/pdf/234028483.pdf Pada tanggal 25
Oktober 2020
Zaini, Muhammad. Dkk. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta :Penebar
Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai