Anda di halaman 1dari 6

NAMA Wilda Luciana Hutapea

NIM 7203144021

PRODI/FAKULTAS S1 Pend.Adm.Perkantoran/ FE

KELAS Reguler C

PERTEMUAN KE 6

MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN

HARI / TANGGAL Selasa / 13 Oktober 2020

DOSEN PENGAMPU Dr. T. Teviana, SE., M.Si.

1. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social


Responsibility – CSR) adalah pendekatan bisnis dengan memberikan
kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat
ekonomi, sosial dan lingkungan bagi seluruh pemangku kepentingan. Tanggung jawab
sosial adalah komitmen bisnis untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan
masyarakat.Perseroan berkomitmen untuk menerapkan CSR terbaik dengan berbagai
program yang dimiliki dimana Perseroan telah berkontribusi dalam kampanye anti-
narkoba, penyiaran saluran televisi pemerintah, beasiswa, dan donor darah.
2.
3. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan.
1. Strategi Reaktif Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung
jawab
sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
Contohnya, perusahaan tembakau di masa lalu cenderung untuk menghindarkan diri
dari isu yang
menghubungkan konsumsi rokok dengan peluang penyakit kanker. Akan tetapi,
karena adanya peraturan pemerintah untuk mencantumkan bahaya rokok setiap
iklan, maka hal tersebut dilakukan oleh perusahaan rokok.
2. Strategi Defensif Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan
oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum
untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. Perusahaan
yang menghindarkan diri dari tanggung jawab limbah saja berargumen melalui
pengacara yang disewanya untuk mempertahankan diri dari tuntutan hukum
dengan berargumen bahwa tidak hanya perusahaannya saja yang membuang
limbah ke sungai ketika lokasi perusahaan tersebut beroperasi, terdapat juga
perusahaan lain yang beroperasi.
3. Strategi Akomodatif Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang
dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan
sekitar akan hal tersebut. Tindakan seperti ini terkait dengan strategi akomodatif
dalam tanggung jawab sosial. Contoh lainnya, perusahaan besar pada era orde
baru dituntut untuk memberikan pinjaman kredit lunak kepada para pengusaha kecil,
bukan disebabkan karena adanya kesadaran perusahaan, akan tetapi sebagai
langkah akomodatif yang diambil setelah pemerintah menuntut para korporat untuk
lebih memperhatikan pengusaha kecil.
4. Strategi Proaktif Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah
bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders
terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka
panjang perusahaan akan diterima oleh masyarakat dan perusahaan tidak akan
khawatir akan kehilangan pelanggan,
Justru akan berpotensi untuk menambah jumlah pelanggan akibat citra positif yang
disandangnya. Langkah yang dapat diambil oleh perusahaan adalah dengan
mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial, misalnya dengan membuat khusus
penanganan limbah, keterlibatan dalam setiap kegiatan Sosial lingkungan
masyarakat atau dengan memberikan pelatihan terhadap masyarakat di sekitar
lingkungan masyarakat.
4.Isu-isu General dalam Etika Bisnis
 Isu-1: Corporate Social Responsibility atau CSR merupakan suatu istilah dimana letak
hak dan kewajiban yang bersifat etika antara perusahaan dan masyarakat diperdebatkan,

 Isu-2: Professional ethics Etika profesional mencakup keragaman/banyak masalah dan


fenomena praktik etika bisnis yang timbul dari area fungsi-fungsi yang spesifik atau dalam
relasi dengan profesi bisnis yang dikenal (accounting scandals).

 Isu-3: Ethics of human resource management Etika dari Human Resource Management
(HRM) mencakup isu-isu yang muncul disekitar relasi antara the employer-employee
(majikan-pegawai), seperti hak-hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing.
CONTOH: isu-isu discrimination termasuk diskiminasi berdasar usia (ageism), gender, ras,
agama, disability people/penyandang cacat, berat badan dan penampilan, sexual
harrassment. Isi-isu yang terkait dengan representasi dari pekerja dan demokrasi di tempat
kerja: union busting, strike breaking. Isu-isu yang mempengaruhi privacy karyawan/pekerja
>> workplace surveillance, drug testing.

 Isu-4: Ethics of (sales and) marketing Pemasaran yang jauh melampaui informasi utama
tentang produk dan akses ke suatu produk akan mencari celah memanipulasi nilai-nilai dan
perilaku orang/konsumen Pada taraf tertentu masyarakat dapat menerimanya, tapi dimana
garis etika ditetapkan? Etika pemasaran tumpang tindih secara ketat dengan media ethics,
karena pemasaran menggunakan media besar-besaran. Namun, media ethics adalah suatu
topik besar dan di luar cakupan etika bisnis (Pricing: price fixing, price discrimination, price
skimming).

 Isu-5: Ethics of production Daerah etika bisnis terkait dengan kewajiban suatu perusahaan
untuk menjamin bahwa produk dan proses produksi tidak menyebabkan kerusakan.
Beberapa dilema yang parah dalam area ini muncul dari fakta bahwa selamanya ada suatu
derajad bahaya dalam suatu produk atau proses produksi dan sangat sulit untuk
mendefinisikan suatu derajat yang dapat dibenarkan, atau derajad pembenaranyya akan
tergantung pada perubahan kondisi dari teknologi atau perubahan persepsi sosial atau
penerimaaan tingkat resiko.

  Isu-6: Ethics of intellectual property, knowledge & skills Pengetahuan dan keterampilan
merupakan sesuatu yang sangat berharga tetapi tidak mudah menjadi obyek yang dimiliki/
kepemilikan. Tidak selalu jelas siapa yang memiliki hak lebih besar terhadap suatu
ide/gagasan: perusahaan yang melatih karyawan atau karyawan itu sendiri. Negara dimana
tanaman tumbuh atau perusahaan yang menemukan dan mengembangkan potensi medis
dari tanaman tersebut yang memiliki hak intelektual? Sebagai akibat, upaya untuk
memperoleh hak kepemilikan dan etika bisnis menimbulkan perselisihan tentang kepemilikan
tersebut (HaKI) Seperti : Batik, Tempe, Tahu, patung bali (GWK).

  Isu-isu Teoritis dalam Etika Bisnis 1. Konflik Kepentingan Etika Bisnis dapat diamati/diuji dari
beragam perspektif, termasuk perspektif karyawan, perusahaan komersial, dan masyarakat
sebagai suatu keseluruhan. Tidak jarang, muncul situasi dimana ada konflik antara satu atau
lebih pihak, dimana pelayanan terhadap kepentingan satu pihak adalah merugikan/merusak
kepentingan pihak lain. sebagai contoh, suatu luaran hasil tertentu mungkin sangat
menguntungkan karyawan, tetapi berdampak buruk bagi perusahaan atau bagi masyarakat,
atau kebalikannya 
5. Upayan Pendorongan Etika Dalam Manajemen Perusahaan

✓ Pelatihan Etika (Ethics Training)

Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Budaya


organisasi sebagai nilai-nilai yang dianut oleh sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatannya
pada kenyataannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya. Demikian pula dengan etika dalam
bisnis maupun etika manajemen. Perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang diberlakukan kepada
para pelaku organisasi, dari mulai level tertinggi hingga terendah. Pembiasaan ini dapat dilakukan
melalui berbagai jenis  pelatiahn yang menyangkut etika dan keterkatannya dengan perwujudan
lingkungan sosial yang lebih baik.

ü  Advokasi Etika (Ethical Advocates)

Advokasi etika adalah upaya pusahaan untuk menjalankan etika dalam kegiatannya dengann
cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen perusahhan yang bertugas untuk
mengontrol dan mengawasi segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar-standar etika.
Pada umumnya, pihak yang dikerjakan dan ditempatkan dalam bagian ini adalah mereka yang
berlatang belakang ilmu hukum yang dianggap mengetahui seluk-beluk regulasi dan bagaimana
regulasi tersebut bias dijalankan. Sekalipun upaya ini mendapat kritik karena pada praktiknya
penyelewengan dapat pula dilakukan oleh tim advokasi etika, namun upaya perusahaan untuk
menyediakan orang atau tim khusus patut dihargai sebagai usaha untuk mewujudkan kegiatan bisnis
yang lebih beretika.

ü  Standar Aturan Mengenai Etika Perusahaan (code of ethics)

Upaya lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menetapkan standar aturan
mengenai etika yang harus dijalankan oleh perusahhan atau seringkali dinamakan code of ethics.
Implementasi dari code of ethic  ini akan sangat efektif jika memenuhi 2 syarat, yaitu, perusahaan
perlu menyatakan secara spesifik kepada public mengenai code of ethic yang mereka jalankan.
Sebagai contoh, Perusahaan Xerox. Menetapkan aturan bahwa perusahaan mereka akan melakukan
kejujuran terhadap pelanggan, tidak akan memberikan sogokan, tidak akan merahasiakan sesuatu
terhadap konsumen, maupun tidak akan melakukan penipuan yang terkait dengan harga.
Pernyataan spesifik ini mereka nyatakan dalam berbagai kesempatan di depan khalayak ramai dan
publisitas yang mereka lakukan. Syarat kedua agar code of ethic ini bias berjalan secara efektif
adalah perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui system pengawasan tertentu
seperti reward and punishment system dsb. Tanpa ada dukungan dari manajemen puncak, code of
ethicini pun akan sulit untuk diimplementasikan.

ü  Keterlibatan  Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan

Upaya lain untuk menjamin bahwa perusahaan akan menjalankan kegiatannya secara lebih
beretika adalah dengan melibatkan public dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak
beretika. Dalam istilah manajemen ini dinamakan sebagai whistle-blowing (meniup peluit).
Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan suatu kegiatan yang tidak
memenuhi standart etika dan perusahaan cenderung membiarkan praktik tersebut untuk terus
berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan oleh anggota perusahaan kepada pihak public seperti
media massa, lembaga swadaya masyarakat, ataupun pemerintah yang representatif untuk
menangani kasus-kasus seperti ini. Upaya ini akan mendorong perusahaan agar benar-benar
memperhatikan kepentingan public, dan mencoba mengingatkan perusahaan bahwa jika kegiatan
tidak etis dilakukan perusahaan, maka perusahaan akan menghadapi konsekuensi logis berupa
penilaian buruk dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai