Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI

BELAJAR KIMIA SISWA

Fitria Kusuma Wardani1, Burhanudin Milama, M.Pd2, Luki Yunita, M.Pd3


Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Jakarta
fitriakusuma57@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi
belajar kimia siswa. Metode yang digunakan adalah metode korelasional. Subjek penelitian
yaitu siswa-siswi SMA kelas X dan XI yang berasal dari sekolah negeri (SMAN 105 Jakarta
dan SMAN 64 Jakarta) dan sekolah swasta (SMAS PKP Jakarta dan SMAS Bina Dharma
Jakarta). Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan jumlah keseluruhan sampel
yaitu 650 siswa, terdiri dari 329 siswa laki-laki dan 321 siswa perempuan atau sebanyak 340
siswa di sekolah negeri dan 310 siswa di sekolah swasta. Instrumen yang digunakan yaitu
angket kebiasaan belajar yang diadaptasi dari Study Habits Inventory developed by Bakare
(1977) serta prestasi belajar kimia siswa diambil dari nilai ulangan tengah semester 1 tahun
ajaran 2017/2018. Teknik korelasi yang digunakan adalah rank spearman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar kimia siswa, baik pada siswa laki-laki dan perempuan maupun siswa di
sekolah negeri dan swasta, 2) hasil koefisien korelasi yang didapat menunjukkan bahwa
siswa laki-laki memiliki hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar kimia
yang lebih besar dibandingkan siswa perempuan, dan 3) siswa di sekolah swasta memiliki
hubungan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar kimia yang lebih besar
dibandingkan siswa di sekolah negeri.

Kata Kunci: Kebiasaan belajar, Prestasi belajar kimia, Jenis kelamin siswa, Tipe sekola
h PENDAHULUAN
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana pencapaian taksonomi
pendidikan yang dialami siswa mencakup
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Siahi dan Maiyo (2015) hal
utama dari upaya pendidikan adalah untuk
melihat tercapainya prestasi pelajar.

3
Seperti yang dikemukakan Chawla (2016) seseorang. Keberhasilan individu
prestasi mengacu pada derajat atau tingkat tergantung pada kebiasaan belajarnya
keberhasilan yang dicapai dalam beberapa Menurut Verma (2016) kebiasaan
mata pelajaran. Keberhasilan tersebut belajar yang buruk seperti membolos,
diukur dari nilai siswa yang diberikan guru tidak mengerjakan tugas yang diberikan
pada saat evaluasi dilaksanakan. dan lain-lain menunjukkan bahwa siswa
Faktor yang mempengaruhi prestasi bermasalah dalam kegiatan akademik.
belajar menurut Saputro, Ardiawan dan Ketidakmengertian siswa pada arti belajar
Fitriawan (2015) dapat berupa faktor dapat menyebabkan kebiasaan belajar
internal dan eksternal. Faktor internal buruk yang berdampak pada keberhasilan
seperti motivasi dan kebiasaan belajar belajar siswa (Dimyati dan Mudjiono,
yang kurang baik, yaitu tidak adanya 2002, hlm. 246). Oleh karena itu peran
pengaturan waktu belajar dan tidak guru menjadi sangat penting dalam
mengerjakan tugas yang diberikan. membina kebiasaan belajar siswa untuk
Sedangkan faktor eksternal seperti fasilitas menunjang prestasinya.
belajar yang kurang memadai. Tidak hanya guru, peran orang tua
Kebiasaan belajar merupakan cara sangat berpengaruh dalam pembentukan
atau kegiatan siswa yang dilakukan secara kebiasaan belajar yang baik. Keluarga
teratur dan berkesinambungan selama merupakan lembaga pendidikan yang
proses belajar (Nurmalia dan Yusuf, 2016). pertama dan utama bagi siswa. Menurut
Menurut Gudaganavar dan Halayannavar Sherafat dan Murthy (2016) orang tua
(2014) muncul anggapan bahwa siswa bertanggung jawab dalam memahami
yang giat belajar dapat gagal dalam pentingnya kebiasaan belajar dan
berprestasi. Sedangkan yang lainnya memantau anak-anak mereka dalam
kurang giat belajar tetapi mencapai belajar. Namun peran orang tua dalam
prestasi yang lebih. Padahal keberhasilan pembentukan kebiasaan belajar kurang
setiap siswa pasti tergantung pada maksimal. Hal ini senada dengan Sinaga
kemampuan, kecerdasan dan usaha siswa. (2018) yang menyatakan bahwa orang tua
Usaha siswa dapat tercermin dalam bentuk seringkali tidak maksimal menjalankan
kebiasaan belajar yang dimiliki. Lawrence perannya dalam membentuk dan
(2014) menambahkan bahwa kebiasaan menunjang belajar siswa, sehingga
belajar dapat membuat perbedaan besar mempengaruhi kebiasaan belajarnya.
dalam penetapan tujuan dan kehidupan Walaupun tidak dapat dipungkiri kebiasaan
belajar bukanlah sesuatu yang berdiri
sendiri, melainkan hasil dari beberapa dan Halayannavar (2014) kebiasaan
faktor yang mempengaruhi hasil belajar belajar hanya berpengaruh positif terhadap
tetapi kebiasaan belajar tidak dapat hasil belajar pada siswa perempuan tetapi
dianggap remeh oleh siswa. Menurut tidak pada siswa laki-laki.
Sherafat dan Murthy (2016) adanya sinergi Selain itu, adanya indikasi hubungan
antara sekolah, orang tua dan siswa kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
diharapkan akan menghasilkan sesuatu berdasarkan tipe sekolah. Karena menurut
yang ideal berupa prestasi akademik yang penelitian Singh dan Mahipal (2015)
baik. adanya hubungan yang signifikan antara
Pentingnya kebiasaan belajar untuk prestasi belajar dan kebiasaan belajar
meningkatkan prestasi dibuktikan para ahli siswa yang bersekolah di sekolah swasta
dengan melakukan riset tentang hubungan maupun di sekolah negeri. Sedangkan
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. pada penelitian Kalaivani dan Babu (2011)
Hasil penelitian Kalaivani dan Babu tidak terdapat perbedaan yang signifikan
(2011) menemukan bahwa terdapat antara siswa di sekolah negeri dan swasta
hubungan yang signifikan antara kebiasaan terhadap kebiasaan belajarnya.
belajar dan prestasi kimia. Sejalan dengan Kimia dianggap sebagai mata
penelitian Chawla (2016) yaitu adanya pelajaran yang cukup sulit. Sejalan dengan
hubungan positif antara prestasi kimia dan Ristiyani dan Bahriah (2016) yang
kebiasaan belajar. menyatakan bahwa materi kimia di
Salah satu topik penelitian dalam SMA/MA banyak berisi konsep yang
dunia pendidikan adalah permasalahan abstrak, akibatnya sulit bagi siswa untuk
gender. Permasalahan gender memahaminya. Hal ini mengakibatkan
mengakibatkan perbedaan pola pikir dan kurangnya minat siswa terhadap mata
sikap antara laki-laki maupun perempuan. pelajaran kimia. Sejalan dengan Sunyono,
Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan Suyanto dan Suyadi (2009) dalam proses
kebiasaan belajar diantara keduanya. pembelajaran kimia di beberapa sekolah
Berdasarkan penelitian Osa-Edoh dan terlihat kurang menarik, suasana kelas
Alutu (2012) terdapat perbedaan yang cenderung pasif. Akibatnya siswa kurang
signifikan pada kebiasaan belajar siswa memiliki minat pada pelajaran kimia.
laki-laki ataupun perempuan. Pada Kurangnya minat siswa terhadap kimia
penelitian Ossai (2012) kebiasaan belajar menyebabkan kebiasaan belajar siswa
siswa perempuan lebih baik daripada laki- kurang baik dan berdampak pada prestasi
laki. Sementara penelitian Gudaganavar belajar kimia yang belum maksimal.
Sejalan dengan Stoneberg (2017) bahwa Bakare (1977). Angket berisi 36
prestasi belajar kimia siswa SMA pertanyaan dan disusun dengan skala likert
cenderung menurun dari tahun 2015 ke berisi 4 alternatif jawaban, yaitu Selalu,
tahun 2016. Sering, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Teknik analisis data meliputi
tertarik untuk melalukan penelitian dengan deskripsi data, uji prasyarat dan uji
judul “Hubungan antara Kebiasaan Belajar hipotesis dengan menggunakan SPSS versi
dengan Prestasi Belajar Kimia Siswa”. 22.0. Data yang diperoleh disajikan dalam
METODOLOGI PENELITIAN bentuk deskripsi data dari masing-masing
Metode penelitian yang digunakan variabel, selanjutnya diklasifikasi dengan
yaitu metode korelasional yang bertujuan tujuan mengetahui tingkat kategori
untuk mencari kontribusi antara satu kecenderungan suatu variabel. Uji
variabel dengan variabel lain yaitu prasyarat berupa uji normalitas. Uji
kebiasaan belajar (variabel bebas) dengan normalitas dilakukan untuk mengetahui
prestasi belajar kimia siswa (variabel apakah data pada setiap variabel
terikat). Analisis data menggunakan berdistribusi normal atau tidak. Uji
analisis kuantitatif karena variabel bebas normalitas yang digunakan dalam
dan variabel terikat diukur dalam bentuk penelitian adalah Kolmogorov Smirnov.
angka-angka, kemudian dicari ada Data yang berdistribusi normal dianalisis
tidaknya kontribusi antara kedua variabel. dengan statistik parametris. Statistik
Penelitian dilakukan di empat parametris dalam uji korelasi dapat berupa
sekolah, terdiri dari dua sekolah negeri dan korelasi karl pearson product moment.
dua sekolah swasta yaitu SMA Negeri 105 Sedangkan data yang tidak berdistribusi
Jakarta, SMA Negeri 64 Jakarta, SMA normal dianalisis dengan statistik
PKP Jakarta, dan SMA Bina Dharma nonparametris. Statistik nonparametris
Jakarta. Waktu penelitian pada bulan dalam uji korelasi dapat berupa korelasi
Agustus hingga September di kelas X dan spearman rank.
XI jurusan IPA semester ganjil tahun HASIL DAN PEMBAHASAN
pelajaran 2017/2018. Hasil kebiasaan belajar siswa secara
Teknik pengumpulan data berupa umum, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
angket kebiasaan belajar kimia dan data Tabel 1. Kebiasaan Belajar Kimia
dokumentasi berupa nilai Ujian Tengah Secara Umum
Semester (UTS) kimia. Angket diadopsi Data Hasil
dari Study Habits Inventory developed by Jumlah Siswa 650
Nilai Tertinggi 137 cenderung lebih baik dalam hal
Nilai Terendah 61 konsentrasi, recording (rekaman) dan
Mean 102,96
SD 12,320 drilling (latihan). Adapun siswa laki-laki
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa lebih baik dalam comprehension
kebiasaan belajar kimia pada siswa secara (pemahaman), task orientation
keseluruhan memiliki nilai rata-rata (penugasan) dan supports (dukungan).
sebesar 102,96 termasuk kategori baik. Dalam penelitian ini, terdapat satu
Sementara itu, kebiasaan belajar siswa laki-laki yang dikategorikan
berdasarkan gender dapat dilihat pada memiliki kebiasaan belajar kimia kurang
Tabel 2 berikut. baik atau buruk. Menurut Verma (2016)
Tabel 2. Kebiasaan Belajar Kimia kebiasaan belajar yang buruk dapat
Berdasarkan Gender dipengaruhi oleh campur tangan dari luar
Gender seperti lingkungan, pendidik maupun
Data
Laki-laki Perempuan
Jumlah Siswa 329 321 sarana prasarana yang dimiliki. Oleh
Nilai Tertinggi 137 137 karena itu dibutuhkan upaya dari berbagai
Nilai Terendah 61 71
Mean 102,64 103,28 pihak untuk dapat meningkatkan kebiasaan
SD 13,319 11,215 belajar siswa. Seperti yang dinyatakan
Pada Tabel 2 diketahui bahwa
Chawla (2016) bahwa dibutuhkan peran
kebiasaan belajar kimia pada siswa
guru dan orang tua untuk mengadopsi
perempuan lebih baik daripada laki-laki.
metode baru dan inovatif pengajaran
Sejalan dengan Ossai (2012) yaitu
dimana kebiasaan belajar dapat
kebiasaan belajar siswa perempuan lebih
dikembangkan dan ada dengan
baik daripada laki-laki, siswa perempuan
memfasilitasi prestasi belajar siswa.
lebih baik dalam penjadwalan, konsentrasi,
Sejalan dengan hal tersebut Razia (2015)
mendengarkan, mencatat dan membaca.
menambahkan bahwa guru berperan
Pada Tabel 2 nilai rata-rata kebiasaan
penting dalam mengidentifikasi siswa
belajar kimia siswa laki-laki dan
yang kurang dalam belajar dan memotivasi
perempuan dikategorikan baik. Hal ini
mereka untuk mengadopsi kebiasaan
dikarenakan masing-masing individu baik
belajar yang baik.
itu siswa laki-laki maupun perempuan
Adapun kebiasaan belajar kimia
memiliki kelebihan dan kekurangan terkait
berdasarkan tipe sekolah dapat dilihat pada
aspek kebiasaan belajar yang dimiliki.
Tabel 3 berikut.
Seperti penelitian Sahni (2016)
Tabel 3. Kebiasaan Belajar Kimia
menunjukkan bahwa siswa perempuan
Berdasarkan Tipe Sekolah
Tipe Sekolah Data Hasil
Data Sekolah Sekolah Jumlah Siswa 650
Negeri Swasta Nilai Tertinggi 96
Jumlah Siswa 340 310 Nilai Terendah 10
Nilai Tertinggi 129 137 Mean 62,20
Nilai Terendah 61 68 SD 18,076
Mean 103,01 102,90 Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa
SD 12,191 12,479 prestasi belajar kimia pada siswa secara
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
keseluruhan memiliki nilai rata-rata
kebiasaan belajar kimia pada siswa di
sebesar 62,20 termasuk kategori baik.
sekolah negeri lebih baik daripada swasta.
Prestasi belajar kimia berdasarkan
Sejalan dengan penelitian Lawrence
gender dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
(2014) yang menyatakan bahwa siswa di
Tabel 5. Prestasi Belajar Kimia
sekolah negeri memiliki tingkat kebiasaan
Berdasarkan Gender
belajar yang paling tinggi dibandingkan
Gender
dengan siswa di sekolah lain. Hal ini dapat Data
Laki-laki Perempuan
disebabkan adanya perbedaan karakteristik Jumlah Siswa 329 321
Nilai Tertinggi 92 96
guru sekolah negeri dengan swasta.
Nilai Terendah 10 16
Menurut Sherafat dan Murthy (2016) guru Mean 60,95 63,49
SD 17,932 18,159
memiliki peran dalam membimbing siswa
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
untuk memahami dan mengembangkan
prestasi belajar kimia pada siswa
kebiasaan belajar yang diinginkan.
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perempuan lebih baik daripada laki-laki,

