Anda di halaman 1dari 122

HALAMAN SAMPUL DEPAN

PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, SELF ESTEEM


DAN SELF EFFICACY TERHADAP
KINERJA GURU
(Studi Pada Guru SMK Negeri 1 Karanggayam)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Yeni Widiyawati


N.I.M. : 165502809
Program Studi : Manajemen S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S-1)
KEBUMEN
2020
HALAMAN JUDUL

i
PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, SELF ESTEEM
DAN SELF EFFICACY TERHADAP
KINERJA GURU
(Studi Pada Guru SMK Negeri 1 Karanggayam)

SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Strata-1 di Progam Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) Putra Bangsa

Disusun Oleh :

Nama Mahasiswa : Yeni Widiyawati


N.I.M. : 165502809
Program Studi : Manajemen S1

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN (S-1)
KEBUMEN
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, SELF ESTEEM
DAN SELF EFFICACY TERHADAP
KINERJA GURU
(Studi Pada Guru SMK Negeri 1 Karanggayam)

Disusun oleh

Nama : Yeni Widiyawati


N.I.M : 165502809
Program Studi : Manajemen S1

Kebumen,10 Agustus 2020


Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing,

Parmin, S.E., M.M


0624128001

iii
HALAMAN BEBAS PLAGIARISME

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Apabila kemudian

hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, saya sanggup menerima

hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku.

Kebumen,10 Agustus 2020


Penulis,

Yeni Widiyawati
165502809

iv
HALAMAN MOTTO

“Gelarmu hanyalah selembar kertas, pendidikanmu akan terlihat dari sifat dan
tingkah lakumu”

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:


1. Alm. Kakek dan Alm.Nenek yang merawat dan menjagaku sedari kecil

2. Ibu dan Bapak yang selalu mendoakan dengan segala penantianya.

3. Adiku Fatian Akbar Faturahman yang kakak sayangi.

4. Jodohku yang saya tidak tahu siapa, kuseahkan semuanya kepada

Allah SWT.

5. Seluruh sahabat tercinta yang selalu menemani.

6. Alamater tercinta yang menjadi kebanggaan.

vi
ABSTRACT
This Sstudy was aimed to determine:(1)The effects of leader member
excahnge on teacher performance of SMK Negeri 1 Karanggayam, (2)The effects
of self esttem on teacher perfomance of SMK Negeri 1 Karanggayam, (3)The
effects of self efficacy on teacher performance of SMK Negeri 1 Karanggayam,
(4)The effects of leader member exchange, self esttem and self efficacy on teacher
performance of SMK Negeri 1 Karanggayam.
This research appliede quantitative approach. Population in this study
were 32 people of the SMK Negeri 1 Karanggayam with total sampling
technique.The data collection technique used was questionnaire. Test the validity
of the instrument used was Product Moment technique, while test the reliability of
the instrument used was Cronbach Alpha. The data analysis technique used was
multiple regression.
The resul of this study indicated that:(1)There was insignificant effect
relationship between leader member echange on teaher performance to a
significant degree 0,528 > 0,05.(2)There was a positive and significant
relationship between self esteem on teacher performance to a significant degree
0,003 > 0,05. (3) There was a positive and signfificant self efficacy on teacher
performance to a significant degree 0,035 > 0,05 (4)There was a leader member
excange, self esttem, self efficacy and performance colleectivity have a significant
effect 0,001 > 0,05 with a rate of change of 38% (ups and low) of teacher
performance in SMK Negeri 1 Karanggayam while the infuence of other variables
of these three variables amounted 61,2%.

Keywords: Leader Member Exchange, Self Esteem, Self Efficacy, Performace

vii
ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh leader member


excahange terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam, (2) Pengaruh self
esteem terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam, (3) Pengaruh self
efficacy terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam,(4) Pengaruh leader
member exchange, self esteem dan self efficacy terhadap kinerja guru SMK Negeri
1 Karanggayam.
Penelitian ini merupakan penelitian menggunkan pendekatan kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah guru SMK Negeri 1 Karanggayam berjumlah 32
orang dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Pegumpulan data
menggunakan kuesioner. Uji Validitas intrumen menggunakan Product Moment,
sedangkan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Analisis data
menggunakan analisis regresi berganda.
Pada taraf signifikansi 5%, hasil penelitian menemukan bahwa: (1) Leader
member exchange mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja
guru dengan tingkat signifikan 0,528 > 0,05. (2) Self esteem mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja guru dengan tingkat signifikan 0,003 > 0,05. (3)
Self efficacy mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru dengan
tingkat signifikan 0,035 > 0,05.; (4) Leader member exchange, self esteem dan self
efficacy secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan 0,001 > 0,05
dengan tingkat perubahan sebesar 38,8% terhadap (naik turunnya) kinera guru
SMK Negeri 1 Karanggayam, sedangkan pengaruh variabel-variabel lain ketiga
variabel terebut sebesar 61,2%.

Kata Kunci: Leader Member Exchange, Self Esteem, Self Efficacy, Kinerja

viii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,

hidayah, kasih sayang serta nikamat kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan lancar. Penulisan skirpsi dengan judul

“PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, SELF ESTEEM DAN SELF

EFFICACY TERHADAP KINERJA (Studi Pada Guru SMK Negeri 1

Karanggayam)” ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ekonomi (STIE) Putra Bangsa Kebumen.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, dukungan, dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan dan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Gunarso Wiwoho, S.E.,M.M. Rektor Sekolah Tinggi Imu Ekonomi

(STIE) Putra Bangsa Kebumen.

2. Bapak Parmin,S.E.,M.M. selaku dosen pemimbing skripsi yang telah

memberikan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

3. Bapak Irfan,S.E.,M.M. selaku dosen wali yang telah memberikan dukungan

disetiap kenaikan semester.

4. Bapak Sulis Riptiono S.E.M.M dan Bapak Hidayat Aji Pambudi S.Ag.M.a.

yang selalu memberikan canda tawa disetiap kali perkuliahan.

ix
5. Bapak Muhammad Baehaqi S.E.,M.M., Bapak Dr. Sigit Wiwabanto S.E.M.M

dan Ibu Siti Nur Azizah S.E.,M.M yang selalu memberi wejangan yang

berarti dan selalu ada kesan dan pesan disetiap perkuliahan berakhir, sudah

seperti orangtua mahasiswa dikampus selama ini.

6. Bapak Dwi Supajitno S.E.,M.Si.,Ak. yang mendukung dan memotivasi untuk

tidak berhenti belajar.

7. Tidak lupa kepada seluruh civitas akademika yang telah banyak membantu

penulis ketika beraktiiftas dan menuntut ilmu sebagai Mahasiswa.

8. Bapak Suyono selaku Kepala Sekolah yang telah memberikan izin dan

seluruh guru produtif SMK Negeri 1 Karaggayam yang telah memberikan

waktu untu mengisi angket sebagian jawaban atas pertanyaan dari kuesioner

yang telah diberikan.

9. Kedua orang tua tercinta penulis, Bapak dan Ibu yang selalu menyiapkan doa

untuk penulis dan memberikan dorongan serta semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan

kebahagiaan. Begitu pula adiku Fatian, yang memberi hiburan tersendiri

semoga Allah selalu memberikan kesahatan untuk kamu.Amin.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi perkebangan sumber daya manusia.

Kebumen,10 Agustus 2020


Penulis

Yeni Widiyawati

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ........................................................................... i


HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN .................................................................. iv
HALAMAN BEBAS PLAGIARISME ................................................................ v
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
ABTRAKSI ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3 Batasan Masalah ................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
1.5.1. Manfaat Teoritis ....................................................................... 9
1.5.2. Manfaat Praktis ......................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 11
2.1. Tinjuan Teori ................................................................................... 11
2.1.1. Kinerja Guru ............................................................................. 11
2.1.2. Leader Member Exchange ....................................................... 14
2.1.3 Self Eteem ................................................................................. 23
2.1.4 Self Efficacy .............................................................................. 29
2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 33
2.3. Kerangka Pikir ................................................................................. 47

xi
2.4. Hipotesis .......................................................................................... 47
BAB lll METODE PENELITIAN ........................................................................ 48
3.1. Objek dan Subjek Penelitian ............................................................ 48
3.1.1. Objek Penelitian ..................................................................... 48
3.1.2. Subjek Penelitian ................................................................... 48
3.2. Variabel Penelelitian ........................................................................ 48
3.3. Definisi Operasional Variabel.......................................................... 49
3.4. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data .......................................... 52
3.4.1. Data ........................................................................................ 52
3.4.2. Alat Pengumpulan Data ......................................................... 53
3.5. Populasi dan Sampel ........................................................................ 55
3.5.1. Populasi .................................................................................. 55
3.5.2. Sampel ................................................................................... 55
3.6. Teknik Analisis ................................................................................ 55
3.6.1. Analisis Deskriptif ................................................................. 55
3.6.2. Analisis Statistika .................................................................. 56
3.6.3. Analisis Kuantitatif ................................................................ 60
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................................ 66
6.1.Gambaran Umum ............................................................................. 66
4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Karanggayam ..................... 66
4.1.2 Visi, Misi SMK Negeri 1 Karanggayam.................................. 67
4.2. Analisis Deskriptif ........................................................................... 69
4.2.1. Karakteristik Responden dan Berdasarkan Jenis Kelamin .... 69
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ........................ 69
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasrkan Tingkat Pendidikan .... 70
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ............... 71
6.2.Analisis Statistik ............................................................................... 71
4.3.1. Uji Validitas ........................................................................... 71
4.3.2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 74
4.3.3. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 75
4.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda .......................................... 77

xii
4.3.5 Uji Hipotesis ........................................................................... 80
6.3.Pembahasan....................................................................................... 83
BAB V SIMPULAN ............................................................................................. 87
5.1. Simpulan .......................................................................................... 87
5.2. Keterbatatasan .................................................................................. 88
5.3. Implikasi .......................................................................................... 88
5.3.1. Implikasi Praktis .................................................................... 88
5.3.2 Implikasi Teoritis .................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1-1 Data Rombongan Belajar ................................................................................ 2
1- 2 Data Prestasi Sekolah SMK Negeri 1 Karanggayam..................................... 4
II-1 Tabel Penelitian terdahulu.............................................................................. 33
III-1 Indikator Leader Member Exchange ............................................................ 50
III-2 Indikator Self Esteem .................................................................................... 50
III- 3 Indikator Self Efficacy .................................................................................. 51
III-4 Indikator Kinerja ........................................................................................... 51
IV-1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................ 69
IV-2 Responden Berdasarkan Umur ..................................................................... 69
IV-3 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................... 70
IV-4 Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................................................ 71
IV-5 Rangkuman Uji Validitas VariabelLeader Member Exchange .................... 72
IV-6 Rangkuman Uji Validitas Variabel Self Esteem ........................................... 73
IV-7 Rangkuman Uji Validitas Variabel Self Efficacy ......................................... 73
IV-8 Rangkuman Uji Validitas Variabel Kinerja.................................................. 74
IV-9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ...................................................................... 75
IV-10 Uji Multikolinearitas................................................................................... 75
IV-13 Analisis Regresi Linear Berganda .............................................................. 78
IV-14 Rangkuman Uji T ....................................................................................... 80
IV-15 Ouput SPSS untuk uji F .............................................................................. 81
IV-16 Ouput Koefisien Determinasi ..................................................................... 82

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
II-1 Kerangka Pikir ............................................................................................... 46
IV-11 Uji Heteokedastisitas .................................................................................. 76
IV-12 Uji Normalitas ............................................................................................ 77

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pengantar Kuesioner
Lampiran 2 Kuesioner
Lampiran 3 Skor Jawaban Responden
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas dan Heterokedastisitas
Lampiran 6 Tabel R
Lampiran 7 Tabel T
Lampiran 8 Tabel F
Lampiran 9 Kartu Konsultasi Skripsi
Lampiran 10 Kartu Tanda Peserta Seminar Proposal Skripsi

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang bermutu menurut R. Mulyasa (2009:4) merupakan

syarat untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera

sebagaimana diketahui bahwa banyak negara yang tidak memiliki sumber

daya alam yang melimpah namun dapat mewujudukan kamakmuran dan

kesejahteraan rakyatnya. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari pendidikan

yang mereka miliki mempunyai kualitas yang baik, sehingga menghasilkan

sumber daya manusia berkualitas. Agar pendidikan dapat berkualitas salah

satu faktor yang harus dipenuhi adalah pada keberadaan guru, kepala sekolah

yang bermutu, yang profesional, sejahtera dan bermartabat. Sekolah adalah

organisasi yang komplek dan unik, terdiri dari beberapa manusia dalam rangka

mencapai visi dan misi, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi,

demi kemajuan organisasi tempat mereka bekerja.

Keberhasilan suatu organisasi ditandai oleh kinerja (job performance)

dari karyawan. Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh

seseorang dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Menurut Wirawan (2009:6), faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah faktor lingkungan internal organisasi, faktor eksternal

organisasi dan faktor internal karyawan. Setiap organisasi akan berusaha untuk

meningkatkan kinerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

1
2

Sekolah yang berada di desa Kebakalan, kecamatan Karanggayam,

Kabupaten Kebumen ini digagas pendirinya oleh tokoh masyarakat dari tokoh

pendidikan di daerah ini pada tahun 2006, dan dimulai dibangun pada tahun

2008 dengan dana APBN dalam Bentuk Bantuan Pembangunan USB (Unit

Sekolah baru) Direktorat Pembinaan SMK. Sebelum didirikan SMK Negeri 1

Karanggayam, sebagian besar tamatan SLTP yang berada di wilayah

Karanggayam timur-utara tidak melanjutkan pendidikan SLTA dikarenakan

kendala geografis, ekonomi dan sosial. Kebanyakan dari mereka lebih memilih

merantau ke kota-kota besar untuk mengadu nasib menjadi buruh kasar atau

pembantu rumah tangga. Dengan demikian, keberadaan SMK Negeri 1

Karanggayam adalah merupakan “Jembatan Emas” menuju kesuksesan masa

depan bagi masyarakat di daerah ini.

