Anda di halaman 1dari 140

PERBEDAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

MENGGUNAKAN SEVIMA EDLINK DENGAN PEMBELAJARAN


DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK SMK NEGERI 7 MALANG

SKRIPSI

OLEH
ERDA SEPTYA SARI
NIM 170533628532

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
DESEMBER 2022
PERBEDAAN PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING
MENGGUNAKAN SEVIMA EDLINK DENGAN PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK SMK NEGERI 7 MALANG

SKRIPSI
diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam
menyelesaikan program
Sarjana Pendidikan Teknik
Informatika

Oleh
Erda Septya Sari
170533628532

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
DESEMBER 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi oleh Erda Septya Sari ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir Syaad Pathmantara, M.Pd.


NIP. 196207031991031001

Pembimbing II

Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd.


NIP. 198902022014042001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Erda Septya Sari ini telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 20 Desember 2022.

Dewan Penguji

Dr. Hary Suswanto, S.T., M.T. Ketua


NIP. 197011072000121001

Prof. Dr. Ir Syaad Pathmantara, M.Pd. Anggota


NIP. 196207031991031001

Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd. Anggota


NIP. 198902022014042001

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Departemen Teknik Elektro

Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T. Dr. Ir. Triyanna Widiyaningtyas ,


M.T.
NIP: 196508121991031005 NIP. 197412152008122002

iii
LEMBAR KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Erda Septya Sari
NIM : 170533628532
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro/Pendidikan Teknik Informatika
Fakultas/Program : Teknik/S1
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi baik sebagai atau
seluruhnya.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 12 Desember 2022


Yang membuat pernyataan

Erda Septya Sari

iv
RINGKASAN

Sari, Erda Septya. 2022. Perbedaan Pembelajaran Blended Learning


Menggunakan Sevima Edlink dengan Pembelajaran Discovery Learning
terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik SMK Negeri 7 Malang.
Skripsi. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Malang. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Ir Syaad Pathmantara, M.Pd. (2) Dila
Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: Blended Learning, Sevima Edlink, Motivasi Belajar, Hasil Belajar,
Komputer Jaringan Dasar
E-Learning merupakan suatu inovasi yang bermanfaat pada proses
pembelajaran, dengan menggunakan E-Learning membuat materi atau
bahan ajar yang akan disampaikan pada peserta didik menjadi lebih menarik
dan dinamis. Selain pemanfaatan E-Learning proses pembelajaran perlu
didukung dengan adanya model pembelajaran. Model pembelajaran
Blended Learning dirasa cocok digunakan untuk pembelajaran dengan
memanfaatkan teknologi didalamnya.
Dengan model pembelajaran Blended Learning menggunakan kelas
virtual Sevima Edlink diharapkan dapat menjadi salah satu inovasi dalam
pelaksanaan pembelajaran yang cocok pada kelas X TKJ di SMK Negeri 7
Malan. Sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman
peserta didik pada mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar.
Prosedur penelitian ini menggunakan Pre-Experimental Design
dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest Design. Objek
penelitian ini adalah peserta didik TKJ X SMK Negeri 7 Malang yang
terdiri dari 2 kelompok pada pembelajaran tahun 2022/2023. Metode
pengumpulan data dengan menggunakan angket dan soal pretest posttest.
Metode analisis instrumental menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
Metode pengujian prasyarat analisis menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas dan uji hipotesis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adanya perbedaan model pembelajaran Blended Learning
dengan menggunakan media kelas virtual Sevima Edlink dan model
pembelajaran Discovery Learning terhadap motivasi dan hasil belajar.
Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan yang pada
motivasi belajar pada kelas eksperimen sebesar 55,11 lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 41,61. Sedangkan pada hasil
pemahaman peserta didik menunjukkan adanya perbedaan yaitu kelas
eksperimen sebesar 61,64 lebih tinggi dari kelas kontrol sebesar 56,47.

v
SUMMARY

Sari, Erda Septya. 2022. Differences in Blended Learning Using Sevima Edlink
with Discovery Learning on Motivation and Learning Outcomes of Students
in SMK Negeri 7 Malang. Skripsi. Electrical engineering major. Faculty of
Engineering, State University of Malang. Advisors: (1) Prof. Dr. Ir Syaad
Pathmantara, M.Pd. (2) Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd.
Keywords: Blended Learning, Sevima Edlink, Learning Motivation, Learning
Outcome, Basic Computer Network
E-Learning is an innovation that is useful in the learning process,
using E-Learning makes teaching material or materials that will be delivered
to students more interesting and dynamic. In addition to using E-Learning,
the learning process needs to be supported by a learning model. The
Blended Learning learning model is considered suitable for learning by
utilizing the technology in it.
With the Blended Learning learning model using the Sevima Edlink
virtual class, it is hoped that it can become one of the innovations in
implementing suitable learning in class X TKJ at SMK Negeri 7 Malan. So
that it can increase the learning motivation and understanding of students in
the subject of Computers and Basic Networks.
The research procedure Pre-Experimental Design with a One Group
Pretest Posttest Design. The object of this study were TKJ X students at
SMK Negeri 7 Malang which consisted of 2 groups in the 2022/2023
learning year. The data collection method uses a questionnaire and pretest-
posttest questions. Instrumental analysis method using validity and
reliability test. The analytical prerequisite testing method uses the normality
test, homogeneity test and hypothesis testing. This research aims to find out
the difference between the blended learning model using the Sevima Edlink
virtual class media and the Discovery Learning learning model on students'
motivation and learning outcome.
The results of data analysis showed that there was a difference in
learning motivation in the experimental class of 55.11 which was higher
than that of the control class, namely 41.61. Meanwhile, the results of
students' understanding showed that there was a difference, namely the
experimental class was 61.64 higher than the control class, which was
56.47.

vi
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia
rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
umatnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridha-
Nya penulis diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul Perbedaan Model Pembelajaran
Blended Learning Menggunakan Kelas Virtual Sevima Edlink dengan
Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Motivasi Belajar dan
Pemahaman Peserta Didik pada Mata Pelajaran Komputer dan Jaringan
Dasar Kelas X Di SMK Negeri 7 Malang.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak mengalami
hambatan dan rintangan. Namun berkat bimbingan, bantuan, dukungan,
serta semangat dari banyak pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah mendukung dan berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus,
apresiasi dan terimakasih tersebut saya sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Malang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
2. Dr. Ir. Triyanna Widiyaningtyas, M.T., Ketua Departemen Teknik Elektro
yang telah memberikan bantuan pelayanan dalam memperlancar
penyelesaian skripsi.
3. Azhar Ahmad Smaragdina, S.Pd, M.Pd, Koordinator Prodi S1 Pendidikan
Teknik Informatika yang telah memberikan pelayanan dengan sabar dan
memberikan informasi yang bermanfaat untuk memperlancar penyelesaian
skripsi.
4. Prof. Dr. Ir Syaad Pathmantara, M.Pd. selaku Pembimbing Pertama yang
telah bersedia meluangkan waktu serta memberikan bimbingan, arahan, dan
saran dalam penyusunan skripsi.

vii
5. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Kedua yang telah
bersedia meluangkan waktu serta memberikan bimbingan, arahan, dan saran
dalam penyusunan skripsi.
6. Kedua orang tua saya, yang telah memberikan kasih sayang, doa dan
semangat yang mengiringi setiap langkah penulis untuk mengerjakan
skripsi.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berperan
dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga segala bentuk bantuan, motivasi, saran dan bimbingan yang


telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan terbaik dari Allah
SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tentu
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bertujuan untuk membangun untuk
penulis.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 29 November 2022

Penulis

Erda
Septya Sari

viii
DAFTAR ISI

RINGKASAN..........................................................................................................v
SUMMARY............................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................................5
E. Manfaat Penelitian........................................................................................6
F. Asumsi Penelitian.........................................................................................7
G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian................................................7
1. Ruang Lingkup..........................................................................................7
2. Keterbatasan Penelitian.............................................................................8
H. Definisi Operasional.....................................................................................8
1. Blended Learning......................................................................................8
2. Sevima Edlink...........................................................................................8
3. Motivasi belajar.........................................................................................9
4. Discovery Learning...................................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................10
A. Blended Learning........................................................................................10
B. Sevima Edlink.............................................................................................12
1. Pengertian Sevima Edlink.......................................................................12
2. Fitur-fitur yang dimiliki Sevima Edlink...................................................13
3. Kelebihan dan Kelemahan Sevima Edlink..............................................18
C. Motivasi Belajar..........................................................................................18
D. Discovery Learning.....................................................................................21
E. Desain Penelitian.........................................................................................22
F. Populasi dan Sampel...................................................................................23

ix
G. Hipotesis......................................................................................................24
H. Uji Validitas................................................................................................24
I. Uji Reliabilitas............................................................................................25
J. Uji Prasyarat................................................................................................26
K. Penelitian Yang Relevan.............................................................................27
L. Kerangka Berpikir.......................................................................................29
BAB III..................................................................................................................30
METODE PENELITIAN.......................................................................................30
A. Rancangan Penelitian..................................................................................30
B. Variabel Penelitian......................................................................................32
C. Populasi dan Sampel...................................................................................32
D. Instumen Penelitian.....................................................................................33
1. Instrumen Perlakuan................................................................................33
2. Instrumen Pengukuran.............................................................................34
E. Uji Coba Instrumen Penelitian....................................................................38
1. Uji Validitas Instrumen Pembelajaran....................................................38
2. Uji Coba instrumen Motivasi Belajar......................................................39
3. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar...........................................................40
M. Langkah-langkah Penelitian....................................................................42
1) Tahap Awal.............................................................................................42
2) Tahap Pelaksanaan..................................................................................43
3) Tahap Akhir.............................................................................................43
N. Analisis Hasil Penelitian.............................................................................43
1. Analisis Deskriptif...................................................................................43
2. Uji Prasyarat Analisis..............................................................................44
BAB IV..................................................................................................................48
HASIL PENELITIAN............................................................................................48
A. Hasil Uji Coba Instrumen...........................................................................48
1. Hasil Uji Validitas Instrumen.....................................................................48
2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen..................................................................50
B. Uji Prasyarat Analisis..................................................................................51
1. Uji Normalitas Data....................................................................................51
2. Uji Homogenitas Data.................................................................................52
3. Uji Hipotesis Data.......................................................................................53

x
C. Deskriptif Data............................................................................................56
1. Data Motivasi Belajar..............................................................................56
2. Data Hasil Belajar...................................................................................59
BAB V....................................................................................................................65
PEMBAHASAN....................................................................................................65
A. Perbedaan Model Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Kelas
Virtual Sevima Edlink dan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Motivasi Belajar.................................................................................................65
B. Perbedaan Model Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Kelas
Virtual Sevima Edlink dan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Hasil belajar Peserta didik pada Komputer dan Jaringan Dasar........................67
BAB VI..................................................................................................................68
PENUTUP..............................................................................................................69
A. Kesimpulan.................................................................................................69
B. Saran............................................................................................................69
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................71

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian............................................................................31


Tabel 3. 2 Metode Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...............31
Tabel 3. 3 Kisi-kisi Motivasi Belajar Peserta Didik..............................................35
Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Soal Pemahaman Konsep......................................................37
Tabel 3. 5 Kriteria Validitas Instrumen.................................................................38
Tabel 3. 6 Kualifikasi Penilaian Validitas Isi Instrumen Motivasi Belajar...........39
Tabel 3. 7 Kriteria Validitas Isi Instrumen Motivasi Belajar.................................39
Tabel 3. 9 Kualifikasi Penilaian Validitas Isi Instrumen Pemahaman (Pretest-
Posttest)..................................................................................................................40
Tabel 3. 10 Kriteria Validitas Isi Instrumen Pemahaman (Pretest-Posttest)..........41
Tabel 3. 13 Kriteria Reliabilitas Instrumen............................................................42
Tabel 3. 14 Kategori Skor Ideal.............................................................................44
Tabel 3. 15 Rentang Kategori Motivasi Belajar....................................................44
Tabel 3. 16 Rentang Kategori Hasil Belajar..........................................................44
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas SIlabus....................................................................48
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...........48
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Modul Pembelajaran..............................................49
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)....................49
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Soal Pretest Posttest...............................................49
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi................................................49
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Soal Pretest-Posttest...............................................49
Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi................................................50
Tabel 4. 9 Hasil Validitas Kuesioner Motivasi......................................................50
Tabel 4. 10 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest-Posttest.........................................50
Tabel 4. 11 Hasil Reliabilitas Kuesioner Motivasi................................................51
Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar.....................................................51
Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar...............................................52
Tabel 4. 14 Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif..............................................52
Tabel 4. 15 Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar............................................53
Tabel 4. 16 Hasil Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar.......................................55
Tabel 4. 17 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Peserta Didik (Ranah Kognitif).....56
Tabel 4. 18 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Kelas Eksperimen 1 dan Kelas
Eksperimen 2..........................................................................................................57
Tabel 4. 19 Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Eksperimen 2...............................................................................................58
Tabel 4. 20 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Pretest) Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Eksperimen 2...............................................................................................59
Tabel 4. 21 Deskripsi Statistik Kemampuan Awal................................................60
Tabel 4. 22 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Posttest) Kelas Eksperimen 1 dan
Kelas Eksperimen 2...............................................................................................62
Tabel 4. 23 Deskripsi Statistik Kemampuan Akhir...............................................63

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Fitur Forum Diskusi..........................................................................13


Gambar 2. 2 Fitur Berbagi.....................................................................................14
Gambar 2. 3 Fitur Tugas dalam Kelas...................................................................14
Gambar 2. 4 Fitur Info...........................................................................................14
Gambar 2. 5 Fitur Survey.......................................................................................15
Gambar 2. 6 Fitur Kelas Umum.............................................................................15
Gambar 2. 7 Fitur Timeline....................................................................................16
Gambar 2. 8 Fitur Anggota....................................................................................16
Gambar 2. 9 Fitur Laporan.....................................................................................17
Gambar 2. 10 Fitur Obrolan...................................................................................17
Gambar 2. 11 Fitur Jelajah.....................................................................................18
Gambar 2. 12 Kerangka Berpikir...........................................................................29
Gambar 4. 1 Grafik Perbandingan Rata-rata Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 1
dan Kelas Eksperimen 2.........................................................................................58
Gambar 4. 2 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar (Pretest) Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2..................................................................61
Gambar 4. 3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar (Posttest) Kelas
Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2..................................................................64

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkup pendidikan tengah mengalami perkembangan pesat
sejalan dengan berkembangnya teknologi. .informasi. dan komunikasi. di
kehidupan sehari-hari pada abad. ke-21 yang sudah terbilang canggih.
Mukhadis mendefinisikan abad ke-21 merupakan abad pengetahuan,
dimana setiap hal yang berhubungan dnegan pemenuhan kebutuhan hidup
didasari dengan pengetahuan. Beberapa hal yang erat kaitannya dengan
pengembangan berbantuan pengetahuan diantaranya pendidikan
(knowledge bassssed education), pemberdayaan masyarakat (knowledge
based. social empowering), ekonomi (knowledge based economic), serta
industri (knowledge based industry) (Wijaya dkk., 2016). Dengan adanya
kemajuan teknologi abad ke-21 ini dunia pendidikan harus mempersiapkan
jdhdsha didik ntuk menghadapi kemajuan teknologi salah satunya dengan
memperbaiki kualitas pendidikan mengikuti perkembangan teknologi yang
ada.
Menurut Wijaya, Sudjimat and Nyoto (2016) Pendidikan menjadi
tumpuan sangat penting pada abad 21 ini, karena tuntutan terhadap peserta
peserta didik saat ini harus mendalami keterampilan. meemanfaatkan
teknology komunikasi, keterampilan dalam belajar dan berinovasi, serta
memiliki keterampilan dalam bekerja (life skills). Hal tersebut hendaknya
dilatihkan oleh pengajar kepada peserta didik pada setiap mata pelajaran
yang ada. Untuk memembantu pemanfaatan teknologi pada proses belajar
Komputer dan Jaringan Dasar sudah banyak dilakukan karena memang
berhubungan langsung dengan teknologi. Selain itu pemanfaatan teknologi
dapat dibantu dengan memanfaatkan Electronic Learning saat
pembelajaran berlangsung.
Pemanfaatan .E-learning dalam proses pembelajaran merupakan
inovasi untuk mempermudah penyampaian materi pembelajaran serta
penunjang perubahan dalam kompetensi siswa (Hartanto, 2016).

1
2

Pemanfaatan E-Learning terhadap siswa mampu mendukung


meningkatkan jiwa eksplorasi, nantinya siswa tidak hanya terfokus dalam
pemahaman materi, namun juga meningkatkan motivasi dan kreativitas
peserta didik. Penggunaan E-Learning juga membantu bahan ajar atau
materi menjadi lebih menarik dan dinamis menyesuaikan kebutuhan
peserta didik. E-Learning juga membantu pembelajaran untuk lebih
bervariasi, sehingga pembelajaran tidak hanya dilakukan secara
konvensional tatap muka, tetapi proses belajar dapat dilakukan kapanpun
dan dimanapun peserta didik dan pendidik berada.
Selain pemanfaatan E-Learning proses pembelajaran perlu
didukung dengan adanya model pembelajaran. Blended Learning dapat
menjadi alternatif model pembelajaran yang dirasa cocok dimanfaatkan
untuk membantu sebuah proses belajar berbantuan teknologi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Wijaya, Sudjimat and Nyoto (2016) bahwa model
pmebelajaran Blended Learningdapat menggabungkan kelas konvensional
di kelas dengan pemanfaatan E-Learning, dengan hal ini maka siswa dapat
mendapatkan manfaat pembelajaran dikelas namun juga mendapatkan
keuntungan lebih dari pemanfaatan E-Learning.
Proses penelitian yang memanfaatkan model pembelajaran
Blended Learningini dilaksanakan berbantuan Sevima Edlink sebagai
pemanfaatan dalam proses pembelajaran. Diharapkan penggunaan E-
Learning mampu memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang lebih luas dan
juga bervariasi. Fasilitas yang disediakan setiap E-Learning yaitu dapat
memudahkan proses pembelajaran yang fleksibel kapanpun dimanapun
tanpa hambatan ruangan dan waktu. Selaras dengan pendapat Syarif
(2013), dijelaskan bahwa pemanfaatan E-learning saat proses belajar
termasuk ke dalam sebuah inovasi di bidang teknologi khususnya
pembelajaran yang menggabungkan komunikasi serta teknologi informasi
dengan materi berupa konten pelajaran. Sevima Edlink dapat menjadi salah
satu contoh dari E-Learning yang dapat membantu proses pembelajaran.
Sevima Edlink dapat diakses secara gratis melalui website dan aplikasi
android, fitur-fitur yang menunjang pembelajaran yaitu, schedule
3

reminder yang digunakan untuk memberikan notifikasi jadwal


pembelajaran, kemudian terdapat grup-grup akademik yang dapat diikuti
secara gratis, selain itu juga terdapat fitur online discussion untuk
berdiskusi dengan pengajar dan peserta didik, juga terdapat artikel-artikel
mengenai dunia pendidikan, dan juga terdapat fitur berbagi data atau file
dengan teman dalam forum.
Berdasarkan kegiatan KPL (Kajian Praktik Lapangan) dan
pemaparan dari guru pengajar si SMK Negeri 7 Malang, didapatkan
bahwa peserta didik ketika diberikan tugas sering terjadi keterlambatan
dalam mengumpulkan tugas, selain itu adanya plagiasi antar peserta didik
pada tugas yang sudah dikumpulkan dan ketika peserta didik diberikan
pertanyaan hanya kurang lebih 10% siswa yang mampu menjawab
beberapa pertanyaan yang disuguhkan oleh guru. Hal tersebut termasuk
indikator yang diperhatikan sebagai kurangnaya pemahaman peserta didik
terhadap materi pembelajaran. Selain itu terdapat kendala ketika proses
pembelajaran dimulai hanya sedikit peserta didik yang melaksanakan
presensi sesuai dengan arahan guru. Di sisi lain, siswa terpantau memiliki
tingkat keaktifan yanvg rendah dalam mengikuti proses belajar, sehingga
ini menjadi karakteristik yang menunjukkan pesera didik memiliki tingkat
motivasi belajar rendah karena kurangnya perhatian siswa terhadap
jalannya proses belajar.
Pembelajaran era pandemik di SMK Negeri 7 Malang ini
menggunakan Google Classroom kemudian oleh pengajar diberikan materi
dan tugas sesuai dengan materi yang disampaikan, kendala lain yang
terjadi yaitu peserta didik kurang fasilitas berupa kuota dan terkadang
ponsel bergantian dengan anggota keluarga lain, hal ini yang
menyebabkan jarang menggunakan platform untuk online meeting seperti
salah satunya Zoom atau Google Meeting. Dengan adanya kendala
tersebut pengajar kesulitan untuk melakukan monitoring kegiatan
pembelajaran jarak jauh dengan peserta didik.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti mencoba untuk
memberikan solusi terkait permasalahan pembelajaran materi Komputer
4

dan Jaringan Dasar pada SMK Negeri 7 Malang dengan memanfaatkan


proses belajar berbantuan model Blended Learningyang dirasa tepat
dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar yang mengkombinasikan
proses belajar secara bertemu langsung dengan model E-Learning. Hal ini
cocok digunakan karena pada masa ini selain mengikuti perkembangan
teknologi yang ada juga untuk melaksanakan pembelajaran di kala
pandemi yang sudah masuk era new normal. Seperti yang ditulis
(Bramasta, 2021) yang mneyatakan bahwa dengan pelaksanaan vaksinasi
oleh pendidik, tenaga pendidik, serta peserta didik, kegiatan belajar
dengan bertemu langsung secara terbatas dapat dilaknsakan pada awal
tahun ajaran baru yang dimulai bulan Juli. Diasamping itu Muhadjir dalam
(Bramasta, 2021) menyampaikan kebijakam pembelajaran tatap muka
terbatas berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada masa Pandemi
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Pembelajaran tatap muka ini akan
dilakukan dengan menerapkan protocol keseharan, dengan maksinal hanya
50% dari total siswa, untuk SMK dapat diikuti oleh maksimal 18 orang per
kelas.
Penggunaan media E-Learning dengan aplikasi Sevima Edlink
dirasa cocok digunakan untuk membantu proses pembelajaran berlangsung
dengan membuat kelas virtual pada Sevima Edlink. Fitur yang dapat
membuat pengajar memantau secara rinci peserta didik yang aktif pada
proses pembelajaran dengan E-Learning ini yaitu fitur laporan. Pada fitur
ini jika pengajar sudah membagikan materi pembelajaran, pengajar dapat
melihat peserta didik yang sudah mengunduh materi pembelajaran
tersebut. Selain itu jika materi pembelajaran berupa video pengajar dapat
melihat persentase peserta didik sudah melihat sejauh mana video tersebut,
persentase tersebut menunjukkan durasi peserta didik melihat video yang
telah dibagikan. Fitur laporan ini juga memudahkan pengajar jika
memberikan soal karena nilai akan langsung disajikan terhadap siswa yang
telah mengerjakan. Dengan adanya salah satu fitur tersebut pengajar dapat
5

melakukan penilaian afektif yang berkaitan dengan motivasi serta sikap


tindakan siswa pada proses belajar.
Berdasarkan uraian latar belakang serta pengalaman Kajian Praktik
Lapangan (KPL), peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Perbedaan Pembelajaran Blended Learning Menggunakan
Sevima Edlink Dengan Pembelajaran Discovery Learning Terhadap
Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik SMK Negeri 7 Malang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dirumuskan masalah yang
selanjutnya diteliti sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan pembelajaran Blended Learning menggunakan
Sevima Edlink memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan
pembelajaran Discovery Learning terhadap motivasi belajar?
2. Apakah penggunaan pembelajaran Blended Learning menggunakan
Sevima Edlink memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan
pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini berdasarkan hasil uraian rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui adanya perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery Learning
terhadap motivasi belajar peserta didik.
2. Mengetahui adanya perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery Learning
terhadap hasil belajar peserta didik.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian ini dilihat dari latar belakang dan
rumusan masalah sebagai berikut:
Ha1 Ada perbedaan pembelajaran Blended Learning menggunakan
Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery L
earning terhadap motivasi belajar.
6

Ha2 Ada perbedaan pembelajaran Blended Learning menggunakan


Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery Learning terhadap
hasil belajar peserta didik.

