Anda di halaman 1dari 20

Penggunaan Media Pembelajaran Berbantu Video untuk

Meningkatkan Hasil Belajar TIK Materi Perangkat Keras


Internet

(Studi Kasus : SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti :
Wiji Utami (702010054)
Adriyanto J. Gundo, S.Si.M.Pd.
Angela Atik Setyanti, S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer


Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2014

1
Penggunaan Media Pembelajaran Berbantu Video Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar TIK Materi
Perangkat Keras Internet
(Studi Kasus : SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang)
1)
Wiji Utami, 2) Adriyanto J.Gundo, S.Si.,M.Pd.
3)
Angela Atik Setyanti , S.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer


Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Fakultas Teknologi Informasi


Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email: 1)702010054@student.uksw.edu 2) adriyanto.gundo@staff.uksw.edu3) Angela
Setiyanti@staff.uksw.edu

Abstract
The use of conventional teaching methods make students' learning activities and outcomes
of student learning less than the maximum. Students does not care and does not active when
following the teaching and learning process on the subject of ICT. Therefore, the research
conducted by applying discussing learning methods with learning assisted video on the subjects
of ICT to find out outcomes of student learning. The results showed that the use discussing
learning method learning assisted a video can improve student learning outcomes for ICT subjects.
The result of students learning in the classroom using the treatment are higher than students in the
class who applied conventional methods. using learning assisted video with discussion methods
give a positive effect on student learning outcomes for ICT subjects.

Keyword : learning method, outcome of student learning, activity of student learning.

Abstrak
Penggunaan metode pembelajaran konvensional membuat aktifitas belajar siswa dan hasil
belajar kurang maksimal. Siswa tidak perhatian dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar
mengajar pada mata pelajaran TIK. Oleh karena itu dilakukan penelitian dengan menerapkan
media pembelajaran berbantu video dengan model pembelajaran diskusi pada mata pelajaran TIK
untuk mengetahui hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media
pembelajaran berbantu video dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap mata pelajaran TIK. Hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan treatment lebih
tinggi daripada siswa di kelas yang diterapkan metode konvensional. penggunaan media
pembelajaran berbantu video dengan metode diskusi berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran TIK.

Kata kunci:. Media pembelajaran, hasil belajar, aktifitas belajar


1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

2
3
4
5
6
7
1. Pendahuluan
Belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan [1]. Hasil belajar adalah suatu proses terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya.[2]
Berdasarkan Hasil Wawancara Guru di SMP Negeri 2 Grabag
Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa selama proses pembelajaran guru
masih menerapkan pembelajaran konvensional setiap kali mengajar atau alat
bantu berupa buku panduan guru dan LKS. Selama proses pembelajaran
berlangsung banyak siswa yang tidak mendengarkan ketika guru menjelaskan,
apabila guru bertanya hanya beberapa siswa yang mau menanggapi, banyak
siswa yang melamun, dan berbicara dengan teman sebangkunya, bosan dan
cenderung pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa permasalahan kurang maksimalnya hasil belajar siswa
yang nampak dalam proses belajar mengajar dan penggunaan metode yang
kurang variatif dan memanfaatan sarana dan prasarana sebagai media yang
kurang maksimal. Penerapan model pembelajaran dan media pembelajaran
yang berbeda dari sebelumnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan media pembelajaran yang
dapat menunjang proses belajar mengajar. sehingga guru tidak lagi kesulitan
dalam menjelaskan materi dan tidak selalu menggantungkan demonstrasi tetapi
bisa diganti dengan media pembelajaran video pembelajaran tentang perangkat
keras internet yang bisa di putar berulang-ulang. Penggunaan media
pembelajaran video ini akan membantu dan mempermudah proses
pembelajaran untuk siswa maupun guru. Siswa dapat melihat dan menyerap
materi belajar dengan lebih jelas. Dengan demikian, guru tidak harus
menjelaskan materi secara berulang-ulang sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung lebih menarik, lebih efektif dan efisien.[3] Dengan petimbangan di
atas, maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui sejauh mana
penggunaan video sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer (TIK) di SMP Negeri
2 Grabag.

2. Kajian Pustaka
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati Baharudin
untuk Siswa STMIK HIMSYA Semarang dalam Penelitian Pengembangan
perangkat lunak model pembelajaran multimedia interaktif teknologi informasi
dan komunikasi berbasis komputer untuk siswa Sekolah Menengah Atas kelas
X semester satu untuk kompetensi dasar : “Pengenalan Perangkat Keras”, yang
disajikan dalam pembelajaran memberikan pemahaman baru pada siswa dan
berdasarkan hasil belajar menggunakan uji-t dapat disimpulkan bahwa rata-rata
hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol.

8
Respon siswa terhadap media pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif menunjukkan kategori setuju [4]. Persamaan dengan penelitian yang
dilakukan adalah sama –sama untuk mengukur hasil belajar menggunakan
media namun pada penelitian ini menggunakan video pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan Dwi Sarwiko dalam Jurnalnya yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran berbasis Multimedia Interaktif
menggunakan Macromedia MX mengatakan bahwa Penggunaan media
pembelajaran menggunakan multimedia disebut dengan media pembelajaran
berbasis multimedia interaktif dapat memotivasi siswa dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Selain itu materi pelajaran dapat dimodifikasi menjadi lebih
menarik dan mudah dipahami, tujuan materi yang sulit akan menjadi mudah,
suasana belajar yang menegangkan menjadi menyenangkan. Menggunakan
media pembelajaran berbasis multimedia dapat memadukan media-media
dalam proses pembelajaran, maka proses pembelajaran akan berkembang
dengan baik, sehingga membantu guru menciptakan pola penyajian yang
interaktif [5]. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama
pakai media, meningkatkan hasil belajar namun pada penelitian ini tidak untuk
mengukur tingkat motivasi belajar siswa melainkan untuk mengukur keaktifan
siswa selama proses belajar mengajar.
Media Pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran dan perasaan siswa. dalam kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran adalah perangkat lunak
(software) dan perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar
dan alat bantu belajar. Media pembelajaran merupakan sarana belajar
(education media for learning) dan fasilitas belajar (fasilities for learning)
sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi,
telepon ,camera [6].
Screencast-O-Matic adalah program aplikasi yang dikemas untuk
recording dan publishing dalam membuat video presentasi yang ada pada layar
(screen) komputer. Program Screencast-O-Matic merupakan sebuah software
yang berfungsi untuk merekam segala aktifitas yang dilakukan pada layar
komputer. Screencast-O-Matic sebagai pembuatan video pembelajaran,
dikarenakan mudah didapat, free dan mudah dipelajari [3].
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran
akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara khusus ada beberapa manfaat
media yang lebih rinci. Menurut Depdiknas tahun 2003 tentang media
pembelajaran [7] mengidentifikasikan beberapa Prinsip media dalam
pembelajaran yaitu : a) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
b) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. c) Efisiensi dalam waktu dan
tenaga. d) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. e) Media memungkinkan
proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Aktivitas belajar adalah Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur

9
dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah
kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai
suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. [8]
Aktivitas belajar siswa dapat digolongkan menjadi 4 yaitu sebagai
berikut: 1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,
memerhatikan, percobaan. 2) Oral activities, seperti:menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, interupsi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:
uraian, percakapan, diskusi, musik, 4) Writing activities, seperti misalnya:
menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. [9]. Dari keempat
indikator aktivitas belajar siswa yang berkaitan dengan media Pembelajaran
dengan video antara lain 1) Visual activities misalnya membaca,
memperhatikan guru mengajar; 2) Oral activities seperti bertanya, memberi
tanggapan, mengeluarkan pendapat, diskusi; 3) Listening activities misalnya
mendengarkan; 4) Writing activities misalnya mencatat.
Hasil belajar didefinisikan sebagai suatu proses terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut dapat
diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap
kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya Untuk mengetahui berhasil
tidaknya seorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, hal ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa
setelah mengikuti tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol.[10]

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan
Eksperimen dengan metode kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah suatu cara
untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan dan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor
faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud
untuk melihat akibat suatu perlakuan.[11] Memilih kelas untuk penelitian, dalam
memilih serta menetukan kelas ini dilakukan secara acak, Sampel pada penelitian ini
adalah siswa kelas IX B sebagai kelas eksperimen dan kelas IX F sebagai kelas
kontrol di SMP N 2 Grabag. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah siswa kelas IX yang masing –masing kelas berjumlah 32 siswa..

10
Bentuk desain penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign [12].
Bentuk desain dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Nonequivalent Control Group Desaign


Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Keterangan:

O1 : Pretest kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan.


O2 : Posttest kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan.
O3 : Pretest kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.
O4 : Posttest kelompok kontrol.
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen

11
Identifikasi Masalah

Kajian Pustaka

Perangkat Pembelajaran

Pembuatan RPP & Pembuatan RPP & Materi


Media Pembelajaran Pembelajaran

Preetest

Perlakuan pembelajaran dengan media pembelajaran Perlakuan pembelajaran dengan


menggunakan video pembelajaran dengan metode diskusi model konvensional

Posttest

Pengolah data dan Analisis Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan

Gambar 1. Alur Penelitian Pada Kelas Eksperimen &


Kontrol [13]

Tahap awal identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Identifikasi


masalah dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan sebelum penelitian
ini dilaksanakan. Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar
mengajar yang selama ini dilakukan baik dari cara mengajar dan penyampaian
kepada peserta didik. Mengetahui media pembelajaran yang digunakan selama
proses pembelajaran berlangsung, serta untuk menetukan penggunaan media
pembelajaran yang cocok pada mata pelajaran TIK yaitu materi perangkat keras
internet. Data – data yang dikumpulkan seperti memilih kelas yang akan digunakan
dalam penelitian, memilih kelas untuk penelitian, dalam memilih serta menetukan
kelas ini dilakukan secara acak, kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen

12
dan konrol adalah kelas IX b dan IX f. Dalam pemilihan kelas dan penentuan materi
pelajaran, disesuaikan dengan media yang akan digunakan yaitu multimedia dengan
video pembelajaran.
Tahap kedua yaitu kajian pustaka, dilakukan pencarian solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah yang telah ditemukan. Tahap ketiga,
persiapan dan pelaksanaan penelitian. Mendesain tahapan pembelajaran yang
akan diterapkan di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diwujudkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan konsultasi RPP dengan
guru, menyiapkan lembar observasi untuk mengukur aktivitas proses belajar
siswa. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran dikelas berjalan secara
terstruktur serta pembuatan instrumen penelitian. Tahap keempat yaitu
pemberian pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum dilakukannya perlakuan. Sebelum pretest diberikan pada siswa, pretest
harus dilakukan melalui tahap perhitungan uji validitas dan realibitas soal. Uji
ini dilakukan untuk melihat seberapa valid dan reliabel soal yang akan
diujikan. Tahap kelima dengan memberikan perlakuan pada masing-masing
kelas. Kelas kontrol diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
konvensional sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan menggunakan
media pembelajaran menggunakan video pembelajaran dan metode diskusi
kelompok. Tahap keenam pemberian posttest untuk mengetahui nilai hasil
belajar siswa setelah mendapat perlakuan. Tahap ketujuh pengolahan data dan
analisis hasil, hal ini dilakukan untuk mendapatkan sebuah kesimpulan
seberapa besar perbedaan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Tahap terakhir pembahasan hasil penelitian & penarikan kesimpulan,
tahap akhir ini dilakukan untuk mengetahui apakah penelitian ini dapat tercapai
dengan baik atau tidak.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang
datanya akan dianalisis menggunakan statistik. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Pengukuran hasil belajar dilihat dari hasil
pretest dan posttest. Variabel bebas penelitian ini adalah penggunaan media
pembelajaran menggunakan multimedia pada materi perangkat keras
internet.Instrumen yang digunakan wawancara, soal tes pretest-posttest dan digunakan
untuk mengetahui mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa siswa selama proses pembelajaran dikelas.
Penerapan model pembelajaran diskusi diharapkan siswa yang
sebelumnya pasif di kelas karena hanya duduk dan mendengarkan namun
dengan adanya pembelajaran seperti ini siswa cenderung aktif. dapat
melakukan diskusi dengan melihat tampilan video sehingga proses belajar
mengajar yang sebelumnya terlihat pasif menjadi aktif menarik dan
menyenangkan.
Instrumen dalam penelitian ini yaitu lembar observasi keaktivan siswa dan
soal pretest-posttest yang disusun berdasarkan rekomendasi para ahli. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Metode observasi,
bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai partisipasi dan keaktifan siswa dalam

13
proses pembelajaran serta untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan
guru dalam KBM. Berikut Indikator penilaian aktifitas belajar siswa.

