Skor Nilai :
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penyusun ucap kan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Mini Riset mengenai “Analisis Masalah Pendidik Dalam Membantu
Pertumbuhan Dan Perkembangan Peserta Didik” tepat pada waktunya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elya Siska Anggraini S.Sn.,M.A.
selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
membantu memberi saran serta tata cara penyelesaian hingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusun tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu segala kritik dan saran sangat penyusun nantikan untuk perbaikan tugas-
tugas berikutnya.
Apabila terdapat kesalahan kata yang menyinggung pihak manapun, penyusun
memohon maaf sebesar-besarnya, sekian dan terima kasih
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan Penelitian 6
C. Manfaat Penelitian 6
A. Tinjauan Pustaka 7
A. Lokasi Penelitian 9
B. Metode Penelitian 9
C. Subjek Penelitian 9
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 11
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan yang terjadi pada peserta didik usia sekolah
menengah atas?
2. Seberapa jauh pentingnya peran pendidik bagi peserta didik usia sekolah
C. Tujuan Penelitian
1. Memahami perkembangan yang terjadi pada peserta didik usia sekolah
menengah atas
2. Memahami seberapa jauh pentingnya peran pendidik bagi peserta didik usia
sekolah menengah atas
3. Memahami seberapa jauh pentingnya peran orang tua bagi peserta didik usia
sekolah menengah atas
4. Mengetahui solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh remaja usia
sekolah menengah atas
Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi. Mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan hipotesis
atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.
c. Logis
Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan
(Santrock, 2001). Mulai mampu mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik akan
jalan keluar suatu masalah, menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-
masalah dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis. Misal : Dalam
pengambilan keputusan oleh remaja mulai dari pemikiran, keputusan sampai pada
konsekuensinya, bagaimana lingkungannya yang menunjukkan peran lingkungan dalam
membantu pengambilan keputusan pada remaja.
4. Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan
masyarakat di mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang
dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku
bahasa. Bersamaan dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja)
mengkutip proses belajar disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan
diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses
pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata,
tetapi juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk
perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya)
terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola
bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu
berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti
istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau
tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Dalam berkomunikasi sehari-hari, terutama dengan sesama sebayanya, remaja
seringkali menggunakan bahasa spesifik yang kita kenal dengan bahasa ‘gaul’.
5. Perkembangan Kepribadian
Keberhasilan dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan
sangat ditentukan karakteristik kepribadian individu yang bersangkutan. Individu yang
6. Perkembangan Sosial
Pada usia anak SMA terjadi perkembangan sosial yaitu kemampuan untuk
memahami orang lain. Anak usia SMA memahami orang lain sebagai individu yang unik
baik menyangkut sifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaanya. Pemahaman ini
mendorong mereka untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan orang lain
(terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan.
Dalam hubungan persahabatan anak usia SMA memilih teman yang memiliki
kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut interest, sikap,
nilai, dan kepribadian. Pada masa ini juga berkembang sikap conformity yaitu
kecenderungan untuk mengikutu opini, kebiasaan, dan keinginan orang lain (teman
sebaya). Perkembangan sikap imi dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi
dirinya.
Anak usia SMA mencapai perkembangan sosial yang matang, dalam arti memiliki
penyesuaiaan sosial yang tepat. Penyesuaiaan sosial yang tepat ini dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan
relasi.
Karakteristik penyesuaian anak usia SMA di tiga lingkungan adalah sebagai berikut:
v Lingkungan Keluarga
1. Menjalin hubungan yang baik dengan anggota keluarga
v Lingkungan Sekolah
v Lingkungan Masyarakat
1. Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain
7. Perkembangan Moral
a. Sikap negatif, disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang
beragama secara pura-pura yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan
perbuatannya.
b. Pandangan dalam hal ketuhanan menjadi kacau karena ia banyak membaca atau
mendengar berbagai konsep aliran-aliran yang tidak cocok
Pandangan dalam hal ketuhanan dan dipahamkannya konteks agama yang dianut dan
dipilihnya