OLEH
DESI TRI UTAMI
NIM : 332152350051
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
2018
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN SARANA
PEMBELAJARAN TERHADAP KINERJA GURU
DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
EKONOMIKA DEPOK
OLEH
DESI TRI UTAMI
NIM : 332152350051
TESIS
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
2018
SURAT PERNYATAAN
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk diketahui oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
ii
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
PERSETUJUAN TESIS
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen pada Program Pascasarjana, Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
Jakarta
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
iii
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
JAKARTA
Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Manajemen,dengan wibawa ketua, telah diuji dan dipertahankan, pada
hari/tanggal: Selasa, 03 April 2018
Tim
Komisi Penguji Tesis
Ketua
Sekolah Tinggi Manajemen IMMI
iv
ABSTRAK
Tesis ini ditulis oleh Desi Tri Utami, Maret 2018, dengan judul: “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran terhadap Kinerja Guru Di SMK
Ekonomika Depok”
v
ABSTRACT
This thesis written by Desi Tri Utami, in March 2018, with the title: " Influence
of Leadership Style and Learning Means to the performance of teachers in SMK
Ekonomika Depok”.
The purpose of this study was to determine the relationship and examine
the effect of independent variables Leadership Style and Learning Means to the
performance of teachers. The method used is descriptive quantitative study using
statistical correlation and multiple regression. Study using a sample of 45
teachers as respondents drawn randomly using Slovin formula. Hypothesis test
with a significance of F test and t test at the 0.05 significance level or
significance.
Research shows that two independent variables Leadership Style, and
Learning Means to the performance of teachers. Known, the magnitude of the
effect of the results of multiple regression anal learysis of the two independent
variables is 86.30% which is evidenced by the F test and t test can be stated that
the two independent variables and partially together (simultaneously) a very
significant effect on teacher performance.
The results of the research study, the findings are that the independent
variables Means Learning has a lower effect than independent variables
Leadership Style. It is therefore suggested the need for the increase and
improvement of learning means so that improve creativity of student and had a
great enthusiasm for learning.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga tesis
Karya ilmiah dalam bentuk tesis ini tidak mungkin dapat terselesaikan
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan
yang baik ini, dengan tulus disampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dr. Zulkifli Rangkuti, SE, MM, selaku ketua Sekolah Tinggi Manajemen
IMMI Jakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu dan
2. Bapak Zaharuddin, SE, MM, Ph.D selaku dosen Pembimbing I dan Bapak
bimbingan tesis, baik materi dan teknis penulisan serta saran untuk perbaikan
3. Komisi Penguji Tesis dan seluruh dosen serta staf program Magister
4. Ucapan terima kasih kepada seluruh guru SMK Ekonomika Depok yang
telah memberikan bantuan secara moril dan waktu untuk penulis dalam
vii
memperoleh data dan mengisi kuesioner untuk kepentingan analisis dan
5. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar, Suami dan anak tercinta yang
pernah dilupakan baik dalam keadaan suka atau gembira membawa keceriaan
Disadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena diharapkan
saran dan kritik atas segala kekurangan yang ditemui dalam tesis ini.
viii
DAFTAR ISI
JUDUL Halaman
SURAT PERNYATAAN......................................................................... ii
PERSETUJUAN TESIS.......................................................................... iii
PERSETUJUAN UJIAN TESIS ............................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 7
1.3 Batasan Masalah ............................................................. 8
1.4 Perumusan Masalah ........................................................ 9
1.5 Tujuan Penelitian ............................................................ 9
1.6 Kegunann Penelitian ....................................................... 10
ix
3.2 Deskripsi Data ................................................................ 43
3.2.1 Definisi Operasional Variabel................................. 43
3.2.2 Pengukuran Variabel............................................... 44
3.3 Teknik Analisis Data........................................................ 46
3.4 Pengujian Hipotesis......................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
xi
1.1 Kelulusan Siswa SMK Ekonomika Depok............................... 1
3.1 Waktu Pembuatan Penelitian..................................................... 41
3.2 Kisi – Kisi Instrumen dan Skala Pengukuran…………............ 45
3.3 Interval Koefisien dan Kadar Tingkat Korelasi........................ 49
5.1 Deskripsi Data Variabel Penelitian………………………….... 63
5.2 Hasil Pengujian Validitas.......................................................... 65
5.3 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian....................... 66
5.4 Hasil Uji Normalitas Data......................................................... 68
5.5 Pengujian Multikolinearitas..................................................... 70
5.6 Hasil Pengujian Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson........ 72
5.7 Koefisien Pearson Correlation Antara Variabel X Dan Y ...... 73
5.8 Nilai Koefisien Korelasi R dan R2............................................ 75
5.9 Analisis Varian dan Nilai f - Hitung.......................................... 75
5.10 Nilai Coefficient dan t - hitung.................................................. 77
5.11 Pengujian Nilai t - hitung.......................................................... 77
DAFTAR GAMBAR
xii
2.1 Kerangka pemikiran.................................................................. 39
4.1 Struktur organisasi SMK Ekonomika Depok............................ 59
5.1 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas......................................... 71
5.2 Kurva Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis.................. 78
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
tumbuh dan berkembang sebagai salah satu institusi Sekolah Menengah Kejuruan
upaya mendasar guna memperbesar cadangan ilmu pengetahuan. Kinerja guru dapat
tersebut, di SMK Ekonomika Depok pencapaian kelulusan siswa dapat dilihat dari
Tabel 1.1.
Kelulusan siswa SMK Ekonomika Depok
1
2
Dengan kata lain, alumni SMK Ekonomika Depok diharapkan bisa menjadi
lulusan yang berbudi luhur, beriman dan berjiwa Pancasila. Seperti diketahui,
meningkatkan kinerja seorang guru, karena jika dalam suatu kelas jumlah siswa
materi yang kurang optimal. Dalam hal ini jumlah guru di SMK Ekonomika
sangat terbatas khususnya guru mata pelajaran produktif, sehingga dalam satu
kelas terdapat siswa yang tidak sedikit itu dikarenakan terbatasnya guru di SMK
masyarakat yang haus akan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin kompetitif.
aktivitas utama dimana tujuan organisasi dapat dicapai. Kepala Sekolah SMK
Ekonomika termasuk pemimpin yang cukup baik dalam organisasi tetapi kurang
optimal dalam mengatasi masalah karena suatu faktor yang terpenting dalam
tidaknya proses pendidikan sangat tergantung pada kreativitas dan inovasi yang
dimiliki guru. Dalam meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi
oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi
Guru pada prinsipnya memiliki potensi yang cukup tinggi untuk berkreasi
wajar dan lancar disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang
muncul dalam pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru.
mencerminkan keadaan guru yang tidak sesuai dengan harapan seperti adanya
guru yang tidak bisa hadir tepat waktu sesuai dengan jam mengajar dikarenakan
jarak tempuh yang cukup jauh dari jarak rumah ke sekolah atau adanya guru yang
4
bekerja sambilan baik yang sesuai dengan profesinya maupun diluar profesi
kegiatan utamanya sebagai guru di sekolah. Hal ini dikarenakan gaji guru yang
gaji pokok, profesi guru juga diberikan insentive untuk menambah semangat
mengajar dan memotivasi para guru supaya lebih meningkatkan kinerja dalam
bukan lagi menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru melainkan dapat
diubah faktor yang mampu meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah
yang lebih baik, sebab kinerja sebagai suatu sikap dan perilaku dapat meningkat
dari waktu ke waktu. Untuk itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
dipandang perlu untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat
memberikan gambaran yang jelas, faktor yang lebih berperan yang mempengaruhi
kinerja guru. Selain itu, sarana pembelajaran juga berperan penting dalam hal ini
karena tanpa adanya sarana, guru tidak dapat mengajar secara optimal. Sarana
proses pembelajaran dan pengajaran dan sifatnya langsung, misalnya papan tulis,
Secara garis besar fasilitas atau sarana dapat dibedakan menjadi fasilitas
fisik dan fasilitas uang/non fisik. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa
benda atau yang dapat dibedakan, yang mempunyai peranan dalam memudahkan
dan mempelancar suatu kegiatan. Fasilitas fisik juga sering disebut fasilitas
sebagainya. Fasilitas pendidikan yang termasuk fasilitas fisik antara lain ruang
non fisik misalnya uang, waktu, kepercayaan dan sebagainya. SMK Ekonomika
memiliki peserta didik yang cukup banyak tetapi dengan fasilitas yang sangat
minim contohnya; komputer, OHP, ruang laboratorium, hal ini dapat mempersulit
tersebut dan dengan jumlah guru yang sedikit khususnya pada mata pelajaran
produktif seiring dengan bertambahnya peserta didik, guru tersebut menjadi tidak
faktor penentu kinerja suatu guru karena sebagai perekat dalam organisasi yang
zamannya. Oleh karena itu, organisasi harus dapat mengkaji faktor-faktor yang
dapat memicu motivasi kerja dan kepuasan kerja. Dalam hal ini budaya
dalam organisasi sebuah sekolah dapat menjadi kekuatan dan daya saing bahkan
untuk memajukan organisasi atau pada setiap jenjang sekolah yang ada di
lingkungan yayasan.