Tabel. 2. Kisi Kisi Observasi Siswa Pembelajaran di Kelas [9]


Indikator Jenis Kegiatan Aspek yang Diamati
- Siswa memperhatikan materi yang
1 Visual activities
diberikan oleh guru
- Siswa menjawab pertanyaan dari
guru.
2 Oral activities
- Siswa mengajukan pertanyaan
/mengemukakan pendapat.
- Siswa mencatat yang telah diajarkan
3 Writing activities
oleh guru
- Siswa mendengarkan dan
Listening memperhatikan informasi yang
4
activities disampaikan oleh guru
- Siswa melakukan diskusi kelompok

Pemberian skor pada lembar observasi menggunakan skala guttman yaitu


dengan cara jika siswa tidak melakukan sesuai indikator maka diberi skor 0 dan
jika siswa melakukan kegiatan sesuai indikator diberi skor 1. Data observasi
dianalisis dengan menggunakan rumus [14]:
P= x 100 %
Keterangan
P = Persentase
F = Frekwensi jawaban siswa
N = Jumlah siswa

Tabel 3 Kategori Persentase Observasi [13]


Kategori Persentase
Sangat Baik 80,1% - 100%
Baik 60,1% - 80,0%
Sedang 40,1% - 60,0%
Buruk 20,1% - 40,0%
Buruk Sekali 0,0% - 20,0%

4. Hasil Pembahasan
Tahap pertama sebelum tindakan yaitu melakukan observasi pada saat
proses kegiatan mengajar berlangsung dan wawancara kepada guru TIK di
SMP N 2 Grabag Kabupaten Magelang. Hasil penelitian merupakan hasil studi
lapangan untuk memperoleh data dengan teknik tes yaitu pretest dan posttes
setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara kelas eksperimen

14
dan kelas kontrol. Subjek penelitian dillakukan 2 kelas yaitu kelas IX B
sebagai kelas eksperimen dan kelas IX F sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen diterapkan model pembelajaran diskusi dengan video
pembelajaran. Data hasil penelitian yang digunakan adalah berbentuk skor
pretest dan skor postest.
Proses pembelajaran ini dimulai dengan guru menyampaikan materi
perangkat keras internet melalui video pembelajaran. Setelah beberapa kali
diputar siswa melihat dan memahami materi dari video pembelajaran
dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6
orang. Kemudian dari masing-masing kelompok mengerjakan soal yang sudah
ada di dalam video, dengan mendiskusikan bersama kelompoknya masing-
masing. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman
sekelompoknya dan lebih mempersiapkan dengan baik dan optimal pada saat
presentasi didepan.
Proses pembelajaran dimulai dari siswa siap untuk mengikuti pelajaran.
Guru menyampaikan tujuan belajar berdasar Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dalam pembelajaran. Untuk melihat
kesiapan siswa untuk belajar di kelas guru melakukan tanya jawab kepada
siswa guna untuk melihat kemampuan siswa, dan diharapkan siswa merespon
dan memberi jawaban. Sebelum mulai pelajaran Guru memberi soal pre test
untuk mengetahui data awal siswa sebelum dilakukan treatment. Guru
membagi kelompok, Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Guru menjelaskan
materi perangkat keras internet melalui video pembelajaran. Setelah selesai
memberikan materi dan beberapa kali diputar siswa melihat dan memahami
materi dari video pembelajaran. kemudian setiap kelompok mengerjakan soal
yang sudah ada di dalam video beserta kelompoknya masing-masing. Siswa
mengerjakan tugas kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dalam
mengerjakan tugas siswa saling berdiskusi secara berkelompok tetapi tiap
siswa bertanggung jawab dengan tugas yang sudah dikerjakan, dalam hal ini
agar siswa dapat bekerja sama untuk mencapai keberhasilan kelompok serta
dapat melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok untuk saling berinteraksi.
Siswa diwajibkan melakukan presentasi setelah tugas kelompok selesai. Dalam
Proses presentasi berlangsung kelompok yang lain saling menanggapi dari
hasil yang telah dipresentasikan kepada kelompok lain. Guru menyimpulkan
materi yang sudah dipelajari dilanjutkan dengan memberi posttest.
Pada kelompok kontrol proses pembelajaran menggunakan metode
konvensional. Peranan lebih aktif dimainkan oleh guru dan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran kurang karena metode ini merupakan kegiatan
mengajar yang terpusat pada guru. Guru aktif memberikan penjelasan tentang
materi, mengelola dan mempersiapkan bahan ajar, kemudian menyampaikan
kepada siswa. Sebaliknya siswa berperan pasif tanpa banyak melakukan
kegiatan, sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan dengan
pembelajaran yang dilakukan. Guru menanggapi dengan menegur siswa agar
kembali fokus pada pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dengan
Video pembelajaran dengan model didkusi diharapkan siswa yang sebelumnya
pasif dikelas karena hanya duduk dan mendengarkan namun dengan adanya

15
pembelajaran seperti ini siswa cenderung aktif dan dapat melakukan diskusi
dengan melihat tampilan video yang dapat diputar sehingga proses belajar
mengajar yang sebelumnya terlihat pasif menjadi aktif, menarik dan
menyenangkan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan media pembelajaran dengan video sesuai dengan prinsip-
prinsip media pembelajaran dan hasil wawancara dengan guru TIK, dapat
diperoleh informasi bahwa siswa mengetahui materi tentang Perangkat Keras
Internet selain dari buku pelajaran dan LKS. Siswa lebih suka melihat materi
melalui video pembelajaran. Pada saat pembelajaran siswa yang biasanya
gaduh dikelas pada saat itu memperhatikan apa yang guru perintahkan dan
mengikuti pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas
dan menarik. Siswa bertanya hal-hal yang belum ketahui proses pembelajaran
menjadi lebih interaktif. video pembelajaran dapat meningkatkan kualitas hasil
belajar siswa dan media dapat di putar dimana saja dan kapan saja. Banyak
siswa kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dan aktif berdiskusi
dibandingkan kelas kontrol dengan metode ceramah. Siswa antusias dan
terlihat bersemangat saat proses pembelajaran.
Dari hasil wawancara dan tanggapan siswa di SMP N 2 Negeri Grabag,
pada kelas IXB proses belajar mengajar dengan menggunakan video
pembelajaran siswa lebih antusias dalam mengikuti belajar mengajar di kelas.
video pembelajaran dapat memberikan efek positif terhadap keaktifan siswa
didalam kelas karena banyak yang bertanya, saling berinteraksi kepada teman
lainnya dan antusias siswa meningkat, sedangkan pemanfaatkan video
pembelajaran ini memberikan pemahaman bagi siswa yang sebelumnya mereka
membuka catatan namun dengan melihat video pembelajaran mereka dapat
mengingat apa yang mereka lihat.
Berdasarkan data yang diperoleh,rata-rata nilai siswa belum mencapai
KKM yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu ≥ 75. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan antara hasil belajar siswa
yang menggunakan media pembelajaran dengan video pembelajaran dengan
model konvensional. Penelitian ini diawali dengan menganalisis kemampuan
awal siswa yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk
mengetahui kemampuan awal kedua kelas yang sama atau tidak, maka dalam
penelitian ini digunakan data pretest. Kemudian dilakukan tindakan atau
treatment yaitu model pembelajaran diskusi kelompok dengan memanfaatkan
video pembelajaran untuk kelas eksperimen, serta model konvensional untuk
kelas kontrol. Pada akhir tindakan siswa diberikan posttest untuk mengetahui
ada atau tidaknya peningkatan setelah dilakukannya perlakuan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa yang telah
dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.

