Anda di halaman 1dari 131

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN SARANA

PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU


DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
EKONOMIKA DEPOK

OLEH
DESI TRI UTAMI
NIM : 332152350051

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
2018
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN SARANA
PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
EKONOMIKA DEPOK

OLEH
DESI TRI UTAMI
NIM : 332152350051

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


memperoleh gelar Magister Manajemen, dengan wibawa ketua
telah diuji dan dipertahankan dihadapan komisi penguji tesis
pada tanggal 03 April 2018

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
2018
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Desi Tri Utami


NIM : 332152350051
Program Studi : Magister Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia
Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran
terhadap Kinerja Guru Di SMK Ekonomika Depok

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Tesis yang saya buat dengan judul tersebut diatas beserta isinya merupakan
hasil penelitian saya sendiri
2. Tesis tersebut bukanlah plagiat atau hasil salinan tesis milik orang lain
3. Apabila tesis saya adalah hasil plagiat atau menyalin tesis milik orang lain,
maka saya bersedia dituntut dimuka pengadilan serta dicabut segala
wewenang dan hak saya yang berhubungan dengan ijazah dan gelar akademik
Magister Manajemen (MM) sesuai dengan ketentuan

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk diketahui oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.

Jakarta, Maret 2018


Yang membuat pernyataan

Desi Tri Utami


332152350051

ii
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA

PERSETUJUAN TESIS

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran


terhadap kinerja Guru di SMK Ekonomika Depok

Disusun oleh mahasiswa:

Nama : Desi Tri Utami


NIM : 332152350051
Program Studi : Magister Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen pada Program Pascasarjana, Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Jakarta

Jakarta, Maret 2018

Menyetujui
Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Zaharuddin, SE, MM, Ph.D Dr. Drs. Yuni Pratikno,SE., MM,MH

iii
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA

PERSETUJUAN UJIAN TESIS

Judul : Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana


Pembelajaran terhadap kinerja Guru di SMK Ekonomika
Depok

Disusun oleh mahasiswa:

Nama : Desi Tri Utami


NIM : 332152350051
Program Studi : Magister Manajemen
Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen,dengan wibawa ketua, telah diuji dan dipertahankan, pada
hari/tanggal: Selasa, 03 April 2018

Tim
Komisi Penguji Tesis

Menyetujui, Dr. Enjang Sudarman.

Ketua
Sekolah Tinggi Manajemen IMMI

Dr. Gada Sembada, M.Pd.


Dr. Zulkifli Rangkuti, SE, MM.

Dr. H. Hikmat, MM.

iv
ABSTRAK

Tesis ini ditulis oleh Desi Tri Utami, Maret 2018, dengan judul: “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja Guru Di SMK
Ekonomika Depok”

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji untuk mengetahui pengaruh dari


variabel bebas Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja
Guru. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif
menggunakan statistik korelasi dan regresi berganda. Penelitian dengan
menggunakan sampel sebanyak 45 orang guru sebagai responden yang diambil
secara acak sederhana menggunakan rumus Slovin. Uji hipotesis dengan
signifikansi uji F dan uji t pada taraf nyata atau signifikansi 0,05.
Penelitian membuktikan bahwa kedua variabel bebas Gaya Kepemimpinan
dan Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja Guru. Diketahui, besarnya pengaruh
hasil analisis regresi ganda kedua variabel bebas tersebut adalah 86,30% yang
dibuktikan melalui uji F dan uji t dapat dinyatakan bahwa kedua variabel bebas
secara parsial dan secara bersama-sama (simultan) sangat signifikan berpengaruh
terhadap Kinerja Guru.
Hasil kajian penelitian, temuannya adalah bahwa variabel bebas sarana
pembelajaran memiliki pengaruh yang lebih rendah dibandingkan dengan variabel
bebas lainnya yaitu Gaya Kepemimpinan. Oleh karena itu, disarankan perlunya
peningkatan dan perbaikan terhadap sarana pembelajaran agar dapat
meningkatkan kreativitas dan semangat belajar siswa.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Sarana Pembelajaran, Kinerja Guru

v
ABSTRACT

This thesis written by Desi Tri Utami, in March 2018, with the title: " Influence
of Leadership Style and Learning Means to the performance of teachers in SMK
Ekonomika Depok”.

The purpose of this study was to determine the relationship and examine
the effect of independent variables Leadership Style and Learning Means to the
performance of teachers. The method used is descriptive quantitative study using
statistical correlation and multiple regression. Study using a sample of 45
teachers as respondents drawn randomly using Slovin formula. Hypothesis test
with a significance of F test and t test at the 0.05 significance level or
significance.
Research shows that two independent variables Leadership Style, and
Learning Means to the performance of teachers. Known, the magnitude of the
effect of the results of multiple regression anal learysis of the two independent
variables is 86.30% which is evidenced by the F test and t test can be stated that
the two independent variables and partially together (simultaneously) a very
significant effect on teacher performance.
The results of the research study, the findings are that the independent
variables Means Learning has a lower effect than independent variables
Leadership Style. It is therefore suggested the need for the increase and
improvement of learning means so that improve creativity of student and had a
great enthusiasm for learning.

Keywords: Leadership Style, A means of Learning, Teacher Performance

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga tesis

dengan judul; “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran

terhadap Kinerja Guru Di SMK Ekonomika Depok”, dapat diselesaikan.

Tujuan dari kajian penelitian ini dilakukan untuk memenuhi sebagian

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan jenjang strata dua (S2), Magister

Manajemen pada Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta.

Karya ilmiah dalam bentuk tesis ini tidak mungkin dapat terselesaikan

tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

yang baik ini, dengan tulus disampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Zulkifli Rangkuti, SE, MM, selaku ketua Sekolah Tinggi Manajemen

IMMI Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu dan

menyelesaikan program Pascasarjana Magister Manajemen

2. Bapak Zaharuddin, SE, MM, Ph.D selaku dosen Pembimbing I dan Bapak

Dr. Drs. Yuni Pratikno,SE.,MM,MH selaku dosen Pembimbing II yang dengan

sabar memberikan arahan dan motivasi, tulus dan perhatian memberikan

bimbingan tesis, baik materi dan teknis penulisan serta saran untuk perbaikan

dan kesempurnaan tesis ini.

3. Komisi Penguji Tesis dan seluruh dosen serta staf program Magister

Manajemen IMMI Jakarta

4. Ucapan terima kasih kepada seluruh guru SMK Ekonomika Depok yang

telah memberikan bantuan secara moril dan waktu untuk penulis dalam

vii
memperoleh data dan mengisi kuesioner untuk kepentingan analisis dan

penulisan tesis ini

5. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar, Suami dan anak tercinta yang

telah memberikan doa sehingga memotivasi untuk dapat menyelesaikan studi

dan tesis ini

6. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa seangkatan yang tak

pernah dilupakan baik dalam keadaan suka atau gembira membawa keceriaan

dalam setiap perkuliahan

Disadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena diharapkan

saran dan kritik atas segala kekurangan yang ditemui dalam tesis ini.

Jakarta, Maret 2018

Desi Tri Utami


332152350051

viii
DAFTAR ISI

JUDUL Halaman

SURAT PERNYATAAN......................................................................... ii
PERSETUJUAN TESIS.......................................................................... iii
PERSETUJUAN UJIAN TESIS ............................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 7
1.3 Batasan Masalah ............................................................. 8
1.4 Perumusan Masalah ........................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................ 9
1.6 Kegunann Penelitian ....................................................... 10

BAB II LANDASAN TERORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ................................................................ 12
2.1.1. Gaya Kepemimpinan ............................................ 12
2.1.2. Sarana Pembelajaran ............................................. 23
2.1.3. Kinerja Guru ......................................................... 31
2.2 Kajian Empiris Penelitian Terdahulu............................... 36
2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................... 38
2.4 Hipotesis Penelitian ........................................................ 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode yang Digunakan ................................................. 40
3.1.1 Subyek,Objek dan Waktu Penelitian...................... 40
3.1.2 Populasi dan Sampel............................................... 41
3.1.2 Teknik pengumpulan Data...................................... 42

ix
3.2 Deskripsi Data ................................................................ 43
3.2.1 Definisi Operasional Variabel................................. 43
3.2.2 Pengukuran Variabel............................................... 44
3.3 Teknik Analisis Data........................................................ 46
3.4 Pengujian Hipotesis......................................................... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


4.1 Subjek Penelitian ............................................................ 54
4.2 Program Kerja SMK Ekonomika Depok......................... 55
4.3 Tujuan Pendidikan SMK Ekonomika Depok ................. 56
4.4 Visi dan Misi SMK Ekonomika Depok .......................... 57
4.5 Sumber Daya Manusia SMK Ekonomika Depok ........... 58
4.6 Struktur Organisasi SMK Ekonomika Depok................. 58

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Penelitian ............................................................... 63
5.1.1 Deskripsi Data ....................................................... 63
5.1.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas ......................... 64
5.1.3 Analisis Asumsi Regresi......................................... 67
5.1.4 Analisis Statistika korelasi dan Regresi.................. 73
5.3 Pembahasan..................................................................... 80

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ..................................................................... 84
6.2 Implikasi.......................................................................... 85
6.3 Saran ............................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

xi
1.1 Kelulusan Siswa SMK Ekonomika Depok............................... 1
3.1 Waktu Pembuatan Penelitian..................................................... 41
3.2 Kisi – Kisi Instrumen dan Skala Pengukuran…………............ 45
3.3 Interval Koefisien dan Kadar Tingkat Korelasi........................ 49
5.1 Deskripsi Data Variabel Penelitian………………………….... 63
5.2 Hasil Pengujian Validitas.......................................................... 65
5.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian....................... 66
5.4 Hasil Uji Normalitas Data......................................................... 68
5.5 Pengujian Multikolinearitas..................................................... 70
5.6 Hasil Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson........ 72
5.7 Koefisien Pearson Correlation Antara Variabel X Dan Y ...... 73
5.8 Nilai Koefisien Korelasi R dan R2............................................ 75
5.9 Analisis Varian dan Nilai f - Hitung.......................................... 75
5.10 Nilai Coefficient dan t - hitung.................................................. 77
5.11 Pengujian Nilai t - hitung.......................................................... 77

DAFTAR GAMBAR

xii
2.1 Kerangka pemikiran.................................................................. 39
4.1 Struktur organisasi SMK Ekonomika Depok............................ 59
5.1 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas......................................... 71
5.2 Kurva Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.................. 78

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu jenjang lembaga

pendidikan yang bertanggung jawab menciptakan sumber daya manusia yang

mempunyai kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya mampu

mengembangkan kemampuannya apabila terjun ke dunia kerja. Salah satu faktor

penentu keberhasilan tersebut adalah tenaga pengajarnya. SMK Ekonomika lahir,

tumbuh dan berkembang sebagai salah satu institusi Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) swasta di Indonesia untuk menjawab kebutuhan akan pentingnya upaya-

upaya mendasar guna memperbesar cadangan ilmu pengetahuan. Kinerja guru dapat

diukur dari keberhasilan lulusan siswa yang menuntaskan belajarnya di sekolah

tersebut, di SMK Ekonomika Depok pencapaian kelulusan siswa dapat dilihat dari

perkembangannya pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1.
Kelulusan siswa SMK Ekonomika Depok

Tahun Jumlah siswa


No Keterangan
Pelajaran Peserta didik Lulusan
1 2011/2012 366 366 100%
2 2012/2013 247 247 100%
3 2013/2014 292 292 100%
4 2014/2015 316 316 100%
5 2015/2016 270 270 100%
6 2016/2017 153 153 100%
Sumber: Tata Usaha SMK Ekonomika Depok, 2017

1
2

Dengan kata lain, alumni SMK Ekonomika Depok diharapkan bisa menjadi

lulusan yang berbudi luhur, beriman dan berjiwa Pancasila. Seperti diketahui,

jumlah lulusan sebuah sekolah menengah kejuruan mempunyai pengaruh

tersendiri dalam hal penilaian, yaitu untuk mengukur sejauhmana keberhasilan

sekolah yang bersangkutan. Jumlah siswa juga menjadi syarat untuk

meningkatkan kinerja seorang guru, karena jika dalam suatu kelas jumlah siswa

yang terlalu banyak dapat mempengaruhi kinerja guru dalam menyampaikan

materi yang kurang optimal. Dalam hal ini jumlah guru di SMK Ekonomika

sangat terbatas khususnya guru mata pelajaran produktif, sehingga dalam satu

kelas terdapat siswa yang tidak sedikit itu dikarenakan terbatasnya guru di SMK

Ekonomika. Untuk menjalankan peran dan fungsinya SMK Ekonomika terus

berbenah diri seiring dengan semakin dinamisnya pergerakan perubahan di

masyarakat yang haus akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sesuai dengan zamannya, sehingga menuntut pengelolaan organisasi yang

semakin kompetitif.

Gaya kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam

mempengaruhi pengelolaan organisasi, karena kepemimpinan merupakan

aktivitas utama dimana tujuan organisasi dapat dicapai. Kepala Sekolah SMK

Ekonomika termasuk pemimpin yang cukup baik dalam organisasi tetapi kurang

optimal dalam mengatasi masalah karena suatu faktor yang terpenting dalam

proses pencapaian, keberhasilan sekolah dalam pencapaian tujuannya. Dengan

demikian Kepala Sekolah sangat diharapkan pengaruhnya untuk mengendalikan

agar pendidikan berjalan sesuai harapan semua pihak. Dalam menjalankan


3

kepemimpinannya Kepala Sekolah tergantung kepada guru karena guru

merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan.

Guru secara langsung berupaya mempengaruhi, membina dan

mengembangkan peserta didik. Sebagai ujung tombak, guru dituntut untuk

memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai pendidik, pembimbing dan

pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada kompetensi guru. Berkualitas

tidaknya proses pendidikan sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi yang

dimiliki guru. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi

oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi

tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Guru sebagai pekerja

harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi pelajaran, penguasaan

profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri

dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu guru harus

merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis.

Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi

guna meningkatkan kinerjanya. Namun, potensi yang dimiliki guru untuk

berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerjanya tidak selalu berkembang secara

wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang

muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi di lapangan pada SMK Ekonomika

mencerminkan keadaan guru yang tidak sesuai dengan harapan seperti adanya

guru yang tidak bisa hadir tepat waktu sesuai dengan jam mengajar dikarenakan

jarak tempuh yang cukup jauh dari jarak rumah ke sekolah atau adanya guru yang
4

bekerja sambilan baik yang sesuai dengan profesinya maupun diluar profesi

mereka, terkadang ada sebagian

Guru yang secara totalitas lebih menekuni kegiatan sambilan daripada

kegiatan utamanya sebagai guru di sekolah. Hal ini dikarenakan gaji guru yang

kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari mereka. Seharusnya selain

gaji pokok, profesi guru juga diberikan insentive untuk menambah semangat

mengajar dan memotivasi para guru supaya lebih meningkatkan kinerja dalam

mengajar para peserta didik. Kenyataan ini sangat memprihatinkan dan

mengundang berbagai pertanyaan tentang konsistensi guru terhadap profesinya.

Disisi lain, kinerja guru pun dipersoalkan ketika memperbicangkan masalah

peningkatan mutu pendidikan.

Sebab hanya dengan memahami faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

guru maka dapat dicarikan alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut

bukan lagi menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru melainkan dapat

diubah faktor yang mampu meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah

yang lebih baik, sebab kinerja sebagai suatu sikap dan perilaku dapat meningkat

dari waktu ke waktu. Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

dipandang perlu untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat

memberikan gambaran yang jelas, faktor yang lebih berperan yang mempengaruhi

kinerja guru. Selain itu, sarana pembelajaran juga berperan penting dalam hal ini

karena tanpa adanya sarana, guru tidak dapat mengajar secara optimal. Sarana

adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah. Sarana

pembelajaran adalah semua fasilitas yang mempermudah dan memperlancar


5

proses pembelajaran dan pengajaran dan sifatnya langsung, misalnya papan tulis,

buku, alat tulis, OHP, dan sebagainya.

Secara garis besar fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi fasilitas

fisik dan fasilitas uang/non fisik. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa

benda atau yang dapat dibedakan, yang mempunyai peranan dalam memudahkan

dan mempelancar suatu kegiatan. Fasilitas fisik juga sering disebut fasilitas

materiil. Misalnya alat tulis-menulis, buku, komputer, OHP, kendaraan dan

sebagainya. Fasilitas pendidikan yang termasuk fasilitas fisik antara lain ruang

kelas, perabot ruang kelas, perabot ruang laboratorium, perabot ruang

perpustakaan. Fasilitas non fisik adalah segala sesuatu yang bersifat

mempermudah dan memperlancar kegiatan sebagai akibat berkerjanya nilai-nilai

non fisik misalnya uang, waktu, kepercayaan dan sebagainya. SMK Ekonomika

memiliki peserta didik yang cukup banyak tetapi dengan fasilitas yang sangat

minim contohnya; komputer, OHP, ruang laboratorium, hal ini dapat mempersulit

guru dalam kegiatan mengajar yang dimana membutuhkan fasilitas-fasilitas

tersebut dan dengan jumlah guru yang sedikit khususnya pada mata pelajaran

produktif seiring dengan bertambahnya peserta didik, guru tersebut menjadi tidak

efektif dalam memberikan materi.

Selain sarana pembelajaran, budaya organisasi dipercaya sebagai salah satu

faktor penentu kinerja suatu guru karena sebagai perekat dalam organisasi yang

mengalami perubahan. Membangun budaya organisasi tentu tidak semudah

mengucapkannya, harus melalui suatu proses lama dan berkelanjutan. Disebut

berkelanjutan karena nilai-nilai dan norma-norma yang terkandung dalam budaya


6

tersebut terus menerus mengalami perubahan dan berkembang sesuai dengan

zamannya. Oleh karena itu, organisasi harus dapat mengkaji faktor-faktor yang

dapat memicu motivasi kerja dan kepuasan kerja. Dalam hal ini budaya

lingkungan sangat berperan penting dalam meningkatkan budaya organisasi

dikarenakan nilai-nilai yang dimiliki masing-masing sumberdaya manusia di

dalam organisasi sebuah sekolah dapat menjadi kekuatan dan daya saing bahkan

sebaliknya akan menjadi penghambat kemajuan, oleh karena itu diperlukan

pengidentifikasian nilai-nilai yang tepat dan bersinergi dengan langkah nyata

untuk memajukan organisasi atau pada setiap jenjang sekolah yang ada di

lingkungan yayasan.

Penerapan budaya organisasi pada lembaga SMK Ekonomika kurang

bersinergi dengan langkah nyata sehingga kurang membantu memperoleh

gambaran yang lebih jelas tentang nilai-nilai yang berpengaruh pada kemajuan

sekolah tersebut. Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi di

SMK Ekonomika dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan dan guru agar

kepuasan kerja karyawan dan guru dapat terpenuhi secara optimal menjadi

penting adanya. Apabila kepuasan kerja sudah terpenuhi secara optimal, maka

komitmen kerja terhadap organisasi akan tertanam dengan baik dalam diri

karyawan dan guru. Jadi karena sudah terbentuknya komitmen maka karyawan

dan guru harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan bagi organisasinya

melainkan untuk kepentingan dirinya.

Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan kajian dalam bentuk penelitian

dengan judul: “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran


7

terhadap Kinerja Guru di SMK Ekonomika Depok.

1.2. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul pada latar belakang penelitian,

maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan antara lain sebagai berikut;

1. Gaya kepemimpinan yang belum optimal dalam menyelesaikan masalah

terutama terhadap kinerja guru dalam hal kehadiran.

2. Sarana pembelajaran yang masih belum memadai sehingga membuat siswa

kurang semangat dalam belajar di sekolah.

3. Budaya organisasi yang masih perlu ditingkatkan sehingga dapat

meningkatkan nilai-nilai yang berpengaruh pada kemajuan sekolah

4. Gaji yang tidak sesuai dengan jumlah jam mengajar Guru, sehingga

menjadikan kegiatan sambilan lebih penting daripada kegiatan utamanya

sebagai guru di sekolah

5. Potensi yang dimiliki guru tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar

disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam

pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru.

6. Jarak tempuh yang jauh sehingga guru tidak dapat hadir tepat waktu sesuai

dengan jam mengajar

7. Kurangnya insentive yang dapat menurunkan tingkat loyalitas dan semangat

mengajar para guru

8. Jumlah siswa yang cukup banyak melebihi fasilitas yang tersedia dapat

mempengaruhi kinerja guru dalam menyampaikan materi yang kurang

optimal
8

9. Jumlah guru yang sangat terbatas khususnya guru mata pelajaran produktif,

sehingga dalam satu kelas terdapat siswa yang tidak sedikit itu dikarenakan

terbatasnya guru di SMK Ekonomika yang berpengaruh terhadap kinerja

10. Masyarakat yang kurang ikut andil dalam melakukan kerjasama dengan

sekolah sehingga jumlah lulusan sekolah SMK Ekonomika makin menurun

yang mempunyai pengaruh tersendiri dalam hal penilaian, yaitu untuk

mengukur sejauhmana keberhasilan sekolah yang bersangkutan.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifiakasi masalah, maka telah ditemukan 10 (sepuluh)

variabel penyebab yang berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK Ekonomika

Depok. Pada dasarnya penelitian itu harus menghasilkan variabel-variabel solusi

baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan ataupun dalam pemecahan masalah

dilapangan. Dalam hal ini, yang akan menjadi fokus dalam pembahasan penelitian

ini yaitu gaya kepemimpinan dan sarana pembelajaran terhadap peningkatan

kinerja guru. Alasanya adalah bahwa kedua variabel ini diduga lebih dominan

menjadi penyebab masih belum maksimal pada kinerja guru di SMK Ekonomika.

Pemilihan variabel ini dimaksudkan juga bila hasil penelitian terbukti gaya

kepemimpinan dan sarana pembelajaran berpengaruh terhadap kinerja guru secara

signifikan akan dapat dijadikan variabel solusi dalam pemecahan masalah dan

pengembangan ilmu pengetahuan pada penelitian lanjutan.


9

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah serta kondisi permasalahan yang terjadi di

SMK Ekonomika berdasarkan pra studi dan wawancara dengan pimpinan, tenaga

pendidik dan kependidikan adanya pengaruh gaya kepemimpinan dan sarana

pembelajaran yang tidak atau belum tersosialisasi dengan baik sehingga diduga

menyebabkan rendahnya kinerja guru. Berdasarkan hal ini dan batasan masalah

maka dirumuskan permasalahan penelitian berikut;

1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja guru (Y) di

SMK Ekonomika Depok ?

2. Bagaimana pengaruh sarana pembelajaran (X2) terhadap kinerja guru (Y) di

SMK Ekonomika Depok?

3. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan (X1) dan sarana pembelajaran (X2)

terhadap kinerja guru (Y), baik parsial maupun simultan di SMK Ekonomika

Depok?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan menganalisis

dan menghasilkan informasi atas hasil olahan data penelitian tentang sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor gaya kepemimpian terhadap

kinerja guru di SMK Ekonomika Depok;

2. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor sarana pembelajaran

terhadap kinerja guru di SMK Ekonomika Depok;


10

3. Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor gaya kepemimpinan dan

sarana pembelajaran terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun simultan

di SMK Ekonomika Depok.

1.6. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk pengembangan

manajemen SDM, khusunya dalam rangka mencari bentuk program dan variabel

yang paling signifikan terhadap upaya-upaya peningkatan kinerja guru di

lingkungan SMK Ekonomika Depok. Secara teoritis dan praktis hasil penelitian

ini diharapkan juga dapat;

1. Secara teoritis diharapakan bermanfaat bagi pengembangan manajemem

sumber daya manusia, khususnya dalam mencari bentuk program pengelolaan

dan pengembangan kemampuan profesional guru yang sesuai dengan

kubutuhan dan kenyataan saat ini

2. Sedangkan secara umum (manfaat praktis) hasil dari penelitian ini, sebagai

berikut;

a. Bagi kepala SMK Ekonomika sebagai masukan dalam rangka penyusunan

program pengelolaan dan strategi pengembangan guru.

b. Bagi guru mendapatkan informasi mengenai pengembangan profesional

kerja dan untuk kerja instruksional sehingga dapat mengembangkan dan

meningkatkan kinerja lebih tinggi.

c. Bagi pengelola SMK mendapatkan masukan mengenai pengelolaan dan

pengembangan kemampuan guru yang lebih berkualitas dan profesional


11

sehingga dapat memberikan konstribusi yang cukup berarti untuk mencapai

tujuan lembaga dalam meningkatkan kinerja guru.


12

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe

kepemimpinan. Kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas pekerjaan agar lebih efisien dan efektif untuk mencapai kinerja

guru dan mutu sekolah. Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat

akan mempunyai pengaruh yang berarti dalam pengambilan keputusan, maupun

dalam mempengaruhi guru untuk baik. “Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah

laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan

individu untuk mencapai tujuan tertentu.” menurut Heidjrachman dan Husnan

(2002:224), sedangkan menurut Tjiptono (2001:161) “gaya kepemimpinan adalah

suatu cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya”.

Pemimpin perlu memperhatikan kematangan bawahan sehingga tepat dalam

memilih gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.Veithzal Rivai dan Deddy

Mulyadi (2009:42) menyatakan bahwa, “gaya kepemimpinan adalah perilaku dan

strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang

sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja

bawahannya”.

Seperti yang dikembangkan oleh teori Paul Hersey and Kenneth H.

Blanchard
13

(1982:152) menyatakan bahwa, “gaya kepemimpinan situasional berdasarkan

tingkat kematangan bawahan, meliputi: telling, selling, participating delegating”.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah yang sangat berpengaruh

dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi,

memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan

kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan.

Menurut Mulyasa (2012:5), “Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di

sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola

setiap komponen sekolah (who is behind the school )”. Oleh karena itu, kepala

sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta

keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli diatas, peneliti

mensintesiskan gaya kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang

mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi antar hubungan manusia.

Dengan mengintegrasikan dan meningkatkan keduanya kepemimpinan akan

menjadi efektif, yaitu mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktunya.

Sebab kepemimpinan yang efektif dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

dengan baik termasuk melaksanakan perencanaan dengan baik pula. Apabila

peran kepala sekolah tersebut dijalankan dengan sebaik-baiknya dan dengan

profesionalitas yang tinggi serta didukung adanya iklim organisasi sekolah yang

kondusif maka diharapkan dapat terwujud adanya peningkatan kinerja guru.


14

Dengan adanya hubungan yang harmonis akan dapat menciptakan iklim

organisasi sekolah yang kondusif.

2.1.1.1 Tipe Gaya Kepemimpinan

Bila membicarakan kepemimpinan, tidak terlepas dari adanya beberapa tipe

gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Berikut dijelaskan beberapa tipe gaya

kepemimpinan.

a. Kepemimpinan Watak (Traith Model Leadership)

Teori kepemimpinan watak (traith model leadership) ini

mengidentifikasikan beberapa karakteristik khas yang meliputi fisik, mental dan

kepribadian yang dikaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini juga

mendasarkan asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan

dianugerahi kelebihan cirri yang tidak ada pada orang lain. Pudjosumedi

(2010:89), menjelaskan sebagai berikut :

Hasil studi Bass dan Stogdill melakukan suatu studi awal meneliti watak tentang
watak individu yang melekat pada individu pemimpin, seperti kecerdasan,
kejujuran, kematangan, kecakapan berbicara, kesupelan bergaul, status sosial
ekonomi mereka dan lain-lain. Lebih lanjut, Stogdill menyatakan bahwa terdapat
enam kategori factor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut,
yaitu kapasitas, prestasi, tanggungjawab, partisipasi, status, dan situasi. Namun
dari banyak penelitian sejenis menunjukan adanya hubungan karakteristik watak
dan efektifitas kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat signifikansinya
sangat rendah.

Veithal Rivai dan Deddy Mulyadi (2009:7-8), dalam teori kepemimpinan ini

menyatakan, bahwa;

Keberhasilan manajerial disebabkan karena memiliki kemampuan-kemampuan


luar biasa dari seorang pemimpin, yang meliputi; (1) intelegensia, para
pemimpin lebih pintar dari pengikut-pengikutnya. Perbedaan intelegensia yang
ekstrim antara pemimpin dan pengikut yang dapat menimbulkan gangguan; (2)
15

kepribadian, bahwa sifat kepribadian seperti kesiagaan, integritas pribadi,


keaslian dan percaya diri diasosiasikan dengan kepemimpinan efektif, dan (3)
karakteristik, hubungan antara kepemimpinan efektif dan karakteristik fisik
seperti usia, tinggi badan, berat badan dan penampilan memberikan hasil
bertolak belakang.

Sifat adalah karakteristik kejiwaan dan fisik yang dibawa sejak lahir dan

karakteristik yang diperoleh orang dari lingkungannya. Dimensi karakteristik

kejiwaan adalah keadaan jiwa yang mendasari orang berfikir, bersikap,

berperilaku, dan berkemampuan tertentu. Wirawan (2006:42-43), menjelaskan

bahwa;

Dimensi karakteristik fisik antara lain keadaan jasmani, seseorang seperti jenis
kelamin, tinggi dan berat badan, bentuk tubuh, kecantikan, dan kegagahan,
kesehatan fisik, enerji, dan stamina. Dimensi karakteristik yang diperoleh dari
lingkungan adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dimensi ilmu
kepemimpinan ada istilah darah biru yang mempengaruhi kapasitas sesorang
untuk menjadi pemimpin. Disamping itu, pemimpin sering berasal dari status
social tertentu, misalnya bangsawan, borjuis, dan golongan kaya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kepemimpinan dari seorang

pemimpin diperlukan sifat atau watak yang lebih dari bawahannya. Agar seluruh

perencanaan kegiatan dapat dilakukan dengan baik untuk mencapai tujuan. Hal

tersebut dapat tercapai apabila seorang pemimpin memiliki watak atau sifat

kepemimpinan yang baik.

b. Kepemimpinan Situasional

Teori kepemimpinan situasional juga disebut sebagai contingency theory of

leadership (teori kepemimpinan kontinjensi) berpendapat bahwa kepemimpinan

yang efektif tergantung pada sejumlah faktor tertentu. Tidak ada kepemimpinan

yang efektif untuk semua situasi atau keadaan. Situasi atau keadaan yang
16

mempengaruhi kepemimpinan misalnya keadaan pengikut, tugas kelompok,

norma organisasi dan lingkungan organisasi. Faktor-faktor tersebut menentukan

gaya kepemimpinan yang harus dipergunakan pemimpin agar kepemimpinan

efektif.

Fred E. Fiedler (1967) dan Paul Hersey & Kenneth Blanchard (1969)

merupakan pakar penelitian kepemimpinan situasional berusaha mencari faktor-

faktor yang mempengaruhi keefektifan kepemimpinan situasional. Mengenai teori

kepemimpinan situasional, Paul Hersey, Kenneth H Blanchard dan Dewey E.

Jonnson (1996) menyatakan sebagai berikut: “accourding to situasional

leadership, there is no best way to influence people. Which leadership style a

person should use with individuals or groups depend on the readiness level of

people the leader is attempting to influence” (tidak ada cara terbaik untuk

mempengaruhi orang. Gaya kepemimpinan mana harus dipergunakan oleh

seseorang tergantung pada tingkat kesiapan orang yang akan dipengaruhi).

Kemudian dikembangkan oleh Fred E. Fiedler dan Martin M. Chemers

(1984), berpendapat bahwa: pemimpin dapat meningkatkan keefektifan

kepemimpinan dengan mengubah situasi agar cocok dengan kepemimpinannya. Ia

mengidentifiikasikan 3 faktor situasional agar cocok dengan keefektifan

kepemimpinannya; (a) kualitas hubungan pemimpin dengan bawahan, (b)

kekuasaan posisional pemimpin, dan (c) derajat struktur tugas. Jika ketiga faktor-

faktor tersebut eksis dalam kepemimpinan pemimpin, kepemimpinannya efektif.

Kepemimpinan tidak dianggap baik atau buruk melainkan dikatakan efektif dalam

situasi tertentu dan tidak efektif dalam situasi lainnya.


17

c. Kepemimpinan Efektif (Effective Leadership)

Kepemimpinan harus efektif efisen, artinya kepemimpinan mencapai tujuan

dengan penggunaan sumber seminimal mungkin dan menghasilkan kepatuhan dan

keluaran semaksimal mungkin. Kepemimpinan yang efektif memerlukan pengikut

yang efektif. Agar dapat efektif pengikut memerlukan karakteristik tertentu.

Karakteristik pemimpin dan pengikut perlu mempunyai kesamaan karena

keduanya bekerjasama. Tanpa kesamaan akan terjadi konflik antara pemimpin dan

pengikut.

Dengan kata lain, persyaratan seorang pengikut sebetulnya sama dengan

persyaratan seorang pemimpin. Jika persyaratan seorang pemimpin harus jujur,

kompeten, kerja keras, dan berani mengambil resiko, pengikutnya harus

mempunyai sifat yang sama. Karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk

memiliki sejumlah persyaratan kepemimpinan, misalnya pengetahuan dan

keterampilan yang baik.

Menurut Robert E. Kelley (1995) yang dikutip oleh Wirawan (2003:62),

yang membedakan pengikut efektif dan pengikut tidak efektif adalah sebagai

berikut:

“what distinguishes an effective from ineffective follower is enthusiastic,


intelligence, and self-relian participation without star billing in the pursuit on an
organizational goal. Effective follower differ in their motivations for following
and their perceptions of the role” (pengikut yang efektif adalah pengikut yang
antusias, cerdas, percaya diri tanpa menagih bintang jasa dalam mencapai tujuan
organisasi. Para pengikut yang efektif mempunyai motivasi untuk mengikuti dan
mempunyai persepsi positif mengenai peran mereka).
18

d. Kepemimpinan Transformasional

Menurut Burns dalam Wirawan (2003:49), formulasi kepemimpinan

menstarnsformasi adalah sebagai berikut:

a) antara pemimpin dan pengikut mempunyai tujuan bersama yang melukiskan


nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi dan harapan mereka.
Pemimpin melihat tujuan tersebut dan bertindak atas nama dirinya dan atas
nama para pengikutnya
b) walaupun pemimpin dan pengikut mempunyai tujuan bersama akan tetapi
tingkat level motivasi dan potensi mereka untuk mencapai tujuan berbeda
c) kepemimpinan mentransformasi berusaha mengembangkan sistem yang
sedang berlangsung dengan mengemukakan visi yang mendorong
berkembangnya masyarakat baru. Visi ini menghubungkan nilai-nilai
pemimpin dan pengikut kemudian menyatukannya. Keduanya saling
mengangkat ke level yang lebih tinggi menciptakan moral yang makin lama
makin meninggi. Kepemimpinan stransformasional merupakan
kepemimpinan yang meningkatkan perilaku manusia.
d) Kepemimpinan mentransformasikan akhirnya mengajarkan para pengikut
bagaimana menjadi pemimpin dengan melaksanakan peran aktif dalam
perubahan. Ikut sertanya pengikut dalam perubahan secara aktif membuat
pengikut menjadi pemimpin
e) tingkat tertinggi dari kepemimpinan menstarnsformasikan menurut Burns
adalah terciptanya dan terlaksananya nilai-nilai akhir yang meliputi
keadilan, kebebasan, kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan dalam
masyarakat.

e. Kepemimpinan Strategis

Aktivitas pemimpin dalam menjalankan kepemimpinanya dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut baik

secara langsung maupun tidak langsung menajdikannya sebagai resiko ataupun

kegagalan yang harus dihadapinya. Dalam hal ini kepemimpinan tersebut, maka

bagaimana sikap atau gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang

pemimpin dalam menjalankan organisasinya akan sangat mempengaruhi

keberhasilan organisasi yang dipimpinya dalam mencapai tujuan-tujuan yang


19

ditetapkan. Sikap atau gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin dalam

suatu organisasi akan memberikan warna atau ciri organisasi tersebut.

Gaya kepemimpinan strategis, kehadiranya oleh karena berbagai tuntutan

perubahan eksternal organisasi, menurut Safaria (2004:88-89), bahwa:

kepemimpinan strategis bertanggung jawab untuk menciptakan harmoni antara


tuntutan lingkungan eksternal organisasi dengan visi, misi, strategi dan
implementasi organisasi. Visi menggambarkan wujud organisasi di masa depan,
sedangkan misi menggambarkan nilai-nilai pokok (core values), tujuan (purpose)
dan alasan akan eksistensi organisasi (reason for existences). Strategi
menyediakan arah yang menerjemahkan visi menjadi aksi dan merupakan dasar
bagi pengembangan mekanisme spesifik untuk menolong organisasi mencapai
tujuan. Strategi adalah niat (intension), sebaliknya implementasi melalui
arsitektur dasar organisasi seperti struktur organisasi, sistem, budaya, dan iklim,
sistem instensif dan lain sebagainya, yang menjamin terwujudnya visi di masa
depan.

Menyadari adanya berbagai perubahan dan tantangan serta kompleksitas

permasalahan yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin khususnya dalam

organisasi, dikaitkan dengan peran dan fungsi kepemimpinan, maka pemimpin

yang kuat dan memiliki keterampilan dan pengetahuan akan dapat membantu

organisasinya kearah pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik.

Safaria (2004:96), menjelaskan bahwa strategi adalah rencana aksi global

yang menggambarkan alokasi sumber daya dan aktivitas lainnya untuk

menghadapi lingkungan dan menolong organisasi mencapai tujuan tertinggi.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Safaria (2006:92), bahwa hubungan antara

kepemimpinan strategi dengan visinya, yaitu: (1) visi menghubungkan keadaan

saat ini ke masa depan (link to present to future), (2) visi menggerakkan energy

dan komitmen, (3) visi membangun standar keunggulan dan kualitas, (4) visi

mempunyai daya tarik yang luas dan mendalam, (5) visi berhubungan dengan
20

perubahan, (6) visi mendorong keyakinan dan harapan, (7) visi menggambarkan

idealism tertinggi, (8) visi mendefinisikan tujuan perjalanan dan petualangan.

Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Siswanto (2006:156),

menyatakan bahwa;

Seorang manajer dituntut mampu mengembangkan keterampilan, pengarahan,


perubahan dan pengendalian perilaku. Yang paling utama adalah bahwa manajer
harus menerima peran sebagai pemimpin yang menerima dan menjalankan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mempengaruhi perilaku para
anggota organisasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa pada essensinya kualifikasi
kepemimpinan yang memungkinkan seorang manajer memainkan perannya
dalam menopang kondisi yang ada meliputi hal-hal sebagai berikut; (a) watak
dan kepribadian yang terpuji, (b) prakarsa yang tinggi, (c) hasrat melayani
bawahan, (d) sadar dan paham kondisi lingkungan, (e) intelegensi yang tinggi, (f)
berorientasi ke depan, (g) sikap terbuka dan lugas, (h) widiasuara yang efektif.

