Abstract. This research aimed to observe the students’ improvement in cognition and
problem solving after applying multiple representations in their physics learning, and
how the relation between cognitive and problem solving. Furthermore, this research
employed quasi experiment method as the method, particurly one group pretest-posttest
research design. The sample was included 32 students taken from one of Senior High
School in Bandung. To collect the data, the researcher administered 30 multiple-choice
questions and 3 essays to the students. The assessment was done by applying
normalized gain and linier regression analysis. The results showed that the students’
cognitive and problem solving ability improvements were categorized as medium. The
problem solving level was decreased in ‘missing’ and ‘inadequate’ level, whereas it
was increased in ‘needs some improvement’ and ‘adequate’ level. Moreover, the
relation between cognitive and problem solving ability was linier and both of them
have medium correlation.
*
email : delia.oktarina@student.upi.edu
Kode Artikel: FP-02
ISSN:2477-0477
Delia Oktarina, dkk
1. Pendahuluan
Fisika sebagai salah satu cabang IPA sebaiknya dipelajari dengan melibatkan
siswa secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga proses belajar siswa
menjadi lebih bermakna karena pengetahuan akan dibangun sendiri oleh siswa
melalui pengalamannya. Mata pelajaran fisika dalam proses pembelajaran
membutuhkan banyak bentuk penyajian untuk membuat siswa dapat memahami
konsep yang dipelajari sehingga konsep tersebut dapat bertahan lama. Misalnya
dalam pembelajaran tentang Suhu dan Kalor yang merupakan dasar dari hukum
thermodinamika, siswa tentu akan kesulitan atau sulit mengingat jika
pembelajaran disajikan hanya dalam satu bentuk representasi, misalnya secara
matematik saja maupun verbal saja.
Hasil penelitian Judyanto [1] (dalam Rizky dkk, 2014) menyimpulkan bahwa
sebagian besar (97%) menggunakan representasi persamaan matematis dalam
menyelesaikan permasalahan, siswa yang mampu membuat representasi gambar
dan grafik ternyata mampu menyelesaikan dalam bentuk persamaan matematis
dengan benar.
2. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Desain
penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest. Metode ini dipilih
karena penelitian ini menggunakan suatu perlakuan (treatment) untuk mencari
pengaruh perlakuan tersebut terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan
pemecahan masalah.
214
Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi.......
Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-
posttest design. One group pretest and posttest design, merupakan desain
eksperimen yang terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan
dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013, hlm. 110-111) [2].
Desain ini dapat digambarkan seperti berikut :
Tabel 1. Rancangan Penelitian (one group pre and posttest design)
Pretest Perlakuan Posttest
𝑃" X 𝑃#
Keterangan :
𝑃" : Tes sebelum perlakuan diberikan (pretest)
𝑋 : Pemberian perlakuan
𝑃# : Tes sesudah perlakuan diberikan (posttest)
Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan, hasilnya adalah 100% siswa yang berpartisipasi pada
penelitian ini mengemukakan bahwa pembelajaran fisika menggunakan multi
representasi (disajikan penjelasan secara verbal, gambar, grafik, matematis)
dapat memberikan informasi dan mempermudah memahami materi fisika,
terutama materi suhu dan kalor.
215
Delia Oktarina, dkk
216
Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi.......
Berikut contoh jawaban siswa yang termasuk dalam kategori needs some
improvement.
217
Delia Oktarina, dkk
218
Pembelajaran Fisika Menggunakan Multi Representasi.......
219
Delia Oktarina, dkk
4. Kesimpulan
Kemampuan kognitif dan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah
diimplementasikan pembelajaran fisika berbasis multi representasi pada pokok
bahasan suhu dan kalor adalah meningkat dengan kriteria sedang. Level
kemampuan pemecahan masalah siswa terjadi perubahan setelah pembelajaran
menggunakan multi representasi. Level missing dan inadequate mengalami
penurunan, sedangkan level needs some improvement dan adequate mengalami
peningkatan. Adanya hubungan linier antara kemampuan kognitif dan
kemampuan pemecahan masalah. Korelasi atau hubungan antara kemampuan
kognitif dan kemampuan pemecahan masalah adalah tergolong cukup. Tanggapan
siswa setelah pembelajaran fisika menggunakan multi representasi secara
keseluruhan adalah positif.
Daftar Pustaka
1. Rizky, Tomo, Haratua. (2014). Kemampuan Multirepresentasi Siswa SMA
dalam Menyelesaikan Soal-Soal Hukum Newton. [Online]. Diakses dari
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/6733
2. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
3. Rosengrant, D. (2007). Multiple Representations and Free-Body Diagrams: Do
Students Benefit From Using Them ?. (Disertasi). Rutgers, The State
University of New Jersey.
220