16
Tabel 4. Hasil Presentase aktivitas Belajar Siswa kelas Eksperimen dan
Kelas Kotrol

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Indikator Presentase Kategori Presentase Kategori
1 68.75% Baik 59.3% Sedang
2 59.37% Sedang 39.03% Buruk
3 71.87% Baik 53.10% Sedang
4 62.5% Baik 56.25% Sedang

Presentase perhitungan observasi aktivitas siswa selama proses belajar


siswa dikelas Eksperimen maupun kelas kontrol ditunjukan dengan jenis
kegiatan yaitu visual activities presentase dikelas eksperimen sebesar 68.75%
dengan kategori baik. dilihat dari Siswa mempelajari materi yang sudah
diberikan oleh guru dan siswa memperhatikan materi yang diberikan oleh guru.
Sedangkan kelas kontrol 59.3% berkategori sedang. Dilihat dari siswa
mempelajari materi yang sudah diberikan oleh guru tetapi masih banyak yang
ngobrol dibelakang.. Kegiatan oral activites presentase untuk kelas
eksperimen 59.37% berkategori sedang. Dilihat dari siswa merespon dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sedangkan kelas Kontrol
39.03% berkategori sangat buruk. Dilihat ketika guru memberi pertanyaan
siswa masih kurang jelas dan masih merasa kebingungan. Kegiatan Writing
activities presentase kelas eksperimen 71.87% berkategori baik. Dapat dilihat
setelah siswa memperhatikan video yang telah diputar kemudian ada yang
kurang jelas siswa bertanya kepada guru kemudian mencatat apa yang
ditanyakan. Sedangkan kelas Kontrol 53.10% berkategori sedang. Dapat dilihat
ketika guru menjelas kan didepan kelas siswa mencatat apa yang telah
disampaikan oleh guru. Kegiatan Listening activities presentase kelas
eksperimen 62.5% berkategori baik. dapat dilihat Siswa mendengarkan dan
memperhatikan informasi yang disampaikan oleh guru, Siswa mengerjakan
tugas kelompok dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing.
Sedangkan kelas kontrol presentasenya 56.25% berkategori sedang, dapat
dilihat dari siswa mengerjakan tugas kelompoknya masing-masing.
Dari hasil presentase aktivitas kegiatan siswa yang dilakukan, ada
perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. dapat dilihat bahwa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Di kelas eksperimen
presentase paling tinggi pada indikator Writing activities 71.87% dapat dilihat
berkategori baik dapat dilihat setelah siswa memperhatikan video yang telah
diputar kemudian ada yang kurang jelas siswa bertanya kepada guru kemudian
mencatat apa yang ditanyakan. Pada presentase terendah dikelas eksperimen
pada indikator oral activites 59.37% berkategori sedang, dapat dilihat ketika
siswa menjawab masih ragu-ragu. Pada kelas kontrol presentase paling tinggi
pada indikator visual activities 59.3 % dapat dilihat berkategori baik dapat
dilihat dari siswa memperhatikan guru ketika guru mengajar didepan kelas.
Pada presentase terendah dikelas kontrol pada indikator oral activites 39.03%
berkategori buruk, dapat dilihat ketika guru memberi pertanyaan siswa masih

17
kurang jelas. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan media
dengan video pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan metode
konvensional.
Berdasarkan hasil nilai pretest dan posttest maka penelitian ini
dilakukan deskripsi data dari hasil penelitian. Deskripsi data ini menghitung
rata-rata, nilai minimum, nilai maximum dan jumlah. Dapat disimpulkan hasil
dari nilai pretest bahwa rata-rata kelas eksperimen hampir sama kelas kontrol,
namun perbedaan rata-rata kedua kelas tersebut tidak begitu jauh, yaitu rata-
rata kelas kontrol 68.44 dan rata-rata kelas ekperimen 66.25 sehingga kedua
kelas tersebut dapat dikatakan memiliki kemampuan awal yang sama. Pada
kesimpulan hasil dari nilai posttest dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, hasil akhir
rata-rata pada perbedaan kedua kelas tersebut sangat signifikan sehingga
terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kontrol.

