Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh electronic learning terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran fisika. Penelitian dilakukan di kelas
X TSM A SMK Negeri 1 Puhpelem. Metode penelitian yang digunakan adalah pre-exsperiment
dengan design penelitian one group pre-test post-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
electronic learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam
pembelajaran fisika, ditunjukan dengan hasil analisis data pada uji paired sample t test dengan
nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan sebelum dan sesudah implementasi electronic learning terhadap kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran fisika.
Abstract. The purpose of this study was to determine the effect of electronic learning on students'
higher-order thinking skills in physics learning. The study was conducted in class X TSM A SMK
Negeri 1 Puhpelem. The research method used was a pre-experimental research design with one
group pre-test post-test. The results showed that electronic learning has an effect on students'
high-level thinking skills in physics learning, indicated by the results of data analysis on the paired
sample t test with sig values. (2-tailed) of 0,000 <0.05, it can be concluded that there is a
significant influence before and after the implementation of electronic learning on students' high-
level thinking skills in learning physics.
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi (TI) memberikan perubahan dalam kehidupan manusia, tidak
terkecuali dalam pendidikan. Pendidikan teknologi sering kali digunakan untuk membantu kegiatan
pembelajaran. Pengenalan teknologi baru dalam kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tujuan agar
siswa mampu menghadapi tantangan di era tekonologi saat ini [1]. TI berkembang sebagai sumber belajar
maupun media pembelajaran menggunakan electronic learning (e-learning). Tidak hanya dalam bentuk
penyampaian materi pembelajaran tetapi e-learning tetapi juga memberikan perubahan terhadap
kompetensi siswa. E-learning adalah pembelajaran yang menggunakan internet atau elektronik sebagai
media, tetapi keduannya tetap berfokus pada kegaiatan pembelajaran bukan pada media yang digunakan
96 JP2F, Volume 11 Nomor 1 April 2020
[2]. E-learning didefinisikan sebagai tahapan pembelajaran yang dilakukan menggunakan teknologi
internet [3], dan sebagai media pembelajaran yang tidak hanya berisikan sumber belajar tetapi juga
menjembatani komunikasi guru dengan siswa [4].
Penggunaan e-learning mendukung pembelajaran abad ke-21, yang dapat membantu siswa belajar
kapanpun dan dimanapun tanpa dibatasi ruang dan waktu. Pengembangan media pembelajaran yang
berbasis internet bisa dijadikan sebuah inovasi dalam kegiatan pembelajaran fisika di kelas. Berdasarkan
beberapa penelitian menyatakan bahwa perangkat mobile seperti android dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran dalam dengan hasil rata-rata presentase kelayakan sebesar 92,22% dengan kategori sangat
layak [5]. Penelitian selain itu menyatakan bahwa: (1) e-learning sangat dibutuhkan dalam pembelajaran
fisika di SMA sederajat untuk menghadapai revolusi industri 4.0, (2) e-learning membantu siswa dalam
belajar mandiri, mendukung pembelajaran tidak terbatas waktu dan mampu meningkatkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi siswa [6].
Hasil observasi ke sekolah menunjukkan bahwa mayoritas siswa kurang bersemangat dalam
pembelajaran, terlihat dari siswa yang kurang tidak memperhatikan guru saat pembelajara berlangsung.
Hal ini berakibat pada penurunan hasil belajar sebaian besar siswa dalam mata pelajaran fisika.
Berdasarkan observasi diketahui kemampuan higher order thinking skills (HOTS) siswa masih rendah.
Higher order thinking skills meliputi beragam kemampuan berpikir yang sifatnya tertuju pada
pemikikiran logis dan penalaran yang mengarah pada pemikiran ke tingat yang lebih tinggi bukan sekedar
menyatakan kembali fakta [7]. HOTS adalah kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan
menyelesaiakn masalah, berpikir kreatif dan berpikir kritis [8]. Kemampuan siswa tersebut pada hasil
belajarnya khususnya mata pelajaran fisika. Siswa dituntut untuk mampu memahami, menganalisa, dan
mengevaluasi apa yang dikerjakan. Dibutuhkan upaya untuk meningkatkan HOTS dibutuhkan siswa
untuk membantu memecahkan persoalan [9]. Keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak dapat diperoleh
secara langsung untuk itu perlu dilatih melalui pembelajaran [10].
Hasil observasi awal di kelas X TSM B SMK Negeri 1 Puhpelem menunjukkan bahwa nilai rata-rata
kemampuanpun berpikir tingkat tinggi sebesar 39,6 dengan kategori rendah. Hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya pemahaman siswa terghadap materi yang diajarkan Solusi yang diberikan pada penelitian ini
untuk mengatasi masalah yang ada adalah dengan memberikan alternatif media pembelajaran yang
mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi getaran gelombang dan
bunyi. Media pembelajaran yang dimaksud adalah e-learning yang merupakan implementasi gaya belajar
abad 21.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design dengan model one-group
pretest-postest design. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas X TSM B SMK Negeri 1 Puhpelem.
Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat dan uji pengaruh. Uji prasyarat meliputi uji normalitas
dan homogenitas, sedangkan uji pengaruh menggunakan one-group pretest-posttest design dengan nilai
signifikansi 0,05.
61 – 80 Sangat Baik
41 – 60 Baik
21 – 40 Cukup
0 – 20 Kurang
Setelah adanya treatment implementasi e-learning, nilai mean postest yang ditunjukkan oleh tabel 3.1
sebesar 62,4 diperoleh dari hasil uji berupa soal kemampuan berpikir tingkat tinggi. Nilai minimum yang
diperoleh siswa pada postest sebesar 42 dan nilai maximum sebesar 84 dari 100 nilai maksimal. Baik data
pretest maupun posttest memiliki nilai mean yang lebih besar daripada standar deviasinya, sehingga
mengindikasikan hasil yang cukup baik. Hal tersebut disebabkan oleh sandar deviasi yang merupakan
perncerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang
normal.
