SKRIPSI
Oleh
FITRI ARIYATI
NIM. 5163331010
Kata Kunci : Team Games Tournament (TGT), Inquiry dan Hasil Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
ayat (1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
hubungan yang kuat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada serta didik
1
menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan
pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan
peserta didik agar mampu memilih karir , ulet dan gigih dalam
peserta didik dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni agar mampu
masing. Salah satu program keahlian yang ada disekolah ini adalah Teknik
tenaga listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. Mata Pelajaran tersebut
rangkaian RLC.
mata pelajaran dasar listrik dan elektronika dikenal sebagai salah satu mata
pelajaran yang sulit dan rumit. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa selama
proses pembelajaran ada yang bermain hp, mengobrol, mengganggu teman
dan lain-lain, banyak siswa yang terlihat tidak bersemangat dan tidak aktif
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata peljaran dasar listrik dan
bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar listrik dan elektronika
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan terdiri atas dua kelas yaitu X TITL1 dan
data yang telah diperoleh bahwa di kelas X TITL1 jumlah siswa yang
memperoleh nilai diatas KKM hanya 10 orang dan di kelas TITL2 hanya 8
yang solid penilaian terhadap siswa pun individual menjadi sulit karena
secara langsung. Peran siswa dalam pembelajaran ini adalah mencari dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar listrik dan elektronika.
anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing.
Kelas X teknik instalasi tenaga listrik yang terdiri dari 34 orang siswa akan
Jumlah ini dapat dibuat menjadi sekali praktek tanpa membagi siswa.
tipe TGT yang melibatkan siswa aktif dalam belajar dan bermain bersama
hasil belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu,
dengan baik, dan melakukan praktek dengan baik karena model TGT tidak
untuk mendukung penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eko
SMK Putra Anda Binjai menyimpulkan bahwa ada pengaruh hasil belajar
model pembelajaran kooeratif TGT lebih tinggi sebesar 31% dengan rata-
rata 86,56 dari model pembelajaran ekspositori sebesar 12% dengan rata-
rata 66,71. Dan penelitian yang dilakukan oleh Susmayanti Siregar (2017)
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Pengukuran Listrik Siswa
Kelas X TITL SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan menyimpulkan bahwa hasil
semangat belajar dan memperkuat daya ingat siswa terhadap materi yang
masing. Suatu model mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok
bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat
untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu model yang dianggap baik
B. Identifikasi Masalah
pembelajaran kooperatif
C. Pembatasan Masalah
berikut :
D. Rumusan Masalah
berikut :
1. Bagaimana hasil belajar DLE pada siswa yang diajar dengan model
2. Bagaimana hasil belajar DLE pada siswa yang diajar dengan model
(Teams Games and Tournament) lebih tinggi dari hasil belajar yang
1 PercutSei Tuan?
E. Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil belajar DLE pada siswa yang diajar dengan model
2. Untuk mengetahui hasil belajar DLE pada siswa yang diajar dengan model
F. Manfaat Penelitian
lain.
meningkatkanhasil belajar.
2. Sebagai informasi bagi guru SMK sehigga dapat dijadikan sebagai bahan
siswa.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pengertian Belajar
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
menurut Sanjaya (2006:57) belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Lebih
terus-menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas,
oleh karena itu belajar bisa kapan saja dan dimana saja. Hal ini dipertegas oleh
tingkah laku karena adanya suatu pengalaman. Perubahan tingkah laku tersebut
dan apresiasi. Pengalaman dalam proses belajar adalah bentuk interaksi antara
dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku
yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang
lebih buruk. Serta balajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan
10
11
Menurut Dimyati & Mudjiono, (2013: 43) belajar merupakan hal yang
kompleks. Kompleks belajar ini dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari siswa
dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa
mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar. Dari segi guru proses
belajar tersebut tampak sebagai perilaku tentang suatu hal. Belajar merupakan
proses internal yang kompleks yang meliputi seluruh arah, yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor.
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relative
menetap. Anak yang berhasil belajar adalah anak yang hasil berhasil mencapai
Hasil belajar siswa sangat erat kaitan nya dengan rumusan tujuan
instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh
kemampuan guru sebagai perencana belajar mengajar. Untuk itu guru di tuntut
menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini dijadikan pedoman dan
perumusan tujuan instruksional yang tidak asing bagi setiap guru dimana pun ia
bertugas.
12
dalam Dimyati dan Mudjiono (20013: 26)menerangkan, bahwa ada tiga ranah
(domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik (lebih dikenal
a. Ranah Kognitif
(1) Pengetahuan, aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling mendasar.
suatu objek, ide, prosedur, konsep, defenisi, nama, peristiwa, tahun, daftar,
(4) Analisis, menentukan bagian bagain dari suatu masalah dan menunjukkan
pernyataan,
13
menjadi satu kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan
(6) Evaluasi adalah jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif
maka ia akan mampu memilih satu pilihan terbaik sesuai dengan patokan-
b. Ranah afektif
(2) Respon, memberi aksi terhadap stimulus yaitu seseorang sudah memiliki
(3) Penilaian, pada tahap ini sudah mulai timbul proses internalisasi untuk
tetapi mulai melihat beberapa nilai yang relevan untuk disusun menjadi
nilai. Kalau pada tahap pengorganisasian diatas sistem nilai sudah dapat
c. Ranah Psikomotor
(2) Meniru, adalah kemampuan untuk melakukakn sesuai dengan contoh yang
keterampilan itu, seperti anak yang baru belajar bahasa meniru kata kata
dilaksanakan,
sendiri.
15
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa hasil belajar adalah nilai yang
dicapai seseorang berkat adanya usaha maksimal terhadap perubahan tingkah laku
yang mencakup bidang kognitig, afektif, psikomotorik dari interaksi belajar siswa
disekolah maupun di lingkungan. Hasil belajar biasanya dapat dilihat dari nilai
disampaikan.
Dalam hal ini kompetensi dasar yang akan diajarkan dalam penelitian adalah
RLC.
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.
Peran siswa dalam metode ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
2. Prinsip Interaksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara
3. Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan
1. Orientasi
2. Merumuskan Masalah
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat.
3. Merumuskan Hipotesis
bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu sendiri akan sangat
19
4. Mengumpulkan Data
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru dalam tahapan
5. Menguji Hipotesis
6. Merumuskan Kesimpulan
2. Metode ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang
di antaranya:
lain sebagai satu kelompok atau satu tim. Pembelajaran kooperatif adalah suatu
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat
dikenal sejak lama, pada saat itu guru mendorong para siswa untuk kerja sama
dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti (peer teaching). Selain itu, alur proses
belajar mengajar tidak harus seperti lazimnya selama ini, guru terlalu
mendominasi proses belajar mengajar, segala informasi berasal dari guru, ternyata
yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri
dari 4-6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Maksud kelompok heterogen
adalah terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini
bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman
membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas atau sekolah. Lingkungan
proses kerjasama dan saling membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan
untuk merasa saling membutuhkan atau yang biasa disebut dengan saling
ketergantungan positif.
akan terjadi dialog. Dan percakapannya tidak di lakukan dengan guru akan
c. Akuntabilitas individual
individual.
Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa. Siswa yang tidak
dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru
yaitu :
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas
tugas-tugas bersama.
24
berenang bersama”
b. Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik
lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
c. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama.
d. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para
anggota kelompok.
e. Para siswa diberikan satu evalusi atau penghargaan yang akan ikut
sebagai berikut :
komitmen.
perspektif.
baik.
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam suatu kelas tertentu
dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-6 orang, setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri dari laki/laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis
27
tentang materi itu, pada waktu mengerjakan kuis, mereka tidak boleh saling
sendiri, dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau
melampui kinerja yang lalu. Poin tiap anggota ini dijumlahkan untuk
mendapatkan skor tim dan tim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi
2. Jigsaw
kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima orang
anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi
yang diajarkan.Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya.
Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli
pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya.Pada
dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling sulit untuk
28
melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan
(group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok
juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu
topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti
(share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis
dan guru memberikan reward. Secara ringkas sintaks pembelajaran tipe TPS
yaitu: a), thingking (berpikir) b), pairing (berpasangan) dan c), sharing (berbagi).
Slavin (2009)
salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
29
peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan. Aktivitas
yang terdiri dari tiga sampai lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi
akademik, jenis kelamin, ras, maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan turnamen
anggota tim yang lain yang mencapai hasil atau prestasi serupa pada waktu lalu.
1. Presentasi kelas
Slavin (2009) dalam presentase kelas guru memberikan materi secara garis
rambu permainan dan turnamen, serta memotivasi siswa dalam kerja kelompok
2. Kerja kelompok
Menurut Robert E. Slavin (2009: 169) pada tahapan ini, kelas dibagi
menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademsik, jenis kelamin dan ras atau
memahamkan anggotanya. Disini, siswa berbagi tugas satu sama lain serta saling
3. Permainan (Game)
dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar
pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa
4. Turnamen
minggu atau pada setiap selesai bab yang dibahas. Turnamen ini dibagi menjadi
Pertandingan dilakukan dengan cara siswa mengambil kartu secara acak. Nomor
yang ada pada kartu merupakan nomor pertanyaan yang harus dijawab.Apabila
siswa yang mengambil kartu dapat menjawab, maka dia harus menyimpan
kartunya untuk dihitung pada akhir turnamen. Apabila siswa yang mengambil
kartu tidak dapat menjawab, maka siswa yang lain dalam satu kelompok turnamen
jawaban yang benar akan menyimpan kartunya, sedang yang menjawab dengan
jawaban yang salah akan diambil 1 kartu yang telah dimiliki sebelumnya. Untuk
turnamen kedua begitu juga berikutnya dilakukan pergeseran tempat duduk pada
5. Penghargaan Kelompok
diantaranya:
baik.
Robert E. Slavin (2009) aturan atau skenario permainan yaitu dalam satu
penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Aturan Permainannya:
Kemudian seluruh kartu dibalikkan dan pertanyaan yang ada dibaca dengan
suara nyaring.
memberikan tanggapannya.
kartu tersebut.
34
4. Apabila pemain tersebut mengatakan bahwa dia tidak tahu dengan jawabannya,
maka diberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab. Jika tidak ada
Pembaca
Penantang II Penantang I
1. Skor pemain dihitung dengan menjumlahkan kartu yang dimiliki tiap anggota.
2. Skor tim dihitung dengan menjumlahkan kartu yang dimiliki tiap anggota. Tim
Di bawah ini akan diajukan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
Putra Anda Binjai, menunjukkan bahwa hasil belajar teori dasar elektronika
pada siswa kelas X teknik audio vidio yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional.
pada siswa kelas X Menggunakan Hasil dan sikap peserta didik kelas X
SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, yang hasilnya bahwa menggunakan model
C. Kerangka Berfikir
berfikir agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan dapat menghasilkan
dengan apabila siswa termotivasi dan aktif dalam belajar. Guru dapat
menciptakan suatu lingkungan kelas yang baru tempat siswa secara rutin
dapat saling membantu satu sama lain guna menuntaskan bahan ajar pada
akademiknya.
Siswa tidak terlalu bergantung kepada guru dan akan menambahkan rasa
inquiry.
37
siswa.
dapat ditentukan model pembelajaran manakah yang akan memberi pengaruh baik
terhadap hasil belajar pada suatu mata pelajaran tertentu. Model pembelajaran
Team Games Tournament (TGT) membuat siswa menjadi lebih aktif dan berfikir
mandiri dan memikirkan materi yang akan dipelajarai. Sedangkan model inquiry
kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
siswa.Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena itu terbentur
belajar siswa yang lebih baik bila dibandingkan dengan pembelajaran inquiry
D. Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
beralamat di Jalan Kolam Nomor 3 Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan
pada kelas X TITL1 dan X TITL2Teknik Instalasi Tenaga Listrik semester genap
1. Populasi Penelitian
diperoleh data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan pada semester II
tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah 68 orang dengan
rincian kelas X TITL1 terdiri dari 34 siswa dan kelas X TITL2 yang terdiri dari 34
siswa.
2. Sampel Penelitian
tersebut digulung. Kemudian peneliti memanggil ketua kelas dari dua kelas
tersebut dan ketua kelas mengambil salah satu kertas undian yang telah disiapkan.
Ketua kelas yang mendapatkan kertas dengan tulisan “eksperiment” menjadi kelas
39
40
dijadikan sebagai kelas eksperiment yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan
dijadikan kelas kontrol yaitu kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan
model pembelajaran inquiry. Setiap kelompok kelas tidak ada pembedaan atau
tidak ada kelas unggulan sehingga siswa mempunya karakteristik yang sama baik
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variabel bebas dan
dijadikan sebagai bentuk perlakuan, sedangkan variabel terikat adalah hasil akibat
dari pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa :
pembelajaran inquiry.
Variabel terikat (Y) : Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Listrik dan
Elektronika
D. Desain Penelitian
Tournament (TGT) terhadap hasil belajar dasar listrik dan elektronika pada siswa
41
rangkaian listrik arus bolak balik. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi
Design. Dalam design ini terdapat 2 kelompok yaitu kelas eksperiment dan kelas
informasi bahwa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tidak memisahkan kelas siswa
Pada kelas eksperimen diberlakukan pembelajaran menggunakan model
Keterangan :
E. Definisi Operasional
dalam tim belajar yang terdiri dari empat sampai 6 orang siswa secara heterogen.