nilai rata-rata kebiasaan belajar siswa di senada dengan kebiasaan belajarnya.

sekolah negeri dan swasta dikategorikan Menurut Ossai (2012) kebiasaan belajar

baik. Menurut Ningtyas, Kuswana dan sebagai variabel yang bertanggung jawab

Permana (2015) siswa dengan kebiasaan untuk prestasi belajar. Oleh karena itu,

belajar yang baik akan bertanggung jawab perbedaan prestasi belajar antara siswa

dalam mengerjakan tugasnya untuk laki-laki dan perempuan dapat disebabkan

mencapai prestasi belajar yang tinggi. adanya perbedaan pada aspek-aspek

Menurut Thakor (2015) kebiasaan belajar kebiasaan belajar yang dimiliki siswa.

memiliki kontribusi yang penting bagi Salah satu aspek kebiasaan belajar

prestasi belajar siswa. yang mempengaruhi prestasi adalah


Prestasi belajar kimia siswa secara membaca. Menurut Ameyaw dan Anto
umum dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. (2017) membaca memainkan peran
Tabel 4. Prestasi Belajar Kimia Siswa
penting dalam semua tingkat akademik.
Secara Umum
Rendahnya frekuensi membaca pada siswa
laki-laki dapat menjadi salah satu akademik yang lebih tinggi daripada siswa
penyebab prestasi belajar kimia pada siswa sekolah negeri.
laki-laki lebih kecil daripada perempuan. Pada Tabel 6 nilai rata-rata prestasi
Sesuai dengan penelitian Al-Shawwa belajar kimia siswa sekolah negeri dan
Lana, dkk (2014) yang menunjukkan swasta dikategorikan baik dan selisihnya
bahwa siswa perempuan menghabiskan tidak terlampau berbeda secara signifikan.
lebih banyak waktu untuk membaca Sejalan dengan penelitian Olasehinde dan
dibandingkan siswa laki-laki. Olatoye (2014) yaitu tidak terdapat
Pada Tabel 5 nilai rata-rata prestasi perbedaan signifikan antara siswa di
belajar kimia siswa laki-laki dan sekolah negeri dan swasta terkait prestasi
perempuan dikategorikan baik dan tidak biologi dan kimia.
terlampau berbeda secara signifikan. Selanjutnya hubungan kebiasan
Sejalan dengan penelitian Kalaivani dan belajar dengan prestasi belajar kimia siswa
Babu (2011) tidak terdapat perbedaan yang secara umum dilihat pada Tabel 7 berikut.
signifikan antara siswa laki-laki dan Tabel 7. Uji Korelasi X dan Y pada
perempuan terhadap prestasi kimia. Siswa Secara Umum
Adapun prestasi belajar kimia Data Hasil
berdasarkan tipe sekolah dapat dilihat pada Jumlah Sampel (N) 650
α 0,01
Tabel 6 berikut. Sig. (1-tailed) 0,000
Tabel 6. Prestasi Belajar Kimia Correlation
0,244
Coefficient
Berdasarkan Tipe Sekolah Terdapat
Tipe Sekolah Kesimpulan hubungan antara
Data Sekolah Sekolah X dan Y
Negeri Swasta Berdasarkan Tabel 7 diketahui nilai
Jumlah Siswa 340 310
Sig.1-tailed sebesar 0,000 lebih kecil dari
Nilai Tertinggi 96 96
Nilai Terendah 16 10 taraf signifikansi (0,000 < 0,01), hal ini
Mean 66,75 57,22 menunjukan bahwa H0 ditolak yang berarti
SD 15,771 19,123
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

prestasi belajar kimia pada siswa di variabel kebiasaan belajar dan prestasi

sekolah negeri lebih baik daripada swasta. belajar kimia pada siswa secara umum.