Menurut Hits (1988) dalam Safaria (2006:103), menjelaskan sebagai

berikut:

Ada empat macam pemimpin jika dilihat dari hubungan antara visi yang
dimilikinya dengan tindakan atau aksi yang dilakukannya. Pemimpin yang
memiliki visi yang tinggi tetapi tidal diimplementasikan dalam tindakanya
hanyalah pemimpin yang suka bermimpi (pemimpi). Pemimpin yang tidak
memiliki visi ke depan dan tidak banyak melakukan tindakan strategis dikatakan
sebagai pemimpin yang tidak terlibat. Pemimpin yang banyak melakukan
tindakan strategis, tetapi tidak memiliki visi yang jelas sering dikatakan sebagai
pemimpin pekerja yang hanya mampu mengerjakan hal-hal rutin. Selanjutnya,
pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang memiliki visi ke depan, serta
dibarengi dengan tindakan strategis yang tinggi pula, maka akan menghasilkan
pemimpin visioner dan efektif. Pemimpin jenis ini memiliki ambisi, impian dan
cita-cita yang tinggi untuk dicapai oleh organisasi. Pemimpin jenis ini ingin
mengembangkan organisasi menuju tujuan yang tertinggi (mulia), bukan hanya
terpaku mengurus hal-hal yang tidak bermakna dan bersifat rutinitas. Untuk itu,
pemimpin yang unggul harus memiliki visi yang tinggi dan diwjudkan dalam
tindakan strategis yang berkelanjutan.

Atas dasar penjelasan teori dan pendapat tersebut, maka peran

kepemimpinan dalam implementasi strategi sesuai dengan perubahan lingkungan.


21

Secara khusus, dalam hal perubahan organisasi, dibutuhkan gaya kepemimpinan

melalui cara berkomunikasi dan proses pengambilan keputusan. Tugas pemimpin

menciptakan visi yang menggugah, inspiratif, mendorong komitmen dan motivasi

seluruh anggota organisasi menuju tujuan tertinggi dan kemudian merumuskan

strategi-strateginya mencapai visi tersebut. Pemimpin menciptakan transformasi

besar bagi organisasi yang terwujud dalam perubahan-perubahan menuju

kemajuan dan kualitas tertinggi organisasi. Karena lingkungan selalu berubah,

maka perubahan tersebut perlu diantisipasi, oleh seorang pemimpin yang memiliki

sikpa strategis dalam kepemimpinannya.

Dengan demikian, maka seorang pemimpin perlu mempunyai sifat,

kebiasan, temperamen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik khas, sehingga

tingkah laku dan gayanya lah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya

atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.

Sehingga munculah beberapa tipe kepemimpinan. Misalnya, tipe-tipe kharismatis,

paternalistis, militeristis, otokratis, laissez faire, populis, administrative, dan

demokratis.

2.1.1.2. Penerapan Kepemimpinan dalam Sekolah

Dari penjelasan tersebut peneliti mengambil kesimpulan mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi berdasarkan pada penelitian yang

dibentuk. Menurut Prayitno (2003:50) yang menyatakan bahwa komitmen

organisasi sebagai rasa Identifikasi, Keterlibatan, Loyalitas yang dinyatakan oleh

seorang karyawan terhadap organisasinya. Identifikasi yaitu penerimaan tujuan


22

organisasi, dimana penerimaaan ini merupakan dasar komitmen organisasi.

Keterlibatan yaitu sesuai dengan peran dan tanggung jawab pekerjaaan di

organisasi tersebut. karyawan yang memiliki komitmen tinggi akan menerima

hampir semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan.

Setiap kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi perlu menguasai dan

mempunyai kemampuan untuk memotivasi bawahannya, agar kepala sekolah

dapat mempengaruhi bawahannya harus memahami apa yang menjadi kebutuhan

bawahannya. Keberhasilan pengelolaan sekolah sangat ditentukan oleh kegiatan

pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai

pemimpin dalam suatu organisasi hendaknya menyadari dan tanggap teknik-

teknik untuk dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja guru antara lain

dengan memberikan dorongan kepada guru agar dapat melaksanakan tugas

mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan. Oleh sebab itu, salah satu tugas

kepala sekolah adalah untuk bisa menciptakan guru profesional agar bisa bekerja

sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai

pimpinan harus mengetahui kinerja guru-gurunya. Karena kinerja paling tidak

sangat berkait dengan kepemimpinan organisasi sekolah dan juga kepentingan

guru itu sendiri, oleh karena itu, hasil penilaian kinerja para guru sangat penting

artinya dan peranannya dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal,

seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen,

seleksi, penempatan, promosi dan berbagai aspek lain.


23

2.1.2. Sarana Pembelajaran

Secara tidak langsung sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadi

bagian terpenting yang harus diadakan keberadaannya. Bayangkan saja, jika

sekolah ambruk akibat gempa bumi, maka kegiatan belajar mengajar akan

mengalami kendala. Kualitas sekolah juga dapat dilihat dari lengkapnya sarana

prasarana yang dimiliki sekolah. Apabila sarana prasarana memadai maka

outputnya juga akan bagus. Terbukti dengan adanya laboratorium di sekolah

membuat siswa mahir dalam mengetik, sedangkan sekolah yang belum memiliki

fasilitas itu, mereka memiliki kemampuan yang kurang bahkan ada juga yang

sama sekali tidak pernah mengenal komputer. Itu berarti sarana mempengaruhi

kualitas siswa, dalam hal ini baik proses maupun hasil belajarnya.

Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai

alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna

untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang

menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Ibrahim dan Bafadal (2003:2), sarana pembelajaran adalah semua

perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan

dalam proses pendidikan di sekolah”. Wahyuningrum (2004: 5), berpendapat

bahwa “sarana pembelajaran adalah segala fasilitas yang diperlukan dalam

proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak
24

bergerak agar tujuan pendidikan tercapai”. Teori yang dikembangkan oleh R.

Spiro, P. Feltovitch, dan R. Coulson (1990) “ini menitikberatkan pada sifat

pembelajaran dalam ranah yang kompleks dan tidak terstruktur. Teori fleksibilitas

kognitif menegaskan bahwa pembelajaran yang efektif bergantung pada konteks.

Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya pengetahuan yang dibangun dan

karenanya peserta didik atau pelajar harus diberi kesempatan untuk

mengembankan representasi informasi mereka sendiri agar bisa belajar dengan

baik. Teori ini berakar pada teori konstruktivisme dan berkaitan dengan teori

sistem simbol dalam hal media dan interaksi pembelajaran”.

Teori kondisi pembelajaran yang dikemukakan oleh R. Gagne (1990) ini

berpendapat bahwa “terdapat beberapa jenis atau tingkatan pembelajaran yang

berbeda. Pengelompokkan ini dimaksudkan karena setiap tingkatan pembelajaran

memerlukan jenis instruksi yang berbeda. Gagne mengidentifikasi lima jenis

kategori pembelajaran yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi

kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Perbedaan kondisi eksternal dan

internal sangat penting bagi setiap jenis pembelajaran. Teori ini telah diterapkan

dalam pelatihan militer serta ditujukan untuk menggambarkan peran teknologi

instruksional dalam pembelajaran”.

Teori yang dikemukakan oleh J. Lave (1990) ini berpendapat bahwa

“pembelajaran yang terjadi merupakan fungsi dari berbagai kegiatan, konteks, dan

budaya dimana pembelajaran itu terjadi. Berbeda dengan kegiatan pembelajaran

dalam kelas, interaksi sosial merupakan komponen penting dalam pembelajaran

bersituasi dimana peserta didik atau pelajar terlibat dalam komunitas praktek yang
25

merupakan perwujudan dari keyakinan dan perilaku tertentu yang akan diakuisisi.

Teori ini diterapkan dalam konteks kegiatan pembelajaran berbasis teknologi di

sekolah yang menekankan pada keterampilan dalam memecahkan masalah”.

Sarana pembelajaran adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang

secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Meja dan kursi anak, papan

tulis, alat peraga, almari, buku-buku, media pendidikan jika diperlukan

merupakan contoh sarana pendidikan. Sedangkan pengertian sarana

pendidikan menurut Tim Penyusun Pedoman Media Pendidikan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian

tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli diatas, peneliti

mensintesiskan sarana pembelajaran adalah alat penunjang keberhasilan suatu

proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal

ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai

hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Secara Etimologis (bahasa)

prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.

misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan

sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan

pendidikan. misalnya; ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya.

Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa administrasi sarana dan

prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun
26

tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan

dalam pendidikan itu sendiri.

2.1.2.1. Peranan Sarana Pembelajaran

Sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya merupakan bagian

dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang

cakap, demokratis, bertanggung jawab, beriman, bertaqwa, sehat jasmani dan

rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian yang mantap dan

mandiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang

kuat, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur. Kurikulum ini nantinya yang

akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatan

pembelajaran, khususnya interaksi antar pendidik dengan peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pendidik dituntut untuk dapat

menyelenggarakan pembelajaran yang menarik dan bermakna sehingga prestasi

yang dicapai dapat sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran

lainnya. Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran memerlukan sarana

pembelajaran yang berbeda. Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru

memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya sehingga pembelajaran

dapat berlangsung dengan menarik. Dengan dukungan sarana pembelajaran yang

memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan

tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah disiapkan guru.
27

Guru membutuhkan sarana pembelajaran dalam menunjang kegiatan

pembelajaran. Selain kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan

pembelajaran, dukungan dari sarana pembelajaran sangat penting dalam

membantu guru. Semakin lengkap dan memadai sarana pembelajaran yang

dimiliki sebuah sekolah akan memudahkan guru dalam melaksanakan tugasnya

sebagai tenaga pendidikan. Begitu pula dengan suasana selama kegiatan

pembelajaran. Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang

proses belajar mengajar. Yamin dan Maidah (2010: 67), menyebutkan bahwa

beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam menunjang proses belajar

mengajar: (1) perpustakaan, (2) sarana penunjang kegiatan kurikulum, dan (3)

prasarana dan sarana kegiatan ekstrakurikuler dan mulok.

Mengingat pentingnya sarana prasarana dalam kegiatan pembelajaran, maka

peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan

lebih terbantu dengan dukungan sarana prasarana pembelajaran. Tidak semua

peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan yang bagus sehingga penggunaan

sarana prasarana pembelajaran akan membantu peserta didik, khususnya yang

memiliki kelemahan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi guru akan

terbantu dengan dukungan fasilitas sarana prasarana. Kegiatan pembelajaran juga

akan lebih variatif, menarik dan bermakna baik bagi guru maupun bagi para

siswa. Sedangkan sekolah berkewajiban sebagai pihak yang paling bertanggung

jawab terhadap pengelolaan seluruh kegiatan yang diselenggarakan. Selain

menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah

dimiliki.
28

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi

daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan

dengan Standar Sarana dan Prasarana, yaitu: (1) Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan

Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); (2) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Republik Indonesia No 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

Pelaksanaan pendidikan nasional harus menjamin pemerataan dan

peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun

internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tersebut,


29

Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar nasional

pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar nasional

pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah

hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta

didik, dengan tujuan agar dapat: (1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa; (2) belajar untuk memahami dan menghayati; (3) belajar

untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (4) belajar untuk hidup

bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan adanya sarana dan

prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus

memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana dan

prasarana. Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal,

jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

(SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup:

1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan,

media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi


30

dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap

sekolah/madrasah;

2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang,

dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap

sekolah/madrasah.

Administrasi sarana-prasarana merupakan keseluruhan proses pengadaan,

pendayagunaan, pengawasan prasarana dan peralatan yang digunakan menunjang

pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi

administrasi sarana dan prasarana, selain memberi makna penting terciptanya dan

terpeliharanya kondisi sekolah yang optimal administrasi sarana dan prasarana

sekolah berfungsi untuk memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala

kebutuhan yang diperlukan dalam proses belajar mengajar; memelihara agar

tugas-tugas murid yang diberikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan

optimal.

2.1.2.2. Standar Sarana Pendidikan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,

peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib

memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan

pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
31

daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat

berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

yang berkaitan dengan Standar Sarana dan Prasarana.

1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun

2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);

2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun

2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 33 Tahun

2008 tentang Standar Sarana Prasarana untuk Sekolah Luar Biasa.

2.1.3 Kinerja Guru

Ada beberapa definisi atau batasan mengenai kinerja atau job performance,

“menurut Maier yang dikutip oleh As’ad (2001: 47), menyatakan, Job

Performance ialah kesuksesan seseorang pegawai dalam melaksanakan suatu

pekerjaan. Lebih tegas lagi dikatakan, bahwa;“Job Performance ialah successful

role achievement yang diperoleh seseorang dari perbuatan yang dilakukannya”.

Secara etimologi, kinerja berasal dan kata prestasi kerja (performance).

Dikemukakani oleh Mangkunegara (2005: 67) bahwa; istilah kinerja berasal dan

kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
32

sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Konsep kinerja menurut

Russel dalam Sedarmayanti (2003:147), yaitu; “hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan aturan yang berlaku serta

sesuai dengan moral maupun etika”.

Kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu

pendidikan, yang akan berdampak pada kualitas lulusan setelah menyelesaikan

sekolah. Menurut Wirawan (2009:5), menyatakan bahwa; “kinerja adalah

keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indicator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu”. Sedangkan Barnawi dan

Mohammad Arifin (2012:12) mengatakan bahwa; “kinerja adalah tingkat

keberhasilan sesor ang atau kelompok dalam melaksanakan tugas sesuai

tanggung jawab dan wewenagnya berdasarkan standar kinerja yang telah

ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan organisasi”

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh para ahli diatas, peneliti

mensintesiskan bahwa kinerja guru didefinisikan sebagai kemampuan guru dalam

melakukan tugas dengan pengetahuan dan keahlian tertentu yang dimilikinya,

serta adanya faktor situasi yang mempengaruhinya. Dari rumusan konsep tersebut

menunjukkan bahwa kinerja guru yang optimal sangatlah diperlukan, sebab

dengan kinerja yang demikian, maka akan dapat diketahui seberapa jauh
33

kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja menjadi tolok ukur

yang sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar di

sekolah yang dilakukan oleh para guru.

2.1.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Seperti telah dijelaskan, bahwa kinerja keberhasilanya dipengaruhi oleh

berbagai faktor, hal yang sama juga berlaku bagi pencapaian kinerja guru.

Menurut Bacal (2005:3) dalam Yamin dan Maidah (2010:129), menyatakan

bahwa; manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang berlangsung terus

menerus yang dilaksanakan kemitraan, antara seorang guru dengan siswa.

Menurut Mangkuprawira dan Vitalaya (2007:155) dalam Yamin dan Maidah

(2010:129), menyatakan bahwa; kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi

yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut

terdiri atas faktor intrinsik guru (personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik,

yaitu kepemimpinan, sistem, tim dan situasional.

Atas dasar uraian tersebut, maka keberhasilan dan kegagalan seorang guru

dalam kinerjanya sangatlah dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal

yang ada. Apabila kondisi kedua faktor tersebut dapat dibangun dengan baik,

maka diharapkan kinerja yang dihasilkan akan baik pula. Namun, sebaliknya

apabila kedua faktor tersebut tidak mendukung, dapat dipastikan pencapaian

kinerja juga tidak baik.

2.1.3.2. Pengukuran Kinerja Guru

Menurut Jihat (2003:53) dalam Yamin dan Maidah (2010:109), dinyatakan

bahwa; istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
34

evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan

pendidikan dan pengajaran, dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang

guru tidak akan terlepaskan dari kegiatan penilaian. Menurut Sinambela, dkk.,

(2007: 136-137), menyatakan bahwa;

Terdapat 4 (empat) elemen dalam melakukan penilaian, yaitu: (1) hasil kerja
yang dicapai secara individual atau secara institusi; (2) dalam melaksanakan
tugas, individu/institusi tersebut diberi kewenangan dan tanggung jawab; (3)
pekerjaan harus dilakukan secara legal atau mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan; (4) pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan moral dan etika
yang berlaku umum.
Menurut Srimulyo (1999:39), menyatakan ada tiga perangkat variabel yang

mempengaruhi perilaku dan kinerja, yaitu;

(1) Variabel individual yaitu; (a). kemampuan dan keterampilan; mental dan fisik,
(b) latar belakang keluarga: keluarga, tingkat sosial, penggajian, (c). demografi
umur; umur, asal usul, jenis kelamin. (2) Variabel organisasional, yaitu; (a)
sumber daya, (b) kepemimpinan, (c) imbalan, (d) struktur, (e) desain pekerjaan.
(3) Variabel psikologis, yaitu; (a) persepsi, (b) sikap, (c) kepribadian, (d) belajar,
dan (e) motivasi.

Menurut Parker dan Usman (2008:4) yang dikutip oleh Yamin dan Maidah

(2010:132-133), bahwa; manajemen adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui

orang-orang dalam suatu organisasi. Organisasi yang menggunakan pendekatan

manajemen kinerja berbasis perilaku memandang tokoh pelaksana kinerja sebagai

penentu keberhasilan organisasi. Penilaian difokuskan pada perilaku dengan

atribut-atribut, karakteristik dan mutu SDM yang dipandang sebagai faktor utama

kinerja.

Dengan menggunakan tolak ukur kinerja, akan ada tingkat pencapaian hasil,

dan akan diketahui seberapa jauh apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya

dapat dilaksanakan secara aktual dan maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan
35

organisasi dapat terlaksana sebaik-baiknya. Bagi setiap organisasi apapun,

mengadakan suatu penilaian terhadap kinerja merupakan kegiatan yang sangat

penting, karena selain dapat mengukur seberapa besar keberhasilan suatu

organisasi dalam kurun waktu tertentu, juga dapat dijadikan masukan bagi

organisasi untuk mengadakan peningkatan kinerja dalam organisasi.

Kinerja dapat diukur melalui pengukuran tertentu (standar) dimana kualitas

adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah

jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan

waktu yang telah direncanakan. Kinerja juga diartikan sebagai hasil kerja seorang

pekerja yang dalam hal ini juga melaksanakan proses manajemen organisasi secara

keseluruhan. Menurut Yamin dan Maidah (2010:133), bahwa;

Manajemen kinerja berbasis pelaku mendasarkan penilaian kinerja pada


kualifikasi dan kinerja individual, yaitu; (1) penampilan, (2) disiplin dan ketaatan
dan ketelitian, (3) kemauan dan kemampuan belajar, (4) hubungan dengan
pelanggan, bawahan, rekan kerja dan atasan, (5) motivasi diri, (6) kecermatan
dan ketelitian, (7) produktivitas/kecepatan dalam bekerja, (8) kualitas kerja, (9)
pengetahuan dan keterampilan kerja, (10) kemampuan beradaptasi, (11)
kemampuan bekerja sama dan kerja tim, (12) kemampuan mengatasi masalah,
(13) kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan, (14) kemampuan memimpin
dan mengorganisasi, dan (15) loyalitas.

Berdasarkan penjelasan tersebut, Menurut Yamin dan Maidah (2010:133),

maka dalam penelitian ini kinerja diartikan suatu keberhasilan guru dalam

melaksanakan pekerjaan atau tugas-tugas yang diberikan kepadanya meliputi; (a)

penguasaan materi pelajaran, (b) menguasai dan mengembangkan metode

pembelajaran, (c) kemampuan menerapkan pendekatan dan strategi mengajar, (d)

memanfaatkan sumber dan media pembelajaran, (e) melakukan interaksi dan

komunikasi, dan (f) melakukan penilaian proses dan hasil belajar.


