Sri Giarti
sgiarty@gmail.com
SD Negeri Bengle 2, Wonosegoro, Boyolali
ABSTRAK
13
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
litis, sistematis, kritis dan kreatif serta Pada pembelajaran pokok bahasan me-
kemampuan kerja sama dikutip dari nyelesaikan masalah penggunaan akar
(Depdiknas, 2006). Sehingga peserta dan pangkat, hanya 4 siswa (30,77%)
didik mampu memperoleh, mengelola, menunjukkan keterampilan proses pe-
dan memanfaatkan informasi untuk mecahan masalah matematika pada
bertahan hidup pada keadaan yang kategori tinggi, 65 siswa (38,46%) pa-
selalu berubah, tidak pasti dan kom- da kategori sedang, dan 4 siswa
petitif. Dari penjelasan tersebut jelas- (30,77%) pada kategori rendah.
lah bahwa karakteristik matematika Rendahnya keterampilan proses
yang memiliki objek kajian abstrak, pemecahan masalah matematika ini
berkaitan dengan karakteristik siswa berdampak pada hasil belajar siswa.
SD yaitu senang merasakan atau mela- Data awal tingkat kompetensi hasil
kukan/memperagakan sesuatu secara belajar siswa dengan KKM 60 ternyata
langsung. hanya ada 3 siswa (30,77%) yang telah
Kenyataannya tujuan matematika mencapai KKM dan rerata skornya
agar siswa mampu berpikir logis, berada pada kategori tinggi. Sedangkan
analitis, sistematis, kritis dan kreatif 9 siswa (69,23%) belum mencapai
serta kemampuan kerja sama masih KKM, dengan rincian 5 siswa
jauh dari harapan. Hasil observasi pe- (38,46%) pada rerata skor kategori
neliti dan teman sejawat pada pembe- sedang dan 4 siswa (30,77%) pada
lajaran di kelas 6 SD N 2 Bengle rerata skor kate- gori rendah.
menemukan permasalahan bahwa pem- Dari hasil studi pendahuluan ten-
belajaran matematika masih berpusat tang keterampilan proses pemecahan
pada guru. Guru masih menggunakan masalah matematika dan hasil belajar
metode konvensional, dimana guru ha- siswa, dapat disimpulkan bahwa masih
nya memberikan ceramah, pemberian terjadi kesenjangan yang cukup tinggi
contoh, dan pemberian tugas. Sehingga dalam hal keterampilan pemecahan
siswa kurang terlibat dalam proses masalah matematika dan hasil belajar
pembelajaran, cenderung pasif, hanya siswa. Besarnya kesenjangan penca-
mendengarkan penjelasan guru dan paian hasil belajar siswa yang telah
mengerjakan soal-soal tanpa ada kegia- mencapai KKM sebesar 69,23%. Meli-
tan yang melibatkan siswa secara hat kondisi seperti ini, peneliti
langsung. berupaya melakukan perbaikan pembe-
Kondisi pembelajaran Matemati- lajaran dalam rangka meningkatkan
ka yang pasif dan hanya mendengarkan keterampilan proses pemecahan masa-
tersebut berdampak pada rendahnya lah matematika dan hasil belajarnya.
keterampilan proses pemecahan masa- Kajian pustaka yang dilakukan peneliti
lah matematika dan hasil belajarnya. menemukan informasi berbagai model
14
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
yang sangat potensial untuk mening- abstrak dan dibangun melalui konsep
katkan keterampilan proses pemecahan penalaran deduktif, yaitu kebenaran
masalah matematika dan hasil belajar suatu konsep diperoleh sebagai akibat
siswa logis dari kebenaran sebelumnya sudah
Slameto (2011: 7) menyebutkan diterima sehingga keterkaitan antara
model pembelajaran inovatif dian- konsep dalam matematika sangat luas
taranya; Cooperative Learning, Con- dan jelas”.
textual Teaching and Learning, Rea- Menurut Wahyudi (2012:10),
listik Mathematics Education, Problem “matematika berkenaan dengan ide
Based Learning, Problem Promting, (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hu-
Cycle Learning, Examples and Non- bungan-hubungan, yang diatur secara
Examples. Dari berbagai model pem- logis sehingga matematika berkaitan
belajaran yang ada, model PBL me- dengan konsep-konsep abstrak. Mate-
rupakan model pembelajaran yang sa- matika merupakan pengetahuan yang
ngat potensial untuk meningkatkan disusun secara deduktif dan dapat
hasil belajar dan meningkatkan kete- digunakan untuk mendidik dan melatih
rampilan proses pemecahan masalah untuk berpikir secara logik”. Sejalan
matematika. Potensi PBL tersebut oleh dengan Wahyudi, Heruman (2007:27)
karena sintak pembelajarnnya relevan mengemukakan “matematika merupa-
dengan keterampilan proses pemeca- kan ilmu pengetahuan yang mempe-
han masalah matematika. lajari struktur yang abstrak dan pola
Berdasarkan latar belakang seper- hubungan yang ada didalamnya”. Hal
ti tersebut di atas, permasalahan pene- ini berarti belajar matematika pada
litian yang akan dipecahkan dalam hakekatnya adalah belajar konsep,
PTK ini adalah apakah model pembe- struktur konsep dan mencari hubungan
lajaran PBL terintegrasi penilaian antar konsep dan strukturnya.
autentik dapat meningkakan keteram- Berdasarkan beberapa pendapat
pilan proses pemecahan masalah Mate- yang telah dikemukakan, penulis me-
matika dan seberapa tinggi peningka- nyimpulkan bahwa matematika meru-
tan keterampilan proses pemecahan pakan suatu pelajaran yang tersusun
masalah matematika dan hasil belajar secara beraturan, logis, berjenjang dari
siswa tersebut bisa tercapai. yang paling mudah hingga ke paling
KAJIAN PUSTAKA rumit. Sedangkan pembelajaran mate-
Hakikat Matematika dan Pembela- matika pada hakikatnya adalah proses
jaran Matematika yang sengaja dirancang dengan tujuan
Depdiknas (2006) menjelaskan untuk menciptakan suasana lingkungan
bahwa hakikat matematika merupakan memungkinkan seseorang (siswa) me-
“bahan kajian yang memiliki konsep laksanakan kegiatan belajar matemati-
15
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
ka, dan proses tersebut berpusat pada masalah dan mengkomunikasikan ide
guru mengajar matematika. Pembela- atau gagasan dengan menggunakan
jaran matematika seharusnya mampu simbol, tabel, diagram, dan media lain.
menanamkan konsep matematika seca- Pendekatan pemecahan masalah
ra jelas, tepat dan akurat kepada siswa merupakan fokus dalam pembelajaran
sesuai dengan jenjang kelasnya. matematika yang mencakup masalah
Tentang hakikat Matematika ini, tertutup dengan solusi tunggal, masa-
lebih lanjut lampiran Permendiknas lah terbuka dengan solusi tidak
No. 22 Tahun 2006, menjelaskan bah- tunggal, dan masalah dengan berbagai
wa Matematika merupakan ilmu uni- cara penyelesaian. Untuk meningkat-
versal yang mendasari perkembangan kan kemampuan memecahkan masalah
tekno- logi modern, mempunyai peran perlu dikembangkan keterampilan
penting dalam berbagai disiplin dan memahami masalah, membuat model
mema- jukan daya pikir manusia matematika, menyelesaikan masalah,
(Depdiknas, 2006). Perkembangan dan menafsirkan solusinya.
pesat teknologi informasi dan komu- Pembelajaran matematika hen-
nikasi dewasa ini dilandasi oleh daknya dimulai dengan pengenalan
perkembangan matematika di bidang masalah yang sesuai dengan situasi
teori bilangan, aljabar, analisis, teori (contextual problem). Dengan menga-
peluang dan matematika diskrit. Untuk jukan masalah kontekstual, peserta
menguasai dan mencipta teknologi di didik secara bertahap dibimbing untuk
masa depan diperlukan penguasaan menguasai konsep matematika. Untuk
matematika yang kuat sejak dini. Mata meningkatkan keefektifan pembelaja-
pelajaran Matematika perlu diberikan ran, sekolah diharapkan menggunakan
kepada semua peserta didik mulai dari teknologi informasi dan komunikasi
sekolah dasar untuk membekali peserta seperti komputer, alat peraga, atau
didik dengan kemampuan berpikir media lainnya.
logis, analitis, sistematis, kritis, dan Melihat hakikat dan karakterisik
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. pembelajaran matematika seperti telah
Kompetensi tersebut diperlukan agar diuraikan diatas, maka para guru perlu
peserta didik dapat memiliki kemam- mempertimbangkan rancangan tentang
puan memperoleh, mengelola, dan me- keterampilan proses pemecahan masa-
manfaatkan informasi untuk bertahan lah matematika, memberikan pengala-
hidup pada keadaan yang selalu man autentik pada siswa, menggu-
berubah, tidak pasti, dan kompetitif. nakan model yang dapat meningkatkan
Selain itu dimaksudkan pula untuk keterampilan proses misalnya PBL dan
mengembangkan kemampuan menggu- merancang penilaian yang dapat
nakan matematika dalam pemecahan mengukur proses keterangan secara
16
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
17
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
mengampu mata pelajaran Matematika didik untuk belajar. Model PBL dila-
adalah seberapa tinggi tingkat pema- kukan dengan pemberian rangsangan
haman terhadap hakikat dan karakteris- berupa masalah-masalah yang kemu-
tik Matematika, dimensi-dimensi Ma- dian dilakukan pemecahan masalah
tematika dan konsisten dalam me- oleh peserta didik yang diharapkan
milih model pembelajaran yang tepat. dapat menambah keterampilan peserta
Apabila tantangan ini dijawab dengan didik dalam pencapaian materi pembe-
tepat, maka dimensi-dimensi Matema- lajaran. Lebih lanjut Permendikbud
tika, yaitu Keterampilan proses peme- (2014), menjelaskan bahwa langkah-
cahan masalah matematika, dan hasil langkah atau sintak model PBL meli-
belajar siswa dapat ditingkatkan. puti orientasi permasalahan, pengor-
ganisasian atau perancangan kegiatan
Model Pembelajaran Problem Based
penyelidikan, melakukan penyelidikan
Learning (PBL)
untuk memecahkan masalah, mempre-
Menurut Slameto (2011:7) Model
sentasikan hasil penyelidikan, dan
PBL merupakan model pembelajaran
mengevaluasi proses pemecahan masa-
model pembelajaran yang melatih dan
lah. Dalam model pembelajaran PBL,
mengembangkan kemampuan untuk
berawal dari guru mengajukan masalah
menyelesaikan masalah yang berorien-
autentik ataupun mengorientasikan sis-
tasi pada masalah autentik dari
wa kepada masalah. Selanjutnya, akan
kehidupan aktual siswa, untuk merang-
memfasilitasi penyelidikan pada saat
sang kemampuan berpikir tingkat
eksperimen/pengamatan,memfasilitasi
tinggi.
dialog antara siswa, juga mendukung
Senada dengan Slameto, Hosnan
proses belajar siswa.
(2014: 295) mengemukakan bahwa
PBL merupakan pembelajaran,
Model Problem PBL merupakan model
penyelidikan autentik, kerja sama dan
pembelajaran dengan pendekatan pem-
menghasilkan karya serta peragaan
belajaran siswa pada masalah autentik
sehingga pembelajaran tidak hanya
sehingga siswa dapat menyusun
pada perolehan yang menggunakan
sendiri, menumbuhkan kembangkan
masalah autentik yang tidak terstruktur
keterampilan yang lebih tinggi dan
dan bersifat terbuka dalam mengem-
inquiry, memandirikan siswa dan
bangkan keterampilan menyelesaikan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri.
masalah dan berpikir kritis dan
Simpulan ini senada dengan
membangun pengetahuan baru. Ber-
ketentuan dalam Kemendikbud (2014),
kaitan dengan hakikat dan langkah-
yang menyatakan bahwa Model PBL
langkah PBL ini, Aisyah (2011:7)
merupakan sebuah pendekatan pembe-
menyebutkan keunggulan model PBL
lajaran yang menyajikan masalah kon-
berikut: 1) memungkinkan siswa
tekstual sehingga merangsang peserta
18
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
19
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
Tujuan dari Model Problem Based dekatan saintifik dan kegiatan orientasi
Learning (PBL) untuk membantu permasalahan dalam PBL. Kegiatan
siswa memperoleh pengalaman dan pengorganisasian atau perancangan ke-
mengubah pengetahuan, keterampilan, giatan penyelidikan dalam sintak PBL
dan nilai atau norma sebagai pengen- merupakan kegiatan yang relevan
dali sikap dan prilaku siswa. dengan kegiatan menghitung, mengu-
Mencermati uraian tentang kete- kur, mengklasifikasi, menemukan hu-
rampilan proses pemecahan masa- lah, bungan, dan memprediksi. Kegiatan
sintak PBL dan potensi PBL seperti di melakukan penyelidikan dalam lang-
atas, sebenarnya dapat disepadankan kah PBL berhubungan dengan kegiatan
dengan keterampilan proses ilmiah melaksanakan penelitian serta me-
dalam pendekatan saintifik. Langkah ngumpulkan, menganalisis dan meng-
orientasi permasalahan dilakukan interpretasikan data dalam keteram-
dengan cara mengamati permasalahan pilan proses pemecahan masalah
dalam pembelajaran matematika. matematika. Aktivitas mempresentasi-
Kegiatan menanya sejalan dengan kan dan mengevaluasi hasil penye-
aktivitas pengorganisasian atau peran- lidikan sejalan dengan kegiatan meng-
cangan kegiatan penyelidikan dengan komunikasikan dalam keterampilan
merumuskan permasalahan penelitian. proses pemecahan masalah matema-
Kegiatan pembelajaran dengan mela- tika.
kukan penyelidikan untuk memecah- Dalam penelitian PTK ini lima
kan masalah dalam sintak PBL relevan pembelajaran didesain berdasarkan sin-
dengan mengumpulkan informasi dan tak dari PBL dan komponen-komponen
mengasosiasikan. Kegiatan mempre- keterampilan proses pemecahan masa-
sentasikan hasil penyelidikan dan me- lah matematika menjadi obyek amatan
ngevaluasi proses pemecahan masalah dalam proses pembelajaran.
merupakan kegiatan yang relevan
Penilaian Autentik
dengan kegiatan mengkomunikasikan
Menurut Endang Poerwanti
dalam pendekatan saintifik.
(2008:3) Penilaian autentik atau peni-
Kesepadanan sintak PBL dengan
laian alternatif merupakan upaya mem-
keterampilan proses ilmiah dalam
perbaiki dan melengkapi tes, sehingga
pendekatan saintifik nampaknya juga
penilaian hasil belajar tidak hanya
relevan dengan keterampilan proses
berhubungan dengan hasil akhir tetapi
pemecahan masalah dalam pembe-
merupakan bagian penting dalam
lajaran matematika. Kegiatan menga-
proses pembelajaran.
mati dalam proses keterampilan peme-
Berbeda dengan definisi Endang
cahan masalah matematika sejalan de-
Poerwanti, Hosnan (2014:387) mende-
ngan proses mengamati dalam pen-
finisikan penilaian autentik sebagai
20
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
21
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
22
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
Sumber data primer berasal dari hasil percobaan untuk menemukan rumus
pengukuran variabel penelitian tinda- debit, volume dan waktu (item no. 3, 5,
kan kelas berikut: 1) skor hasil belajar dan 8) menghitung besar debit (item
siswa sebagai cerminan dari pengua- no. 2, 4, 6,7, 9, dan 10).
saan konsep matematika, 2) skor ting- Analisis data yang digunakan
kat keterampilan proses pemecahan adalah teknik analisis deskriptif
masalah. Sumber data sekunder berasal komparatif. Data kuantitatif yang
dari hasil pengamatan teman sejawat diperoleh di deskripsikan dalam bentuk
terhadap aktivitas pembelajaran, yang kata-kata atau penjelasan. Baik data
terdiri dari: 1) tingkat aktivitas guru yang diperoleh dari hasil tes siswa.
dan 2) tingkat aktivitas siswa dalam Rubik keterampilan proses siswa.
pembelajaran. Selanjutkan dilakukan komparasi data
Teknik pengumpulan data dalam setiap siklus untuk memastikan ada
penelitian ini menggunakan teknik tes tidaknya peningkatan hasil belajar
dan non tes. Instrumen non tes berupa: siswa, peningkatan keterampilan pro-
1) instrumen pengumpulan data hasil ses pemecahan masalah matematika.
belajar Matematika meng- gunakan test Sebagai tolok ukur keberhasilan
hasil belajar, 2) instrumen pengumpu- pelaksanaan penelitian tindakan kelas
lan data mengenai keterampilan proses ini ditetapkan indikator kinerja sebagi
pemecahan masalah menggunakan berikut: 1) Persentase jumlah siswa
rubik keterampilan proses pemecahan yang mencapai KKM sebesar 50%
masalah. Kisi-kisi instrumen pengu- untuk siklus 1, dan siklus 2 sebesar
kuran keterampilan proses pemecahan 75%; 2) meningkatnya keterampilan
masalah mencakup mencakup 10 item proses sains minimal sebesar 20%
dari 10 komponen, yaitu komponen untuk setiap siklus.
keterampilan mengamati (item no. 5), Prosedur PTK ini terdiri dari
mengihitung (item no. 3), mengukur (no. empat tahapan yang saling terkait
7), mengklasifikasi (item no. 1), dan berkesinambungan, yaitu perenca-
menemukan hubungan (no. 9), membuat naan (planning), tindakan (action),
prediksi (item no. 6), melaksanakan observasi (observe), serta refleksi
penelitian (item no 10.), mengumpulkan (reflect). (Ditjen Dikti, 1999:25).
dan menganalisa data (item no. 4),
menginterpretasikan data (item no. 2), HASIL DAN PEMBAHASAN
mengkomunikasikan hasil (item no. 8). Deskripsi Hasil Tiap Siklus dan
Kisi-kisi instrumen pengukuran hasil Antar Siklus
belajar Matematika mencakup 10 item Setelah melakukan analisa terha-
soal, terdiri dari: menjelaskan penger- dap data yang diperoleh dari dua siklus
tian debit (item no. 1), melakukan yang dilaksanakan, maka dapat disim-
23
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
Dari data dalam Tabel 4.9 Kenaikan mean hasil belajar dan
diatas, diperoleh temuan: a) pada persentase jumlah ketuntasan belajar
kondisi awal, rata-rata tingkat keteram- siswa dirangkum dalam Gambar 1.
pilan proses pemecahan masalah mate- Dari Gambar 1 diperoleh data berikut:
matika siswa baru mencapai 23,62 a) pada kondisi awal, mean hasil
(skor maksimal ideal 40); b) pada belajar baru 40, sedangkan persentase
siklus 1, rata-rata tingkat keterampilan jumlah siswa yang mencapai KKM
proses pemecahan masalah matematika hanya 23,07% (3 siswa); b) pada siklus
siswa mencapai 28,54. Capaian ini 1, mean hasil belajar menjadi 62,31
menunjukkan peningkatan keterampi- dan persentase meningkat menjadi
lan sebesar 20,83%; c) pada siklus 2, 53,84% (7 siswa); c) pada siklus 2,
rata-rata keterampilan proses pemeca- mean hasil belajar meningkat menjadi
han masalah matematika mencapai 75,38 dan persentase jumlah siswa
35,46. Data ini menunjukkan pening- yang mencapai KKM meningkat
katan keterampilan proses sains menjadi 84,61% (11 siswa)
sebesar 23,55%.
24
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
25
Peningkatan Keterampilan Proses Pemecahan Masalah Dan Hasil Belajar Matematika
Menggunakan Model PBL (Sri Giarti)
DAFTAR PUSTAKA
26
Scholaria, Vol. 4, No. 3, September 2014: 13-27
27