Tabel.5 Hasil nilai pretest dan postest


Kelas Rata- Rata- Minimum Maximum Minimum Maximum
Rata Rata Pretest Pretest Postest Postest
Pretest Postest
IX B / 66.25 84.22 50 80 70 90
Eks
IX F / 68.44 70.90 50 80 50 80
Kont

Berdasarkan hasil penelitian ini, Media pembelajaran menggunakan


video dapat meningkatkan rata-rata nilai lebih tinggi dibanding yang tidak
menggunakan sehingga kelas kontrol yang tetap menggunakan metode
konvensional tetap mengalami perubahan rata-rata nilai tetapi tidak lebih tinggi
dengan kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran dengan
video. Kelas eksperimen mengalami perubahan rata-rata yang signifikan.
Selain adanya model pembelajaran baru faktor lain yang mempengaruhi
meningkatnya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu media
pembelajaran yang sebelumnya hanya menggunakan powerpoint atau buku
LKS dalam menyampaikan materi tetapi dalam pembelajaran ini dapat
meningkatkan pemahaman siswa. Siswa dapat melihat video tersebut saat
pebelajaran dikelas sehingga mudah dipahami dan mudah diingat.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui pembelajaran
menggunakan media dengan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, disarankan guru menggunakan media
pembelajaran dengan memanfaatkan video pembelajaran sebagai media belajar
siswa, sehingga proses belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan
dan perubahan hasil belajar cukup memuaskan.

5. Simpulan
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, tujuan penelitian, hasil analisis
dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kemampuan awal siswa dalam pembelajaran TIK materi

18
“Perangkat keras akses internet dan intranet” pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Sedangkan untuk kemampuan akhir siswa dalam
pembelajaran TIK materi “Perangkat keras akses internet dan intranet” pada
kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol.
Peningkatan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dalam
pembelajaran TIK Materi “Perangkat keras akses internet dan intranet” setelah
diterapkannya model pembelajaran diskusi dengan memanfaatkan video
pembelajaran lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari
sikap siswa yang lebih senang dan antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran dikelas. Selain itu media pembelajaran juga mendapat tanggapan
positif dari siswa dan dampak membantu dalam penyampaian materi dikelas.
Berdasarkan hasil uji t dengan perbandingan nilai signifikansi P(0,000) <
(0,05), maka 1 diterima. Sehingga dapat dinyatakan pengaruh signifikan dan
hipotesis dalam penelitian ini diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa
Penggunaan media pembelajaran berbantu video dengan metode diskusi
kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran TIK
materi perangkat keras internet di SMP N 2 Grabag.
Berdasarkan kesimpulan yang didapat, saran bagi penelitian selanjutnya
dapat melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang
lebih beragam.Selain itu media yang digunakan bisa mengikuti perkembangan
yang ada, media yang sedang digemari siswa lebih diutamakan.
6. Daftar Pustaka
[1] Gagne (1977). dalam bukunya The Conditions of Learning ,Jakarta
Utara
[2] Eko putro widoyoko(2013),Evaluasi program pembelajaran
:Pustaka Pelajar seleban timur UH III/548 Yogyakarta 55167.
[3] Aria Pramudito.2013 Pengembangan Media Pembelajaran .
Universitas Negeri Yogyakarta
[4] Rahmawati Baharudin (2010) ,Keefektifan Media Belajar Berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi Malang.
[5] Dwi Sarwiko (2012), Perangkat Lunak Modul Pembelajaran
Multimedia Interaktif Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan
Komunikasi (TIK) Himsya-Tech, Vol.8 No.1, Januari 2012 – ISSN
1907-2074.
[6] Bungin (2009) Metodologi Penelitian Kuantitatif karya Jakarta:
Grasindo. 2009.
[7] Depdiknas (2003) Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
[8] Sudaryono. 2012. Statistik Probabilitas. Yogyakarta : C.V ANDI
OFFSET.
[9] Sardiman interaksi dan motifasi belajar mengajar: PT RAJA
GRAFINDO PERSADA JAKARTA
[10] Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran :Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
[11] Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

19
[12] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung: CV. Alfabeta.
[13] Burhan.2011.Metodologi Penelitian Kuantitatif.Jakarta :PT Raja
Grafindo Persada
[14] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R &
D.Bandung: CV. Alfabeta.

20

Anda mungkin juga menyukai