Anda di halaman 1dari 9

Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA


INTERAKTIF DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA
PELAJARAN INSTALASI PENERANGAN LISTRIK DI SMK
Muhammad Aldo Karunia Saputra
S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: muhammad.17050514061@mhs.unesa.ac.id

Ismet Basuki
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Email: ismetbasuki@unesa.ac.id

Abstrak

Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan mutu yang berkualitas. Mata pelajaran instalasi
penerangan listrik membutuhkan pengetahuan tingkat tinggi. Penelitian bertujuan untuk
menunjukkan keefektifan model pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam meningkatkan
kompetensi siswa pada mata pelajaran instalasi penerangan listrik di SMK. Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi literatur dengan metode meta analisis dengan mengumpulkan teori-
teori terkait demi menghasilkan simpulan yang didapat secara teoretis, disokong dengan data
sekunder berupa referensi-referensi dari 6 jurnal mengenai model pembelajaran berbasis multimedia
interaktif pada mata pelajaran instalasi penerangan listrik. Penelitian ini mendapatkan hasil berupa
mampu memaparkan tingkat keefektifan media pembelajaran multimedia interaktif dalam
meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran instalasi penerangan listrik di SMK. Dengan
kemajuan teknologi saat ini sangat memengaruhi proses pembelajaran, khususnya dalam bidang
media pembelajaran. Model pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis multimedia
interaktif dapat meningkatkan kompetensi siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil effect size. Nilai
effect size terendah adalah 0,52, sedangkan nilai tertinggi dari effect size adalah 0,99. Rerata effect
size yang didapatkan sebesar 0,80 termasuk dalam kategori efek besar.

Kata Kunci: Kompetensi Siswa, Instalasi Penerangan Listrik, dan Pembelajaran Multimedia
Interaktif.

Abstract
A good learning process will produce good quality. The subject of electric lighting installation
requires a high level of knowledge. The research aims to show the effectiveness of interactive
multimedia-based learning models in improving student competence in the subject of electric
lighting installation in SMK. This study uses a literature study approach with a meta-analysis method
by collecting related theories in order to produce theoretical conclusions, supported by secondary
data in the form of references from 6 journals regarding interactive multimedia-based learning
models on the subject of electric lighting installations. This study obtained results in the form of
being able to describe the level of effectiveness of interactive multimedia learning media in
increasing student competence in the subject of electrical lighting installation at SMK. With current
technological advances, it greatly affects the learning process, especially in the field of learning
media. Learning model using interactive multimedia-based learning can improve student
competence. This is evidenced by the results of the effect size. The lowest value of the effect size is
0.52, while the highest value of the effect size is 0.99. The average effect size obtained is 0.80,
including in the large effect category.

Keyword: Student Competencies, Electrical Lighting Installation, and Interactive Multimedia


Learning.

59
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 10 Nomor 02 Tahun 2021, 59-67

PENDAHULUAN kebanyakan diproduksi untuk patokan dan tipe yang


Pendidikan memiliki peran yang sentral demi paten, yang merombak tenaga listrik menjadi bentuk lain
terwujudnya kualitas sumber daya manusia dan yang lazimnya bahang atau gerak mekanis di daerah
tercapainya cita-cita seluruh warga Indonesia yang penggunaannya (Salim, 2013).
terkandung dalam Undang-undang Dasar 1945 pada Menurut Suprapto (2015) untuk mengetahui besarnya
alinea keempat. Menurut pasal 3 Undang-undang nomor perubahan pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap
20 tahun 2003 tentang tujuan pendidikan nasional, pada pebelajar perlu dilakukan pengukuran secara
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan autentik oleh seorang pembelajar. Menurut Sriyani
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban (2009) ketepatan dalam pemilihan media pembelajaran
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan berpengaruh kepada hasil belajar. Penggunaan perangkat
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya pembelajaran yang sesuai adalah salah satu keberhasilan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dalam pembelajaran. Peranti pembelajaran termasuk
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak joobsheet, silabus, RPP, serta lembar penilaian.
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Demikian perlu pembaruan dengan menyertakan aspek
menjadi warga negara yang demokratis serta kognitif, afektif, dan psikomotor.
bertanggung jawab. Model pembelajaran tentunya harus disesuaikan
Pendidikan dan tenaga pengajar tidak dapat dengan keadaan di dalam kelas. Dengan menggunakan
dipisahkan. Undang-undang Republik Indonesia nomor model pembelajaran yang tepat tentunya akan
14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen meningkatkan kompetensi siswa dan minat belajarnya.
dijelaskan, guru adalah pendidik profesional dengan Oleh karena itu, pentingnya pemahaman bagi guru
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, terhadap model pembelajaran yang akan diterapkan.
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi Model Pembelajaran Langsung (MPL), Model
peserta didik pada pada pendidikan anak usia dini jalur Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP), dan Model
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan Pembelajaran Berbasis Masalah (MPBM).
menengah. Untuk menunjang standar sarana dan prasarana
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu lembaga dibutuhkan suatu media pembelajaran. Media
yang menyelenggarakan pendidikan dan latihan. pembelajaran dapat mempermudah kelancaran
(Indrawan, et al, 2013). Menurut Sofyan (2015) orientasi berkomunikasi antara peserta didik dengan tenaga
pendidikan kejuruan adalah mempersiapkan lulusan yang pendidik dan materi yang disampaikan mempermudah
mempunyai kompetensi sebagaimana diharapkan oleh pendidikan dalam penyampaian.
dunia kerja. Perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) perlu disikapi dengan bijak, karena dengan adanya
merupakan dokumen Standar Nasional Indonesia (SNI) perkembangan ini dapat dimanfaatkan sebagai media
yang digunakan sebagai acuan pemasangan instalasi pembelajaran berbasis multimedia khususnya dalam
listrik. Menurut PUIL (2011), instalasi listrik merupakan ranah Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL). Salah satu
rakitan rakitan perlengkapan listrik terkait yang memiliki teknologi yang umum digunakan dalam pembelajaran
karakteristik terkoordinasi untuk memenuhi keperluan adalah multimedia interaktif.
spesifik. Secara global instalasi listrik diklasifikasikan Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk
menjadi dua jenis yaitu, instalasi daya listrik dan instalasi memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin
listrik penerangan. elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan
Instalasi Penerangan Listrik (IPL) merupakan bidang perhitungan sederhana dan rumit (Ramli, 2012: 93).
studi yang di dalamnya dijelaskan berbagai cara untuk Pemanfaatan media pembelajaran khususnya
menggambar, membaca, memahami, dan merangkai menggunakan teknologi komputer dapat memudahkan
instalasi penerangan listrik. IPL merupakan cabang ilmu guru sebagai tenaga pengajar untuk membantu proses
pengetahuan kejuruan yang memerlukan pemahaman belajar yang bertujuan mengirimkan pesan agar mudah
dengan daya pikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, dijalankan. Adapun manfaat untuk guru yaitu: (1)
diperlukan pemikiran yang matang untuk memanfaatkan memperjelas pokok bahasan yang disampaikan
peranti listrik. Peranti listrik merupakan barang pembelajar; (2) membantu guru memimpin kelas; (3)
pemanfaatan listrik, secara lazim merupakan perangkat membantu meringankan peran guru; (4) merangsang
yang lengkap, secara umum bukan perkakas industri, pebelajar mengadakan internal dialog; (5) mendorong
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

peserta didik aktif belajar; (6) memudahkan mengatasi Langkah pokok yang dilakukan dalam metode studi
masalah ruang, tempat, dan waktu; (7) memberi literatur yaitu (1) pencarian jurnal yang relevan melalui
pengalaman nyata kepada pebelajar; dan (8) memberikan google scholar; (2) identifikasi jurnal dan penyeleksian
perangsang, pengalaman, dan pengamatan yang sama jurnal; dan (3) uji efektivitas jurnal untuk
kepada seluruh pebelajar dalam waktu yang sama (Ramli, membandingkan teori dengan hasil yang penelitian
2012: 7-10). terdahulu guna mendapatkan asumsi sementara. Asumsi
Model pembelajaran berbasis multimedia interaktif sementara yang didapatkan kemudian didukung dengan
dalam mata pelajaran IPL memiliki kedudukan sebagai data empiris dari jurnal terkait. Tabel 1 menunjukkan
upaya mempererat interaksi antara guru dan siswa. kriteria interpretasi skor (Riduwan, 2012).
Berdasarkan penelitian Istiqlal (2017) media Tabel 1. Kriteria Interpretasi Skor
pembelajaran interaktif menyediakan kapasitas yang luas Penilaian Kualitatif Hasil Rating (%)
untuk menambah semangat siswa agar merespons tanpa Sangat valid 85-100
keraguan kepada materi pembelajaran yang disampaikan. Valid 69-84
Kepraktisan, kevalidan, dan keefektifan kegiatan Cukup valid 53-68
pembelajaran mencerminkan kualitas perangkat Tidak valid 36-52
pembelajaran. Menurut Setiani (2011), analisis Sangat tidak valid 20-35
kepraktisan menunjukkan bahwa asesmen alternatif yang
dikembangkan memenuhi kriteria kepraktisan, baik
Berikut merupakan kriteria kompetensi siswa menurut
secara konseptual teoretis maupun hasil uji empiris.
Arikunto (2007) yang disajikan pada Tabel 2.
Menurut Fikri & Madona (2018), validitas uji coba akan
Tabel 2. Kategori Kompetensi
dilakukan oleh pakar, sedangkan pelaksanaan uji coba
No. Skor Keterangan
untuk anak akan dilakukan tiga tahap, yaitu uji kelompok
1. 80-100 Baik sekali
kecil, uji terbatas untuk melihat kepraktisan dan
2. 66-79 Baik
keefektifan produk yang dibuat dan dikembangkan.
3. 56-65 Cukup
Dari berbagai pendapat di atas, diharapkan dapat
4. 40-55 Kurang
melaksanakan penelitian studi literatur dan meta analisis
5. 0-39 Gagal
dengan judul ”Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis
Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan Kompetensi
Metode meta analisis adalah metode penelitian yang
Siswa pada Mata Pelajaran Instalasi Penerangan Listrik
mensintesiskan data empiris dengan menggabungkan
di SMK” di mana observasi studi literatur dan meta
hasil dari berbagai jurnal yang relevan, sehingga
analisis tersebut berniat dijadikan pertimbangan bagi
menimbulkan penjelasan mengenai ketidakkonsistenan
tenaga pengajar di SMK agar terciptanya pembelajaran
hasil dari jurnal yang berupa data numerik (Kristiyani,
yang efektif dan efisien.
2013). Menurut Utami (2019) teknik analisis besar
Penulisan penelitian studi literatur dan meta analisis
pengaruh (effect size) adalah teknik analisis data yang
ini mempunyai rumusan masalah yaitu bagaimana
digunakan dalam penelitian ini. Tahapan meta analisis
pengimplementasian model pembelajaran berbasis
yang digunakan yaitu: (1) pengumpulan studi penelitian
multimedia interaktif dalam meningkatkan kompetensi
sebagai bahan meta analisis; (2) menghitung effect size;
siswa? Adapun tujuan dari penelitian studi literatur dan
dan (3) menarik kesimpulan.
meta analisis ini yaitu untuk memaparkan tingkat
Eta kuadrat (ή2 ) merupakan rumus yang digunkan
keefektifan model pembelajaran berbasis multimedia
dalam menentukan effect size dengan analisis hasil uji-t.
interaktif dalam meningkatkan kompetensi siswa pada
Rumus yang digunakan adalah rumus menurut Kadir
mata pelajaran instalasi penerangan listrik di SMK.
(2018) yaitu sebagai berikut.
METODE
𝑡𝑜2
Penulisan artikel ini menggunakan prosedur studi ή2 =
literatur serta meta analisis dengan menganalisis teori 𝑡𝑜2 + 𝑑𝑓
yang ada guna mendapatkan asumsi sementara. Asumsi
Keterangan: ή2 : eta kuadrat
sementara yang diperoleh akan diuji dengan data yang
t0 : Thitung
diambil dari artikel atau jurnal ilmiah yang relevan
df : degree of freedom
sebanyak 6 jurnal terkait.

61
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 10 Nomor 02 Tahun 2021, 59-67

Setelah nilai effect size diketahui kemudian Fitrianawati dan Hartono (2016) PBL merupakan
diinterpretasikan dengan kriteria effect size menurut pembelajaran yang ber-orientasi pada kerangka kerja
Dincer (2015) yang ditunjukkan pada Tabel 3. teoritik konstruk-tivisme. Dalam PBL fokus
Tabel 3. Kriteria Effect Size pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga
Effect Size Kriteria siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhu-
ή ≤ 0,15 Sangat kecil bungan dengan masalah tetapi juga metode il-miah untuk
0,15 ˂ ή ≤ 0,40 Kecil memecahkan masalah tersebut.
0,40 ˂ ή ≤ 0,75 Sedang
0,75 ˂ ή ≤ 1,10 Besar
Media Pembelajaran Multimedia Interaktif
Media secara harfiah, media merupakan perantara
ή >1,10 Sangat besar
antara guru dan siswa (receiver). Media adalah medium
yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
suatu pesan di mana medium ini merupakan jalan atau
Model Pembelajaran Langsung (MPL)
alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator
Model mengajar yang dapat membantu siswa dalam
dengan komunikan (Fikri & Madona, 2018: 129).
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu usaha
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
sistematik untuk menjadikan para pelajar agar bisa
selangkah yaitu model pembelajaran langsung (Arends,
belajar (Fikri & Madona, 2018: 9).
2012). Model Pembelajaran Langsung direncanakan
Menurut Munir (2012) multimedia berasal dari kata
secara khusus untuk mencapai hasil belajar pengetahuan
multi dan media. Multi berasal dari bahasa Latin, yaitu
prosedural dan pengetahuan faktual (Hunaepi, et al,
nouns yang berarti banyak atau bermacammacam.
2014: 56). Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2007)
Sedangkan kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu
langkah-langkah pengajaran langsung meliputi tahapan:
medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai
(a) menyampaikan tujuan; (b) menyiapkan siswa; (c)
untuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa
persentasi dan demonstrasi; (d) mencapai kejelasan; (e)
sesuatu. Menurut Gayeski dalam Munir (2012)
melakukan demonstrasi; (f) mencapai pemahaman dan
multimedia ialah kumpulan media berbasis komputer dan
penguasaan; (g) berlatih; (h) memberikan latihan
sistem komunikasi yang memiliki peran untuk
terbimbing; (i) mengecek pemahaman dan memberikan
membangun, menyimpan, menghantarkan dan menerima
umpan balik; dan (j) memberikan kesempatan latihan
informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan
mandiri.
sebagainya. Multimedia interaktif adalah media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri atas
Model Pembelajaran Berbasis Proyek (MPBP)
teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi
Model pembelajaran berbasis proyek adalah model
secara terintegrasi dan menciptakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual dan
komunikasi/interaksi dua arah antara pengguna
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran yang
(manusia/sebagai user/pengguna produk) dan komputer
komprehensif di mana lingkungan belajar siswa di dasain
(software/aplikasi/ produk dalam format file tertentu)
agar siswa dapat melakukan peyelidikan terhadap
(Fikri & Madona, 2018: 32).
masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu
topik pengajaran (Suryanti, Sukartiningsih, & Yulianto, Kompetensi Siswa
2008). Pelaksanaan MPBP siswa dilibatkan dalam Pendidikan kejuruan yang efektif perlu
kegiatan untuk memecahkan masalah dan tugas-tugas memperhitungkan pembentukan kompetensi siswa.
bermakna lainnya, memberi peluang kepada siswa untuk Pembahasan kompetensi siswa tentunya tidak pernah
bekerja secara otonom, mengkonstruk belajar mereka berhenti untuk dikaji. Kualitas kompetensi siswa menjadi
sendiri, dan pada akhirnya menghasilkan produk nyata target utama tercapainya metode pembelajaran,
yang bernilai, dan realistik (Tinenti, 2018: 3). khususnya dalam bidang kejuruan atau SMK. Dalam
penelitian Amalia (2016) secara umum kompetensi siswa
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (MPBM) merupakan penguasaan wawasan, kemahiran, dan
Menurut Kharida, L. A., Rusilowati A. & K. spesifikasi yang dapat diwujudkan oleh sikap afektif,
Pratiknyo (2009) model pembelajaran berbasis masalah kognitif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya.
merupakan suatu model pembelajaran yang Keaktifan siswa merupakan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan masalah dunia nyata. Menurut dan peningkatan kompetensi siswa meliputi bidang
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

afektif, kognitif, dan psikomotor perlu mendapatkan validasi perangkat pembelajaran ditunjukkan pada Tabel
strategi pembelajaran yang tepat. Proses peningkatan 4.
kompetensi siswa dapat terjadi dari hal yang elementer Tabel 4. Hasil Validasi
hingga ke yang eksentrik. Perangkat Pembelajaran
Dari pandangan di atas dapat diyakinkan jika No.
Instrumen Hasil
Keterangan
kompetensi siswa dapat diwujudkan oleh perilaku- Penilaian Validasi (%)
1. Butir soal 83,33 Valid
perilaku afektif, kognitif, dan psikomotor yang tertuang
Media
dalam perilaku, tindakan, dan pola pikir siswa. Dengan 2.
pembelajaran
85,97 Sangat valid
adanya kompetensi ini lulusan SMK diharapkan mampu 3. RPP 82,35 Valid
memiliki kualifikasi sikap psikomotor, kognitif, dan 4. Respons 86,43 Sangat valid
afektif dalam kegiatan praktik dalam dunia industri. Rerata 84,52 Valid

Instalasi Penerangan Listrik Pengujian uji t paired sample t test, dihasilkan df = 30


IPL merupakan mata pelajaran dalam salah satu dan hasil Thitung sebesar 28,00 dan Ttabel sebesar 2,04.
kompetensi kejuruan jurusan TITL di SMK. Instalasi Sehingga Thitung > Ttabel yaitu 28,00 > 2,04. Sedangkan
penerangan listrik ialah saluran yang terbentuk dari nilai signifikansi didapatkan sebesar 4,05 x 10 -23. Maka
berbagai unsur yang disambungkan dari sumber listrik nilai signifikansi < 0,05. Pengujian signifikansi
yang dihubungkan ke muatan yang diletakkan di dalam disimpulkan adanya perbedaan hasil belajar sehingga H0
maupun di luar ruangan. ditolak. Hasil effect size sebesar 0,98 dikategorikan efek
Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi besar.
pertimbangan aturan dasar instalasi listrik. Menurut Penelitian Permana (2015) mengenai pengembangan
PUIL (2011) terdapat 3 syarat dalam instalasi listrik, model pembelajaran berbasis masalah menggunakan
yaitu: (1) syarat ekonomis, berisikan tarif yang software macromedia flash 8 untuk meningkatkan hasil
dikeluarkan untuk penempatan instalasi listrik perlu belajar pada mata pelajaran instalasi penerangan listrik.
dipertimbangkan secara akurat dengan berbagai Hasil validasi perangkat pembelajaran yaitu: (1) RPP
rekomendasi agar tarif yang diadakan dapat bersifat sebesar 92,50%; (2) LKS sebesar 90,37%; (3) soal
ekonomis; (2) syarat keamanan, berisikan pertimbangan sebesar 87,84%; (4) media sebesar 90,24%. Hasil
keamanan instalasi listrik, agar terjamin dari tegangan validasi perangkat pembelajaran ditunjukkan pada Tabel
sentuh ataupun terjamin pada saat pengaktifan; dan (3) 5.
syarat keandalan, berisikan cara peralatan listrik Tabel 5. Hasil Validasi
melaksanakan kemampuannya dalam jangka waktu Perangkat Pembelajaran
tertentu dengan sesuai. Instrumen Hasil
No. Keterangan
Penilaian Validasi (%)
1. RPP 92,50 Sangat valid
Data Empiris
2. LKS 90,37 Sangat valid
Dari hasil penelitian jurnal yang relevan dengan
3. Soal 87,84 Sangat valid
artikel ini, penulis mendapatkan hasil dari analisis model
4. Media 90,25 Sangat valid
pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam
Rerata 90,24 Sangat valid
meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran
instalasi penerangan listrik di SMK. Data ini dianalisis
dengan menggunakan metode pendekatan studi literatur Hasil belajar siswa dengan menggunakan software
dan meta analisis untuk mendapatkan kesimpulan yang macromedia flash 8 pada kelas eksperimen tercatat nilai
sesuai. kognitif, afektif, dan psikomotor sebesar 86,56, 81,94,
Penelitian Antero (2016) mengenai pengembangan dan 87,08 dalam kategori baik sekali. Sedangkan hasil
media pembelajaran berbasis macromedia flash 8 pada belajar dengan menggunakan power point pada kelas
mata pelajaran instalasi penerangan listrik. Instrumen kontrol tercatat nilai kognitif, afektif, dan psikomotor
penelitian diketahui bahwa nilai butir soal sebesar sebesar 80,00,79,95, dan 86,09. Data tersebut disajikan
83,33%, nilai media pembelajaran 85,97%, nilai dari pada Tabel 6.
RPP sebesar 82,25%, dan respons siswa sebesar 86,43%
sehingga menghasilkan rerata nilai 84,52%. Hasil

63
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 10 Nomor 02 Tahun 2021, 59-67

Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Tabel 8. Hasil Penialaian Kognitif


Kelas Hasil Belajar Nilai Kelas Kriteria Frekuensi
Kognitif 86,56 Tinggi 3
Eksperimen Afektif 81,94 Kontrol Sedang 28
Psikomotor 87,08 Rendah 0
Kognitif 80,00 Tinggi 25
Kontrol Afektif 81,94 Eksperimen Sedang 5
Psikomotor 87,08 Rendah 0

Berdasarkan hasil belajar kognitif siswa pada kelas Melihat tabel di atas didapatkan hasil persentase
eksperimen yang dilakukan pembelajaran dengan kelompok eksperimen di atas lebih unggul dibandingkan
menggunakan macromedia flash 8 didapatkan bahwa persentase kelompok kontrol. Perbedaan hasil belajar
hasil uji paired sample t test adalah uji Thitung < Ttabel yaitu pada pretest yang diujikan terhadap kelas kontrol dengan
-30,914 < -1,699 dengan taraf signifikansi pada kelas eksperimen yaitu 1,747 < 2,001, df = 58 dan
kompetensi kognitif kurang dari 0,05 dan df = 29. signifikansi 0,00 artinya tidak ada perbedaan
Dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar kemampuan awal kedua kelas. Sedangkan perbedaan
peserta didik dengan pengembangan model pembelajaran hasil belajar pada postest yaitu -10,73 < -2,001, df = 58
berbasis masalah menggunakan software macromedia dan signifikansi 0,00 artinya terjadi perbedaan di antara
flash 8, dengan perhitungan effect size sebesar 0,99 kelas kontrol dengan kelas eksperimen, dengan nilai
dengan kategori besar. effect size sebesar 0,52 dalam kategori sedang.
Penelitian Setiawan (2016) mengenai pengembangan Hasil penelitian Zainiah (2016) tentang
dan penelitian media pembelajaran interaktif dilengkapi pengembangan media pembelajaran berbasis animasi dan
software prezi untuk meningkatkan hasil belajar mata simulasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran instalasi penerangan listrik. Hasil validasi mapel instalasi penerangan. Tabel 9 adalah tabel hasil
dinyatakan pada Tabel 7. validasi perangkat pembelajaran.
Tabel 7. Hasil Validasi Tabel 9. Hasil Validasi
Perangkat Pembelajaran Perangkat Pembelajaran
Instrumen Hasil Instrumen Hasil
No. Keterangan No. Keterangan
Penilaian Validasi (%) Penilaian Validasi (%)
1. RPP 82,96 Valid 1. RPP 93,91 Sangat valid
2. LKS 85,92 Sangat valid 2. Media 88,98 Sangat valid
3. Media 86,19 Sangat valid 3. Kepraktisan 95,00 Sangat valid
4. Soal 85,19 Sangat valid 4. Soal 91,25 Sangat valid
5. Respons 84,29 Valid Sangat valid
Rerata 92,29
Rerata 84,91 Valid

Berdasarkan tabel di atas hasil rating validasi sebesar


Ditinjau tabel di atas hasil tingkat validasi yang
92,29%. Sedangkan dalam data hasil belajar siswa
diujikan sebesar 84,91%. Pada hasil belajar kognitif,
ditampilkan hasil pada Tabel 10.
afektif, dan psikomotor siswa diperoleh data yaitu: (1)
Tabel 10. Hasil Belajar Siswa
hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan
Kelas Frekuensi Nilai
menggunakan software macromedia flash 8 diperoleh
Kontrol 32 67,0
rerata 74,63 dalam kategori baik; (2) hasil belajar afektif 81,5
Eksperimen 32
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan software
macromedia flash 8 diperoleh rerata 80,04 dalam
Dilihat dari data di atas, dengan mengelompokkan
kategori baik sekali dan melampaui kriteria ketuntasan
kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas XI TIPTL
minimal yaitu ≥ 75; dan (3) hasil belajar psikomotor
2 dan kelas XI TIPTL 1 didapatkan hasil belajar
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan software
kelompok eksperimen lebih memuaskan dibanding
macromedia flash 8 diperoleh rerata 81,25 dalam
dengan kelompok kontrol. Penjelasan uji coba
kategori baik sekali dan melampaui kriteria ketuntasan
mendapatkan Thitung sebesar 6,955 sedangkan Ttabel
minimal yaitu ≥ 75. Dengan demikian dinyatakan
sebesar 2,00 dan signifikansi 0,00. Dengan demikian
kategori valid. Berikut adalah hasil penilaian kognitif
Thitung > Ttabel dan nilai signifikansinya < α (0,00 < 0,05)
yang disajikan pada Tabel 8.
sehingga prioritas H1 diterima dan H0 ditolak, hal ini
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

berarti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang psikomotor dengan adanya media pembelajaran
menggunakan media pembelajaran berbasis animasi dan multimedia interaktif turut memenuhi standar kriteria
simulasi, dengan effect size sebesar 0,67 dalam kategori ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar ≥ 75. Dengan
sedang. demikian, hasil belajar kognitif diperoleh Thitung > Ttabel
Penelitian Khoyriah (2015) tentang pengaruh model yaitu 11,97 > 2,04 tingkat signifikansi 0,05 menunjukkan
pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran penerimaan H1, ini berarti nilai hasil belajar telah
langsung terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa pada melebihi KKM, dan hasil belajar bidang psikomotor
standar kompetensi memperbaiki peralatan rumah diperoleh Thitung > Ttabel yaitu 14,11 > 2,04 dengan
tangga. Hasil validasi media pembelajaran ditampilkan terpenuhinya nilai KKM dan taraf signifikansi sebesar
pada Tabel 11. 0,05. Dengan demikian nilai effect size sebesar 0,93
Tabel 11. Hasil Validasi dalam kategori besar.
Perangkat Pembelajaran Model pembelajaran berbasis multimedia interaktif
Instrumen Hasil memberikan dampak signifikan dalam pembelajaran.
No. Keterangan
Penilaian Validasi (%) Ditinjau dari data empiris, rerata perangkat
1. RPP 79,00 Valid
pembelajaran menunjukkan media pembelajaran
2. Buku siswa 82,30 Valid
berbasis multimedia interaktif dalam kategori valid.
3. Soal 80,00 Valid
Dengan hasil seperti ini memberikan dampak yang
Rerata 80,43 Valid
positif terhadap pembelajaran mata pelajaran instalasi
penerangan listrik di SMK. Data dari keenam jurnal
Pengujian uji-t dihasilkan df = 56. Hasil uji-t tiap-tiap
mendapatkan rerata 0,80 dalam kategori efek besar, nilai
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor ditunjukkan pada
effect size terbesar adalah penelitian Permana (2015)
Tabel 12.
dengan 0,99 berkategori efek besar dan nilai effect size
Tabel 12. Hasil Uji-T
terkecil adalah penelitian Setiawan (2016) dengan 0,52
No. Aspek Thitung Ttabel
berkategori efek sedang. Dari data empiris di atas
1. Kognitif 5,667 2,037
disajikan data berdasarkan urutan effect size terbesar
2. Afektif 9,948 2,037
sampa ke terkecil pada Tabel 14.
3. Psikomotor 8,797 2,037
Tabel 14. Data Pengelompokan
Effect Size Keseluruhan
Dilihat dari tabel di atas, hsail uji-t masing-masing Tahun
No. Jurnal Effect Size Keterangan
aspek adalah Thitung > Ttabel, 2,037. Dapat disimpulkan 2015 Efek besar
1. Permana 0,99
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelas 2. Antero 2016 0,98 Efek besar
eksperimen dan kelas kontrol dengan signifikansi 0.000, 3. Kurnia 2019 0,93 Efek besar
dengan nilai effect size sebesar 0,72 dalam kategori 4. Khoyriah 2015 0,72 Efek sedang
sedang. 5. Zainiah 2016 0,67 Efek sedang
Penelitian Kurnia (2019) pengembangan digital book 6. Setiawan 2016 0,52 Efek sedang
sebagai media pembelajaran interaktif pada mata Rerata 0,80 Efek besar
pelajaran instalasi penerangan listrik. Hasil validasi
media pembelajaran ditampilkan pada Tabel 13. Tabel 14 menunjukkan data di atas terdapat tiga data
Tabel 13. Hasil Validasi dengan efek besar dan tiga data dengan efek sedang. Nilai
Media Pembelajaran rerata effect size yaitu 0,80 yang mencakup enam data
Instrumen Hasil
No. Keterangan dikategorikan sebagai efek besar. Rerata ini, memberikan
Penilaian Validasi (%)
Sangat valid
penguatan bahwa model pembelajaran berbasis
1. Format 92,86
2. Desain 87,50 Sangat valid multimedia interaktif dapat memberikan dampak yang
3. Isi 92,86 Sangat valid besar dalam meningkatnya nilai kompetensi siswa pada
4. Bahasa 100,00 Sangat valid mata pelajaran IPL di SMK.
5. Waktu 100,00 Sangat valid
Rerata 94,64 Sangat valid PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan studi literatur dan meta analisis yang
Rerata hasil belajar afektif sebesar 85,94
telah terlaksana, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
dikategorikan baik sekali, kemajuan belajar kognitif dan