E. Manfaat Penelitian
Diharapkan dengan pelaksanaan penelitian ini, memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini memberikan dampak positif pada proses
belajar Komputer dan Jaringan Dasar dan dapat meningkatkan
pengetahuan baik untuk peneliti, pembaca, maupun seluruh pihak yang
terlibat.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis pada penelitian ini, sebagai berikut:
a. Bagi Universitas Negeri Malang
Dengan penelitian ini dapat menambah karya ilmiah selain itu juga
dapat digunakan untuk membantuk proses pembelajaran.
b. Bagi Peserta Didik
Penelitian dapat memberi pengalaman baru dalam proses belajar
mengajar khususnya pada subjek penelitian. Melalui pembelajaran
dengan model Blended Learning dan memanfaatkan media Sevima
Edlink memberikan variasi pembelajaran yang mampu membuat
membuat peserta didik lebih mandiri dalam belajar karena
pemnafaatan media yang menarik.
c. Bagi Pengajar
Dengan dilksanakannya penelitian ini dapat memberikan sudut
pandang baru dan digunakan sebagai referensi untuk melaksnakaan
proses belajar di kelas.
d. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai peneliti lain untuk
mencari informasi atau acuan penelitian yang berkaitan dengan
perbedaan model pembelajaran menggunakan kelas virtual Sevima
Edlink dan model pembelajaran Discovery Learning terhadap motivasi
7

belajar dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Komputer
dan Jaringan Dasar.

F. Asumsi Penelitian
Asumsi pada penelitian ini ada beberapa hal, diantaranya
dijabarkan dibawah ini:
1. Peserta didik menjawab pertanyaan dalam soal yang diberikan berdasarkan
hasil belajar dari masing-masing peserta didik.
2. Hasil pengambilan data berupa wawancara yang dilaksanakan dengan
bantuan pihak sekolah merupakan jawaban fakta.
3. Faktor pendukung diluar penerapan pembelajaran berbantuan model
Blended Learning menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dengan tujuan
untuk mengetahui motivasi serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar dianggap memiliki nilai konstan.

G. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian


Berdasarkan pemaparan masalah dan latar belakang, ruang lingkup
dan batasan dibutuhkan agar lebih memiliki arah dan fokus. Berikut ini
merupakan jabaran ruang lingkup serta keterbatasan dalam penelitian:

1. Ruang Lingkup
a. Penelitian ini memuat dua variabel diantaranya variabel bebas serta
variabel terikat. Variabel bebas diaplikasikan pada penggunaan model
Blended Learning berbantuan kelas virtual Sevima Edlink. Di sisi
lainnya variabel terikat diaplikasikan pada motivasi belajar dan hasil
belajar siswa.
b. Proses penelitian dilaksanakan melibatkan dua kelas Teknik
Komputer dan Jaringan dengan TKJ-satu sebagai kelas eksperimen 1
dan TKJ-dua sebagai kelas eksperimen 2 pada SMK Negeri 7 Malang.
c. Pada penelitian ini proses belajar kelas eksperimen 1 menggunakan
bantuan aplikasi berupa kelas virtual Sevima Edlink dngan
mengaplikasikan Blended Learning. Sedangkan kelas eksperimen 2
melaksanakan pembelajaran berbantuan model Discovery Learning.
8

d. Penelitian ini memiliki fokus materi pembelajaran yaitu Komputer dan


Jaringan Dasar.

2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian berfokus untuk menemukan perbedaan model
pemebelajaran Blended Learning dengan menggunakan kelas virtual
Sevima Edlink dibandingkan dengan menggunakan model Discovery.
Learning dan diterhadap motivasi. serta hasil penilaian siswa di
pembelajaran Komputer dan. Jaringan Dasar pada SMKN7 Malang.

H. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi perbedaan konsepsi dalam penelitian, dijabarakan
definisi operasional berikut ini:

1. Blended Learning
Model Blended Learning yaitu wujud koordinasi proses belajar
konvensional dengan proses belajar yang memiliki keterkaitan dengan
teknologi seperti dikenal dengan E-Learning. Blended Learning ini
memiliki banyak sekali kemudahan salah satunya yaitu membuat peserta
didik dapat belajar secara fleksibel kapanpun dimanapun karena
mengaitkan dengan E-Learning. Prinsip yang dimiliki model pembelajaran
Blended Learning yaitu mengintegrasikan model konvensional dan online
yang disesuaikan dengan tujuan dari pembelajaran.

2. Sevima Edlink
.Sevima delink. merupkan salah satu aplikasi. yang mampu
dimanfaatkan sebagai media. belajar menggunakan E-Learning. Sevima
edlink dapat diakses secara gratis melalui website dan juga aplikasi
android. Aplikasi ini mempermudah penggunaan kelas virtual karena
memiliki banyak menu dan fitur yang mampu mempermudah
pembelajaran berbasis online. Fitur Sevima Edlink terdapat beberapa yang
sama dengan fitur E-Learning lain tetapi terdapat perbedaan yaitu fitur
laporan yang dapat digunakan untuk melihat aktivitas siswa.
9

3. Motivasi belajar
Motivasi belajar memiliki pengaruh pada proses belajar sebagai
penggerak siswa untuk belajar sehingga dapat memberikan dampak positif
pada kegiatan belajar yang dapat menghasilkan tercapainya tujuan dari
pembelajaran. Apabila siswa melaksanakan belajar dengan keadaan penuh
termotivasi, dapat berdampak positif terhadap keseluruhan proses belajar
yang seperti siswa memiliki ketertarikan dalam pengetahuan baru,
memperhatikan penjelasan dari pengajar, serta memiliki strategi untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran.

4. Discovery Learning
Paradigma pembelajaran Discovery Learning menuntut siswa untuk
menyerap pengetahuan dan kemudian memahaminya sampai mereka dapat
menarik kesimpulan daripada langsung menyajikannya dengan barang
dalam bentuk jadi. Dengan memanfaatkan model pembelajaran Discovery
Learning, pembelajaran ditransformasikan dari keadaan pasif menjadi
aktif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Blended Learning
Menurut Rusman (2011) Blended Learning mengandung arti pola
pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran, atau penggabungan
antara satu pola dengan pola lainnya. Blended Learning adalah suatu
pembelajaran yang manggabungkan penerapan pembelajaran tradisional di
dalam kelas dengan pembelajaran online yang memanfaatkan teknologi
informasi (Usman, 2019). Berdasarkan pemaparan tersebut, Blended
Learning atau dalam Bahasa I ndonesia yaitu pola pembelajaran
campuran yang merupakan salah satu model pembelajaran di mana
prosesnya dilaksanakan dengan mencampurkan proses belajar tatap muka
dan dalam jaringan dengan teknologi modern.

Blended Learning dikembangkan dari kelemahan yang dimiliki proses


belajar bertatap muka dan dalam jaringan. Selain adanya kekurangan yang
kemudian dikembangkan menjadi Blended Learning yaitu karena adanya
keunggulan dari pembelajaran tatap muka dan online. Menurut Abdullah
(2018) karakteristik yang dimiliki model Blended Learning yaitu:

1. Proses belajar dengan bantuan gabungan model, gaya, serta berbagai


media dalam belajar dengan basis teknologi komunikasi.
2. Gabungan antara proses belajar online secara mandiri dengan
pembelajaran mandiri yang diawasi oleh guru secara langsung.
3. Proses belajar mengajar dilakukan menggunakan cara belajar, cara
penyampaian, serta gaya belajar mengajar yang efektif.
4. Orangtua memiliki peran penting dalam proses belajar yang berperan
sebagai motivator belajar anak. Di sisi lainnya, guru tetap berperan penting
yaitu sebagai fasilitator kebutuhan belajar siswa.
Menurut Carman (2005) dalam (Widiara, 2018) mengungkapkan
poin-poin penting dalam mengimplementasikan Blended Learning
diantaranya:

10
11

1) Live Event, merupakan proses langsung yang dilakukan dengan pertemuan


secara dengan waktu yang sama namun dapat dilakukan dengan
kondisional dengan tempat yang sama maupun berbeda atau lebih dikenal
dengan kelas virtual. Model ini juga bisa dipadukan teori behaviorisme,
kognitivisme, dan konstruktivisme.
2) Self-Paced Learning, merupakan proses belajar dengan menggabungkan
pembelajaran mendiri sehingga memungkinkan terbentuknya
pembelajaran yang fleksibel. Pembelajaran ini dengan menggunakan
bahan ajar berupa text-based maupun multimedia-based. Bahan ajar
tersebut disampaikan oleh pengajar dengan online.
3) Collaboration, dengan cara melakukan kombinasi diantara siswa beserta
pengajar maupun siswa dengan teman sebayanya. Kolaborasi ini
digunakan untuk lebih mendalami pengetahuan yang diterima selain itu
juga digunakan untuk melatih interaksi sosial.
4) Assessment, pengimplementasian Blended Learning ini juga tidak lepas
dari adanya penilaian. Penilaian di sini dapat berupa tes, non tes atau
portfolio. Selain itu juga perlu mempertimbangkan adanya komponen
penilaian disampaikan secara online maupun offline. Sehingga penilaian
ini lebih fleksible untuk dilakukan oleh peserta didik.
5) Performance support materials, untuk menjalankan proses belajar Blended
Learning perlu memperhatikan adanya sumber belajar yang dimanfaatkan
oleh siswa. Sumber belajar ini dapat berupa offline misalkan dalam DVD
atau MP3, sedangkan jika berupa online dapat dibantu dengan adanya
Learning Management System (LMS).

Selain karakteristik dan juga kunci untuk mengimplementasikan,


Blended Learning memiliki unsur-unsur, hal ini sejalan dengan
pemaparan Abdullah (2018) yaitu unsur dari Blended Learning sebagai
berikut: (1) pertemuan secara langsung di kelas; (2) Proses belajar secara
mandiri; (3) memanfaatkan beberapa aplikasi; (4) Kerja sama dan
tutorial; (5)Evaluasi.

Dari pemaparan unsur-unsur Blended Learning di atas pengajar atau


guru memiliki tugas sebagai fasilitator dan mediator. Guru memberikan
12

penjelasan dan menginstruksikan kepada siswa tentang penggunakan


aplikasi yang dimanfaatklan saat proses belajar mengajar. Disamping itu
pendidik memberikan penjelasan mengenai materi yang diajarkan, namun
dalam hal penugasan dan bahan materi kepada siswa diberikan melalui
perantara sebuah media.

Seluruh model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan


kekurangannya masing-masing, pemaparan dari Amin (2017) mengenai
kelebihan serta kekurangan dari Blended Learning dijabarkan sebagai
berikut: (1) Menghemat waktu; (2) menghemat biaya belajar; (3) proses
belajar dinilai lebih efisien dan efektif; (4) Kemudahan yang didapatkan
oleh peserta didik dalam mengakses materi; (5) Kemudahan peserta didik
dalam belajar sendiri; (6) Lebih mudah memanfaatkan materi yang
tersebar secara online; (7) Pembelajaran lebih fleksibel karen atidak
terikat waktu yang pakem, sehingga siswa dapat melakukan diskusi baik
sesama siswa maupun dnegan guru diluar jam belajar; (8) Memudahkan
pendidik dalam proses mengajar karena tidak perlu untuk datang ke
sekolah; (9) Dapat memperbaiki proses belajar dengan memberikan
materi pengayaan melalui internet; (10) jangkauan pembelajaran menjadi
lebih luas.

Sedangkan di bawah ini penjabaran kekurangan Blended Learning


sebagai berikut: (1) Pembelajaran tidak akan berjalan lancar apabila tidak
diukung dnegan fasilitas yang memadahi; (2) Perbedaan kemampuan
siswa dalam menyediakan fasilitas yang setara (3) kemampuan
pengaksesan internet berbeda tiap masing-masing siswa.

B. Sevima Edlink
1. Pengertian Sevima Edlink
Sevima Edlink adalah E-Learning pengembangan dari perusahaan
konsultan dan pengembangan PT Sentra Vidya Utama (SEVIMA) pada
tahun 2004. Untuk sekarang, kantor berada di Surabaya dan Jakarta,
dengan dukungan tenaga ahli yang berkompeten. Saat ini SEVIMA
13

berfokus pada Departemen Pendidikan dan Pemerintahan(Wibowo &


Rahmayanti, 2020).
Sevima Edlink adalah aplikasi dengan bantuan akses internet yang
dapat digunakan melalui smartphone dengan cara mengunduh aplikasi
androidnya dan dengan website sehingga dapat memudahkan guru untuk
membuat kelas virtual untuk peserta didik belajar secara online dan
fleksibel, sehingga lebih menghemat waktu belajar dan membantu kelas
untuk tetap fokus dan terorganisir serta memfasilitasi komunikasi antara
guru dan siswa.

2. Fitur-fitur yang dimiliki Sevima Edlink


Menurut Novandini (2018) Sevima Edlink memuat fitur untuk
membantu proses belajar pengajar secara online. Berikut fitur-fitur yang
terdapat pada Sevima Edlink:
a. Fitur Forum Diskusi
Fitur ini digunakan untuk melaksanakan diskusi antar teman
satu kelas atau dapat juga melakukan diskusi dengan mengikuti kelas
lain diluar kegiatan pembelajaran oleh guru disekolah. Seperti
contohnya ketika bergabung dengan kelas umum dengan cara mencari
sesuai kata kunci materi pembelajaran sehingga dapat berdiskusi
dengan siswa lain.

Gambar 2. 1 Fitur Forum Diskusi

b. Fitur Berbagi
Fitur berbagi di sini yaitu dalam hal berbagi materi
pembelajaran yang dapat dilakukan pendidik, disamping itu berbagi
14

penugasan atau kuis yang dilakukan pendidik atau berbagi informasi


lainnya.

Gambar 2. 2 Fitur Berbagi

c. Fitur Tugas dalam Kelas


Setelah bergabung dengan kelas yang yang dibentuk oleh
pendidik, peserta didik dapat melihat kemudian menyelesaikan
penugasan dari guru.

Gambar 2. 3 Fitur Tugas dalam Kelas

d. Fitur Info
Fitur info pada Sevima Edlink ini yaitu guru atau pengelola
kelas dapat memberikan informasi melalui fitur info ini, sehingga
informasi tersebut dapat diterima oleh peserta didik.
15

Gambar 2. 4 Fitur Info

e. Fitur Survei
Fitur survei ini dapat digunakan oleh guru jika diperlukan ketika
melakukan survei, misalnya ingin mengetahui mengenai cara
pembentukan kelompok apakah peserta didik lebih suka dengan secara
acak atau dengan membebaskan pserta didik untuk memilih teman
satu kelompok.

Gambar 2. 5 Fitur Survey

Selain fitur-fitur Sevima Edlink di atas terdapat fitur lain yaitu


sebagai berikut:

a) Fitur Kelas Umum


Fitur kelas umum ini dapat digunakan oleh peserta didik untuk
mengikuti kelas lain yang dapat diikuti secara umum berdasarkan
mata pelajaran atau topik pembahasan. Fitur ini dapat membantu
peserta didik untuk mendalami mengenai materi yang dipelajari atau
ingin mengikuti untuk menambah wawasan.

Gambar 2. 6 Fitur Kelas Umum


16

b) Fitur Timeline
Fitur timeline ini berisikan informasi atau berita mengenai dunia
pendidikan terbaru sehingga peserta didik dapat mengetahui informasi
atau berita terbaru dalam dunia pendidikan.

Gambar 2. 7 Fitur Timeline

c) Fitur Anggota
Fitur anggota ini digunakan oleh guru untuk mengetahui peserta
didik yang mengikuti kelas virtual yang telah dibuat, serta untuk
melihat permintaan gabung. Permintaan gabung ini digunakan oleh
guru untuk menyetujui atau memperbolehkan siswa yang akan masuk
pada kelas virtual yang dibuat, jadi kelas virtual yang dibuat ini dapat
difilter anggotanya hanya peserta didik yang memiliki pin yang dapat
bergabung.

Gambar 2. 8 Fitur Anggota

d) Fitur Laporan
Fitur laporan ini yang sangat bermanfaat untuk melihat keaktifan
peserta didik. Guru dapat melihat aktivitas siswa pada kelas virtual
yang telah dibuat, misalnya jika peserta didik dibekali materi maka
guru dapat melihat apakah siswa mengunduh file materi tersebut atau
17

tidak, selain itu jika guru memberikan materi berupa video dari
Youtube maka guru dapat melihat apakah peserta didik melihat video
tersebut atau tidak serta terdapat keteranggan berapa persen peserta
didik melihat video tersebut apabila peserta didik melompati video
juga dapat dilihat oleh guru. Pada intinya fitur laporan ini digunakan
untuk memonitor kegiatan siswa berdasarkan materi dan tugas yang
telah diberikan oleh guru.

Gambar 2. 9 Fitur Laporan

e) Fitur Obrolan
Fitur obrolan ini dapat dimanfaatkan untuk proses diskusi
bersama sesama teman yang berada pada kontaknya, obrolan ini
bersifat pribadi.

Gambar 2. 10 Fitur Obrolan

f) Fitur Jelajah
Fitur jelajah ini dapat digunkan untuk melihat kelas umum yang
direkomendasikan oleh Sevima Edlink yang bernama kelas merdeka
yang ditujukan untuk meningkatkan skill dan ilmu yang telah dimiliki
siswa. Selain itu pada fitur jelajah juga dapat digunakan untuk
mencari kelas umum yang dapat diikuti oleh peserta didik dengan cara
18

menulis keyword seperti topik bahasan materi. Kelas umum dan kelas
yang direkomendasikan oleh Sevima Edlink ini dapat diikuti secara
gratis.

Gambar 2. 11 Fitur Jelajah

3. Kelebihan dan Kelemahan Sevima Edlink


Kelebihan yang dimiliki Sevima Edlink yaitu seperti fitur-fitur yang
telah dijelaskan sebelumnya fitur-fitur tersebut dapat dimanfaatkan untuk
media belajar dalam proses belajar yang dilakukan secara online atau jarak
jauh. Dapat digunakan secara gratis untuk menggunakan fitur-fitur yang
telah dijelaskan di atas, selain itu Sevima Edlink dapat diakses
menggunakan Personal Computer, gadget berfitur android, ataupun iOS.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki Sevima Edlink yaitu terdapat
fitur yang dapat digunakan jika memiliki akun pro yaitu seperti membuat
live conference yang digunakan untuk membuat video conference, akun
pro ini didapat dengan cara berlangganan. Selain itu jika memiliki akun
pro akan mendapatkan ruang penyimpanan yang lebih besar sampai
250GB, dapat melakukan sinkronasi kelas unlimited, dan masih banyak
lainnya. Kekurangan lain yang dimiliki Sevima Edlink yaitu peserta didik
tidak dapat menambahkan gambar ataupun file yang lain pada kolom
komentar pada saat diskusi di kelas virtual yang telah dibuat.

C. Motivasi Belajar
Berasal dari kata motif yang juga diartikan daya penggerak dalam
seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan atau aktifitas dengan tujuan
tertentu (Masni, 2015). Sedangkan Sardiman (2011) berpendapat motivasi
belajar adalah merupakan hasrat dan dorongan yang berasal dari seseorang
19

untuk melaksanakan proses belajar untuk mendapatkan hasil akhir


tercapainya tujuan belajar. Sedangkan menurut Mendari and Kewal (2015)
motivasi adalah proses yang berasal dari internal seseorang yang memandu
dan mempertahankan sebuah perilaku secara konstan dalam jangka waktu
tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan sesuatu
yang dapat mendorong atau memberikan kekuatan untuk menggapai
sebuah tujuan. Sehingga motivasi belajar adalah kekuatan dan dorongan
setiap individu peserta didik untuk melaksanakan atau mengikuti proses
belajar hingga tercapai tujuan akhir yang dimiliki peserta didik.
Menurut Joko (2016) jenis-jenis motivasi dijabarkan dalam dua
titik sudut pandang berbeda, yaitu intrinsik dan ekstrinsik, berikut
penjelasannya:
1. Motivasi Intrinsik
Merupakan motivasi peserta didik dari dalam dirinya tanpa adanya
pengaruh dari luar pemikirannya. Sebagai contoh peserta didik memiliki
motivasi secara intrinsik yang terlihat dari aktivitas peserta didik dalam
menyelesaikan penugasan atau soal dari guru karena peserta didik
memiliki keinginan untuk memahami materi yang dipelajari.
2. Motivasi Ektrinsik
Merupakan kebalikan dari intrinsik yaitu motivasi yang dimiliki siswa
diluar pemikirannya. Sebagai contoh, siswa hanya akan melaksanakan
belajar jika memiliki motivasi dari pengaruh luar seperti guru memberikan
perhatian dan semangat kepada peserta didik agar dapat memotivasinya.
Motivasi belajar memiliki beberapa indikator yang nampak pada
setiap peserta didik seperti yang dipaparkan oleh Huda (2018) yaitu:
1) Memiliki ketekunan dalam menyelesaikan penugasan dari guru.
2) Ketekunan menghadapi kesusahan/kesulitan
3) Menyadari bahwa tidak bergantung pada dukungan diluar pemikirannya
untuk mendapatkan sebuah prestasi
4) Kemauan untuk memahami lebih dalam materi yang telah diberi
kepadanya
5) Berupaya untuk menjadi yang terbaik
20

6) Memiliki minat dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang


disuguhkan
7) Tertarik untuk selalu belajar, memiliki semangat tingi, tidak merasa bosan
menghadapi kegiatan rutin, serta mampu berargumen untuk
memertahankan pendapat
8) Memiliki dan menggapai tujuan jangka panjang
9) Memiliki ketertarikan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan
Namun terdapat beberapa faktor berpengaruh terhadap motivasi
belajar seperti yang disampaikan oleh Max Darsono (2000) dalam (Masni,
2015) sebagai berikut:
1. Cita-cita atau aspirasi
Faktor ini adalah salah satu target hingga tujuan dari setiap individu siswa.
target atau tujua tersebut tidak sama bagi setiap individu peserta didik.
2. Kemampuan
Kemampuan meliputi kecerdasan, pengamatan, perhatian dan daya pikir
analisis yang dimiliki oleh setiap individu peseta didik.
3. Kondisi
Yang dimaksud dengan kondisi yaitu kondisi fisik maupun psikologis.
Kedua kondisi tersebut dapat memengaruhi kegiatan peserta didik jika
terdapat gangguan.
4. Kondisi lingkungan
Kondisi di mana peserta didik tinggal.
5. Unsur dinamis pada proses belajar
Unsur - unsur meliputi emosi siswa, gairah dalam belajar, situasi belajar,
dan situasi yang ada pada keluarga. Yang dimaksud dengan dinamis yaitu
dapat berubah-ubah terkadang menjadi kuat terkadang menjadi lemah.
6. Cara mengajar
Cara mengajar setiap guru berbeda-beda seperti cara menyiapkan diri
sebelum proses mengajar, materi yang akan disampaikan, ketepatan dalam
waktu, interaksi sesama siswa dan lainnya.
Sardiman (2011) mengemukakan mengenai fungsi dari motivasi
dalam diri individu, sebagai berikut:
21

1) Sebagai pendorong dan penggerak individu untuk berbuat beberapa


kegiatan yang sedang dilaksanakan.
2) Mampu mengerti dan mennetukan arah dari perbuatan dan tujuan yang
akan dicapai.
3) Mampu menentukan perbuatan yang seharusnya dilaksankan sehingga
tercapai tujuan akhir dengan caramenyeleksi perbuatan yang tidak
mendukung untuk mencapai tujuan akhir.
Terdapat klasifikasi jenis motivasi ditinjau dari pembentukannya
menurut Sardiman (2011) sebagai berikut:
1) Cognitive motives
Motif ini berasal dari dalam diri individu, yang memiliki hubungan dengan
kepuasan individual.
2) Self-expression
Motif ini muncul dikarenakan keinginan dari seseorang untuk
mengaktualisasikan diri.
3) Self-enchancement
Bermula dari keinginan individu untuk mengaktualisasikan diri, kemudian
muncul suatu keinginan seseorang untuk meningkatkan kemajuan diri
dalam mencapai prestasi.
Motivasi belajar berperan penting saat proses pembelajaran
berlangsung sehingga dapat memengaruhi tujuan dari pembelajaran.
Apabila siswa mempunyai tujuan akhir dalam proses belajar maka semain
tinggi pula motivasinya, dan jika siswa mempunyai tingkat motivasi yang
tinggi akan berpengaruh pada aktivitas belajaranya.

D. Discovery Learning
KEMENDIKBUD (2012) memaparkan bahwa Discovery Learning
merupakan model pembelajaran yang membuat peserta didik tidak
langsung mendapatkan informasi atau materi dalam bentuk hasil final,
namun peserta didik diajak mencari informasi kemudian
mengorganisasikan sehingga peserta didik dapat menghasilkan
kesimpulan. Karakteristik yang dimiliki model pembelajaran Discovery
Learning yaitu pengajar hanya sebagai vasilitator kemudian peserta didik
22

diajarkan untuk memiliki responsibilitas besar untuk mencari informasi


sendiri.

Kelebihan model pembelajaran Discovery Learning seperti yang


dipaparkan oleh Nurrohmi et al (2017) yaitu pengetahuan atau informasi
yang diperoleh dengan penerapan model pembelajaran ini sangat personal
karena dapat memperkuat pemahaman dan ingatan. Dengan pencarian
informasi secara mandiri tersebut membuat informasi yang sudah
dipelajari akan lebih diingat siswa, sehingga mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.

Langkah-langkah pada proses pembelajaran dengan bantuan


Discovery Learning seperti pemaparan Nurrohmi et al (2017) yaitu (1)
guru memberikan stimulus melalui pertanyaan, sehingga peserta didik
dapat menggali informasi dengan bantuan membaca buku atau berselancar
di internet; (2) guru memberikan memberikan kesempatan pada siswa
untuk menemukan inti dari masalah; (3) guru memberikan siswa
kesempatan menggabungkan pengetahuan yang didapatkan dengan akar
permasalahan yang ada; (4) guru melakukan pengolahan data yang telah
diperoleh peserta didik; (5) guru melakukan verifikasi data atau
pemeriksaan untuk menghasilkan kesimpulan; (6) guru Bersama peserta
didik menarik kesimpulan.

E. Desain Penelitian
Desain eksperimental adalah kerangka kerja untuk melakukan
penelitian yang mencakup langkah-langkah dan variabel yang akan
digunakan setelah penelitian diatur dan ditentukan dengan baik.
Rancangan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design
menggunakan pendekatan Pre-Experimental. Penggunaan Pre-
Experimental dikarenakan terdapat pengaruh variabel luar terhadapt
variabel dependent. Jadi variabel dependen ini tidak dipengaruhi oleh
variabel independent, karena tida terdapat variabel kontrol dan pemilihan
sampel dengan cara random (Sugiyono, 2014). Berikut merupakan
penjabaran desain One Group Pretest-Posttest Design:
23

Gambar 2. 12 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Sumber: Sugiyono (2014)


Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
O2 = nilai posttest (sesudah diberi perlakuan)
Sehingg dapat dipahami bahwa sebelum adanya perlakuan khusus, siswa
diberi pre test untuk melihat hasil perlakuan yang akurat, karena dapat
melihat kondisi sebelum diberikan perlakuan.

F. Populasi. .dan Sampel..


1. Populasi
Populasi adalah suatu subjek dimana memiliki ciri dan kualitas
yang sesuai dengan ketetapan peneliti untuk dipelajari (Sugiyono,
2014). Seluruh jumlah subjek atau item studi dapat dianggap sebagai
populasi. Jika suatu penelitian mencakup semua komponen bidang
penelitian tertentu, maka penelitian tersebut dapat dipandang sebagai
penelitian populasi.
2. Sampel
Sampel adalah populasi yang telah disempurnakan dengan
menambahkan faktor-faktor tertentu ke bagian konstituen dari area
berpenduduk. Sampel pada hakekatnya adalah komponen dari
populasi yang mempertahankan kekhasan bagian-bagian
penyusunnya. Peneliti tidak mungkin mempelajari setiap komponen
jika populasi yang dimasukkan dalam penelitian terlalu besar. Waktu
penelitian yang tidak mencukupi, kekurangan staf, dan kurangnya
dana adalah kemungkinan penyebabnya. Mengurangi populasi
penelitian menjadi sampel adalah solusi yang jelas untuk masalah ini,
karena data yang dianalisis dari sampel mungkin sudah digunakan
untuk mewakili populasi. Akibatnya, sampel harus secara akurat
24

mencerminkan karakteristik populasi. Disamping itu, sampel


merupakan bagian dari total jumlah populasi yang memiliki beberapa
karakteristik (Sugiyono, 2014).

G. Hipotesis
Haipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan penelitian yang
telah dibuat dalam bentuk pertanyaan oleh peneliti (Sugiyono, 2014).
Statistik mendefinisikan hipotesis sebagai klaim tentang keadaan suatu
populasi yang kemudian dievaluasi berdasarkan informasi yang diperoleh
dari sampel penelitian untuk menentukan apakah itu benar atau tidak. Di
bawah ini merupakan hipotesis dalam penelitian ini:

H01: Tidak terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning


menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada motivasi belajar peserta didik.

Ha1: Terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning menggunakan


Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery Learning pada
motivasi belajar peserta didik.

H02: Tidak terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning


menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada hasil belajar peserta didik.

Ha2: Terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning menggunakan


Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery Learning pada hasil
belajar peserta didik.

Kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Apabila didapatkan nilai sig. (2-tailed) > 0.05(5%) maka H0 ditolak,


Ha diterima
2. Apabila didapatkan nilai sig. (2-tailed) < 0.05(5%) maka H0 diterima,
Ha ditolak
25

H. Uji Validitas
Uji validitas instrumen diperlukan untuk menentukan apakah suatu
pengukuran atau instrumen dapat diandalkan. Parameter yang
menunjukkan suatu alat penelitian valid, atau yang memiliki validitas
tinggi, dikenal sebagai validitas.

1. Uji Validitas Faktor


Jika terdapat kecocokan antara butir-butir yang disusun pada lebih
dari satu aspek dengan aspek lainnya, maka uji validitas faktor dapat
diukur. Pendekatan korelasi antara skor faktor dan skor total faktor
digunakan untuk melakukan ujian ini.
2. Uji Validitas Butir Soal
Dalam pengujian ini, nilai item yang disebut juga skor r hitung
dikorelasikan dengan skor r tabel berbantuan metode korelasi products
moment .(korelasi Pearson). Aplikasi SPSS digunakan untuk
mengolah data yang memverifikasi kebenaran item. Rumus yang
digunakan yaitu sebagai berikut:

Gambar 2. 13 Validasi Butir Soal

Keterangan:
rxy : Nilai Korelasii
∑Xi : Total score setiap butir soall
X : Nilai dari setiap butir soal
Y : Nilai total dari jawaban peserta didik
∑Y : Jumlah nilai keseluruhan
N : Jumlah peserta didik

I. Uji Reliabilitas
Jika instrumen lulus uji reliabilitas, maka dapat dipercaya. Program
SPSS dan metode Alpha Cronbach digunakan dalam uji reliabilitas. Jika
didapatkan nilai Cronbach's alpha lebih. besar daripada 0,75 maka
26

reliabilitas instrumen dianggap memuaskan. Sertakan semua item item


yang sah saat mengukurnya, lalu hitung koefisien alfa Cronbach.
Reliabilitas instrumen penelitian dapat disimpulkan jika didapatkan hasil
berupa nilai yang lebih besar daripada 0,75. Berikut merupakan rumus
yang digunakan untuk menguji reliabilitas:

Gambar 2. 14 Rumus Alpha Cronbach

Keterangan:.
r111 = reliabilitas. instrument
Σ 𝜎b2 = total varianm butir
k = banyaknya butir pertanyaan
𝜎t2 = varian total
J. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas.
Uji normalitas merupakan pengujian untuk menentukan populasi
dari mana hasil data penelitiann kita diambil memiliki populasi yang
terdistribusi secara teratur. Semua perhitungan statistik parametrik
mengandaikan normalitas distribusi, oleh karena itu pengujian ini
diperlukan. Data skala ordinal, interval, atau rasio biasanya diukur
dengan menggunakan uji normalitas. Persyaratan normalitas harus
dipenuhi jika analisis menggunakan teknik parametrik, artinya data
harus berasal dari distribusi normal. Statistik non-parametrik
digunakan ketika datanya nominal atau ordinal, ukuran sampelnya
kecil, dan distribusi datanya tidak normal. Untuk memastikan data
terdistribusi teratur atau tidak sama sekali, digunakan uji .normalitas.
Uji Kolmogorov-Smirnov melibatkan satu sampel. Dengan kata
lain, tingkat kesepakatan antara distribusi teoretis tertentu
diperhitungkan. Tes ini bertujuan memutuskan apakah masuk akal
27

untuk mengaitkan skor sampel dengan populasi dengan distribusi


spesifik tersebut. Ide mendasar pada uji normalitas Kolmaogorov-
Smrirnov adalah mendapatkan perbandingan distribusi data yang
dipertimbangkan dengan distribusi normal sebagai referensi.
2. Uji Homogenitas
Metode uji statistik yang disebut .uji .homogenitas bertujuan untuk
menunjukkan bahwa dua kelompok data sampel didapatkan dari
populasi dengan varians sejenis. Selain itu, uji homogenitas bertujuan
memberikan kepastian bahwa kumpulan data yang telah diubah untuk
sejumlah analisis berasal dari populasi dengan tingkat variabilitas
yang sama.
Levene's Test adalah salah satu prosedur untuk melakukan uji
homogenitas. Tujuan utama tes ini adalah untuk mengukur varians
antara dua set data atau lebih. Kita dapat menentukan apakah data
yang disajikan memiliki indikasi yang homogen berdasarkan hasil
pengujian.
Anda dapat menyimpulkan hasil dari nilai signifikansi data untuk
menentukan homogen atau tidaknya data tersebut. Data dianggap
homogen jika nilai .signifikansinya berada dibawah 0,05. Namun
dianggap data terdiversifikasi atau .homogen jika mendapatkan nilai
signifikasi diatas 0,05.

K. Penelitian Yang Relevan


Pada tahun 2019 terdapat penelitian dengan judul Pengaruh
Penerapan Blended Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Pemrograman Berorientasi Objek pada Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Informatika Universitas Negeri Malang oleh Ika Lutfia
Ningsih. Hal yang didapat berupa penerapan model pembelajaran Blended
Learning memiliki pengaruh signifikan pada hasil belajar serta motivasi
belajar pemrograman berorientasi objek.

Pada tahun 2020 terdapat penelitian dengan judul Penggunaan


Sevima Edlink Sebagai Media Pembelajaran Online untuk Mengajar dan
Belajar Bahasa Indonesia oleh Andi Wibowo dan Indah Rahmawati. Hal
28

yang didapat berupa Sevima Edlink dapat dijadikan aplikasi yang


direkomendasi untuk dimanfaatkan menjadi media bebrasis elektronik, hal
ini karena memuat fitur pendukung pembelajaran.

Pada tahun 2017 terdapat penelitian dengan judul Efektivitas


Blended Learning berbantuan Learning Management System (LMS)
Edmodo terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata
Pelajaran Akuntansi di SMK oleh Suparti. Hal yang didapat berupa
aktivitas belajar peserta didik dengan Blended Learning berbantuan LMS
Edmodo meningkat dan terdapat perbedaan hasil belajar antara peserta
didik yang diberikan perlakuan Blended Learning berbantuan LMS
edmodo dan peserta didik konvensional.

Pada tahun 2012 terdapat penelitian dengan judul Pengaruh Model


Blended Learning terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SMK oleh
Izuddin Syarif. Hal yang didapat berupa terdapat perbedaan motivasi
belajar secara signifikan antara kelas model face to face learning dengan
kelas model Blended Learning.

Pada tahun 2019 terdapat penelitian dengan judul Analisa


Implementasi Blended Learning terhadap Tingkat Pemahaman Materi
Perkuliahan Mahasiswa Vokasi oleh Faridatun Nadziroh, Handi
Rahmannuri, dan Evy Nur Amalina. Hal yang didapat berupa penerapan
Blended Learning efektif pada mahasiswa dan tingkat pemahaman
mahasiswa baik

Dari pemaparan penelitian terdahulu dengan penelitian ini memiliki


perbedaan yaitu penelitian ini meneliti pengaruh dari penerapan model
pembelajaran dengan menggunakan Blended Learning yang merupakan
pembelajaran campuran dari pembelajaran online dan pembelajaran tatp
muka. Pembelajaran dengan Blended Learning ini diterapkan pada mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar dengan menggunakan media
Sevima Edlink. Kemudian untuk variabel yaitu terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat, variabel bebas yaitu model pembelajaran dengan
Blended Learning dan model pembelajaran yang diterapkan disekolah,
29

kemudian untuk variabel terikat yaitu motivasi dan hasil belajar peserta
didik. Perbedaan lain pada penelitian ini yaitu populasi penelitian dari
siswa kelas X di SMK Negeri 7 Malang yang sedang menempuh mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar.

L. Kerangka Berpikir
Proses belajar berbantuan model Blended Learning dengan
memanfaatkan aplikasi Sevima Edlink yang dapat dimanfaatkanpendidik
dan peserta didik untuk memudahkan pembelajaran lebih efektif serta
efisien. Penggunaan Sevima Edlink yaitu untuk membuat kelas virtual
sehingga dapat mendukung pembelajaran secara online. Penelitian
bertujuan melihat pengaruh dari model pembleajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink yang ditinjau dari motivasi dan hasil belajar
siswa. Harapannya, penelitian ini membantu mengetahui penggunaan
model Blended Learning menggunakan Sevima Edlink berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa. Penjabaran kerangka berpikir ditampilkan
berikut ini:

Gambar 2. 15 Kerangka Berpikir


30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih yaitu Pre-Experimental Design hal ini
dikarenakan tidak adanya variabel kontrol dan pemilihan sample tidak
dipilih dengan random. Penelitian ini memiliki fokus yaitu perbedaan
pembelajaran Blended Learning menggunakan Sevima Edlink dengan
pembelajaran Discovery Learning terhadap motivasi belajar dan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar
kelas X SMK Negeri 7 Malang. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui perbedaan model pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery Learning
terhadap motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas X di SMK
Negeri 7 Malang.
Pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan
One-Group Pretest-Posttest Design. Subjek dari penelitian ini terdiri dari
dua kelas yang digunakan sebagai sampel berupa kelas eksperimen.
Pemilihan kelompok penelitian baik kelompok-eksperimen ataupun
kelompok-kontrol tidk dipilih secara random. Perbedaan perlakukan kelas
eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 pada penelitian ini yaitu jika kelas
eksperimen 1 yaitu yang digunakan sebagai pengimplementasian model
Blended-Learning berbantuan Sevima Edlink, sedangkan kelas eksperimen
2 dengan model Discovery Learning sehingga dapat dihasilkan
pengukuran perbedaan hasil motivasi belajar serta hasil penilaian belajar
peserta didik. Materi yang digunakan di kelas eksperimen 1 serta kelas
eksperimen 2 yaitu Komputer dan Jaringan Dasar.
31

Tabel 3. 1 Rancangan Penelitian

(Sugiyono, 2014)
Keterangan:
O1 : kemampuan awal (pretest)
O2 : tes kemampuan akhir (posttest)
Dengan mengimplementasikan penelitian dengan rancangan One-
Group Pretest-Posttest Design terdapat 2 kelas diantaranya kelas
eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kegiatan awal penelitian dilaksanakan
dengan mengambil nilai tes kemampuan awal siswa baik di kelas
eksperimen 1 serta kelas eksperimen 2. Kemudian setiap kelas
eksperimen_mendapatkan perlakukan khusus, selanjutnya tiap kelas di
berikan posttest serupa kemudian dilakukan pengukuran motivasi belajar
siswa berbantuan angket yang sama. Apabila pada pengambilan pretest
dan posttest diuji kemudian terdapat perbedaan, maka dapat di simpulkan
bahwa dengan adanya perlakuan yang sudah di berikan memiliki
perbedaan.
Berikut di bawah ini gambaran umum dari metode pembelajaran
yang digunakan di antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
dalam penelitian ini:

Tabel 3. 2 Metode Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No. Kegiatan Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2


1. Metode pembelajaran Pembelajaran dengan Pembelajaran dengan
blended learning Discovery Learning
menggunakan kelas
virtual Sevima Edlink
2. Cara mengakses sumber Melalui buku, internet, Meminjam buku,
belajar selain itu juga dapat modul
diakses melalui Sevima
Edlink
3. Sumber belajar Power Point, video Modul, PPT
32

No. Kegiatan Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2


Youtube
4. Waktu dan lokasi belajar Dilakukan pada saat jam Dilaksanakan pada saat
pelajaran di kelas dan jam pelajaran di kelas
dilaksanakan secara
fleksibel baik tempat
maupun waktunya
5. Kegiatan di kelas Melakukan diskusi Pembelajaran dengan
materi yang sudah ceramah dan tanya
disampaikan jawab oleh guru
6. Intensitas interaksi guru Lebih fleksible karena Pada saat jam pelajaran
dan peserta didik dapat dilakukan di mana dikelas
saja
7. Sumber pengetahuan Sevima Edlink, Guru, buku, modul,
peserta didik penyampaian materi dari PPT
guru, video rekomendasi
guru
8. Mengerjakan soal Mengisi soal dan Mengisi soal dan
posttest dan mengisi kuesioner kuesioner
kuesioner

B. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini variabel yang digunakan yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pembelajaran
Blended Learning sebagai kelas eksperimen 1 dan Discovery Learning
sebagai kelas eksperimen 2 . Variabel terikat pada penelitian ini yaitu
motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik.

C. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini diantaranya seluruh siswapada kelas 10
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang sedang menempuh
mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar pada SMK Negeri 7 Malang.
Sedangkan penelitian ini memiliki sampel yaitu dua kelas
berbantuan teknik cluster sampling untuk prosesnya. Sampel terdiri dari
dua kelas diantaranya X-TKJ-1 dan X-TKJ-2, dimana X-TKJ-1 dengan 36
33

peserta didik sebagai kelas eksperimen 1 dan 36 peserta didik kelas X-


TKJ-2 sebagai kelas eksperimen 2.

D. Instumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang dimanfaatkan untuk membantu
mengukur pendataan atau variabel. Dapat disimpulkan bahwa instrumen
penelitian yaitu suatu alat yang sudah memenuhi standar persyaratan yang
ada sehingga dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data
dari suatu variabel penelitian.
Pada penelitian ini digunakan instrument kuesioner dan test.
Instrument kuesioner dimanfaatkan menjadi pengukur motivasi belajar
siswa sedangkan instrument test didimanfaatkan menjadi pengukur
penilaian belajar siswa.

1. Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan ini diperlukan sebagai perangkat pembelajaran
pada saat melakukan penelitian yang digunakan terhadap kelas
eksperimen 1 dan 2. Instrumen perlakuan dijabarkan sebagai berikut:

a. Silabus
Silabus diperlukan sebagai acuan dalam pembuatan RPP
karena didalamnya terdapat identitas mata pelajaran, kompetensi
dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, kegiatan
pembelajaran, serta pengalokasian waktu.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran atau biasa disebut
dengan RPP ini adalah rancang gambaran keseluruhan aktivitas
pembelajaran yang akan dilakukan pendidik dan peserta didik dan
dimanfaatkan untuk menggapai tujuan belajar. RPP ini dihasilkan
dari pengembangan silabus yang sebagai acuan guru dan siswa
untuk mencapai kompetensi dasar.
Pada kelas X-TKJ-1 sebagai kelas eksperimen 1
menggunakan model pembelajaran Blended Learning. Pada
model pembelajaran Blended Learning memiliki sintak, yaitu:
34

seeking of information (mencari informasi dari online maupun


offline); acquisition of information (menemukan, memahami ide
yang ada kemudian dikomunikasikan melalui fasilitas online
maupun offline); synthesizing of knowledge (menginterpretasikan
ide-ide melalui online maupun offline).
Sedangkan pada kelas eksperimen 2 yaitu X-TKJ-2
memanfaatkan model Discovery Learning, proses belajar
dilaksanakan melalui kegiatan memberikan siswa materi, modul
kemudian diberikan tugas.
c. Materi Pelajaran
Materi pelajaran pada kelas program keahlian TKJ ini yaitu
Komputer dan Jaringan Dasar dengan KD 3.4 menerapkan
konfigurasi BIOS pada komputer.
d. Media Pembelajaran
Media dimanfaatkan untuk menyalurkan baik materi-materi
atau penugasan untuk diberikan kepada siswa sehingga mampu
membuat siswa termotivasi untuk melaksanakan kegiatan belajar.
Pada penelitian ini media yang dimanfaatkan untuk menunjang
yaitu aplikasi Sevima Edlink.

2. Instrumen Pengukuran
Instrumen pengukuran ini digunakan untuk pengukuran pada
penelitian. Proses pengukuran berkaitan motivasi belajar siswa dengan
memanfaatkan instrument kuesioner. Sedangkan berkaitan dengan
pemahaamn peserta didik yaitu dengan menggunakan instrumen tes.

a. Kuesioner
Kuesioner dapat digunakan sebagai media untuk mengumpulkan
data individu misalnya perilaku, opini, harapan serta kemauan
responden. Kuesioner yang dimanfaatkan dalam penelitian ini berupa
kuesioner tertutup atau disusun dengan memberikan pilihan jawaban
yang kengkap hingga siswa mampu langsung memilih pilihan jawaban
berdasarkan preferensi individu. Skala pengukuran yang digunakan
yaitu skala likert. Dalam hal ini skala tersebut memiliki jumlah
35

sebanyak empat yang bertujuan memudahkan peneliti untuk


memperoleh hasil yang pasti dari responden. Seperti pemaparan dari
Sukardi (2003) yaitu “berdasarkan kepada pengalaman di masyarakat
Indonesia, ada kecenderungan seseorang atau responden memberikan
pilihan jawaban pada kategori tengah, karena alasan kemanuasiaan.
Tetapi jika seandainya semua responden memilih pada kategori
tengah, maka penelit tidak memperoleh informasi yang pasti. Untuk
mengatasi hal ini, para peneliti dianjurkan membuat tes skala Likert
dengan menggunakan kategori pilihan genap, misalnya 4 pilihan, 6
pilihan, atau 8 pilihan”. Sebelum proses pengambilan data dilakukan,
kuesioner motivasi belajar memerlukan kisi-kisi. Di bawah ini
merupakan kisi-kisi motivasi belajar peserta didik:

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Motivasi Belajar Peserta Didik

No Indikator Deskripsi Nomor Jumlah


.
Item Soal Soal
Siswa memiliki keinginan
untuk mendapatkan nilai 1, 2, 3 3
yang bagus
Ketekunan dalam
1. Siswa memiliki kemauan 4, 5 2
belajar
untuk belajar tanpa disuruh
Siswa memiliki keinginan 6, 7 2
dalam usaha untuk belajar
Siswa memulai kegiatan
belajar sesuaipenjadwalan 8, 9 2
Waktu yang masing-masing
2. dialokasikan siswa Siswa menjadwalkan
waktu yang lebih lama 10, 11 2
untuk belajar ketika aka nada ujian
Siswa memanfaatkan 12, 13, 14 3
waktu luang untuk belajar
Siswa memiliki ketekukan
dalam mengerjakan soal 15, 16 2
atau tugas sekolah
Ketekunan dalam Siswa memiliki ketekunan
dalam mengerjakan tugas 17, 18 2
3. mengerjakan tugas
rumah
sekolah Siswa memiliki ketekunan
dalam menyelesaikan 19, 20, 21 3
tugas kelompok atau
diskusi
4. Ulet dalam Siswa memiliki sikap tidak
menghadapi mudah menyerah jika 22, 23 2
masalah atau tidak terdapat kesulitan belajar
mudah menyerah atau tugas sekolah
Siswa memiliki cara atau 24, 25 2
36

No Indikator Deskripsi Nomor Jumlah


.
Item Soal Soal
usaha dalam menghadapi
kesulitan belajar atau tugas
26, 27sekolah
Ulet dalam mengerjakan 26, 27 2
soal- soal latihan
Siswa hadir atau
melakukan presensi pada 28, 29 2
mata pelajaran Komputer
dan Jaringan Dasar
Memperlihatkan Siswa berperan aktif dalam
kecenderungan kerja kelompok maupun 30, 31 2
5. atau minat diskusi
terhadap berbagai
hal dalam Siswa menunjukkan
pembelajaran ketertarikan terhadap
materi pembelajaran 32, 33, 34 3
melalui aktif mencari
informasi dari berbagai
sumber
Siswa dapat
menyelesaikan tugas 35, 36 2
secara mandiri
Lebih menyukai Siswa memiliki rasa
6. mengerjakan tugas percaya diri saat menjawab 37, 38 2
secara mandiri tugas
Lebih menyukai belajar
mandiri dari pada belajar 39, 40 2
secara kelompok

b. Instumen Hasil Belajar


Instrument ini digunakan sebagai seperangkat alat untuk
mengukur perbedaan penilaian belajar memanfaatkan model belajar
Blended Learning menggunakan Sevima Edlink & Discovery
Learning.
1) Soal Pretest
Pemanfaatan Soal Pretest bertujuan mengukur kemampuan
awal siswa kelas X-TKJ-1 dan X-TKJ-2 di mata-pelajaran
Komputer dan Jaringan Dasar. Nilai pretest yang digunakan
berdasarkan hasil dari ulangan harian pada KD 3.4 menerapkan
konfigurasi BIOS pada komputer mata-pelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar sebelumnya.
2) Soal Posttest
37

Soal Posttest yang digunakan kepada kelas X-TKJ-1 dan X-


TKJ- 2 untuk mengetahui adanya pengaruh model bealjar
Blended Learning menggunakan Sevima Edlink kepada motivasi
serta hasil belajar siswa.
Langkah-langkah untuk membuat instrumen penelitian
pada variabel hasil belajar ini yaitu dengan membatasi materi
yang akan dibuat menjadi soal, pada penelitian ini materi yag
digunakan yaitu KD 3.4 menerapkan konfigurasi BIOS pada
computer. Kemudian memilih tipe soal, tipe soal yang
dimandfaatkan adalah model soal berpilihan ganda. Setelah itu
menentukan total soal yang digunakan, pada penelitian ini jumlah
soal 50 butir. Langkah selanjutnya menentukan kisi-kisi soal
berdasarkan materi dan indikator hasil belajar. Setelah ditentukan
kisi-kisi kemudian Menyusun soal-soal. Kemudian membuat
kunci jawaban dan pedoman penskoran. Dan yang terakhir yaitu
soal akan divalidasi oleh dosen pembimbing dan guru mata
pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar di SMK Negeri 7
Malang.