Berbeda dengan hasil penelitian ini, Sejalan dengan penelitian Kalaivani &

penelitian Dixit dan Garg (2017) yang Babu (2011) yang menunjukkan bahwa

dilaksanakan di India menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

siswa sekolah swasta memiliki prestasi kebiasaan belajar dan prestasi kimia.
Kebiasaan belajar sebagai prediktor Menurut penelitian yang dilakukan
penting bagi keberhasilan belajar siswa. Sherafat dan Murthy (2016) kebiasaan
Penelitian serupa yang dilakukan Siahi dan belajar mempengaruhi prestasi akademik
Maiyo (2015) mengemukakan bahwa siswa SMA. Hal ini menyiratkan bahwa
kebiasaan belajar dibutuhkan untuk sekolah dan orang tua harus
meningkatkan prestasi. Hal ini karena memperhatikan kebiasaan belajar siswa
siswa dengan kebiasaan belajar yang baik demi tercapainya keberhasilan belajar.
akan tekun dan rajin belajar, sehingga Menurut penelitian Rosyadi (2016) siswa
siswa lebih mudah untuk memahami yang memiliki kebiasaan belajar yang baik
pelajaran dan meningkatkan prestasinya. pada umumnya dibesarkan oleh keluarga
Penelitian Rosyida, Utaya dan
dengan kebiasaan belajar yang baik pula.
Budijanto (2016) menyatakan bahwa
Kebiasaan belajar yang baik juga dapat
kebiasaan belajar yang baik seperti
tumbuh pada siswa yang memiliki
pembuatan jadwal belajar yang
lingkungan sekolah kondusif. Menurut
dilaksanakan dan dipertanggung jawabkan
penelitian Hidayati (2016) orang tua dan
dapat membawa pengaruh positif bagi
guru berperan dalam pembentukan
siswa. Siswa akan lebih terencana dalam
kebiasaan belajar yang baik pada diri
kegiatan belajar dan dapat lebih optimal
siswa. Namun faktor pendorong
dalam mengulangi bahan pelajaran yang
pembentukan kebiasaan belajar yang baik
telah diberikan guru di sekolah, sehingga
tidak hanya berasal dari faktor luar saja,
siswa lebih mudah memahami dan
tetapi juga harus diupayakan dari dalam
menguasai pelajaran yang diajarkan.
diri siswa sendiri. Siswa seharusnya
Penguasaan bahan pelajaran yang baik
memiliki kemauan dan kesadaran untuk
akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
memperbaiki kebiasaan belajarnya selama
Hal ini diperkuat dengan Achyanadia
ini yang kurang baik.
(2013) yang menyatakan bahwa kebiasaan Hubungan kebiasaan belajar dan
belajar erat kaitannya dengan cara belajar prestasi belajar kimia pada siswa laki-laki
yang efektif dan disiplin waktu dalam dan perempuan dapat dilihat pada Tabel 8
menyelesaikan tugas. Oleh karena itu berikut.
Tabel 8. Uji Korelasi X dan Y
siswa yang memiliki kebiasaan belajar
Berdasarkan Gender
yang baik dapat menyelesaikan tugas
dengan tepat waktu dan akan lebih mudah Data Laki-laki Perempuan
memahami materi pelajaran yang telah Jumlah
329 321
Sampel (N)
dipelajari.
α 0,01 0,01
Sig. (1- penting dalam kehidupan siswa.
0,000 0,000
tailed) Keberhasilan atau kegagalan dari setiap
Correlatio
n 0,264 0,223 siswa tergantung pada kebiasaan belajar.
Coefficient Nilai koefisien korelasi pada siswa
Terdapat Terdapat
laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan
Kesimpul- hubungan hubungan
an antara X antara X dengan perempuan. Berbeda dengan
dan Y dan Y penelitian Gudaganavar dan Halayannavar
Berdasarkan tabel diketahui bahwa
(2014) di India menunjukkan ada
kebiasaan belajar dan prestasi belajar
hubungan yang signifikan antara kebiasaan
kimia pada siswa laki-laki dan perempuan
belajar dan prestasi belajar siswa
memiliki hubungan yang signifikan antara
perempuan, sedangkan tidak terdapat
kedua variabel yaitu kebiasaan belajar dan
hubungan antara kebiasaan belajar dan
prestasi belajar kimia siswa Sejalan
prestasi belajar siswa laki-laki. Perbedaan
dengan penelitian Singh dan Mahipal
hasil penelitian dapat disebabkan beberapa
(2015) yang menyatakan bahwa ada
faktor, diantaranya perbedaan budaya dan
hubungan yang signifikan antara prestasi
pola asuh di tiap negara yang
belajar dan kebiasaan belajar pada siswa
mengakibatkan pola berpikir dan perilaku
laki-laki dan perempuan. Adapun jenis
yang berbeda. Sejalan dengan Ogan (2015)
hubungan dalam penelitian ini bersifat
yaitu kondisi pendidikan anak perempuan
searah, artinya jika variabel kebiasaan
dan laki-laki merupakan masalah gender
belajar meningkat maka variabel prestasi
