PROPOSAL
OLEH
ARNOLD INDRA DARMAWAN SILITONGA
5193331012
FAKULTAS TEKNIK
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan bangsa
dan negara di masa depan, sehingga kualitas pendidikan dapat menentukan kualitas suatu
Bangsa dan Negara. Tugas dunia pendidikan adalah melahirkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan responsif terhadap berbagai kemajuan. Begitu juga halnya
dengan tugas guru selain membantu siswa memahami konsepkonsep materi pelajaran yang
menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan dan mengajak siswa melihat
semua aspek kehidupan manusia yang membawa kita kedalam era persaingan global yang
semakin ketat. Agar kita mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa
kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh
karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak yang harus
dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan nasional
yang memiliki peran yang sangat penting dalam mencerdaskan dan meningkatkan SDM
yang memiliki kemampuan dalam bidang keteknikan. Berdasarkan Kurikulum 2013 SMK
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya. Salah satu bidang yang dikelola dalam kurikulum SMK adalah listrik dan
elektronika.
Mutu lulusan SMK secara umum tergantung pada kualitas keterampilan yang
dimilikinya. Salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa bidang keahlian TITL
yang sangat mendukung bagi kesiapan siswa untuk mencapai kompetensi keterampilan
SMK Negeri 5 Medan merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan bidang ilmu
kelistrikan, salah satunya adalah jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal Mei 2023 yakni di SMK
Negeri 5 Medan kelas XI TITL peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran, dari
hasil Hasil wawancara langsung dengan guru yang mengajar mata pelajaran Instalasi
masih didominasi oleh guru (Ekspositori). yaitu masih menggunakan metode pembelajaran
masih ceramah dan siswa hanya mendengarkan, menyelesaikan latihan soal yang diberikan
guru, kemudian dibahas dan begitu seterusnya sampai jam pelajaran selesai. Hal ini
menyebabkan siswa kurang diberikan akses untuk belajar dan berkembang secara mandiri,
karena lebih diarahkan kepada kemampuaan siswa untuk menghafal pelajaran tanpa dituntut
untuk memahami pelajaran tersebut. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih pasif dalam
kelas selama proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa kelas XI TITL dengan mata
pelarajan Instalasi Motor Listrik (IML) ini kurang memuaskan dengan nilai rata-rata
dibawah nilai standar KKM yang telah di tentukan oleh pihak sekolah adalah Tujuh Puluh
Lima (75). Didalam pembelajaran Instalasi Motor Listrik masih banyak siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) terbukti dengan nilai rata-rata kelas yang
hanya mencapai 65 sampai 70, yang dapat dilihat dari ketuntasan individ berdasarkan KKM,
diperoleh siswa dari 30 siswa hanya 13 siswa yang mendapat nilai baik atau diatas KKM,
menyelesaikan soal-soal tentang fakta dan prosedur membuktikan bahwa terhadap masalah
mata pelajaran Teknik Instalasi Listrik (IML) yang menuntut kemampuan penalaran dan
berpikir tingkat tinggi, hasil belajar siswa Indonesia jauh di bawah rata-rata internasional
sebagaimana laporan TIMSS (2007) dan PISA (2009); sehingga pemerintah mereformasi
Demikian pula strategi Penerapan Model pembelajaran Solving Learning yang akan
dirancang dalam dokumen kurikulum agar setiap individu mampu meningkatkan hasil
belajar Perserta didik dan menjadi pelajar mandiri sepanjang hayat dan yang pada gilirannya
pembelajaran Creative Problem Solving Learning memungkinkan siswa untuk aktif dalam
pengetahuan, sikap, keterampilan kooperatif dan kemampuan berpikir kreatif. Selain itu
juga memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa dalam
belajar, bekerjasama dengan teman, berinteraksi dengan guru sehingga pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam
menunjang kemajuan bangsa dan negara di masa depan, sehingga kualitas pendidikan dapat
menentukan kualitas suatu Bangsa dan Negara. Tugas dunia pendidikan adalah melahirkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan responsif terhadap berbagai kemajuan.
