Anda di halaman 1dari 8

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya

Sabtu, 19 November 2016


Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MULTI


REPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF DAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA
POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

DELIA OKTARINA*, PARLINDUNGAN SINAGA, HIKMAT

Prodi Pendidikan Fisika,


Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran


bagaimanakah peningkatan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah
pembelajaran menggunakan multi representasi, selain itu juga untuk melihat
bagaimanakah hubungan antara kognitif dengan kemampuan pemecahan masalah.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dan desain penelitian yang
digunakan adalah one group pretest-posttest. Sampel terdiri dari 32 siswa dari salah
satu sekolah di kota Bandung. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan soal
pilihan ganda sebanyak 30 soal dan soal uraian sebanyak 3 soal. Data dianalisis dengan
menentukan persentase rata-rata gain yang dinormalisasi dan analisis regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kognitif dan peningkatan
kemampuan pemecahan masalah keduanya termasuk kategori sedang. Level
kemampuan pemecahan masalah menurun pada level missing dan inadequate,
sedangkan pada level needs some improvement dan adequate keduanya meningkat.
Hubungan antara kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah adalah
linier dan keduanya memiliki korelasi sedang.

Kata kunci : Multi representasi, kemampuan kognitif, kemampuan pemecahan masalah

Abstract. This research aimed to observe the students’ improvement in cognition and
problem solving after applying multiple representations in their physics learning, and
how the relation between cognitive and problem solving. Furthermore, this research
employed quasi experiment method as the method, particurly one group pretest-posttest
research design. The sample was included 32 students taken from one of Senior High
School in Bandung. To collect the data, the researcher administered 30 multiple-choice
questions and 3 essays to the students. The assessment was done by applying
normalized gain and linier regression analysis. The results showed that the students’
cognitive and problem solving ability improvements were categorized as medium. The
problem solving level was decreased in ‘missing’ and ‘inadequate’ level, whereas it
was increased in ‘needs some improvement’ and ‘adequate’ level. Moreover, the
relation between cognitive and problem solving ability was linier and both of them
have medium correlation.

Keywords: Multiple representations, cognitive ability, problem solving ability

*
email : delia.oktarina@student.upi.edu
Kode Artikel: FP-02
ISSN:2477-0477
Delia Oktarina, dkk

1. Pendahuluan
Fisika sebagai salah satu cabang IPA sebaiknya dipelajari dengan melibatkan
siswa secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar siswa
menjadi lebih bermakna karena pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa
melalui pengalamannya. Mata pelajaran fisika dalam proses pembelajaran
membutuhkan banyak bentuk penyajian untuk membuat siswa dapat memahami
konsep yang dipelajari sehingga konsep tersebut dapat bertahan lama. Misalnya
dalam pembelajaran tentang Suhu dan Kalor yang merupakan dasar dari hukum
thermodinamika, siswa tentu akan kesulitan atau sulit mengingat jika
pembelajaran disajikan hanya dalam satu bentuk representasi, misalnya secara
matematik saja maupun verbal saja.

Kondisi siswa di lapangan dalam mempelajari konsep dan menyelesaikan soal


menunjukkan bahwa siswa lebih memahami fisika jika disajikan dalam bentuk
verbal, gambar dan animasi. Tetapi, guru lebih sering memberikan penjelasan
mata pelajaran fisika secara verbal dan matematis.

Berdasarkan wawancara di lapangan, bahwa pembelajaran yang belum


menggunakan multi representasi menunjukkan perkembangan kognitif yang
kurang baik. Kemudian, ketika siswa diberikan soal berupa tes uraian, siswa
hanya mampu menyelesaikan dengan representasi matematis saja, karena menurut
siswa mereka jarang sekali diajarkan bagaimana cara merepresentasikan soal
berupa verbal, kemudian digambarkan secara fisis, menyederhanakan soal, dan
menyelesaikan secara matematis. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa. Karena untuk langkah pemecahan
masalah perlu diberikan latihan yang terus menerus agar siswa terbiasa
mengerjakannya.

Hasil penelitian Judyanto [1] (dalam Rizky dkk, 2014) menyimpulkan bahwa
sebagian besar (97%) menggunakan representasi persamaan matematis dalam
menyelesaikan permasalahan, siswa yang mampu membuat representasi gambar
dan grafik ternyata mampu menyelesaikan dalam bentuk persamaan matematis
dengan benar.

Dari pemaparan di atas, perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kognitif


dan kemampuan pemecahan masalah siswa secara mendalam dengan menerapkan
pembelajaran berbasis multi representasi.

2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Desain
penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest. Metode ini dipilih
karena penelitian ini menggunakan suatu perlakuan (treatment) untuk mencari
pengaruh perlakuan tersebut terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan
pemecahan masalah.

214
Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi.......

Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-
posttest design. One group pretest and posttest design, merupakan desain
eksperimen yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013, hlm. 110-111) [2].
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :
Tabel 1. Rancangan Penelitian (one group pre and posttest design)
Pretest Perlakuan Posttest
𝑃" X 𝑃#
Keterangan :
𝑃" : Tes sebelum perlakuan diberikan (pretest)
𝑋 : Pemberian perlakuan
𝑃# : Tes sesudah perlakuan diberikan (posttest)

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMA kota
Bandung mengenai pembelajaran fisika menggunakan multi representasi untuk
meningkatkan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA pada
pokok bahasan suhu dan kalor didapatkan data dan pembahasan sebagai berikut :

1. Peningkatan Kemampuan Kognitif


Berdasarkan hasil pretest dan posttest, maka diperoleh nilai n-Gain untuk
mengevaluasi perubahan dalam pemahaman kognitif siswa sebelum dan
setelah pembelajaran. Nilai n-Gain yang diperoleh yaitu 0,37 untuk
kemampuan kognitif.

Tabel 2. Peningkatan Kemampuan Kognitif

<Pre Test> <Post Test> <g> Kategori


42,19 63,65 0,37 Sedang

Dari hasil penelitian dan perhitungan secara kuantitatif tersebut, dapat


disimpulkan bahwa terdapat perubahan kognitif siswa sebelum dan sesudah
dilakukannya treatment (perlakuan). Ternyata dengan pembelajaran
menggunakan berbagai representasi seperti verbal (penjelasan), matematis,
grafik dan gambar dapat meningkatkan kognitif mereka mengenai materi
yang sedang diajarkan.

Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan, hasilnya adalah 100% siswa yang berpartisipasi pada
penelitian ini mengemukakan bahwa pembelajaran fisika menggunakan multi
representasi (disajikan penjelasan secara verbal, gambar, grafik, matematis)
dapat memberikan informasi dan mempermudah memahami materi fisika,
terutama materi suhu dan kalor.

215
Delia Oktarina, dkk

2. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah


Nilai pre test dan nilai post test untuk kemampuan pemecahan masalah
ditunjukkan pada Tabel berikut

Tabel 3. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah

<Pre Test> <Post Test> <g> Kategori


28,28 71,16 0,60 Sedang
.
Berdasarkan nilai rata-rata gain ternormalisasi tersebut, maka kriteria
peningkatan pembelajaran menurut Hake adalah kategori sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan multi representasi dalam pembelajaran
fisika dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Dan
sebanyak 88,24 % siswa menyatakan bahwa mengerjakan soal pemecahan
masalah mudah diselesaikan dengan menggunakan multi representasi.

Adanya perbedaan dari nilai gain antara kemampuan kognitif dan


kemampuan pemecahan masalah, dimana gain kemampuan pemecahan
masalah lebih tinggi daripada gain kemampuan kognitif adalah disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya pada kemampuan pemecahan masalah,
siswa dituntut untuk bisa menyelesaikan soal kemampuan pemecahan
masalah dengan berbagai langkah berdasarkan Rosengrant. Berdasarkan
Rosengrant (2007) [3] tahapan tersebut terbagi menjadi 5 tahap, diantaranya:

1. Gambar dan terjemahkan masalah yang ditanyakan


2. Sederhanakan permasalahan tersebut
3. Gambarkan bentuk fisisnya
4. Gambarkan bentuk matematisnya
5. Evaluasi atau selesaikan

3. Level Kemampuan Pemecahan Masalah


Berdasarkan Rosengrant, kriteria kemampuan representasi siswa dibagi
menjadi 4 kategori, yaitu, missing (tidak ada), inadequate (kurang mampu),
needs some improvement (memerlukan pengembangan), adequate (mampu).

1) Kemampuan siswa dalam merepresentasikan informasi


Kemampuan merepresentasikan informasi yang diungkapkan dalam
rubrik multiple representation rubric oleh Rosengrant terbagi ke dalam
empat aspek kemampuan ilmiah. Pada penelitian ini, peneliti hanya
menggunakan satu kemampuan ilmiah, yaitu kemampuan menggunakan
representasi-representasi untuk menyelesaikan masalah. Aspek tersebut
digali dengan menggunakan soal uraian berjumlah 3 butir.

216
Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi.......

Tabel 4. Kemampuan Siswa dalam Merepresentasikan Informasi


Needs some
Missing Inadequate
improvement Adequate
Kemampuan Ilmiah (Tidak (Kurang
(Memerlukan (Mampu)
ada) Mampu)
pengembangan)
Pre N 8 24 0 0
Test Persentase 25% 75% 0% 0%
Post N 1 10 15 6
Test Persentase 3,12% 31,25% 46,88% 18,75%

Berdasarkan tabel di atas terjadi penurunan pada kategori missing dan


inadequate. Hal ini menunjukkan pengurangan jumlah siswa yang tidak
mengerjakan soal kemampuan pemecahan masalah. Dan setelah
diberikannya treatment saat proses pembelajaran di kelas menjadikan
siswa yang kurang mampu mengerjakan soal menjadi berkurang. Berikut
contoh jawaban siswa yang termasuk kategori inadequate :

Gambar 1. Jawaban kategori inadequate (kurang mampu)

Contoh jawaban di atas termasuk kategori inadequate (kurang mampu).


Rubrik untuk contoh jawaban di atas adalah jawabannya salah.

Sedangkan pada kategori needs some improvement dan adequate terjadi


peningkatan. Pada tabel terlihat bahwa hampir setengah dari jumlah
siswa pada kelas tersebut sudah mampu menggunakan berbagai jenis
representasi, namun hasil akhirnya masih perlu pengembangan untuk
mendapatkan hasil yang benar dan sebanyak seperempat siswa tersebut
mampu menyelesaikan soal tersebut dengan baik dan benar.

Berikut contoh jawaban siswa yang termasuk dalam kategori needs some
improvement.

217
Delia Oktarina, dkk

Gambar 2. Jawaban kategori needs some imprevement (memerlukan


pengembangan)

Berikut contoh jawaban siswa yang termasuk dalam kategori adequate.

Gambar 3. Jawaban kategori adequate (mampu)

Hasil ini menunjukkan masih banyak siswa yang belum terbiasa


menggunakan berbagai jenis representasi untuk menyelesaikan masalah
berupa soal. Untuk itu perlu diberikan latihan terus-menerus agar siswa
terbiasa menyelesaikan soal dengan langkah-langkah pemecahan masalah
yang baik.

2) Kemampuan siswa berdasarkan tiap jenis representasi

Pada penelitian ini kemampuan siswa berdasarkan tiap jenis representasi


terdiri dari kemampuan representasi gambar, FBD, dan matematis.
Berikut hasilnya pada Tabel di bawah ini.

218
Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi.......

Tabel 5. Kemampuan Siswa berdasarkan Tiap Jenis Representasi


Needs some
Missing Inadequate
Kemampuan No. improvement Adequate
No. (Tidak (Kurang
Representasi Soal (Memerlukan (Mampu)
ada) Mampu)
pengembangan)
1 Free Body 1 93,75 % 6,25 % 0% 0%
Diagram
Pre
2 Matematis 1,2,3 34,375 31,25 % 34,375 % 0%
Test
%
3 Gambar 1,2,3 93,75 % 6,25 % 0% 0%
1 Free Body 1 9,375 % 56,25 % 34,375 % 0%
Post Diagram
Test 2 Matematis 1,2,3 3,125 % 28,125 % 50 % 18,75 %
3 Gambar 1,2,3 0% 37,5 % 37,5 % 25 %

4. Hubungan kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah

Setelah menggunakan uji linieritas, didapatkan bahwa hubungan


kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah adalah linier.
Dengan menggunakan analisis regresi, didapatkan persamaan regresi
linear yaitu Y=25,66 + 0,8X. Dari persamaan tersebut, didapat nilai
koefisien regresi positif yang berarti terjadi hubungan yang positif antara
kemampuan kognitif dengan kemampuan pemecahan masalah, semakin
tinggi kemampuan kognitif maka semakin meningkat kemampuan
pemecahan masalah.

Kemudian didapatkan nilai korelasi antara kemampuan kognitif dan


kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan persamaan
pearson yaitu sebesar 0,41. Nilai tersebut termasuk kategori cukup, yang
berarti kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah
memiliki tingkat hubungan yang cukup. Besar pengaruh kemampuan
kognitif terhadap kemampuan pemecahan masalah dapat ditentukan dari
nilai determinasi (𝑟 # ), besarnya nilai 𝑟 # adalah 0,41# yaitu 0,1681. Hal
ini berarti nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah 16,81 %
ditentukan oleh nilai kemampuan kognitif. Sisanya 83,19 % ditentukan
oleh faktor lain.

5. Analisis Tanggapan Siswa

Sebagian besar persepsi siswa setelah diimplementasikan pembelajaran berbasis


multi representasi adalah positif. Siswa sangat senang jika pembelajarannya
menggunakan multi representasi. Salah satu tanggapannya adalah seluruh siswa
setuju bahwa penggunaan multi representasi dapat meningkatkan pemahaman
siswa dan sebanyak 88,24 % siswa termotivasi untuk mempelajari fisika dengan
menggunakan pembelajaran berbasis multi representasi

219
Delia Oktarina, dkk

4. Kesimpulan
Kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah
diimplementasikan pembelajaran fisika berbasis multi representasi pada pokok
bahasan suhu dan kalor adalah meningkat dengan kriteria sedang. Level
kemampuan pemecahan masalah siswa terjadi perubahan setelah pembelajaran
menggunakan multi representasi. Level missing dan inadequate mengalami
penurunan, sedangkan level needs some improvement dan adequate mengalami
peningkatan. Adanya hubungan linier antara kemampuan kognitif dan
kemampuan pemecahan masalah. Korelasi atau hubungan antara kemampuan
kognitif dan kemampuan pemecahan masalah adalah tergolong cukup. Tanggapan
siswa setelah pembelajaran fisika menggunakan multi representasi secara
keseluruhan adalah positif.

Ucapan terima kasih


Dalam penelitian ini penulis banyak memperoleh do’a, bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat dari berbagai pihak yang terkait. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu tersayang Ibunda Etty Hayati dan Bapak tersayang Bapak Ahmad Ating
Suryana yang sangat bersemangat dan sabar dalam memberikan do’a dan
motivasi tiada henti.
2. Bapak Dr. Parlindungan Sinaga, M.Si., selaku pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan selama proses
penyusunan skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai.
3. Bapak Drs. Hikmat, M.Si., selaku pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan selama proses penyusunan
skripsi sehingga skripsi ini dapat selesai.
4. Rekan-rekan departemen pendidikan fisika yang selalu menyemangati penulis
untuk menyelesaikan penelitian ini.

Daftar Pustaka
1. Rizky, Tomo, Haratua. (2014). Kemampuan Multirepresentasi Siswa SMA
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Hukum Newton. [Online]. Diakses dari
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/6733
2. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
3. Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations and Free-Body Diagrams: Do
Students Benefit From Using Them ?. (Disertasi). Rutgers, The State
University of New Jersey.

220

Anda mungkin juga menyukai