Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

MENINGKATKAN KETRAMPILAN HIGHER ORDER THINKING


SKILL’S (HOTS) SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (PBL) DALAM MATERI PERBANDINGAN
TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA SIKU-SIKU

Oleh:
MUHAMMAD HABIBI
14.1.01.05.0012

Dibimbing oleh :
1. Drs. Darsono, M.Kom
2. Ika Santia, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
TAHUN 2019
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

JUDUL

MENINGKATKAN KETRAMPILAN HIGHER ORDER THINKING


SKILL’S (HOTS) SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH (PBL) DALAM MATERI PERBANDINGAN
TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA SIKU – SIKU
MUHAMMAD HABIBI
14.1.01.05.0012
FKIP – Pend. Matematika
Drs. Darsono, M.Kom
Ika Santia, M.Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya Higher Order Thinking Skill’s (HOTS) siswa
yang disebabkan oleh pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan sebagian besar siswa belum
terbiasa menyelesaikan soal – soal yang menuntut penggunaan Higher Order Thinking Skill’s (HOTS).
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran berbasis
masalah (PBL) pada materi perbandingan trigonometri pada segitiga siku – siku dalam upaya
meningkatkan High Order of Thinking Skill (HOTS) siswa SMK PGRI 2 Kediri (2) Mengetahui ada
tidaknya peningkatan High Order of Thinking Skill (HOTS) siswa SMK PGRI 2 Kediri pada materi
perbandingan trigonometri pada segitiga siku – siku setelah menggunakan model pembelajaran PBL.
Penelitian dilakukan di SMK PGRI 2 Kediri tahun ajaran 2018/2019. Menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif dengan subjek penelitian kelas X Multimedia 1. Metode
pengumpulan data menggunakan metode observasi dan tes. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dilanjutkan uji paired sample t-test menggunakan bantuan SPSS Versi 23 for
Windows.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa
persentase observasi aktivitas guru selama 3 pertemuan yaitu 73,3%, 80% dan 86,6% maka diperoleh
rata – rata persentase aspek yang dilakukan oleh guru yaitu 79,9% dengan kategori baik dan
mengalami peningkatan pada tiap pertemuannya. Dan hasil observasi aktivitas siswa selama 3
pertemuan yaitu 75%, 80% dan 75% maka diperoleh rata – rata aspek yang dilakukan siswa yaitu
76,6% dengan kategori baik (2) Berdasarkan hasil analisis uji paired sample t-test menggunakan
bantuan SPSS Versi 23 for Windows dan uji hipotesis yang menunjukkan bahwa ( )< α
= 0,05 yaitu 0,000 < α = 0,05, maka H a diterima dan H0, artinya Ada peningkatan High Order of
Thinking Skill (HOTS) siswa SMK PGRI 2 Kediri dalam materi perbandingan trigonometri pada
segitiga siku – siku setelah menggunakan model pembelajaran PBL. Dan dari statistik, rata – rata
HOTS siswa setelah penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBL) juga mengalami peningkatan
pada tes awal dan tes akhir yaitu 43,05 menjadi 46, 05.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan beberapa hal yaitu: (1) Bagi siswa,
hendaknya ikut berperan aktif dalam mengembangkan HOTS ketika kegiatan pembelajaran di dalam
kelas.(2) Bagi guru, peran guru sebagai motivator dan fasilitator lebih ditingkatkan agara siswa ikut
aktif dalam pembelajaran matematika dikelas. (3) Bagi peneliti lain,agar peneliti atau calon peneliti
dapat meneruskan atau mengembangkan penelitian ini untuk variabel-variabel lain yang sejenis.

KATA KUNCI : Higher Order Thinking Skill’s (HOTS), Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBL)

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

I. LATAR BELAKANG pemikiran yang melibatkan analisis,


Matematika merupakan evaluasi, dan mencipta (Anderson &
pelajaran yang dapat melatih siswa Krathwohl, 2001).
dalam meningkatkan cara berpikir Higher Order Thinking Skills
kritis, logis, dan kreatif. (HOTS) atau keterampilan berpikir
Oleh karena itu, kemampuan tingkat tinggi siswa indonesia masih
berpikir merupakan kemampuan relatif rendah, hal ini dapat dilihat
yang penting dalam mata dari hasil survei PISA tahun 2009
pembelajaran matematika. “Fokus menunjukkan skor rata-rata
utama tujuan pembelajaran Indonesia sebesar 371 di bawah rata-
matematika dan tuntutan kurikulum rata skor internasional sebesar 496
adalah mengembangkan higher order dengan peringkat 61 dari 65 negara
thinking skills (HOTS) siswa” (Wardhani & Rumiati, 2011).
(Susanto & Retnawati, 2016). Menurut PISA, sebaiknya guru
Higher Order Thinking Skills mengarahkan siswanya untuk
(HOTS) atau keterampilan berpikir berpikir tingkat tinggi.
tingkat tinggi ditandai dengan Melihat pentingnya
beberapa indikator. Higher Order ketrampilan berpikir tingkat tinggi
Thinking Skills (HOTS) atau dalam pembelajaran di Indonesia,
keterampilan berpikir tingkat tinggi maka peningkatan mutu
ditandai dengan beberapa indikator. pembelajaran di Indonesia harus
Resnick (1992) mengemukakan ciri- selalu di upayakan. Terutama pada
ciri berpikir tingkat tinggi yaitu jenjang sekolah menengah atas, baik
bersifat non-algorithmic, cenderung itu SMA, MA, ataupun SMK.
kompleks, menghasilkan banyak Berdasarkan usia pada
solusi, melibatkan nuanced jenjang sekolah menengah atas, Pada
judgement, menerapkan multiple- usia 11 tahun , kemampuan kognitif
criterion, melibatkan ketidakpastian, anak memasuki ranah C5
melibatkan kemandirian dalam (mengevaluasi/menilai) dan C6
proses berpikir, melibatkan imposing (menciptakan) sedangkan pada usia
meaning, dan penyelesaian masalah 12 tahun ke atas masuk pada ranah
dengan penuh usaha. Sedangkan kognitif C5 (mengevaluasi/menilai)
dalam taksonomi Bloom yang dan C6 (mencipta) yang lebih baik
direvisi, ciri HOTS ditandai dengan (Bujuri, 2018) Oleh sebab itu,

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

kemampuan berpikir yang diperlukan dalam menyelesaikan soal


pada jenjang sekolah menengah atas perbandingan trigonometri pada
merupakan Higher Order Thinking segitiga siku – siku masih relatif
Skills (HOTS). rendah.
Jenjang sekolah menengah Rendahnya ketrampilan
atas terdapat berbagai macam mata berpikir dapat disebabkan 1) proses
pelajaran yang menuntut penggunaan belajar mengajar masih didominasi
HOTS. Begitu pula pada mata oleh guru, 2) pembelajaran kurang
pelajaran matematika. Matematika di berorientasi pada kemampuan
kelas X SMA/SMK terdiri dari berpikir tingkat tinggi 3) pertanyaan
beberapa materi, salah satunya yang diberikan guru berorientasi
adalah perbandingan trigonometri pada jenjang kognitif C1 sampai C3
pada segitiga siku – siku yang (Kawuwung, 2017).
menuntut siswa untuk menghafal, Oleh karena itu, dalam upaya
memahami, dan mengaitkan rumus – meningkatkan HOTS siswa
rumus yang saling berhubungan diperlukan strategi pembelajaran
membuat siswa kesulitan. Oleh yang baik, dimulai dari pemilihan
karena itu HOTS siswa yang model pembelajaran yang digunkan
meliputi analisis, evaluasi, mencipta dalam kelas.
sangat dibutuhkan untuk Berbagai macam model
menyelesaikan masalah pembelajaran telah dikembangkan
perbandingan trigonometri pada untuk memaksimalkan daya nyaman
segitiga siku – siku. siswa dalam belajar dan
Berdasarkan atas observasi mengembangkan keterampilan
yang dilakukan peneliti dan berpikir mereka, salah satu model
wawancara dengan salah satu guru yang ditawarkan dalam kurikulum
mata pelajaran matematika di SMK 2013 adalah model pembelajaran
PGRI 2 Kediri yaitu Bapak Moh. Problem Based Learning (PBL)
Andi Widodo, M.Pd, diketahui (Suwarsi, Mukti, & Prabowo, 2018).
bahwa proses pembelajaran yang Senada dengan pendapat tersebut,
dilakukan guru masih bersifat menurut (Jailani & Retnawati, 2017)
konvensional serta kemampuan pemanfaatan perangkat pembelajaran
berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa berbasis masalah efektif untuk

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

meningkatkan HOTS dan meningkatkan HOTS siswa karena


pembelajaran berbasis masalah lebih kesesuaian antara indikator HOTS
baik dibandingkan dengan yang melibatkan analisis, sintesis,
pembelajaran langsung untuk dan mencipta dengan sintaks dalam
meningkatkan HOTS. pembelajaran PBL, Sehingga
Menurut Sumartini (2015), diharapkan PBL dapat meningkatkan
Pembelajaran berbasis masalah HOTS siswa dalam materi
merupakan Pembelajaran yang perbandingan trigonometri pada
menuntut aktivitas mental siswa segitiga siku – siku.
secara optimal dalam belajar berpikir
Berdasarkan latar belakang di
kritis, keterampilan pemecahan
atas, penelitian ini bertujuan untuk
masalah, dan memperoleh
mendeskripsikan dan meningkatkan
pengetahuan mengenai esensi dari
ketrampilan berpikir tingkat tinggi
materi pelajaran dalam memahami
(HOTS) siswa melalui
suatu konsep, prinsip, dan
pembelajaran berbasis masalah
keterampilan matematis siswa
(PBL) pada siswa SMK PGRI 2
berbentuk ill-stucture atau open-
Kediri tahun ajaran 2018/2019
ended melalui stimulus.
dalam materi perbandingan
Bakri (2009),
trigonometri pada segitiga siku –
mengungkapkan bahwa langkah-
siku.
langkah PBL yaitu: tahap pertama
II. METODE
orientasi siswa pada masalah, tahap
kedua mengorganisasikan siswa Pendekatan penelitian yang
untuk belajar, tahap ketiga digunakan adalah penelitian
membimbing penyelidikan individu kuantitatif. Dengan teknik
dan kelompok, tahap keempat penelitian deskriptif dan
mengembangkan dan menyajikan komparatif. Teknik deskriptif
hasil karya, dan tahap yang terakhir bertujuan untuk mengetahui
adalah menganalisis dan aktivitas guru dan siswa selama
mengevaluasi proses pemecahan proses pembelajaran dengan model
masalah. PBL. Sedangkan teknik komparatif
Alasan peneliti memilih digunakan untuk membandingkan
model PBL dalam upaya hasil tes awal dan hasil tes akhir

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan menggunakan uji paired


(HOTS) siswa dengan sample t Test.
menggunakan model pembelajaran III. HASIL DAN KESIMPULAN
PBL. Berdasarkan analisis data yang
Adapun teknik pengambilan telah dilakukan, dapat digunakan untuk
sampel yang digunakan adalah menjawab rumusan masalah yaitu:
Sampling Purposive. Menurut 1. Pelaksanaan model pembelajaran
Sugiyono (2008: 124) “Sampling berbasis masalah (PBL) dalam
purposive adalah teknik penentuan materi perbandingan trigonometri
sampel dengan pertimbangan pada segitiga siku – siku dalam
tertentu”. Sampel dalam penelitian upaya meningkatkan High Order of
ini adalah kelas X multimedia 1 Thinking Skill (HOTS) siswa SMK
yang berjumlah 36 siswa atas saran PGRI 2 Kediri berdasarkan analisis
guru dengan pertimbangan bahwa deskriptif observasi siswa dan guru
kelas tersebut memiliki tingkat dengan bantuan pengamat, diperoleh
kecerdasan yang relatif sama. bahwa pelaksanaan model PBL
Berdasarkan keadaan yang berjalan dengan baik.
diteliti tentang “Meningkatkan Aktivitas guru dalam
Ketrampilan Higher Order pembelajaran dengan model
Thinking Skill’s (HOTS) Siswa pembelajaran berbasis masalah
Melalui Model Pembelajaran (PBL) sudah berjalan baik dan
Berbasis Masalah (PBL) Dalam mengalami peningkatan tiap
Materi perbandingan trigonometri pertemuannya karena aspek inti pada
pada segitiga siku – siku” maka pembelajaran berbasis masalah
dalam penelitian ini, peneliti (PBL) yang sudah dilakukan guru
menggunakan beberapa instrumen, pada pertemuan I diperoleh
yaitu : lembar observasi aktivitas persentase sebesar 73,3% dengan
guru, lembar observasi aktivitas kategori cukup baik, pada pertemuan
siswa, lembar tes HOTS (awal dan II sebesar 80% dengan kategori baik,
akhir). dan pada pertemuan IV sebesar
Dengan teknik analisis data 86,6% dengan kategori sangat baik.
yaitu : teknik analisisis diskriptif Sehingga diperoleh rata – rata
dan analisi statistik inferensial aktivitas guru dalam 3 pertemuan

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

yaitu 79,9% dengan kategori baik. 2. Peningkatan High Order of Thinking


Ini berarti bahwa kinerja guru sudah Skill (HOTS) siswa SMK PGRI 2
memenuhi langkah-langkah dalam Kediri dalam materi perbandingan
lembar observasi aktivitas guru. trigonometri pada segitiga siku –
Sedangkan untuk aktivitas siku setelah menggunakan model
siswa dalam pembelajaran dengan pembelajaran PBL dapat diketahui
model pembelajaran berbasis berdasarkan hasil analisis melalui uji
masalah (PBL) sudah berjalan baik Paired Sample t Test.
karena aspek inti pada pembelajaran Dari uji Paired Sample t Test
berbasis masalah (PBL) yang sudah pada tabel 4.15 diketahui bahwa nilai
dilakukan pada pertemuan I ( )< α = 0,05 yaitu
diperoleh persentase sebesar 75%
0,000 < α = 0,05, maka Ha diterima
dengan kategori cukup baik, pada
dan H0 ditolak. Jadi ada peningkatan
pertemuan II diperoleh persentase
High Order of Thinking Skill (HOTS)
sebesar 80% dengan kategori baik
siswa SMK PGRI 2 Kediri dalam
dan pada pertemuan IV diperoleh
materi perbandingan trigonometri
persentase aktivitas siswa sebesar
pada segitiga siku – siku setelah
75% dengan kategori baik. Sehingga
menggunakan model pembelajaran
rata – rata aktivitas siswa untuk 3
PBL.
pertemuan yaitu 76,6% dengan
Peningkatan High Order of
kategori baik. Hal ini berarti bahwa
Thinking Skill (HOTS) siswa setelah
proses pembelajaran dapat diterima
menggunakan model pembelajaran
siswa dengan baik.
PBL juga dapat dilihat dari statistik
Hasil tersebut sejalan dengan
pada tabel 4.17 yang menunjukan
penelitian Jayanti dkk., (2016) yang
bahwa rata – rata skor HOTS siswa
menyatakan bahwa kemampuan guru
mengalami peningkatan antara tes
dalam mengelola pembelajaran
awal dan tes akhir, yaitu 43,05
problem based learning melalui
menjadi 46, 05.
metode POE pada materi Suhu dan
Hasil tersebut sejalan dengan
Kalor di kelas X3 SMA N 1 Sungkai
hasil penelitian suwarsi (2018),
Jaya sangat baik dan aktivitas peserta
dengan membiasakan siswa
didik dikatakan aktif dengan rata-rata
berlatih soal HOT melalui
persentase 81,106.
Permainan Kartu Soal dalam

