Dosen Pengampu:
Rotua Sahat Perdamean Simanullang, S. Pd., M. Si
DISUSUN OLEH:
Wilda Luciana Hutapea 7203144021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
RahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu Administrasi
ini yang berjudul “Critical Book”. Penulis berterima kasih kepada dosen yang bersangkutan
yang sudah memberikan bimbingannya.
Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Administrasi. Dan kami juga
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rotua Sahat Perdamean Simanullang, S. Pd., M.Si, selaku dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Administrasi
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga, dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Ulqi Nurhusna
1
CRITICAL BOOK REPORT ILMU ADMINISTASI
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Pendahuluan.................................................................................................
B. Tujuan............................................................................................................
C. Rumusan Masalah.......................................................................................
D. Identitas Buku...............................................................................................
BAB II RINGKASAN ISI BUKU................................................................................
A. Kelebihan Buku.............................................................................................
B. Kekurangan Buku.........................................................................................
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELKANG
Metode Penelitian merupakan sebuah tahap awal yang harus dilakukan peneliti baik
dilakukan untuk keperluan menulisis skripsi dan tesis. Program melibatkan sejumlah
komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai sebuah tujuan.
Guru/dosen, objek yang diteliti serta pokok permasalahan merupakan komponen yang selalu
ada dalam sebuah Metode Penelitian Tindakan Kelas. Dalam pelaksanaan Penelitian
Tindakan Kelas seorang peneliti harus menentukan permasalahan dan fokus penelitian.
Permasalahan bisa ditemukan darihasil observasi lapangan ataupun dari media massa. Setelah
peneliti menentukan fokus permasalahan maka ia harus menyusun sebuah kerangka
pemikiran yang nantinya akan berfungsi dalam menyusun kerangkan hipotesis. Serangkaian
tahap yang harus dilewati dalam penelitian tindakan kelas akan membawa sebuah hasil yang
bisa berdamapak pada kinerja pendidik, sekolah/perguruan tinggi dan pendidikan.
B. TUJUAN
3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan olehsetiap bab dari
sebuah buku.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah isi sebuah buku cukup bermanfaat bagi mahasiswa sebagai salah satusumber
belajar?.
2. Apakah metode yang digunakan pengarang sesuai dengan kondisi dan lingkunganyang
sedang kita hadapi?.
4
3. Apakah isi buku sama dengan isi sebuah buku yang sejenis?
D. IDENTITAS BUKU
4. Cetakan : 2005-8-2
5
BAB II
BAB I
Dalam pemakaian sehari-hari, kata administrasi sering diartikan dalam dua macam pengertian
yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Menurut The Liang Gie, administrasi dalam arti luas
diterjemahkan sebagai keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dalam suatu kerja sama
untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama. Perumusan demikian didasarkan
kepada kenyataan bahwa pada setiap instansi/kantor selalu ada dua jenis pekerjaan yaitu
pekerjaan pokok dan pekerjaan penunjang. Dalam arti sempit, administrasi dirumuskan sebagai
pencatatan keterangan-keterangan secara tertulis. Keteranganketerangan tersebut selain dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari, tapi dapat juga digunakan untuk keterangan di masa
yang akan datang. Administrasi dalam arti sempit sering disebut tata usaha.
Menurut The Liang Gie, Manajemen adalah rangkaian kegiatan menggerakkan orang-orang
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun kadang-kadang istilah administrasi
dengan manajemen sering tidak dibedakan, karena merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan.
1. ORGANISASI
Dengan rumusan tersebut dapat dilihat unsur-unsur organisasi adalah : kelompok orang, kerja
sama, tujuan, keterikatan formal, dan susunan hierarkhi.
3. KANTOR
6
kita sudah dapat mengetahui enam macam pengertian kantor yaitu jasa/pelayanan, jabatan,
gedung tempat bekerja, ruang kerja, unit kerja/bagian/biro, dan instansi atau badan usaha.
Oleh karena itu agar kita dapat mengerti benar apa yang dimaksudkan kantor oleh seorang
pembicara, kita harus memahaminya dalam kaitan apa kata kantor itu digunakan oleh
pembicara dalam kalimatnya.
Perbedaan-perbedaan seperti di atas, bukanlah hal yang baru, karena para ahli di bidang
administrasi perkantoranpun dalam perumusan yang dibuatnya mempunyai pendapat yang
tidak selalu sama mengenai pengertian kantor.
Seorang ahli perkantoran, Paul Mahieu, mengemukakan bahwa kantor adalah tempat dalam
suatu badan usaha dimana dilaksanakan pekerjaan administratif yang dapat dilakukan dengan
tangan atau mesin. Pekerjaan administratif senantiasa terdiri dari pencatatan pelbagai
keterangan yang penting bagi badan usaha yang bersangkutan. Ahli yang lain, Glenn W. Howard
& Edward Masonbrink mengemukakan : Kantor adalah tempat diselenggarakannya kegiatan
menangani informasi dan proses menangani informasi tersebut, mulai dari menerima,
mengumpulkan, mengolah, menyimpan sampai menyalurkan.
Pengertian kantor yang dimaksudkan dalam modul ini adalah pengertian yang lebih mirip
dengan yang dikemukan Glenn W. Howard dan Edward Masonbrink yaitu tempat
penyelengaraan kegiatan menangani informasi dan proses penanganan informasi tersebut.
4. PEKERJAAN KANTOR
William H. Leffing well dan Edwin M. Robinson, mengemukakan pekerjaan kantor berkenaan
pertama-tama dengan warkat-warkat dari badan usaha yang bersangkutan, pemakaian warkat-
warkat dan pemeliharaannya guna dipakai untuk mencari keterangan di kemudian hari. Warkat
itu mungkin merupakan sejarah daripada pelaksanaan urusan badan usaha itu sebagaimana
digambarkan oleh daftar-daftar perhitungan, surat menyurat, surat-surat perjanjian, surat-surat
pesanan, daftar-daftar harta benda, rencana-rencana dan jadwaljadwal, laporan-laporan dan
oleh segala macam nota yang tertulis dan tercetak.
Walaupun kedua pendapat di atas tidak memberikan pengertian yang persis sama, tetapi ada
unsur kesamaannya yaitu bahwa pekerjaan kantor adalah segala kegiatan yang ada kaitannya
dengan penanganan informasi/keterangan-keterangan balk informasi itu berupa lisan atau
sudah berbentuk warkat-warkat. Secara definitif yang dimaksud dengan keterangan adalah
7
pengetahuan tentang sesuatu hal atau peristiwa yang diperoleh melalui pembacaan atau
pengamatan, dan yang dimaksud warkat adalah setiap catatan tertulis atau bergambar
mengenai sesuatu hal atau peristiwa yang dibuat untuk keperluan membantu ingatan.
Yang dimaksud dengan keterangan dan warkat dalam rumusan di atas, adalah semua
keterangan dan informasi dari instansi yang bersangkutan, demikian juga warkat yang
dimaksud adalah catatan tertulis atau bergambar atau rekaman yang bertalian dengan kegiatan
instansi tersebut. Pekerjaan kantor atau pekerjaan ketatausahaan, dilihat dari kegiatannya
dapat dibedakan dua macam, yakni pekerjaan yang tulismenulis misalnya penanganan surat
masuk, penanganan surat keluar (korespondensi), penghitungan dan pembuatan laporan,
sedangkan pekerjaan yang bukan tulis-menulis terdiri dari pengiriman surat, penggandaan surat
dinas, penyimpanan surat, pelayanan telepon, penerimaan tamu, penataan ruang kantor,
penataan Iingkungan kantor.
5. MANAJEMEN PERKANTORAN
BAB II
Surat merupakan alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada
pihak lain dengan tujuan menyampaikan informasi.
8
Penilaian tidak baik terhadap suatu instansi akan mengakibatkan pihak lain enggan berurusan
dengan instansi itu. Oleh karenanya tidak berlebihan bila ada yang mengatakan, penanganan
surat-surat yang tidak baik akan menghambat tercapainya tugas-tugas instansi.
Dengan penjelasan singkat ini, maka pertanyaan yang lugu tetapi sangat mendasar seperti
tersebut di atas, telah terjawab. Dalam kaitan ini pula maka penanganan surat perlu mendapat
perhatian yang sewajarnya, baik dari pimpinan maupun dari semua pegawai dalam suatu
instansi.
Mengingat bahwa surat merupakan alat komunikasi, maka bila diteliti lebih mendalam, bagi
suatu instansi surat mempunyai fungsi :
3. Sebagai pedoman dalam mengambil tindakan Iebih lanjut dari suatu masalah;
Seperti telah disebutkan di atas, yang termasuk ke dalam penanganan surat adalah serangkaian
kegiatan atau usaha pengamanan surat/dokumen berdasarkan tata cara tertentu. Kegiatan
dimaksud dimulai dari pencatatan surat masuk, kegiatan surat-menyurat, pencatatan surat
keluar, pengiriman surat sampai penyimpanan surat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
awal proses penanganan informasi dalam suatu unit organisasi adalah penanganan su rat.
Dalam suatu instansi yang kecil penanganan surat dapat dilakukan dengan proses yang Iebih
sederhana, dan dapat dilakukan dengan jumlah tenaga pelaksana yang Iebih sedikit. Akan tetapi
bagi suatu instansi yang besar, seperti instansi-instansi Pemerintah, cara demikian tidak dapat
dilakukan karena akan mengakibatkan terlantarnya pekerjaan yang ada, dan akibat Iebih jauh
akan mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan tugas instansi. Karena itu pada instansi yang
besar penanganan surat-surat masuk ditangani oleh unit tersendiri yang dipimpin oleh seorang
kepala yang didukung oleh sejumlah tenaga yang ditugaskan untuk itu dan dilengkapi dengan
sarana yang memadai. Nama unit demikian, di masing-masing instansi tidak sama, ada yang
menamakannya Bagian Ekspedisi, Bagian Arsip, Bagian Tata Usaha, Bagian Umum, Bagian
Penerimaan Surat atau nama lainnya. Demikian juga penanganan surat-surat keluar, di instansi-
instansi besar ditangani oleh unit tersendiri yang dipimpin oleh seorang kepala, didukung oleh
sejumlah tenaga dan dilengkapi oleh sarana yang diperlukan. Seperti halnya dalam hal
penerimaan surat, nama unit yang menangani pengiriman surat berbeda di suatu instansi dari
instansi lain; ada yang menamakan Bagian Ekspedisi, Bagian Pengiriman, dan sebagainya.
9
Dengan pertimbangan-pertimbangan untuk adanya keseragaman dalam penanganan dan
pertimbangan praktis lainnya, penyimpanan surat-surat atau arsip juga, terutama arsip pasif,
ditangani oleh unit tersendiri.
Mengenai pembuatan surat, yaitu kegiatan-kegiatan untuk menyiapkan surat jawaban atas
surat-surat masuk, ditangani oleh masing-masing unit yang menangani masalah-masalah yang
tertera dalam masing-masing surat masuk.
Utuk mempermudah pemahaman atas penanganan surat, dalam uraian ini akan dijelaskan
tentang penanganan surat dalam suatu instansi, mulai surat itu diterima oleh unit penerima
surat (dalam hal ini kita sebut Bagian Penerimaan Surat), sampai surat itu dijawab oleh instansi
yang bersangkutan.
Arus lalu lintas surat pada dasarnya ada dua macam yaitu surat-surat masuk ialah surat-surat
(termasuk dokumen-dokumen lainnya) yang dikirim oleh
instansi lain kepada suatu instansi, dan surat-surat keluar yaitu surat-surat yang dikirim oleh
suatu instansi kepada instansi lain.
Surat-surat masuk adalah semua surat dinas yang diterima. Untuk memudahkan pengawasan
dan pengendalian, penerimaan surat masuk sebaiknya dipusatkan di unit tata usaha, atau
langsung dikirim kepada sekretariat pimpinan atau diambil sendiri dari kotak pos.
Setelah surat-surat itu diterima oleh Bagian Penerimaan Surat, selanjutnya surat itu diadakan
pengolahan sebagai berikut :
1. Penyortiran surat
Langkah yang pertama-tama dilakukan oleh Bagian Penerimaan Surat adalah memilah-milahkan
surat. Surat dapat dipilah berdasarkan :
a. Unit Organisasi
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu kepada pimpinan dan kepada unit
organisasi di mana surat itu ditujukan.
b. Macamnya
Surat-surat di dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel, giro, surat pribadi, surat
dinas, surat tercatat, dan sebagainya.
c. Klasifikasinya
10
d. Pemilahan selanjutnya, terutama surat-surat dinas dikelompokkan menurut surat kilat,
surat segera, sangat segera, dan biasa.
e. Kualifikasinya
Selanjutnya surat dikelompokkan menurut surat biasa, surat rahasia, surat sangat rahasia.
f. Urgensinya
2. Pembukaan sampul
a. Surat yang bersampul tertutup memanjang, sebaiknya dibuka dengan menggunakan pisau.
Caranya yaitu letakkan surat itu di atas meja, bagian penutup amplop ada di sebelah atas.
Tindih surat dengan tangan kiri dan masukkan pisau ke dalam bagian penutup sampul,
kemudian dorong pisau sampai memotong tutup sampul surat. Yakinkan agar surat di dalam
jangan sampai terpotong.
b. Sampul yang tertutup melebar, sebaiknya dibuka dengan menggunakan gunting. Geserkan
surat yang ada dalam sampul ke arah bagian yang tidak akan digunting. Caranya yaitu dirikanlah
amplop surat, kemudian dihentak-hentakkan perlahan-lahan ke meja. Peganglah surat dengan
tangan kiri, selanjutnya dengan menggunakan tangan kanan, potonglah bagian ujung sampul
surat dengan gunting.
Saat ini telah tersedia alat pembuka amplop yang digerakkan secara elektronik yakni
pegawai hanya memasukkan ujung amplop yang akan dibuka, letakkan secara perlahan dan
pastikan tidak sampai merusak surat yang ada di dalamnya. Alat tersebut akan membuka
amplop surat tersebut dengan mudah dan cepat.
Langkah berikutnya yaitu mengeluarkan surat-surat dari masing-masing sampulnya yang telah
dibuka. Mengeluarkan surat dari dalam sampulnya harus dilakukan dengan hati-hati jangan
11
sampai surat itu terkoyak atau robek karena ada kemungkinan surat itu masih menyangkut ke
sampulnya. Cara yang baik, lakukanlah seperti berikut :
a. Untuk surat yang sampulnya terbuka memanjang, renggangkanlah bagian yang terbuka
dengan ibu jari kedua tangan, dan ambillah surat dari dalam sampulnya dengan jari-jari tangan
kanan. Pastikan bahwa semua surat yang ada dalam sampul telah dikeluarkan.
b. Untuk surat yang sampulnya melebar, tekanlah kedua sisi sampul dengan jari-jari tangan kiri
hingga bekas mengguntingnya terbuka. Balikkan amplop surat hingga bagian bekas
mengguntingnya ada di bagian bawah, kemudian ambillah surat dari dalam sampul. Pastikan
bahwa semua isi sampul telah dikeluarkan dengan baik, jangan sampai ada yang tertinggal.
4. Pembacaan surat
Surat-surat yang telah dikeluarkan dari sampulnya, kemudian dibaca dan diteliti apakah surat-
surat tersebut ada alamat dalamnya atau tidak, apakah surat-surat itu ditujukan kepada
pimpinan atau langsung kepada pejabat/unit yang menangani masalahnya, apakah surat-surat
itu ada lampirannya atau tidak, apakah surat itu terdiri dari satu lembar atau lebih dan
penelitian lain-lain yang ada kaitannya dengan surat tersebut.
Apabila surat itu ada alamat dalamnya, maka sampul surat dapat dipisahkan dan bila tidak ada
alamat dalamnya, maka sampul surat harus dilekatkan kepada surat tersebut dengan
menggunakan stapler. Selanjutnya diteliti apakah surat itu untuk pimpinan atau pejabat/unit
yang menangani masalahnya. Di samping itu diteliti apakah surat itu ada Iampirannya atau
tidak. Bila ada, agar dicocokkan dengan keterangannya dan bila Iampirannya ini ternyata tidak
sesuai, agar dicatat bahwa Iampirannya tidak sama. Demikian juga bila surat terdiri Iebih dari
satu lembar, agar diusahakan jangan sampai terpisah antara lembar yang satu dengan lembar
Iainnya.
5. Pencatatan surat
Surat yang sudah diolah seperti tersebut di atas, selanjutnya dicatat dalam buku agenda
menurut klasifikasi dan kualifikasi masing-masing surat. Di bawah ini contoh kolom dalam buku
agenda. Pencatatan surat sangat diperlukan untuk mempermudah pengendalian surat-surat
tersebut. Pencatatan surat masuk pada buku agenda dimulai dari nomor 1 pada bulan Januari
dan berakhir nomor terakhir dalam satu tahun, yaitu nomor terakhir pada tanggal 31
Desember. Pencatatan surat masuk selalu dilakukan pada setiap terjadi pemindahan dan
penyimpanan.
Instansi yang telah menerapkan Sistem Kearsipan Pola Baru, seperti Sekretariat Jenderal Dep.
Keuangan sarana pencatatan untuk surat penting berupa Kartu Kendall (KK); untuk surat biasa
12
pada Lembar Pengantar (LP); surat rahasia juga dicatat pada LP. Dalam kartu kendali akan
tercatat kapan suatu surat diproses, berapa lama, siapa yang memproses.
6. Pembagian surat
Setelah surat-surat dicatat dalam buku agenda atau Kartu Kendali seperti tersebut di atas,
kemudian surat-surat itu dikirim kepada pihak yang dituju oleh surat-surat tersebut. Surat
untuk pimpinan disampaikan kepada sekretaris pimpinan dan surat-surat untuk pejabat-
pejabat/unit yang dimaksudkan oleh surat, disampaikan kepada petugas atau sekretaris pejabat
yang bersangkutan. Untuk pengiriman, dilakukan lagi pencatatan dengan menggunakan buku
pengiriman/buku ekspedisi. Petugas/sekretaris pimpinan yang menerima surat harus
membubuhkan tanda terima pada buku ekspedisi.
Di Iingkungan Departemen Keuangan surat masuk ada yang melalui Bagian Penerimaan Surat
misalnya Biro Umum, Bagian Umum, Subbagian Tata Usaha dan ada yang Iangsung ditujukan ke
tempat Pimpinan misalnya Iangsung kepada Kepala Kantor, misalnya pejabat eselon I atau
eselon II Departemen tidak melalui Bagian Penerimaan Surat.
Berikut ini tata cara penanganan surat yang dilakukan oleh Sekretaris pimpinan atau
petugas/sekretaris pejabat, maka Iangkah-Iangkah yang perlu dilakukan oleh sekretaris
pimpinan atau petugas di unit-unit terkait, terutama mengenai pembukaan surat rahasia,
pembacaan, pencatatan, dan penyampaian, mengingat pemilahan, pembukaan surat-surat
biasa dan pengeluaran surat telah dilakukan oleh Bagian Penerimaan surat. Namun apabila
surat Iangsung disampaikan kepada Pimpinan/Pejabat dalam kantor tersebut harus
mengadakan pemilahan dan pembukaan dan pengeluaran surat dari sampulnya dilakukan oleh
Sekretaris Pimpinan/Pejabat dengan cara-cara seperti tersebut di atas.
BAB III
Secara garis besar, pekerjaan di suatu instansi ada dua jenis pekerjaan/tugas yakni:
1. Tugas pokok disebut juga kegiatan substantif/operatif, yakni kegiatankegiatan yang secara
langsung mengenai tujuan organisasi. Oleh karena berhubungan langsung dengan tujuan
organisasi, maka tugas pokok masing-masing instansi berbeda satu dengan lainnya. Misalnya
pekerjaan pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah melakukan sebagian tugas
Departemen Keuangan di bidang pemungutan pajak negara dalam bentuk bea dan cukai serta
pungutan lainnya, berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, akan
berbeda dengan pekerjaan pokok unit lain di lingkungan Departemen Keuangan. Dengan
13
demikian maka tugas pokok tidak lain adalah pekerjaan yang menurut surat keputusan
mengenai tugas pokok, fungsi harus dilaksanakan.
BAB IV
Keuntungan:
14
d. Lebih mudah dan cepat dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan.
f. Kesempatan untuk memperpendek hari kerja setiap minggu. 9. Lebih sedikit pekerjaan.