yang penting. Hal ini mengakibatkan
belajarnya pun meningkat. Senada dengan
perbedaan kebiasaan belajar dan prestasi
Ehiozuwa dan Anaso (2013) yaitu siswa
belajar siswa di tiap negara.
yang memiliki kebiasaan belajar yang baik
Hubungan kebiasaan belajar dan
maka prestasi akademiknya juga baik,
prestasi belajar kimia pada siswa di
begitupun dengan siswa yang memiliki
sekolah negeri dan swasta dapat dilihat
kebiasaan belajar yang buruk maka
pada Tabel 9 berikut:
prestasi akademiknya juga buruk. Dari
Tabel 9. Uji Korelasi X dan Y
hasil penelitian ini membuktikan bahwa
Berdasarkan Tipe Sekolah
kebiasaan belajar memiliki peran yang
Sekolah Sekolah
cukup penting dalam prestasi belajar Data
Negeri Swasta
siswa. Sesuai dengan penelitian Jumlah
340 310
Sampel (N)
Gudaganavar dan Halayannavar (2014) α 0,01 0,01
bahwa kebiasaan belajar memainkan peran Sig. (1- 0,000 0,000
tailed) sains siswa di sekolah negeri maupun
Correlatio swasta, namun terdapat pengaruh yang
n 0,253 0,263
Coefficient lebih besar pada kebiasaan belajar dan
Terdapat Terdapat prestasi siswa di sekolah negeri
Kesimpul- hubungan hubungan
dibandingkan siswa di sekolah swasta.
an antara X antara X
dan Y dan Y Menurut Olatoye (2009) di Nigeria banyak
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa orang yang memilih menyekolahkan
tingkat signifikansi pada sekolah negeri anaknya di sekolah swasta karena
dan swasta sebesar 0,000. Karena 0,000 < menganggap pola pengajaran di sekolah
0,01 maka dapat disimpulkan bahwa swasta lebih baik, sehingga siswa di
terdapat hubungan yang signifikan antara sekolah swasta menunjukkan hasil yang
kebiasaan belajar dan prestasi belajar lebih baik dibandingkan sekolah negeri.
kimia pada siswa di sekolah negeri dan Siswa di sekolah negeri maupun
swasta. Sejalan dengan penelitian Singh swasta memiliki kriteria hubungan
dan Mahipal (2015) yaitu terdapat kebiasaan belajar dan prestasi belajar
hubungan yang signifikan antara prestasi kimia pada kategori rendah. Hal ini
belajar dan kebiasaan belajar pada siswa menunjukkan bahwa kebiasaan belajar
yang bersekolah di sekolah negeri serta bukanlah satu-satunya faktor yang
ditemukan hubungan yang signifikan menunjang prestasi belajar kimia siswa.
antara prestasi belajar dan kebiasaan Menurut Olatoye (2009) prestasi sains
belajar pada siswa yang bersekolah di tidak dapat berdiri sendiri. Dari berbagai
sekolah swasta. Menurut penelitian Chand literatur beberapa variabel seperti
(2013) siswa yang bersekolah di sekolah keterampilan belajar dan konsep diri
negeri lebih baik dalam pekerjaan rumah mempengaruhi prestasi siswa di sekolah.
dan rencana pembelajaran, sedangkan Sementara menurut penelitian Kansal,
siswa yang bersekolah di sekolah swasta Baliga, Mallapur dan Katti (2015) sekolah
lebih baik dalam persiapan menjelang swasta memberikan pelayanan yang lebih
ujian. baik seperti keamanan dan transportasi,
Nilai koefisien korelasi pada siswa di berventilasi baik dan penerangan ruang
sekolah swasta sedikit lebih besar kelas yang cukup, serta dapur sekolah
dibandingkan dengan sekolah negeri. yang tersedia lebih banyak dibandingkan
Berbeda dengan penelitian Olatoye (2009) sekolah negeri. Sistem yang berlaku di
yang menunjukkan bahwa kebiasaan sekolah swasta berfungsi lebih baik
belajar sebagai prediktor terhadap prestasi dibanding sekolah negeri.
KESIMPULAN di sekolah yang dapat menumbuhkan
Berdasarkan hasil penelitian dapat kebiasaan belajar yang baik demi
disimpulkan bahwa: menunjang prestasi belajar kimia.
1. Terdapat hubungan yang signifikan 4. Siswa hendaknya memiliki
antara kebiasaan belajar dengan prestasi kemauan untuk menerapkan kebiasaan
belajar kimia siswa. belajar yang baik dalam proses belajar.
2. Gender mempengaruhi hubungan DAFTAR PUSTAKA
antara kebiasaan belajar dengan prestasi
Siahi, E. A., & Maiyo, J. K. (2015). Study of the
belajar kimia siswa. Siswa laki-laki
Relationship Between Study Habits and
memiliki hubungan antara kebiasaan
Academic Achievement of Students: A
belajar dengan prestasi belajar kimia yang
Case of Spicer Higher Secondary School,
lebih besar dibandingkan siswa
India. International Journal of
perempuan.
3. Tipe sekolah mempengaruhi Educational Administration and Policy