gambaran yang lebih jelas tentang nilai-nilai yang berpengaruh pada kemajuan
sekolah tersebut. Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan oleh organisasi di
SMK Ekonomika dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan dan guru agar
kepuasan kerja karyawan dan guru dapat terpenuhi secara optimal menjadi
penting adanya. Apabila kepuasan kerja sudah terpenuhi secara optimal, maka
komitmen kerja terhadap organisasi akan tertanam dengan baik dalam diri
karyawan dan guru. Jadi karena sudah terbentuknya komitmen maka karyawan
dan guru harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan bagi organisasinya
4. Gaji yang tidak sesuai dengan jumlah jam mengajar Guru, sehingga
5. Potensi yang dimiliki guru tidak selalu berkembang secara wajar dan lancar
disebabkan adanya pengaruh dari berbagai faktor baik yang muncul dalam
pribadi guru itu sendiri maupun yang terdapat diluar pribadi guru.
6. Jarak tempuh yang jauh sehingga guru tidak dapat hadir tepat waktu sesuai
8. Jumlah siswa yang cukup banyak melebihi fasilitas yang tersedia dapat
optimal
8
9. Jumlah guru yang sangat terbatas khususnya guru mata pelajaran produktif,
sehingga dalam satu kelas terdapat siswa yang tidak sedikit itu dikarenakan
10. Masyarakat yang kurang ikut andil dalam melakukan kerjasama dengan
dilapangan. Dalam hal ini, yang akan menjadi fokus dalam pembahasan penelitian
kinerja guru. Alasanya adalah bahwa kedua variabel ini diduga lebih dominan
menjadi penyebab masih belum maksimal pada kinerja guru di SMK Ekonomika.
Pemilihan variabel ini dimaksudkan juga bila hasil penelitian terbukti gaya
signifikan akan dapat dijadikan variabel solusi dalam pemecahan masalah dan
SMK Ekonomika berdasarkan pra studi dan wawancara dengan pimpinan, tenaga
pembelajaran yang tidak atau belum tersosialisasi dengan baik sehingga diduga
menyebabkan rendahnya kinerja guru. Berdasarkan hal ini dan batasan masalah
terhadap kinerja guru (Y), baik parsial maupun simultan di SMK Ekonomika
Depok?
dan menghasilkan informasi atas hasil olahan data penelitian tentang sebagai
berikut:
sarana pembelajaran terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun simultan
manajemen SDM, khusunya dalam rangka mencari bentuk program dan variabel
lingkungan SMK Ekonomika Depok. Secara teoritis dan praktis hasil penelitian
2. Sedangkan secara umum (manfaat praktis) hasil dari penelitian ini, sebagai
berikut;
BAB II
terhadap kualitas pekerjaan agar lebih efisien dan efektif untuk mencapai kinerja
guru dan mutu sekolah. Penerapan gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat
dalam mempengaruhi guru untuk baik. “Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah
strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang
bawahannya”.
Blanchard
13
setiap komponen sekolah (who is behind the school )”. Oleh karena itu, kepala
menjadi efektif, yaitu mampu mencapai tujuan organisasi tepat pada waktunya.
profesionalitas yang tinggi serta didukung adanya iklim organisasi sekolah yang
kepemimpinan.
dianugerahi kelebihan cirri yang tidak ada pada orang lain. Pudjosumedi
Hasil studi Bass dan Stogdill melakukan suatu studi awal meneliti watak tentang
watak individu yang melekat pada individu pemimpin, seperti kecerdasan,
kejujuran, kematangan, kecakapan berbicara, kesupelan bergaul, status sosial
ekonomi mereka dan lain-lain. Lebih lanjut, Stogdill menyatakan bahwa terdapat
enam kategori factor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut,
yaitu kapasitas, prestasi, tanggungjawab, partisipasi, status, dan situasi. Namun
dari banyak penelitian sejenis menunjukan adanya hubungan karakteristik watak
dan efektifitas kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat signifikansinya
sangat rendah.
Veithal Rivai dan Deddy Mulyadi (2009:7-8), dalam teori kepemimpinan ini
menyatakan, bahwa;
Sifat adalah karakteristik kejiwaan dan fisik yang dibawa sejak lahir dan
bahwa;
Dimensi karakteristik fisik antara lain keadaan jasmani, seseorang seperti jenis
kelamin, tinggi dan berat badan, bentuk tubuh, kecantikan, dan kegagahan,
kesehatan fisik, enerji, dan stamina. Dimensi karakteristik yang diperoleh dari
lingkungan adalah ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dimensi ilmu
kepemimpinan ada istilah darah biru yang mempengaruhi kapasitas sesorang
untuk menjadi pemimpin. Disamping itu, pemimpin sering berasal dari status
social tertentu, misalnya bangsawan, borjuis, dan golongan kaya.
pemimpin diperlukan sifat atau watak yang lebih dari bawahannya. Agar seluruh
perencanaan kegiatan dapat dilakukan dengan baik untuk mencapai tujuan. Hal
tersebut dapat tercapai apabila seorang pemimpin memiliki watak atau sifat
b. Kepemimpinan Situasional
yang efektif tergantung pada sejumlah faktor tertentu. Tidak ada kepemimpinan
yang efektif untuk semua situasi atau keadaan. Situasi atau keadaan yang
16
efektif.
Fred E. Fiedler (1967) dan Paul Hersey & Kenneth Blanchard (1969)
person should use with individuals or groups depend on the readiness level of
people the leader is attempting to influence” (tidak ada cara terbaik untuk
kekuasaan posisional pemimpin, dan (c) derajat struktur tugas. Jika ketiga faktor-
Kepemimpinan tidak dianggap baik atau buruk melainkan dikatakan efektif dalam
keduanya bekerjasama. Tanpa kesamaan akan terjadi konflik antara pemimpin dan
pengikut.
mempunyai sifat yang sama. Karena itu, penting bagi seorang pemimpin untuk
yang membedakan pengikut efektif dan pengikut tidak efektif adalah sebagai
berikut:
d. Kepemimpinan Transformasional
e. Kepemimpinan Strategis
berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut baik
kegagalan yang harus dihadapinya. Dalam hal ini kepemimpinan tersebut, maka
yang kuat dan memiliki keterampilan dan pengetahuan akan dapat membantu
saat ini ke masa depan (link to present to future), (2) visi menggerakkan energy
dan komitmen, (3) visi membangun standar keunggulan dan kualitas, (4) visi
mempunyai daya tarik yang luas dan mendalam, (5) visi berhubungan dengan
20
perubahan, (6) visi mendorong keyakinan dan harapan, (7) visi menggambarkan
menyatakan bahwa;
berikut:
Ada empat macam pemimpin jika dilihat dari hubungan antara visi yang
dimilikinya dengan tindakan atau aksi yang dilakukannya. Pemimpin yang
memiliki visi yang tinggi tetapi tidal diimplementasikan dalam tindakanya
hanyalah pemimpin yang suka bermimpi (pemimpi). Pemimpin yang tidak
memiliki visi ke depan dan tidak banyak melakukan tindakan strategis dikatakan
sebagai pemimpin yang tidak terlibat. Pemimpin yang banyak melakukan
tindakan strategis, tetapi tidak memiliki visi yang jelas sering dikatakan sebagai
pemimpin pekerja yang hanya mampu mengerjakan hal-hal rutin. Selanjutnya,
pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang memiliki visi ke depan, serta
dibarengi dengan tindakan strategis yang tinggi pula, maka akan menghasilkan
pemimpin visioner dan efektif. Pemimpin jenis ini memiliki ambisi, impian dan
cita-cita yang tinggi untuk dicapai oleh organisasi. Pemimpin jenis ini ingin
mengembangkan organisasi menuju tujuan yang tertinggi (mulia), bukan hanya
terpaku mengurus hal-hal yang tidak bermakna dan bersifat rutinitas. Untuk itu,
pemimpin yang unggul harus memiliki visi yang tinggi dan diwjudkan dalam
tindakan strategis yang berkelanjutan.
maka perubahan tersebut perlu diantisipasi, oleh seorang pemimpin yang memiliki
kebiasan, temperamen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik khas, sehingga
tingkah laku dan gayanya lah yang membedakan dirinya dari orang lain. Gaya
atau style hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
demokratis.
pendayagunaan sumber daya manusia. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai
teknik untuk dapat memelihara prestasi dan kepuasan kerja guru antara lain
mereka sesuai dengan aturan dan pengarahan. Oleh sebab itu, salah satu tugas
kepala sekolah adalah untuk bisa menciptakan guru profesional agar bisa bekerja
sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Lebih jauh kepala sekolah sebagai
guru itu sendiri, oleh karena itu, hasil penilaian kinerja para guru sangat penting
Secara tidak langsung sarana dan prasarana yang ada di sekolah menjadi
sekolah ambruk akibat gempa bumi, maka kegiatan belajar mengajar akan
mengalami kendala. Kualitas sekolah juga dapat dilihat dari lengkapnya sarana
membuat siswa mahir dalam mengetik, sedangkan sekolah yang belum memiliki
fasilitas itu, mereka memiliki kemampuan yang kurang bahkan ada juga yang
sama sekali tidak pernah mengenal komputer. Itu berarti sarana mempengaruhi
kualitas siswa, dalam hal ini baik proses maupun hasil belajarnya.
Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai
alat penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna
maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang
menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring
proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang bergerak maupun barang tidak
24
pembelajaran dalam ranah yang kompleks dan tidak terstruktur. Teori fleksibilitas
Selain itu, teori ini juga menekankan pentingnya pengetahuan yang dibangun dan
baik. Teori ini berakar pada teori konstruktivisme dan berkaitan dengan teori
internal sangat penting bagi setiap jenis pembelajaran. Teori ini telah diterapkan
“pembelajaran yang terjadi merupakan fungsi dari berbagai kegiatan, konteks, dan
bersituasi dimana peserta didik atau pelajar terlibat dalam komunitas praktek yang
25
merupakan perwujudan dari keyakinan dan perilaku tertentu yang akan diakuisisi.
Sarana pembelajaran adalah seluruh perangkat alat, bahan, dan perabot yang
secara langsung digunakan dalam proses pendidikan. Meja dan kursi anak, papan
Pendidikan dan Kebudayaan, adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar, baik yang bergerak, maupun tidak bergerak, agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.
proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal
ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai
prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam pendidikan.
Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa administrasi sarana dan
prasarana pendidikan itu adalah semua komponen yang sacara langsung maupun
26
dari sistem sosial bangsa yang bertujuan untuk mencetak manusia susila yang
mandiri. Agar tujuan tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang
kuat, baik secara infrastruktur maupun suprastruktur. Kurikulum ini nantinya yang
memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan
tulis dan peragaan sesuai dengan sarana prasarana yang telah disiapkan guru.
27
proses belajar mengajar. Yamin dan Maidah (2010: 67), menyebutkan bahwa
mengajar: (1) perpustakaan, (2) sarana penunjang kegiatan kurikulum, dan (3)
peserta didik, guru dan sekolah akan terkait secara langsung. Peserta didik akan
akan lebih variatif, menarik dan bermakna baik bagi guru maupun bagi para
menyediakan, sekolah juga menjaga dan memelihara sarana prasarana yang telah
dimiliki.
28
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
dengan Standar Sarana dan Prasarana, yaitu: (1) Peraturan Menteri Pendidikan
menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam pergaulan nasional maupun
didik, dengan tujuan agar dapat: (1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa; (2) belajar untuk memahami dan menghayati; (3) belajar
untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (4) belajar untuk hidup
bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai tersebut harus
prasarana. Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal,
jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah
dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah;
dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah.
pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi
administrasi sarana dan prasarana, selain memberi makna penting terciptanya dan
tugas-tugas murid yang diberikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan
optimal.
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan
habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses
memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi
31
daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
Ada beberapa definisi atau batasan mengenai kinerja atau job performance,
“menurut Maier yang dikutip oleh As’ad (2001: 47), menyatakan, Job
Dikemukakani oleh Mangkunegara (2005: 67) bahwa; istilah kinerja berasal dan
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
32
sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
Russel dalam Sedarmayanti (2003:147), yaitu; “hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan aturan yang berlaku serta
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu”. Sedangkan Barnawi dan
serta adanya faktor situasi yang mempengaruhinya. Dari rumusan konsep tersebut
dengan kinerja yang demikian, maka akan dapat diketahui seberapa jauh
33
berbagai faktor, hal yang sama juga berlaku bagi pencapaian kinerja guru.
terdiri atas faktor intrinsik guru (personal/individual) atau SDM dan ekstrinsik,
Atas dasar uraian tersebut, maka keberhasilan dan kegagalan seorang guru
yang ada. Apabila kondisi kedua faktor tersebut dapat dibangun dengan baik,
maka diharapkan kinerja yang dihasilkan akan baik pula. Namun, sebaliknya
bahwa; istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
34
evaluation, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan
guru tidak akan terlepaskan dari kegiatan penilaian. Menurut Sinambela, dkk.,
Terdapat 4 (empat) elemen dalam melakukan penilaian, yaitu: (1) hasil kerja
yang dicapai secara individual atau secara institusi; (2) dalam melaksanakan
tugas, individu/institusi tersebut diberi kewenangan dan tanggung jawab; (3)
pekerjaan harus dilakukan secara legal atau mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan; (4) pekerjaan tersebut tidak bertentangan dengan moral dan etika
yang berlaku umum.
Menurut Srimulyo (1999:39), menyatakan ada tiga perangkat variabel yang
(1) Variabel individual yaitu; (a). kemampuan dan keterampilan; mental dan fisik,
(b) latar belakang keluarga: keluarga, tingkat sosial, penggajian, (c). demografi
umur; umur, asal usul, jenis kelamin. (2) Variabel organisasional, yaitu; (a)
sumber daya, (b) kepemimpinan, (c) imbalan, (d) struktur, (e) desain pekerjaan.
(3) Variabel psikologis, yaitu; (a) persepsi, (b) sikap, (c) kepribadian, (d) belajar,
dan (e) motivasi.
Menurut Parker dan Usman (2008:4) yang dikutip oleh Yamin dan Maidah
atribut-atribut, karakteristik dan mutu SDM yang dipandang sebagai faktor utama
kinerja.
Dengan menggunakan tolak ukur kinerja, akan ada tingkat pencapaian hasil,
dan akan diketahui seberapa jauh apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
dapat dilaksanakan secara aktual dan maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan
35
organisasi dalam kurun waktu tertentu, juga dapat dijadikan masukan bagi
adalah berkaitan dengan mutu kerja yang dihasilkan, sedangkan kuantitas adalah
jumlah hasil kerja yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, dan ketepatan
waktu yang telah direncanakan. Kinerja juga diartikan sebagai hasil kerja seorang
pekerja yang dalam hal ini juga melaksanakan proses manajemen organisasi secara
maka dalam penelitian ini kinerja diartikan suatu keberhasilan guru dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu, dan
terhadap Kinerja guru di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur pada Sarana
ialah kuantitatif, diperoleh hasil bahwa; (a) menentukan Chi Kuadrat (X²) hitung
dari output didapat nilai X² hitung (Pearson Chi Square) adalah 1.959. (b).
menentukan Chi Kuadrat Tabel, Chi kuadrat Tabel dap at dilihat pada tabel
kuadrat tabel adalah 9.488. (c). kesimpulan Chi Kuadrat Hitung < Chi Kuadrat
Tabel (1.959 < 9.488) dan signifikannya > 0.05 (0.743 > 0.05), maka Ho diterima,
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan sarana pada
Timur untuk meningkatkan kinerja guru. Rekomendasi dari penelitian ini yaitu
Tenggara Timur.
Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru
SMA Negeri di Kabupaten Pati”. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan 100
responden dari guru SMAN di Kabupaten Pati. Metode analisis yang digunakan
37
ialah kuantitatif, dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata perolehan
skor kompetensi guru sebesar 3,87; rata-rata perolehan skor kepemimpinan kepala
sekolah sebesar 3,51; rata-rata perolehan skor motivasi kerja sebesar 3,47; rata-
rata perolehan skor kinerja guru sebesar 3,76 semuanya termasuk kategori baik.
Hasil uji prasyarat dari data penelitian diperoleh data berdistribusi normal,
homogen, linier dan tidak terjadi multikolinieritas. Dari uji hipotesis ditemukan
dan motivasi kerja terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Pati.
Rekomendasi dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kinerja guru, dapat
teknik analisis regresi ganda, dan menggunakan metode analisis kuantitatif dapat
bebas yang diketahui dari hasil uji F dimana F hitung 97,813 lebih besar dari F
tabel 3,183. Besarnya pengaruh terlihat dari nilai koefisien R Square 0,877
terhadap variabel Y dan sisanya 12,30% merupakan pengaruhi dari faktor lain
pemberdayaan dan lain-lain. Rekomendasi dari penilitian ini yaitu Pimpinan dan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru tersebut. Beberapa faktor
tersebut antara lain; gaya kepemimpinan dan sarana pembelajaran yang ada di
maupun organisasi tempat bekerja seringkali menjadi isu yang sangat penting.
kepemimpinan sebagai salah satu persyaratan untuk memegang jabatan atau posisi
siswa.
Kepemimpinan yang baik yang ada di sekolah dan ditunjang oleh sarana
terhadap kinerja guru (Y) dalam penelitian ini, dianalisis dengan model regresi
Gambar 2.1.
Kerangka Pemikiran
Gaya
Kepemimp
inan (X1) Y (X1)
Kinerja
guru (Y)
Y (X2)
Sarana
Pembelaja
ran (X2)
Y (X1;X2)
hipotesis adalah “ jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis”.
asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu
sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan
Ekonomika Depok
41
BAB III
METODE PENELITIAN
dan kinerja guru SMK Ekonomika yang beralamat di Jalan Raya Grogol No 02
Depok, merupakan sekolah kejuruan dengan jumlah siswa dari kelas X, XI dan
XII sebanyak 360 siswa. Pemilihan subjek penelitian ini dengan pertimbangan
bahwa peneliti mengajar di sekolah tersebut dan lebih mewakili serta merasakan
selama tiga bulan mulai dari bulan Desember 2017 sampai dengan bulan Maret
Tabel 3.1
Waktu Pembuatan Penelitian
Bulan
No Deskripsi
Desember Januari Februari Maret
1 Bab I
2 Bab II
3 Bab III
4 Bab IV
5 Bab V
6 Bab VI
sampel harus cermat agar dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat.
42
Secara umum terdapat dua metode pengambilan sampel, yaitu: (1) sampel
berbasis pada probabilitas (pemilihan secara random) dan (2) sampel secara
nonprobabilitas (pemilihan non random). Sampel dalam penelitian ini adalah guru
penentuan urutan nomor sampel dengan cara sederhana (simple random), yaitu
menggunakan model undian (arisan). Terlebih dahulu dibuatkan nomor urut dari 1
sampai dengan 45, kemudian dilakukan pengundian, nomor yang keluar pertama
dinyatakan sebagai urutan nomor sampel pertama, dan seterusnya sampai dengan
kuesioner langsung kepada responden dengan jumlah yang telah ditentukan; (2)
menurut skala Likert dengan model kuesioner tertutup; dan (3) Kuesioner yang
guru dengan menggunakan skala Likert (1932), dengan 5 (lima). Untuk ketiga
dioperasionalkan, dalam hal ini variabel dalam penelitian ini adalah Gaya
kepemimpinan (X1), Sarana pembelajaran (X2), dan Kinerja guru (Y), variabel-
3. Kinerja guru adalah penilaian hasil kerja guru dalam melaksanakan proses
berkaitan dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai guru. Variabel ini
dinotasikan dengan Y.
Data primer diperoleh dari responden sesuai jumlah sampel yang telah
pembelajaran sebagai variabel bebas dan Kinerja guru sebagai variabel terikat
tersebut.
Tabel 3.2.
Kisi-kisi Instrumen dan Skala Pengukuran
Skala
Variabel Indikator Nomor
Pengukuran
Memiliki watak dan 1, 2 Skala Pengukuran:
kepribadian yang terpuji 1. Sangat
tidak setuju
Memahami dalam hasrat 3,4, 5 (STS),
melayani bawahan atau guru 2. Tidak
Memiliki prakarsa yang tinggi, 6,7 setuju (TS)
Gaya 3. setuju (S)
Kemampuan sadar dan paham 8,9
Kepemimpinan 4. sangat
pada kondisi lingkungan,
menurut Siswanto setuju (SS),
Kemampuan intelegensi yang 10,11 5. sangat
(2006:156)
tinggi setuju sekali
Kemampuan dalam 12,13 baik (SSS).
berorientasi ke depan
Memiliki sikap terbuka dan 14,15
lugas,
Pemanfaatan perpustakaan 1,2,3,
Sarana yang dimiliki 4,5
pembelajaran Pemanfaatan sarana penunjang 6,7,8,
Menurut kegiatan kurikulum 9,10
Yamin dan Maidah Pemanfaatan prasarana dan 11,12,
(2010: 67) sarana kegiatan ekstrakurikuler 13,14
dan mulok ,15
Menguasai materi dan sumber 1,2 Skala Pengukuran:
pelajaran 1. Sangat tidak
baik (STB),
Menguasai dan 3,4 2. Tidak baik
mengembangkan metode (TB)
pembelajaran 3. cukup baik
Kinerja guru Kemampuan menerapkan 5,6,7 (CB),
4. baik (B),
Menurut Yamin pendekatan dan strategi
5. sangat baik
dan Maidah mengajar (SB).