Tim belajar dibentuk oleh guru dengan melihat kemampuan siswa. Dalam
pembelajaran ini para siswa berlomba sebagai wakil dari tim mereka dengan
anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Dengan model ini diharapkan akan adanya interaksi antar semua kelompok, antara
kelompok dengan kelompok, dan antara siswa dengan guru. Sebelum pelaksanaan
akan di tentukan oleh setiap anggota kelompok dan kelompok yang memperoleh
menekan kan pada proses berfikir secara kristis dan analisis untuk mencari dan
aliran ini belajar pada hakikat nya adalah proses mental dan proses berfikir
dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal.
43
tingkat penguasaan pengetahuan siswa yang dapat ditunjukkan melalui nilai tes
atau angka yang diperoleh siswa. Dalam hal ini hasil belajar yang akan diukur
F. Prosedur Penelitian
pembelajaran dan kompetensi dasar, jumlah kelas dan jumlah siswa kelas X
teknik instalasi tenaga listri yang dijadikan sebagai populasi dan sampel
dalam penelitian
2007
44
b. Tahap Penelitian
inquiry
Populasi
Sampel
Hasil Belajar
Analisis Data
Kesimpulan
Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Teknik Instalasi
Data yang diinginkan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes
Dalam suatu penelitian selain perlu menggunakan metode yang tepat juga
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
secara sistematis.
b. Metode Dokumentasi
memperoleh data mengenai daftar nama siswa, jumlah siswa yang menjadi
47
anggota populasi serta nilai pada ulangan akhir semester kelas X. Data ini
c. Metode Tes
Tes merupakan alat suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui alat
jawaban dalam bentuk lisan (tes lisan), tulisan (tes tulis) maupun
data dari sampe sebagai objek penelitian, terlebih dahulu diadakan uji coba
data berupa nilai dari tes yang telah diberikan pada saat esperimen. Tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah postest. Postest ini nantinya
Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata
2. Instrumen Penelitian
Setelah tes hasil belajar disusun, sebelum digunakan untuk menjaring data
penelitian terlebih dahulu diuji cobakan untuk melihat keahlihan dan keterandalan
butir tes dengan cara yaituuji coba instrumen. Uji coba ini juga bertujuan untuk
mendapatkan alat ukur yang benar-benar dapat menjaring data yang akurat agar
Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan karena tes ini mengukur
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari
oleh siswa. Tes hasil belajar yaitu alat berupa soal-soal tes tertulis yang
psikomotorik.
dengan 4 alternatif jawaban (a,b,c,d). Setiap jawaban yang benar diberi skor
1 dan jawaban salah diberi skor 0 dan tes bidang keterampilan (psikomotor)
ada 3 soal. Kisi-kisi tes bidang kognitif di tampilkan pada tabel 3.2
3.12Menerapkan 1
5
2
Hukum- Menjelaskan
13 7
respon elemen pasif
hukum
rangkaian 3 16 16
6
Menjelaskan 4
listrik arus 14 9
rangkaian 8
15 10
bolak-balik seri/paralel RLC 11
12
26
28
Memahami 17 27
29
kemagnetan listrik 18
3.13.Menerapkan
hukum-hukum dan
fenomena 23 13
Menjelakan induksi
kerangkaian
kemagnetan 24 19
kemagnetan 21
25
22
20
32
38
Memahami teori semi 39 36
3.14.Menganalisis
konduktor, thrystor 30
spesifikasi piranti-
rangkaian,diode
piranti elektronika
34 11
daya dalam
Menjelaskan teori semi
rangkaian
konduktor, thrystor 35 37
elektronik 33
rangkaian,diode 40
31
Jumlah Soal 16 9 12 2 1 40
50
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Instrumen Tes Bidang Psikomotor Dasar Listrik
Elektronika
Pada tabel 3.3 ditunjukkan kisi-kisi bidang psikomotor dasar listrik elektronika
yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa melakukan praktek.