hubungan kebiasaan belajar dengan Studies, 7(7), 134-141.

prestasi belajar kimia siswa. Siswa di


Chawla, J. (2016). Achievement in Chemistry of
sekolah swasta memiliki hubungan
IX Graders in Relation to Study Habits.
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
International Education & Research
kimia yang lebih besar dibanding siswa di
Journal, 2(1), 15-18.
sekolah negeri.
SARAN Saputro, M., Ardiawan, Y., & Fitriawan, D.
Peneliti memberi beberapa saran yang
(2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dapat dipertimbangkan, yaitu:
1. Guru hendaknya mengarahkan Prestasi Belajar (Studi Korelasi pada

siswa-siswi untuk membiasakan diri Mahasiswa Pendidikan Matematika IKIP

melakukan hal-hal yang baik dalam belajar PGRI Pontianak). Jurnal Pendidikan

sehingga tertanam menjadi sebuah Informatika dan Sains, 4(2), 233-246.

kebiasaan belajar yang mampu Gudaganavar, N. V., & Halayannavar, R. B.


meningkatkan prestasi belajar kimia siswa. (2014). Influence of Study Habits on
2. Orang tua harus terlibat dalam
Academic Performance of Higher Primary
pendidikan anak dan memantau kebiasaan
School Students. International Journal of
belajar untuk mencapai prestasi belajar
Science and Research, 3(2), 277-280.
kimia yang baik.
3. Pihak sekolah hendaknya
Lawrence, A. S. A. (2014). Relationship
menciptakan lingkungan sekolah yang
Between Study Habits and Academic
kondusif dan meningkatkan sarana prasana
Achievement of Higher Secondary School
Students. Indian Journal of Applied Ossai, M. C. (2012). Age and Gender
Research, 4(6), 143-145. Differences in Study Habits: A Framework
for Proactive Counselling Against Low
Verma, A. (2016). A Study of Academic
Academic Achievement. Journal of
Achievement among High School Students
Educational and Social Research, 2(3),
in Relation to Their Study Habits. Impact:
67-73.
International Journal of Research in
Humanities, Arts and Literature, 4(3), 75- Singh, B., & Mahipal. (2015). Academic
88. Achievement of Secondary School
Students in Relation to Their Study Habits.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan
Bhartiyam International Journal Of
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Education & Research, 4(3), 7-13.
Sherafat, R., & Murthy, C. G. V. (2016). A
Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). Analisis
Study of Study Habits and Academic
Kesulitan Belajar Kimia Siswa di SMAN
Achievement Among Secondary and
X Kota Tangerang Selatan. Jurnal
Senior Secondary School Students of
Penelitian dan Pembelajaran IPA, 2(1),
Mysore City. The International Journal of
18-29.
Indian Psychology, 3(2), 161-170.
Sunyono, I. W. W., Suyanto, E., & Suyadi, G.
Sinaga, J. D. (2018). Tingkat Dukungan Orang
(2009). Identifikasi Masalah Kesulitan
Tua terhadap Belajar Siswa. Indonesain
dalam Pembelajaran Kimia SMA Kelas X
Journal of Educational Counseling, 2 (1),
di Propinsi Lampung. Journal Pendidikan
43-54.
MIPA, 10(2), 9-18.
Kalaivani, S., & Babu, R. (2011). Higher
Stoneberg, B. D. (2017). Biology and Chemistry
Secondary Students Achievement in
Achievement in Idaho High Schools, 2015
Chemistry Relation to Their Study Habits.
to 2017. K-12 Research Idaho, 1-9.
International Journal of Current
Research, 3(10), 218-220. Sahni, M. (2016). Study Habits of College
Students: Differences with Respect to
Osa-Edoh, G. I., & Alutu A. N. G. (2012). A
Gender and Academic Stream. Education
Survey of Students Study Habits in
India Journal: A Quarterly Refereed
Selected Secondary Schools: Implication
Journal of Dialogues on Education, 5(4),
for Counselling. Current Research Journal
122-132.
of Social Sciences, 4(3), 228-234.
Razia, B. (2015). Study Habits of Secondary and Academic Adjustment. International
School Students in Relation to Their Journal of Humanities, Arts, Medicine and
Socio-Economic Status and Gender. Sciences, 5(04), 55-60.
International Journal of Social Sciences
Olasehinde, K. J., & Olatoye R. A. (2014). A
and Management, 2(1), 68-73.
Comparative Study of Public and Private
Ningtyas, S. A., Kuswana, W. S., & Permana, T. Senior Secondary School Students’
(2015). Hubungan antara Kebiasaan Science Achievement in Katsina State,
Belajar dengan Hasil Belajar Sistem Nigeria. Journal of Educational and
Pengapian. Journal of Mechanical Social Research, 4(3), 203-207.
Engineering Education, 2(1), 130-135.
Rosyadi. (2016). Pengaruh Motivasi dan
Thakor, I. D. (2015). Impact of Gender and Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Hasil
Faculty on Study Habits and Attitudes of Belajar Matematika. Jurnal Matematika
College Students. The International dan Pendidikan Matematika, 1 (2), 149-
Journal of Indian Psychology, 2(3), 102- 162.
105.
Rosyida, F., Utaya, S., & Budijanto. (2016).
Ameyaw, S., & Anto, S. K. (2017). Gender Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Self-
Variation in Reading Habits in Schools in Efficacy terhadap Hasil Belajar Geografi
Moland: A Case Study of Asantekwaa S.D. di SMA. Jurnal Pendidikan Geografi,
A. Junior High School. European Journal 21(2), 17-28.
of Education Studies, 3(5), 688-704.
Achyanadia, S. (2013). Hubungan Kebiasaan
Lana, A., Abulaban, A. B., Algethami, A,. Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Baghlaf, S., Abushanab, J., Merdad, A., & Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri
Abulaban, A. (2014). Differences in 1 Ciseeng. Jurnal Teknologi Pendidikan, 2
Studying Habits between Male and Female (2), 1-14.
Medical Students of King Abdulaziz
Hidayati, A. K. (2016). Hubungan Kebiasaan
University (KAU), Jeddah, Saudi Arabia.
Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas
Egyptian Dental Journal, 60(2), 1687-
IV SD Se-Gugus II Piyungan. Jurnal
1693.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 31(5),
Dixit, A. K., & Garg, N. (2017). A Comparative 2895-2906.
Study of Government and Private School
Ehiozuwa, A. O., & Anaso, J. N. (2013).
Students on Their Academic Achievement
Assessment of Study Habits of Senior
Secondary School Science Students in
North West Zone of Nigeria. International
Journal of Current Research, 5(11), 3435-
3444.

Charles-Ogan, G. (2015). Gender Influences on


Study Habits of Mathematics Students’
Achievement. International Journal of
Academic Research and Reflection, 3(7),
24-28.

Chand, S. (2013). Study Habits of Secondary


School Students in Relation to Type of
School and Type of Family. International
Journal of Social Science &
Interdisciplinary Research, 2(7), 90-96.

Olatoye, R. A. (2009). Study Habit, Self-


Concept and Science Achievement of
Public and Private Junior Secondary
School Students in Ogun State, Nigeria.
African Research Review an International
Multi-Disciplinary Journal, Ethiopia, 3(4),
492-506.

Nurmalia, & Yusuf, S. (2016). Pengaruh


Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Hasil
Belajar Siswa di Madrasah Aliah Negeri
(MAN) Kreueng Geukueh Kabupaten
Aceh Utara. Jurnal Sains Ekonomi dan
Edukasi, 4(1), 58-67.

Anda mungkin juga menyukai