(2010:133) Memanfaatkan sumber dan 8,9
media pembelajaran
Melakukan interaksi dan 10,11,
komunikasi 12
Melakukan penilaian proses 13,14
dan hasil belajar ,15
46
hitung > r-tabel maka instrumen dinyatakan reliabel, sebaliknya jika r-hitung < r-
linearitas data hasil pengamatan. Pengujian asumsi klasik, dalam penelitian ini,
antara lain :
47
1. Normalitas Data
bahwa: jika nilai p-value lebih besar dari 0,05 maka asumsi kenormalan data
a. Jika nilai K-S hitung atau D hitung lebih besar dari K-S tabel atau
b. Jika nilai K-S hitung lebih kecil dari nilai K-S tabel maka data
2. Multikolinearitas
hubungan linear yang sempurna atau pasti antara beberapa variabel atau semua
menyatakan bahwa : jika nilai VIF kurang dari 10, multikolinearitas tidak
terjadi multiko jika antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat
memiliki korelasi lebih besar 0,60 dan dikatakan tidak terjadi multiko jika
koefisien korelasi antara variabel bebas tersebut lebih kecil atau sama dengan
0,60. Dapat pula ditentukan dengan melihat angka tolerance dan variance
48
inflation factor (VIF), dengan ketentuan: (a) Nilai VIF disekitar angka 1,0; dan
3. Heteroskedastisitas
titik hasil pengolahan data ZPRED dan SPRED menyebar di bawah dan di atas
titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola tertentu/teratur;
4. Otokorelasi
berikut: (a) Jika 1,65 < DW< 2,35, maka kesimpulannya tidak ada otokorelasi;
(b) Jika 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35<DW<2,79, maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan apakah ada tidaknya otokorelasi; dan (c) Jika DW < 1,21 atau DW
Y = a + b1X1 + b2X2 +
49
guru), Y adalah nilai kinerja yang diestimasi, SSE (sum square estimated) jumlah
kuadrat estimasi, SST (sum square total) jumlah kuadrat total. Dijelaskan oleh
Sulaiman (2002:154), bahwa nilai R2 ini mempunyai range antara 0 (nol) sampai 1
atau 0 ≤ R2 ≤ 1. Semakin besar nilai R2 tersebut maka semakin baik hasil regresi,
digunakan pedoman (Sarjono dan Julianita, 2011: 90), pada Tabel 3.3 sebagai
berikut:
Tabel 3.3.
Interval Koefisien dan Kadar Tingkat Korelasi
agar dapat dilakukan dengan cepat dan akurat maka analisis dilakukan dengan
menunjukkan bahwa variansi data variabel dapat diterangkan secara linier oleh
hubungan linear. Nilai R2 juga dapat dikatakan sebagai nilai yang menggambarkan
variabel dependen.
51
Uji signifikan koefisien regresi (β) terhadap model regresi yang diperoleh
dilakukan dengan uji t, yaitu apakah nilai koefisien regresi yang diperoleh
Ho : β1 = 0; Ho : β2 = 0; dan Ho : β3 = 0;
Koefisien β Unstandardized
t-hitung =
Standar Error β Unstandardized
regresi individual dengan uji t, ketentuannya adalah: (1) Apabila nilai t-hitung lebih
besar dari nilai t-tabel (t-hitung > t-tabel), maka Ho ditolak, artinya antara variabel X
dengan Y terdapat korelasi yang signifikan; dan (2) Apabila nilai t -hitung lebih kecil
dari nilai t-tabel (t-hitung < t-tabel), maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara
hubungan.
52
Signifikansi (Sig.) atau nilai probabilitas (p value) dari hasil output SPSS 20.0,
dengan ketentuan, yaitu; apabila Angka Sig. > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh
atau tolak Ha (terima Ho). Sebaliknya apabila Angka Sig.< 0,05; berarti bahwa
kesesuaian garis regresi dengan data sampel, digunakan untuk menguji hipotesis
koefisien regresi antara kedua variabel bebas dengan kinerja guru, dengan langkah
pengujian yaitu:
Ho = β1 = β2 = β3 = 0; βi = 0 ; i = 1,2,3
Ha = β1= β2 = β3 ≠ 0; βi ≠ 0; i =1,2,3
R2 / k MS Regression
F-hitung = atau F-hitung =
(1 – R2) / (n – k – 1) MS Residual
sampel.
apabila F-hitung < F-tabel; yang berarti tidak terdapat pengaruh bersama-sama dari
kedua variabel bebas dengan variabel terikat; dan (2) Ho ditolak apabila F- hitung >
F-tabel yang berarti terdapat pengaruh bersama-sama dari kedua variabel bebas
BAB IV
Ekonomika Depok yang berada di bawah naungan Yayasan Gelora Haji Muhari
Al Ashari atau GHAMA yang didirikan sejak tahun 1999 dengan pendirian
52 orang dengan latar belakang pendidikan yang beragam pada tingkatan mulai
dari D3, S1, S2 bahkan S3. Dengan bermodal sumber daya manusia guru dan
masa mendatang SMK Ekonomika akan menjadi sekolah yang berkualitas dan
Saat ini kondisi jumlah siswa keseluruhan sebanyak 620 siswa, dengan
rician kelas X sebanyak 191 siswa, kelas XI sebanyak 159 siswa, dan kelas XII
sebanyak 270 siswa. SMK Ekonomika Depok terdiri dari 4 (empat) jurusan,
tujuan yang ingin dicapai oleh suatu jurusan yang terdapat di SMK Ekonomika,
karena itu, program ini disusun menyesuaikan dengan kompetensi dunia kerja
2005
Standar Isi
yang dihadapi dunia pendidikan semakin kompleks dan selalu berubah. Dunia
mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia isndustri sebagai tenaga kerja
4. menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang ulet, gigih, dan kompeten
dibidangnya
5. membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mampu
1. Tujuan Umum
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruan
57
dan disiplin
dan efesien
1. Visi
2. Misi
keahlian, serta memiliki budaya disiplin, budaya tertib, budaya bersih dan etos
kerja tinggi untuk menjadi manusia unggulan yang kreatif, inovatof, jujur,
Sumber daya manusia guru dan karyawan yang ada di SMK Ekonomika
Depok merupakan bagian penting dari organisasi yang terdiri dari tenaga pendidik
dan tenaga kependidikan yang jumlahnya sampai dengan saat ini adalah 45 orang.
ada beberapa guru yang sedang menyelesaikan S2 dan S3. Sedangkan tenaga
adanya struktur organisasi maka akan dapat diketahui tugas dan tanggung jawab
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi SMK Ekonomika Depok
Kepala
Sekolah
Waka
Waka Hubin Kesiswaan Waka Kurikulum Waka Sapras Waka TU
Bimbingan
Konseling
Kepala Kepala
Program Program Kepala Program Kepala Program
Keahlian Keahlian Adm Multimedia Keahlian Akom.
Akuntansi Perkantoran Perhotelan
Wali Kelas
Guru Mata
Pelajaran
1. Kepala Sekolah
dan Motivator.
pengadaannya.
61
-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar serta mengadakan
Akomodasi Perhotelan.
papan absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi
siswa, buku kegiatan pembelajaran / buku kelas, tata tertib siswa, pembuatan
umum, ujian akhir serta menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan.
63
BAB V
Tabel 5.1
Deskripsi Data Variabel Penelitian
Statistics
Gaya Sarana Kinerja
Statistics Kepemimpinan Pembelajaran guru
Mean 3,7967 3,8418 3,8504
Median 3,8000 3,8700 3,8700
Mode 3,80 3,87 3,93
Std. Deviation 0,54672 0,50472 0,52003
Variance 0,296 0,255 0,270
Range 2,40 2,13 2,07
Minimum 2,93 2,87 2,93
Maximum 5,00 5,00 5,00
Sum 169,08 172,88 173,27
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
(standar deviasi) adalah 0,54672 dengan nilai minimum = 2,93 dan nilai
(=5,00).