Tabel 3.3 Kisi – Kisi Bidang Psikomotor Dasar Listrik Elektronika
No Butir Kawasan Bidang
Pokok
No Indikator Psikomotor
Bahasan
P2 P5
Untuk mengukur arus
Rangkaian
1. dan tegangan pada 1
Seri RL
rangakaian seri RL
Untuk mengetahui
2. Magnet 2
kemagnetan
Untuk mengetahui
3. Dioda 3
karakteristik dioda
Jumlah 3
teliti
Kemahiran 1. Pemilihan alat ukur 0 = semua salah
2. Prosedur melakukan 1 = benar, tidak tepat,
pengukuran dan tidak teliti
3. Hasil pengukuran 2 = benar, tepat, tidak
teliti
3 = benar, tepat dan
teliti
a)Validitas Tes
Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan disebut data valid. Agar
dapat diperoleh data yang valid, instrument atau alat untuk mengevaluasinya harus
valid. Sebuah tes dikatakan valid apabla tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi point
Ypbi=
Mp−Mt
St
p
√
−¿ q
(Arikunto, 2012)
r 11= [ ][
n
n−1
.
St 2 −Σ pq
St 2 ] (Arikunto, S. 2011: 100)
Dimana:
B
P (Arikunto, S. 2011: 208)
JS
Keterangan :
Yang dimaksud dengan daya pembeda soal adalah kemampuan tes tersebut
BA BB
D= −
JA JB
Dimana:
D = Indeks diskriminasi
Elektronika
Tes bidang psikomotor uji tes psikomotor yang dilakukan hanya uji
Hipotesis Statistik :
H0 = µ1 = µ2 = µ3
Ha = µ1 ≠ µ2 ≠ µ3
Perumusan :
Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah hasil belajar siswa dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah teknik analisis data adalah:
x=
∑ Xi (Arikunto, S.2011 : 86)
n
n = Jumlah Sampel
55
2. Standart Deviasi
√
2
n ∑ X 2 −( ∑ X )
S=
(n)
2
n = Jumlah sampel
Data yang digunakan untuk uji normalitas dari data tes sebelumnya.Uji
skala data interval dan data tidak dikelompokkan pada table distribusi frekuensi,
selain itu dalam uji lilliefors penggunaan atau perhitungan sederhana serta cukup
berikut :
Dengan rumus :
Zi =
56
xi
=∑n
Keterangan :
Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…,Zn yang lebih kecil atau sama
banyaknya Z 1 Z 2 … Zn yang ≤ Zi
S(Zi) =
n
Untuk menerima atau menolak distribusi normal atau data penelitian dapat
dibandingkan Lhitung dengan nilai krisis Ltabel yang diambil dari daftar uji
Kriteria pengujian :
mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok mempunyai varian
varians terbesar
=
Fhitung varians terkecil
(Silitonga.,2011)
F hitung dikonsultasikan dengan tabel distribusi frekuensi F(α = 0,05) . Jika
Fhitung< Ftabel (α) ( db = (n1 - 1) (n2 - 1)) maka kedua kelompok sampel berasal dari
I. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji t satu
dengan ttabel.
( X 1− X 2 )−do − −
t hitung=
√
X 1 −X 2
s s t hitung=
√
2 2
1
+
2 1 1
SP +
n1 n2 n1 n2
Atau
Dimana :
SP
=
√ ( n1 −1 ) S 21 +( n2 −1 ) S 22
n1 + n2 −2
(Silitonga.,2011)
58
( )
2
¿
¿
¿
¿
¿
n∑ d − ∑ ¿ ¿
2
n ∑ d 2− ( ∑ d )
2
¿ Keterangan :
n ( n−1 ) ¿
¿
¿ ¿
¿¿d
sd 2=
n ( n−1 )
t = Distribusi t
x 1= Skor rata-rata hasil belajar Dasar Listrik Elektronika pada kelas eksperimen
x 2= Skor rata-rata hasil belajar Dasar Listrik Elektronika pada kelas kontrol
pengujian sebagai berikut: Ha diterima apabila harga thitung > ttabel yang sekaligus
menolak Ho.
Keterangan:
Inquiry .
yang melibatkan dua kelas dan masing-masing kelas diberi perlakuan berbeda,
belajar siswa adalah tes pilihan berganda sebanyak 35 soal yang telah divalidasi
sebelumnya. Tes akhir dilaksanakan pada kedua kelas setelah diberi perlakuan
siswa, skor tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan skor terendah adalah 67 dengan
rata-rata nilai adalah 82,53, dengan simpangan baku (SD) = 8,044 varian (VAR) =
64,72. Maka diperoleh daftar distribusi frekuensi data kelas eksperimen adalah
sebagai berikut.