Begitu juga halnya dengan tugas guru selain membantu siswa memahami konsep-konsep
materi pelajaran yang diberikan dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut, Guru juga
harus mampu menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan dan mengajak
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah adalah sebagai
berikut:
2. Model pembelajaran yang digunakan tidak sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini
dibatasi pada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving Learning terhadap
hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memahami Instalasi Motor Listrik (IML) sesuai
dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik pada siswa kelas XI jurusan Teknik Instalasi
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI TITL pada kompetensi dasar memahami
Instalasi Motor Listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas XI TITL pada kompetensi dasar memahami
Instalasi Motor Listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving Learning Pada SMK N 5
Medan?
3. Apakah hasil belajar siswa kelas XI TITL pada kompetensi dasar memahami
Instalasi Motor Listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL)
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving Learning lebih tinggi dari
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI TITL pada kompetensi dasar
memahami Instalasi Motor Listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI TITL pada kompetensi dasar
memahami Instalasi Motor Listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik
di SMK N 5 Medan.
perbedaan hasil belajar siswa kelas XI TITL pada kompetensi dasar memahami
Instalasi Motor Listrik sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) yang
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam dunia
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan yang lebih efektif kepada pihak sekolah mengenai model
b. Memberikan wawasan baru bagi guru tentang penerapan dari model pembelajaran
kooperatif tipe Creative Problem Solving Learning dalam proses belajar mengajar
Listrik.
d. Hasil dijadikan acuan bagi rekan peneliti lainnya dalam melakukan penelitian
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan berlangsung secara
terus – menerus selama manusia tersebut masih hidup. Belajar merupakan suatu
proses yang akan terus berjalan dan harapannya proses ini membawa menuju suatu
selalu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakin
mana manusia mencari pengalaman untuk terus bertahan hidup. Menurut Burton
(1984) dalam Siregar (2014: 4), “belajar adalah proses perubahan tingkah laku
pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya
Berliner (1983: 252) dalam Rifa’i (2011: 82) menyatakan bahwa belajar merupakan
pengalaman.
Menurut Slameto (2010) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Perubahan tingkah laku itu dicirikan sebagai (1) perubahan secara sadar, (2)
perubahan dalam belajar bersifat kontiniu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif, (4) perubahan belajar bukan bersifat sementara, (5)
perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, (6) perubahan mencakup seluruh
(2007: 1.8) berpendapat bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan yang
relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti
Fontana, Gagne (1985) dalam Winataputra (2007: 1.8) juga menyatakan bahwa
“belajar
adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal
Slameto(2010: 2)
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
belajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus (continu). Belajar
dilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan merupakan hasil dari
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman pribadi itu sendiri dalam
dari sebuah tindakan yang dilakukan atau tidak tiba-tiba berubah. Lebih lanjut
belajar itu merupakan suatu tindakan yang disengaja. Tindakan yang disengaja
berpendapat bahwa belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan
kegiatan belajarnya, misal dia tidak dapat belajar dengan baik, maka akan
Dari sejumlah pengertian belajar yang telah diuruaikan, ada kata yang sangat
penting untuk dibahas pada bagian ini, yaitu kata “perubahan” atau change. Change
adalah sebuah kata dalam Bahasa inggris, yang bila diterjemahkan kedalam Bahasa
masalah belajar. Adapun informasi kata dan kalimat yang dirangkai oleh para ahli
untuk memberikan pengertian belajar, maka intinya tidak lain adalah masalah
“perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Perubahan yang dimaksud
tentu saja perubahan yang sesuai dengan perubahan yang dikehendaki oleh pengertian
belajar.