Kerugian:
b. Masalah kesehatan sebagai ekses dari peralatan seperti layar, printer, dan sebagainya.
Keuntungan:
c. Penghematan biaya ketatausahaan sebagai akibat penyimpangan data di- disk tidak
memerlukan ruang seluas filing cabinet.
d. Untuk pengambilan keputusan, data dapat diperoleh, diproses, disimpan, dan dicari secara
cepat.
f. Keluwesan dalam bekerja karena adanya berbagai variasi peralatan untuk berbagai
keperluan.
BAB V
KEARSIPAN
15
A. PENGERTIAN ARSIP
Dalam rangka melaksanakan tugasnya, suatu instansi banyak sekali menerima surat dari luar, di
samping itu banyak sekali menggunakan kertaskertas dan peralatan tulis lainnya untuk
keperluan membuat surat. Oleh karena itu sebagian para ahli ada yang mengatakan bahwa
pekerjaan kantor adalah pekerjaan tulis-menulis, walaupun dalam kenyataannya pekerjaan
kantor tidak hanya tulis-menulis tetapi termasuk pekerjaan lainnya misalnya pekerjaan
menerima tamu, pelayanan telepon, mengatur ruangan kantor, dan lain-lain.
Kegiatan penyimpanan informasi dalam bentuk arsip (filing) sering kurang diperhatikan,
padahal sangat penting dalam melaksanakan fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan dalam organisasi. Dapat dibayangkan bagaimana apabila surat
penting tidak diketemukan.
Pengertian arsip di Indonesia mempunyai tiga arti, yaitu arsip sebagai wadah, arsip sebagai
kegiatan, dan arsip sebagai kumpulan warkat. Yang dimaksudkan arsip sebagai wadah, yaitu
gedung Pemerintah atau tempat untuk menyimpan warkat-warkat, peraturan perundang-
undangan, dokumen-dokumen negara, dan naskah-naskah lainnya yang mengandung informasi
atau nilai sejarah sebagai akibat adanya penyelenggaraan administrasi pemerintahan atau
kehidupan kebangsaan dan dikelola berdasarkan suatu sistem tertentu.
Arsip sebagai kegiatan, adalah langkah-langkah atau usaha-usaha untuk mengelola kumpulan
warkat, peraturan perundang-undangan, dokumendokumen negara, dan naskah-naskah lainnya
yang mengandung informasi atau nilai sejarah sebagai akibat adanya penyelenggaraan
administrasi pemerintahan atau kehidupan kebangsaan berdasarkan suatu sistem tertentu.
Pengertian arsip sebagai kumpulan warkatlnaskah, dapat dipahami dari Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan dalam pasal 1 ayat (a) dan ayat
(b), disebutkan bahwa arsip adalah :
1. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga-lembaga negara dan badan-badan
Pemerintah dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintah.
16
2. Naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh badan-badan swasta dan/atau perorangan
dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka
pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
B. PENGERTIAN FILING
Dengan dilaksanakan penyimpanan warkat, maka akan terdapat suatu pusat ingatan dan
sumber informasi bagi instansi yang akan dapat membantu melancarkan tugas-tugas dan
perkembangan instansi tersebut.
Mengingat pentingnya warkat sebagai alat pengingat bagi suatu instansi, maka dalam
pengetahuan perkantoran telah dikenal suatu motto yang mengatakan bahwa: "Orang bisa
lupa, tetapi warkat selalu ingat". Motto ini memberikan indikasi bahwa betapa pentingnya
peranan warkat. Sejalan dengan itu menunjukkan juga betapa pentingnya filing bagi suatu
instansi. Kegiatan filing merupakan "Pusat ingatan Organisasr.
Selain peranannya seperti disebutkan di atas, warkat itu juga perlu dipelihara dengan baik
karena mempunyai beberapa kegunaan bagi suatu instansi. Dalam pengetahuan perkantoran
kegunaan tersebut biasa dinamakan nilai. Warkat perlu dipelihara sebaik-baiknya karena
mempunyai banyak kegunaan. Di Amerika Serikat, kegunaan itu biasa disebut dalam singkatan
ALFRED yaitu administrative value (kegunaan administrasi), legal value (kegunaan hukum), fiscal
value (kegunaan di bidang keuangan), research value (kegunaan penelitian), educational value
(kegunaan pendidikan) dan documentary value (kegunaan dokumentasi).
Dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 antara lain dirumuskan bahwa tujuan
kearsipan adalah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban nasional tentang
perencanaan, pelaksanaan dan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta menyediakan
bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintahan.
2. SISTEM FILING
· Sistem Abjad;
· Sistem Geografis;
· Sistem Kronologis;
· Sistem Nomor;
· Sistem Subjek.
17
BAB VI
1. Tugas pokok disebut juga kegiatan substantif/operatif, yakni kegiatankegiatan yang secara
langsung mengenai tujuan organisasi. Oleh karena berhubungan langsung dengan tujuan
organisasi, maka tugas pokok masing-masing instansi berbeda satu dengan lainnya. Misalnya
pekerjaan pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah melakukan sebagian tugas
Departemen Keuangan di bidang pemungutan pajak negara dalam bentuk bea dan cukai serta
pungutan lainnya, berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, akan
berbeda dengan pekerjaan pokok unit lain di lingkungan Departemen Keuangan. Dengan
demikian maka tugas pokok tidak lain adalah pekerjaan yang menurut surat keputusan
mengenai tugas pokok, fungsi harus dilaksanakan.
BAB VII
- Tata suara
- Tata warna
- Ventilasi
- Penerangan/cahaya
18
- Anggaran (Budgeting) perkantoran
Pengorganisasian menghubungkan berbagai macam fungsi suatu organisasi serta orang atau
pelaksana yang melaksanakan fungsi-fungsi organisasi tsb.
c. Pengawasan Perkantoran
- Biaya perkantoran
- Pelayanan kantor
- Pengawasan dokumentasi.
Sebagaimana telah diuraikan dimuka, bahwa kantor adalah keseluruhan ruang dalam suatu
bangunan, di mana dilaksanakan tata usaha atau dilakukan aktivitas-aktivitas manajemen
maupun berbagai tugas dinas lainnya.
a. Lokasi
Faktor dekat.
Faktor harga.
19
Faktor keamanan.
BAB VIII
adalah alat atau bahan yang digunakan untuk membantu pelaksanaan pekerjaan
- Berbentuk lembaran
- Berbentuk buku
BAB IX
20
a) Sistem pencahayaan/penerangan Ada empat jenis pencahayaan:
Natural lighting= sinar matahari, Task lighting, Ambient lighting= lampu-lampu langit-langit,
Accent lighting=daerah-daerah tertentu
1. Penerangan direct
3. Penerangan indirect
a) Sistem warna
Menurut Darul Amin Jemmy, warna-warna yang lembut akan cocok dengan suasana kerja,
diantaranya: abu-abu cerah, krem, warna gading (broken white), dan warna lainnya yang
memiliki tingkat pantul cahaya yang dianjurkan.
BAB X
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi kantor (Kallaus,1987: 365), yaitu:
dalam satu ruangan tanpa dipisahkan oleh tembok ataupun penyekat dari kayu
a) Keuntungan
21
- Mudah dalam pengawasan
- Menghemat penggunaan
- Cahaya mudah masuk dan udara mudah beredar, sehingga suasana lebih segar
b) Kerugian
Ruangan dipisahkan oleh tembok-tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu
a) Keuntungan
dari kebisingan
b) Kerugian
- Cahaya sulit masuk dan udara lebih sulit beredar sehingga suasana lebih pengap dan gerah.
22
BAB XI
A. Tujuan pengawasan
1 Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinu, karena kondisi persaingan usaha yang
semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya.
3 Menilai derajat pencapaian rencan kerja dengan hasil actual yang dicapai, dan dapat di
pakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.
Formulir atau sering disebut form saja adalah sehelai kertas cetak yang memuat informasitetap
serta ruang kosong untuk informasi variabel.Informasi tetap adalah informasi dari instansi
pembuat formulir yang ingin disampaikan pada pengguna formulir. Informasi variabel adalah
informasi yang diharapkan oleh instansi pembuat formulir dari pengguna formulir mengenai
data dirinya.
Ada banyak sekali macam formulir-formulir yang dipergunakan dalam kantor, secara
keseluruhan di kelompokkan menjadi 2 yaitu :
Formulir intern yaitu formulir yang digunakan dalam lingkungan perusahaan sendiri, misalnya
order penjualan
Formulir ekstern yaitu formulir yang digunakan untuk pihak luar perusahaan, misalnya order
pembelian
BAB XII
23
MEMBANGUN MOTIVASI KARYAWAN
Rahasia suasana kerja yang kondusif adalah komunikasi yang efektif. Rahasia komunikasi yang
efektif adalah kepemimpinan yang efektif. Rahasia pemimpin yang efektif adalah bukan seorang
pemimpin yang mampu menunjukkan potensi dirinya tetapi seorang pemimpin yang bisa
membuat seluruh karyawan mampu menunjukkan potensinya.
SUPERVISI PERKANTORAN
Penyedia atau supervisor adalah seorang yang menaksirkan kebijakan dan prosedur, serta
mengawasi tugas-tugas kelompok agar mencapai hasil optimal.
Tugas supervisor
Mengembangkan bawahan
Pada prinsipnya supervisor adalah seseorang yang mempunyai posisi sentral, artinya secara
vertikal bekerjasama dengan atasan dan juga bawahan, secara horisontal harus bekerja sama
atau melakukan koordinasi dengan bagian-bagian lain yang selevel. Pekerjaan supervisor
sangatlah kompleks. Banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan
tugasnya.
Mengingat beritu kompleksnya tugas dan masalah yang dihadapi supervisor oleh karena itu
kualifikasi menjadi supervisor harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan antara technical
skill dan personal skill.
24
- Pengelolaan administrasi
- Evaluasi kerja
- Kemampuan manajerial
Adalah kemampuan dalam hal pengelolaan diri dan orang lain atau kepribadian. Keterampilan
personal dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
SUPERVISI EFEKTIF
1. Membangun moral dan sikap mental karyawan adalah dasar utama membangun motivasi
karyawan.
perubahan visual
Analisis kejadian
25
Cari kualitas diri dari kejadian positif
5. Buat tantangan
BAB XIII
organisasi melakukan pengawasan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas sebuah aktifitas
kerja di kantor pada rentang waktu tertentu. Untuk menghasilkan pengukuran yang baik,
evaluasi harus didasarkan pada data yang akurat. Kontrol terhadap kualitas mencakup evaluasi
atas keakuratan pekerjaan yang dilakukan, dan kontrol kuantitas lebih mengarah pada
kuantifikasi komponen-komponen evaluasi agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Beberpa cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas (Leonard
dan Hilgert 2004) adalah :
1. Inspeksi total, berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja atau tugas
yang dilakukan oleh pegawai dan menjelaskan apakah standart kualitas minimum sudah
tercapai, dan bila belum, bagaimana memperbaikinya. Namun teknik ini kurang efektif jika
frekuensinya terlalu sering, apalagi tanpa alasan yang kuat, karena pegawai akan merasa terlalu
diawasi sehingga membuat suasana kerja tidak kondusif.
2. Pengecekan pada area tertentu, dilakukan melalui pengecekan kinerja pegawai di suatu
departemen atau divisi tertentu, seperti departemen keuangan, yang dilakukan secara periodik.
Penggunaan komponen statistk akan menambah validitas data yang diperoleh dalam fungsi
pengawasan.
26
teknik ini dengan memakai data yang berbasis sample yang dipilih untuk memfaliditas dan
realibilitas hasil pengukuran.
4. Kesalahan nihil, merupakan teknik prefentif terhadap potensi kesalahan yang dilakukan
oleh pegawai sejak pertama kali mengerjakan tugasnya. Hal ini juga dapat memotifasi pegawai
untuk selalu bebas dari kesalahan. Ketika teknik ini diterapkan, mereka seyogyanya diberikan
imbalan yang setimpal atas tiadanya kesalahan yang dilakukan dan peningkatan kinerja yang
telah dilakukan.
BAB XIV
Beberapa isu strategi perlu dipertimbangkan oleh Manajer Administrasi dalam melaksanakan
fungsi pengawasan, seperti tujuan dari pelaksanaan control, keprcayaan terhadap system
control, sikap manajer dan pegawai, frekuensi pelaksanaan, dan sumber juga data yang
digunakn untuk pegawai. Selain dua pengawasan di atas, Cascio (2003) juga mengajukan dua
metode pengawasan alternative, yaitu:
1. Behavior – oriented rating methods, yang merupakn metode penilain kinerja yang
berorientasi pada perilaku pegawai, dengan membandingkan kinerja karyawan yang satu
dengan yang lain. Ada 4 teknik yang dapat digunakan:
v Teknik ranking, dengan menyebutkan pegawai nama yang berkinerja paling bagus.
v Behavioral checklist, yaitu teknik yang menyediakan daftar perilaku yang berkaitan dengan
pekerjaan, dan tugas penilai adalah memilih pernyataan mana yang sesuai dengan kondisi kerja
pegawai.
v Behaviorally anchored rating scales (BARS), merupakan variasi dari teknik sebelum
keuntungan utama dari teknik ini adalah adanya pendeskripsian perilaku mana yang dapat
dikategorikan sebagai prestasi kerja yang memuaskan, sedang-sedang saja dan kurang
memuaskan.