60
61
Dari distribusi frekuensi hasil belajar pada kelas eksperimen seperti tabel
di atas maka dapat diperoleh bahwa skor dibawah rata-rata berada pada interval
pertama yaitu sebanyak 6 siswa dengan persentase 17,64%, dan skor rata-rata
berada pada interval kedua yaitu sebanyak 6 siswa dengan persentase 17,64%
skor diatas rata- rata sebanyak 22 siswa dengan persentase 64,69 %. Distribusi
10
8
Frekuensi
0
66,5 72,5 78,5 84,5 90,5 96,5
Interval Kelas Eksperimen II
Gambar 4.1. Diagram Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kelas
Eksperimen
62
siswa, skor tertinggi yang diperoleh adalah 90 dan skor terendah adalah 57
dengan rata-rata nilai adalah 73,08 dengan simpangan baku (SD) = 10,41 varian
(VAR) = 108,38. Maka diperoleh daftar distribusi frekuensi data kelas kontrol
Dari hasil distribusi frekuensi hasil belajar pada kelas eksperimen tabel
diatas maka dapat diketahui bahwa dibawah skor rata-rata berada pada interval
pertama dengan persentase 20,58% yaitu sebanyak 7 siswa, dan skor rata-rata
berada pada interval kedua dengan persentase 11,76% sebanyak 4 siswa dan skor
5
4
3
2
1
0
56,5 62,5 68,5 74,5 80,5 86,5
Interval Kelas Eksperimen II
Gambar 4.2. Diagram Histogram Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar Kelas
Kontrol
1. Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas data hasil penelitian digunakan Uji Liliefors pada
Dari tabel 4.3 dapat di ambil kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dibuktikan dalam analisis bahwa L hitung < Ltabel.
64
Pada kelas eksperimen Lhitung < Ltabel 0,1431 < 0,1519 dan pada kelas kontrol
2. Uji Homogenitas
Banyak siswa 34 34
Fhitung 1,674
Ftabel 1,787
Status HOMOGEN
3. Pengujian Hipotesis
Rata-Rata
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa nilai thitung = 4,33 dan nilai ttabel =
1,668. Dimana thitung > ttabel yaitu 4,33 > 1,668, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel sebanyak dua kelas yaitu kelas X TITL 1 diajar dengan menggunakan
model Team Games Tournament (TGT) pembelajaran terlebih dahulu materi ajar,
guru akan memperkenalkan materi dan beberapa slide mengenai materi yang akan
dibahas. Hal ini bertujuan untuk merangsang respon siswa untuk lebih siap dalam
menghadapi materi yang akan dibahas. Setelah itu guru dan menjelaskan materi
66
yang akan mereka bahas sendiri dan yang akan mereka pertandingkan dalam
turnamen. Kemudian guru membagi siswa ke dalam lima kelompok yang terdiri
dari 7 siswa berisikan siswa yang memiliki tingkat akademik tinggi, yang
memiliki tingkat sedang, dan ada pula siswa yang memiliki tingkat yang akademi
nya rendah. Seterusnya guru akan memberikan materi kepada setiap kelompok
untuk di pelajari. Siswa dengan senang hati menerima dan mengikuti arahan guru
dimulai, maka guru menjelaskan terlebih dahulu cara-cara yang akan dilakukan
pertama yang berada di meja A, mengambil kartu yang telah disediakan oleh guru.
Kartu tersebut berupa angka yang akan dicocokkan dengan pertanyaan yang akan
diberikan oleh guru. Jika kelompok pertama menjawab benar, maka kartu tersebut
menjadi milikinya. Dan jika kelompok pertama menjawab salah, maka kartu
dengan benar, bagi kelompok yang menjawab benar maka kartu tersebut akan
menjadi miliknya.
pada setiap masing-masing kelompok akan dihitung. Tim dengan jumlah kartu
67
dapat belajar dengan semangat dan antusias. Siswa juga dapat berinteraksi dengan
baik terhadap teman kelompoknya, serta dapat menerima perbedaaan dan bertukar
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
1. Hasil belajar siswa kelas X TITL 1 pada mata pelajaran Dasar Listrik
2. Hasil belajar siswa kelas X TITL 2 pada mata pelajaran Dasar Listrik
tidak maksimal.
3. Hasil belajar siswa kelas X TITL pada mata pelajaran Dasar Listrik
67
68
B.Saran
2. Diharapkan GurudisekolahmenggunakanModelpembelajaranKooperatif
3. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan
Dimyati & Mudjiono, 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Slavin. Robert E. (2009). Cooperativ Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
69
70