saintifikasi setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa dan informasi dari
sekitarnya. Pada dasarnya, semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan awal
yang sudah terbangun, dari pengetahuan awal yang ada siswa berinteraksi dengan
dapat memaknai hal tersebut. Artinya, pembelajaran telah terjadi ketika seseorang
individu berperilaku, bereaksi dan meresponi sebagai hasil dari pengalaman dengan
tidak hanya duduk di dalam kelas tetapi dalam semua aspek kehidupan dimanapun
dan kapanpun individu itu berada adalah belajar. Dalam belajar pasti ada sebuah
seorang individu menjadi lebih baik dan terintegritas, dari hal yang tidak menjadi
tahu, dari yang belum terdidik. Belajar mungkin saja bisa terjadi tanpa pembelajaran
Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktifitas belajar diakhiri dari
pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar. Tetapi perlu diingat,
bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan bersentuhan dengan
aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa
hakikat belajar adalah perubahan dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil
belajar.
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik
dari sebelumnya.
Hasil belajar merupakan penilaian dari proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil dari proses
yang dilaksanakan telah berhasil atau tidak, yang didapat dari jerih payah siswa itu
sendiri sesuai kemampuan yang ia miliki. Jadi dapat diartikan bahwa hasil belajar
merupakan usaha sadar yang dicapai oleh siswa dengan pembuktian untuk
mendapatkan umpan balik tentang daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang
Siswa atau peserta didik tidaklah memiliki latar belakang dan kehidupan sosial
yang sama. Ada yang senang bergaul namun ada juga yang pendiam. Ada yang
berasal dari keluarga kaya namun banyak juga dari keluarga yang kurang mampu.
Perhatian yang diberikan orang tua dan keluarga terhadap proses belajar anak sedikit
banyak akan mempengaruhi hasil belajar anak, baik itu secara langsung maupun
tidak.
Namun perlu diingat bahwa hasil belajar siswa tidak hanya dipengaruhi oleh
perhatian dari keluarga saja, akan tetapi banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Beberapa ahli telah mengemukakan pendapatnya tentang hal ini.
Faktor yang mempengaruhi belajar maupun hasil belajar yang dicapai seorang
mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor intern) maupun dari luar diri (faktor
ekstern).
Menurut Noeh Nasution, (Syaeful Bahri Djamarah, 2002: 143) menyatakan bahwa
dan faktor psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif).
2. Faktor Ekstern, meliputi: faktor lingkungan (lingkungan alami dan lingkungan sosial
budaya), dan faktor instrumental (kurikulum, program, sarana, fasilitas, dan guru).
1. Faktor-faktor intern; faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor
faktor kelelahan.
2. Faktor-faktor ekstern; faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah standar pelajaran diatas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah), dan faktor masyarakat
(kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Menurut Jihad & Haris (2013) hasil belajar adalah pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari arah kognitif, afektif, dan
psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Purwanto
(2011) berpendapat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat
atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu
didasarkan atas tujuan pengajaran yang lebih diterapkan berupa perubahan dalam
hingga kurikulum 2013, mata pelajaran IML dibagi menjadi dua bagian yaitu
kontrol non programmable logic control untuk kelas XI dan kontrol dengan
programmable logic control untuk kelas XII. Berikut ini akan dijabarkan
kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran instalasi motor listrik
METODOLOGI PENELITIAN
pada kelas X, Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) yang
beralamat di Jl. Timur No. 36, Gaharu, Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Waktu
1.2.1. Populasi
wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009 : 17). Maka dalam penelitian ini, Populasi
yang digunakan adalah populasi target yang merupakan populasi yang menjadi
sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X TITL siswa SMK Negeri 5 Medan yang terdiri dari 2 kelas.
1.2.2. Sampel
acak). Setelah terpilihnya 2 kelas sampel, lalu kedua kelas tersebut diacak kembali
sehingga mendapatkan yang mana untuk perlakuan di kelas eksperimen dan yang
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali. Sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun kontrol diambil secara
acak dari populasinya. Adapun yang dikemukakan disini adalah bentuk Pre test - Post
Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok yang masing – masing dipilih secara
acak. Kelompok pertama diberi perlakuan yang disebut dengan kelompok eksperimen
dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh
perlakukan yang berbeda. Pre test - Post test Group Design Control adalah desain
penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan melihat perbedaan hasil
belajar Pre test – Post test antara kelas control dan eksperimen.