36

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu, dan

Baharuddin (2010), dengan judul Pengaruh Sarana dan Prasarana Sekolah

terhadap Kinerja guru di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur pada Sarana

Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Metode analisis yang digunakan

ialah kuantitatif, diperoleh hasil bahwa; (a) menentukan Chi Kuadrat (X²) hitung

dari output didapat nilai X² hitung (Pearson Chi Square) adalah 1.959. (b).

menentukan Chi Kuadrat Tabel, Chi kuadrat Tabel dap at dilihat pada tabel

statistik, Chi Kuadrat pada signifikansi 0,05 dimana df = (jumlah baris – 1) x

(jumlah kolom – 1) = (3 -1) x (3 - 1) = 2 x 2 = 4, hasil yang diperoleh untuk Chi

kuadrat tabel adalah 9.488. (c). kesimpulan Chi Kuadrat Hitung < Chi Kuadrat

Tabel (1.959 < 9.488) dan signifikannya > 0.05 (0.743 > 0.05), maka Ho diterima,

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan sarana pada

tingkat Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Alor Nusa Tenggara

Timur untuk meningkatkan kinerja guru. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu

untuk meningkatkan kinerja guru, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan

sarana dan prasarana pembelajaran di SMK khususnya di Kabupaten Alor Nusa

Tenggara Timur.

Penelitian lain oleh Maya Shofiati (2013), tentang; “Pengaruh Kompetensi

Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru

SMA Negeri di Kabupaten Pati”. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan 100

responden dari guru SMAN di Kabupaten Pati. Metode analisis yang digunakan
37

ialah kuantitatif, dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata perolehan

skor kompetensi guru sebesar 3,87; rata-rata perolehan skor kepemimpinan kepala

sekolah sebesar 3,51; rata-rata perolehan skor motivasi kerja sebesar 3,47; rata-

rata perolehan skor kinerja guru sebesar 3,76 semuanya termasuk kategori baik.

Hasil uji prasyarat dari data penelitian diperoleh data berdistribusi normal,

homogen, linier dan tidak terjadi multikolinieritas. Dari uji hipotesis ditemukan

terdapat pengaruh positif antara kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah

dan motivasi kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Pati.

Rekomendasi dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kinerja guru, dapat

dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi guru dan kepemimpinan kepala

sekolah di SMA Negeri di Kabupaten Pati.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukarman (2014), tentang ; “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan

Sarana Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Depok. dengan

teknik analisis regresi ganda, dan menggunakan metode analisis kuantitatif dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara bersama-sama dari ketiga variabel

bebas yang diketahui dari hasil uji F dimana F hitung 97,813 lebih besar dari F

tabel 3,183. Besarnya pengaruh terlihat dari nilai koefisien R Square 0,877

artinya ketiga variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh sebesar 87,70%

terhadap variabel Y dan sisanya 12,30% merupakan pengaruhi dari faktor lain

yang tidak diteliti, misalnya, promosi jabatan, diklat, kompensasi, motivasi,

pemberdayaan dan lain-lain. Rekomendasi dari penilitian ini yaitu Pimpinan dan

guru dapat mengembangkan ketiga faktor dalam meningkatkan Kinerja guru.


38

Sedangkan bagi variabel Sarana Pembelajaran yang pengaruhnya masih rendah

perlu dilakukan perbaikan oleh pihak manajemen misalnya dilakukan dengan

pemanfaatan sarana pembelajaran yang ada secara efektif dan efisien.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam dunia pendidikan, kinerja sekolah ditampilkan oleh kinerja guru.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru tersebut. Beberapa faktor

tersebut antara lain; gaya kepemimpinan dan sarana pembelajaran yang ada di

organisasi atau sekolah tersebut. Keberhasilan kinerja guru terhadap profesinya

maupun organisasi tempat bekerja seringkali menjadi isu yang sangat penting.

Bahkan beberapa organisasi atau sekolah berani memasukkan unsur gaya

kepemimpinan sebagai salah satu persyaratan untuk memegang jabatan atau posisi

yang ditawarkan di organisasi tersebut. Sarana pembelajaran juga berperan

penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kualitas

siswa.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa gaya

kepemimpinan dan sarana pembelajaran dapat mempengaruhi kinerja guru.

Kepemimpinan yang baik yang ada di sekolah dan ditunjang oleh sarana

pembelajaran, maka akan dapat menciptakan kinerja individu dan organisasi

secara optimal di sekolah tersebut. Hubungan kausal kedua variabel bebas X

terhadap kinerja guru (Y) dalam penelitian ini, dianalisis dengan model regresi

ganda, yang secara sederhana hubungan tersebut digambarkan dalam Model

Penelitian seperti Gambar 2.1.


39

Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran

Gaya
Kepemimp
inan (X1) Y (X1)
Kinerja
guru (Y)
Y (X2)
Sarana
Pembelaja
ran (X2)

Y (X1;X2)

Sumber: diolah (2018)

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus diuji kebenarannya

melalui kegiatan penelitian, menurut Sukardi (2005:41) yang dimaksud dengan

hipotesis adalah “ jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis”.

Sedangkan menurut Sudjana (2001:219) yang dimaksud dengan hipotesis adalah

asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu

yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”. Dan hipotesis menurut

Suharsimi (2002:66), adalah “pernyataan yang diterima secara sementara

sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan

merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi”


40

Berdasarkan model penelitian Gambar 2.1 dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut, adalah:

1. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya

kepemimpinan terhadap kinerja guru di SMK Ekonomika Depok

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja guru di SMK Ekonomika Depok

2. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan sarana

pembelajaran terhadap kinerja guru di SMK Ekonomika Depok

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan sarana pembelajaran terhadap

kinerja guru di SMK Ekonomika Depok

3. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan gaya

kepemimpinan dan sarana pembelajaran terhadap kinerja guru secara

bersama-sama di SMK Ekonomika Depok

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan sarana

pembelajaran terhadap kinerja guru secara bersama-sama di SMK

Ekonomika Depok
41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode yang Digunakan

3.1.1. Subjek, Objek dan Waktu Pelaksanaan

Subjek penelitian terfokus pada gaya kepemimpinan, sarana pembelajaran

dan kinerja guru SMK Ekonomika yang beralamat di Jalan Raya Grogol No 02

Depok, merupakan sekolah kejuruan dengan jumlah siswa dari kelas X, XI dan

XII sebanyak 360 siswa. Pemilihan subjek penelitian ini dengan pertimbangan

bahwa peneliti mengajar di sekolah tersebut dan lebih mewakili serta merasakan

kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah tersebut. Sedangkan, penelitian dilakukan

selama tiga bulan mulai dari bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Maret

2018. Sehingga, dapat digambarkan dalam tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1
Waktu Pembuatan Penelitian

Bulan
No Deskripsi
Desember Januari Februari Maret
1 Bab I
2 Bab II
3 Bab III
4 Bab IV
5 Bab V
6 Bab VI

3.1.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut H. Jogiyanto (2004) Populasi adalah seluruh subyek (orang,

perusahaan, peristiwa) atau sesuatu yang menjadi fokus penelitian. Pengambilan

sampel harus cermat agar dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat.
42

Secara umum terdapat dua metode pengambilan sampel, yaitu: (1) sampel

berbasis pada probabilitas (pemilihan secara random) dan (2) sampel secara

nonprobabilitas (pemilihan non random). Sampel dalam penelitian ini adalah guru

yang mewakili sekolah atau organisasi maupun individu yang memiliki

keterikatan kerja. Selanjutnya, jumlah guru di SMK Ekonmika sebanyak 52 maka

penentuan jumlah sampel digunakan hanya 45. Menurut Sukmadinata (2007:260-

261), menyatakan bahwa secara umum untuk penelitian korelasional dengan

jumlah sampel sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar.

Dengan demikian maka jumlah sampel (ukuran sampel) yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 45 orang guru, untuk kemudian dilakukan

penentuan urutan nomor sampel dengan cara sederhana (simple random), yaitu

menggunakan model undian (arisan). Terlebih dahulu dibuatkan nomor urut dari 1

sampai dengan 45, kemudian dilakukan pengundian, nomor yang keluar pertama

dinyatakan sebagai urutan nomor sampel pertama, dan seterusnya sampai dengan

urutan undian ke 45.

3.1.3. Teknik Pengumpulan Data

Setelah kuesioner disusun sesuai variabel-variabel yang diteliti, selanjutnya

pengumpulan data dilakukan dengan langkah, sebagai berikut: (1) Memberikan

kuesioner langsung kepada responden dengan jumlah yang telah ditentukan; (2)

Responden menjawab pertanyaan penelitian, berdasarkan pilihan jawaban

menurut skala Likert dengan model kuesioner tertutup; dan (3) Kuesioner yang

telah diisi, dikumpulkan selanjutnya ditabulasikan dalam tabel digunakan sebagai

data primer kuantitatif guna analisis selanjutnya.


43

Pengukuran variabel gaya kepemimpinan, sarana pembelajaran dan kinerja

guru dengan menggunakan skala Likert (1932), dengan 5 (lima). Untuk ketiga

variabel bebas, skala penilaian yang digunakan yaitu:

1. Sangat Tidak Setuju (STS), diberi bobot nilai 1;

2. Tidak Setuju (TS), diberi bobot nilai 2;

3. Setuju (S), diberi bobot nilai 3;

4. Sangat Setuju (SS) diberi bobot nilai 4; dan

5. Sangat Setuju Sekali (SSS), diberi bobot nilai 5.

Sedangkan, untuk variabel terikat kinerja guru skala penilaian yang

digunakan, sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Baik (STB), diberi bobot nilai 1;

2. Tidak Baik (TB), diberi bobot nilai 2;

3. Cukup Baik (CB), diberi bobot nilai 3;

4. Baik (B) diberi bobot nilai 4; dan

5. Sangat Baik (SB), diberi bobot nilai 5.

3.2. Deskripsi Data

3.2.1. Definisi Operasional Variabel


Untuk memahami konstruk dari variabel yang diteliti perlu

dioperasionalkan, dalam hal ini variabel dalam penelitian ini adalah Gaya

kepemimpinan (X1), Sarana pembelajaran (X2), dan Kinerja guru (Y), variabel-

variabel yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Gaya kepemimpinan, perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari

falsafah, keterampilan, sifat, sikap,yang sering diterapkan seorang


44

pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya. Variabel

ini dinotasikan dengan X1.

2. Sarana pembelajaran, sarana pembelajaran dalam pendidikan itu adalah

semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam

pendidikan. Variabel ini dinotasikan dengan X2

3. Kinerja guru adalah penilaian hasil kerja guru dalam melaksanakan proses

belajar dan mengajar dalam waktu atau periode penilaian tertentu

berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Variabel ini

dinotasikan dengan Y.

3.2.2. Pengukuran Variabel

Data primer diperoleh dari responden sesuai jumlah sampel yang telah

ditentukan. Untuk memperoleh data tersebut digunakan instrumen penelitian

berdasarkan variabel-variabel yang diteliti yaitu Gaya kepemimpina, Sarana

pembelajaran sebagai variabel bebas dan Kinerja guru sebagai variabel terikat

yang disusun dalam bentuk kisi-kisi (indikator) masing-masing variabel-variabel

tersebut.

Untuk memberikan gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti,

berikut ditentukan kisi-kisi instrumen pada Tabel 3.2 sebagai berikut:


45

Tabel 3.2.
Kisi-kisi Instrumen dan Skala Pengukuran

Skala
Variabel Indikator Nomor
Pengukuran
Memiliki watak dan 1, 2 Skala Pengukuran:
kepribadian yang terpuji 1. Sangat
tidak setuju
Memahami dalam hasrat 3,4, 5 (STS),
melayani bawahan atau guru 2. Tidak
Memiliki prakarsa yang tinggi, 6,7 setuju (TS)
Gaya 3. setuju (S)
Kemampuan sadar dan paham 8,9
Kepemimpinan 4. sangat
pada kondisi lingkungan,
menurut Siswanto setuju (SS),
Kemampuan intelegensi yang 10,11 5. sangat
(2006:156)
tinggi setuju sekali
Kemampuan dalam 12,13 baik (SSS).
berorientasi ke depan
Memiliki sikap terbuka dan 14,15
lugas,
Pemanfaatan perpustakaan 1,2,3,
Sarana yang dimiliki 4,5
pembelajaran Pemanfaatan sarana penunjang 6,7,8,
Menurut kegiatan kurikulum 9,10
Yamin dan Maidah Pemanfaatan prasarana dan 11,12,
(2010: 67) sarana kegiatan ekstrakurikuler 13,14
dan mulok ,15
Menguasai materi dan sumber 1,2 Skala Pengukuran:
pelajaran 1. Sangat tidak
baik (STB),
Menguasai dan 3,4 2. Tidak baik
mengembangkan metode (TB)
pembelajaran 3. cukup baik
Kinerja guru Kemampuan menerapkan 5,6,7 (CB),
4. baik (B),
Menurut Yamin pendekatan dan strategi
5. sangat baik
dan Maidah mengajar (SB).
(2010:133) Memanfaatkan sumber dan 8,9
media pembelajaran
Melakukan interaksi dan 10,11,
komunikasi 12
Melakukan penilaian proses 13,14
dan hasil belajar ,15
46

3.3. Teknik Analisa Data

3.3.1. Pengujian Instrumen

Validitas menurut Arikunto (2002) adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kesahihan suatu instrumen penelitian. Pengujian instrumen yaitu validitas

angket (kuesioner) yang digunakan berdasarkan variabel yang diteliti, teknik

korelasi Product Moment (= r Pearson) dengan taraf signifikansi 5%.

Ketentuannya, sebagai berikut:

a. jika r-hitung > r-tabel maka butir atau

variabel yang diuji dinyatakan valid; dan

b. Sebaliknya, jika r-hitung < r-tabel, maka butir

atau variabel tersebut dinyatakan tidak valid.

Sedangkan, pengujian reliabilitas, dimaksudkan untuk menguji apakah

instrumen variabel yang digunakan dinyatakan handal (reliable). Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan ketentuan r-Alpha Cronbach. Ketentuannya, jika r-

hitung > r-tabel maka instrumen dinyatakan reliabel, sebaliknya jika r-hitung < r-

tabel maka instrumen/variabel dinyatakan tidak reliabel.

3.3.2. Pengujian Asumsi Regresi

Menurut Duwi Priyatno (2013), Pengujian asumsi regresi (asumsi klasik)

dimaksudkan untuk memenuhi beberapa persyaratan asumsi dalam analisis

statistik korelasional/regresi, sekaligus untuk menguji seberapa jauh tingkat

linearitas data hasil pengamatan. Pengujian asumsi klasik, dalam penelitian ini,

antara lain :
47

1. Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat atau mengetahui

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Purwoto (2007:96) menyatakan

bahwa: jika nilai p-value lebih besar dari 0,05 maka asumsi kenormalan data

dapat diterima. Wijaya (2000:32), menjelaskan kriteria dari pengujian

normalitas data dengan KS (Kolmogorov-Smirnov) test, yaitu:

a. Jika nilai K-S hitung atau D hitung lebih besar dari K-S tabel atau

D-tabel, maka data dinyatakan berdistribusi normal; dan

b. Jika nilai K-S hitung lebih kecil dari nilai K-S tabel maka data

tersebut tidak berdistribusi normal. Namun, untuk memudahkan dan

menghasilkan keakuratan data hasil analisis maka penghitungan dilakukan

dengan menggunakan program SPSS releas 20,0.

2. Multikolinearitas

Sulaiman (2002:156), menyatakan bahwa: multikolinearitas berarti adanya

hubungan linear yang sempurna atau pasti antara beberapa variabel atau semua

variabel independen dari model regresi. Sedangkan, Purwoto (2007:97),

menyatakan bahwa : jika nilai VIF kurang dari 10, multikolinearitas tidak

terjadi. Kemudian, dinyatakan pula oleh Sunyoto (2007:89), bahwa: dikatakan

terjadi multiko jika antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat

memiliki korelasi lebih besar 0,60 dan dikatakan tidak terjadi multiko jika

koefisien korelasi antara variabel bebas tersebut lebih kecil atau sama dengan

0,60. Dapat pula ditentukan dengan melihat angka tolerance dan variance
48

inflation factor (VIF), dengan ketentuan: (a) Nilai VIF disekitar angka 1,0; dan

(b) dengan angka Tolerance mendekati 1.

3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi bila variabel gangguan (error) tidak

mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Sunyoto (2007:94),

menjelaskan bahwa: (1) Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-

titik hasil pengolahan data ZPRED dan SPRED menyebar di bawah dan di atas

titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola tertentu/teratur;

dan (2) Heteroskedastisitas terjadi jika pada scaterplot titik-titiknya (data)

mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang.

4. Otokorelasi

Sulaiman (2002:156), menyatakan deteksi ada tidaknya otokorelasi

dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan, sebagai

berikut: (a) Jika 1,65 < DW< 2,35, maka kesimpulannya tidak ada otokorelasi;

(b) Jika 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35<DW<2,79, maka hasilnya tidak dapat

disimpulkan apakah ada tidaknya otokorelasi; dan (c) Jika DW < 1,21 atau DW

> 2,79 maka hasilnya terjadi otokorelasi

3.3.3 Model Persamaan Regresi

Model persamaan regresi ganda yaitu untuk menganalisis hubungan antara

variabel yang diteliti, dituliskan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + 
49

Keterangan, dimana: Y = kinerja guru; X1 = gaya kepemimpinan; X2 =

sarana pembelajaran; a = koefisien intersept/titik potong sumbu X dan Y garis

regresi; b1;b2 = koefisien regresi; dan  = error

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas X

dengan variabel terikat Y. Rumusan yang digunakan untuk mengetahui koefisien

korelasi linear berganda yaitu:

Jumlah Kuadrat Regresi


RY123 =
Jumlah Kuadrat Total

R2 adalah koefisien determinasi, Y = nilai pengamatan aktual (kinerja

guru), Y adalah nilai kinerja yang diestimasi, SSE (sum square estimated) jumlah

kuadrat estimasi, SST (sum square total) jumlah kuadrat total. Dijelaskan oleh

Sulaiman (2002:154), bahwa nilai R2 ini mempunyai range antara 0 (nol) sampai 1

atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Semakin besar nilai R2 tersebut maka semakin baik hasil regresi,

dan semakin mendekati 0 (nol) maka variabel independen secara keseluruhan

tidak bisa menjelaskan variabel dependen.

Selanjutnya, penafsiran dari besarnya nilai dari koefisien korelasi

digunakan pedoman (Sarjono dan Julianita, 2011: 90), pada Tabel 3.3 sebagai

berikut:

Tabel 3.3.
Interval Koefisien dan Kadar Tingkat Korelasi

Interval Koefisien Korelasi Tingkat Korelasi


0,80 – 1,00 Sangat kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah
Sumber: Sarjono dan Julianita (2011:90)
50

Besarnya koefisien regresi linear dan koefisien korelasi linear berganda,

agar dapat dilakukan dengan cepat dan akurat maka analisis dilakukan dengan

program statistical product and service solution (SPSS) release 20.0.