Berikut ini merupakan kisi-kisi soal:

Tabel 3. 4 Kisi-Kisi Soal

Kompetensi Lingkup Indikator Prediktor Nomor


Dasar Materi Soal Soal Soal
Menerapkan  Menjelaskan Peserta didik
konfigurasi konsep dasar mampu 7, 17,
BIOS pada BIOS menentukan 39, 41,
komputer  Menganalisi komponen 42
s jenis-jenis BIOS
BIOS Peserta didik 4, 11,
 Menjelaskan mampu 18, 20,
3.4.1
fungsi BIOS menentukan 22, 32,
Menjelaskan
pada fitur pada 44, 45,
komponen
komputer BIOS 46, 48
BIOS
8, 9,
12, 13,
Peserta didik
16, 21,
mampu
24, 28,
menganalisis
30, 33,
jenis BIOS
35, 38,
43
3.4.2 Peserta didik 1, 2, 3,
38

Kompetensi Lingkup Indikator Prediktor Nomor


Dasar Materi Soal Soal Soal
mampu 6, 14,
menganalisis 19, 23,
konfigurasi 34, 37,
Menentukan
BIOS 40, 50
konfigurasi
Peserta didik 5, 10,
BIOS sesuai
mampu 15, 25,
dengan
menganalisis 26, 27,
kebutuhan
perintah- 29, 31,
perintah pada 36, 47,
BIOS 49

E. Uji Coba Instrumen Penelitian


Pengujian instrumen penenelitian dilaksanakan sebelum tahap
pengumpulan data, tujuannya adalah untuk menggambarkan variabel yang
diukur sesuai dengan yang ada.

1. Uji Validitas Instrumen Pembelajaran


Pada uji validitas ini akan dilaknsakan pengujian bersama dosen ahli
serta guru pengajar disekolah, hal ini bertujuan untuk melakukan validasi
instrumen yang dimanfaartkan pada mata-pelajaran Komputer dan
Jaringan Dasar, kemudian akan dilanjutkan dengan pengujian instrumen
dengan skala kecil. Instrumen pembelejaran yang akan diuji yaitu pada
instrumen perlakuan. Hasil penelitian dihitung berbentuk persentase (%)
memanfaatkan rumus berikut:

jumlah skor penilai


% Vsxx = x 100 %
jumlah skor maksimum

Keterangan:

Vs x = validitas-instrumen

Hasil persentase kemudian akan diklasifikasikan seperti di bawah ini:

Tabel 3. 5 Kriteria Validitas Instrumen

No Interval Skor (%) Klasifikasi


1 81% - 100% Sangat tinggi
2 61% - 80% Tinggi
3 41% - 60% Cukup
4 21% - 40% Rendah
39

5 0% - 20% Sangat rendah


(Sumber: Arikunto, 2015)

2. Uji Coba instrumen Motivasi Belajar


a. Uji Validitas Isi
Dengan menggunakan uji validitas isi dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kevalidan instrumen yang telah dibuat. Di bawah ini
merupakan kualifikasi nilai validitas isi:

Tabel 3. 6 Kualifikasi Penilaian Validitas Isi Instrumen Motivasi


Belajar

Kualifikasi Keterangan Kualifikasi


4 Butir pernyataan sangat sesuai berdasarkan kaidah
penyusunan instrumen serta pemilihan bahasa mudah
dipahami
3 Butir pernyataan sesuai berdasarkan kaidah penyusunan
instrumen serta pemilihan bahasa mudah dipahami
2 Butir pernyataan kurang sesuai berdasarkan kaidah
penyusunan instrumen serta pemilihan bahasa cukup mudah
dipahami
1 Butir pernyataan tidak sesuai berdasarkan kaidah
penyusunan instrumen serta pemilihan bahasa cukup mudah
dipahami
Pada penelitian ini setelah mendapatkan penilaian kemudian akan
dilakukan perhitungan kevalidan dalam persentase (%) menggunakan
rumus di bawah ini:

jumlah skor nilai


%VS X = ×100
jumlah skor minimum

Keterangan:

VS X = validitas isi

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut selanjutnya


kriteria validitas isi dijabarkan seperti di bawah ini:

Tabel 3. 7 Kriteria Validitas Isi Instrumen Motivasi Belajar


40

Kriteria Validitas Isi Nilai


81%-100% Sangat Tinggi
61%-80% Tinggi
41%-60% Cukup
21%-40% Rendah
0%-20% Sangat Rendah
Validasi dilakukan pada butir pernyataan yang mengacu pada kisi-
kisi motivasi belajar. Validasi bertujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner motivasi belajar sudah layak atau belum untuk digunakan
pada penelitian.

3. Uji Coba Instrumen Hasil Belajar


Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, instrument yang telah
disusun diuji terlebih dahulu melalui tahap pengujian instrument hasil
belajar. Tujuan melakukan uji coba instrumen yaitu untuk menghindari
adanya kesalahan pada instrumen. Untuk melaksanakan pengujian
instrument dengan uji validitas, uji kesukaran, , uji reliabilitas serta uji
daya beda.
a. Uji Validitas Isi
Dengan menggunakan uji validitas isi dapat dimanfaatkan
sebagai alat ukur tingkat kevalidan instrumen yang telah dibuat. Di
bawah ini merupakan kualifikasi nilai validitas isi:

Tabel 3. 8 Kualifikasi Penilaian Validitas Isi Instrumen hasil


belajar(Pretest-Posttest)

Kualifikasi Keterangan Kualifikasi


4 Butir soal sangat sesuai dengan materi dan bahasa yang
digunakan mudah dipahami
3 Butir soal sesuai dengan materi dan bahasa yang digunakan
bisa dipahami
2 Butir soal kurang sesuai dengan materi dan bahasa yang
digunakan kurang bisa dipahami
1 Butir soal tidak sesuai dengan materi dan bahasa yang
digunakan sulit dipahami
41

Pada penelitian ini setelah mendapatkan penilaian kemudian akan


dilakukan perhitungan kevalidan dalam persentase (%) menggunakan
rumus di bawah ini:-

jumlah skor nilai


%VS X = ×100
jumlah skor minimum

Keterangan:

VS X = validitas isi

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus tersebut selanjutnya


kriteria validitas isi dijabarkan seperti di bawah ini:

Tabel 3. 9 Kriteria Validitas Isi Instrumen Hasil Belajar (Pretest-


Posttest)

Kriteria Validitas Isi Nilai


81%-100% Sangat Tinggi
61%-80% Tinggi
41%-60% Cukup
21%-40% Rendah
0%-20% Sangat Rendah
Validasi dilakukan pada butir pernyataan yang mengacu pada kisi-
kisi motivasi belajar. Validasi bertujuan untuk mengetahui apakah
kuesioner motivasi belajar dapat dinyatakan layak atau belum untuk
dimanfaatkan dalam proses penelitian.

b. Uji Validitas Butir Soal


Pemanfaatan data untuk uji validitas dilakukan menggunakan
hasil posttest yang telah diuji kepada kelas yang sudah mendapatkan
materi pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar. Uji validitas dari
butir-butir soal dihitung dengan korelasi productmoment. Untuk
menguji validitas instrumen hasil belajar ini yaitu dengan SPSS
melalui Analyze-Correlate kemudian pilih Bivariate. Pedoman dalam
pengambilan keputusan jika sudah diketahui nilai r maka sebagai
berikut:
a. Soal dikatakan valid apabila rhitung ≥ rtabel pada taraf signifikan 0,05
42

b. Soal dikatakan tidak valid apabila rhitung ≤ rtabel pada taraf


signifikan 0,05
c. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen yaitu dengan cara apabila instrumen
yang telah dibuat kemudian digunakan berulangkali sebagai pengukur
data yang serupa sehingga didapatkan data yang sama, maka dapat
dinyatakan instrument bersifat reliabel. Untuk melakukan pengujian
reliabilitas instrumen yaitu dengan metode Alpha Cronbach’s dengan
SPSS.
Setelah diperoleh nilai rhitung, kemudian diolah dengan nilai
rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel maka
instrumen dikatakan reliabel dan apabila rhitung < rtabel maka
instrumen dikatakan tida reliabel. Hasil dari perhitungan reliabiilitas
sebanyak 0,891. Berikut penjabaran kriteria uji reliabiilitas pada
Tabel3. 13. Berdasarkan nilai dan kriteria diperoleh hasil reliabilitas
soal yang termasuk pada kategori reliabel.

Tabel 3. 10 Kriteria Reliabilitas Instrumen

Kriteria Nilai Kategori


0,00-0,20 Kurang reliabel
0,21-0,40 Agak reliabel
0,41-0,60 Cukup reliabel
0,61-0,80 Reliabel
0,81-1,00 Sangat reliabel
(Sumber: Arikunto, 2015)

M. Langkah-langkah Penelitian
1) Tahap Awal
Pada langkah penelitian ditahap awal ini yaitu diawali dengan
mengajukan surat menyurat perizinan penelitian pada Jurusan. Teknik
Elektro. Universitas. Negeri. Malang, kemudian dilanjutkan dengan
menentukan subjek dari penelitian yang di tetapkan menjadi kelas
eksperimen. dan kelas control,. setelah itu melakukan pengembangan
kebutuhan perangkat belajar serta instrumen. penelitian berupa soal pretest
43

dan posttest, kemudian memvalidasi instrumen penelitian kepada dosen


ahli dan dosen pengampu. mata kuliah, dan melakukan perbaikan pada
instrumen yang sudah divalidasi yang kurang baik.

2) Tahap Pelaksanaan
Diawali dengan melakukan kegiatan belajar mengajar memanfaatkan
model Blended Learning dengan subjek kelas eksperimen 1 dan kelas
eksperimen 2 menggunakan Discovery Learning. Pemberian soal pretest.
serta posttest. terhadap kelas eksperimen 1 dan 2 bertujuan mendapat
perbedaan penilaian belajar siswa. Kemudian memberikan instrumen
angket yang menghasilkan tingkat motivasi belajar siswa terhadap kelas
eksperimen 1 dan 2 shingga nampak hasil perbedaan motivasi belajar
peserta didik.

3) Tahap Akhir
Setelah tahap pelaksanaan dilakukan dan menghasilkan data hasil
penelitian yang kemudian dilakukan analisis static menggunakan SPSS 22
Windows. Untuk mengukur perbedaan penilaian belajar serta motivasi
siswa saat bealjar di kedua kelas baik eksperimen maupun kontrol.

N. Analisis Hasil Penelitian


1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif mempunyai untuk mengolah atau membedah
sebuah data melalui proses mendeskripsikan hasil pendataan sehingga
tidak didapatkan hasil akhir yang bersifat general. Penggunaan analisis
deskriptif dalam penelitian ini bertujuan menjabarkan hasil pendataan dari
motivasi dan penilaian belajar siswa. Cara perhitungan analisis deskriptif
menggunakan distribusi frekuensi nilai dari pendataan berdasarkan isi
kuisoner siswa.
Perhitungan nilai mean (M) seperti di bawah ini:
1
M= (Nilai ideal Tertinggi + Nilai Ideal Terendah
2
Perhitungan standar deviasi hasil belajar (SD2) di bawah ini:
1
SD2 = (Nilai Ideal Tertinggi – Nilai Ideal terendah)
6
44

Setelah melakukan perhitungan nilai mean dan standar deviasi


kemudian melakukan pengkategorian batas kelompok. Di bawah ini
merupakan rentang kategori skor ideal:

Tabel 3. 11 Kategori Skor Ideal

Rentang Kategori
(M+1,5 SD) sampai dengan Top Skor Sangat tinggi
(M+0,5 SD) sampai dengan (M+1,5 SD) Tinggi
(M-0,5 SD) sampai dengan (M+0,5 SD) Sedang
(M-1,5 SD) sampai dengan (M-0,5 SD) Rendah
Nilai terendah sampai dengan (M-1,5 SD) Sangat rendah
(Sumber: Sudijono, 2012)
Setelah diperoleh rentang kategori skor ideal kemudian diperoleh
rentang kategori motivasi belajar seperti di bawah ini:

Tabel 3. 12 Rentang Kategori Motivasi Belajar

Rentang Kategori
65 - 80 Sangat termotivasi
55 - 65 Termotivasi tinggi
45 - 55 Termotivasi sedang
35 – 45 Termotivasi rendah
20 - 35 Tidak termotivasi
Hasil pendataan yang dimanfaatkan diantaranya berasal dari hasil
penilaian belajar dari proses pembelajaran. Di bawah ini merupakan
kategori hasil belajar Komputer Jaringan Dasar:

Tabel 3. 13 Rentang Kategori Hasil Belajar

Rentang Kategori
81,25 – 100 Sangat tinggi
68,75 – 81,25 Tinggi
56,25 – 68,75 Sedang
43,75 - 56,25 Rendah
25 - 43,75 Sangat rendah

(Sumber: Farida, 2017)


45

2. Uji Prasyarat Analisis


Pada uji prasyarat analisis ini memiliki uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini memiliki tujuan mengetahui kelompok sampel
yang telah diuji memiliki hasil terdistribusi secara normal ataupun
tidak. Pada pengujian ini berbantuan Kalmogorof-Smirnov Test (One-
Sample Kolmogrov-Smirniov Test) dengan menggunakan aplikasi SPSS
22 Windows, yang memiliki kriteria di bawah ini:
- Apabila nilai Asym sig > 0,05 maka data tersebut terdistribusi
normal
- Apabila nilai Asym sig < 0,05 maka data tersebut terdistribusi tidak
normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas memiliki tujuan mengetahui pendataan yang telah
diuji memiliki variasi homogen ataupun tidak dengan mengetahui
adanya kesamaan pada subjek penelitian yang digunakan. Pengujian ini
menggunakan rumus Levene Test yang dihitung dengan menggunakan
software SPSS 22 Windows. Nilai signifikansi dari kriteria pengujian
homogenitas yaitu sebagai berikut:
- Jika nilai signifikansi < 0,05 maka didapat sampel penelitian
dikatakan tidak homogen
- Jika nilai signifikansi > 0,05 maka didapat sampel penelitian
dikatakan homogen
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis untuk menguji perbedaan model Blended Learning
pada motivasi dan hasil penilaian siswa dengan model Discovery
Learning kelas X TKJ di SMK Negeri 7 Malang. Pengujian hipotesis
dengan menggunakan uji T atau Independent sample T-test untuk
melihat ada tidaknya perbedaan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen setelah adanya perlakuan. Uji T dengan memiliki taraf
46

signifikansi 5% dengan menggunakan aplikasi SPSS 22 Windows yang


memiliki kriteria sebagai berikut:
Ha1: Terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada motivasi belajar peserta didik.

Tahap pengujian untuk mengetahui perbedaan penggunaan model


Blended Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink
dan model Discovery Learning pada motivasi belajar siswa.

Hipotesis:
H01: Tidak terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada motivasi belajar peserta didik.
Ha1: Terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada motivasi belajar peserta didik.
Pengambilan keputusan:
Untuk mengambil keputusan terlebih dahulu harus mengetahui
dasar, berikut ini dasar untuk pengambilan keputusan:
1. thitung > ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak Ha
diterima.
2. thitung < ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka H0 diterima Ha
ditolak.
Ha2: Terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada hasil belajar peserta didik.

Tahap pengujian untuk mengetahui perbedaan penggunaan model


Blended Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink
dan model Discovery Learning pada penilaian belajar siswa.

Hipotesis:
47

H02: Tidak terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning


menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada hasil belajar peserta didik.
Ha2: Terdapat perbedaan pembelajaran Blended Learning
menggunakan Sevima Edlink dengan pembelajaran Discovery
Learning pada hasil belajar peserta didik.
Pengambilan keputusan:
Untuk mengambil keputusan terlebih dahulu harus mengetahui
dasar, berikut ini dasar untuk pengambilan keputusan:
1. thitung > ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak H2
diterima.
2. thitung < ttabel pada taraf signifikansi 0,05 maka H0 diterima H2
ditolak.
1.
48

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian ini melibatkan dua kelas diantaranya kelas eksperimen


dan kelas kontrol. Dalam proses belajar, kelas eksperimen melaksanakan proses
belajar menggunakan bantuan model Blended Learning menggunakan Sevima
Edlink sedangkan pada kelas kontrol melaksanakan proses belajar menggunakan
bantuan model Discovery Learning. Data yang didapatkan dalam penelitian ini
adalah kemampuan peserta didik sebagai nilai pengetahuan (kognitif) dan
motivasi belajar berasal dari pengukuran melalui angket kuesioner di akhir proses
pembelajaran.

A. Hasil Uji Coba Instrumen


1. Hasil Uji Validitas Instrumen
Validasi instrumen dilaksanakan dengan bantuan tiga validator
diantaranya dua dosen dari Teknik Elektro UM serta 1 guru mata-pelajaran
TKJ pada SMK_Negeri-7-Malang. Penilaian serta saran-saran yang
diutarakan oleh para validator digunakan untuk menyempurnakan
instrument yang nantinya dimanfaatkan saat proses penelitian. Berikut
merupakan jabaran hasil penilaian dari masing-masing validator.

Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas SIlabus

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 90% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 87% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 87% Sangat Valid

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 90% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 89% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 87% Sangat Valid
49

Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Modul Pembelajaran

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 96% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 89% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 85% Sangat Valid

Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 95% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 91% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 79% Sangat Valid

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Soal Pretest Posttest

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 92% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 82,5% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 95,5% Sangat Valid

Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 92% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 90% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 90% Sangat Valid
Uji validitas butir soal dilakukan dengan memberikan tes secara
daring menggunakan google form kepada 30 siswa kelas Xl jurusan TKJ
pada SMK Negeri 7 Malang. Dari keseluruhan butir soal berjumlah 50
yang diuji, didapatkan hasil bahwa jumlah saoal dapat diakui valid
sebanyak 32, serta yang dintatakan tidak-valid berjumlah 18. Hasil dari
pengujian validitas butir soal dijabarkan Tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Soal Pretest-Posttest

Keterangan No. Soal


Soal Valid 2, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 18,
19, 20, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32,
50

33, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 45, 47, 48


1, 7, 8, 10, 12, 17, 21, 23, 26, 30, 34,
Soal Tidak Valid
35, 36, 42, 44, 46, 49, 50

Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi

No. Validator Persentase (%) Kriteria


1. Dila Umnia Soraya, S.Pd., M.Pd., 92% Sangat Valid
2. Khoirudin Asfani, S.Pd., M.Pd., 90% Sangat Valid
3. Arief Handhana, S.Pd. 90% Sangat Valid
Uji validitas butir soal dilakukan dengan memberikan tes secara
daring menggunakan google form kepada 30 siswa kelas Xl jurusan TKJ
di SMK Negeri 7 Malang. Dari keseluruhan 40 butir soal yang dilakukan
uji coba, didapat bahwa soal valid berjumlah 23, dan soal yang tidak valid
berjumlah 17. Pengujian validitas butir soal mendaatkan hasil yang
dijabarkan Tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Hasil Validitas Kuesioner Motivasi

Keterangan No. Soal


1, 4, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 20,
Soal Valid 21, 22, 24, 26, 30, 32, 35, 36, 38, 39,
40
2, 3, 6, 9, 11, 15, 16, 19, 23, 25, 27,
Soal Tidak Valid
28, 29, 31, 33, 34, 37

2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen


Penggunaan alpha Cronbach yaitu bertujuan melakukan uji
reliabilitas dengan jumlah item sebanyak 50 butir pada soal pretest-
posttest, dijabarkan Tabel 4.10.

Tabel 4. 10 Hasil Uji Reliabilitas Soal Pretest-Posttest

Cronbach’s Alpha N of Item


0,891 32
Pengujian menggunakan alpha Cronbach menghasilkan nilai
0,891. Apabila dilihat dari batas nilai alpha yaitu 0,75, maka penilaian
51

yang dihasilkan pada uji ini lebih besar yaitu 0,891 > 0,75. Sehingga
instrumen ini dapat dinyatakan reliabel.
Penggunaan alpha Cronbach yaitu untuk melakukan uji reliabilitas
dengan jumlah item sebanyak 40 butir pada kuesioner motivasi, dijabarkan
Tabel 4.11.

Tabel 4. 11 Hasil Reliabilitas Kuesioner Motivasi

Cronbach’s Alpha N of Item


0,932 23
Pengujian menggunakan alpha Cronbach menghasilkan nilai
0,932. Apabila dilihat berdasarkan batas alpha yaitu 0,75, maka penilaian
yang dihasilkan pada uji ini lebih besar yaitu 0,932 > 0,75. Sehingga
instrumen ini dapat dinyatakan reliabel.

B. Uji Prasyarat Analisis


1. Uji Normalitas Data
Hasil pendataan ranah kognitif atau penilaian belajar siswa serta
motivasi belajar dilaksanakan pengujian-normalitas berbantuan SPSS
menggunakan metode Kolmogrov-Smirnov.

a. Uji Normalitas Rata-Rata Ranah Kognitif


Data posttest di kelas eksperimen 1 serta kelas eksperimen 2 di
ranah kognitif yang dilanjutkan pengujian normalitas. Pengujian
normalitas dalam ranah kognitif dijabarkan Tabel 4.12.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Kelas Statistic df Sig


Kelas Eksperimen 1 (X TKJ 1) 0,116 36 0,200
Kelas Eksperimen 2 (X TKJ 2) 0,085 36 0,200

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan hasil nilai pengujian


normalitas dan didapatkan data pretest kepada kelas eksperimen 1
serta eksperimen 2 yang manampilkan nilai signiifikansi 0,200
sehingga data dari kedua kelas terdistribusi normal.
52

b. Uji Normalitas Rata-Rata Motivasi Belajar

Hasil data posttest di kelas eksperimen 1 serta kelas


eksperimen 2 pada motivasi belajar dilanjutkan uji normalitas. Hasil
uji normalitas motivasi belajar dijabarkan dalam Tabel 4.14.

Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas Motivasi Belajar

Kelas Statistic df Sig


Kelas Eksperimen 1 (X TKJ 1) 0,080 36 0,200
Kelas Eksperimen 2 (X TKJ 2) 0,113 36 0,200

Berdasarkan Tabel 4.8 pengujian normalitas didapatkan data


motivasi belajar di kelas eksperimen 1 serta eksperimen 2 yang
menampilkan hasil penilaian signiifikansi 0,200 sehingga kedua kelas
yang diuji menunjukkan hasil terdistribusi secaranormal.

2. Uji Homogenitas Data


Data prettest dalam kelas eksperimen 1 serta kelas eksperimen
2 pada ranah kognitif nantinya dilaksanakan uji homogenitas sehingga
dapat diketahui data penelitian bersifat homogen ataupun tidak.

a. Uji Homogenitas Rata-Rata Ranah Kognitif (Hasil Belajar)


Data posttest di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
pada ranah kognitif dilanjutkan dengan pengujian homogenitas
sehingga dapat diketahui data penelitian bersifat homogen atau tidak.
Tabel hasil pengujian homogenitas pada ranah kognitif dijabarkan
dalam Tabel 4.14.

Tabel 4. 14 Hasil Uji Homogenitas Ranah Kognitif

Levene statistic df1 df2 Sig.


pretest 2,245 1 70 0,139
Merujuka pada Tabel 4.9 diketahui penilaian signifikansi ranah
kognitif hasil belajar adalah 0,139 yang nilainya lebih besar dari nilai
53

0,05 sehingga hasil belajar dalam kelas eksperimen 1 serta kelas


eksperimen 2 dapat dinyatakan memiliki sifat homogen.

b. Uji Homogenitas Rata-Rata Motivasi Belajar

Hasil pendataan motivasi belajar di kelas eksperimen 1 serta


kelas eksperimen 2 selanjutnya dilaksanakan pengujian homogenitas
sehingga dapat diketahui hasil pendataan pada penelitian memiliki
sifat homogen atau tidak. Pengujian homogenitas pada motivasi
belajar mendapatkan data yang dijabarkan dalam Tabel 4.15.

Tabel 4. 15 Hasil Uji Homogenitas Motivasi Belajar

Levene statistic df1 df2 Sig.


Motivasi belajar 1,307 1 70 0,257
Merujuk dari hasil pada Tabel 4.9 di ketahui signifikansi
motivasi belajar adalah 0,257 dan lebih besar dari nilai 0,05 sehingga
kelas eksperimen 1 serta kelas eksperimen 2 dapat dinyatakan
homogen.

3. Uji Hipotesis Data


Proses pengujian terhadap hipotesis menggunakan uji
Independen Sample T Test. Dengan melakukan pengujian ini, maka akan
didapatkan hasil simpulan apakah hipotesis yang dibentuk di awal dapat
diterima ataupun ditolak. Untuk pengambilan keputusan ditinjau dari nilai
signifikansi, jika hasil pengujian didapatkan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang memiliki arti terdapat
perbedaan, apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
dan Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan. Untuk mengetahui perbedaan
penilaian belajar pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 maka
dilaksanakan pengujian hipotesis pada nilai posttest.

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H01: Tidak terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Blended


Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan
54

model pembelajaran Discovery Learning pada motivasi belajar


peserta didik.

Ha1: Terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Blended


Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan
model pembelajaran Discovery Learning pada motivasi belajar
peserta didik.

H02: Tidak terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Blended


Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan
model pembelajaran Discovery Learning pada hasil belajar peserta
didik.

Ha2: Terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Blended


Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan
model pembelajaran Discovery Learning pada hasil belajar peserta
didik.

a. Uji Hipotesis 1 (Motivasi Belajar)

Uji hipotesis yang pertama yaitu pada data hasil penelitian


motivasi belajar sehingga dapat dihasilkan keputusan terhadap
hipotesis awal yang diajukan melalui uji-t. Pengujian dilaksanakan
berbantuan SPSS dengan metode Independent Sample T Test.
Dibawah ini merupakan hipotesis yang dirumuskan:

H01: Tidak terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran


Blended Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima
Edlink dan model pembelajaran Discovery Learning pada
motivasi belajar peserta didik.

Ha1: Terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Blended


Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan
model pembelajaran Discovery Learning pada motivasi belajar
peserta didik.
55

Di bawah ini dijabarkan tabel hasil pengujian hipotesis motivasi


belajar.

Tabel 4. 16 Hasil Pengujian Hipotesis Motivasi Belajar

Kelas N Mean Std. Std Error Sig. (2-


Deviation Mean tailed)
X TKJ 1 (Kelas Eksperimen 1) 36 55,11 9,350 1,558 0,000
X TKJ 2 (Kelas Eksperimen 2) 36 41,61 11,572 1,929 0,000
Merujuk Tabel 4.16 didapatkan nilai mean kelas eksperimen
1 memiliki hasil lebih unggul daripada kelas eksperimen 2, selain itu
std deviation dan standard error mean yang lebih mendekati 0 adalah
kelas eksperimen 1. Disisi lain, hasil penilaian signifikansi kelas
eksperimen 2 mendapatkan hasil 0,000 serta penilaian signifikan
kelas eksperimen 1 sebesar 0,000 dan nilainya lebih kecil dari 0,05.
Merujuk pada paparkan sebelumnya hipotesis penelitian terkait
motivasi belajar yang diajukan bahwa adanya pengaruh secara
signifikan kerena ada perbedaan dua kelas. Hal itu merupakan
pengaruh adanya penggunaan model Blended Learning dalam proses
belajar menggunakan berbantuan Sevima Edlink kepada kelas
eksperimen 1 serta model Discovery Learning kepada kelas
eksperimen 2. Pembahasan lebih lanjut ditampilkjan pada bagian
Lampiran.

b. Uji Hipotesis 2 (Hasil Belajar Peserta Didik)

Uji hipotesis yang kedua yaitu hasil pendataan pada


pemahaman peserta didik (ranah kognitif) sehingga dapat dihasilkan
keputusan terhadap hipotesis awal yang diajukan melalui uji-t.
Pengujian dilaksanakan bebantuan SPSS dengan metode Independent
Sample T Test. Dibawah ini merupakan hipotesis yang dirumuskan:
56

H02: Tidak terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran


Blended Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima
Edlink dan model pembelajaran Discovery Learning pada hasil
belajar peserta didik.

Ha2: Terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran Blended


Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan
model pembelajaran Discovery Learning pada hasil belajar
peserta didik.

Hasil pengujian hipotesis hasil belajar peserta didik (Ranah Kognitif)


dijabarkan dalam tabel 4.17.

Tabel 4. 17 Hasil Uji Hipotesis Hasil belajar Peserta Didik (Ranah


Kognitif)

Kelas N Mean Std. Std Error Sig. (2-


Deviation Mean tailed)
X TKJ 1 (Kelas Eksperimen 1) 36 60,19 6,602 1,100 0,023
X TKJ 2 (Kelas Eksperimen 2) 36 56,47 6,988 1,165 0,023
Merujuk dari Tabel 4.17 dinaytakan nilai mean dari kelas
eksperimen 1 mendapatkan nilai lebih unggul dari kelas eksperimen 2,
selain itu std deviation dan standard error mean yang lebih mendekati
0 adalah kelas eksperimen 1. Kemudian nilai signifikansi kelas
eksperimen 1 dan 2 mendapat nilai 0,023 yang lebih kecil dari 0,05.
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya hipotesis penelitian terkait
penialian belajar siswa diajukan bahwa adanya perbedaan signifikan
diantara kedua kelas yang diuji. Perbedaan yang ada merupakan
pengaruh adanya penerapan model pembelajaran Blended Learning
menggunakan kelas virtual Sevima Edlink kepada kelas eksperimen 1
serta model pembelajaran Discovery Learning kepada kelas
eksperimen 2. Untuk lebih lengkapnya ada pada Lampiran.

C. Deskriptif Data
1. Data Motivasi Belajar
Pengambilan data motivasi belajar didapatkan berbantuan angket
kuiosioner yang telah dirancang dan diujikan kevaliditasannya. Peserta
57

didik mengisi kuesioner bersamaan dengan diberikannya posttest.


Kuesioner diisi oleh siswa dari kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen
2. Hasil pendataan motivasi belajar selanjutnya di analisis, dan dijabarkan
kriterianya berdasarkan rentang nilai yang didapatkan berdasar kategori
skor ideal seperti yang telah dijabarkan pada Bab III. Hasil distribusi
frekuensi data motivasi belajar dijabarkan Tabel 4.1.

Tabel 4. 18 Distribusi Frekuensi Data Motivasi Kelas Eksperimen 1 dan


Kelas Eksperimen 2

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2


Kriteria Interval (i) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)
Sangat Tinggi 65 – 80 6 16,7% 0 0%
Tinggi 55 – 65 12 33,3% 5 13,9%
Sedang 45 – 55 14 38,9% 6 16,7%
Rendah 35 – 45 3 8,3% 15 41.7%
Sangat 20 – 35 1 2,8% 10 27,8%
Rendah
Total 36 100% 36 100%

Merujuk jabaran Tabel 4.1 dinyatakan motivasi pada kelas eksperimen 1


siswa dalam kategori sangat tinggi dalam rentang 65 sampai 80 diperoleh
persentase 16,7% sebanyak 9 siswa. Selanjutnya dalam kategori tingkat tinggi
dalam rentang 55 sampai dengan 65 diperoleh persentase 33,3% sebanyak 12
siswa. Dalam kategori tingkat sedang dalam rentang 45 sampai dengan 65
diperoleh persentase 38,9% sebanyak 14 siswa. Kategori tingkat rendah dalam
rentang 35 sampai dengan 45 diperoleh persentase 8,3% sebanyak 3 siswa. Dan
yang terakhir kategori tingkat sangat rendah dalam rentang 20 sampai dengan 35
diperoleh persentase 2,8% sebanyak 1 siswa.

Sedangkan dalam kelas eksperimen 2 peserta didik dalam kategori sangat


tinggi dalam rentang 65 sampai 80 diperoleh persentase 0% sebanyak 0 siswa.
Selanjutnya dalam kategori tingkat tinggi dalam rentang 55 sampai dengan 65
diperoleh persentase 13,9% sebanyak 5 siswa. Dalam kategori tingkat sedang
dalam rentang 45 sampai dengan 65 diperoleh persentase 16,7% sebanyak 6
siswa. Kategori tingkat rendah dalam rentang 35 sampai dengan 45 diperoleh
persentase 41,7% sebanyak 15 siswa. Dan yang terakhir kategori tingkat sangat
58

rendah dalam rentang 20 sampai dengan 35 diperoleh persentase 27,8%


sebanyak 10 siswa.

Di bawah ini merupakan output SPSS yaitu deskripsi statistik


motivasi belajar peserta didik untuk kelas eksperimen 1 serta kelas
eksperimen 2.

Tabel 4. 19 Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 1


dan Kelas Eksperimen 2

Std
Kelas N Minimum Maximum Mean
Deviation
Kelas Eksperimen (X TKJ 1) 36 29 76 55,11 9,350
Kelas Kontrol (X TKJ 2) 36 20 63 41,61 11,572

Pada Tabel 4.2 di atas nilai motivasi tertinggi dan terendah dalam
kelas eksperimen 1 adalah 76 & 29 dengan rata-rata 55,11, berdasarkan
pada tabel 3.14 pada Bab III maka dapat disimpulkan bahwa kelas
eksperimen 1 tergolong kriteria termotivasi tinggi.

Sedangkan dalam kelas eksperimen 2 penilaian motivasi tertinggi


dan terendah pada kelas eksperimen 2 yaitu 63 & 20 dengan rata-rata
41,61, berdasarkan pada tabel 3.14 pada Bab III maka dapat disimpulkan
bahwa kelas eksperimen 1 tergolong kriteria termotivasi rendah.

Perbandingan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen


1 dengan model pembelajaran Blended Learning menggunakan kelas
virtual Sevima Edlink dan motivasi belajar peserta didik pada kelas
eksperimen 2 dengan model pembelajaran Discovery Learning disajikan
dalam grafik di bawah ini.

Gambar 4. 1
Grafik Motivasi Belajar
60 55.11
50
41.61
40
30
20
10
0

Series1
59

Perbandingan Rata-rata Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 1 dan Kelas


Eksperimen 2

Pada Gambar 4.1 di atas menunjukkan rata - rata motivasi belajar


siswa setelah mendapatkan perlakukan. Berdasarkan grafik di atas
diketahui motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen 1 berbantuan
model Blended Learning menggunakan Sevima Edlink sebesar 55,11 lebih
tinggi dibandingkan dengan motivasi belajar siswa dalam kelas
eksperimen 2 menggunakan model Discovery Learning yaitu 41,61.

2. Data Hasil Belajar


a. Data Kemampuan Awal Peserta Didik (Pretest)
Hasl penilaian pretest diperoleh dari data nilai kemampuan
awal peserta didik sebelum kelas eksperimen 1 serta kelas eksperimen
2 diberikan perlakuan. Nilai rata - rata dalam kelas eksperimen 1 serta
kelas eksperimen 2 adalah 52,97 dan 51,97 dengan nilai minimum 33
dan 36. Sedangkan maximum yaitu 67 dan 65. Distribusi frekuensi
nilai kemampuan awal siswa dijabarkan pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 20 Distribusi Frekuensi Hasil belajar (Pretest) Kelas


Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2
Kriteria Interval (i) Frekuens Persentase Frekuensi Persentase
i (f) (%) (f) (%)
Sangat 81,25 – 100 0 0% 0 0%
Tinggi
Tinggi 68,75 – 81,25 0 0% 0 0%
Sedang 56,25 – 68,75 11 30,6% 11 30,6%
Rendah 43,75 – 56,25 21 58,3% 19 52,8%
Sangat 25 – 43,75 4 11,1% 6 16,7%
Rendah
Total 36 100% 36 100%

Merujuk dari Tabel 4.20 dapat disimpulkan bahwa kelas


eksperimen 1 termasuk dalam kategori sangat tinggi dalam rentang
81,25 sampai dengan 100 diperoleh persentase 0% sebanyak 0 siswa.
Selanjutnya tingkat kategori tinggi dalam rentang 68,75 sampai
dengan 81,25 diperoleh persentase 0% sebanyak 0 siswa. Tingkat
kategori sedang dalam rentang 56,25 sampai dengan 68,75 diperoleh
persentase 30,6% sebanyak 11 siswa. Tingkat kategori rendah dalam
60

rentang 43,75 sampai dengan 56,25 diperoleh persentase 58,3%


sebanyak 21 siswa. Tingkat kategori sangat rendah dalam rentang 25
sampai dengan 43,75 diperoleh persentase 11,1% sebanyak 4 siswa.

Dalam kelas eksperimen 2 yang tergolong kategori sangat


tinggi dalam rentang 81,25 sampai dengan 100 diperoleh persentase
0% sebanyak 0 siswa. Tingkat kategori tinggi dalam rentang 68,75
sampai dengan 81,25 diperoleh persentase 0% sebanyak 0 peserta
didik. Kategori sedang dengan rentang 56,25 sampai dengan 68,75
diperoleh persentase 30,6% sebanyak 11 siswa. Tingkat kategori
rendah dalam rentang 43,75 sampai dengan 56,25 diperoleh persentase
52,8% sebanyak 19 siswa. Tingkat kategori sangat rendah dalam
rentang 25 sampai dengan 43,75 diperoleh persentase 16,7% sebanyak
6 siswa.

Di bawah ini merupakan output SPSS yaitu deskripsi statistik


nilai kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen 1 serta kelas
eksperimen 2.

Tabel 4. 21 Deskripsi Statistik Kemampuan Awal

Std
Kelas N Min Max Mean
Deviation
Kelas Eksperimen 1 (X TKJ 1) 36 33 67 52,97 7,572
Kelas Eksperimen 2 (X TKJ 2) 36 36 65 51,97 7,121

Berdasarkan tabel di atas didapat nilai kemampuan awal


minimum dan maximum dalam kelas eksperimen 1 adlah 33 & 67
dengan rata-rata 52,97 berdasarkan pada tabel 3.15 pada Bab III
menunjukkan bahwa nilai kemampuan awal dalam kelas eksperimen 1
tergolong kriteria rendah.

Disiis lain dalam kelas eksperimen +2 nilai kemampuan


awal minimum dan maximum dalam kelas+eksperimen 2 yaitu 36 &
65 dengan rata-rata 51,97, berdasarkan Tabel 3.14 pada Bab III dapat
disimpulkan nilai kemampuan awal siswa pada kelas kontrol
tergolong kriteria rendah.
61

Perbandingan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen


1 berbantuan model Blended Learning menggunakan Sevima Edlink
dan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen 2 menggunakan
model Discovery Learning disajikan dalam grafik di bawah ini.

Pretest
52.97
53

52.6

52.2 51.97
51.8

51.4

Series1

Gambar 4. 2 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil belajar (Pretest) Kelas


Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Pada Gambar 4.2 di atas menunjukkan rata-rata nilai hasil


belajar sebelum diberikan perlakuan pada masing-masing kelas.
Berdasarkan grafik di atas diketahui nilai pemahaman siswa pada
kelas eksperimen 1 memanfaatkan model Blended Learning
berbantuan Sevima Edlink sebesar 52,97 yang lebih tinggi daripada
penilaian hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 2 dengan model
pembelajaran Discovery Learning yaitu 51,97.

b. Data Kemampuan Akhir Peserta Didik (Posttest)


Data nilai posttest diperoleh dari data nilai kemampuan awal
sisiwa setelah mendapatkan perlakuan kepada masing-masing kelas
eksperimen 1 serta kelas eksperimen 2. Dalam kelas eksperimen 1
mendapatkan perlakuan pembelajaran memanfaatkan model Blended
Learning menggunakan kelas virtual Sevima Edlink. Sedangkan kelas
eksperimen 2 mendapatkan perlakuan pembelajaran memanfaatkan
model Discovery Learning. Soal posttest dengan jumlah 25 butir
dalam bentuk pilihan ganda. Distribusi frekuensi nilai kemampuan
akhir siswa dijabarkan Tabel 4.5.
62

Tabel 4. 22 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Posttest) Kelas


Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2
Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2

Kriteria Interval (i)


Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
(f) (%) (f) (%)

Sangat 81,25 – 100 0 0% 0 0%


Tinggi

Tinggi 68,75 – 81,25 10 27,8% 3 8,3%

Sedang 56,25 – 68,75 15 41,7% 14 38,9%

Rendah 43,75 – 56,25 11 30,6% 19 52,8%

Sangat 25 – 43,75 0 0% 0 0%
Rendah
Total 36 100% 36 100%

Pada tabel di atas dapat dikategorikan bahwa untuk kelas eksperimen 1


yang termasuk dalam kategori sangat tinggi dalam rentang 81,25 sampai dengan
100 diperoleh persentase 0% sebanyak 0 siswa. Tingkat kategori tinggi dalam
rentang 68,75 sampai dengan 81,25 diperoleh persentase 27,8% sebanyak 10
siswa. Tingkat kategori sedang dalam rentang 56,25 sampai dengan 68,75
diperoleh persentase 41,7% sebanyak 15 siswa. Tingkat kategori rendah dalam
rentang 43,75 sampai dengan 56,25 diperoleh persentase 30,6% sebanyak 11
siswa. Tingkat kategori sangat rendah dalam rentang 25 sampai dengan 43,75
diperoleh persentase 0% sebanyak 0 siswa.

Sedangkan kelas eksperimen 2 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi


dalam rentang 81,25 sampai dengan 100 diperoleh persentase 0% sebanyak 0
siswa. Tingkat kategori tinggi dalam rentang 68,75 sampai dengan 81,25
diperoleh persentase 8,3% sebanyak 3 siswa. Tingkat kategori sedang dalam
rentang 56,25 sampai dengan 68,75 diperoleh persentase 38,9% sebanyak 14
siswa. Tingkat kategori rendah dalam rentang 43,75 sampai dengan 56,25
diperoleh persentase 52,8% sebanyak 19 siswa. Tingkat kategori sangat rendah
dalam rentang 25 sampai dengan 43,75 diperoleh persentase 0% sebanyak 0
siswa.
63

Di bawah ini merupakan output SPSS yaitu deskripsi statistik


nilai kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen 1 serta kelas
eksperimen 2.

Tabel 4. 23 Deskripsi Statistik Kemampuan Akhir

Std
Kelas N Min Max Mean
Deviation
Kelas Eksperimen 1 (X TKJ 1) 36 48 78 61,64 8,170
Kelas Eksperimen 2 (X TKJ 2) 36 44 74 56,47 6,988

Berdasarkan tabel di atas didapat nilai kemampuan awal


minimum dan maximum kelas eksperimen 1 adalah 48 & 78 dengan
rata-rata 61,64 berdasarkan pada tabel 3.15 pada Bab III menunjukkan
bahwa nilai kemampuan awal pada kelas eksperimen tergolong
kriteria sedang.

Disisi lain kelas eksperimen 2 nilai kemampuan awal


minimum dan maximum pada kelas kontrol yaitu 44 dan 74 dengan
rata-rata 56,47, berdasarkan pada tabel 3.14 pada Bab III
menunjukkan bahwa nilai kemampuan awal pada kelas eksperimen 2
tergolong kriteria sedang.

Perbandingan kemampuan akhir siswa pada kelas eksperimen


1 memanfaatkan model Blended Learning menggunakan Sevima
Edlink dan kemampuan akhir peserta didik pada kelas eksperimen 2
memanfaatkan model Discovery Learning disajikan grafik di bawah
ini.
64

Posttest
63
62 61.64
61
60
59
58
57 56.47
56
55
54
53

Series1

Gambar 4. 3 Grafik Perbandingan Rata-rata Hasil belajar (Posttest)


Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2

Pada Gambar 4.2 menunjukkan rata-rata penialian belajar


sesudah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas. Berdasarkan
grafik di atas diketahui penilaian belajar siswa pada kelas eksperimen
1 dengan model Blended Learning menggunakan kelas virtual Sevima
Edlink sebesar 61,64 lebih tinggi daripada penialiaan belajar siswa
pada kelas eksperimen 2 dengan model Discovery Learning yaitu
56,47.
65

BAB V
PEMBAHASAN

Pada BAB IV sudah dipaparkan mengenai hasil pengujian terhadap hasil


penelitian dan deskriptif masing-masing variabel. Seperti pemaparan sebelumnya,
dalam BAB V membahas hasil uji hipotesis terhadap penilaian belajar dan
motivasi dalam belajar siswa pada materi Komputer dan Jaringan Dasar antara
kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

A. Perbedaan Model Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Kelas


Virtual Sevima Edlink dan Model Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Motivasi Belajar
Hasil data dari motivasi belajar siswa yang kemudian dialakukan uji
statistik dengan uji Independent T-Test menghasilkan nilai signifikansi sebesar
0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Maka disimpulkan adanya pengaruh signifikansi
dalam diterapkannya model Blended Learning menggunakan kelas virtual
Sevima Edlink terhadap motivasi belajar komputer dan jarngan dasar pada kelas X
Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 7 Malang. Dari peaparan tersebut
disimpulkan penerapan model Blended Learning menggunakan kelas virtual
Sevima Edlink lebih efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Penerapan model Blended Learning mendukung keaktifan siswa pada


proses belajar. Pada pembelajaran ini siswa menggunakan smartphone atau
komputer untuk mengakses kelas virtual Sevima Edlink sehingga siswa menjadi
aktif dalam mengakses sumber belajar selain yang sudah diberikan oleh guru.
Dengan adanya fasilitas kelas virual Sevima Edlink tersebut peserta didik
memiliki kebebasan untuk berdiskusi diluar jam belajar mengajar karena fleksibel,
disisi lain jika ingin berdiskusi dengan guru dapat memanfaatkan fitur komen
pada masing-masing sesi pembelajaran yang ada. Dengan Blended Learning
proses pada saat belajar mengajar menjadi efektif dikarenakan dalam kegiatan
belajar dengan cara konvensional dapat berbantuan teknologi sehingga dapat
dilakukan kapanpun dan dimanapun (Syarif, 2013).
66

Analisis data motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen 1 dan 2 yaitu,
pada kelas eksperimen 1 terdapat 36 siswa dengan 6 siswa masuk ke dalam
kategori termotivasi sangat tinggi, 12 siswa masuk kedalam kategori termotivasi
tinggi, 14 siswa masuk kedalam kategori termotivasi sedang, 3 siswa masuk
kedalam kategori termotivasi sedang, serta 1 siswa masuk kedalam kategori
termotivasi sangat rendah. Sedangkan pada kelas eksperimen 2 dengan ju,lah
siswa sebanyak 36 didapatkan 0 siswa masuk kedalam kategori termotivasi tinggi,
5 siswa masuk kedalam kategori termotivasi tinggi, 6 siswa masuk kedalam
kategori termotivasi sedang, 15 siswa masuk kedalam kategori termotivasi rendah,
dan 10 siswa masuk kedalam kategori termotivasi sangat rendah. Hasil akhir
output SPSS tentang deskripsi statistik pada kelas eksperimen 1 menunjukkan
nilai paling tinggi sebesar 76, nilai paling rendah sebesar 29, dengan rata-rata
55,11. Sedangkan kelas eksperimen 2 dengan nilai paling tinggi sebesar 63,
dengan nilai paling rendah sebesar 20, dengan rata-rata 41,61. Berdasarkan hasil
data dapat disimpulkan rata-rata motivasi belajar pada kelas eksperimen 1 (X TKJ
1) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen 2 (X TKJ 2).