65
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 10 Nomor 02 Tahun 2021, 59-67

1. Pemilihan model pembelajaran sangat memengaruhi memberikan bantuan sehingga artikel ilmiah dapat
tingkat keberhasilan pembelajaran. selesai dengan baik; serta (4) Prof. Dr. H. Munoto, M.Pd.
2. Model pembelajaran berbabasis multimedia dan Dr. Joko, M.Pd., M.T. selaku dosen penilai.
interaktif efektif diterapkan dalam mata pelajaran
IPL karena terdapat peningkatan kompetensi siswa DAFTAR PUSTAKA
dalam kegiatan pembelajaran. Amalia, L., & Suwatno. (2016). Peningkatan kompetensi
3. Dibandingkan dengan model pembelajaran yang siswa melalui efektivitas competency based
berpusat pada guru, model pembelajaran berbasis training. Jurnal Pendidikan Manajemen
Perkantoran, 1(1), 30-37.
multimedia interaktif memberikan manfaat kepada
doi: https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3267
guru diantaranya: (1) memperjelas pokok bahasan Antero, G., & Subuh Isnur Heryudo. (2016).
yang disampaikan pembelajar; (2) membantu guru Pengembangan media pembelajaran berbasis
memimpin kelas; (3) membantu meringankan peran macromedia flash 8 pada mata pelajaran instalasi
guru; (4) merangsang pebelajar mengadakan internal penerangan listrik. Jurnal Pendidikan Teknik
dialog; (5) mendorong peserta didik aktif belajar; (6) Elektro, 5(2), 601-607.
memudahkan mengatasi masalah ruang, tempat, dan Arends, Richard, I. (2012). Learning to teach. ninth
edition. New York: McGraw-Hill.
waktu; (7) memberi pengalaman nyata kepada
Arikunto, Suharsimi. (2007). Penelitian tindakan kelas.
pebelajar; dan (8) memberikan perangsang, Jakarta; Bumi Aksara.
pengalaman, dan pengamatan yang sama kepada Dincer, Serkan. (2015). Effects of computer-assisted
seluruh pebelajar dalam waktu yang sama. learning on students’ achievements in Turkey: a
meta-analysis. Journal of Turkish Science
Saran Education, 12(1), 99-118.
Melalui studi literatur dan meta analisis di atas, Fikri, H., & Madona, Ade Sri. (2018). Pengembangan
media pembelajaran berbasis multimedia
penulis berharap untuk bijak dalam menggunakan
interaktif. Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru.
teknologi dalam media pembelajaran agar tujuan utama Fitrianawati, M., & H. Hartono. (2016) Perbandingan
proses pembelajaran dapat dicapai. Saran yang dapat keefektifan PBL berseting TGT dan GI ditinjau
penulis sampaikan adalah sebagai berikut. dari prestasi belajar, kemampuan berpikir kreatif
1. Hasil penulisan artikel ilmiah ini hanya berupa studi dan toleransi. Jurnal Riset Pendidikan
literatur dengan metode meta analisis mengenai Matematika, 3(1), 55-65.
Hunaepi, Taufik Samsuri, & Maya Afriliyana. (2014).
keefektifan model pembelajaran berbasis
Model pembelajaran langsung teori dan praktik.
multimedia interaktif pada mata pelajaran instalasi Mataram: Duta Pustaka Ilmu.
penerangan listrik di SMK, oleh karena itu dapat Indrawan, I., Hadion Wijoyo, Agus Sutarna, & Bero
dijadikan hipotesis yang perlu dikaji lebih dalam Usada. (2013). Manajemen pendidikan vokasi.
dengan penelitian di sekolah. Banyumas: CV. Pena Persada.
2. Guru hendaknya memaksimalkan teknologi yang Istiqlal, Muhammad. (2017). Pengembangan multimedia
ada dan dipadukan dengan model pembelajaran yang interaktif dalam pembelajaran matematika. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Matematika, 2(1), 43-54.
memberikan perhatian kepada siswa agar senantiasa
Kadir. (2018). Statistika terapan edisi ketiga. Jakarta:
berpikir kritis. Rajagrafindo Persada.
Kharida, L. A., Rusilowati A. & K. Pratiknyo. (2009).
UCAPAN TERIMA KASIH Penerapan model pembelajaran berbasis masalah
Penulisan artikel ilmiah tidak terlepas dari dukungan untuk peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
dan bantuan dari semua pihak yang tidak didapat bahasan elastisitas bahan. Jurnal Pendidikan
disebutkan satu per satu. Peneliti berterima kasih secara Fisika, 5(1), 83-89.
Khoyriah, T., & Joko. (2015). Pengaruh model
khusus kepada pihak yang rela membantu. Penulis
pembelajaran berbasis proyek dan model
menerima banyak petunjuk, bimbingan, bantuan, pembelajaran langsung terhadap keaktifan dan
motivasi serta dorongan dari semua pihak baik yang hasil belajar siswa pada standar kompetensi
bersifat material ataupun moral. Pada momen ini penulis memperbaiki peralatan rumah tangga listrik di
mengucapkan terima kasih kepada: (1) Tuhan Yang SMK Negeri 1 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan
Maha Esa; (2) keluarga besar dan teman-teman yang Teknik Elektro, 4(1), 209-214.
telah mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian Kristiyani, T. (2013). Keterlibatan orang tua dalam
pendidikan dan komitmen siswa di sekolah: studi
artikel ilmiah ini; (3) Prof. Dr. Ismet Basuki, M.Pd.,
meta-analisis. Buletin Psikologi, 21(1), 31-40.
sebagai dosen pembimbing yang secara langsung
Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif

Kurnia, Yayuk Y., & Euis Ismayati. (2019). Sofyan, Herminarto. (2015). Metodologi pembelajaran
Pengembangan digital book sebagai media kejuruan. Yogyakarta: Press UNY.
pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Sriyani, I. (2009). Alternatif media pembelajaran di
instalasi penerangan listrik pada siswa kelas XI LPTK. Makalah seminar nasional pendidikan
SMKN 5 Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik (https://repository.unsri.ac.id/25861/1/M._leanin
Elektro, 8(3), 437-441. g.pdf).
Munir. (2012). Multimedia konsep & aplikasi dalam Suprapto, Edy. (2015). Pengaruh model pembelajaran
pendidikan. Bandung: Alfabeta. kontekstual, pembelajaran langsung, dan motivasi
Badan Standarisasi Nasional. (2011). Persyaratan umum berprestasi terhadap hasil belajar kognitif.
instalasi listrik (PUIL) 2011. Jakarta: Badan IVOTEC, 11(1), 23-40.
Standarisasi Nasional Suryanti, W., Sukartiningsih, B., & Yulianto. (2008).
Permana, G., & Subuh Isnur Heryudo. Pengembangan Model-model Pembelajaran Inovatif. Surabaya:
model pembelajaran berbasis masalah Universitas Negeri Surabaya Press.
menggunakan software macromedia flash 8 pada Tinenti, Yanti Rosinda. (2018). Model pembelajaran
mata pelajaran instalasi penerangan listrik untuk berbasis proyek (PBP) dan penerapannya dalam
meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas proses pembelajaran di kelas. Sleman:
XI TIPTL SMK Negeri 1 Nganjuk. Jurnal Deepublish.
Pendidikan Teknik Elektro, 4(3), 1067-1073. Trianto. (2007). Model-model pembelajaran inovatif
Ramli, Muhammad. (2012). Media dan teknologi berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pembelajaran. Banjarmasin: Antasari Press. Pustaka.
Riduwan. (2012). Pengantar statistika sosial. Bandung: Undang-undang Republik Indonesia. (2003). Undang-
Alfabeta. undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
Salim, Agus. (2013). Teknik dasar kelistrikan kapal. tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Malang: Kementerian Pendidikan dan Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kebudayaan Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia. (2005). Undang-
Setiani, Fatimah. (2011). Pengembangan asesmen undang (UU) tentang guru dan dosen. Jakarta:
alternatif dalam pembelajaran matematika dengan Pemerintah Pusat.
pendekatan realistik di sekolah dasar. Jurnal Utami, Putri. (2019). Meta analisis penggunaan model
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan 15(2): 250- kooperatif dalam pembelajaran biologi. Jakarta:
268. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Setiawan, K., & Joko. (2016). Pengembangan dan Zainiah, R., & Tri Rijanto. (2016). Pengembangan media
penelitian media pembelajaran interaktif pembelajaran berbasis animasi dan simulasi untuk
dilengkapi software prezi untuk meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa pada mapel
hasil belajar mata pelajaran instalasi penerangan instalasi penerangan listrik di SMKN 1 Sidoarjo.
listrik kelas XI TIPTL SMK Negeri 1 Nganjuk. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 5(2), 515-522.
Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 5(1), 45-52.

67

Anda mungkin juga menyukai