3.4. Pengujian Hipotesis

3.4.1. Koefisien Korelasi dan Determinasi

Koefisien korelasi dan koefisien determinasi digunakan menguji apakah

variabel dependen bergantung secara linier terhadap variabel independen. Nilai

koefisien R2 mempunyai rumus perhitungan Sunyoto (2007:126), sebagai berikut:

SS_regresi SS total – SS residu


2
R = ––––––––––– =
SS_total SS total

Dimana : SS_regresi = jumlah kuadrat regresi; SS_residu = jumlah

kuadrat error; dan SS_total = SS_regresi + SS_residu.

Purwadi (2000:185), menjelaskan besaran nilai R2 yang mendekati angka 1

menunjukkan bahwa variansi data variabel dapat diterangkan secara linier oleh

variabel independen. Sedangkan nilai R2 yang mendekati angka 0 berarti

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen tidak merupakan

hubungan linear. Nilai R2 juga dapat dikatakan sebagai nilai yang menggambarkan

persentase dari keseluruhan variabel-variabel independen yang dapat menjelaskan

variabel dependen.
51

3.4.2. Pengujian Parsial dengan Uji t

Uji signifikan koefisien regresi (β) terhadap model regresi yang diperoleh

dilakukan dengan uji t, yaitu apakah nilai koefisien regresi yang diperoleh

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai variabel dependen.

Pengujian, dilakukan dengan membandingkan besarnya nilai t -hitung dengan t-tabel

pada level confident 0,05 (α = 5%).

Hipotesis nol (Ho) dituliskan:

Ho : β1 = 0; Ho : β2 = 0; dan Ho : β3 = 0;

Hipotesis alternatif (Ha), yaitu jika Ha : bi ≠ 0, berarti ada pengaruh

secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Atau dituliskan: Ho : β1 ≠ 0; Ho : β2 ≠ 0; dan Ho : β3 ≠ 0;

Besarnya nilai t hitung dalam pengujian hipotesis tersebut, ditentukan

dengan rumusan (Rangkuti, 2002:95), sebagai berikut:

Koefisien β Unstandardized
t-hitung =
Standar Error β Unstandardized

Sedangkan, kriteria pengujian hipotesis atau uji signifikansi koefisien

regresi individual dengan uji t, ketentuannya adalah: (1) Apabila nilai t-hitung lebih

besar dari nilai t-tabel (t-hitung > t-tabel), maka Ho ditolak, artinya antara variabel X

dengan Y terdapat korelasi yang signifikan; dan (2) Apabila nilai t -hitung lebih kecil

dari nilai t-tabel (t-hitung < t-tabel), maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara

variabel X dan variabel Y, artinya antara variabel X dan Y tidak terdapat

hubungan.
52

Selain itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melihat nilai

signifikan (keberartian) pada tingkat keyakinan 5% (= 0,05) dari hasil

Signifikansi (Sig.) atau nilai probabilitas (p value) dari hasil output SPSS 20.0,

dengan ketentuan, yaitu; apabila Angka Sig. > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh

atau tolak Ha (terima Ho). Sebaliknya apabila Angka Sig.< 0,05; berarti bahwa

terdapat pengaruh atau tolak Ho (terima Ha).

3.4.3. Pengujian Simultan dengan Uji F

Menurut Simamora ( 2004:342) Nilai statistik F merupakan gambaran

kesesuaian garis regresi dengan data sampel, digunakan untuk menguji hipotesis

dalam memprediksi kontribusi variabel-variabel independen terhadap nilai

variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi seluruh

koefisien regresi antara kedua variabel bebas dengan kinerja guru, dengan langkah

pengujian yaitu:

Ho = β1 = β2 = β3 = 0; βi = 0 ; i = 1,2,3

berarti ada pengaruh serempak variabel independent terhadap variabel

dependent secara serempak.

Ha = β1= β2 = β3 ≠ 0; βi ≠ 0; i =1,2,3

berarti tidak ada pengaruh serempak variabel independent terhadap

variabel dependent secara bersama-sama

Pengujian signifikansi korelasi ganda tersebut dengan uji F, menggunakan

rumus (Simamora, 2004:342), sebagai berikut :


53

R2 / k MS Regression
F-hitung = atau F-hitung =
(1 – R2) / (n – k – 1) MS Residual

Dimana, R = Koefisen korelasi; MS Regression = Mean Square regression,

k = jumlah variabel; MS Residual = Mean Square residual dan n = ukuran

sampel.

Ketentuan pengujian pada tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5% dengan

df = (n-k-1) dimana n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel, untuk mencari

nilai F-tabel. Selanjutnya, dilakukan perbandingan dengan F-hitung untuk menentukan

Ho ditolak atau diterima, dengan ketenetuan pengujian, yaitu: (1) Ho diterima

apabila F-hitung < F-tabel; yang berarti tidak terdapat pengaruh bersama-sama dari

kedua variabel bebas dengan variabel terikat; dan (2) Ho ditolak apabila F- hitung >

F-tabel yang berarti terdapat pengaruh bersama-sama dari kedua variabel bebas

tersebut terhadap variabel terikatnya.


54

BAB IV

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

4.1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah SMK

Ekonomika Depok yang berada di bawah naungan Yayasan Gelora Haji Muhari

Al Ashari atau GHAMA yang didirikan sejak tahun 1999 dengan pendirian

Nomor 045/Pmh/YPNG/IV/1998 dengan Surat Keputusan Menteri Nomor

2033/102.1/Kep./OT/99 membawahi 5 (lima) unit sekolah, yaitu SMP Gelora,

SMK Nasional, SMK Ekonomika, SMK Ghama Caraka, SMA Al-Rasyid

SMK Ekonomika memiliki tenaga pendidik dan kependidikan berjumlah

52 orang dengan latar belakang pendidikan yang beragam pada tingkatan mulai

dari D3, S1, S2 bahkan S3. Dengan bermodal sumber daya manusia guru dan

karyawan yang memiliki pengalaman dan pendidikan yang baik diharapkan di

masa mendatang SMK Ekonomika akan menjadi sekolah yang berkualitas dan

dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain di tingkat lokal maupun nasional.

Saat ini kondisi jumlah siswa keseluruhan sebanyak 620 siswa, dengan

rician kelas X sebanyak 191 siswa, kelas XI sebanyak 159 siswa, dan kelas XII

sebanyak 270 siswa. SMK Ekonomika Depok terdiri dari 4 (empat) jurusan,

yaitu Akuntansi, Akomodasi Perhotelan, Administrasi Perkantoran dan

Multimedia, perkembangan jumlah siswa dari tahun ke tahun mengalami

pertambahan yang signifikan, yang menunjukan bahwa keberadaan SMK


55

Ekonomika semakin dipercaya oleh masyarakat Depok dan sekitarnya.

4.2. Program Kerja SMK Ekonomika

4.2.1. Program Kerja

Program kerja adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan yang ingin dicapai oleh suatu jurusan yang terdapat di SMK Ekonomika,

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini

meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dengan kekhasan, kondisi

dan potensi peserta didik kompetensi keahlian jurusan masing-masing. Oleh

karena itu, program ini disusun menyesuaikan dengan kompetensi dunia kerja

kompetensi keahlian jurusan masing-masing, juga dengan kebutuhan dan potensi

yang ada di SMK Ekonomika Depok.

4.2.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan program kerja ini, adalah;

1. Undang-Undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

2. Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan Nomor 19 Tahun

2005

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Standar Isi

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Standar Kompetensi Lulusan

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang

Standar Sarana dan Prasarana


56

4.2.3. Tujuan Penyusunan Program Kerja

Setiap tahun program kerja harus selalu dikembangkan, karena tantangan

yang dihadapi dunia pendidikan semakin kompleks dan selalu berubah. Dunia

pendidikan (sekolah) harus siap menghadapi perubahan yang terjadi disegala

bidang kehidupan (prinsip moralitas, budaya, sains, teknologi, dan sebagainya)

dengan menyusun program kerja sesuai kurikulum yang mengikuti perkembangan

zaman, maka tujuan penyusunan program kerja sekolah adalah;

1. untuk dapat menjawab tantangan zaman

2. dapat membentuk karakter siswa yang cerdas, sopan dan disiplin

3. menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja,

mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia isndustri sebagai tenaga kerja

tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing jurusan.

4. menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang ulet, gigih, dan kompeten

dibidangnya

5. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu

mengembangkan diri dikemudian hari.

4.3. Tujuan Pendidikan SMK Ekonomika Depok

1. Tujuan Umum

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruan
57

2. Tujuan Khusus SMK Ekonomika Depok

a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Tuhan

Yang Maha Esa

b) Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga Negara

yang berahklak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, sopan, cerdas

dan disiplin

c) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan

kebangsaan memahami dan menghargai keanekaragaman budaya

bangsa Indonesia (Bhineka Tunggal Ika)

d) Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian

terhadap lingkungan hidup dengan secara aktif turut memelihara dan

melestarikannya serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif

dan efesien

e) Serta mengembangkan kurikulum GHAMA atau kurikulum

entertainment enterprenuer conceptualizer spirituality (EECS) di

dalam masyarakat dan di dunia kerja.

4.4. Visi dan Misi SMK Ekonomika Depok

1. Visi

Menjadikan pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan bertaraf internasional


58

2. Misi

Menghasilkan lulusan yang berkompeten sesuai dengan kompetensi

keahlian, serta memiliki budaya disiplin, budaya tertib, budaya bersih dan etos

kerja tinggi untuk menjadi manusia unggulan yang kreatif, inovatof, jujur,

bertanggungjawab, mandiri, dan berahklak mulia.

4.5. Sumber Daya Manusia da

Sumber daya manusia guru dan karyawan yang ada di SMK Ekonomika

Depok merupakan bagian penting dari organisasi yang terdiri dari tenaga pendidik

dan tenaga kependidikan yang jumlahnya sampai dengan saat ini adalah 45 orang.

Latar belakang pendidikan, umumnya adalah menyelesaikan sarjana strata 1, dan

ada beberapa guru yang sedang menyelesaikan S2 dan S3. Sedangkan tenaga

kependidikan umumnya berlatar belakang D3 dan S1. Pengalaman yang dimiliki

sudah cukup memadai sebagai tenaga pendidik.

4.6 Struktur Organisasi SMK Ekonomika

Struktur organisasi, sangat penting bagi sebuah organisasi karena dengan

adanya struktur organisasi maka akan dapat diketahui tugas dan tanggung jawab

anggota organisasi dan masing-masing bagian. Struktur organisasi yang ada di

SMK Ekonomi seperti pada Gambar 4.1.


59

Gambar 4.1.
Struktur Organisasi SMK Ekonomika Depok

Kepala
Sekolah

Waka
Waka Hubin Kesiswaan Waka Kurikulum Waka Sapras Waka TU

Bimbingan
Konseling

Kepala Kepala
Program Program Kepala Program Kepala Program
Keahlian Keahlian Adm Multimedia Keahlian Akom.
Akuntansi Perkantoran Perhotelan

Wali Kelas

Guru Mata
Pelajaran

Sumber: Tata Usaha SMK ekonomika (2018)


60

4.6.1 Tugas dan Tanggung Jawab Struktur Organisasi SMK Ekonomika

1. Kepala Sekolah

Sebagai Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator

dan Motivator.

2. Waka (Wakil Kepala) Hubin

Mengatur dan mengembangkan hubungan dengan industri untuk

melakukan praktek kerja lapangan dan menyelenggaran pameran Job Fair

untuk lulusan siwa/i SMK Ekonomika

3. Waka (Wakil Kepala) Kesiswaan

Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaa 7K (keamanan, ketertiban,

kebersihan, keindahan,kekeluargaan, kesehatan dan kerindangan), serta

mengatur pelaksanaan bimbingan konseling.

4. Waka (Wakil Kepala) Kurikulum

Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan, menyusun pembagian

tugas guru dan jadwal pelajaran, serta mengatur penyususan program

pengajaran (program semester, program satuan pelajaran, dan persiapan

mengajar, penjabaran dan penyesuaian kurikulum).

5. Waka (Wakil Kepala) Sarana dan Prasarana (Sapras)

Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses

belajar mengajar, mengatur pemanfaatan sarana prasarana, mengelola

perawatan, perbaikan, dan pengisian, serta merencanakan program

pengadaannya.
61

6. Waka (Wakil Kepala) Tata Usaha (TU)

Menyusun program kerja tata usaha sekolah, Mengelola keuangan

sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, serta menyusun laporan

pelaksanaan kegiatan pengurusan ketata usahaan secara berkala.

7. Bimbingan Konseling (BK)

Menyusun program dan pelaksanaa bimbingan dan konseling,

mengkoordinasikan dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah

-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar serta mengadakan

penilaian pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.

8. Kepala Program Keahlian Akuntansi

Menyusun program keahlian akuntansi, mengelola keuangan dalam

operasional jurusan akuntansi, mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan-

kegiatan yang bersangkutan dengan jurusan akuntasi, menyusun laporan

pelaksanaan program keahlian akuntansi

9. Kepala Program Keahlian Adm Perkantoran

Menyusun program keahlian Adm Perkantoran, mengelola keuangan

dalam operasional jurusan Adm Perkantoran, mengatur dan mengkoordinasikan

kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan jurusan Adm Perkantoran,

menyusun laporan pelaksanaan program keahlian Adm Perkantoran.

10. Kepala Program Multimedia


62

Menyusun program Multimedia, mengelola keuangan dalam operasional

jurusan Multimedia, mengatur dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang

bersangkutan dengan jurusan Multimedia, menyusun laporan pelaksanaan

program keahlian Multimedia.

11. Kepala Program Keahlian Akomodasi Perhotelan

Menyusun program keahlian Akomodasi Perhotelan, mengelola

keuangan dalam operasional jurusan Akomodasi Perhotelan, mengatur dan

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan jurusan

Akomodasi Perhotelan, menyusun laporan pelaksanaan program keahlian

Akomodasi Perhotelan.

12. Wali Kelas

Menyusun administrasi kelas yang meliputi; denah tempat duduk siswa,

papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi

siswa, buku kegiatan pembelajaran / buku kelas, tata tertib siswa, pembuatan

statistik bulanan siswa.

13. Guru Mata Pelajaran

Membuat perangkat pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan harian, ulangan

umum, ujian akhir serta menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan

pengayaan.
63

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi dan Penelitian


64

Tabel 5.1
Deskripsi Data Variabel Penelitian
Statistics
Gaya Sarana Kinerja
Statistics Kepemimpinan Pembelajaran guru
Mean 3,7967 3,8418 3,8504
Median 3,8000 3,8700 3,8700
Mode 3,80 3,87 3,93
Std. Deviation 0,54672 0,50472 0,52003
Variance 0,296 0,255 0,270
Range 2,40 2,13 2,07
Minimum 2,93 2,87 2,93
Maximum 5,00 5,00 5,00
Sum 169,08 172,88 173,27
a Multiple modes exist. The smallest value is shown

Untuk mengetahui sebaran data ketiga variabel yang diteliti dilakukan

analisis deskripsi, hasilnya ditampilkan pada Tabel 5.1

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 20, 2018

Jawaban dari responden sebanyak 45 orang untuk variabel-variabel

penelitian, secara statistik dapat di deskripsikan, sebagai berikut :

1. Variabel Gaya Kepemimpinan

Hasil pengolahan data untuk variabel Gaya Kepemimpinan

diperoleh nilai rata-rata (mean) = 3.7967, nilai tengah (median) = 3,8

dan data yang sering muncul (mode) = 3,80, besarnya penyimpangan

(standar deviasi) adalah 0,54672 dengan nilai minimum = 2,93 dan nilai

maksimum sebesar 5,00, kedua nilai tersebut menunjukkan skala

penilaian Setuju (= 3,00), dan tertinggi skala Sangat setuju sekali

(=5,00).

2. Variabel Sarana Pembelajaran


65

Hasil pengolahan data untuk variabel Gaya Sarana Pembelajaran

diperoleh nilai rata-rata (mean) = 3.8418, , nilai tengah (median) = 3,87

dan data yang sering muncul (mode) = 3,87 Besarnya penyimpangan

(standar deviasi) adalah 0,50472 dengan nilai minimum = 2,87 dan nilai

maksimum sebesar 5,00, kedua nilai tersebut menunjukkan skala

penilaian Setuju (= 3,00), dan tertinggi skala Sangat setuju sekali

(=5,00).

3. Variabel Kinerja Guru

Hasil pengolahan data untuk variabel kinerja guru diperoleh nilai

rata-rata (mean) = 3.8504, nilai tengah (median) = 3,87 dan data yang

sering muncul (mode) = 3,93 Besarnya penyimpangan (standar deviasi)

adalah 0,52003 dengan nilai minimum = 2,93 dan nilai maksimum

sebesar 5,00, kedua nilai tersebut menunjukkan skala penilaian Setuju

(= 3,00), dan tertinggi skala Sangat setuju sekali (=5,00).

5.1.2. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Hasil uji validitas terhadap butir pertanyaan variabel-variabel bebas

yang diamati, guna mengetahui apakah data variabel yang digunakan

dalam penelitian, dinyatakan sahih atau valid dilakukan uji pada tabel 5.2

Tabel 5.2
Hasil Pengujian Validitas
66

Nilai r
Gaya Hasil
No Sarana Kinerja r. Pengujian
Kepemim Uji
pembelajaran Guru Tabel
pinan
1 0.819 0.697 0.758 0,401 r hitung > r table Valid
2 0.575 0.737 0.710 0,401 r hitung > r table Valid
3 0.682 0.730 0.742 0,401 r hitung > r table Valid
4 0.648 0.714 0.697 0,401 r hitung > r table Valid
5 0.693 0.786 0.788 0,401 r hitung > r table Valid
6 0.796 0.610 0.864 0,401 r hitung > r table Valid
7 0.781 0.736 0.802 0,401 r hitung > r table Valid
8 0.676 0.589 0.624 0,401 r hitung > r table Valid
9 0.780 0.728 0.797 0,401 r hitung > r table Valid
10 0.763 0.622 0.588 0,401 r hitung > r table Valid
11 0.781 0.777 0.753 0,401 r hitung > r table Valid
12 0.813 0.734 0.712 0,401 r hitung > r table Valid
13 0.745 0.796 0.762 0,401 r hitung > r table Valid
14 0.786 0.879 0.662 0,401 r hitung > r table Valid
15 0.712 0.692 0.608 0,401 r hitung > r table Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Pengujian validitas yaitu dengan membandingkan nilai r tabel dengan df 43

(n-2 = 45-2) = 0,401 (Lampiran 8). Kriteria pengujiannya yaitu hasil keseluruhan

uji butir instrumen variabel tersebut dinyatakan valid karena nilai corrected item

total correlation (nilai r hitung) yang diperoleh lebih besar dari nilai r tabel

sebesar 0,401. Sebaliknya, jika hasil r-hitung lebih kecil dari r tabel maka butir

atau variabel dinyatakan tidak valid.

Pada Tabel 5.2, untuk uji validitas berdasarkan ketentuan pengujian yang

telah disebutkan, diketahui semua butir pertanyaan variabel-variabel yang diteliti

(gaya kepemimpinan, sarana pembelajaran, dan kinerja guru) tersebut memiliki

nilai r-hitung (yang dilihat dari angka CITC atau corrected item total correlation)

dimana nilai r-hitung (CITC) lebih besar dari nilai kritis r-tabel Product Moment =
67

0,401 (Lampiran 8). Dengan demikian, maka seluruh butir pertanyaan yang

diajukan dinyatakan valid, dan merupakan gambaran dari variabel-variabel yang

diteliti dan bisa digunakan sebagai indikator penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Selain pengujian validitas, dilakukan pula pengujian kehandalan

(reliabilitas) instrumen terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian, hasilnya ditampilkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

Nilai
Variabel
No r Alpha Pengujian Hasil
Penelitian r tabel
(hitung)
Gaya
1 0,963 0,401 r Alpha > r table Reliabel
Kepemimpinan
Sarana
2 0,947 0,401 r Alpha > r table Reliabel
Pembelajaran
3 Kinerja Guru 0,949 0,401 r Alpha > r table Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Berdasarkan Tabel 5.3. di dapat hasil uji reliabilitas variabel-variabel yang

diteliti, sebagai berikut:

a) Gaya Kepemimpinan (X1) dengan hasil nilai r Alpha sebesar 0,963 > nilai r

tabel 0,401 (Lampiran 8) maka variabel Gaya Kepemimpinan dinyatakan

reliabel

b) Sarana Pembelajaran (X2) dengan hasil nilai r Alpha sebesar 0,947 > nilai r

tabel 0,401 maka variabel Sarana Pembelajaran dinyatakan reliabel


68

c) Kinerja Guru (Y) dengan hasil nilai r Alpha sebesar 0,949 > nilai r tabel 0,401

maka variabel Kinerja Guru dinyatakan reliable.

Berdasarkan kedua pengujian tersebut, yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas maka seluruh variabel penelitian (Gaya Kepemimpinan, Sarana

Pembelajaran dan Kinerja Guru) dapat dinyatakan valid dan reliabel, sehingga

kuesioner variabel-variabel layak sebagai instrument variabel penelitian.

5.1.3. Pengujian Asumsi Regresi

Pengujian ini dilakukan dimaksudkan agar hasil analisis terhadap data

yang digunakan dapat memenuhi syarat secara statistik. Dalam penelitian ini,

pengujian asumsi regresi yang digunakan adalah uji normalitas, uji

multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji otokorelasi. Hasil pengujian

tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dengan data (Lampiran 6) untuk variabel-variabel

yang diteliti, dilakukan melalui uji statistik Kolmogirov-Smirnov (K-S), hasilnya

diperlihatkan pada tabel 5.4

Tabel 5.4.
Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gaya Sarana Kinerja Guru


Kepemimpinan Pembelajaran

N 45 45 45
69

Mean 3.7967 3.8418 3.8504


Normal Parametersa,b
Std. Deviation .54672 .50472 .52003
Absolute .133 .177 .142
Most Extreme Differences Positive .133 .177 .142
Negative -.109 -.145 -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .891 1.187 .955
Asymp. Sig. (2-tailed) .406 .220 .321

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogirov-

Smirnov (K-S), ketentuan pengujian normalitas data yaitu dengan melihat

besarnya nilai K-S hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan

besarnya nilai K-S tabel (Lampiran 9), dengan k riteria yaitu; (a) jika nilai KS

hitung > nilai K-S tabel, maka data dinyatakan berdistribusi normal, dan (b) jika

nilai K-S hitung < nilai K-S tabel maka data yang dinyatakan tidak berdistribusi

normal.
Hasil perhitungan pada Tabel 5.4 tersebut, nilai K-S tabel sebesar 0,202

(Lampiran 9), maka hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian

dapat dijelaskan sebagai berikut :


1) Variabel bebas Gaya Kepemimpinan, diperoleh besarnya nilai K-S yaitu

0,406 > 0,202 maka dari kedua hasil pengujian tersebut hasilnya data

dinyatakan berdistribusi normal


2) Variabel bebas Sarana Pembelajaran, diperoleh besarnya nilai K-S yaitu 0,220

> 0,202, oleh karena itu data variabel ini dinyatakan berdistribusi normal.
3) Variabel terikat Kinerja Guru, diperoleh nilai dari K-S hitung yaitu 0,321 >

0,202, maka data variabel terikat Kinerja Guru dinyatakan berdistribusi

normal.
Berdasarkan kriteria pengujian dan hasil perhitungan di atas, maka

diketahui data yang diperoleh dari jawaban responden yang digunakan dalam
70

analisis regresi ini adalah data/sampel yang diambil dari populasi yang

berdistribusi normal. Hal ini diketahui, karena seluruh nilai K-S hitung dari ketiga

variabel yang dijadikan sampel (diteliti) memiliki nilai yang lebih besar dari nilai

K-S tabel yaitu 0,202 (Lampiran 9)

2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi

antar variabel independent (bebas), jika terjadi korelasi antar variabel bebas yang

kuat maka telah terjadi problem multikolinearitas yang serius. Berdasarkan hasil

pengujian untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas pada data yang

digunakan regresi dan dapat dilihat dari hasil regresi ganda (Lampiran 7). Hasil

pengujian multikolinearitas diperlihatkan melalui nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF) seperti Tabel 5.5

Tabel 5.5
Pengujian Multikolinearitas
Collinearity Statistic Keterangan
Variabel Partial
Tolerance VIF Hasil Uji
Gaya Kepemimpinan 0.563 0.253 3.947 Tidak ada multiko
Sarana Pembelajaran 0.532 0.253 3.947 Tidak ada multiko
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Pengujian ada tidaknya problem multikolinearitas, dilakukan uji multiko

dengan ketentuan, yaitu; (a) apabila memiliki nilai VIF (variance inflation factor)

disekitar angka 1; (b) Mempunyai angka Tolerance mendekati 1; dan (c) apabila

kedua kriteria tersebut dipenuhi, maka dinyatakan tidak adanya problem

multikolinearitas. Hasil analisis pada Tabel 5.5, diketahui bahwa;


71

1. Variabel Gaya Kepemimpinan besarnya nilai VIF sebesar 3,947 dengan nilai

Tolerance sebesar 0,253;

2. Variabel Sarana Pembelajaran besar nilai VIF sebesar 3,947 dengan nilai

Tolerance sebesar 0,253.

Berdasarkan data hasil uji pada Tabel 5.5 dan ketentuan pengujian

tersebut, maka diketahui kedua variabel bebas yang dianalisis memiliki nilai VIF

masih dibawah angka 10, dan nilai Tolerance di bawah atau lebih kecil dari angka

1. Hal ini berarti, ketiga variabel bebas tidak terdapat gejala atau problem multiko.

3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas, berdasarkan hasil analisis output regresi

(lampiran 7), diperhatikan melalui Gambar 5.1.

Gambar 5.1
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
72

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Hasil analisis regresi ganda (Lampiran 7) pada Gambar 5.1, dimana sumbu

X adalah Y yang diprediksi dan sumbu Y adalah residual (yaitu Y Prediksi –

Ysesungguhnya). Selanjutnya, pengujian ada tidaknya problem heteroskedastisitas

ditentukan dengan kriteria, yaitu; (a). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik

yang ada membentuk suatu pola tertentu agak teratur (misalnya bergelombang,

melebar kemudian menyempit), berarti terjadi Heteroskedastisitas; dan (b).

Apabila tidak ada pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Hasil uji pada Gambar 5.1, diketahui bahwa data yang berupa titik-titik

penyebarannya secara acak, atau titik tidak membentuk suatu pola tertentu yang

jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. dengan

demikian, berarti dapat dibuktikan tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model

regresi, sehingga model regersi layak dipakai untuk prediksi variabel terikat

(kinerja guru) berdasarkan kedua variabel bebas (gaya kepemimpinan dan sarana

pembelajaran) yang digunakan tersebut.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat gejala

korelasi antar variabel bebas Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran yang

dianalisis. Pengujiannya dilakukan dengan uji Durbin-Watson, hasil uji pada Tabel

5.6.
73

Tabel 5.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Model Df1 Df2 Sig.F Change Durbin-Watson


1 2 44 0,000 1,388
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Data pada Tabel 5.6, diketahui besarnya nilai Durbin-Watson (DW) hitung

hasil analisis regresi ganda adalah sebesar 1,388. Sedangkan nilai d L (d-tabel)

pada α = 0,05 dengan sampel sebanyak 45 (n-k = 45-2=43) diketahui dL 1,39 dan

dv 1,60 (Lampiran 10), Diketahui dari hasil output pada tabel Model Summary

(lampiran 7) sehingga dL < dv < Dw hitung (1,39 < 1,60 < 1,388). Berdasarkan

ketentuan maka hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa diantara variabel-

variabel yang di analisis tidak terjadi atau tidak adanya problem otokorelasi atau

tidak adanya problem korelasi antara variabel bebas yang diteliti.

Berdasarkan hasil seluruh pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk

menguji pemenuhan beberapa asumsi dalam analisis regresi ganda, sehingga dasar

pemenuhan persyaratan analisis regresi yang telah dilakukan tersebut menyatakan

bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi asumsi antara

lain: data berdistribusi normal, tidak ada multiko, serta tidak ada problem

otokorelasi. Dengan demikian, bahwa asumsi-asumsi secara statistik yang

diharapkan dari model analisis regresi dapat dipenuhi, sehingga analisis statistika

dapat dilakukan atau dilanjutkan.

5.1.4 Analisis Statistika Korelasi dan Regresi

1. Analisis Korelasi Parsial


74

Untuk mengetahui kadar kekutan hubungan dari kedua variabel bebas

secara parsial terhadap Kinerja Kerja, hasilnya dapat dilihat pada matrik korelasi

rank pearson correlation (Lampiran 7) pada Tabel 5.7

Tabel 5.7
Koefisien Pearson Correlation antara variabel x dan y

Korelasi dengan
variabel Interprestasi Korelasi
Kinerja Guru
Kinerja Guru 1.000

Gaya Kepemimpinan 0,900 Sangat Kuat

Sarana Pembelajaran 0,894 Sangat Kuat

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Hasil perhitungan pada tabel 5.7 menunjukan besarnya korelasi dari kedua

masing-masing variabel bebas gaya kepemimpinan dan sarana pembelajran

dengan variabel terikat kinerja guru secara parsial dengan korelasi, dan diperoleh

nilai koefisien korelasi yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Besarnya korelasi antara variabel bebas gaya kepemimpinan dengan

kinerja guru yaitu sebesar 0,900. Angka koefisien ini berarti menunjukkan

hubungan yang sangat kuat dan signifikan (positif) antara variabel yang

lain. Dalam hal ini apabila variabel gaya kepemimpinan meningkat (lebih

baik) maka akan terjadi peningkatan terhadap kinerja guru

b. Besarnya korelasi antara variabel bebas sarana pembelajaran dengan

kinerja guru yaitu sebesar 0,894. Angka koefisien ini berarti menunjukkan

hubungan yang sangat kuat dan signifikan (positif) antara variabel yang
75

lain. Dalam hal ini apabila variabel gaya kepemimpinan meningkat (lebih

baik) maka akan terjadi peningkatan terhadap kinerja guru

Berdasarkan data nilai koefisien korelasi dan penjelasan tersebut diatas,

maka dapat diketahui kedua variabel bebas (gaya kepemimpinan dan

sarana pembelajaran) berkorelasi signifikan dengan kinerja guru. Besarnya

masing-masing koefisien korelasi tersebut, berturut-turut dari koefisien

korelasi tertinggi yaitu gaya kepemimpinan kemudian sarana

pembelajaran.

2. Analisis Regresi Berganda

a. Koefisien Korelasi dan Determinasi

Hubungan kedua variabel bebas kekuatan dapat diketahui dari nilai

koefisien korelasi yang menunjukan kekuatan hubungan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Hasil perhitungan regresi untuk nilai koefisien korelasi

dan koefisien regresi tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.8

Tabel 5.8
Nilai koefisien korelasi R dan R2
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 0.929a 0.863 0.857 0.197
a. Predictors: (Constant), Sarana Pembelajaran, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Data pada Tabel 5.8 didapat koefisien korelasi ganda R sebesar 0,929.

Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas X1 dan X2 secara bersama-

sama berhubungan signifikan (positif) terhadap kinerja guru. Sedangkan, nilai


76

koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,863 artinya kedua variabel bebas

gaya kepemimpinan (X1), dan sarana pembelajaran (X2) secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh (positif) terhadap Kinerja Guru (Y) sebesar 86,30%

dan sisanya 13,70% pengaruh dari faktor lain yang tidak teramati dalam

penelitian ini.

b. Analisis Varian (Nilai F Hitung)

Hasil uji analisis varian terhadap kedua variabel bebas Gaya

Kepemimpinan, dan Sarana Pembelajaran pengaruhnya terhadap Kinerja Guru,

dijelaskan pada Tabel 5.9

Tabel 5.9
Analisis Varian dan Nilai F-Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 10.273 2 5.137 132.709 .000b
1 Residual 1.626 42 0.039
Total 11.899 44
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
b. Predictors: (Constant), Sarana Pembelajaran, Gaya Kepemimpinan
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
Dari Tabel 5.9, didapat hasil nilai F hitung sebesar 132,709 dengan

degree of freedom atau derajat bebas (df) regression sebesar 2 dan nilai df dari

residual sebesar 42, maka dapat diketahui besarnya F tabel pada tingkat

signifikasi 5% (α = 0,05 %) yaitu sebesar 3,22 (Lampiran 11) untuk sampel 45.

Dengan demikian nilai F hitung 132,709 > F tabel 3,22 sehingga dinyatakan

Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan bahwa persamaan garis

regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik untuk

memprediksi atau memperkirakan setiap perubahan (kenaikan atau penurunan)


77

dari nilai kinerja guru, atau dapat pula dinyatakan bahwa koefisien b dalam

persamaan regresi tersebut nilainya adalah tidak sama dengan 0 (nol) yang

berarti bahwa kedua variabel bebas Gaya Kepemimpinan, dan Sarana

Pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru

pada SMK Ekonomika Depok. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 karena

0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan apabila kedua variabel tersebut dilakukan

dengan optimal maka kinerja guru menjadi optimal pula.

c. Koefisien Regresi Berganda dan Nilai t-hitung

Hasil analisis korelasi linier berganda dengan menggunakan komputer

program statistical package for the social science (SPSS) versi 20 for Windows

yakni analisis linear berganda pada Tabel 5.10.

Tabel 5.10
Nilai Coefficient dan t-hitung
Coefficients(a
Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
78

Berdasarkan pengujian t test secara parsial terhadap variabel bebas X yaitu

dengan membandingkan nilai t table 2,0167 (Lampiran 12) untuk (df) 43 (n-2 =

Standardized
Unstandardized Coefficients t Sig.
Coefficients
Model
B Std. Error Beta

(Constant) 0.215 0.229 0.939 0.353

Gaya Kepemimpinan 0.476 0.108 0.501 4.420 .000


1

Sarana Pembelajaran 0.476 0.117 0.462 4.074 .000

45-2) pada α = 0,05 diketahui besarnya nilai t-tabel dapat dilihat pada Tabel 5.11,

sebagai berikut:

Tabel 5.11.
Pangujian Nilai t-hitung Dengan t-tabel

Pembandingan Signifikansi
Variabel Bebas Nilai α = 0,05 (n-k-)
t-hitung t-tabel t-tabel = 2,0167
Gaya Kepemimpinan 4,420 2,0167 Signifikansi (α = 0,05)
Sarana Pembelajaran 4,074 2,0167 Signifikansi (α = 0,05)
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018

Berdasarkan pengujian t test secara parsial terhadap variabel bebas X1,

dan X2 nilai t-hitungnya lebih besar dari nila t-tabel untuk pengujian dua sisi

(two tailed test) dengan hasil pembandingan tersebut bahwa faktor Gaya

Kepemimpinan (X1), dan Sarana Pembelajaran (X2), sangat berpengaruh positif

secara berarti (signifikan) terhadap Kinerja Guru dimana nilai t-hitung lebih

besar dari nilai t-tabel. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, selanjutnya untuk

kedua nilai t-stat variabel bebas tersebut dapat digambarkan dalam kurva batas

penerimaan atau penolakan hipotesis sebagai berikut:

Gambar 5.2
Kurva Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Pada Level signifikansi (α) 0,05
79

-2,0167 0 +2,0167

tx2= 4,074

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS

Melalui penggambaran kurva Gambar 5.2, menunjukan bahwa kedua

variabel bebas X berada di luar batas kritis penerimaan hioptesis Ho (Ho

ditolak) karena nilai t-tabel untuk α = 2,0167 (Lampiran 12) sehingga secara

signifikan berpengaruh positif terhadap Kinerja guru. Hal ini juga menunjukan

bahwa kedua variabel bebas tersebut memiliki hubungan yang positif (searah),

artinya setiap perubahan yang terjadi oleh karena perlakuan peningkatan dari

kedua variabel bebas tersebut dapat meningkatkan kinerja guru.

d. Persamaan Regresi Yang Terbentuk

Hasil pengolahan data dan analisis berdasarkan Tabel 5.10, diketahui

persamaan regresi ganda penelitian, yaitu:


80

Y = a + b1X1 + b2X2 + 

Y = 0,215 + 0,476X1 + 0,476X2 + 

t-stat = (0,939) (4,420) (4,074)

Y = 0,215 + 0,476X1 + 0,476X2, dapat diinterprestasikan bahwa;

a. konstanta sebesar a = 0,215; artinya apabila Gaya Kepemimpinan dan Sarana

Pembelajaran dianggap 0 (nol) maka Kinerja Guru bernilai 0,215 satuan;

b. koefisien b1 = 0,476 artinya apabila Gaya Kepemimpinan meningkat satu

satuan sedangkan Sarana Pembelajaran dalam penelitian dianggap 0 (nol)

maka Kinerja Guru akan meningkat sebesar 0,476 satuan;

c. koefisien b2 = 0, 476 artinya apabila Sarana Pembelajaran meningkat satu

satuan sedangkan Gaya Kepemimpinan dianggap 0 (nol) maka kinerja Guru

akan meningkat sebesar 0,476 satuan;

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi dalam persamaan tersebut

dan penjelasannya, maka dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas sangat

mempengaruhi peningkatan kinerja guru, dengan kata lain bahwa untuk

meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan melalui perbaikan atau peningkatan

kedua variabel bebas tersebut.

5.2. Pembahasan
81

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis secara statistik, kedua

variabel bebas Gaya Kepemimpinan, dan Sarana Pembelajaran pengaruhnya

terhadap Kinerja Guru, secara rinci dijelaskan dibawah ini;

1) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru di SMK

Ekonomika Depok

Berdasarkan hasil analisis dan pengujian t pada tabel koefisien nilai t

hitung variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 4,420 sedangkan nilai t tabel sebesar

2,0167 maka 4,420 > 2,0167. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Ho

ditolak dan Ha diterima, dari penelitian ini terbukti bahwa secara signifikan

variabel bebas Gaya Kepemimpinan mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel Kinerja Guru. Dapat dinyatakan pula bahwa faktor Gaya Kepemimpinan

yang ada pada SMK Ekonomika Depok mempunyai pengaruh yang positif

terhadap Kinerja Guru, dengan kata lain apabila faktor Gaya Kepemimpinan

semakin baik dilakukan oleh pimpinan akan dapat meningkatkan Kinerja para

guru SMK Ekonomika Depok.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Menurut Mulyasa (2012:5),

“Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi

oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah (who

is behind the school )”. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai

kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan

untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam hal ini juga sependapat

dengan penelitian Maya Shofiati (2013), tentang; “Pengaruh Kompetensi Guru,

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA
82

Negeri di Kabupaten Pati”. Dari uji hipotesis ditemukan terdapat pengaruh positif

antara kompetensi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja

terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Pati.

2) Pengaruh Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja Guru di SMK

Ekonomika Depok

Berdasarkan hasil uji t pada coefficients tersebut di atas, dimana nilai t

hitung yang diperoleh sebesar 4,074 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,0167, maka

4,074 > 2,0167 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, dari penelitian ini

terbukti bahwa secara nyata variabel Sarana Pembelajaran mempunyai pengaruh

yang positif terhadap variabel Kinerja Guru. Dapat dinyatakan bahwa Sarana

Pembelajaran yang ada di SMK Ekonomika Depok mempunyai pengaruh yang

positif terhadap Kinerja Guru, dengan kata lain semakin baik atau semakin

lengkap Sarana Pembelajaran yang ada, maka akan semakin meningkatkan kinerja

para guru SMK Ekonomika Depok.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Menurut Yamin (2010: 67),

menyebutkan bahwa beberapa hal yang perlu dikembangkan dalam menunjang

proses belajar mengajar: (1) perpustakaan, (2) sarana penunjang kegiatan

kurikulum, dan (3) prasarana dan sarana kegiatan ekstrakurikuler dan mulok.

Dalam hal ini Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang

kinerja guru dalam proses belajar mengajar, dan hasil penelitian ini senada dengan

hasil penelitian sebelumnya yaitu menurut Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu,

dan Baharuddin (2010), dengan judul Pengaruh Sarana dan Prasarana Sekolah

terhadap Kinerja guru di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur pada Sarana
83

Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahwa terdapat pengaruh dalam

penggunaan sarana pada tingkat Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) di Kabupaten

Alor Nusa Tenggara Timur untuk meningkatkan kinerja guru.

3) Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran terhadap

Kinerja Guru di SMK Ekonomika Depok

Berdasarkan hasil pengolahan data statistik analisis regresi berganda kedua

variabel bebas Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja

Guru diketahui bahwa besarnya pengaruh keduanya tersebut diketahui dari nilai

koefisien R2 yaitu 0,863. Koefisien tersebut menjelaskan bahwa pengaruh kedua

variabel bebas terhadap kinerja guru sebesar 86,30%. Artinya, perubahan atau

peningkatan Kinerja Guru dapat dipengaruhi oleh perubahan (kenaikan) atau

peningkatan kedua variabel bebas. Hasil analisis ini juga dibuktikan dari hasil uji

hipotesis melalui uji F, dimana nilai F hitung sebesar 132,709 lebih besar dari nilai

F tabel 3,22. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut, dapatlah dinyatakan

bahwa kedua variabel bebas (Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran)

dapat mempengaruhi secara positif terhadap Kinerja Guru di SMK Ekonomika

Depok. Kinerja Guru dapat ditingkatkan melalui pengaruh dari kedua variabel

Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran tersebut. Variabel yang dominan

adalah Gaya Kepemimpinan (X1) yang berarti bahwa variabel tersebut

pengaruhnya sangat kuat dalam pengertian apabila variabel tersebut mengalami

kenaikan maka secara linear Kinerja Guru akan meningkat pula. Dalam hal ini

seorang pemimpin yang baik sangatlah berperan penting dalam meningkatkan

suatu kinerja seseorang khususnya kinerja guru,


84

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Menurut Mangkuprawira dan

Vitalaya (2007:155) dalam Yamin dan Maidah (2010:129), menyatakan bahwa;

kinerja merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor

yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut terdiri atas faktor intrinsik guru

(personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik, yaitu kepemimpinan, sistem, tim

dan situasional. Dalam hal tersebut maksud dari situasional ialah situasi yang

terdapat di sekolah tersebut salah satunya yaitu sarana pembelajaran dalam

menunjang suatu kinerja guru. Dan penelitian ini juga senada dengan Penelitian

yang dilakukan oleh Sukarman (2014), tentang ; “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Sarana

Pembelajaran Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Depok. Bahwa, ketiga

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh sebesar 87,70% terhadap

variabel Y yaitu kinerja guru.


84

BAB VI

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Penelitian tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran

terhadap Kinerja Guru di SMK Ekonomika Depok, dengan teknik analisis regresi

ganda, diketahui bahwa kedua variabel bebas sangat berpengaruh, dari analisis

yang dilakukan beberapa hal dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Guru, hal tersebut

secara statistik dapat dibuktikan dengan hasil uji t, dimana nilai t hitung

variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 4,420 > 2,0167. Dengan demikian Ho

ditolak dan Ha diterima, dari penelitian ini terbukti bahwa secara nyata

variabel Gaya Kepemimpinan mempunyai hubungan dan pengaruh yang

signifikan terhadap Kinerja Guru, maka jika Gaya Kepemimpinan semakin

baik maka semakin baik Kinerja Guru.


2. Terdapat pengaruh Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja Guru, hal tersebut

secara statistik dibuktikan dengan hasil uji t, dimana nilai t hitung variabel

Sarana Pembelajaran sebesar 4,074 > 2,0167. Hal tersebtu berarti Ho ditolak

dan Ha diterima, dari penelitian ini terbukti bahwa secara nyata variabel

Sarana Pembelajaran memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan

terhadap Kinerja Guru. Dengan demikian, jika Sarana Pembelajaran

semakin baik atau lengkap dan modern maka akan semakin baik pula

Kinerja Guru.
85

3. Terdapat pengaruh secara bersama-sama dari ketiga variabel bebas yang

diketahui dari hasil uji F dimana F hitung 132,709 lebih besar dari F tabel

3,22 pada tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 < 0,05,

maka dapat dinyatakan variabel Gaya Kepemimpinan dan Sarana

Pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Kinerja

Guru (Y). Besarnya pengaruh terlihat dari nilai koefisien R Square 0,863

artinya kedua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh sebesar

86,30% terhadap variabel Y.


6.2. Implikasi
Sebagai suatu penelitian yang telah dilakukan di SMK Ekonomika Depok,

maka kesimpulan yang ditarik tentu mempunyai implikasi dalam bidang

pendidikan dan juga penelitian-penelitian selanjutnya, sehubungan dengan hal

tersebut maka implikasinya bahwa hasil penelitian mengenai variabel gaya

kepemimpinan dan sarana pembelajaran yang diduga mempunyai pengaruh yang

positif, ternyata menunjukkan pengaruh yang signifikan (positif), kedua variabel

tersebut memberikan kontribusi terhadap variabel kinerja guru, dimana kedua

variabel bebas tersebut memberikan pengaruh sebesar 86,30%. Berdasarkan pada

hasil penelitian tersebut bahwa gaya kepemimpinan dan sarana pembelajaran

memberikan kontribusi yang berarti terhadap kinerja guru.


Selama ini masalah kinerja guru kurang mendapat perhatian yang serius

baik dari pihak lembaga SMK Ekonomika Depok maupun dari pihak guru yang

mengajar di SMK Ekonomika Depok. Maka dalam mengatasi masalah tersebut,

diperlukan adanya usaha dan upaya dari pihak lembaga dan dari pihak pimpinan,

dalam rangka meningkatkan kinerja guru dengan cara mengadakan perbaikan

pada gaya kepemimpinan dan sarana pembelajaran yang dijalankan pada sekolah
86

SMK Ekonomika Depok. Dengan megadakan perbaikan pada variabel bebas

tersebut diharapkan kinerja guru di SMK Ekonomika akan semakin meningkat.


Untuk itu perlu adanya upaya – upaya yang harus dilakukan oleh SMK

Ekonomika diantaranya sebagai berikut:


1. Kinerja guru tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor gaya kepemimpinan

kepala sekolah dan sarana pembelajaran yang terdapat di SMK Ekonomika

Depok tetapi masih banyak faktor lingkungan interal maupun eksternal lain

yang menentukannya. Sehubungan dengan hal itu perlu diteliti lebih lanjut

terhadap faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi terhadap perilaku

belajar tersebut.
2. Aspek – aspek yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan kuantitatif, maka untuk lebih mendalam faktor-faktor apa saja

yang turut berpengaruh terhadap kinerja guru tersebut, perlu kiranya

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan kuantitatif.


6.3. Saran
Melalui penjelasan tersebut, atas dasar temuan penelitian, maka hasil

penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi sebagai saran yang bermanfaat

sebagai bahan pertimbangan beberapa pihak. Adapun saran-saran ditujukan kepada:


1. Pimpinan, guru dan seluruh warga sekolah SMK Ekonomika Depok dapat

mengembangkan kedua faktor dalam meningkatkan Kinerja guru, siswa

dan sekolah. Dengan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh

kepala sekolah, dan menjalankan implementasi sesuai dengan Standard

Operational Procedure. Sedangkan, bagi variabel Sarana Pembelajaran

yang pengaruhnya masih rendah perlu dilakukan perbaikan oleh pihak

manajemen misalnya dilakukan dengan pemanfaatan sarana pembelajaran

yang ada secara efektif dan efisien.


2. Bagi Akademis
87

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademis yaitu untuk

dijadikan referensi atau acuan bagi penelitian berikutnya, antara lain melalui

penambahan variabel bebas atau dilakukan pada sekolah-sekolah lain


3. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat oleh karenanya keberadaan sekolah menjadi penting dalam

pendidikan putra-putrinya perlu bekerjasama secara kooperatif sebaik-

baiknya untuk mendorong Kinerja guru, pegawai dan sekolah melalui

variabel Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elek Media
Komputindo, Kelompok Gramedia.

As’ad. (2001). Job Performance. Batam: Inter Aksara.

Bacal. (2005). Manajemen Kinerja. Dalam Yamin, dan Maidah (2010).


Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.

Barnawi dan Mohammad Arifin. (2012), Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta:


Ar-Ruzz.

Fiedler Fred E, Paul Hersey dan kenneth blanchrad (1969), Leadership and
Effective Management. Glienview, Illionis: By Scot, Foresman and
Company.

Heidjrachman dan Husnan. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:


Pustaka Setia.

Hersey, and Kenneth H. Blanchard. (1982). Management of Organizational


Behavior. Utilizing Human Resources 4th Ed. Prentice-Hall: Englewood
Cbiff.

Ibrahim dan Bafadal. (2003). Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan


Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Cet. I Bumi Aksara.

Jihat. (2003). Profesionalisme Guru. Dalam Yamin, dan Maidah. (2010).


Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.

Jogiyanto, H. (2004). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: ANDI.

Likert. (1932). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media.

Mangkunegara AA, Anwarprabu. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bandung: Rosda.

Mangkunegara, AP. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


Bandung: Rosda.

Mangkuprawira dan Vitalaya. (2007). Kinerja Guru Profesional. Dalam Yamin,


dan Maidah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.
Maya Shofiati. (2013). Pengaruh Kompetensi Guru, Kepemimpinan Kepala
Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di
Kabupaten Pati. Depertemen Pendidikan Nasional Kabupaten Pati.

Muhammad Yuri Gagarin, dkk. (2010). Pengaruh Pengaruh Sarana dan


Prasarana Sekolah terhadap Kinerja guru di Kabupaten Alor Nusa
Tenggara Timur pada Sarana Tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Depertemen Pendidikan Nasional Kabupaten Alor NTT.

Mulyasa. (2012). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Parker dan Usman. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:


ANDI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni


2007, Standar sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menegah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA),
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 juli


2008,Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Pudjosumedi. (2010). Organisasi dan Kepemimpinan. Jakarta: Uhamka Press.

Prayitno. (2003). Kepemimpinan Manajer (Eksistensinya dalam Perilaku


Organisasi). Jakarta: Rajawali Pers.

Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan Spss. Yogyakarta:
Mediakom.

Purwadi. (2000). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Tesisi. Jakarta:


Karisma.

Purwoto. (2007). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.

Rangkuti. (2002). Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan


Sekolah Tinggi Ekonomi IBII.

Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Safaria. (2004). Kepemimpinan. Jakarta: Graha Ilmu.


Sarjono, dan Julianita. (2011). SPSS Vs Lisrel, Sebuah Pengantar Aplikasi untuk
Riset. Jakarta: Salemba Empat.

Sedarmayanti. (2003). Good Governance Jilid I dan II. Bandung: Mandar Maju.

Sedarmayanti. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi


dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Refika Aditama.

Siswanto. (2006). Manajemen Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif


dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Siswanto. (2006). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Simamora. (2004). Statistik - Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

Sinambela, dkk. (2007). Pengantar Manajemen. Jakarta: Graha Ilmu.

Srimulyo. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Sukarman. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya


Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Sarana Pembelajaran Terhadap
Kinerja Guru di SMK Negeri 1 Depok. Jakarta .Tesis: Universitas
Bhayangkara. Jakarta Raya.

Sukmadinata. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Mediakom.

Sulaiman. (2002). Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Yogyakarta: ANDI.

Sunyoto. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat, Ringkasan dan Kasus.
Yogjakarta: Amara Books.

Tjiptono. (2001). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahyuningrum. (2004). Standarisasi Sarana dan Prasarana. Jakarta: Gaung


Persada.

Wijaya. (2003). Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Wirawan. (2003). Kapita selekta teori kepemimpinan Pengantar untuk praktek


dan penelitian. Jilid 1. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA
Press.
Wirawan. (2006). Kapita selekta teori kepemimpinan Pengantar untuk praktek
dan penelitian. Jilid 2. Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA
Press.

Wirawan. (2009). Kapita selekta teori kepemimpinan Pengantar untuk praktek


dan penelitian. Jilid 3 Jakarta: Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA
Press.

Yamin, dan Maidah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru Jakarta: Gaung Persada.
LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

Bapak/Ibu/Sdr(i) responden yang terhormat


Saya adalah mahasiswa program Pascasarjana Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Manajemen IMMI Jakarta, sedang melakukan penelitian tentang
analisis: Pengaruh Gaya Kepemimpinan, dan Sarana Pembelajaran terhadap
Kinerja guru di SMK Ekonomika Depok.
Penelitian ini adalah bagian dari penyelesaian tesis saya, dalam hal ini
sebagai salah satu persyaratan dalam tugas akhir perkuliahan. Untuk itu mohon
kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini. Tidak ada
jawaban yang SALAH dalam pengisian kuesioner ini.
Atas bantuan Bapak/Ibu/Sdr(i) saya ucapkan banyak terima kasih.

Jakarta, Januari 2018


Penulis,

UNTUK KEPENTINGAN DATA RESPONDEN

1. Jenis Kelamin : ........................................................................


2. Usia : ........................................................................
3. Tingkat Pendidikan : …………………………………………………
4. Lama kerja/Mengajar : ........................................................................
I. Variabel Bebas Gaya Kepemimpinan (X1)

Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban


yang telah disediakan, yaitu: sangat setuju sekali (SSS), sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju ( STS ). Dengan memberikan tanda
ceklis (  ) pada kolom yang tersedia.

Instrumen Butir Pernyataan


Variabel Bebas Gaya Kepemimpinan Jawaban

No Pertanyaan SSS SS S TS STS

1 Percaya diri dalam setiap melaksanakan tugas


2 Berjiwa besar pada setiap keadaaan
Memahami dengan baik kondisi bawahan
3
(guru) yang ada
Memahami dengan baik kondisi sehari-hari
4
yang dibutuhkan guru
Memahami keadaan siswa untuk digunakan
5
sebagai keunggulan sekolah
Memiliki visi yang jelas untuk memajukan
6
sekolah
Memiliki misi yang dapat diterapkan oleh
7
seluruh anggota sekolah
Dapat mengambil keputusan yang strategis
8
ketika dibutuhkan
Pengambilan keputusan didasarkan pada
9 masukan dari bawahan sebagai bahan
pertimbangan
Pimpinan dan rekan sejawat guru merupakan
10
orang-orang yang dapat diajak diskusi
Pemimpin mampu berkomunikasi dengan
11
bahasa/ide yang mudah diterima para guru
Pimpinan/sekolah membangun dan
12 memberikan ruang yang cukup untuk setiap
guru dalam mengeksresikan ide/gagasan
Mampu mendorong bawahan untuk dapat
13
mengaktualisasikan diri di sekolah
Mampu beradaptasi dalam pribadi-pribadi
14
yang majemuk
Memiliki pribadi yang fleksibel dalam setiap
15
keputusan untuk kemajuan sekolah
2. Variabel Bebas Sarana Pembelajaran (X2)

Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban


yang telah disediakan, yaitu: sangat setuju sekali (SSS), sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju ( STS ). Dengan memberikan tanda
ceklis (  ) pada kolom yang tersedia.

Instrumen Butir Pernyataan


Variabel Bebas Sarana Pembelajaran Jawaban

No Pernyataan SSS SS S TS STS


Sarana pembelajaran diadakan/dilakukan
1
dengan baik
Prasarana yang ada di sekolah dimanfaatkan
2
dengan sebaik-baiknya
Untuk kepentingan sekolah diterapkan
3
manajemen sarana dan prasarana
Supervisi sarana dan prasarana dilakukan
4
secara berkesinambungan dan kontinyu
Hasil manajemen dan supervisi sarana dan
5
prasarana selalu dilaporkan pimpinan/yayasan
Untuk kepentingan kemajuan sekolah, sekolah
6
melakukan mitra dengan dunia usaha
Masyarakat turut serta dalam keterlibatan
7
pengadaan sarana prasarana
Pemerintah dijadikan sebagai mitra dalam
8
pelibatan sarana dan prasarana sekolah
Pemerintah daerah menjadi mitra dalam
9
pengadaan sarana dan prasarana
Sarana pembelajaran pemanfaatan sebesar-
10
besarnya untuk menunjang KBM
Sarana pembelajaran dimanfaatkan sebesar-
11
besarnya dalam kegiatan mulok
Sekolah mampu menjaga keberadaan sarana
12
dan prasarana yang ada
Segenap warga sekolah mampu memelihara
13
sarana dan parasarana
Pengadaan sarana pembelajaran sesuai dengan
14
standar sarana pendidikan
Sarana pembelajaran diadakan atas dasar
15
tujuan pencapaian pendidikan
3. Variabel Terikat Kinerja Guru (Y)

Jawablah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban


yang telah disediakan, yaitu: sangat baik (SB), baik (B), cukup baik (CB), tidak
baik (TB), dan sangat tidak baik ( STB ). Dengan memberikan tanda ceklis (  )
pada kolom yang tersedia.

Instrumen Butir Penelitian Variabel


Terikat Kinerja Guru Jawaban

No Pernyataan SB B CB TB STB
Menunjukkan penguasaan materi
1
pembelajaran
Menunjukkan penguasaan pengembangan
2
materi pembelajaran
Menunjukkan penguasaan metode
3
pembelajaran
Menunjukkan kemampuan mengembangkan
4
berbagai metode dalam melaksanakan KBM
Dapat memberikan jawaban kepada siswa
5
dengan memuaskan
6 Menggunakan variasi metode pembelajaran
Metode yang digunakan sesuai dengan
7
tujuan pembelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas dan
8
sesuai dengan hirarki belajar
Mengaitkan materi pelajaran dengan
9
pengetahuan lain yang relevan
Menggunakan sumber belajar yang relevan
10
dan variatif
Menggunakan media secara efektif dan
11
efisien
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
12
siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
13
proses pembelajaran
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
14
kompetensi (tujuan) pembelajaran
Melaksanakan tindak lanjut dengan
15 memberikan arahan dan kegiatan atau tugas
sebagai bagian remedial
LAMPIRAN 2A

Data Jawaban Responden


Variabel Bebas Gaya Kepemimpinan (X1)
LAMPIRAN 2B

Data Jawaban Responden


Variabel Bebas Sarana Pembelajaran (X2)
LAMPIRAN 2C

Data Jawaban Responden


Variabel Terikat Kinerja Guru (Y)
Lampiran 2D

Rangkuman Data Jawaban Responden


Variabel Penelitian
LAMPIRAN 3A

Hasil Uji Validitas Variabel X1

Case Processing Summary

N %

Valid 45 100.0

Cases Excludeda 0 0

Total 45 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

Gayakepemimpinan1 52.69 57.583 .819 .945


Gayakepemimpinan2 52.42 59.068 .575 .951
Gayakepemimpinan3 52.51 58.983 .682 .948
Gayakepemimpinan4 52.47 60.345 .648 .948
Gayakepemimpinan5 52.47 59.936 .693 .948
Gayakepemimpinan6 52.84 57.180 .796 .945
Gayakepemimpinan7 52.60 57.518 .781 .945
Gayakepemimpinan8 52.80 57.845 .676 .948
Gayakepemimpinan9 52.51 60.301 .780 .947
Gayakepemimpinan10 52.76 59.234 .763 .946
Gayakepemimpinan11 52.60 57.518 .781 .945
Gayakepemimpinan12 52.62 54.695 .813 .945
Gayakepemimpinan13 52.29 59.392 .745 .947
Gayakepemimpinan14 52.71 58.256 .786 .945
Gayakepemimpinan15 52.69 59.037 .712 .947
LAMPIRAN 3B

Hasil Uji Validitas Variabel X2

Case Processing Summary

N %

Valid 45 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 45 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

saranapembelajaran1 53.84 49.862 .697 .944


saranapembelajaran2 53.96 49.453 .737 .943
saranapembelajaran3 53.78 49.540 .730 .943
saranapembelajaran4 53.73 50.700 .714 .944
saranapembelajaran5 53.73 50.109 .786 .942
saranapembelajaran6 53.80 49.982 .610 .947
saranapembelajaran7 53.64 48.962 .736 .943
saranapembelajaran8 54.04 50.998 .589 .947
saranapembelajaran9 53.87 51.482 .728 .944
saranapembelajaran10 53.84 51.953 .622 .946
saranapembelajaran11 53.93 49.927 .777 .942
saranapembelajaran12 53.67 49.864 .734 .943
saranapembelajaran13 53.62 49.695 .796 .942
saranapembelajaran14 53.60 48.791 .879 .940
saranapembelajaran15 53.64 50.053 .692 .944
LAMPIRAN 3C

Hasil Uji Validitas Variabel Y

Case Processing Summary

N %

Valid 45 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 45 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

kinerjaguru1 54.07 51.655 .758 .944


kinerjaguru2 53.91 52.765 .710 .945
kinerjaguru3 54.00 53.500 .742 .945
kinerjaguru4 53.93 52.791 .697 .946
kinerjaguru5 53.84 51.680 .788 .943
kinerjaguru6 54.04 50.998 .864 .941
kinerjaguru7 54.04 52.771 .802 .943
kinerjaguru8 53.93 55.245 .624 .947
kinerjaguru9 53.89 54.192 .797 .944
kinerjaguru10 53.91 54.946 .588 .948
kinerjaguru11 53.76 52.325 .753 .944
kinerjaguru12 53.78 53.631 .712 .945
kinerjaguru13 54.00 53.318 .762 .944
kinerjaguru14 53.71 54.665 .662 .946
kinerjaguru15 53.76 54.416 .608 .948
LAMPIRAN 4A

Hasil Uji Reliabilitas X1

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.963 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Gayakepemimpinan1 3.80 .661 45


Gayakepemimpinan2 3.84 .562 45
Gayakepemimpinan3 3.73 .618 45
Gayakepemimpinan4 3.71 .661 45
Gayakepemimpinan5 3.82 .576 45
Gayakepemimpinan6 3.87 .548 45
Gayakepemimpinan7 3.67 .674 45
Gayakepemimpinan8 3.76 .712 45
Gayakepemimpinan9 3.73 .688 45
Gayakepemimpinan10 3.91 .793 45
Gayakepemimpinan11 3.69 .701 45
Gayakepemimpinan12 3.80 .757 45
Gayakepemimpinan13 3.76 .712 45
Gayakepemimpinan14 3.89 .775 45
Gayakepemimpinan15 3.98 .621 45
LAMPIRAN 4B

Hasil Uji Reliabilitas X2

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.947 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


saranapembelajaran1 3.78 .704 45
saranapembelajaran2 3.67 .707 45
saranapembelajaran3 3.84 .706 45
saranapembelajaran4 3.89 .611 45
saranapembelajaran5 3.89 .611 45
saranapembelajaran6 3.82 .777 45
saranapembelajaran7 3.98 .753 45
saranapembelajaran8 3.58 .690 45
saranapembelajaran9 3.76 .529 45
saranapembelajaran10 3.78 .560 45
saranapembelajaran11 3.69 .633 45
saranapembelajaran12 3.96 .673 45
saranapembelajaran13 4.00 .640 45
saranapembelajaran14 4.02 .657 45
saranapembelajaran15 3.98 .690 45
LAMPIRAN 4C

Hasil Uji Reliabilitas Y

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.949 15

Item Statistics

Mean Std. Deviation N


kinerjaguru1 3.69 .793 45
kinerjaguru2 3.84 .737 45
kinerjaguru3 3.76 .645 45
kinerjaguru4 3.82 .747 45
kinerjaguru5 3.91 .763 45
kinerjaguru6 3.71 .757 45
kinerjaguru7 3.71 .661 45
kinerjaguru8 3.82 .576 45
kinerjaguru9 3.87 .548 45
kinerjaguru10 3.84 .638 45
kinerjaguru11 4.00 .739 45
kinerjaguru12 3.98 .657 45
kinerjaguru13 3.76 .645 45
kinerjaguru14 4.04 .601 45
kinerjaguru15 4.00 .674 45
LAMPIRAN 5

Deskripsi Data Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Gaya Kepemimpinan 45 2.93 5.00 3.7967 .54672

Sarana Pembelajaran 45 2.87 5.00 3.8418 .50472

Kinerja Guru 45 2.93 5.00 3.8504 .52003

Valid N (listwise) 45
LAMPIRAN 6

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Gaya Sarana Kinerja Guru


Kepemimpinan Pembelajaran

N 45 45 45
Mean 3.7967 3.8418 3.8504
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .54672 .50472 .52003
Absolute .133 .177 .142
Most Extreme Differences Positive .133 .177 .142
Negative -.109 -.145 -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .891 1.187 .955
Asymp. Sig. (2-tailed) .406 .220 .321

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
LAMPIRAN 7

Hasil Analisis Regresi Ganda

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Kinerja Guru 3.85 .520 45


Gaya Kepemimpinan 3.80 .547 45
Sarana Pembelajaran 3.84 .505 45

Correlations

Kinerja Guru Gaya Sarana


Kepemimpinan Pembelajaran
Kinerja Guru 1.000 .900 .894

Pearson Correlation Gaya Kepemimpinan .900 1.000 .864

Sarana Pembelajaran .894 .864 1.000


Kinerja Guru . .000 .000
Sig. (1-tailed) Gaya Kepemimpinan .000 . .000
Sarana Pembelajaran .000 .000 .
Kinerja Guru 45 45 45

N Gaya Kepemimpinan 45 45 45

Sarana Pembelajaran 45 45 45

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate

1 .929a .863 .857 .197 1.388

a. Predictors: (Constant), Sarana Pembelajaran, Gaya Kepemimpinan


b. Dependent Variable: Kinerja Guru

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 10.273 2 5.137 132.709 .000b

1 Residual 1.626 42 .039

Total 11.899 44

a. Dependent Variable: Kinerja Guru


b. Predictors: (Constant), Sarana Pembelajaran, Gaya Kepemimpinan
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardize t Sig. Correlations Collinearity


Coefficients d Statistics
Coefficients

B Std. Error Beta Zero- Partial Part Toleranc VIF


order e

(Constant) .215 .229 .939 .353

Gaya
.476 .108 .501 4.420 .000 .900 .563 .252 .253 3.947
1Kepemimpinan

Sarana
.476 .117 .462 4.074 .000 .894 .532 .232 .253 3.947
Pembelajaran

a. Dependent Variable: Kinerja Guru

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions

(Constant) Gaya Sarana Pembelajaran


Kepemimpinan

1 2.986 1.000 .00 .00 .00

1 2 .011 16.140 .95 .10 .04

3 .002 34.975 .05 .90 .96

a. Dependent Variable: Kinerja Guru


Charts
LAMPIRAN 8

Tabel NILAI Koefisien Korelasi (r) Product Moment

Taraf Taraf Taraf


N Signifikansi N Signifikansi N Signifikansi
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 27 0,381 0,487 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
6 0,811 0,917 29 0,367 0,470 70 0,235 0,306
7 0,754 0,874 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 31 0,355 0,456 80 0,220 0,286
9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 33 0,344 0,442 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 34 0,339 0,436 95 0,202 0,263
12 0,576 0,708 35 0,334 0,430 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 36 0,329 0,424 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,210
15 0,514 0,641 38 0,320 0,413 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 39 0,316 0,408 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 40 0,312 0,403 300 0,113 0,148
18 0,468 0,590 41 0,308 0,398 400 0,098 0,128
19 0,456 0,575 42 0,304 0,393 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 43 0,401 0,389 600 0,080 0,105
21 0,433 0,549 44 0,297 0,384 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 45 0,294 0,380 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 46 0,291 0,376 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 47 0,288 0,372 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 48 0,284 0,368
49 0,281 0,364
50 0,279 0,361
Sumber : Burhan Nurgiyantoro, Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. (Yogyakarta; 2001), BPFE, UGM.
LAMPIRAN 9

Harga Kritis D dalam Uji Normalitas


dengan Uji Satu Sampel KOLMOGOROV-SMIRNOV

Ukuran Tingkat Signifikansi D


Sampel (n)
0,20 0,15 0,10 0,05 0,01
1 0,900 0,925 0,950 0,975 0,995
2 0,684 0,726 0,776 0,842 0,929
3 0,565 0,597 0,642 0,708 0,828
4 0,494 0,525 0,564 0,624 0,733
5 0,446 0,474 0,510 0,565 0,669
6 0,410 0,436 0,470 0,521 0,618
7 0,381 0,405 0,438 0,480 0,577
8 0,358 0,381 0,411 0,457 0,543
9 0,339 0,360 0,388 0,432 0,514
10 0,322 0,342 0,368 0,410 0,490
11 0,307 0,326 0,352 0,391 0,468
12 0,295 0,313 0,338 0,375 0,450
13 0,284 0,302 0,325 0,361 0,433
14 0,274 0,292 0,314 0,349 0,418
15 0,266 0,283 0,304 0,338 0,404
16 0,258 0,272 0,295 0,328 0,392
17 0,250 0,266 0,286 0,318 0,381
18 0,244 0,259 0,278 0,309 0,371
19 0,237 0,252 0,272 0,301 0,363
20 0,231 0,246 0,264 0,294 0,356
25 0,210 0,220 0,240 0,270 0,320
30 0,190 0,200 0,220 0,240 0,290
35 0,180 0,190 0,210 0,230 0,270

1,07 1,14 1,22 1,36 1,63


> 35
n n n n n

Sumber : Sidney Sigel, 1997 : Statistik Non Parametrik dalam Wijaya, 2001.
Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Penerbit PT.
ALFABETA, Bandung. Halaman 146.
Keterangan:
Nilai KS Tabel = 1,36/√n
= 1,36/√45
= 1,36/6,70
= 0,202
LAMPIRAN 10

TABEL DURBIN-WATSON (D-W), Pada = 5%

Sampel k=1 k=2 k=3 k=4 k=5


(n) dL dv dL dv dL dv dL dv dL dv
15 1,08 1,36 0,95 1,54 0,82 1,75 0,69 1,97 0,56 2,21
16 1,10 1,37 0,98 1,54 0,86 1,73 0,74 1,93 0,62 2,15
17 1,13 1,38 1,02 1,54 0,90 1,71 0,78 1,90 0,67 2,10
18 1,16 1,39 1,05 1,53 0,93 1,69 0,82 1,87 0,71 2,06
19 1,18 1,40 1,08 1,53 0,97 1,68 0,86 1,85 0,75 2,02
20 1,20 1,41 1,10 1,54 1,00 1,68 0,90 1,83 0,79 1,99
21 1,22 1,42 1,13 1,54 1,03 1,67 0,93 1,81 0,83 1,96
22 1,24 1,43 1,15 1,54 1,05 1,66 0,96 1,80 0,86 1,94
23 1,26 1,44 1,17 1,54 1,08 1,66 0,99 1,79 0,90 1,92
24 1,27 1,45 1,19 1,55 1,10 1,66 1,01 1,78 0,93 1,90
25 1,29 1,45 1,21 1,55 1,12 1,66 1,04 1,77 0,95 1,89
26 1,30 1,46 1,22 1,55 1,14 1,65 1,06 1,76 0,98 1,88
27 1,32 1,47 1,24 1,56 1,16 1,65 1,08 1,76 1,01 1,86
28 1,33 1,48 1,26 1,56 1,18 1,65 1,10 1,75 1,03 1,85
29 1,34 1,48 1,27 1,56 1,20 1,65 1,12 1,74 1,05 1,84
30 1,35 1,49 1,28 1,57 1,21 1,65 1,14 1,74 1,07 1,83
31 1,36 1,50 1,30 1,57 1,23 1,65 1,16 1,74 1,09 1,83
32 1,37 1,50 1,31 1,57 1,24 1,65 1,18 1,73 1,11 1,82
33 1,38 1,51 1,32 1,58 1,26 1,65 1,19 1,73 1,13 1,81
34 1,39 1,51 1,33 1,58 1,27 1,65 1,21 1,73 1,15 1,81
35 1,40 1,52 1,34 1,58 1,28 1,65 1,22 1,73 1,16 1,80
36 1,41 1,52 1,35 1,59 1,29 1,65 1,24 1,73 1,18 1,80
37 1,42 1,53 1,36 1,59 1,31 1,66 1,25 1,72 1,19 1,80
38 1,43 1,54 1,37 1,59 1,32 1,66 1,26 1,72 1,21 1,79
39 1,43 1,54 1,38 1,60 1,33 1,66 1,27 1,72 1,22 1,79
40 1,44 1,54 1,39 1,60 1,34 1,66 1,29 1,72 1,23 1,79
45 1,48 1,57 1,43 1,62 1,38 1,67 1,34 1,72 1,29 1,78
50 1,50 1,59 1,46 1,63 1,42 1,67 1,38 1,72 1,34 1,77
55 1,53 1,60 1,49 1,64 1,45 1,68 1,41 1,72 1,38 1,77
60 1,55 1,62 1,51 1,65 1,48 1,69 1,44 1,73 1,41 1,77
65 1,57 1,63 1,54 4,66 1,50 1,70 1,47 1,73 1,44 1,77
70 1,58 1,64 1,55 1,67 1,52 1,70 1,49 1,74 1,46 1,77
75 1,60 1,65 1,57 1,68 1,54 1,71 1,51 1,74 1,49 1,77
80 1,61 1,66 1,59 1,69 1,56 1,72 1,53 1,74 1,51 1,77
85 1,62 1,67 1,60 1,70 1,57 1,72 1,55 1,75 1,52 1,77
90 1,63 1,68 1,61 1,70 1,59 1,73 1,57 1,75 1,54 1,78
95 1,64 1,69 1,62 1,71 1,60 1,73 1,58 1,75 1,56 1,78
100 1,65 1,69 1,63 1,72 1,61 1,74 1,59 1,76 1,57 1,78
Sumb4er : Myers (1990) dalam Nachrowi D. Nachrowi dan Hardius Usman, hal 358.
LAMPIRAN 11
TABEL DISTRIBUSI F Pada = 5%
df untuk df untuk pembilang N1
penyebut
N2 1 2 3 4 5 41 4.08 3.23 2.83 2.60 2.44
1 161 199 216 225 230 42 4.07 3.22 2.83 2.59 2.44
2 18.51 19.00 19.16 19.25 19.30 43 4.07 3.21 2.82 2.59 2.43
3 10.13 9.55 9.28 9.12 9.01 44 4.06 3.21 2.82 2.58 2.43
4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 45 4.06 3.20 2.81 2.58 2.42
5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42
6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41
7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41
8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40
9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40
10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40
11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39
12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39
13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39
14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38
15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38
16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38
17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37
18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37
19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37
20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37
21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36
22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36
23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36
24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36
25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35
26 4.23 3.37 2.98 2.74 2.59 67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35
27 4.21 3.35 2.96 2.73 2.57 68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35
28 4.20 3.34 2.95 2.71 2.56 69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35
29 4.18 3.33 2.93 2.70 2.55 70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35
30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34
31 4.16 3.30 2.91 2.68 2.52 72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34
32 4.15 3.29 2.90 2.67 2.51 73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34
33 4.14 3.28 2.89 2.66 2.50 74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34
34 4.13 3.28 2.88 2.65 2.49 75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34
35 4.12 3.27 2.87 2.64 2.49 76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33
36 4.11 3.26 2.87 2.63 2.48 77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33
37 4.11 3.25 2.86 2.63 2.47 78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33
38 4.10 3.24 2.85 2.62 2.46 79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33
39 4.09 3.24 2.85 2.61 2.46 80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33
40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45

Sumber : Singgih Santoso, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, 2000, hal. 428-430.

Keterangan :
df 1 2, (jumlah variabel bebas)
df 2 42 (n-2-1= 45-2-1)
LAMPIRAN 12
TABEL DISTRIBUSI NILAI T
Sig 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
Sumber : Singgih Santoso, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, 2000, hal. 420.

Keterangan:
Df = n-2 (45-2) = 43;  = 0,05 diperoleh t tabel = 2,0167
LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP

Desi Tri Utami dilahirkan


di Depok pada tanggal 12
Desember 1991 dari Ayah
Ngatiyo dan Ibu Sumarni.
Penulis anak ketiga dari tiga
bersaudara, beragama Islam,
sudah menikah dengan Wachid
Suhendra dan dikaruniai seorang
putra bernama Ibram Hazard
Khairendra. Alamat rumah di Jl
H. Saleh 2 No 51, Pangkalan Jati,
Cinere. Depok.
Penulis lulus dari Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2004 yang dilaksanakan di
SD Negeri Parung Bingung 01, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 9 Depok, lulus pada
tahun 2007. Tahun 2010 penulis lulus dari SMK Perhotelan Ekonomika Depok. Pendidikan
sarjana ditempuh di STIE Pariwisata Internasional di Jakarta Timur, Program Studi
Manajemen Perhotelan, lulus tahun 2014. Pada tahun 2016 penulis mengikuti pendidikan
di Sekolah Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen IMMI Jakarta, pada konsentrasi
Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengalaman kerja penulis diawali sebagai
karyawan hotel dari tahun 2010 sampai 2014 di Grand Cemara Hotel Jakarta, Ibis Hotel
Jakarta Mangga Dua, Oasis Amir Hotel Jakarta, Grand Whiz Hotel Kelapa Gading, Neo+
Awana Yogyakarta by Aston. Tahun 2015 hingga saat ini penulis masih bekerja sebagai
Guru, mengajar mata pelajaran produktif Akomodasi Perhotelan di SMK Ekonomika
Depok. Penulis sudah mengikuti beberapa pelatihan seperti pelatihan peningkatan kualitas
SDM dalam pengembangan bahan belajar berbasis multimedia dan web yang dilaksanakan
oleh PUSTEKKOM kementerian pendidikan dan kebudayaan tahun 2017, pada tahun 2016
penulis mengikuti pelatihan uji kompetensi Asesor melalui BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi), dan pada tahun 2017 penulis mengikuti pelatihan uji kompetensi Guru
melalui BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi)

Anda mungkin juga menyukai