Adapun asumsi pada penelitian ini yaitu, 1) Kedua kelas adalah heterogen
(tidak ada yang menjadi kelas unggulan, 2) Program keahlian kedua kelas perlakuan
sama, 3) Materi pembelajaran kedua kelas itu adalah sama, dan 4) Umur siswa pada
kedua kelas perlakuan adalah sama. Maka untuk mengontrol variabelnya ialah : 1)
Model pembelajaran yang digunakan harus berbeda antara kelas kontrol dan
Dalam penelitian ini, prosedure yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
meliputi:
sekolah dan melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran fisika pada
2. Tahap Pelaksanaan
Discovery Inquiry
b) Menyiapkan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan
c) Melakukan post – test untuk mengetahui kemampuan siswa pada kedua kelas
d) Peneliti melakukan analisis data post – test dengan skor, rata – rata. Standart
deviasi, uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis serta menarik kesimpulan
dan saran.
Tahap akhir penelitian ini yaitu penyusunan laporan hasil penelitian dalam
SAMPEL
Kesimpulan
penyampaian pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara
mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dengan
untuk berfikir secara kritis dan analitis serta mampu untuk mendapatkan dan
sebagai pusat pembelajaran dimana guru merupakan sumber informasi dan materi
pelajaran disampaikan langsung oleh guru dan siswa tidak di tuntut untuk
menemukan materi.
Variabel dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variabel independent (bebas)
dan variabel dependen (terikat). Variabel independent adalah yang dapat dimanipulasi
atau dapat dijadikan sebagai bentuk perlakuan, sedangkan Variabel dependen adalah
hasil akibat dari pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa
Medan Magnet.
2) Metode Dokumentasi
mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Teknik ini digunakan untuk memperoleh
data mengenai daftar nama kelas siswa, jumlah siswa yang siswa yang menjadi
populasi serta pada nilai harian hasil belajar siswa kelas X TITL, yang dimana data ini
3) Metode Tes
maksud hasil jawaban yang diperoleh dijadikan dasar untuk penetapan skor. Tes
sebagai alat penilaian yaitu berupa pertanyaan – pertanyaan yang diberikan kepada
siswa baik dalam bentuk tes tulisan, tes lisan maupun tes tindakan. Sebelum tes ini
digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai objek penelitian, terlebih
dahulu diadakan uji coba tes pada kelas diluar populasi. Dengan menggunakan
metode tes akan diperoleh data berupa nilai dari tes yang telah diberikan pada saat
eksperimen. Tes yang digunakan adalah pre - test dan post – test yang nantinya
learning terhadap hasil belajar fisika medan magnetik siswa kelas X TITL.
3.5.2. Instrument Penelitian
maka perangkat tes akan dikatakan baik dan dapat digunakan untuk penelitian.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa sebelum
dan sesudah perlakuan pengajaran melalui tes dimana Post – test dilaksanakan
setelah materi pelajaran diberikan yang bertujuan untuk mengetahui sampai dimana
1) Mengadakan pembatasan terhadap bahan – bahan soal yang akan di uji kan.
3) Menentukan tipe tes pilihan berganda dengan empat atau lima jawaban.
6) Membuat kisi – kisi soal. Hal ini disesuikan dengan RPP, dan kurikulum satuan
Pendidikan di sekolah.
7) Menyusun butir – butir tes. Butir tes ini digunakan pada data awal dan akhir
sebagai Pre test dan Post test. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan
No Indikator C1 C2 C3 C4 Jumlah
TOTAL 10 8 6 6 30
3.5.3. Uji Coba Instrument Penelitian
terlebih dahulu diuji cobakan untuk melihat keabsahan dan keandalan butir tes
dengancara yaitu uji coba instrument. Karena, dikatakan instrument yang baik adalah
1. Validitas Tes
kevalidan dan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan valid apabila mengukur
atau mengungkap yang diinginkan dari semuan variabel yang diteliti. Untuk
mengukur validitas tes, peneliti menggunakan rumus korelasi point biseral yang
r pbi =
Mp−Mt
St √ p
q
(Arkunto 2012:93)
Keterangan :
2. Reliabilitas Tes
cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena
instrument sudah baik. Untuk menguji reliabilitas tes peneliti menggunakan rumus
[ ][ St −∑ pq
]
2
n
r 11 = . 2 (Arikunto 2012:115)
n−1 St
Keterangan :
n = Banyaknya item
Korelasi Keterangan
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
3. Daya Beda
BA BB
D= − (Arkunto 2012:228)
JA JB
Keterangan :
D = Indeks diskriminasi
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok yang menjawab soal dengan salah
Tabel 3. 5 Kriteria Pengujian Hasil Perhitungan Daya Beda
Korelasi Keterangan
0.00 – 0.20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1.00 Baik Sekali
4. Indeks Kesukaran
rumus :
B
P= (Arikunto S,2012:223)
Js
Keterangan :
P = Indeks kesukaran soal
B = Banyaknya subjek yang menjawab benar
Js = Jumlah subjek yang menjawab soal
sebagai berikut :
X=
∑ Xi (Arikunto S, 2012 : 86)
n
Keterangan :
𝑋̅ = Rata – rata hitung
∑Xi = Jumlah semua harga x
n = Jumlah sampel
2. Standart Deviasi
S= √∑ X −¿ ¿ ¿ ¿
2
(Arikunto S, 2012:299)
Keterangan :
S = Simpangan baku
∑X = Jumlah produk skor
n = Jumlah sampel
3. Tingkat Kecenderungan Hasil Penelitian
Tingkat kecenderungan dianalisa dengan menggunakan harga rata – rata ideal (Mi)
Dari rata – rata ideal dan standart deviasi ideal dapat ditentukan empat
Rumus Kategori
≥ ( Mi + 1,5 SDi ) Sangat Tinggi
≥ Mi - ( Mi + 1,5 SDi ) Tinggi
( Mi - 1,5 SDi ) - Mi Rendah
≤ ( Mi – 1,5 SDi ) Sangat Rendah
Uji ini bertujuan melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Uji
yang digunakan dalam penelitian ini yakni uji Liliefors, dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
X 1−X
Z1 =
S
Keterangan :
𝑋̅ = Nilai rata – rata hitung
S = Simpangan baku
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,Z3,…., Zn yang lebih kecil atau sama dengan
banyaknya Z1 , Z 2 Z3 ,… , Z n ≤ Z i
F ( Z i )=
n
d. Menghitung selisih F (Zi) – S (Zi), kemudian menghitung harga mutlaknya
e. Mengambil harga terbesar dari selisih harga mutlak F(Zi) – S(Zi) sebagai L0.
dibandingkan Lhitung dengan nilai kritis Ltabel yang diambil dari daftar table uji Lifiefors
dengan taraf α = 5%
Kriteria Pengujian :
populasi yang homogen. Berikut langkah – langkah dalam uji homogenitas antara lain
f. Membuat kesimpulan
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol digunakan uji t pihak kanan. Untuk pengujian hipotesis dirumuskan sebagai
berikut :
H O : µ ≤ µ2
Ha : µ > µ2
a. Hasil belajar fisika peserta didik yang diajarkan dengan menggunakan model
sebanding dengan hasil belajar fisika peserta didik yang diajarkan menggunakan
lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang diajarkan
Keterangan :
Inquiry.
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji
X 1− X 2
t=
s
√ 1 1
+
n1 n2
(Sudjana 2005:239)
α = 0,05.