(standar deviasi) adalah 0,50472 dengan nilai minimum = 2,87 dan nilai
(=5,00).
rata-rata (mean) = 3.8504, nilai tengah (median) = 3,87 dan data yang
1. Uji Validitas
dalam penelitian, dinyatakan sahih atau valid dilakukan uji pada tabel 5.2
Tabel 5.2
Hasil Pengujian Validitas
66
Nilai r
Gaya Hasil
No Sarana Kinerja r. Pengujian
Kepemim Uji
pembelajaran Guru Tabel
pinan
1 0.819 0.697 0.758 0,401 r hitung > r table Valid
2 0.575 0.737 0.710 0,401 r hitung > r table Valid
3 0.682 0.730 0.742 0,401 r hitung > r table Valid
4 0.648 0.714 0.697 0,401 r hitung > r table Valid
5 0.693 0.786 0.788 0,401 r hitung > r table Valid
6 0.796 0.610 0.864 0,401 r hitung > r table Valid
7 0.781 0.736 0.802 0,401 r hitung > r table Valid
8 0.676 0.589 0.624 0,401 r hitung > r table Valid
9 0.780 0.728 0.797 0,401 r hitung > r table Valid
10 0.763 0.622 0.588 0,401 r hitung > r table Valid
11 0.781 0.777 0.753 0,401 r hitung > r table Valid
12 0.813 0.734 0.712 0,401 r hitung > r table Valid
13 0.745 0.796 0.762 0,401 r hitung > r table Valid
14 0.786 0.879 0.662 0,401 r hitung > r table Valid
15 0.712 0.692 0.608 0,401 r hitung > r table Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
(n-2 = 45-2) = 0,401 (Lampiran 8). Kriteria pengujiannya yaitu hasil keseluruhan
uji butir instrumen variabel tersebut dinyatakan valid karena nilai corrected item
total correlation (nilai r hitung) yang diperoleh lebih besar dari nilai r tabel
sebesar 0,401. Sebaliknya, jika hasil r-hitung lebih kecil dari r tabel maka butir
Pada Tabel 5.2, untuk uji validitas berdasarkan ketentuan pengujian yang
nilai r-hitung (yang dilihat dari angka CITC atau corrected item total correlation)
dimana nilai r-hitung (CITC) lebih besar dari nilai kritis r-tabel Product Moment =
67
0,401 (Lampiran 8). Dengan demikian, maka seluruh butir pertanyaan yang
2. Uji Reliabilitas
Tabel 5.3.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Nilai
Variabel
No r Alpha Pengujian Hasil
Penelitian r tabel
(hitung)
Gaya
1 0,963 0,401 r Alpha > r table Reliabel
Kepemimpinan
Sarana
2 0,947 0,401 r Alpha > r table Reliabel
Pembelajaran
3 Kinerja Guru 0,949 0,401 r Alpha > r table Reliabel
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
a) Gaya Kepemimpinan (X1) dengan hasil nilai r Alpha sebesar 0,963 > nilai r
reliabel
b) Sarana Pembelajaran (X2) dengan hasil nilai r Alpha sebesar 0,947 > nilai r
c) Kinerja Guru (Y) dengan hasil nilai r Alpha sebesar 0,949 > nilai r tabel 0,401
Pembelajaran dan Kinerja Guru) dapat dinyatakan valid dan reliabel, sehingga
yang digunakan dapat memenuhi syarat secara statistik. Dalam penelitian ini,
Tabel 5.4.
Hasil Uji Normalitas Data
N 45 45 45
69
besarnya nilai K-S tabel (Lampiran 9), dengan k riteria yaitu; (a) jika nilai KS
hitung > nilai K-S tabel, maka data dinyatakan berdistribusi normal, dan (b) jika
nilai K-S hitung < nilai K-S tabel maka data yang dinyatakan tidak berdistribusi
normal.
Hasil perhitungan pada Tabel 5.4 tersebut, nilai K-S tabel sebesar 0,202
(Lampiran 9), maka hasil uji normalitas untuk masing-masing variabel penelitian
0,406 > 0,202 maka dari kedua hasil pengujian tersebut hasilnya data
> 0,202, oleh karena itu data variabel ini dinyatakan berdistribusi normal.
3) Variabel terikat Kinerja Guru, diperoleh nilai dari K-S hitung yaitu 0,321 >
normal.
Berdasarkan kriteria pengujian dan hasil perhitungan di atas, maka
diketahui data yang diperoleh dari jawaban responden yang digunakan dalam
70
analisis regresi ini adalah data/sampel yang diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Hal ini diketahui, karena seluruh nilai K-S hitung dari ketiga
variabel yang dijadikan sampel (diteliti) memiliki nilai yang lebih besar dari nilai
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
antar variabel independent (bebas), jika terjadi korelasi antar variabel bebas yang
kuat maka telah terjadi problem multikolinearitas yang serius. Berdasarkan hasil
pengujian untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas pada data yang
digunakan regresi dan dapat dilihat dari hasil regresi ganda (Lampiran 7). Hasil
Tabel 5.5
Pengujian Multikolinearitas
Collinearity Statistic Keterangan
Variabel Partial
Tolerance VIF Hasil Uji
Gaya Kepemimpinan 0.563 0.253 3.947 Tidak ada multiko
Sarana Pembelajaran 0.532 0.253 3.947 Tidak ada multiko
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
dengan ketentuan, yaitu; (a) apabila memiliki nilai VIF (variance inflation factor)
disekitar angka 1; (b) Mempunyai angka Tolerance mendekati 1; dan (c) apabila
1. Variabel Gaya Kepemimpinan besarnya nilai VIF sebesar 3,947 dengan nilai
2. Variabel Sarana Pembelajaran besar nilai VIF sebesar 3,947 dengan nilai
Berdasarkan data hasil uji pada Tabel 5.5 dan ketentuan pengujian
tersebut, maka diketahui kedua variabel bebas yang dianalisis memiliki nilai VIF
masih dibawah angka 10, dan nilai Tolerance di bawah atau lebih kecil dari angka
1. Hal ini berarti, ketiga variabel bebas tidak terdapat gejala atau problem multiko.
3. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 5.1
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
72
Hasil analisis regresi ganda (Lampiran 7) pada Gambar 5.1, dimana sumbu
ditentukan dengan kriteria, yaitu; (a). Apabila ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk suatu pola tertentu agak teratur (misalnya bergelombang,
Apabila tidak ada pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan dibawah
Hasil uji pada Gambar 5.1, diketahui bahwa data yang berupa titik-titik
penyebarannya secara acak, atau titik tidak membentuk suatu pola tertentu yang
jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. dengan
regresi, sehingga model regersi layak dipakai untuk prediksi variabel terikat
(kinerja guru) berdasarkan kedua variabel bebas (gaya kepemimpinan dan sarana
4. Uji Autokorelasi
korelasi antar variabel bebas Gaya Kepemimpinan dan Sarana Pembelajaran yang
dianalisis. Pengujiannya dilakukan dengan uji Durbin-Watson, hasil uji pada Tabel
5.6.
73
Tabel 5.6
Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Data pada Tabel 5.6, diketahui besarnya nilai Durbin-Watson (DW) hitung
hasil analisis regresi ganda adalah sebesar 1,388. Sedangkan nilai d L (d-tabel)
pada α = 0,05 dengan sampel sebanyak 45 (n-k = 45-2=43) diketahui dL 1,39 dan
dv 1,60 (Lampiran 10), Diketahui dari hasil output pada tabel Model Summary
(lampiran 7) sehingga dL < dv < Dw hitung (1,39 < 1,60 < 1,388). Berdasarkan
ketentuan maka hasil dari pengujian tersebut menyatakan bahwa diantara variabel-
variabel yang di analisis tidak terjadi atau tidak adanya problem otokorelasi atau
menguji pemenuhan beberapa asumsi dalam analisis regresi ganda, sehingga dasar
bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi asumsi antara
lain: data berdistribusi normal, tidak ada multiko, serta tidak ada problem
diharapkan dari model analisis regresi dapat dipenuhi, sehingga analisis statistika
secara parsial terhadap Kinerja Kerja, hasilnya dapat dilihat pada matrik korelasi
Tabel 5.7
Koefisien Pearson Correlation antara variabel x dan y
Korelasi dengan
variabel Interprestasi Korelasi
Kinerja Guru
Kinerja Guru 1.000
Hasil perhitungan pada tabel 5.7 menunjukan besarnya korelasi dari kedua
dengan variabel terikat kinerja guru secara parsial dengan korelasi, dan diperoleh
kinerja guru yaitu sebesar 0,900. Angka koefisien ini berarti menunjukkan
hubungan yang sangat kuat dan signifikan (positif) antara variabel yang
lain. Dalam hal ini apabila variabel gaya kepemimpinan meningkat (lebih
kinerja guru yaitu sebesar 0,894. Angka koefisien ini berarti menunjukkan
hubungan yang sangat kuat dan signifikan (positif) antara variabel yang
75
lain. Dalam hal ini apabila variabel gaya kepemimpinan meningkat (lebih
pembelajaran.
dengan variabel terikat. Hasil perhitungan regresi untuk nilai koefisien korelasi
Tabel 5.8
Nilai koefisien korelasi R dan R2
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 0.929a 0.863 0.857 0.197
a. Predictors: (Constant), Sarana Pembelajaran, Gaya Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
Data pada Tabel 5.8 didapat koefisien korelasi ganda R sebesar 0,929.
Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel bebas X1 dan X2 secara bersama-
dan sisanya 13,70% pengaruh dari faktor lain yang tidak teramati dalam
penelitian ini.
Tabel 5.9
Analisis Varian dan Nilai F-Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 10.273 2 5.137 132.709 .000b
1 Residual 1.626 42 0.039
Total 11.899 44
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
b. Predictors: (Constant), Sarana Pembelajaran, Gaya Kepemimpinan
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
Dari Tabel 5.9, didapat hasil nilai F hitung sebesar 132,709 dengan
degree of freedom atau derajat bebas (df) regression sebesar 2 dan nilai df dari
residual sebesar 42, maka dapat diketahui besarnya F tabel pada tingkat
signifikasi 5% (α = 0,05 %) yaitu sebesar 3,22 (Lampiran 11) untuk sampel 45.
Dengan demikian nilai F hitung 132,709 > F tabel 3,22 sehingga dinyatakan
regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik untuk
dari nilai kinerja guru, atau dapat pula dinyatakan bahwa koefisien b dalam
persamaan regresi tersebut nilainya adalah tidak sama dengan 0 (nol) yang
pada SMK Ekonomika Depok. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 karena
0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan apabila kedua variabel tersebut dilakukan
program statistical package for the social science (SPSS) versi 20 for Windows
Tabel 5.10
Nilai Coefficient dan t-hitung
Coefficients(a
Dependent Variable: Kinerja Guru
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
78
dengan membandingkan nilai t table 2,0167 (Lampiran 12) untuk (df) 43 (n-2 =
Standardized
Unstandardized Coefficients t Sig.
Coefficients
Model
B Std. Error Beta
45-2) pada α = 0,05 diketahui besarnya nilai t-tabel dapat dilihat pada Tabel 5.11,
sebagai berikut:
Tabel 5.11.
Pangujian Nilai t-hitung Dengan t-tabel
Pembandingan Signifikansi
Variabel Bebas Nilai α = 0,05 (n-k-)
t-hitung t-tabel t-tabel = 2,0167
Gaya Kepemimpinan 4,420 2,0167 Signifikansi (α = 0,05)
Sarana Pembelajaran 4,074 2,0167 Signifikansi (α = 0,05)
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 20, 2018
dan X2 nilai t-hitungnya lebih besar dari nila t-tabel untuk pengujian dua sisi
(two tailed test) dengan hasil pembandingan tersebut bahwa faktor Gaya
secara berarti (signifikan) terhadap Kinerja Guru dimana nilai t-hitung lebih
besar dari nilai t-tabel. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, selanjutnya untuk
kedua nilai t-stat variabel bebas tersebut dapat digambarkan dalam kurva batas
Gambar 5.2
Kurva Batas Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Pada Level signifikansi (α) 0,05
79
-2,0167 0 +2,0167
tx2= 4,074
ditolak) karena nilai t-tabel untuk α = 2,0167 (Lampiran 12) sehingga secara
signifikan berpengaruh positif terhadap Kinerja guru. Hal ini juga menunjukan
bahwa kedua variabel bebas tersebut memiliki hubungan yang positif (searah),
artinya setiap perubahan yang terjadi oleh karena perlakuan peningkatan dari
Y = a + b1X1 + b2X2 +
dan penjelasannya, maka dapat diketahui bahwa kedua variabel bebas sangat
5.2. Pembahasan
81
Ekonomika Depok
hitung variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 4,420 sedangkan nilai t tabel sebesar
2,0167 maka 4,420 > 2,0167. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, dari penelitian ini terbukti bahwa secara signifikan
variabel Kinerja Guru. Dapat dinyatakan pula bahwa faktor Gaya Kepemimpinan
yang ada pada SMK Ekonomika Depok mempunyai pengaruh yang positif
terhadap Kinerja Guru, dengan kata lain apabila faktor Gaya Kepemimpinan
semakin baik dilakukan oleh pimpinan akan dapat meningkatkan Kinerja para
oleh kemampuan kepala sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah (who
is behind the school )”. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai
untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam hal ini juga sependapat
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SMA
82
Negeri di Kabupaten Pati”. Dari uji hipotesis ditemukan terdapat pengaruh positif
Ekonomika Depok
hitung yang diperoleh sebesar 4,074 sedangkan nilai t tabel sebesar 2,0167, maka
4,074 > 2,0167 dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, dari penelitian ini
yang positif terhadap variabel Kinerja Guru. Dapat dinyatakan bahwa Sarana
positif terhadap Kinerja Guru, dengan kata lain semakin baik atau semakin
lengkap Sarana Pembelajaran yang ada, maka akan semakin meningkatkan kinerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Menurut Yamin (2010: 67),
kurikulum, dan (3) prasarana dan sarana kegiatan ekstrakurikuler dan mulok.
Dalam hal ini Sarana pembelajaran harus dikembangkan agar dapat menunjang
kinerja guru dalam proses belajar mengajar, dan hasil penelitian ini senada dengan
hasil penelitian sebelumnya yaitu menurut Muhammad Yuri Gagarin, Saleh Pallu,
dan Baharuddin (2010), dengan judul Pengaruh Sarana dan Prasarana Sekolah
terhadap Kinerja guru di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur pada Sarana
83
Guru diketahui bahwa besarnya pengaruh keduanya tersebut diketahui dari nilai
variabel bebas terhadap kinerja guru sebesar 86,30%. Artinya, perubahan atau
peningkatan kedua variabel bebas. Hasil analisis ini juga dibuktikan dari hasil uji
hipotesis melalui uji F, dimana nilai F hitung sebesar 132,709 lebih besar dari nilai
F tabel 3,22. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut, dapatlah dinyatakan
Depok. Kinerja Guru dapat ditingkatkan melalui pengaruh dari kedua variabel
kenaikan maka secara linear Kinerja Guru akan meningkat pula. Dalam hal ini
dan situasional. Dalam hal tersebut maksud dari situasional ialah situasi yang
menunjang suatu kinerja guru. Dan penelitian ini juga senada dengan Penelitian
BAB VI
6.1. Kesimpulan
terhadap Kinerja Guru di SMK Ekonomika Depok, dengan teknik analisis regresi
ganda, diketahui bahwa kedua variabel bebas sangat berpengaruh, dari analisis
secara statistik dapat dibuktikan dengan hasil uji t, dimana nilai t hitung
ditolak dan Ha diterima, dari penelitian ini terbukti bahwa secara nyata
secara statistik dibuktikan dengan hasil uji t, dimana nilai t hitung variabel
Sarana Pembelajaran sebesar 4,074 > 2,0167. Hal tersebtu berarti Ho ditolak
dan Ha diterima, dari penelitian ini terbukti bahwa secara nyata variabel
semakin baik atau lengkap dan modern maka akan semakin baik pula
Kinerja Guru.
85
diketahui dari hasil uji F dimana F hitung 132,709 lebih besar dari F tabel
3,22 pada tingkat signifikan sebesar 0,000. Karena nilai Sig. 0,000 < 0,05,
Guru (Y). Besarnya pengaruh terlihat dari nilai koefisien R Square 0,863
baik dari pihak lembaga SMK Ekonomika Depok maupun dari pihak guru yang
diperlukan adanya usaha dan upaya dari pihak lembaga dan dari pihak pimpinan,
pada gaya kepemimpinan dan sarana pembelajaran yang dijalankan pada sekolah
86
Depok tetapi masih banyak faktor lingkungan interal maupun eksternal lain
yang menentukannya. Sehubungan dengan hal itu perlu diteliti lebih lanjut
belajar tersebut.
2. Aspek – aspek yang diteliti dalam penelitian ini dilakukan dengan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi akademis yaitu untuk
dijadikan referensi atau acuan bagi penelitian berikutnya, antara lain melalui
Arikunto. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elek Media
Komputindo, Kelompok Gramedia.
Fiedler Fred E, Paul Hersey dan kenneth blanchrad (1969), Leadership and
Effective Management. Glienview, Illionis: By Scot, Foresman and
Company.
Priyatno, Duwi. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan Spss. Yogyakarta:
Mediakom.
Rivai, Veithzal dan Deddy Mulyadi. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia
Untuk Perusahaan, dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sedarmayanti. (2003). Good Governance Jilid I dan II. Bandung: Mandar Maju.
Sunyoto. (2007). Analisis Regresi dan Korelasi Bivariat, Ringkasan dan Kasus.
Yogjakarta: Amara Books.
Yamin, dan Maidah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru Jakarta: Gaung Persada.
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
No Pernyataan SB B CB TB STB
Menunjukkan penguasaan materi
1
pembelajaran
Menunjukkan penguasaan pengembangan
2
materi pembelajaran
Menunjukkan penguasaan metode
3
pembelajaran
Menunjukkan kemampuan mengembangkan
4
berbagai metode dalam melaksanakan KBM
Dapat memberikan jawaban kepada siswa
5
dengan memuaskan
6 Menggunakan variasi metode pembelajaran
Metode yang digunakan sesuai dengan
7
tujuan pembelajaran
Menyampaikan materi dengan jelas dan
8
sesuai dengan hirarki belajar
Mengaitkan materi pelajaran dengan
9
pengetahuan lain yang relevan
Menggunakan sumber belajar yang relevan
10
dan variatif
Menggunakan media secara efektif dan
11
efisien
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon
12
siswa
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
13
proses pembelajaran
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
14
kompetensi (tujuan) pembelajaran
Melaksanakan tindak lanjut dengan
15 memberikan arahan dan kegiatan atau tugas
sebagai bagian remedial
LAMPIRAN 2A
N %
Valid 45 100.0
Cases Excludeda 0 0
Total 45 100.0
Item-Total Statistics
N %
Valid 45 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 45 100.0
Item-Total Statistics
N %
Valid 45 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 45 100.0
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.963 15
Item Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.947 15
Item Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.949 15
Item Statistics
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 45
LAMPIRAN 6
N 45 45 45
Mean 3.7967 3.8418 3.8504
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .54672 .50472 .52003
Absolute .133 .177 .142
Most Extreme Differences Positive .133 .177 .142
Negative -.109 -.145 -.070
Kolmogorov-Smirnov Z .891 1.187 .955
Asymp. Sig. (2-tailed) .406 .220 .321
Descriptive Statistics
Correlations
N Gaya Kepemimpinan 45 45 45
Sarana Pembelajaran 45 45 45
Model Summaryb
ANOVAa
Total 11.899 44
Gaya
.476 .108 .501 4.420 .000 .900 .563 .252 .253 3.947
1Kepemimpinan
Sarana
.476 .117 .462 4.074 .000 .894 .532 .232 .253 3.947
Pembelajaran
Collinearity Diagnosticsa
Sumber : Sidney Sigel, 1997 : Statistik Non Parametrik dalam Wijaya, 2001.
Statistika Non Parametrik (Aplikasi Program SPSS). Penerbit PT.
ALFABETA, Bandung. Halaman 146.
Keterangan:
Nilai KS Tabel = 1,36/√n
= 1,36/√45
= 1,36/6,70
= 0,202
LAMPIRAN 10
Sumber : Singgih Santoso, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, 2000, hal. 428-430.
Keterangan :
df 1 2, (jumlah variabel bebas)
df 2 42 (n-2-1= 45-2-1)
LAMPIRAN 12
TABEL DISTRIBUSI NILAI T
Sig 0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
1 1.00000 3.07768 6.31375 12.70620 31.82052 63.65674 318.30884
2 0.81650 1.88562 2.91999 4.30265 6.96456 9.92484 22.32712
3 0.76489 1.63774 2.35336 3.18245 4.54070 5.84091 10.21453
4 0.74070 1.53321 2.13185 2.77645 3.74695 4.60409 7.17318
5 0.72669 1.47588 2.01505 2.57058 3.36493 4.03214 5.89343
6 0.71756 1.43976 1.94318 2.44691 3.14267 3.70743 5.20763
7 0.71114 1.41492 1.89458 2.36462 2.99795 3.49948 4.78529
8 0.70639 1.39682 1.85955 2.30600 2.89646 3.35539 4.50079
9 0.70272 1.38303 1.83311 2.26216 2.82144 3.24984 4.29681
10 0.69981 1.37218 1.81246 2.22814 2.76377 3.16927 4.14370
11 0.69745 1.36343 1.79588 2.20099 2.71808 3.10581 4.02470
12 0.69548 1.35622 1.78229 2.17881 2.68100 3.05454 3.92963
13 0.69383 1.35017 1.77093 2.16037 2.65031 3.01228 3.85198
14 0.69242 1.34503 1.76131 2.14479 2.62449 2.97684 3.78739
15 0.69120 1.34061 1.75305 2.13145 2.60248 2.94671 3.73283
16 0.69013 1.33676 1.74588 2.11991 2.58349 2.92078 3.68615
17 0.68920 1.33338 1.73961 2.10982 2.56693 2.89823 3.64577
18 0.68836 1.33039 1.73406 2.10092 2.55238 2.87844 3.61048
19 0.68762 1.32773 1.72913 2.09302 2.53948 2.86093 3.57940
20 0.68695 1.32534 1.72472 2.08596 2.52798 2.84534 3.55181
21 0.68635 1.32319 1.72074 2.07961 2.51765 2.83136 3.52715
22 0.68581 1.32124 1.71714 2.07387 2.50832 2.81876 3.50499
23 0.68531 1.31946 1.71387 2.06866 2.49987 2.80734 3.48496
24 0.68485 1.31784 1.71088 2.06390 2.49216 2.79694 3.46678
25 0.68443 1.31635 1.70814 2.05954 2.48511 2.78744 3.45019
26 0.68404 1.31497 1.70562 2.05553 2.47863 2.77871 3.43500
27 0.68368 1.31370 1.70329 2.05183 2.47266 2.77068 3.42103
28 0.68335 1.31253 1.70113 2.04841 2.46714 2.76326 3.40816
29 0.68304 1.31143 1.69913 2.04523 2.46202 2.75639 3.39624
30 0.68276 1.31042 1.69726 2.04227 2.45726 2.75000 3.38518
31 0.68249 1.30946 1.69552 2.03951 2.45282 2.74404 3.37490
32 0.68223 1.30857 1.69389 2.03693 2.44868 2.73848 3.36531
33 0.68200 1.30774 1.69236 2.03452 2.44479 2.73328 3.35634
34 0.68177 1.30695 1.69092 2.03224 2.44115 2.72839 3.34793
35 0.68156 1.30621 1.68957 2.03011 2.43772 2.72381 3.34005
36 0.68137 1.30551 1.68830 2.02809 2.43449 2.71948 3.33262
37 0.68118 1.30485 1.68709 2.02619 2.43145 2.71541 3.32563
38 0.68100 1.30423 1.68595 2.02439 2.42857 2.71156 3.31903
39 0.68083 1.30364 1.68488 2.02269 2.42584 2.70791 3.31279
40 0.68067 1.30308 1.68385 2.02108 2.42326 2.70446 3.30688
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
Sumber : Singgih Santoso, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, 2000, hal. 420.
Keterangan:
Df = n-2 (45-2) = 43; = 0,05 diperoleh t tabel = 2,0167
LAMPIRAN 13
RIWAYAT HIDUP