Dalam kelas eksperimen 1 menghasilkan penilaian dengan rata-rata


motivasi belajar termasuk ke dalam kriteria termotivasi tinggi, sedangkan dalam
kelas eksperimen 2 dengan rata-rata penilaian motivasi belajar termasuk ke dalam
kriteria termotivasi rendah. Sehingga dibuktikan penggunaan model Blended
Learning berbantuan Sevima Edlink lebih memotivasi peserta didik. Hal tersebut
seperi yang dipaparkan oleh (Syarif, 2013) yaitu peserta didik dengan tingkat
motivasi belajar yang tinggi menghadapi proses belajar disertai rasa ingin tahu,
memperhatikan pembelajaran, mencari dan membaca materi sehingga dapat
mendapatkan prestasi akademik yang tinggi.

Mengacu dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan


sebelumnya dan sepenuhnya mendukung hasil penelitian terkini seperti (B. Sjukur
Sulihin, 2012) menyatakan bahwa siswa dengan perlakuan belajar menggunakan
model Blended Learning lebih tinggi motivasi belajarnya dibanding model
konvensional. Kemudian penelitian dari (Syarif, 2013) menyatakan bahwa siswa
yang belajar menggunakan model Blended Learning dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam mata pelajaran KPPI.
67

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya mengenai hasil akhir


penganalisisan data, serta penelitian terdahulu mampu disimpulkan model
Blended Learning dengan menggunakan kelas virtual Sevima Edlink efektif dalam
meingkatkan motivasi belajar siswa.

B. Perbedaan Model Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Kelas


Virtual Sevima Edlink dan Model Pembelajaran Discovery Learning
Terhadap Hasil belajar Peserta didik pada Komputer dan Jaringan
Dasar
Dalam pengimplementasian pembelajaran berbantuan model Blended
Learning menggunakan cara penyampaian materi pembelajaran dengan media
berbantuan teknologi seperti kelas virtual Sevima Edlink. Mengimplementasikan
model Blended Learning dengan menyampaikan bahan ajar seperti modul, power
point yang diunggah di kelas virtual. Setelah itu peserta didik dapat mempelajari
materi tersebut sebelum dilakukan pembelajaran secara lamgsung di kelas. Saat
proses belajar dilaksanakan, pendidik menyampaikan materi-materi terkait dengan
pembelajaran. Kemudian pendidik dapat memiliki peran sebagai fasilitator dengan
menyampaikan tugas yang sudah diunggah pada kelas virtual. Peserta didik dapat
berdiskusi Bersama-sama dikelas dengan teman dan guru atau peserta didik dapat
bertanya melalui fitur komentar pada setiap sesi pembelajaran di kelas virtual.

(Nugraha et al., 2019) berpendapat penerapan model Blended Learning


membutuhkan bantuan media pembelajaran berbasis teknologi yang mampu
mendukung pembelajaran yang dilakukan secara online. Pada penelitian ini model
Blended Learning memanfaatkan Sevima Edlink untuk menunjang pembelajaran
peserta didik jika dilaukan secara online.

Hasil pendataan penialian belajar siswa selanjutnya dialakukan uji statistik


dengan uji Independent T-Test menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,005 yang
lebih kecil dari 0,05. Maka disimpulkan adanya pengaruh signifikansi dalam
diterapkannya model Blended Learning menggunakan kelas virtual Sevima
Edlink terhadap penilaian belajar komputer dan jarngan dasar pada kelas X Teknik
Komputer dan Jaringan di SMK Negeri 7 Malang. Dari peaparan tersebut
68

disimpulkan penerapan model Blended Learning menggunakan kelas virtual


Sevima Edlink lebih efektif untuk meningkatkan penilaian belajar siswa.

Analisis penialian belajar siswa pada kelas eksperimen 1 dan


eksperimen#2 yaitu, pada kelas eksperimen 1 terdapat 36 siswa dengan 0 siswa
masuk kedalam kategori hasil belajar sangat tinggi, 10 siswa masuk kedalam
kategori hasil belajar tinggi, 15 siswa masuk kedalam kategori hasil belajar
sedang, 11 siswa masuk kedalam kategori hasil belajar rendah, dan 0 siswa masuk
kedalam kategori hasil belajar sangat rendah. Sedangkan pada kelas eksperimen 2
dengan siswa 36 didapatkan 0 siswa masuk kedalam kategori hasil belajar sangat
tinggi, 3 siswa masuk kedalam kategori hasil belajar tinggi, 14 siswa masuk
kedalam kategori hasil belajar sedang, 19 siswa masuk kedalam kategori hasil
belajar rendah, dan 0 siswa masuk kedalam kategori hasil belajar sangat rendah.
Hasil dari output SPSS tentang deskripsi statistik pada kelas eksperimen 1
menunjukkan nilai maksimum sebesar 78, nilai minimum sebesar 48, dengan rata-
rata 61,64. Sedangkan kelas eksperimen 2 dengan nilai maksimum sebesar 44,
dengan nilai minimum sebesar 74, dengan rata-rata 56,47. Berdasarkan hasil data
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen 1 (X TKJ 1) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
eksperimen 2 (X TKJ 2).

Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian terdahulu seperti (Nugraha


et al., 2019) menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar
dengan model pembelajaran Blended Learning lebih tinggi dibandingkan dengan
peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional. Selain itu
penelitian dari (Ni Putu Eka Trisnayanti, Sariyasa, 2020) menyatakan bahwa
pengujian hipotesis hasil belajar peserta didik yang mengikuti model
pembelajaran Blended Learning berbasis moodle lebih baik dari pada peserta
didik yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya mengenai hasil akhir


penganalisisan data, serta penelitian terdahulu mampu disimpulkan terdapat
perbedaan yang signifikan ditinjau dari hasil penilaian belajar siswa yang
memanfaatkan model Blended Learning dan model Discovery Learning.
69

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini yang disusun berdasarkan hasil kajian pada
hasil penelitian dan pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penerapan model pembelajaran


Blended Learning menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan model
pembelajaran Discovery Learning terhadap motivasi belajar Komputer dan
Jaringan Dasar pada kelas X TKJ di SMK Negeri 7 Malang.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penerapan model pembelajaran
Blended Learning menggunakan kelas virtual Sevima Edlink dan model
pembelajaran Discovery Learning terhadap kemampuan hasil belajar
peserta didik pada materi Komputer dan Jaringan Dasar pada kelas X TKJ
di SMK Negeri 7 Malang.

B. Saran
Berdasar hasil penjabaran penelitian beserta pembahasannya, maka diberikan
saran sebagai berikut:

1. Guru Komputer dan Jaringan Dasar di SMK Negeri 7 Malang dapat


memanfaatkan model Blended Learning karena telah terbukti berpengaruh
terhadap motivasi belajar menjadi lebih tinggi, begitu juga terhadap
kemampuan peserta didik.
2. Penerapan model Blended Learning mampu berpengaruh meningkatkan
kualitas belajar siswa. Maka dari itu model Blended Learning dapat
menjadi referensi untuk jurusan TKJ sehingga dapat meningkatkan
kualitas siswa
3. Diharapkan penelitian mampu memberikan sudut pandang baru dan
dimanfaatkan sebagai acuan peneliti untuk memanfaatkan model Blended
Learning dalam proses pelaksanaan belajar mengajar dan sebaiknya untuk
emberikan kuesioner sebelum dan sesudah diberikan perlakukan, selain itu
70

untuk mengukur motivasi belajar dapat juga dengan menggunakan teknik


wawancara.
DAFTAR RUJUKAN

Abdullah, W. (2018). Model Blended Learning dalam Meningkatkan Efektifitas


Pembelajaran. Fikrotuna, 7(1), 855–866.
https://doi.org/10.32806/jf.v7i1.3169
Amin, A. K. (2017). Kajian Konseptual Model Pembelajaran Blended Learning
berbasis Web untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar.
Jurnal Pendidikan Edutama, 4(2).
Anderson, L. ., & Krathwohl, D. . (2015). Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom. Pustaka Belajar.
Arikunto, S. (2015). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara.
B. Sjukur Sulihin. (2012). PENGARUH BLENDED LEARNING TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA TINGKAT SMK.
Pendidikan Vokasi, 2, 368–378.
Bramasta, D. B. (2021). Sekolah Tatap Mukai dimulai Juli 2021, Ini Skema dan
Panduan Lengkapnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/31/100837965/sekolah-tatap-
muka-dimulai-juli-2021-ini-skema-dan-panduan-lengkapnya?page=all
Farida, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional. PT
Remaja Rosandakarya.
Fiteriani, I. (2014). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Pelajaran Ips
Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Di Kelas V Sd Negeri 1
Dewantara. 1(2), 34–41.
Hamdani, D., E., K., & I., S. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Generatid
dengan menggunakan Alat Peraga terhadap Pemahaman Konsep Cahaya
Kelas VIII di SMP Negeri 7 Kota Bengkulu. Jurnal Exacta, 10(1), 79–88.
http://repository.unib.ac.id
Hartanto, W. (2016). Penggunaan E-Learning sebagai Media Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1–18.
Huda, M. (2018). Kompetensi Kepribadian Guru Dan Motivasi Belajar Siswa
(Studi Korelasi Pada Mata Pelajaran Pai). Jurnal Penelitian, 11(2), 237–266.
https://doi.org/10.21043/jupe.v11i2.3170
Joko, S. Y. (2016). Motivasi dan keberhasilan belajar siswa. Jurnal Pendidikan
Agama Kristen, I(1), 189–212.
KEMENDIKBUD. (2012). Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning).
Jurnal Model Pembelajaran Discovery Learning, 1(1), 1–17.
Masni, H. (2015). Strategi meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Dikdaya,
5(1), 34–45.

71
72

Mendari, A. S., & Kewal, S. S. (2015). Motivasi Belajar Pada Mahasiswa.


Pendidikan Akuntansi Indonesia, 13, 1–13.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/10304/7971
Ni Putu Eka Trisnayanti, Sariyasa, G. S. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran
Blended Learning Terhadap Pemahaman Konsep Dan Motivasi Belajar
Siswa. Inovasi Jurnal Guru, 3(1), 1–196.
Novandini, & L. (2018). Pemanfaatan Kelas Virtual Sevima Edlink Untuk
Memotivasi Mahasiswa Pendidikan Matematika Semester 1 Matakuliah
Aljabar & Trigonometri. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 393–
399.
Nugraha, D. G. A. P., Astawa, I. W. P., & Ardana, I. M. (2019). Pengaruh model
pembelajaran blended learning terhadap pemahaman konsep dan kelancaran
prosedur matematis. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 6(1), 75–86.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v6i1.20074
Nurrohmi, Y., Utaya, S., & Utomo, D. H. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa.
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(10), 1308–
1314. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Rafika. (2013). Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya dengan
Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu.
Jurnal Kreatif Tadulako, 4(2), 15.
Rusman. (2011). Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
PT Rajagrafindo Persada.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo
Persada.
Slavin, R. E. (2008). Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. PT Indeks.
Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Rajagrafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan (Pertama). PT Bumi Aksara.
Syarif, I. (2013). Pengaruh model blended learning terhadap motivasi dan prestasi
belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(2), 234–249.
https://doi.org/10.21831/jpv.v2i2.1034
Usman, U. (2019). Komunikasi Pendidikan Berbasis Blended Learning Dalam
Membentuk Kemandirian Belajar. Jurnal Jurnalisa, 4(1), 136–150.
https://doi.org/10.24252/jurnalisa.v4i1.5626
Wibowo, A., & Rahmayanti, I. (2020). Penggunan Sevima Edlink Sebagai Media
Pembelajaran Online untuk Mengajar dan Belajar Bahasa Indonesia. Imajeri:
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(2), 163–174.
https://doi.org/10.22236/imajeri.v2i2.5094
73

Widiara, I. K. (2018). Blended Learning Sebagai Alternatif Pembelajaran Di Era


Digital. Purwadita, 2(2), 50–56.
Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A., & Nyoto, A. (2016). Transformasi Pendidikan
Abad 21 Sebagai Tuntutan. Jurnal Pendidikan, 1, 263–278.
http://repository.unikama.ac.id/840/32/263-278 Transformasi Pendidikan
Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era
Global .pdf. diakses pada; hari/tgl; sabtu, 3 November 2018. jam; 00:26, wib.
Wilem, J., & Psr, I. (2017). Peningkatan Pemahaman Konsep Grafik Fungsi
Trigonometri Siswa Smk Melalui Penemuan Terbimbing Berbantuan
Software Autograph ( the Increase of Smk Student ’ S Conceptual
Understan .... ( the Increase of Smk Student ’ S Conceptual Understanding of
Trigonome. March.
74

LAMPIRAN
Lampiran 1 silabus

SILABUS

Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang


Bidang Keahlian : Teknik Komputer dan Informatika
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Durasi (Waktu) : 2 pertemuan (@45 menit)
Kelas/Semester :X

KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Komputer dan
Informatika. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan langsung.Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak
mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah
pengawasan langsung.

75
76

Alokasi Waktu
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian
(JP)

1 2 3 4 5 6

 Mengamati
3.4 Menerapkan konfigurasi 3.4.1 Menjelaskan komponen  Definisi BIOS 3 Pengetahuan :
Tayangan atau stimulasi terkait materi
BIOS pada komputer BIOS
 Jenis BIOS konfigurasi BIOS pada komputer  Tes tertulis
4.4 Melakukan seting BIOS 3.4.2 Menentukan konfigurasi
BIOS sesuai dengan  Komponen BIOS  Menanya Keterampilan :
kebutuhan Mengajukan pertanyaan terkait tayangan
 Fungsi BIOS atau simulasi atau hal-hal yang  Penilaian unjuk kerja
4.4.1 Melakukan konfigurasi
 Langkah-langkah berhubungan dengan konfigurasi BIOS  Obervasi
BIOS sebagai prasyarat
penginstalasian sistem konfigurasi BIOS pada komputer
operasi  Mengumpulkan informasi
 Prosedur pembuatan
4.4.2 Melakukan pengujian Mengumpulkan informasi mengenai hal-
laporan konfigurasi
hasil konfigurasi BIOS hal yang berhubungan dengan
BIOS
4.4.3 Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS pada komputer
konfigurasi BIOS  Mengeksplorasi
Melalui analisis data, mengumpulkan,
menyimpulkan konfigurasi BIOS pada
komputer
 Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan konfigurasi BIOS
pada komputer
77

Lampiran 2 RPP

Nama Satuan Pendidikan : SMK Negeri 7 Malang


Program Keahlian : Teknik Komputer dan Informatika
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas/Semseter : X/I
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (@45 Menit)
Materi Pokok : Konfigurasi BIOS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KOMPETENSI DASAR LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


3.4 Menerapkan konfigurasi BIOS pada PEMBELAJARAN
komputer Pendahuluan:
4.4 Melakukan setting BIOS 1. Salam pembuka
INDIKATOR 2. Berdoa
3.4.1 Menjelaskan komponen BIOS 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3.4.2 Menentukan konfigurasi BIOS sesuai 4. Mengupload materi dan link di Sevima
dengan kebutuhan Edlink
4.4.1 Melakukan konfigurasi BIOS sebagai Kegiatan Inti:
prasyarat penginstalan sistem operasi 1. Seeking Of Information
4.4.2 Melakukan pengujian hasil konfigurasi  Dengan menggunakan
BIOS HP/laptop/komputer siswa membuka
4.4.3 Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS kode kelas virtual Sevima Edlink
TUJUAN PEMBELAJARAN  Guru meminta siswa untuk mencari
Melalui simulasi dan penugasan individu informasi mengenai konfigurasi,
dengan menggunakan model komponen, pengujian BIOS
pembelajaran Blended Learning, peserta  Guru menyajikan tayangan mengenai
didik mampu: konfigurasi, komponen, pengujian BIOS
1. Menjelaskan komponen BIOS dengan 2. Acquisition Of Information
benar  Guru membimbing siswa untuk
2. Menentukan konfigurasi BIOS sesuai menyampaikan informasi yang telah
dengan kebutuhan dicari pada kolom komentar kelas
3. Melakukan konfigurasi BIOS sebagai virtual Sevima Edlink/langsung dikelas
prasyarat penginstalan sistem operasi  Siswa mengemukakan pendapat atau
dengan benar informasi yang telah ditemukan pada
4. Melakukan pengujian hasil konfigurasi kolom komentar kelas virtual Sevima
BIOS sesuai prosedur Edlink/langsung dikelas
5. Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS 3. Synthesizing Of Knowledge
sesuai prosedur  Guru memberikan kesempatan kepada
ALAT, MEDIA, SUMBER BELAJAR siswa untuk bertanya mengenai materi
 HP/PC dengan koneksi internet yang belum jelas atau belum diketahui
 Sevima Edlink/WhatsAppGroup  Peserta didik dibantu guru untuk
 Modul Konfigurasi BIOS membuat kesimpulan
 Power Point Penutup:
 Website Simulasi BIOS 1. Guru memberikan tugas untuk
dikerjakan melalui kelas virtual Sevima
Edlink
PENILAIAN
1. Pengetahuan : LKPD, Soal pilihan
ganda
2. Keterampilan :
Laporan/Video(opsional)
3. Sikap : Jujur, Disiplin,
Tanggung
Jawab
78

Nama Satuan Pendidikan : SMK Negeri 7 Malang


Program Keahlian : Teknik Komputer dan Informatika
Kompetensi Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan
Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar
Kelas/Semseter : X/I
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan (@45 Menit)
Materi Pokok : Konfigurasi BIOS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KOMPETENSI DASAR LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


5.4 Menerapkan konfigurasi BIOS PEMBELAJARAN
pada komputer Pendahuluan:
6.4 Melakukan setting BIOS 5. Salam pembuka
INDIKATOR 6. Berdoa
3.4.3 Menjelaskan komponen BIOS 7. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3.4.4 Menentukan konfigurasi BIOS Kegiatan Inti:
sesuai dengan kebutuhan 4. Pemberian Stimulus
4.4.4 Melakukan konfigurasi BIOS  Mempelajari materi powerpoint
sebagai prasyarat penginstalan mengenai konfigurasi BIOS
sistem operasi  Meminta tanggapan peserta didik
4.4.5 Melakukan pengujian hasil 5. Identifikasi Masalah
konfigurasi BIOS  Pemberian pertanyaan tantangan
4.4.6 Membuat laporan hasil terkait konfigurasi BIOS
konfigurasi BIOS 6. Pengumpulan Data
TUJUAN PEMBELAJARAN  Mencatat hasil konfigurasi sesuai
Melalui simulasi dan penugasan individu dengan apa yang ada pada website
dengan menggunakan model simulasi BIOS
pembelajaran Discovery Learning secara 7. Pengolahan Data dan Verifikasi
daring, peserta didik mampu:  Mengerjakan lembar kerja,
6. Menjelaskan komponen BIOS melakukan setting BIOS
dengan benar (dokumentasi dalam bentuk video),
7. Menentukan konfigurasi BIOS dan memverifikasi hasil
sesuai dengan kebutuhan pengolahan data berdasarkan
8. Melakukan konfigurasi BIOS sumber yang relevan
sebagai prasyarat penginstalan 8. Penarikan Kesimpulan
sistem operasi dengan benar  Presentasi, tanggapan presentasi,
9. Melakukan pengujian hasil dan perbaikan hasil presentasi
konfigurasi BIOS sesuai prosedur untuk membuat kesimpulan yang
10. Membuat laporan hasil konfigurasi benar
BIOS sesuai prosedur Penutup:
ALAT, MEDIA, SUMBER BELAJAR 2. Membuat rangkuman /kesimpulan hasil
 HP/PC dengan koneksi internet pembelajaran dengan bimbingan guru
 Sevima Edlink PENILAIAN
 WhatsApp 4. Pengetahuan : LKPD, Soal pilihan
 Modul Konfigurasi BIOS ganda
 Power Point 5. Keterampilan :
 Website Simulasi BIOS Laporan/Video(opsional)
6. Sikap : Jujur, Disiplin,
Tanggung
Jawab
79

Mengetahui, Malang, Juli 2022


Guru Pamong Guru Mata
Pelajaran,

Arief Dwi Handhana, S.Pd. Erda Septya Sari


NIP NIM 170533628532
80

Lampiran 3 Instrumen Penilaian

INSTRUMEN PENILAIAN
KONFIGURASI BIOS

KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR

ERDA SEPTYA SARI

SMK Negeri 7 MALANG


2022
81

PENILAIAN SIKAP

A. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan Konfigurasi BIOS pada komputer
4.4 Melakukan setting BIOS
B. Indikator Pembelajaran
3.4.1 Menjelaskan komponen BIOS
3.4.2 Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
4.4.1 Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan system operasi
4.4.2 Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS
4.4.3 Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan komponen BIOS dengan benar
2. Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
3. Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan sistem operasi dengan
benar
4. Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
5. Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
D. Instrumen Observasi
Lembar Instrumen Observasi

Aspek Prilaku (Skor = 1, 2, 3, 4 dan 5)

Kategori
Nama Peserta Didik Total Nilai
No Bertanggung Nilai Akhir
Jujur Kerjasama Skor Akhir
Jawab

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1
2
3
4

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


Aspek Jujur
No. Indikator Aspek Skor
1 Mengerjakan tugas secara mandiri atau tidak 1 = Jika 1 indikator terpenuhi
menyontek 2 = Jika 2 indikator terpenuhi
2 Menyampaikan pendapat terhadap sesuatu denga 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
napa adanya 4 = Jika 4 indikator terpenuhi
3 Tidak mengambil/menyalin karya dari orang lain 5 = Jika 5 indikator terpenuhi
tanpa menyebutkan sumber dalam mengerjakan
82

tugas
4 Berani mengakui kesalahan/kekurangan yang
dimiliki
5 Melaporkan informasi/data denga napa adanya

Aspek Percaya Diri


No. Indikator Aspek Skor
1 Berani bertanya kepada guru jika ada informasi 1 = Jika 1 indikator terpenuhi
yang kurang dipahami 2 = Jika 2 indikator terpenuhi
2 Mampu presentasi di depan kelas atau tidak grogi 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
jika berhadapan dengan orang banyak 4 = Jika 4 indikator terpenuhi
3 Berani menyampaikan pendapat walaupun 5 = Jika 5 indikator terpenuhi
berbeda dengan yang lain
4 Menjawab pertanyaan dengan penuh keyakinan
5 Mengemukakan ide/gagasan yang dimiliki

Aspek Tanggung Jawab


No. Indikator Aspek Skor
1 Menerima resiko dan bertanggung jawab atas 1 = Jika 1 indikator terpenuhi
tindakan yang dilakukan 2 = Jika 2 indikator terpenuhi
2 Mengerjakan kuis/tes evaluasi dengan baik 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
3 Mengerjakan tugas individu dengan baik dan 4 = Jika 4 indikator terpenuhi
tanggung jawab 5 = Jika 5 indikator terpenuhi
4 Melaksanakan tatatertib dan patuh selama
kegiatan pembelajaran
5 Mengerjakan tugas kelompok dengan baik dan
penuh tanggung jawab

Keterangan
Kolom aspek perilaku : diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, dan 5
83

Kolom total skor aspek : diisi dengan jumlah total skor aspek yang didapatkan

Skor maksimal = 15
Total Skor = Skor Jujur + Skor Percaya Diri + Skor Tanggung Jawab
Nilai Akhir =( )
Total skor aspek
Skor maksimal
× 100

Kategori Nilai Akhir:


0 – 20 = Tidak baik
21 – 40 = Cukup baik
41 – 60 = Baik
61 – 80 = Sangat baik
81 – 100 = Sangat baik sekali
84

PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN

A. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan Konfigurasi BIOS pada komputer
4.4 Melakukan setting BIOS
B. Indikator Pembelajaran
3.4.1 Menjelaskan komponen BIOS
3.4.2 Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
4.4.1 Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan system operasi
4.4.2 Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS
4.4.3 Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan komponen BIOS dengan benar
2. Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
3. Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan sistem operasi dengan
benar
4. Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
5. Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
85

D. Instrumen Tes Objektif


KISI-KISI SOAL TES OBJEKTIF

Nama Sekolah : SMK Negeri 7 Malang Alokasi waktu : 120 menit


Mata Pelajaran : Komputer dan Jaringan Dasar Jumlah Soal : 50 soal
Kelas/Komli : X/TKJ Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kurikulum : K13 revisi Semester : Ganjil
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kompetensi Lingkup Indikator Soal Prediktor Soal Level Kognitif Bentuk Soal Nomor Soal
Dasar Materi /
Komponen
Menerapkan  Menjelaskan 3.4.1 Peserta didik mampu Menentukan PG 7, 17, 39, 41, 42
konfigurasi BIOS konsep dasar Menjelaskan menentukan komponen BIOS (C3)
pada komputer BIOS komponen Peserta didik mampu Menentukan PG 4, 11, 18, 20,
 Menganalisis BIOS menentukan fitur pada BIOS (C3) 22, 32, 44, 45,
jenis-jenis 46, 48
BIOS Peserta didik mampu Menganalisis PG 8, 9, 12, 13, 16,
 Menjelaskan menganalisis jenis BIOS (C4) 21, 24, 28, 30,
fungsi BIOS 33, 35, 38, 43
pada komputer 3.4.2 Peserta didik mampu Menganalisis PG 1, 2, 3, 6, 14,
Menentukan menganalisis konfigurasi BIOS (C4) 19, 23, 34, 37,
konfigurasi pada komputer 40, 50
BIOS sesuai Peserta didik mampu Menganalsisi PG 5, 10, 15, 25,
dengan menganalisis perintah-perintah (C4) 26, 27, 29, 31,
kebutuhan pada BIOS 36, 47, 49
SOAL TES OBJEKTIF
No. Pertanyaan Bobot
1. Dibawah ini yang dapat disetting dalam system BIOS, kecuali… 2
a. Setting screensaver
b. Setting boot sequence
c. Setting waktu
d. Setting suhu temperatur
2. Salah satu komponen BIOS yang berperan dalam proses booting ke dalam 2
system operasi adalah…
a. Boot straper
b. Windows
c. Driver
d. AMIBIOS
3. Setting pada BIOS yang akan menjamin bahwa BIOS mampu menangani 2
semua hardware yang terpasang dan dijamin beroperasi lancar merupakan
jenis konfigurasi BIOS mode…
a. Mode manual
b. Mode auto
c. Mode kritis
d. Mode optimal
4. Fitur pada BIOS yang dapat melaukan proses format hard disk adalah… 2
a. Ide HDD
b. Power management
c. HDD low level format
d. Load setup defaults
5. Cara pengaksesan BIOS berbeda-beda tergantung pada jenis BIOS-nya. 2
Pada jenis AMI BIOS cara user untuk mengaksesnya yaitu dengan
menekan…
a. Delete
b. Shift
c. Crtl
d. Esc
6. Tombol yang digunakan untuk keluar dari tampilan BIOS adalah… 2
a. F5
b. F7
c. F10
d. F11
7. Salah satu bagian dari BIOS yang terdapat pada keyboard yang disebut 2
dengan CMOS. Kepanjangan dari CMOS adalah…
a. Complementary Mount Oxide Semiconductor
b. Complementary Modern Oxide Semiconductor
c. Complementary Metal Oxide Semicolone
d. Complementary Metal Oxide Semiconductor
8. Jenis BIOS yang berasal dari Amerika Serikat yang beroperasi sejak tahun 2
1983 merupakan jenis BIOS…
a. AMI BIOS
b. AWARD BIOS
c. Phoenix BIOS
87

d. IBM BIOS
9. Pada jenis Phoenix BIOS apabila terjadi kode atau peringatan Beep 3 – 3 – 2
4 merupakan terjadi kesalahan pada…
a. Keyboard
b. VGA
c. CMOS
d. RAM
10. Untuk menghilangkan konfigurasi pada BIOS dengan cara… 2
a. Mereset komputer
b. Menginstal ulang komputer
c. Mematikan komputer
d. Melepas baterai CMOS
11. Pengaturan pada memori, system cache, prosesor, dan bus I/O merupakan 2
fungsi dari…
a. VGA
b. Setup defaults
c. Chipset feature setup
d. Chipset CMOS
12. IBM BIOS dikembangkan dari suatu perusahaan software dan perangkat 2
keras ternama dari Amerika Serikat. IBM BIOS yang berdiri sejak
tahun1911 melakukan pembaruan sebanyak berapa versi…
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
13. Kode atau peringatan Beep Panjang satu kali dan beep pendek satu kali 2
yang terjadi pada IBM BIOS merupakan peringatan terjadi kesalahan
pada…
a. Motherboard
b. VGA
c. Power supply
d. RAM
14. Setting pada BIOS yang dapat mengikuti kehendak user dengan 2
memasukkan parameter nilai setting merupakan jenis konfigurasi BIOS
mode…
a. Mode manual
b. Mode auto
c. Mode kritis
d. Mode optimal
15. Saat akan keluar dari tampilan BIOS tanpa penyimpanan, tombol yang 2
digunakan adalah…
a. F3
b. Esc
c. F4
d. Del
16. Jenis AWARD BIOS memiliki kode atau peringatan Beep yang 2
menandakan kerusakan yang terjadi pada keyboard, berapa banyak kode
88

atau peringatan Beep tersebut berbunyi…


a. Pendek 2 kali
b. Pendek 1 kali
c. Panjang 1 kali dan pendek 2 kali
d. Panjang 1 kali dan pendek 3 kali
17. Perangkat lunak komputer yang berfungsi mengatur seluruh konfigurasi 2
system komputer saat pertama kali dijalankan merupakan fungsi dari
BIOS. BIOS adalah…
a. Basic Internal Output Service
b. Basic Input Output System
c. Basic Input Output Service
d. Basic Internal Output System
18. Bagian pada BIOS yang digunakan untuk menjelaskan memanajemen 2
energi yaitu…
a. Power Management
b. Configuration setup
c. Harddrive Management
d. Pheriperal setup
19. Sebelum menginstall system opertasi pada komputer, user wajib 2
melakukan beberapa pengecekan pada bagian perangkat komputer dan juga
spesifikasi hardware komputer dengan menggunakan BIOS. Proses
tersebut merupakan…
a. BIOS
b. POST
c. Booting
d. Reboot
20. Salah satu fitur BIOS yang memiliki fungsi menambah keamanan system 2
jaringan adalah…
a. Password
b. Administrator
c. Delete
d. I/O
21. Dapat mengaktifkan keamanan sehingga konektivitas dan kompabilitas 2
dari berbagai komponen yang terdapat pada komputer, merupakan
keunggulan yang dimiliki oleh jenis BIOS…
a. IBM BIOS
b. AMI BIOS
c. Phoenix BIOS
d. AWARD BIOS
22. Fitur pada BIOS ini dapat melakukan setting auto yang dapat mendeteksi 2
geometri hard drive secara otomatis. Fitur tersebut adalah…
a. Password screen
b. Fixed RAM Detection
c. PnP/PCI
d. Fixed Disk Detection
23. Pada awalnya BIOS disimpan dalam chip memori yang hanya bisa 2
membaca dalam motherboard. Berdasarkan pernyataan tersebut nama lain
89

dari BIOS yaitu…


a. RAM BIOS
b. ROM BIOS
c. Driver BIOS
d. Device ROM
24. Pada jenis Phoenix BIOS untuk mengakses atau masuk kedalam set up 2
BIOS dengan menekan…
a. Delete
b. Esc
c. F1
d. F2
25. Apabila BIOS tidak terdeteksi, tidak dapat booting, tidak dapat melakukan 2
identifikasi hardware dan POST merupakan gejada dari permasalahan
pada…
a. Harddisk
b. Booting
c. Port USB
d. Chip BIOS
26. Untuk memindahkan kursor pada tampilan menu BIOS yaitu dengan 2
menggunkan…
a. Mouse
b. Touchpad
c. Monitor
d. Keyboard
27. Perhatikan pernyataan dibawah ini: 2
 Berusaha memperbaiki problem system hardware komputer.
 Meningkatkan performa kinerja system terutama dalam kaitannya
menangani hardware baru.
 Mengganti system operasi, processor, modul RAM dimana BIOS-
lama tidak mendukung suatu konfigurasi (hardware) baru yang akan
diterapkan.
Dari pernyataan situasi tersebut yang perlu dilakukan user yaitu…
a. Install ulang BIOS
b. Konfigurasi BIOS
c. Save and exit BIOS
d. Update BIOS
28. Jenis kode atau peringatan Beep sebanyak 7 kali yang terjadi pada AMI 2
BIOS merupakan peringatan terjadi kesalahan pada…
a. RAM
b. VGA
c. Processor
d. Motherboard
29. Pengaturan booting saat pertama kali instalasi Windows 7 diatur pada… 2
a. BIOS
b. RAM
c. CMOS
d. Control panel
90

30. Berikut ini merupakan jenis BIOS yang memiliki ciri dari perusahaan 2
American Megatrend Inc yang didirikan pada tahun 1985 adalah…
a. AWARD BIOS
b. IBM BIOS
c. AMI BIOS
d. Phoenix BIOS
31. Apabila motherboard mengalami system kehilangan pengaturan solusi 2
yang dianjurkan seorang teknisi adalah…
a. Periksa baterai
b. Pada saat BIOS setup pastikan pilih save and exit
c. Rapatkan kembali pin port
d. Lakukan proses reset BIOS
32. Fitur BIOS yang digunakan untuk konfigurasi fasilitas-fasilitas yang 2
berhubungan dengan perangkat yang terhubung dengan motherboard. Fitur
tersebut adalah…
a. Integrated pheriperals
b. Load setup defaults
c. Integrated harddisk
d. Chipset feature setup
33. Kode Beep atau peringatan yang dimiliki oleh AMI BIOS yang 2
menandakan terdapat kesalahan pada RAM yaitu ditandai dengan berapa
kali bunyi Beep…
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
34. Berikut ini merupakan fungsi dari BIOS, kecuali… 2
a. Mengenali semua hardware
b. Mengecek hardware
c. Mengenali penginstalan software
d. Mengatur settingan dasar komputer
35. BIOS memiliki banyak jenis, berikut ini merupakan produsen BIOS, 2
kecuali…
a. AWARD BIOS
b. Macintosh BIOS
c. IBM BIOS
d. Phoenix BIOS
36. Salah satu cara untuk masuk ke dalam BIOS sebuah PC adalah dengan 2
menggunakan keyboard…
a. Del
b. Esc
c. Ctrl + Alt
d. Ctrl + Alt + Del
37. Pada saat menginstal OS dengan menggunakan flashdisk maka pengaturan 2
First Boot di BIOS diset menjadi…
a. Setting 1st boot sequence flashdisk 0
b. Setting 1st boot sequence usb drive
91

c. Setting 2nd boot sequence cd room


d. Setting 2nd boot sequence hard disk 0
38. Pada jenis IBM BIOS apabila terdapat kode atau peringatan Beep panjang 2
tiga kali yaitu menandakan terjadi masalah pada…
a. Motherboard
b. Keyboard
c. VGA
d. Normal
39. Dalam menjalankan tugasnya BIOS memiliki komponen pendukung. 2
Komponen tersebut adalah…
a. Program BIOS Setup, driver, program bootstraper
b. Program BIOS Setup, RAM, hard disk
c. Program BIOS Setup, POST, hard disk
d. Program BIOS Setup, driver, POST
40. Pada saat menginstal Operation System dengan menggunakan CD maka 2
pengaturan First Boot di BIOS diset menjadi…
a. Setting 1st boot sequence hard disk 0
b. Setting nd boot sequence harddisk 0
c. Setting 2nd boot sequence CD ROM
d. Setting 1st boot sequence DVD ROM
41. Pengecekan yang dilakukan BIOS pada device ROM yaitu meliputi… 2
a. Pengetesan RAM dan VGA
b. Pengecekan hard disk dan VGA
c. Pengecekan hard disk dan pengetesan RAM
d. Pengetesan driver dan RAM
42. Pada saat BIOS menampilkan pengaturan harddisk, terdapat beberapa 2
pengaturan pada harddisk kecuali…
a. Secondary Slave
b. Secondary Master
c. Third Partitions
d. Primary Master
43. Pada jenis AMIBIOS, suara beep yang muncul tiga kali peringatan yang 2
akan muncul adalah…
a. RAM mengalami masalah
b. Tes memori VGA gagal
c. Mode error
d. Kegagalam memori pada 64 pertama
44. Tampilan pada Load Setup Defaults mereset setting BIOS menjadi… 2
a. Setting default
b. Standard
c. Advanced
d. Settings
45. Bagian menu dalam BIOS yang dapat digunakan untuk pengaturan tentang 2
peringatan dini adanya virus dan mempercepat proses POST adalah…
a. Chipset feature
b. Integrated pheriperal
c. BIOS feature set up
92

d. Standard CMOS set up


46. Dibawah ini yang merupakan fungsi dari baterai CMOS adalah… 2
a. Mengatur waktu
b. Mereset komputer
c. Optimasi baterai
d. Mereset system operasi
47. Apabila terjadi lupa password saat login ke dalam system BIOS cara yang 2
dapat dilakukan yaitu…
a. Mematikan komputer
b. Melepas baterai CMOS
c. Mereset BIOS melalui jumper
d. Memasang ulang komputer
48. Tempat pada system hardware yang dapat diatur untuk meningkatkan 2
performa adalah…
a. BIOS delete
b. Boot screen
c. Tampilan setup
d. Booting
49. Pada saat kita ingin melakukan update pada BIOS yang pertama kali perlu 2
user lakukan adalah…
a. Cek versi RAM
b. Cek versi BIOS
c. Cek ROM
d. Cek kapasitas hard disk
50. Pada saat komputer dinyalakan software yang pertama kali dijalankan 2
adalah…
a. BIOS
b. Sistem operasi
c. Aplikasi
d. Driver
93

Kunci Jawaban Soal Tes Objektif


1. A 26. D
2. A 27. D
3. B 28. C
4. C 29. A
5. A 30. C
6. C 31. B
7. D 32. A
8. B 33. B
9. B 34. C
10 D 35. B
.
11 C 36. A
12 D 37. B
.
13 A 38. B
.
14 A 39. A
.
15 B 40. D
.
16 D 41. C
.
17 B 42. C
.
18 A 43. D
.
19 B 44. A
.
20 A 45. C
.
94

21 C 46. A
.
22 D 47. C
.
23 B 48. C
.
24 D 49. B
.
25 D 50. A
.
95

Mata Uji : Konfigurasi BIOS pada Komputer


Satuan Pendidikan : SMK Negeri 7 Malang
Waktu : 120 menit

PETUNJUK UMUM

1. Isikan identitas Anda pada Lembar Jawaban Konfigurasi BIOS pada Komputer yang tersedia
dengan menggunakan bolpen,
2. Silangkan (X) huruf pada Lembar Jawaban yang dianggap benar,
3. Jagalah Lembar Jawaban agar tidak rusak, sobek ataupun terlipat,
4. Jumlah soal sebanyak 50 butir dengan maksimal 4 (empat) pilihan jawaban,
5. Pilihan jawaban tidak boleh lebih dari 1 (satu),
6. Periksa dan bacalah setiap butir soal sebelum kamu menjawabnya,
7. Laporkan kepada guru apabila terdapat lembar soal yang kurang jelas, rusak atau tidak
lengkap,
8. Periksa kembali pekerjaan kamu sebelum diserahkan kepada guru,
9. Lembar soal tidak boleh dicoret-coret,
10. Apabila ada jawaban yang dianggap salah maka pilihlah jawaban yang salah tersebut sampai
benar, kemudian coret mendatar pada huruf jawaban lain yang kamuanggap benar,

Contoh: a. Sebelum menjawab (A) (B) (C) (D) (E)

b. Sesudah menjawab (A) (XB) (C) (D) (E)

c. Sesudah diperbaiki (A) (XB) (C) (XD) (E)

11. Setiap bentuk kecurangan adalah pelanggaran.


96

LEMBAR JAWABAN

Mata Pelajaran : Komputer dan Nama : Nilai


Jaringan Dasar Akhir
Tema : Konfigurasi BIOS Kelas :
pada Komputer
Semester : Ganjil No. Absen :
KD 3.4 : Menerapkan Tanggal :
konfigurasi BIOS pada komputer

N A B C D No A B C D
o
1 26
2 27
3 28
4 29
5 30
6 31
7 32
8 33
9 34
1
35
0
1
36
1
1
37
2
1
38
3
1
39
4
1
40
5
1
41
6
1
42
7
1
43
8
1
44
9
2
45
0
2
46
1
97

2
47
2
2
48
3
2
49
4
2
50
5
98

PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

A. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan Konfigurasi BIOS pada komputer
4.4 Melakukan setting BIOS
B. Indikator Pembelajaran
3.4.1 Menjelaskan komponen BIOS
3.4.2 Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
4.4.1 Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan system operasi
4.4.2 Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS
4.4.3 Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan komponen BIOS dengan benar
2. Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
3. Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan sistem operasi dengan benar
4. Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
5. Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
D. Instrumen Unjuk Kerja
Lembar Instrumen Unjuk Kerja

Aspek Penilaian (Skor = 1,2,3,4, dan 5)

N K
Tekn T N
NO a Pelapo a
o i
m Persiawan Awal Pelaksanaan
ran
ologi t
Yang t l
a dan e
Digu a a
Evalua g
naka l i
P si o
n S
e r
k A
s 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 i
o k
e N
r h
r il
i
t a
r
a i
A
D k
i h
d i
i r
k
1
2
3
99

4
5
100

Rubrik Instrumen Unjuk Kerja


Aspek Persiapan

Indikator Aspek Skor

Membaca Bahan Ajar Yang Telah di berikan dengan


runtut 1 = Jika 1 indikator terpenuhi
Membaca Bahan Ajar Yang Telah di berikan 2 = Jika 2 indikator terpenuhi
Perencanaan Disusun Sesuai dengan Tujuan 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
Kesiapan Alat dan Bahan 4 = Jika 4 indikator terpenuhi
5 = Jika 5 indikator terpenuhi
Kesiapan Sumber Referensi Lain

Aspek Pelaksanaan

Indikator Aspek Skor

Membuat kode program javascript


1 = Jika 1 indikator terpenuhi
Membuat web interaktif 2 = Jika 2 indikator terpenuhi
Mengaplikasikan client-side scripting kepada web interaktif 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
Membuat laporan pembuatan web interaktif 4 = Jika 4 indikator terpenuhi
dengan client-side scripting 5 = Jika 5 indikator terpenuhi
Mengumpulkan hasil laporam pembuatan web interaktif dengan
client-side scripting

Aspek Pelaporan dan Evaluasi

Indikator Aspek Skor

1 Laporan kode program javascript 1 = Jika 1 indikator terpenuhi


2 Web interaktif berjalan tanpa kendala 2 = Jika 2 indikator terpenuhi
3 Laporan pembuatan pembuatan web interaktif dengan client- 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
side scripting 4 = Jika 4 indikator terpenuhi
4 Menggunakan aplikasi text editor dan google chrome 5 = Jika 5 indikator terpenuhi
5 Presentasi di depan kelas
101

Aspek Teknologi yang Digunakan

Indikator Aspek Skor

Menggunakan komputer untuk menjalankan google chrome,


1 dan aplikasi text editor
Menggunakan internet untuk mencari informasi yang berkaitan 1 = Jika 1 indikator terpenuhi
2 Dengan Javascript
2 = Jika 2 indikator terpenuhi
Menggunakan aplikasi microsoft word untuk mengerjakan 3 = Jika 3 indikator terpenuhi
3 LKPD
4 = Jika 4 indikator terpenuhi
Menggunakan aplikasi text editor untuk membuat web 5 = Jika 5 indikator terpenuhi
4 interaktif
5 Menggunakan lcd proyektor untuk presentasi

Keterangan:
Kolom aspek prilaku: di isi dengan angka 1, 2, 3, 4 dan 5

Kolom total skor aspek : di isi dengan jumlah total skor aspek yang didapatkan Skor maksimal = 20
Total Skor = Skor Perispan + Skor Pelaksanaan + Skor Pelaporan dan Evaluasi + Skor Teknologi yang
digunakan

Kategori Nilai Akhir: 0 – 20 =


Tidak Baik
21 – 40 = Cukup
41 – 60 = Baik
61 – 80 = Sangat baik
81 – 100 = Sangat baik
sekali
102

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Mata Pelajaran : Konfigurasi BIOS pada Komputer

Judul/Tema : Konfigurasi BIOS pada Komputer


Nama Kelompok : ……………………………………………………………
Nilai Akhir
Kelas : ……………………………………………………………

Nama Anggota : ……………………………………………………………


……………………………………………………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………

I. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan komponen BIOS dengan benar
2. Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
3. Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan sistem operasi dengan benar
4. Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
5. Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
II. Langkah-langkah Kegiatan

1. Dengan menggunakan Laptop/PC buka website


https://support.lenovo.com/id/id/solutions/ht502745-lenovo-bios-simulator-center-an-
interactive-bios-setup-utility-windows
2. Kemudian baca dan pelajarilah website tersebut, untuk memulai Lenovo BIOS Simulator
buka https://download. lenovo .com/bsco/index.html
3. Setelah membuka halaman tersebut pindahkan kursor mouse ke pojok kiri atas dan
carilah atau navigasikan system
103

4. Simulator BIOS tertentu dapat ditampilkan, cobalah beberapa produk simulator BIOS
5. Untuk beralih ke produk lain, gerakkan kursor ke sudut kiri atas, lalu pilih kembali

Pengamatan

TABEL PENGAMATAN

Hasil dan Analisis

Analisis hasil pengamatan anda lalu tuliskan dibawah ini


104

Kunci Jawaban
Menu pada BIOS beserta fungsinya antara lain:
1. Main Menu
Pada main menu ini, kita dapat mengetahui versi BIOS yang digunakan, type dan
kecepatan prosessor yang digunakan pada komputer, kecepatan memori, kapasitas
memori, dan kita juga dapat mengatur bahasa dan waktu dengan submenu language,
system time, dan system date.
2. Advanced Menu
Menu ini digunakan untuk mengetahui informasi / mengatur sistem yang terpakai dalam
komputer. Seperti PCI Configuration, yang merupakan sebuah menu yang didalamnya
terdapat berbagai susunan konfigurasi PCI secara spesifik. Fungsinya untuk mengatur
peralatan dengan jalur PCI dan perangkat yang dikenalkan secara default oleh komputer.
3. Security Menu
Menu ini digunakan untuk mengatur keamanan sistem PC / laptop. Pada menu ini
pengguna bisa memberikan password login ke OS maupun password untuk mengakses
harddisk.
4. Power Menu
Menu ini digunakan untuk mengatur kinerja perangkat-perangkat sehingga
memungkinkan untuk menghemat energi komputer.
5. Boot Menu
Menu ini digunakan untuk mengatur proses pada komputer dinyalakan. Boot Priority
adalah suatu cara yang dilakukan untuk menampilkan pilihan beberapa device yang
menjadi prioritas booting oleh komputer.
6. Exit Menu
Menu ini digunakan untuk menyimpan pengaturan dan keluar dari BIOS.
105

Lampiran 4 Modul

MODUL KONFIGURASI BIOS

KOMPUTER DAN JARINGAN DASAR

ERDA SEPTYA SARI

SMK Negeri 7 Malang


2022
106

KATA PENGANTAR

Peraturan baru pendidikan di Indonesia yang melakukan perubahan kurikulum


KTSP menjadi Kurikulum 2013 membawa perubahan terhadap metode belajar peserta
didik yang awalnya mendengarkan ceramah menjadi lebih aktif mengaplikasikan ilmunya.
Kurikulum 2013 menitik beratkan model pembelajaran tematik berbasis pada pendidikan
karakter yang diharapkan dapat mengembangkan tiga kompetensi tersebut dijalankan
secara bersamaan membangun pengetahuan peserta didik untuk memiliki karakter yang
baik
Sesuai dengan isi Kurikulum 2013 yang menuntut peserta didik menjadi lebih produktif,
kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun guru
sebagai inspirator dan fasilitator mengarahkan kepada peserta didik agar memiliki kompetensi
kemampuan yang mumpuni. Oleh karena itu, kami membuat modul ini sebagai upaya mendukung
pelaksanaan Kurikulum 2013. Kami berharap modul ini dapat membantu proses pembelajaran di
kelas.
Dalam modul ini kami menyajikan materi pembelajaran, dan latihan test sebagai bahan
evaluasi peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, di samping itu kami juga
menyajikan jendela informasi sebagai wawasan tambahan peserta didik dalam melihat ilmu yang
dipelajari dengan perkembangnya di dunia luar.
Kami sadar dalam modul ini masih terdapat kekurangan, untuk itu kami akan terus
mengembangkan modul ini untuk menjadi lebih baik. Dan kami mengucapkan terima kasih dan
apresiasi kepada pada guru dan peserta didik yang telah memilih dan menggunakan modul ini.
Semoga modul ini dapat memberi manfaat yang baik guna mencetak generasi muda yang
berkarakter, kompeten dan cerdas dam membangun bangsa.
107

MODUL KONFIGURASI BIOS

KD 3.4 KONFIGURASI BIOS PADA KOMPUTER

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Umum
Modul Konfigurasi BIOS pada komputer ini merupakan materi KD 3.4 dan
KD 4.4 mata pelajaran Komputer dan Jaringan Dasar yang diajarkan di semester
ganjil pada kelas X. BIOS (Basic Input Output System) merupakan perangkat lunak
komputer yang berfungsi mengatur seluruh konfigurasi sistem komputer saat
pertamakali dijalankan.
2. Kompetensi Dasar
3.4 Menerapkan Konfigurasi BIOS pada komputer
4.4 Melakukan setting BIOS
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4.1 Menjelaskan komponen BIOS
3.4.2 Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
4.4.1 Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan system operasi
4.4.2 Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS
4.4.3 Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS
4. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu memahami
dan menerapkan konfigurasi BIO pada komputer.
5. Tujuan Khusus
6. Menjelaskan komponen BIOS dengan benar
7. Menentukan konfigurasi BIOS sesuai dengan kebutuhan
8. Melakukan konfigurasi BIOS sebagai prasyarat penginstalan sistem operasi
dengan benar
9. Melakukan pengujian hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
10. Membuat laporan hasil konfigurasi BIOS sesuai prosedur
6. Petunjuk Menggunakan Modul
Agar peserta didik dalam memiliki kemampuan sesuai kompetensi yang
disyaratkan, maka peserta didik diwajibkan mempelajari keseluruhan modul ini.
Dalam kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan, tugas dan evaluasi. Apabila
peserta didik masih mengalami kesulitan memahami materi yang terdapat dalam
modul ini, silahkan diskusikan dengan teman atau bertanya kepada guru.
108

B. Uraian Materi
1. Definisi BIOS
BIOS (Basic Input Output System) merupakan perangkat lunak komputer yang
berfungsi mengatur seluruh konfigurasi sistem komputer saat pertamakali dijalankan.
Kinerja BIOS antara lain:
a) Inisialisasi (penyalaan) serta pengujian terhadap perangkat keras
b) Memuat dan menjalankan sistem operasi
c) Mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi
media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer)
d) Membantu SO dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras dengan
menggunakan BIOS Runtime Service.
Saat pertamakali komputer dinyalakan sebenarnya komputer melakukan pengecekan
terlebih dahulu yang biasa disebut POST BIOS (Power On Self Test), Proses ini
berjalan singkat, sesaat sebelum komputer booting memuat (load) sistem operasi
Windows. Proses POST (umumnya) akan muncul dilayar seperti gambar ini.

Gambar 1 Post BIOS

BIOS tersusun dari komponen, yaitu BIOS Setup, Driver, dan Bootstraper. Program
BIOS disimpan di dalam chip ROM (Read Only Memmory), untuk komputer modern
sekarang rata-rata menggunakan FlashROM yang dapat di Update menggunakan
software Flash BIOS Programmer.
109

2. Jenis BIOS
a. AMI BIOS

Gambar 2 AMI BIOS


BIOS ini dikembangkan oleh perusahaan American Megatrend Inc yang
dikenal dengan AMI BIOS. Perusahaan software dan perangkat keras ini didirikan
pada tahun 1985 dan terletak di norcross, georgia. Nama AMI BIOS semakin
populer sejak tahun 2002. Orang-orang menyukai penggunaannya karena
terbilang mudah. Anda hanya perlu menekan tombol Delete saja untuk
mengaksesnya.
Kode Beep atau peringatan yang dimiliki oleh AMI BIOS juga beragam.
antara lain ada Beep 1 kali yang artinya terdapat kesalahan pada RAM, bisa jadi
karena tidak terpasang dengan benar atau pun terjadi kerusakan.
Selanjutnya, Beep 2 kali yang memberi peringatan jika terdapat kesalahan pada
RAM atau Memory Parity Error. Lalu, jika Beep 3 kali artinya ada kesalahan pada
RAM atau Memory Read or Write Error. Ada pula Beep 4 kali yang memberi
peringatan jika terdapat kesalahan pada motherboard. Beep 5 kali jika terdapat
kerusakan pada Processor, Beep 6 Kali jika fungsi controller pada keyboard
mengalami masalah, Beep 7 Kali yang artinya ditemukan kesalahan pada Video
Mode dari komputer. Lalu Beep 8 kali berarti terdapat kesalahan pada tes memori
pada VGA.
Namun, jika Beep panjang 1 kali dan Beep pendek 8 kali artinya terjadi
kesalahan saat melakukan tes tampilan gambar. Sedangkan, jika Beep panjang 1
kali Beep pendek 3 kali artinya terjadi kerusakan pada memori tambahan.
Ya, itulah beberapa BIOS yang masih terpakai hingga kini. Meskipun begitu,
selain empat jenis BIOS diatas termasuk AMI BIOS, masih ada beberapa BIOS
110

lain yang diproduksi oleh berbagai perusahaan software dan perangkat keras yang
lain. Sekarang pun sudah ada pengganti BIOS yang lebih canggih.
b. IBM BIOS

Gambar 3 IBM BIOS

Jenis BIOS ini dikembangkan oleh salah satu perusahaan software dan
perangkat keras ternama yang berasal dari Amerika Serikat, yaitu IBM.Inc.
Perusahaan yang berlokasi di pusat kota Armonk, New York, ini telah berdiri
sejak tahun 1911. Mereka membagi IBM BIOS menjadi 3 versi. Versi 1 yang
dirilis pada 24 April 1981 adalah BIOS dengan memori fisik sebesar 544 kb.
Sayangnya, versi pertama ini belum dilengkapi dengan fitur pemindahan blok
memori untuk beberapa kartu ekspansi.
Selanjutnya, pada tanggal 19 Oktober 1981, kembali diperkenalkan versi
kedua dari IBM BIOS yang tidak jauh berbeda dari versi sebelumnya. Hanya saja,
di versi kali ini terdapat fitur tambahan, yaitu bugfix.
Lalu, yang terakhir dirilis pada 27 Oktober 1982. Versi ketiga yang dikeluarkan
oleh IBM BIOS ini menjadi salah satu jenis BIOS yang paling banyak
dibandingkan versi pendahulunya. BIOS versi termutakhir ini memuat ukuran
memori sebesar 640 kb dan memiliki beberapa fitur baru yang dapat
mempermudah perpindahan blok memori. Ada beberapa kode atau peringatan
Beep yang dimiliki oleh IBM BIOS ini. Diantaranya adalah:
 Tidak ada Beep, berarti RAM belum terpasang atau ditemukan kerusakan
pada Power Supply.
 Beep pendek satu kali, artinya komputer sedang dalam keadaan normal.
111

 Beep panjang 1 kali dan Beep pendek 1 kali, menandakan terdapat masalah
pada motherboard.
 Beep panjang 1 kali dan Beep pendek 2 kali, tandanya ada masalah pada
VGA card.
 Beep panjang 3 kali, artinya terdapat masalah pada keyboard.
 Beep 1 kali, itu berarti VGA Card Blank.
c. Phoenix BIOS

Gambar 4 Phoenix BIOS

Ada pula jenis BIOS lain, yaitu Phoenix BIOS yang dikembangkan oleh
perusahaan Phoenix Technologies Ltd.. Perusahaan software dan perangkat keras
yang satu ini juga berasal dari Amerika Serikat, lebih tepatnya terletak di
Pasadena, California. Phoenix BIOS sendiri menjadi salah satu BIOS yang cukup
populer digunakan di tanah air. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Phoenix
BIOS antara lain dapat mengaktifkan keamanan hingga konektivitas dan
kompabilitas dari berbagai komponen yang terdapat pada komputer.
Salah satu yang membedakan kode Beep dari Phoenix BIOS dengan BIOS
jenis lain adalah jeda yang ada pada setiap kode peringatan tersebut. Lebih
jelasnya, beragam kode Beep atau peringatan yang dapat Anda temukan pada
Phoenix BIOS antara lain:
 1 – 1 – 4 sebagai peringatan jika terdapat kerusakan pada BIOS.
 1 – 2 – 1 untuk memberitahukan jika ditemukan kerusakan pada
motherboard
 1 – 3 – 1 untuk peringatan jika ada masalah pada RAM ketika sedang
dalam pemasangan ataupun karena ada kerusakan.
 3 – 3 – 4 sebagai peringatan jika terdapat masalah pada VGA saat dalam
pemasangan maupun jika ditemukan adanya kerusakan.
112

d. AWARD BIOS

Gambar 5 AWARD BIOS

Masih dengan jenis BIOS yang berasal dari Amerika Serikat, selanjutnya
ada AWARD BIOS. Produk ini dikembangkan oleh perusahaan Award Software
International Inc., perusahaan software dan perangkat keras yang berada di Los
Gatos, California. Perusahaan ini sudah lama beroperasi, tepatnya sejak tahun
1983. BIOS ini mengandung program yang sistem dasarnya bisa dimodifikasi
oleh pengguna. Tak hanya itu, AWARD BIOS juga menyimpan informasi setup
pada CMOS RAM. Sedangkan, untuk menggunakan BIOS ini Anda hanya perlu
menekan tombol Delete saja.
Seperti BIOS pada umumnya, AWARD BIOS ini juga memiliki beberapa
kode Beep atau peringatan. Kode pertama yaitu Beep panjang 1 kali yang berarti
terdapat kesalahan pada RAM. Lalu, jika ditemui Beep panjang 1 kali dan Beep
pendek 2 kali artinya ditemukan kerusakan pada VGA. Sedangkan, jika terdapat
Beep panjang 1 kali dan Beep pendek 2 kali itu tandanya terdapat kerusakan pada
Keyboard. Namun, jika Beep panjang itu pun tidak berhenti itu artinya RAM atau
VGA tidak terpasang.
3. Komponen BIOS
Terdapat beberapa komponen penting agar BIOS dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Adapun beberapa komponen BIOS adalah sebagai berikut:
 Program BIOS Setup: yaitu program yang berfungsi untuk mengubah
konfigurasi suatu komputer sesuai dengan keinginan pengguna, seperti; tipe
hardisk, manajemen daya, disk drive, dan lain-lain.
113

 Driver; yaitu software yang berfungsi sebagai perantara antara komputer


dengan hardware agar hardware tersebut dapat digunakan. Misalnya; VGA,
input device, processor, dan perangkat lainnya yang masih keluarga dari DOS.
 Program Bootstraper Utama; yaitu program yang berfungsi untuk menjalankan
proses booting ke dalam sistem operasi yang telah diinstal sebelumnya pada
komputer.
4. Fungsi BIOS
Dibawah ini merupakan fungsi dari BIOS:
a. Mengenali semua hardware
Sperti yang sudah dibahas sebelumnya, BIOS ini mampu mengenali semua
hardware yang terpasang pada mainboard. Selain itu, BIOS juga membantu kita
mengetahui status koneksi antara komponen peripheral dengan mainboard.
b. Pengecekan terhadap hardware yang terpasang
Selain mampu mengenali hardware yang terpasang, BIOS juga mampu mengecek
keadaan hardware yang terpasang apakah dalam keadaan baik atau tidak. Proses
pengecekan oleh BIOS tersebut lebih sering dikenal dengan istilah POST (Power
On Selt Test). Ketika terjadi masalah pada perangkat keras yang terpasang,
biasanya BIOS akan memberi pesan peringatan berupa bunyi beep.
c. Mengatur settingan dasar dari sebuah komputer
BIOS juga sering digunakan untuk mengatur beberapa settingan dasar,
diantaranya adalah waktu dan tanggal, pengaturan booting, dll. Pengaturan urutan
booting ini adalah yang paling sering digunakan, tidak lain adalah untuk
kebutuhan install ulang komputer.
d. Mengeksekusi MBR ( Master Boot Record ) yang berada pada sector pertama
Hardisk, berfungsi sebagai memanggil system operasi dan menjalankanya
e. Membantu sistem operasi dan aplikasi dalam proses pengaturan perangkat keras
dengan BIOS Runtie Service.
114

5. Langkah-langkah konfigurasi BIOS


Langkah-langkah konfigurasi BIOS sebagai berikut:
1. Pada tampilan menu awal pada BIOS, terdapat keterangan tentang hardisk dan
CD- Room yang aktif. kemudian setting untuk floppy A dan peringatan kerusakan
yang terjadi pada mainboard

Gambar 6 Tampilan menu awal BIOS

2. Kemudian tampilan advanced untuk masuk ke menu yang lebih tinggi pada
masing- masing optionsnya :

Gambar 7 Tampilan advanced untuk option yang lebih tinggi


115

3. Tampilan untuk mengubah setting prioritas boot

Gambar 8 Advanced BIOS


4. Setting untuk melakukan percepatan hardware yang ada dapat di lakukan pada
anvanced chipset feature. Mengatur banyaknya memory yang terpotong untuk
VGA juga terdapat disini.

Gambar 9 Advanced chipset feature


116

5. Setting untuk plug and play pada slot Pci adalah berikut ini:

Gambar 10 Advanced PCI Configuration

6. Untuk mengaktifkan atau menonaktifkan periberal onboard menggunakan fasilitas


advanced peripheral yang terdiri atas suara, lan, usb dan lain-lain

Gambar 11 Integrated Periperal


117

7. Kemudian untuk setting masalah power pada computer yang digunakan dapat di
lakukan setting advanced power

Gambar 12 Power Management Setup

8. Dan yang terakhir pada setting password pada BIOS melalui:

Gambar 13 Security BIOS


118

1. Data Motivasi Belajar Siswa


a. Siswa X TKJ 1 (Kelas Eksperimen 1)
No Nama Nilai
1 Adi Setiawan 43
2 Adinda Fidelina Putri Syaidah 52
3 Adrian Rega Pratama 47
4 Alfin Firdaus Islami 76
5 Almorra Nathanael Simanjuntak 46
6 Alvi Maulana Ardi 58
7 Andika Ali Rizqiawan 57
8 Aries Sandi Anugerah 63
9 Dava Meydian Andra Putra 57
10 David Ardiansyah 29
11 Dhany Handitya 66
12 Dharma Putra 50
13 Dzaki Mubarok 60
14 Fabian Dirk Oktavianus 66
15 Farel Ramdan Fernandi 44
16 Febrian Surya Saputra 57
17 Firman Wahyu Pratama 51
18 Fitri Wahyuni Ratnasari 60
19 Gita Anggraini 59
20 Jafier Essa Nur Ata 46
21 Lionel Meza Arko 63
22 Luna Vira Azzahra 68
23 Moch Reza Ibnu Taimiyah 61
24 Mochamad Rendi Fadilah 53
25 Mukhamad Aziz Fathurrohman 51
26 Rasya Jefi Daffana 49
27 Resa Bagus Wijaya 58
28 Ridho Rahmad Afandi 67
29 Riyan Ramadhani 48
30 Septian Cahya Pratiwi 50
31 Septian Wahyu Romadony 42
32 Steven Chandra Putra Ardiansyah 70
33 Tiara Rizky Maulida 54
34 Vicky Andrianto 60
35 Yasin 54
36 Zaahii Qobus Al'Afuw 49

b. Siswa X TKJ 2 (Kelas Eksperimen 2)


No Nama Nilai
1 Abdi Guntur Ramadhan 40
2 Achsin Kama Achsanallah 38
3 Ade Ardiansyah 36
4 Aldo Putra Pratama Rijwan 43
119

5 Alfan Ardyansyah 44
6 Amanda Cantika Putri 44
7 Anggi Aprilia 56
8 Bima Hari Prasetya 57
9 Birul Hari Prasetya 52
10 Citra Dinda Kristina 26
11 Devca Ghyl Cesando 29
12 Dika Agustian 30
13 Dio Ananda Saputra 43
14 Eka Pratama Puji Kristanto 61
15 Faril Ansharullah 44
16 Farrel Ridho Swandoko 40
17 Feri Kuswidianto 62
18 Hilmy Naufal Putra 53
19 Jonathan Reynaldi 53
20 Ken Baby Ramadhan 39
21 Mindause Al Fiando 43
22 Muhammad Decha Leandro 20
23 Muhammad Labib 25
24 Muhammad Nurfakih 41
25 Muhammad Rafli 53
26 Muhammad Raihan Tahara 42
27 Oktavia Herlina Putri Wijaya 34
28 Rangga Putra 4adhan 30
29 Reihan Putra Maulana 29
30 Revi Melsa Saputri 38
31 Ristivan Eka Narindra 26
32 Ryan Eka Saputra 63
33 Shinta Bella Kusuma Wardani 49
34 Sun'an Kawalib 51
35 Tata Bayu Iswara 42
36 Virza Aulya Maharani 22

2. Data Pemahaman Hasil Belajar


c. Siswa X TKJ 1 (Kelas Eksperimen 1)
No Nama Pretest Posttest
1 Adi Setiawan 60 65
2 Adinda Fidelina Putri Syaidah 52 59
3 Adrian Rega Pratama 63 60
4 Alfin Firdaus Islami 67 70
5 Almorra Nathanael Simanjuntak 40 48
6 Alvi Maulana Ardi 46 56
7 Andika Ali Rizqiawan 50 63
8 Aries Sandi Anugerah 55 59
9 Dava Meydian Andra Putra 49 49
10 David Ardiansyah 59 69
11 Dhany Handitya 52 63
120

12 Dharma Putra 50 60
13 Dzaki Mubarok 54 57
14 Fabian Dirk Oktavianus 44 52
15 Farel Ramdan Fernandi 60 72
16 Febrian Surya Saputra 53 56
17 Firman Wahyu Pratama 63 62
18 Fitri Wahyuni Ratnasari 55 60
19 Gita Anggraini 54 56
20 Jafier Essa Nur Ata 63 70
21 Lionel Meza Arko 62 61
22 Luna Vira Azzahra 55 64
23 Moch Reza Ibnu Taimiyah 55 59
24 Mochamad Rendi Fadilah 50 57
25 Mukhamad Aziz Fathurrohman 53 55
26 Rasya Jefi Daffana 36 60
27 Resa Bagus Wijaya 57 64
28 Ridho Rahmad Afandi 49 55
29 Riyan Ramadhani 33 51
30 Septian Cahya Pratiwi 59 72
31 Septian Wahyu Romadony 52 64
32 Steven Chandra Putra Ardiansyah 43 52
33 Tiara Rizky Maulida 48 50
34 Vicky Andrianto 54 65
35 Yasin 52 60
36 Zaahii Qobus Al'Afuw 60 72

d. Siswa X TKJ 2 (Kelas Eksperimen 2)


No Nama Pretest Posttets
1 Abdi Guntur Ramadhan 60 60
2 Achsin Kama Achsanallah 52 74
3 Ade Ardiansyah 55 57
4 Aldo Putra Pratama Rijwan 57 64
5 Alfan Ardyansyah 39 45
6 Amanda Cantika Putri 43 53
7 Anggi Aprilia 59 59
8 Bima Hari Prasetya 54 55
9 Birul Hari Prasetya 49 57
10 Citra Dinda Kristina 59 62
11 Devca Ghyl Cesando 52 73
12 Dika Agustian 43 49
13 Dio Ananda Saputra 47 56
14 Eka Pratama Puji Kristanto 39 44
15 Faril Ansharullah 65 56
16 Farrel Ridho Swandoko 61 56
17 Feri Kuswidianto 56 57
18 Hilmy Naufal Putra 48 57
19 Jonathan Reynaldi 58 55
121

20 Ken Baby Ramadhan 63 67


21 Mindause Al Fiando 53 58
22 Muhammad Decha Leandro 50 49
23 Muhammad Labib 51 52
24 Muhammad Nurfakih 53 69
25 Muhammad Rafli 52 53
26 Muhammad Raihan Tahara 48 48
27 Oktavia Herlina Putri Wijaya 59 61
28 Rangga Putra Ramadhan 57 60
29 Reihan Putra Maulana 41 49
30 Revi Melsa Saputri 56 53
31 Ristivan Eka Narindra 36 48
32 Ryan Eka Saputra 44 51
33 Shinta Bella Kusuma Wardani 54 55
34 Sun'an Kawalib 50 58
35 Tata Bayu Iswara 58 60
36 Virza Aulya Maharani 50 53

3. Deskripsi Data Penelitian


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Motivasi Kelas Eksperimen 36 29 76 55.11 9.350
Motivasi Kelas Kontrol 36 20 63 41.61 11.572
Pretest Kelas Eksperimen 36 33 67 52.97 7.572
Pretest Kelas Kontrol 36 36 65 51.97 7.121
Posttest Kelas Eksperimen 36 48 78 61.64 8.170
Posttest Kelas Kontrol 36 44 74 56.47 6.988
Valid N (listwise) 36

4. Distribusi Frekuensi Data Penelitian

Motivasi Kelas Eksperimen 1


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Tinggi 6 4.2 16.7 16.7
Tinggi 12 8.3 33.3 50.0
Sedang 14 9.7 38.9 88.9
Rendah 3 2.1 8.3 97.2
Sangat Rendah 1 .7 2.8 100.0
Total 36 25.0 100.0
Missing System 108 75.0
Total 144 100.0
122

Motivasi Kelas Eksperimen 2


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 5 3.5 13.9 13.9
Sedang 6 4.2 16.7 30.6
Rendah 15 10.4 41.7 72.2
Sangat Rendah 10 6.9 27.8 100.0
Total 36 25.0 100.0
Missing System 108 75.0
Total 144 100.0

Pretest Kelas Eksperimen 1


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 11 7.6 30.6 30.6
Rendah 21 14.6 58.3 88.9
Sangat Rendah 4 2.8 11.1 100.0
Total 36 25.0 100.0
Missing System 108 75.0
Total 144 100.0

Pretest Kelas Eksperimen 2


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 11 7.6 30.6 30.6
Rendah 19 13.2 52.8 83.3
Sangat Rendah 6 4.2 16.7 100.0
Total 36 25.0 100.0
Missing System 108 75.0
Total 144 100.0

Posttest Kelas Eksperimen 1


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 10 6.9 27.8 27.8
123

Sedang 15 10.4 41.7 69.4


Rendah 11 7.6 30.6 100.0
Total 36 25.0 100.0
Missing System 108 75.0
Total 144 100.0

Posttest Kelas Eksperimen 2


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 3 2.1 8.3 8.3
Sedang 14 9.7 38.9 47.2
Rendah 19 13.2 52.8 100.0
Total 36 25.0 100.0
Missing System 108 75.0
Total 144 100.0

5. Hasil Uji Normalitas


a. Motivasi Belajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Motivasi Belajar Kelas Eksperimen 0,080 36 .200* 0,985 36 0,885
(X TKJ 1)

Kelas Kontrol (X 0,113 36 .200* 0,971 36 0,442


TKJ 2)

b. Hasil Belajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pemahaman Kelas 0,116 36 .200 0,961 36 0,238
Konsep Eksperimen
(X TKJ 1)

Kelas 0,085 36 .200* 0,972 36 0,469


Kontrol (X
TKJ 2)
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
124

6. Hasil Uji Homogenitas


a. Motivasi Belajar

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Motivasi Belajar Based on Mean 1.307 1 70 .257
Based on Median 1.262 1 70 .265
Based on Median and with 1.262 1 66.527 .265
adjusted df
Based on trimmed mean 1.308 1 70 .257

b. Hasil Belajar

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Pemahaman Konsep Based on Mean 2.245 1 70 .139
Based on Median 1.604 1 70 .210
Based on Median and with 1.604 1 69.706 .210
adjusted df
Based on trimmed mean 2.205 1 70 .142

7. Hasil Uji Hipotesis


Motivasi Belajar
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Sig. Std.
(2- Mean Error
taile Differen Differen Low Upp
F Sig. t df d) ce ce er er
Motiv Equal 1,3 0,2 5,4 70 0,00 13,500 2,479 8,55 18,4
asi varianc 07 57 45 0 5 45
Belaja es
r assum
ed
Equal 5,4 67,0 0,00 13,500 2,479 8,55 18,4
varianc 45 42 0 1 49
es not
assum
ed
125

Hasil Belajar
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of
the
Difference
Sig. Std.
(2- Mean Error
taile Differe Differe Low Upp
F Sig. t df d) nce nce er er
Pemaha Equal 0,0 0,9 2,3 70 0,02 3,722 1,602 0,52 6,91
man varian 00 95 23 3 7 8
Konsep ces
assum
ed
Equal 2,3 68,7 0,02 3,722 1,602 0,52 6,91
varian 23 76 3 6 8
ces
not
assum
ed
126

Lampiran Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai