COOPERATIVE LEARNING DAN ANALISIS SIKAP DALAM UPAYA MEMPERBAIKI TINGKAT BELAJAR SISWA SMK SEBAGAI SARANA PENINGKATAN KUALITAS
LULUSAN SMK
(STUDI KASUS SISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 MALAKA JAKARTA-UTARA )
Diajukan oleh :
Fakultas Teknik
NIM : 5215077552
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik.
Proposal ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah MKPE. Dalam
penyusunan proposal ini penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan maupun pengalaman, namun
berkat bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
baik.
Dengan rasa tulus dan kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
2. Bpk. Dr. Bambang Dharmaputra, M.Pd yang saya hormati, terima kasih atas bimbingannya.
3. Teman-teman yang saya sayangi, terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
4. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu sehingga
proposal penelitian ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari bentuk sempurna, tetapi penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi serta bagi para pembaca yang
budiman. Segala kritik serta saran akan penulis jadikan masukan yang sangat berarti dan
bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan sedang mengalami krisis, perubahan-perubahan
yang
cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang harus
dijawab oleh
dunia pendidikan. Jika praktik-praktik pengajaran dan pendidikan
di Indonesia
tidak dirubah, bangsa Indonesia akan ketinggalan oleh negara-
negara lain.
Pada abad ini, praktik-praktik pembelajaran dan pendidikan di
sekolahsekolah
perlu diperbaharui. Peranan dunia pendidikan dalam
mempersiapkan
anak didik agar optimal dalam kehidupan bermasyarakat, maka
proses dan
model pembelajaran perlu terus diperbaharui.
Upaya pembaharuan proses tersebut, terletak pada tanggung
jawab guru,
bagaimana pembelajaran yang disampaikan dapat dipahami oleh
anak didik
secara benar. Dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan
sampai
sejauh guru dapat menggunakan metode dan model pembelajaran
dengan baik.
Model pembelajaran itu banyak macamnya, setiap model
pembelajaran sangat
ditentukan oleh tujuan pembelajaran dan kemampuan guru dalam
mengelola
proses pengajaran.
IPTEK sebagai suatu pertanda perkembangan intelegensi manusia,
Teknologi juga merupakan salah satu cara mengembangkan cara
berpikir
oleh karena itu pengenalan teknologi dan penerapannya sangat
diperlukan baik untuk kehidupan seharihari
maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Sehingga IPTEK perlu
dibekalkan pada peserta didik sejak usia dini.
Namun mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran
Computer , masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat
pendidikan Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh
ini,
Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan
bawah.
Hasil tes Trends in International Mathematics and Sciences Study
(TIMSS) tahun 2003 menunjukkan bahwa kemampuan matematika
anak
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
Sedangkan hasil penelitian TIMMS yang dilakukan oleh Frederick K.
S.
Leung pada tahun 2003, jumlah jam pengajaran SMK di Indonesia
jauh
Lebih sedikit dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu
tahun, siswa
Namun, hasil penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21
Desember
2006 itu menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah
kedua negara
tersebut. Prestasi siswa Indonesia hanya menembus skor rata-
rata
411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605
(400= rendah,
475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Waktu
yang
dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan
prestasi yang
diraih. Hal ini terjadi karena ada sesuatu dengan metode
pengajaran
SMK di negara ini.
Dari data-data di atas sudah saatnya guru SMK membuka
paradigma baru dalam pola pengajaran di kelas. Dimana
BELAJAR yang selama ini dianggap yangmembosankan dan
menakutkan berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan dan
mengasyikkan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
mengaitkan antara pengembangan diri dengan proses
pembelajaran dikelas
melalui pengalaman-pengalaman belajar yang inovatif, menantang
dan
menyenangkan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi
kepentingan
untuk mengkolaborasikan pengembangan diri di dalam proses
pembelajaran
adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Ide
penting
dalam pembelajaran kooperatif adalah membelajarkan kepada
siswa
keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat
penting bagi
siswa, karena pada dunia kerja sebagian besar dilakukan secara
kelompok.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model
pembelajaran
yaitu siswa belajar dalam kelompok kecil yang heterogen dan
dikelompokkan
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi dalam setiap
kelompok
terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah, sedang, dan
tinggi. Dalam
menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan membantu
untuk
memahami bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah
satu teman
belum menguasai bahan pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran
akan mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa
belajar tidak selalu membosankan. Guru hanya sebagai fasilitator
untuk
membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan
untuk
memindahkan pengetahuan. Melalui pembelajaran kooperatif siswa
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan motivasi
dalam
belajar matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, hal-hal yang akan dibahas pada
karya
tulis ini adalah
1. Mengapa Cooperative Learning perlu dilaksanakan dalam setiap
mata pelajaran ?
2. Bagaimana pelaksanaan Cooperative Learning dalam setiap
mata pelajaran ?
3. Apa kelebihan dan kelemahan Cooperative Learning dalam
setiap mata pelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Dari permasalahan-permasalahan diatas, maka tujuan penulisan
karya
tulis ini adalah
1. Untuk menjelaskan pentingnya Cooperative Learning dalam
setiap mata
pelajaran.
2. Untuk menjelaskan mengenai pelaksanaan Cooperative Learning
dalam
Setiap mata pelajaran .
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
3. Untuk menjelaskan kelebihan dan kekurangan Cooperative
Learning
Dalam setiap mata pelajaran .
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Bagi siswa
karya tulis ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, meningkatkan keaktivan siswa,
mengembangkan jiwa kerja sama saling menguntungkan,
menghargai satu
sama lain, membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan
masalahmasalah
matematika serta sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
b. Bagi penulis
Karya tulis ini dapat digunakan untuk Menambah pengetahuan dan
pengalaman.
c. Bagi guru
Karya tulis ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan pembelajaran dikelas.
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cooperative Learning
1. Pengertian Cooperative Learning
Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang
menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat
kemampuan
akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil
(Saptono,
2003:32). Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan
khusus agar
dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti
menjelaskan
kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman,
berdiskusi
dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah,
dan
sebagainya.
Agar terlaksana dengan baik strategi ini dilengkapi dengan LKS
yang berisi tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan siswa.
Selama
bekerja dalam kelompok, setiap anggota kelompok berkesempatan
untuk
mengemukakan pendapatnya dan memberikan respon terhadap
pendapat
temannya. Setelah menyelesaikan tugas kelompok, masing-masing
menyajikan hasil pekerjaannya didepan kelas untuk didiskusikan
dengan
seluruh siswa.
pendidik dan anggota masyarakat yang lain. Guru sebagai pendidik bertugas
memperkuat motivasi belajar selama minimum 9 tahun pada usia wajib
hayat.
b. Kemampuan siswa
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
tersebut yang aman, tentram, tertib dan indah maka semangat dan motivasi
puluhan atau ratusan siswa. Sebagai pendidik, guru dapat memilil dan
memilah yang baik. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik
sebagai berikut:
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
itu guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau
proyek.
4. Kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru
menantang.
faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari, oleh karena itu
belajar.
yang mendorong dan ada yang menghambat kegiatan belajar. Oleh karena
itu guru yang lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa dapat
yang dialaminya.
ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa
yang mereka tidak mengerti. (2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi
siswa. (3) Guru memecahkan hal-hal yang sukar. (4) Guru mengajarkan
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
(6) Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya. (7) Guru
memiliki cita-cita diberikan kepada siswa yang berasal dari semua lapisan
masyarakat.
kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik (siswa) yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara
(3) pengetahuan teknologi sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif, dan (4)
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi
optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam
METODE PENULISAN
Pada penulisan karya ilmiah ini penulis menggunakan kajian pustaka dan
literatur yang relevan dan terkait dengan pemecahan permasalahan karya tulis
ini.
karya tulis ini, maka penulis mencoba untuk mengkaji, menganalisa, dan
dikemukakan diatas.
BAB IV
PEMBAHASAN
tingkat berpikir yang lebih tingi selama dan setelah diskusi dalam kooperatif
materi yang dipelajari siswa melekat untuk periode waktu yang lebih lama.
belajar lebih banyak dari satu teman ke teman yang lain diantara siswa
1. Hasil akademik
kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial ini , siswa
tertentu.
2. Penerimaan terhadap perbedaan individu
adalah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya, kelas
meningkatkan daya nalar dan daya pikir anak serta dapat mengurangi
kegiatan menghafal. Anak dapat merasakan bahwa berpikir lebih baik dari
hubungan kerjasama antar teman memacu anak untuk semakin maju dan
bekerja keras dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat
untuk mendapatkan seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.
B. PELAKSANAAN COOPERATIVE LEARNING PADA MATA
Fase 1
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
memotivasi siswa
Fase 2
Menyajikan informasi
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar
Fase 4
Fase 5
Evaluasi
Fase 6
Memberikan penghargaan
masing-masing kelompok
sebagai berikut:
1. Persiapan materi
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
dimana terdapat nilai individu dan nilai kelompok. Meskipun siswa bekerja
individu dalam waktu 45 menit sampai 60 menit. Pada saat evaluasi ini siswa
skor tes terdahulu dengan skor tes terakhir. Dengan cara ini setiap anggota
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
diatasnya
10
20
30
30
5 - 14
15 - 24
25 - 30
Hebat
Sangat hebat
C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN COOPERATIVE
LEARNING
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
b. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang
lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain
minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.
saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga
bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
d. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau
individu.
diminimalisirkan.
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Motivasi merupakan faktor yang ada pada diri individu. Hal ini menjadi
tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah, bahkan suatu ketika motivasi
tersebut hilang dari diri siswa. Oleh karena itu, perlu diterapkan
termotivasi untuk belajar dan berpikir. Namun tidak menutupkemungkinan kericuhan didalam kelas akan terjadi.
B. Saran
pembelajaran.
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
UNESA.
Cipta.
Erlangga.
Sujono. 1988. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta:
Depdikbud
_______
PPL UNNES.
http://www.pikiran- rakyat.com
http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/perdy_karuru.htm
http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0412/22/utama/1455421.htm
Dokumentasi By = http://luarsekolah.blogspot.com