“STRATEGI PEMBELAJARAN”
DOSEN PENGAMPU : Drs. Jongga Manullang, M.Pd.
.
REKAYASA IDE
MK.
STRATEGI PEMBELAJARAN
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO
FT
Skor Nilai :
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut penulis ucapkan atas hikmat dan kemampuan serta berkat
yang melimpah yang di berikan Tuhan Yang Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rekayasa Ide ini dengan baik. Selain itu rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada
bapak Drs. Jongga Manullang, M.Pd. pembimbing mata kuliah Strategi Pembelajaran.
Selain itu juga penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
mengambil peran serta dalam penulisan Rekayasa Ide dari awal hingga dapat
terselesaikan dengan baik sehingga Rekayasa Ide dapat terselesaikan. Rekayasa ide ini
kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran sebagai salah satu tugas
mata kuliah tersebut.
Penulis sangat menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih sangat banyak kesalahan yang perlu diperbaiki. Penulis sangat
mengharapkan pengertian pembaca apabila terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
Rekayasa Ide ini. Penulis sadar bahwa masih perlu banyak belajar untuk dapat menulis
Rekayasa Ide ini dengan lebih baik lagi. Dan sekira-kiranya makalah ini dapat berguna
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pengajaran adalah suatu aktifitas (proses) mengajar belajar yang di dalamnya ada dua
subjek yaitu guru dan peserta didik. Istilah peserta didik penulis gunakan untuk anak didik,
objek didik, atau sebagai istilah lain dari murid/siswa. Tugas dan tanggung jawab utama
seorang guru/pengajar adalah mengelola pengajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien,
dan positif, yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif di antara dua
subjek pengajaran, guru sebagai penginisiatif awal, pengarah, pembimbing, sedang peserta
didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh perubahan diri dalam
pengajaran. Pengajaran memang bukan konsep atau praktek yang sederhana ia bersifat
kompleks, menjadi tugas dan tanggung jawab guru yang seharusnya. Pengajaran itu berkaitan
erat dengan pengembangan potensi manusia (peserta didik), perubahan dan pembinaan
dimensi-dimensi kepribadian peserta menyikapi makanan pada sang bayi. Dengan kata lain,
tugas pengajaran (mengajar) adalah berat, kompleks, perlu keseriusan, tidak asal jadi atau
coba-coba. Pelaksanaan pembelajaran sering mengalami kendala seperti terjadinya perubahan
kurikulum, perubahan ini sengaja diciptakan oleh atasan (Depdiknas) sebagai usaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan,
ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini
dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan dan bahkan
memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik untuk kepentingan bawahannya. Dan
bawahan tidak punya otoritas untuk menolak pelaksanaannya.
PEMBAHASAN
PENUTUP
KESIMPULAN
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat. Menurut teori
pembelajran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta didik)
memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap
kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungannya dengan kehidupan nyata
yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan
mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya. Berdasarkan
pemahaman di atas, menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan pembelajaran tidak
harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja, sawah, atau
tempat-tempat lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih serta
mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik
konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara
aktif pemahamannya.
SARAN
Dalam mewujudkan gagasan yang ada dalam tulisan ini, maka penulis menyarankan
agar sebaiknya terlebih dahulu membicarakan tindakan tersebut dengan dosen yang
bersangkutan supaya dalam model pembelajaran CTL tersebut dapat berjalan dengan baik.