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

pembelajaran PBL dapat yang lebih baik terhadap


meningkatkan keterampilan HOTS kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa kelas VIIIG SMPN 9 peserta didik dari pada model
Semarang. Kemudian Jailani dan pembelajaran langsung melalui
Retnawati (2016) yang menyatakan metode ceramah.
bahwa Uji Asumsi Homogenitas IV. DAFTAR PUSTAKA
Varians dan Uji-t dengan uji Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R.
Levene, diproleh rerata (2001). A Taxonomy for Learning,
Teaching, and Assessing: A Revision
keterampilan berpikir tingkat tinggi of Bloom’s Taxonomy of Educational
pada kelompok eksperimen lebih Objectives, Abridged Edition. White
Plains, NY: Longman.
tinggi dibandingkan kelompok
kontrol. Karena diperoleh 2Sig = Bakri, H. (2009). Peningkatan Minat
Belajar Praktek Menggulung Trafo
0,016 < 0,05, dapat disimpulkan melalui Pendekatan Pembelajaran
bahwa rerata keterampilan berpikir Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) pada Siswa SMK Negeri 3
tingkat tinggi pada kelompok Makassar. Jurnal Medtek, 1(1), 6–7.
eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Bujuri, D. A. (2018). Analisis
Perkembangan Kognitif Anak Usia
Hal ini menunjukkan bahwa Dasar dan Implikasinya dalam
pembelajaran berbasis masalah Kegiatan Belajar Mengajar, IX(1),
37–50.
lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran langsung. Dan Jailani, J., & Retnawati, H. (2017).
Keefektifan Pemanfaatan Perangkat
diperkuat dengan hasil dari Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
penelitian Jayanti dkk., (2016) Meningkatkan HOTS dan Karakter
Siswa. Jurnal Pendidikan Dan
menunjukkan bahwa t tabel dengan Pembelajaran (JPP), 23(2), 111–123.
α=0,05 dan dk=56 adalah 2,010,
Jayanti, R. D., Romlah, R., & Saregar, A.
sedangkan thitung yang diperoleh (2016). Efektivitas Pembelajaran
adalah 8,7051. Nilai t hitung > ttabel. Fisika Model Problem Based
Learning (PBL) melalui Metode POE
Hal ini berarti t hitung terletak pada terhadap Kemampuan Berpikir
daerah penerimaan hipotesis (Ha). Tingkat Tinggi Peserta Didik. In
Seminar Nasional Pendidikan (208–
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan 214).
bahwa model Problem Based
Kawuwung, F. R. (2017). Pengaruh
Learning (PBL) melalui metode Pembelajaran Numbered Heads
POE dapat memberikan pengaruh Together terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Biologi Peserta Didik
Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – Pend. Matematika || 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

SMA Negeri 1 Wori di Kabupaten Susanto, E., & Retnawati, H. (2016).


Minahasa Utara. Jurnal Pendidikan Perangkat Pembelajaran Matematika
Biologi, 6(1). Bercirikan PBL untuk
Mengembangkan HOTS Siswa SMA.
Resnick, L. B. (1992). Education and Jurnal Riset Pendidikan Matematika,
Learning to Think, Washington, DC: 3(2), 189.
National Academy.
Suwarsi, Mukti, Z., & Prabowo, A. (2018).
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Meningkatkan Keterampilan HOTS
Pendidikan:(Pendekatan Kuantitatif, Siswa melalui Permainan Kartu Soal
Kualitatif dan R & D). Alfabeta. dalam Pembelajaran PBL. Prosiding
Seminar Nasional Matematika, 1,
Sumartini, T. S. (2015). Peningkatan 248–255.
Kemampuan Penalaran Matematis
Siswa melalui Pembelajaran Berbasis Wardhani, & Rumiati. (2011). Instrumen
Masalah. Mosharafa: Jurnal Penilaian Hasil Belajar Matematika
Pendidikan Matematika, 4(1), 1–10. Smp: Belajar dari PISA dan TIMSS.

Muhammad Habibi | 14.1.01.05.0012 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pend. Matematika || 9||

Anda mungkin juga menyukai