2. Resulst –oriented rating methods, merupakan metode yang menitik bertakan pada hasil
dari kerja yang dibebakan kepada pegawai. Ada 2 teknik yang digunakan, yaitu
27
v Management by objectives, yang didasarkan pada penetapkan tujuan bagi organisasi secara
keseluruhan, bagi masing-masing departemen atau divisi, maupun masing-masing pegawai.
v Work planning dan review, menitikberatkan pada periodisitas penilaian rencana kerja oleh
tim penilai dan bawahan untuk mengidentisifikasi tujuan yang tercapai, masalah yang harus
dipecahkan, dan traning yang diperlukan.
BAB XV
ORGANISASI KANTOR
Kantor adalah pusat administrasi perusahaan dalam menjalankan operasinya. Dalam membuat
struktur organisasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
3. Pembagian tugas
Selanjutnya dalam membuat struktur organisasi kantor sangat dipengaruhi oleh bagaimana
sebuah perusahaan menempatkan manajemen perkantoran di dalam pelaksanaan kegiatannya.
Penempatan manajemen perkantoran itu sendiri sangat dipengaruhi oleh :
· Apa jenis usaha kita. Jenis usaha yang berbeda akan mempunyai fungsi-fungsi yang
berbeda pula, sehingga struktur organisasi kantornya juga akan berbeda.
28
· Pentingnya penilaian top manager terhadap manajemen perkantoran
· Luas cakupan perkantoran dalam suatu organisasi. Besar kecilnya suatu organisasi akan
sangat mempengaruhi jumlah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dari bagian perkantoran
· Analisis sistem
· Pemroses data
· Pemroses kata
· Jasa kantor
1. Fasilitas fisik
2. Services
3. Pengawasan kantor
4. Personil kantor
Pekerjaan kantor ada pada seluruh bagian dalam perusahaan. Masalah yang sering timbul
adalah bagaimana mengorganisasikan pekerjaan tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
Pengorganisasian pekerjaan kantor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sentralisasi dan
desentralisasi.
Sentralisasi
Sentralisasi atau asas pemusatan artinya semua kegiatan administrasi atau perkantoran di
pusatkan di suatu tempat dan di pimpin oleh seorang office manager. Misalnya untuk kegiatan
pengarsipan surat seluruh bagian di dalam perusahaan dilaksanakan secara terpusat dibagian
arsip.
29
· Pekerjaan senantiasa selalu disempurnakan
· Kurang praktis karena semua pekerjaan administrasi tergantung pada satu bagian saja.
· Jika letak setiap divisi berjauhan, sentralisasi sangat sulit untuk dilaksanakan.
Desentralisasi
Desentralisasi atau asas pemencaran artinya semua kegiatan administrasi atau perkantoran
diserahkan ke manajer fungsional. Jadi kegiatan perkantoran dilaksanakan pada masing-masing
bagian dan dipimpin oleh masing-masing manajer fungsional.
· Urutan penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan dengan skala prioritas sesuai dengan
tingkat kepentingan dari masing-masing bagian.
· Hemat waktu
· Karyawan bersifat generalis. Artinya setiap orang bisa mengerjakan setiap pekerjaan yang
harus di kerjakan dalam kantor.
BAB XVI
SISTEM KERJA
30
Ada beberapa fungsi di dalam organisasi, dimana setiap bagian mempunyai aktifitas dan
deskripsi kerja masing-masing yang berbeda-beda. Namun sesungguhnya setiap bagian harus
saling terintegrasi guna mencapai tujuan yang lebih optimal. Bagian perkantoran merupakan
pusatnya data dan informasi, jadi bagian perkantoran merupakan bagian yang sangat strategis
dan taktis untuk menjadi support system untuk bagian-bagian yang lain. Mendongkrak
performance perusahaan bisa dimulai dari sistem didalam administrasi perkantoran.
Bagian yang paling kecil dari sistem adalah metode kerja. Kumpulan atau serangkaian dari
metode kerja disebut prosedur kerja. Beberapa prosedur kerja akan terhimpun dalam sebuah
subsistem yang juga merupakan dari sistem.
Sebuah sistem yang baik, memiliki karakter antara lain sebagai berikut :
Sistematis. Sebuah sistem harus memiliki keterkaitan yang logis, mudah dimengerti dan
dipahami, sehingga mudah di ikuti atau dilakukan.
Fungsional. Sebuah sistem yang baik adalah sistem yang dapat mendukung setiap
bagian dalam mencapai tujuan organisasi agar mampu memberdayakan segala
sumberdaya secara optimal.
Sederhana. Sebuah sistem yang baik adalah tidak terlalu rumit tetapi sederhana dan
mudah dilaksanakan.
Fleksibel dan adaptif. Sistem yang baik haruslah fleksibel dan adaptif, mengingat
seringnya terjadi perubahan-perubahan yang terjadi di luar kendali. Sehingga sistem
yang fleksibel akan mudah untuk di lakukan.
Dengan adanya sistem yang baik maka secara signifikan akan memberikan manfaat yang
banyak antara lain :
Contoh beberapa sistem pada organisasi atau perusahaan adalah sistem pada tingkatan
operasional, sistem pada tingkatan manajemen, sistem pada tingkatan strategis dan sistem
pada tingkatan perkantoran.
31
Perencanaan adalah proses kegiatan yang meliputi menentukan tujuan dan menentukan cara
pencapaian tujuan tersebut. Agar kegiatan dalam bekerja berjalan secara baik maka selain
perencanaan perlu dilakukan pengawasan atau pengendalian yaitu dengan membuat standar
kerja atau standard operation procedure (SOP).
Tujuan dalam pekerjaan perkantoran harus dirumuskan terlebih dahulu oleh manajer kantor.
Tujuan organisasi ditentukan oleh dewan direksi kemudian tujuan-tujuan setiap bagian,
termasuk dalam pekerjaan perkantoran, harus di tentukan oleh fungsi manajerial masing-
masing.
· Merumuskan tujuan
· Menetapkan kebijakan-kebijakan
· Mendesain prosedur
· Tujuan
PENETAPAN TUJUAN
Agar tujuan bisa direalisasikan dengan baik maka tujuan harus bersifat SMART, yaitu akronim
dari specific (spesifik), measureable (terukur), achievable (dapat dicapai), realistic (masuk akal),
dan timing (penetapan waktu harus jelas. Artinya tujuan yang ditetapkan itu harus jelas, tidak
32
bersifat umum. Tujuan yang ditetapkan harus dapat diukur, tujuan itu dianggap tercapai
ukurannya apa, misalnya seluruh karyawan administrasi telah mengikuti training.
Persiapan awal dalam penetapan tujuan, baik jangka pendek maupun jangka panjang adalah :
METODE KERJA
Metode kerja atau cara kerja didalam kantor sangat menentukan efisiensi kerja. Jika telah
menemukan cara atau metode kerja yang terbaik lalu dibakukan. Artinya cara kerja tersebut
ditetapkan sebagai metode. Kerja yang disepakati untuk dipakai didalam perusahaan tersebut.
Tentu saja sesudah di uji terlebih dahulu bahwa metode tersebut memang merupakan metode
terbaik. Ukuran terbaik biasanya dengan menilai tingkat kecepatannya atau tingkat efisiensinya.
Sebuah kantor yang mempunyai metode kerja yang baik efisiensinya sangat signifikan
dibandingkan dengan kantor yang tidak menerapkan atau bahkan tidak peduli dengan metode
kerja yang dipakai oleh stafnya. Khususnya dalam penghematan waktu kerja kantor. Jika
perusahaan mempunyai banyak cabang, metode kerja yang di anggap paling baik akan
dibakukan dan diajarkan pada seluruh kantor cabang, sehingga semua kantornya akan
menggunakan metode kerja yang sama.
PROSEDUR KERJA
Prosedur adalah serangkaian dari tahapan-tahapan atau urutan dari langkah-langkah yang
saling terkait dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Prosedur kerja membuat perkejaan kantor
dapat di laksanakan lebih lancar. Sehingga waktu penyelesaian lebih cepat . prosedur kerja juga
memberikan pengawasan lebih baik tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan telah
33
dilakukan . prosedur kerja menjadikan setiap bagian berkoordinasi dengan bagian yang lain.
Dengan adanya prosedur kerja maka pekerjaan dapat dikendalikan dengan baik, dan tentu saja
hal tersebut akan membuat penghematan yang besar bagi perusahaan.
Sebuah prosedur kerja yang baik prinsipnya adalah sederhana, tidak terlalu rumit dan berbelit-
belit. Prosedur kerja yang baik akan mengurangi beban pengawasan karena penyelesaian
pekerjaan telah mengikuti langkah-langkah yang ditetapkan. Pembuatan prosedur kerja harus
memperhatikan pada arus pekerjaan. Prosedur kerja harus dibuat fleksibel, artinya bisa
dilakukan perubahan jika terjadi hal-hal yang sifatnya mendesak. Prosedur kerja ditetapkan
dengan memperhatikan penggunaan alat misalnya mesin agar optimal dan prosedur kerja harus
menunjang pencapaian tujuan.
EVALUASI PROSEDUR
Dasar yang digunakan sebagai pertimbangan dalam evaluasi adalah efesiensi dalam hal waktu,
usaha dan biaya. Jika berdasarkan hasil evaluasi dinyatakan tidak efisien maka selanjutnya perlu
tindakan. Dari hasil evaluasi prosedur menghasilkan simpulan 3 hal yaitu :
1. Prosedur dipertahankan
2. Prosedur disederhanakan
3. Prosedur diperbaiki
PENYEDERHANAAN
34
3. Mencatat jenis dan jumlah barang yang dipesan.
PERBAIKAN PROSEDUR
1. Temukan permasalahannya
Ingat suatu perubahan sering menghadapi tantangan atau penolakan. Untuk menghindari hal
tersebut yang perlu dipersiapkan adalah :
STANDAR KERJA
Standar kerja adalah perilaku atau hasil minimum yang di harapkan dapat dicapai oleh seluruh
karyawan kantor misalnya standar berpakaian, standar hasil kerja, standar pekerjaan, dan lain
sebagainya. Tujuan penetapan standar kerja adalah untuk pengendalian agar pekerja kantor
efisien, untuk pengawasan terhadap perilaku atau hasil kerja terhadap pekerjaan kantor yang
dilakukan oleh para pegawai kantor.
35
· Standar kerja harus spesifik dan terukur
BAB XVII
1. Tanggung jawab
Apabila seorang bawahan didelegasikan suatu otoritás untuk melaksanakan suatu pekerjaan
tertentu, maka diciptakan suatu kewajiban untuk melaksanakannya. Penerimaan kewajiban mi
disebut tanggungjawab. Kadang-kadang tanggungjawab berupa suatu daftar tugas-tugas. ini
dapat diserahkan, tetapi seperti telah dijelaskan sebelurnnya, paksaan atau persuasi untuk
melaksanakan tugas-tugas timbul dari otoritas, yang ini merupakan alat perantara melalui
seorang manajer bekerja.
Tanggungjawab adalah suatu kewajiban untuk melaksanakan suatu tugas dan untuk apa
seseorang dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaksanaan suatu tugas yang diserahkan.
Artinya. tanggungjawab dapat dipandang sebagai terdiri atas dua bagian: (1) kewajiban untuk
memperoleh hasil-hasil. dan (2) pertanggungjawaban kepada seorang supervisor — pemberi
delegasi otoritas.
Ada 2 tipe otoriotas yang penting, yakni 1, lini dan 2 staf, Semua anggota dalam unitnya, tetapi
ada pengecualian-pengecualian tertentu, seperti yang akan dibicarakan. Menurut
sifatnya,hubungan otoritas merupakan suatu Jenis hubungan atasan bawahan, membentuk
“suatu lini/jalur” dan puncak sampai kepada dasar struktur organisasi. ini adalah otoritas yang
dipergunakan untuk mencapai secara langsung tujuan-tujuan perusahaan yang penting.
36
• Kata “staf” menurut Webster berarti “suatu tongkat yang dibawa dalam tangan untuk
memberi bantuan”. Karena itu, otoritas staf berhubungan dengan bantuan, dan pengertian ini
merupakan pengenalan dan kegunaan yang pertarna yang diberikan oleh otoritas staf.
Kebanyakan daripada bantuan ini berupa pemberian ñasihat saran dan cocok untuk disebut
otoritas staf penasihat. Khususnya, seorang manajer dengan otoritas staf penasihat biasanya
memberi anjuran dan saran atau nasihat dalam bidang keahliannya, kepada manajer yang
rnempunyai otoritas lini. Staf penasihat adalah suatu hubungan manajer-dengan-manajer dan
dapat berada dalam tiap tingkat organisasi
Dalam munajemen perkantoran sudah umum dipergunakan otoritas fungsional. Otoritas ini
hanya berkenaan dengan fungsi-fungsi khusus dan didelegasikan dari seorang manajer kepada
manajer lain yang tidak berhubungan dengan nanajer yang terlebih dahulu melalui saluran-
saluran otoritas yang dibuat secara formal. Hal mi dapat dilakukan oleh seorang manajer lini
kepada seorang manajer staf, atau sebaliknya. Untuk menjelaskannya. dalam gambar yang baru
diperlihatkan, manajer lini L dapat mendelegasikan otoritas kepada pejabat pimpinan staf orang
bawahannya. S. untuk menjalankan perintah--perintah yang berhubungan dengan suatu
kegiatan pekerjaan tertentu langsung kepada L yang menjadikan seorang manajer lini .
37
organisasi. Kesatuan-kesatiandemikian termasuk dalam klasifikasi kesatuan-kesatuan yang
mempunyai tuntas staf pengendalian. Istilah staf pergerakan agaknya merupakan suatu - istilah
yang kurang cocok, karena pengendalian (controlling) merupakan fungi rnanajerial yang pokok
dan mengandung otoritas lini . Manajer dengen proritas staf pengendalian melakukan
pengendalian/pengawasan secara langsung dengan mernberikan pelayanan sebagai wakil
manajer lini. atau secara tidak menginterpretasi kebijaksanaan, penyesuaian ptosedur atau
laporan-laporan yang disampaikan kepada pemimpin-pemimpin lini. Dalarn hal ini manajer
dengan otoritas staf pengendalian dapat rnelaksanakan hak vetonya atas tindaka.tindakan lini.
Di sini otoritas staf tidak merupakan pemberian saran/nasihat. Manajer otoritas staf
pengendalian tidak hanya rnemberikan — saran/nasihat, tetapi juga rnelakukan
pengendalian/pengawasan.
7. Bagan Organisasi
Bagan organisasi adalah suatu gambaran secara gratis dan suatu struktur organisasi. Bagan
organisasi dapat dipandang sebagai suatu garnbar dari suatà struktur organisasi; bagan mi
menunjukkan hubungan-hubungan organisasi dan jalur-jalur otoritas yang ada Penggambaran
suatu bagan organisasi dapat disederhanakan dengan menggunakan pendekatan “dalam garis
besar”. Pertamatama catat fungsi-fungsi terpenting; selanjutnya, tempatkan fungsi-
fungsipenting daripada fungsi-fungsi terpenting di bawah fungsi terpenting yang tepat dalam
daftar garis besar; kemudian, tempatkan di bawah masing-masing fungsi penting fungsi-fungsi
yangkurang pen ting di bawah fungsi penting yang tepat Dengan demikian dikembangkan suatu
daftar yang rnenunjukkan fungsi-fungsi terpenting, fungsi-fungsi penting di bawah masing-
masing fungsi terpenting. dan fungsi-fungsi yang kurang penting di bawah masing-rnasing
fungsi penting. Formulir ganis besar mi kemudian diubah menjadi suatu formulir grafis yang
merupakan bagan organisasi.
Suatu bagan organisasi tidak menjamin adanya organisasi dan manajemen yang baik; bagan
hanya membantu rnengkhayalkan struktur organisasi dan karena itu mernbantu dalam
mendapatkan struktur organisasi yang lebih baik. Suatu bagan organisasi memaksa seorang
organisator untuk mencatat hitam di atas putih bagaimana hubungan-hubungan strukturalnya.
memerlukan buah fikirannya dan menjelaskan rincian-rincian yang kabur, tetapi penting, yang
mungkin dilupakan.
38
3. Diberikan kemungkinan-kemungkinan adanya promosi.
BAB VIII
Penggerakan
Penggerakan adalah keseluruhan proses memberikan mo- tif bekerja kepada para pegawai agar
mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. Rencana yang telah
dirumuskan harus dilaksanakan oleh orang-orang (para pegawai) yang terkait dalam suatu kerja
sama. Untuk maksud tersebut, para pegawai perlu dirangsang untuk bekerja menurut
petunjuk/sistem yang telah digariskan sehingga memerlukan penggerakan. Dalam rangka
penggerakan tersebut, maka kegiatan yang perlu dilakukan oleh pimpinan, antara lain:
c. Bertindak sebagai motivator, insfirator dan fasilitator bagi setiap pelaksanaan tugas
organisasi.
KomunIkasi yang efektif didalam suatu organisasi akan mempunyai dampak dalam banyak hal
antara lain :
39
1. 1.Meningkatkan produktivitas kerja
Sebaliknya komunikasi yang buruk akan menimbulkan banyak konflik dan menurunnya
produktivitas kerja dan tentu saja dampaknya sangat buruk dalam pertumbuhan atau
perkembangan suatu organisasi. Ada berbagai sarana komunikasi didalam kantor yang
dikelompokkan menjadi 2 yaitu sarana komunikasi tertulis dan sarana komunikasi lisan
Komunikasi lisan
Komunikasi lisan bisa dilakukan dengan cara telepon, pertemuan, atau dengan teleconference.
Komunikasi lisan bisa menggunakan telepon portable, handphone, dan internet.
Sikap berkomunikasi
Sikap baik dalam bertindak atau dalam berbicara akan mencerminkan citra diri seseorang.
Beberapa sikap yang perlu mendapat perhatian dan harus dijaga adalah :
Sikap dalam berbicara antarindividu yang baik adalah sikap yang simpati yaitu dengan
menghargai lawan bicara membuka diri serta tidak merendahkan orang lain.
Berusaha menjadi pendengar aktif, tidak memotong pembicaraan orang lain, penuh perhatian,
konsentrasi, dan menanggapi dengan tepat.
Komunikasi tidak hanya verbal tetapi juga visual, seperti ekspresi wajah atau mata, sikap tubuh,
gerakan tubuh serta busana.
40
Bahasa atau kata-kata yang anda pilih sangat signifikan dengan tingkat keberhasilan anda dalam
komunikasi.
Selain verbal yaitu bahasa atau kata-kata vokal juga sangat penting dalam sikap komunikasi
lisan
Rahasia suasana kerja yang kondusif adalah komunikasi yang efektif. Rahasia komunikasi yang
efektif adalah kepemimpinan yang efektif. Rahasia pemimpin yang efektif adalah bukan seorang
pemimpin yang mampu menunjukkan potensi dirinya tetapi seorang pemimpin yang bisa
membuat seluruh karyawan mampu menunjukkan potensinya.
BAB III
ANALISIS BUKU
A. KELEBIHAN
1) Menurut saya buku ini sangat bagus sekali karena materi-materi yang dibahas dibuatnya
dengan sangat lengkap dan disertai juga dengan gambar.
2) Isi buku ini sudah lengkap, karena ia mengupastuntas semuanya dan juga membahasnya
semua satu persatu sehingga pembaca dapat memilah-milah satu per satu dari materi tersebut.
3) Buku ini bisa menjadi buku pedoman yang baik bagi pembacanya terutama mahasisiwa
pendidikan.
41
4) Dan juga terdapat penebalan kata pada kalimat yang penting
B. KELEMAHAN
2) Buku ini memang bagus namun penjelaannya kurang baik karena penjelasannya kurang
mendetail.
3) Ada beberapa bab sering di jumpai antara kalimat yang tidak berhubungan.
4) Ada beberapa paragraph masih dijumpai kalimat yang bahasanya masih belum sesuai
dengan EYD
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Administrasi Pendidikan adalah sebuah proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan
dengan melihat hubungan antar komponen pendidikan sehingga dapat memperbaiki sistem
pendidikan dengan menggunakan perangkat yang mendukung kegiatan pembelajaran.
42
Buku ini bermanfaat dan berguna bagi para Mahasiswa dan profesi kependidikan
lainnya, para pengambil kejuruan tentang ilmu kependidikan, dan mahasiswa calon guru dan
mahasiswa yang tertarik terhadap pendidikan.
B. SARAN
mungkin akan jauh lebih baik apabila menggunakan kata-kata yang sederhana mungkin guna
mencapai pemahaman yng lebih. Dan menambahkan rangkuman di setiap pembahasan agar
dapat pemahaman yang lebih. Dan memperhatikan EYD
43