Melalui electronic learning siswa dapat belajar setiap saat tanpa dibatasi ruang waktu. Siswa tidak
bergantung pada guru, karena siswa dapat belajar seacra mandiri baiak mempelajari materi dalam bentuk
pdf maupun melalui video pembelajaran yang sudah disediakan dalam e-learning. Selain itu, siswa juga
bisa menanyakan secara langsung kepada guru melalui kolom komentar apabila terdapat materi yang
dirasa belum paham. Dalam electronic learning terdapat kuis dan tugas berupa posttest yang wajib siswa
kerjakan setelah mempelajari materi getaran, gelombang dan bunyi. Dalam mengerjakan tugas dan kuis
siswa di berikan waktu masing-masing 60 menit. Jawaban yang sudah diunggah olah siswa seacar
otomatis akan masuk ke dashboard admin yang hanyi dimiliki oleh guru. Secara langsung siswa dapat
98 JP2F, Volume 11 Nomor 1 April 2020
menyelesaikan soal dengan kemampuannya sendiri. Kondisi seperti ini dapat berdampak positif pada
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, karena dalam electronic learning siswa dapat belajar mandiri.
Secara keseluruhan nilai rata-rata kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa sebelum dan sesudah
diberikan implementasi electronic learning mengalami kenaikan.
Sebelum melakukan uji t, data yang ada harus di uji tingkat normalitasnya. Hasil uji normalitas
menunjukan bahwa tingkat signifikansi pretest adalah 0,312 sedangkan signifikansi postest adalah 0,544
artinya kedua hasil data tersebut lebih besar dari pada 0,05. “Data dinyatakan normal jika nilai
signifikannya melebihi ɑ=0,05” sehingga dinyatakan berdistribusi normal [12]. Hasil uji normalitas dapat
dilihat pada tabel 3.2.
Setelah melakukan uji normalitas selanjutnya dilakukan uji homogenitas, berdasarkan hasil normalitas
menggunakan metode Bartlet yaitu membandingkan varians terbesar dengan varians terkecil. “jika Fhitung
≤ Ftabel maka data dinyatakan homogen dan jika Jika Fhitung ≥ Ftabel maka data tidak homogen dengan (α) =
0,05.” [13] Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3.3:
S = 39,6 = 62,4
N 20 20
Hasil analisis data menunjukkan bahwa Fhitung = 1,57 dan Ftabel = 3,55. Jadi Fhitung lebih kecil dari Ftabel,
maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut homogen. Jika data sudah dinyatakan homogen selanjutnya
dilakukan uji pengaruh menggunakan uji t, yang hasilnya ditunjukkan oleh tabel 3.4 berikut:
Tabel 3. 5 Paired sample test
t df Sig.(2-tailed)
Berdasarkan hasil analisis uji paired sample test diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Hasil
tersebut menunjukan bahwa sig.(2-tailed) ≤ ɑ = 0,000 ≤ 0,05 ini berarti penerapan electronic learning
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Selain itu, penelitian yang telah
dilakukan oleh Nana Mardiana [14] menunjukkan bahwa melalui penerapan mobile learning kemampuan
physics HOTS siswa meningkat dengan N-gain sebesar 0,759, selain itu penelitian yang dilakukan oleh R.
Pengaruh Electronic Learnimg terhadap .... 99
Poppy Yaniawati, juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi melalui implementasi e-learning [15].
Selain itu, diketahui bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa setelah implementasi electronic
learning meningkat, ditunjukkan oleh gambar 3.1
4. Simpulan
Berdasarkan analisis data yang terdapat pada hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran fisika.
Melalui e-leraning siswa dapat lebih mudah memahami materi sehingga lebih mudah untuk menganilis
dan mengevalusi persoalan.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan artikel
ini.
Daftar Pustaka
[1] Wijaya C A, Handhika J & Kartikawati S 2017 Jurnal Pendidikan Teknik Elektro 2 2 p 15-20
[2] Rahmatia M, Monawati & Darnius S 2017 Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 1 p 212-
227
[3] Yazdi M 2012 Jurnal Ilmiah Foristek 2 1 p 143-152
[4] Hartatik, Cahyaningsish I J, Purnomo A, Hartono R & Bawono S A 2017 Jurnal SIMETRIS 8 2 p 619-
628
[5] Khakim L, Mayasari T & Kurniadi E 2017 Seminar Nasional pendidikan Fisika 3 p 295-301
[6] Sukesti R, Agustina E, Wahyuni S & Handhika J2018 Prosiding Seminar Nasional dan Pendidikan
Sains 8 p 1-3
[7] Sumaryanta 2018 Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education 8 8 p 500-509
[8] Sani R A 2018 Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) (Medan: TSmart)
[9] Fatmawati Y, Handhika J & Huriawati F 2017 Prosiding Seinar Nasional Pendidikan Fisika p 89-93
[10] Wafiroh M, Hadhika J & Kurniadi E 2017 Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika p102-109
[11] Lewy 2009 Jurnal Pendidikan Matematika p 14-28
[12] Oktaviani, M A & Notobroto H B 2014 Jurnal Biometrika dan Kependudukan 32 p 127–135
[13] Jhoni D H, Hanesman & Almasri 2016 Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika 4 2 p
96-102
[14] Mardiana N 2017 Jurnal of Physics and Science Learning p 1-9
[15] Yaniawati R P 2013 Journal of Education and Learning 7 2 p 109-120
100 JP2F, Volume 11 Nomor 1 April 2020