Saat ini SMK Negeri 1 Karanggayam memiliki 4 program studi yaitu:

Teknik Kendaran Ringan, Multimedia, Geologi Pertambangan dan Tata

Busana. SMK Negeri 1 Karanggayam saat ini menjadi tujuan belajar tingkat

menengah atas yang cukup diminati, pihak sekolah secara berkala membangun

dan merenofasi sekolah. Pada tahun 2017 SMK Negeri 1 Karanggayam

mendapat juara 1 sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten Kebumen. Hal ini

terlepas dari keberhasilan rancang Master Plan SMK Negeri 1 Karanggayam

yang merupakan Grand Design pembangunan/pengembangan infrastuktur

guna mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan hijau (Green and

Clean) Menurut Bapak Suyono selaku Kepala Sekolah mengatakan bahwa

kenaikan presentase siswa yang mendaftar di SMK Negeri 1 Karanggayam


3

tidak lain adalah hasil kerja sama antar Guru dalam menyusun Program

Strategis berikut ini adalah data rombongan belajar SMK Negeri 1

Karanggayam:

Tabel 1.1
Data Rombongan Belajar
Siswa SMK Negeri 1 Karanggayam
2019/2020 Ganjil

Rombe1 10 Rombel 11 Rombel 12


Uaraian L P Total L P Total L P Total
Jumlah 220 165 385 201 129 330 129 104 233
Sumber : Kemendikbud.go.id

Dari uraian diatas dapat disumpulkan bahwa terdapat jumlah siswa

kelas 12 sebesar 233 siswa, kelas 11 sebesar 330 siswa dan kelas 10 sebesar

385 siswa. Selain itu guru juga piaway dalam membuat pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kopentsi

(SK), kopetensi dasar (KD), indikator tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi

waktu, metode pembelajaran, selain itu kedisiplinan guru sudah sangat baik

data tersebut dapat dilihat dari situs yang diakses Berita Sekolah wesite resmi

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

Seiring berjalannya waktu kinerja guru semakin baik nampak terlihat

dari nilai UN siswa yang mengalami peningkatan dan output alumni yang

berhasil diterima dibeberapa perusahaan baik dalam negeri maupun luar

negeri. Perestasi yang tidak kalah membanggakan selanjutnya adalah datang

dari para siswa yang mampu menorehkan prestasi akademik/non akademik

sampai tingkat Nasional dipuncak tahun 2018. Hal ini bedampak pada kualitas

SDM yang mampu bersaing, menunjukan bahwa guru berperan penting dalam
4

proses belajar bagi para siswa dan hasil belajar siswa mencerinkan kualitas

kinerja guru yang baik dalam mendidik para siswanya. Berikut adalah tabel

prestasi akadmik/non-akademik siswa tahun 2017/2018:

Tabel 1. 2
Data Prestasi Sekolah SMK Negeri 1 Karanggayam
Tahun 2017 - 2019
No Tahun Prestasi
1 2019 Juara 1 ILM Ratih TV Kebumen
2 2019 Juara 3 Futsal Putri Tingkat Kabupaten Kebumen
3 2018 Juara 1 Saka Bhakti Husada Penyuluhan Kesehatan Tingkat
Kabupaten
4 2018 Juara 1 Pelajar Festival Filem Kawal Harta Negara Citizen
Journalism Tingkat Nasional
5 2018 Terbaik 1 UMP Short Filem Kawal Festival Kategori Penata
Suara Terbaik Tingkat Nasional
6 2018 Terbaik 1 UMP Short Filem Kawal Festival Kategori Editor
Terbaik Tingkat Nasional
7 2018 Terbaik 1 UMP Short Filem Kawal Festival Kategori Artistik
Terbaik Tingkat Nasional
8 2018 Juara Favorit Lomba Dokumenter dan ILM Jadi Ratih TV
Kebumen
9 2018 Juara 2 LKS Tata Busana Tingkat Kabupaten Kebumen
10 2017 Juara 1 Pencak Silat Kelas C Putra Tingkat Kabupaten
Kebumen
11 2017 Juara 1 LKS Multimedia Tingkat Kabupaten Kebumen
12 2017 Juara 1 Filem Dokumenter Pelajar Tingkat Kabupaten
Kebumen
Sumber : http://smkn1karanggayam.sch.id
Teori pertukaran pemimpin-anggota (leader member exchange)

menjelaskan proses pembuatan peran antara seorang pemimpin dengan

seorang bawahan (Yukl 2005:140). Suatu hal yang menarik untuk diteliti

pengaruh hungan kedekatan atasan dengan bawahan. Fenomena yang terdapat

di SMK Negeri 1 Karanggayam menunjukan bahwa perlakukan kepala

sekolah berbeda kepada masing-masing guru walaupun demikian pemimpin

dianggap mampu bersikap netral dan selalu ada guru yang dilindungi ketika
5

terlibat konflik ataupun perbedaan pendapat dalam organisasi. Selain itu

kinerja guru tidak terlepas dari reward bagi guru yang kompeten hal tersebut

menjadikan kedekatan guru dan kepala sekolah semakin akrab. Penelitian

yang dilakukanHanif Taqiuddin, Irsan Tricahyadinata dan Alexander

Sampelilling (2018) memberikan bukti empiris bahwa leader member

exchange berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005) Self esteem adalah suatu

keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan.

Fenomena yang terdapat di SMK Negeri 1 Karanggayam setiap guru

mempunyai kompetensi individu yang cukup baik, hal ini tercermin dengan

membuat RPP secara rutin, guru berupaya membantu membuat rencana

pembelajaran RPP, mengantikan tugas rekan guru yang tidak mengajar. Serta

guru rutin mengikuti Pembinaan Rohani (BinRoh) setiap bulan hal ini

tercermin dari kehadiran guru setiap pelaksanaan. Penelitian yang dilakukan

Penelitian Ajeng Tria Jayanti Wulandari dan Widiartanto (2019) memberikan

bukti empiris bahwa self esteem mempunyai hubungan yang signifikan

terhadap kinerja.

Baron dan Byrne (2004:11) mengemukakan bahwa self efficacy

merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau komptesinya untuk

melakukan tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu.

Fenomena di SMK Negri 1 Karanggayam upaya peningkatan kemampuan

guru dalam mengajar dilakukan pihak sekolah mengirimkan guru-guru

mengikuti diklat dibidangnya, untuk guru-guru kejuruan dikirimkan diklat


6

memalui pendidikan kejuruan dan untuk guru-guru umum melalui MGMP

(musyawarah guru mutu pembelajaran) dalam kegiatan tersebut diantaranya

yaitu membahas tentang materi pembelajaran dan langkah-langkah dalam

pembelajaran tersebut.Penelitian Stevani Sebayang dan Jafar Sembiring

(2017) memberikan bukti empiris bahwa self efficacy mempunyai hubungan

yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas, penulis bermaksud

untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Leader Member

Exchange,Self Esteem dan Self efficacy terhadap Kinerja Guru”

1.2 Rumusan Masalah

Judul penelitian tersebut dipilih dengan alasan bahwa kenaikan prestasi

siswa dan nilai UN siswa. Selain itu pemimpin dianggap mampu bersikap

netral dan selalu ada guru yang dilindungi ketika terlibat konflik ataupun

perbedaan pendapat dalam organisasi. Perilaku meyakini dirinya sendiri

penting tercermin dari guru yang membuat RPP secara rutin dan upaya

peningkatan kemampuan mengajar dilakukan pihak sekolah mengirimkan guru

untuk mengikuti diklat. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka rumusan peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh leader member exchange terhadap kinerja Guru

SMK Negeri 1 Karanggayam?

2. Bagaimana pengaruh self esteem terhadap kinerja Guru SMK Negeri 1

Karanggayam?
7

3. Bagaimana pengaruh self efficacy terhadap kinerja Guru SMK Negeri 1

Karanggayam?

4. Bagaimana pengaruh leader member exchange, self esteem dan self

efficacy terhadap kinerja Guru SMK Negeri 1 Karanggayam?

1.3 Batasan Masalah


1. Kinerja
Mangkunegara (2009:67) kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Indikator menurut (Jhon Miner dalam Sudarmanto, 2009:11):

1) Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan

2) Kuantitas, yatitu jumlah pekerjaan dalam bekerja

3) Penggunaan waktu dalam bekerja

4) Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja

2. Leader Member Exchange


Teori pertukaran pemimpin-anggota (leader member exchange)

menjelaskan proses pembuatan peran antara seorang pemimpin dengan

seorang bawahan (Yukl 2005:140). Liden dan Maslyn (1998) membagi

Leader Member Exchange menjadi empat dimensi, antara lain:Affect,

Contribution, Loyality, Proffesional Respect.

3. Self Esteem
Menurut Kritner dan Kinicki (2005) self esteem adalah suatu

keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan.


8

Copersmith (1967) menyebutkan empat aspek dalam self esteem individu,

asepek tersebut adalah : kekuatan, keberartian, kebajikan, kemampuan.

4. Self Efficacy
Baron dan Byrne (2004:11) mengemukakan bahwa self efficacy

merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau komptesinya

untuk melakukan tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu.

Variabel Self efficacy diukur dengan menggunakan indikator menurut

Pajares, 2002 sebagai berikut:

1) Keyakinan bahwa karyawan mampu dalam mencapai target kinerja

unit.

2) Keyakinan bahwa karyawan mampu menyelesaikan masalah dalam

pekerjaan.

3) Keyakinan bahwa karyawan mampu memperoleh kesuksesan.

4) Keyakinan bahwa karyawan mampu melaksanakan tugas dan tanggung

jawab secara efektif.

5) Keyakinan bahwa karyawan mampu menjadi teladan dan membawa

perubahan positif.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas yang telah dikaji, maka tujuan

yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh leader member exchange terhadap kinerja

Guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

2. Untuk mengatahui pengaruh self esteem terhadap kinerjaGuru SMK

Negeri 1 Karanggayam.
9

3. Untuk mengetahui pengaruh self efficacy terhadap kinerja guru SMK

Negeri 1 Karanggayam.

4. Untuk mengetahui pengaruh leader member exchange, self esteem dan self

efficacy terhadap kinerjaGuru SMK Negeri 1 Karanggayam.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang penulis lakukan diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi penulissendiri, pihak lembaga pendidikan, dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan dengan masalah ini, baik secara teoritis maupun praktis.

1.5.1 Manfaat teoritis

1. Penelitian ini diharapkan berguna bagi para akademis dalam

mengembangkan teori manajemen sumber daya manusia terhadap

kajian mengenai pengaruh leader member exchange, self esteem,

dan self efficacy dan kinerja guru.

2. Penilaian ini merupakan tambahan informasi bagi pembaca yang

berkepentingan dan dapat digunakan sebagai perbandingan dan

refrensi untuk penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi Kepala Sekolah, sebagai masukan bagi kepala sekolah

tentang pentingnya leder member exchange terhadap kinerja guru

di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Karanggayam

ditinjau dari fungsi leader kepala sekolah berupa karisma kepala

sekolah, intelektual kepala sekolah, idialisme kepala sekolah,

motivasi inspirasi kepala sekolah dan keperdulian terhadap


10

individu guru. Sedangkan bagi guru, sebagai masukan bagi guru

untuk lebih meningkatkan motivasi kerja yang akan berdampak

pada peningkatan kinerjanya dalam rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal dan mampu bekerja sama antar guru,

karyawan, komite sekolah, dan orang tua siswa untuk

pengembangan dan kemajuan sekolah.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori


2.1.1. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja berasal dari kata Job dan Performance atau

disebut juga Actual Performnce yang artinya prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Menurut

Mangkunegara (2009:67) kinerja (prestasi kerja) adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja karyawan menurut Muhammad Zainur (2010:41)

adalah sebagai keseluruhan proses bekerja dari individu yang

hasilnya dapat digunakan landasan untuk menentukan apakah

pekerjaan individu tersebut baik atau sebaliknya. Sedangkan

Wirawan (2009:3), menyatakan bahwa kinerja adalah keluaran

yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu

pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.

Menurut Suryadi (1999:2) kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

Kinerja guru adalah satu komponen penting dalam proses

11
12

pencapaian tujuan sekolah hal ini terlihat dari tugas dan

peran guru itu sendiri. Menurut Rusaman (2012:7) tugas dan

peran guru itu adalah “sebagai pengajar, pembimbing, pengatur

lingkungan, partisipan, ekpeditor, perencanaan, dan konselor”.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru

dapat dilihat dan di ukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria

kopetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan

kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegitan guru

dalam proses pembelajaran.

Keterkaitan lain menjelaskan dalam UU No.14 tahun

2005 Bab IV pasal (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan

bahwa standart prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalnya, guru berkewajiban merencanakan

pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil

pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam

kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

Pendapat lain diutarakan Soedijarto (1993) menyatakan

ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh

seorang guru. Kemampuan yang harus dikuasai, yaitu:

1. Merencanakan program belajar mengajar

2. Melaksanakan dan memimpin proses belajar dan mengajar

3. Menilai kemajuan proses belajar mengajar

4. Membina hubungan dengan peserta didik


13

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mathis dan Jackson (2002:80), dalam pembahasan

mengenai permasalahan kinerja karyawan maka tidak terlepas

dari berbagai macam faktor diantaranya adalah:

a. Faktor kemampuan (ability)

Secara psikologis kemampuan karyawan terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge

dan skill) artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata

(110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-

hari maka akan lebih mudah mencapai kierja yang

diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu ditempatkan

pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor employee engagment

Employee engangment terbentuk dari sikap seorang

karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Employee

engagment merupakan kondisi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.

3. Indikator Kinerja

Indikator kinerja menurut John Miner dalam Sudarmano

(2009:11) mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan

sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja guru secara umum,

yaitu:
14

a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.

b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

c. Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat

ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja/jam kerja hilang.

d. Kerja sama dalam bekerja.

2.1.2. Leader Member Exchange


1. Pengertian Leader Member Exchange
Teori pertukaran pemimpin-anggota (leader member

exchange) menjelaskan proses pembuatan peran antara seorang

pemimpin dengan seorang bawahan (Yukl 2005:140). Sementara

Robbins dan Judge (2008:65) menyatakan bahwa karena tekanan

waktu, pemimpin membangun suatu hubungan khusus dengan

suatu kelompok kecil dari para pengikutnya.

Yukl, LMX (2010:235) didefinisikan sebagai berikut,

“Leader Member Exchange (LMX) theory describes the role-

making process between a leader and each individual

subrordinate and the exchange relationship that develops over

time. LMX theory was formerly called the vertical dyad linkage

theory beacause of its focus on reciprocal influence processes

within vertical dyad composed of one person who has direct

authority over another person”. Teori LMX menjelaskan proses

pembuatan peran antara pemimpin dan setiap individu bawahan

dan hubungan pertukaran yang berkembang dari waktu ke waktu.

Teori LMX sebelumnya disebut teori hubungan diad vertikal (dua


15

arah) karena fokus pada proses pengaruh timbal balik dalam diad

vertikal yang terdiri dari satu orang yang memiliki kewenangan

langsung atas orang lain.

Kemuduian Luthans (2011:422) mengartikan LMX

sebagai berikut, “LMX theory says that leaders treat individual

followers differently. In particular, leaders and their associates

develop dyadic (two-person) relationships that affect the behavior

of both. For example, associates who are committed and who

expend a lot of effort for the unit are rewarded with more of the

leader’s positional resources (for example, information,

confidence, and concern) than those who do not display the

behaviors”. Teori LMX mangatakan bahwa pemimpin

memperlakukan bawahan dengan cara yang berbeda-beda. Secara

khusus, para pemimpin memperlakukan bawahannya

mengembangkan hubungan yang mempengaruhi perilaku

keduanya (hubungan diadik). Sebagai contoh, pegawai yang

berkomitmen dan yang melakukan banyak usaha untuk lembaga

akan dihargai oleh pimpinan misalnya diberikan informasi,

kepercayaan, dan kepedulian dari pada pegawai yang tidak

berkomitmen untuk lembaga.

Lebih lanjut Gibson (2012:334) menjelaskan LMX

sebagai berikut “the LMX approch suggests that leaders classify

suboardinates into in-group members and out-group members.


16

In-group members share a common and value system, and they

interact with the leader. Out-group members have less in

common with the leader and don’t share much with her”.

Pendekatan LMX menunjukan bahwa para pemimpin

mengklasifikasikan bawahan menjadi anggota kelompok dalam

dan anggota kelompok luar. Anggota kelompok dalam berbagi

ikatan dan sistem nilai yang umum, dan berinteraksi dengan

pimpinan. Anggota kelompok luar kurang memiliki kesamaan

dengan pemimpin dan tidak banyak berbagi dengan pemimpin.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Schermerhorn

(2010:316), seperti dijelaskan berikut ini, “an LMX scale

assesses the degree to which leaders and followers have mutual

respect for one another’s capabilities feel a deepening sense of

mutual trust, and have a strong sense of obligation to ono

another. Taken together, these dimensions tend to establish the

extent to wich followers will be a part of the leader’s “in-group”

or “out-group. “In-group followers tend to function as assistants,

lieutenants, or advisers and to have higher-quality personalized

exchanges with the leader than do out-group followers. The out-

group followers tend to emphasize more formalized job

requirements, and a relatively low level of mutual influence exists

between leaders and out-group followers. The more personalized

in-group exchanges typically involve a leader’s emphasis on


17

assignments to interesting tasks, delegation of important

responsibilities, information sharing, and participation in the

leader’s decisions, as well as special benefits, such as personal

support, approval, and favorable work schedules”. LMX menilai

sejauh mana para pemimpin dan pengikut saling menghormati

kamampuan satu sama lain, rasa saling percaya, dan memiliki

rasa kewajiban yang kuat satu sama lain, rasa saling percaya, dan

ini cenderung untuk menetapkan sejauh mana pengikut akan

menjadi bagian dari kelompok dalam (in-group) atau kelompok

luar (out-group) pemimpin. Pengikut kelompok dalam cenderung

berfungsi sebagai asisten, letnan, atau penasehat dan memiliki

kualitas tinggi dalam pertukaran dengan pemimpin dari pada

pengikut yang lebih formal dan relatif memiliki pengaruh yang

rendah antara pemimpin san pengikut kelompok luar. Kelompok

dalam biasanya melibatkan penekanan seorang pemimpin pada

penugasan bawahan untuk tugas yang menarik, pendelegasikan

tanggung jawab yang penting, berbagai infromsi, dan partisipasi

dalam keputusan pemimpin, serta manfaat khusus, seperti

dukungan pribadi, persetujuan, dan jadwal kerja yang

menguntungkan.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Leader Member

Exchange
18

Menurut Liden et. al, (1993) menyebutkan faktor-faktor

yang berperan dalam mempengaruhi kualitas interaksi antara

atasan dan bawahan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Ekspresi Penghargaan

Seseorang akan memiliki harapan-harapan atau

ekspektasi orang lain. Dalam interaksi atasan-bawahan,

seseorang membentuk ekpektasi melalui informasi yang

tersedia mengenai target personal tersebut. Informasi bagi

seorang atasan mengenai bawahannya dapat diperoleh melalui

penilaian hasil tes, rekomendasi, wawancara, atau pengamatan

secara langsung di tempat kerja. Sebaliknya, bawahan

memperoleh informasi tentang atasannya melalui rekan kerja,

wawancara personal dan juga pengamatan langsung di tempat

kerja.

Liden et, al (1993) menyatakan bahwa informasi yang

tersedia itu akan menjadi sampel yang mempresentasikan

siapa sebenarnya orang yang menjadi sasaran pengamatan.

Sampel informasi itu bisa negatif atau positif yang selanjutnya

akan membentuk persepsi tentang orang tersebut dan

menghasilkan harapan baik negatif maupun positif terhadap

seorang atasan dan bawahan. Harapan ini akan mempengaruhi

proses interaksi antara dua belah pihak. Adanya harapan yang

positif dari seorang atasan terhadap bawahannya akan


19

mendorong atasan membangun kepercayaan kepada bawahan

dan menyediakan feed back yang membangun, imbalan yang

sesuai, serta kesempatan pelatihan yang lebih besar.

Sebaliknya, harapan yang negatif dari seorang atasan akan

dimanifestasikan dalam pendelegasian tugas yang rutin dan

menonton serta penyediaan feed back, imbalan dan

kesempatan mengikuti pelatihan yang sedikit pula. Di lain

pihak, bawahan yang memiliki harapan positif pada atasannya

akan lebih responsif dan lebih mempunyai komitmen pada

organisasi dan sebaliknya.

b. Kinerja

Teori leader member exchange didapatkan pada konsep

pebentukan peran dan social exchange. Kinerja bawahan

merupakan bagian penting dalam proses tersebut Dienesch dan

Liden (1986). Atasan akan menguji dan mengevaluasi kinerja

bawahan. Bila kinerja pegawai dianggap memuasakan pada

tahap tertentu, maka hal tersebut akan meningkatkan kualitas

interaksi atasan bawahan yang menilai positif atasannya akan

mempengaruhi interaksi vertikal menjadi lebih baik pula.

c. Adanya Perasan Kesamaan dan Rasa Suka

Faktor lain yang dianggap domia dalam mempengaruhi

pembentukan tipe interaksi adalah kesamaan antara dua belah

pihak baik segi sikap, kepribadian, dan karakteristik demografi.


20

Faktor afeksi dalam interaksi antara atasan bawahan dinilai

memegang peranan penting (Dienesch dan Liden, 1986).

Dalam penelitian Philips dan Badeian (1994), juga didapatkan

hasil bahwa persamaan sikap merupakan faktor penting yang

mempengaruhi interaksi antara atasan bawahan.

d. Kesamaan Demografi

Kesamaan karakteristik individual antara atasan

bawahan seperti usia, ras, gender, tingkat pendidikan dan

jabatan diprediksi dapat mempengaruhi proses interaksi. Faktor

ini memang akan menimbulkan bias karena subjektivitas yang

tinggi. Atasan akan memiliki kemungkinan untuk

mengelomokan bawahan in group bukan dari observasi yang

actual, melainkan karena kesamaan karakteristik individual.

3. Dimensi Leader Member Exchange

Leader member exchange pada dasarnya memiliki

beberapa dimensi di dalamnya. Liden dan Maslyn (1998)

membagi Leader member exchange menjadi empat dimensi,

antara lain:

1. Affect (Afeksi)

Affect mengacu pada keakraban antara satu individu

dengan individu lainnya. Keakraban ini sendiri tidak

memandang status sosial. Interaksi dapat terbentuk oleh

hubungan karyawan dengan pimpinan, pimpinan dengan


21

pimpinan maupun karyawan dengan karyawan. Aspek afeksi

dapat menjadi unsur paling dominan maupun tidaknya dapat

bergantung kepada jenis hubungan yang ditempat kerja.

Waktu yang diperlukan oleh pemimpin dengan bawahan

untuk menjalin hubungan cenderung berbeda dari satu dengan

yang lainnya. Ada yang bisa menjalin hubungan baik dalam

waktu yang singkat, namun ada juga yang tidak. Hubungan

saling menyukai antara pimpinan dan karyawan sendiri

dibutuhkan untuk keberlangsungan LMX.

2. Contribution (Kontribusi)

Kontribusi mengacu pada persepsi bahwa tindakan

orang lain juga berhubungan tiap individu di perusahaan.

Dimensi kontribusi adalah persepsi tentang kegiatan yang

berorientasi pada tugas di tigkat tertentu adalah persepsi

tentang kegiatan untuk mencapai tujuan bersam. Level

konstribusi dari seseorang dapat dilihat dari seberaa banyak

pekerjaan dan informasi yang didapat. Adanya kualitas

konstribusi yang tinggi menyebabkan karyawan rela

berkorban demi pemimpin, rekan kerja dan perusahaan.

Semakin tingginya level konstribusi karyawan maka kualitas

hubungan LMX juga semakin tinggi.

3. Loyality (Loyalitas)
22

Loyallty adalah kesetiaan dan dukungan yang

diberikan pada individu lain, baik itu karyawan maupun

pemimpin. loyalitas adalah bagaimana pemimpin maupun

karyawan saling mendukung aksi dan karakter satu sama

lainnya dalam segala situasi.

4. Professional Respect (Respek/Hormat)

Professional respect mengacu pada rasa hormat atau

kagum pada pekerjaan yang dilakukan orang lain. Rasa

kagum dapat didasarkan berbagai hal seperti keinginan untuk

bisa menjadi orang tersebut atau karena pencapaian yang

dicapai oleh orang yang dikagumi. Rasa kagum seseorang

dapat didasarkan berbagai hal seperti keiginan untuk bisa

menjadi orang tersebut atau karena pencapian yang dicapai

oleh yang dikagumi. Rasa kagum seseorang karyawan dapat

disebabkan karena reputasi yang dimiliki oleh pemimpinnya.

Reputasi dapat terbentuk melalui data sejarah mengenai

seorang pribadi seperti pengalaman pribadi, komentar yang

didapat melalui perseorangan maupun dari luar organisasi dan

penghargaan yang diberikan terhadapnya. Karyawan yang

menaruh rasa hormat yang tinggi terhadap performa maupun

interaksi dari pimpinan yang diharapkan dapat menerapkan

nilai-nilai baik tersebut dalam kesehariannya bekerja. Seorang

karyawan yang mampu menerapkan sesuai dengan yang


23

dilakukan oleh pemimpin dapat mewujudkan transisi yang

baik di dalam organisasi.

2.1.3. Self Esteem


1. Pengertian Self Esteem
Self esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri

berdasarkan evaluasi diri secara keseluruhan menurut Kreitner

dan Kinicki (2005). Menurut Coopersmith (1967) self esteem

adalah evaluasi yang di buat oleh individu dan biasanya

berhubungan dengan penghargaan terhadap dirinya sendiri, hal

ini mengekpresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan

menunjukan tingkat dimana individu itu meyakini diri sendiri

mampu, penting, berhasil dan berharga.

Secara umum self esteem merupakan suatu komponen

evaluatif konsep diri, representasi diri yang lebih luas sehingga

mencangkup aspek kognitif dan behavior yang bersifat menilai

dan afektif (Blascovich&Tomaka,1991). Menurut Coetzee (2005)

menjabarkan self esteem sebagai kepercayaan diri seseorang,

mengetahui apa yang terbaik bagi diri dan bagaimana

melakukannya. Clesmens dan Bean (1995) juga menyatakan self

esteem adalah penilaian-penilaian seseorang tentang dirinya

sendiri dari berbagai titik pandangan yang berbeda, apakah

individu tersebut sebagai orang yang berharga dan sebaliknya.

2. Tingat dan Karakteristik Self esteem

a. Karateristik Self Esteem Tinggi


24

Individu dengan self esteem tinggi cenderung puas dengan

karakter dan kemampuan diri. Adanya penerimaan dan

penghargaan dari yang positif ini memberikan rasa aman dalam

menyesuaikan diri atau bereaksi terhadap stimulus dan lingkungan

sosial. Individu dengan self esteem tinggi lebih bahagia dan lebih

efektif dalam menghadapi tuntutan dari lingkungan organisasi dari

pada individu dengan self esteem rendah. Individu dengan self

esteem tinggi lebih suka mengambil peran yang aktif dalam

kelompok sosial untuk mengekspresikan pandangannya secara

terus menerus dan efektif. Tidak bermasalah dengan rasa takut dan

perasaan yang bertentangan, tidak terbebani dengan keraguan diri,

dan gangguan kepribadian, individu dengan self esteem tinggi

terlihat bergerak secara langsung dan realistis untuk tujuan

pribadinya. Individu dengan self esteem tinggi lebih mandiri

menyesuaikan diri dengan situasi, menunjukan kepercayaan yang

besar bahwa mereka akan berhasil.

Menurut Coopersmith (1967) individu dengan self esteem

yang tinggi lebih aserti/tegas, mandiri dan kreatif. Individu tersebut

juga kurang menerima definisi sosial mengenai realitas kecuali

mereka menyampaikan dengan pengamatan mereka sendiri,

diamana lebih fleksibel dan imaginatif, dan mampu untuk

menemukan solusi orisinil terhadap suatu masalah.

b. Karakteristik Self Esteem Rendah


25

Individu dengan self esteem rendah memiliki rasa kurang

percaya diri dalam menilai kemampuan dan atribut-atribut dalam

dirinya. Hal ini membuat individu tidak mampu mengekpresikan

diri dalam lingkungan organisasinya. Mereka kurang mampu

melewatkan tekanan untuk menyesuaikan diri dan kurang mampu

untuk merasakan stimulus yang mengancam. Individu menarik diri

orang lain dan memiliki perasaan tertekan secara terus menerus.

Individu ini merasa inferior, takut atau malu, membenci dirinya,

kurang mampu menerima dirinya, dan bersikap patuh dan submisif.

Individu dengan self esteem rendah menunjukan kecemasan yang

lebih tinggi, dan lebih banyak menunjukan perasaan depresi.

Individu ini juga percaya bahwa mereka memiliki kesulitan

yang besar dalam membentuk hubungan pertemanan dari pada

individu dengan self esteem tinggi. Individu dengan self esteem

yang rendah mungkin terlibat dalam aktivitas yang menyimpang

dan memiliki masalah psikologis.

Rosenberg (2010) menjelaskan bahwa individu dengan

harga diri yang rendah seringkali mengalami depresi dan

ketiakbahagiaan, memiliki tingkat kecemasan yang tinggi,

menunjukan implus-implus agresivitas yang lebih besar, mudah

marah dan mendendam, serta menderita karena ketidakpuasan akan

kehidupan sehari-hari.
26

Individu dengan harga diri yang rendah cenderung mencari

bukti bahwa dirinya kurang memiliki kecakapan, sedangkan

mereka yang memiliki harga diri yang tinggi memotivasi diri untuk

menemukan bukti yang memperkuat semangat mereka. Mereka

yang telah berhasil menampilkan diri akan mengatribusikan hasil

dengan harga diri rendah cenderung mengatribusikan kekuasaan

mereka pada pengaruh ekternal.

3. Kebutuhan Akan Self esteem

Self esteem yang tinggi sangat penting bagi setiap orang,

mereka akan menjadi efektif dan produktif serta dapat melakukan

hubungan dengan orang lain dengan cara-cara sehat dan positif.

Karena itu setiap orang perlu mengalami dirinya sebagai seseorang

yang berharga, mampu untuk menguasai tugas dan mampu

menghadapi tantangan dalam kehidupan maupun oganisasi. Menurut

Jones (2005) posisi self esteem menunjukan bahwa seseorang memiki

kebutuhan untuk meningkatkan evaluasi dirinya dan mempertahankan

atau menjelaskan perasaan tentang kepuasan, nilai dan keefektifan

personal.

Kepuasan akan kebutuhan self esteem akan membentuk

perasaan dan sikap percaya diri yang positif, kekuatan, kemampuan

dan perasaan berguna baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Sebaliknya jika pemenuhan akan kebutuhan tidak diperoleh atau

individu memperoleh rintangan dalam memenuhi kebutuhan


27

menyebabkan munculnya perasaan dan sikap inferioritas, canggung,

perasaan lemah, dan tidak berdaya. Persepsi diri yang negatif ini

kemudian akan memunculkan perasaan khawatir dan ketakutan yang

mendasar, perasaan tidak berguna dan ketidakberdayaan menghadapi

suatu masalah dan penilaian diri yang rendah jika berhadapan dengan

orang lain. Kebutuhan Self esteem juga berbeda-beda untuk setiap

individu. Variasi perbedaan individu tercermin dalam perilakunya dan

orang lain dengan self esteem tinggi biasanya lebih merasa puas

sehubungan dengan kebutuhan ini dari pada orang dengan self eteem

rendah.

4. Aspek-Aspek Self Esteem

Coopersmith (1967) menyebutkan terdapat empat aspek dalam

self esteem individu. Aspek-aspek tersebut sebagai berikut :

a. Kekuatan

Kekuatan atau power menunjukan pada adanya kemampuan

seseorang untuk dapat mengatur dan mengontrol tingkah laku

medapat pengakuan atas tingkah laku tersebut dari orang lain.

Kekuatan dinyatakan dengan pengakuan dan penghormatan yang

diterima seseorang individu dari orang lain dan adanya kualitas atas

pendapat yang diutarakan oleh seorang individu yang nanti akan

diakui oleh orang lain.

b. Keberartian
28

Keberartian atau significance menunjukan pada kepedulian,

perhatian, afeksi dan ekpresi cinta yang di terima oleh seseorang

dari orang lain yang menunjukan adanya penerimaan dan

popularitas individu dari lingkungan sosial. Penerimaan dari

lingkungan ditandai dengan adanya kehangatan, respon yang baik

dari lingkungan dan adanya ketertarikan lingkungan terhadap

individu dan lingkungan menyukai individu sesuai dengan kedaan

diri yang sebenarnya.

c. Kebajikan

Kebajikan atau virtue menunjukan suatu ketaatan untuk

mengikuti standar moral etika serta agama dimana individu akan

menjauhi tingkah laku yang harus dihindari dan melakukan tingkah

laku yang diizinkan oleh moral dan etika. Dianggap memiliki sikap

yang artinya membuat penilaian positif terhadap diri yang akhirnya

membuat penilaian positif terhadap diri yang artinya seseorang

telah mengembangkan self eteem yang positif pada dirinya sendiri.

d. Kemampuan

Kemampuan atau competence menunjukan suatu performasi

yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai prestasi

(need ofachivement) dimana level dan tugas-tugas tersebut

tergantung pada variasi usia seseorang. self esteem pada masa

remaja meningkat menjadi lebih tinggi bila remaja tahu apa tugas-
29

tugasnya yang penting untuk mencapai tujuannya, dan karena

mereka telah melakukan tugasnya atau tugas lain yang serupa.

Herter (2004) menyatakan bahwa pada individu tingkatan

self esteem yang berbeda dapat dipengaruhi beberapa hal yaitu:

a. Scholastic competence, yaitu merasa diterima memiliki

kemampuan dibidang akademik.

b. Social copetence, yaitu merasa diterima dan dihargai di

lingkungan organisasi.

c. Atletic competence, yaitu merasa memiliki kemampuan di

bidang olah raga.

d. Phsycal appearance, yaitu merasa memiliki penampilan yang

menarik.

e. Job competence, yaitu merasa memiliki keahlian lebih.

f. Romantic appeal, yaitu merasa memiliki daya tarik romatantis

terhadap orang lain.

g. Behavioral condusct, yaitu mampu melakukan hal yang benar

dan menghindari masalah.

h. Close friendship, yaitu mampu menjalin dan mempertahankan

hubungan dengan teman/rekan kerja.

2.1.4. Self Efficacy


1. PengertianSelfEfficacy
Self efficacy merupakan kemampuan yang melekat pada

diri setiap individu. Baron dan Byrne (2004:11) mengemukakan


30

bahwa self efficacy merupakan penilaian individu terhadap

kemampuan atau komptesinya untuk melakukan tugas, mencapai

suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu.

Self efficacy adalah keyakinan yang dipegang seseorang

mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu

Kreitner dan Kinicki (2003). Self efficacy merupakan sebagian

didasarkan pada pengalaman, beberapa harapan kita terkait

dengan orang lain, harapan yang terutama berfungsi bagi

kepribadian, persepsi terhadap efikasi diri secara kausal

memperngaruhi perilaku seseorang Cervone (2012)

Ditambahkan pula oleh Santrock (2007) efikasi diri

adalah keyakinan bahwa seseorang bisa menguasai dan

menghasilkan hasil positif. Fungsi Efikasi diri menurut Bandura

(1986) terdiri atas: 1. pilihan tingkah laku, 2. daya tahan dan

besar usaha individu, 3. pola berfikir dan reaksi emosional

individu, dan 4. perilaku individu.

Di halaman lain dalam bukunya, Bandura (2002) juga

mengemukakan bahwa Self efficacy adalah suatu belief

(keyakinan) mengenai kemampuan individu untuk melakukan

sesuatu hal ketika berbagai macam kondisi dengan apapun

keterampilan yang dimilikinya saat ini. Berikut adalah beberapa

penjelasan lain dari Bandura mengenai Self-efficacy:


31

a. Self-efficacy adalah belief bahwa individu mampu

menampilkan kinerja secara kuat di dalam kondisi situasi

dengan level tantangan yang berbeda.

b. Self-efficacy tidak menekankan pada bebrapa jumlah

keterampilan yang individu miliki, akan tetapi pada apakah

individu percaya bahwa ia dapat melakukannya, berdasarkan

apa yang dimiliki, di dalam situasi yang beragam.

c. Self-efficacy merupakan generative capability (pembangkit

potensi) dmana subskills dan kognitif, sosial, emosional, dan

perilaku harus diorganisasikan dan dikelola untuk mencpai

tujuan.

2. Sumber-Sumber Yang Meningkatkan Self Efficacy

Menurut Bandura, dalam Robbins dan Judge (2015:140):

a. Kemahiran dalam melaksanakan

Memperoleh pengalaman yang relevan dengan tugas atau

pekerjaan.

b. Pemodelan yang dilakukan

Dengan pemodelan yang dilakukan akan sangat efektif dalam

meningkatkan kepercayaan diri.

c. Bujukan secara lisan

Menjadi semakin percaya diri karena seseorang meyakinkan anda

bahwa anda memiliki keahlian yang diperlukan untuk mencapai

kesuksesan.
32

d. Stimulasi

Mengarah pada suatu keadaan yang bersemangat, sehingga

“membangkitkan” semangat seseorang untuk mengerjakan

dengan baik.

3. Manfaat Self Efficacy

Self efficacy dipersepsi sebagai generatie capability. Self

efficacy merupakan faktor kunci dalam sistem pembangkit kopetensi

individu. Dengan generative capability, Subskills dari kognitif, sosial,

emosional, dan perilaku diorganisasikan dan dikelola untuk mencapai

tujuan. Individu yang memiliki subskill, belum tentu memiliki

kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai subskills itu dalam

tidakan yang sesuai dan untuk menampilkannya dengan baik dalam

situasi sulit. Kemampuan individu mempertahankan rasa efficacy

(merasa diri mampu) memungkinkan individu melakakukan hal-hal

luar biasa dengan menggunakan keterampilan mereka secara

produktif dalam menghapi hambatan yang sangat kuat (Bandura,

2002). Dengan demikian, Self efficacy yang diprediksi individu

merupakan kontribusi penting terhadap tampilan prestasi kerja,

bagaimanapun keterampilan yang dimilikinya.

Efficacy belif mempengaruhi proses pemikiran, tingkat dan

daya tahan dari motivasi, kondisi afektif, dimana semua ini

merupakan kontributor penting terhadap tipe kinerja yang

direaliasikan. Beliefs of personal efficacy memiliki kontribusi yang


33

kuat terhada kinerja individua. Individu yang membuat suatu hal

terjadi, apakah itu keberhasilan atau kegagalan, bukannya secara

pasif mengobervasi diri mereka sendiri mengalami suatu kerjadian.

4. Indikator/ Pengukuran Self efficacy

Variabel Self efficacy diukur dengan menggunakan indikator menurut

Pajares (2002) sebagai berikut:

a. Keyakinan bahwa karyawan mampu dalam mencapai target

kinerja unit.

b. Keyakinan bahwa karyawan mampu meyelesaikan masalah dalah

pekerjaan.

c. Keyakinan bahwa karyawan mampu memperoleh kesuksesan.

d. Keyakinan bahwa karyawan mampu melaksanakan tugas dan

tanggung jawab secara afektif.

2.2. Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya penelitian terdahulu di bidang manajemen sumber daya

manusia dapat digunakan untuk menjadi dasar melakukan penelitian

selanjutnya yang bersifat pengembangan atau pengajian ulang terhadap hasil

yang telah diperoleh, apakah masih mempunyai hasil yang sama setelah diuji

pada waktu yang berbeda, atau mempunyai hasil yang berbeda sama sekali,

pengujian tersebut bermanfaat untuk memperkuat hasil penelitian

sebelumnya. Sehingga hasil penelitian tersebut bisa dapat dipergunakan untuk

menentukan kebijakan di bidang sumber daya manusia.


34

Berdasarkan penelusuran atau pencarian tentang penelitian sebelumnya

mengenai variabel leader member exchange, self esteem, self efficacy dan

kinerja telah dapat diperoleh informasi mengenai skripsi ini yang mempunyai

pokok bahasan hampir sama. Berikut ini rangkuman penelusuran tersebut

adalah sebagai berikut :

Tabel II-1
Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode analisis Hasil
Peneliti
1. Hanif Pengaruh leder Outer Model Leader member
Taqiuddin, member Validitas excahnge memiliki
Iran exchange dan Reliabilitas pengaruh yang
Trichyadinat komitmen Inner Model sangat penting
a dan organisasi terhadap kinerja
Alexander terhadap kinerja karyawan.
Sampelilling karyawan
(2018) teladan prima
group kota
samarinda
2. R.M. Pengaruh modal Validitas Leader member
Firdaus dan sosial dan Reliabilitas exchange tidak
Aria leader member Uji Normalitas berpengaruh
Mulyaprada exchange Uji F dan Uji T terhadap kinerja.
na(2018) terhadap kinerja Uji koefisien
melalui determinasi
komitmen
organisasional
35

3. Ajeng Tria Pengaruh Validitas Penelitian ini


Jayanti pemberdayaan Reliabilitas menunjukan bahwa
Wulandar karyawan, self Analisis regresi self esteem
dan esteem dan sederhana berpengaruh
Widiartanto kompensasi Analisis regresi terhadap kinerja
(2019) terhadap kinerja berganda karyawan.
karyawan studi Koefisien korelasi
pada karyawan Koefisien
produksi cv determinasi
jordan Uji T dan Uji F
semarang
4. Stevani Pengaruh self Analisis korelasi Penelitian ini
Sebayang esteem dan self Analisis regresi menunjukan bahwa
dan Jafar efficacy berganda self esteem dan self
Sembiring terhadap kinerja Uji T dan Uji F efficacy
(2017) karyawan studi Koefisien berpengaruh
kasus di Determinasi terhadap kinerja
PT.Finnet karyawan.
Indonesia

Sumber: Data peneliti diolah dari berbagai sumber,2020

2.3. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh leader member exchange terhadap kinerja

Salah satu wujud LMX adalah perhatian yang diberikan kepada karyawan

sehingga karyawan merasa dihargai, selanjutnya dapat mendorong

karyawan untuk bekerja lebih maksimal. Jika kinerjanya kurang di hargai

maka tingkat komitmen organisasi akan rendah, sebaliknya jika

kinerjanya di hargai maka tingkat kinerjanya akan tinggi dan tentunya


36

akan meguntungkan organisasi. Hasil penelitian Hanif Taqiuddin, Iran

Tricahyanata dan Alexander Sampelilling (2018) memberikan

kesimpulan bahwa peningkatan LMX dapat meningkatkan kinerja

karyawan.

2. Pengaruh self esteem terhadap kinerja

Seseorang yang merasa dirinya begitu berharga dan berarti cenderung

untuk melakukan yang terbaik dalam setiap tugas dan tanggung jawab,

baik sebagai anggota organisasi maupun sebagai individual. Orang yang

mempunyai Self esteem yang kuat akan mampu membina relasi yang

lebih baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan, menjadikan

dirinya menjadi orang yang berhasi. Dengan demikian maka akan

meningkatkan kinerja. Meta analisis yang dilakukan oleh Stevani

Sebayang dan Sembiring (2017) menemukan ada hubungan positif antara

Self esteem dan kinerja.

3. Pengaruh self efficacy terhadap kinerja

Kepercayaan terhadap kemampuan diri, keyakinan terhadap keberhasilan

yang selalu dicapai membuat seseorang bekerja giat dan selalu

menghasilkan yang terbaik. Menurut (Bandura, 1997), Self efficacyadalah

keyakinan yang dipegang seseorang tentang kemampuannya dan juga

hasil yang akan diperoleh dari kerja kerasnya mempengaruhi cara mereka

berprilaku. Penelitiannya menemukan Self efficacy berpengaruh positif

dengan tingkat penetapan tujuan. Dengan demikian dikatakan baha Self


37

efficacy dapat berpengaruh terhadap kinerja.Meta analis yang dilakukan

oleh Stevani Sebayang dan Jafar Sembiring (2017)

Dalam penelitian ini akan mengkaji secara empirik sejauh mana

pengaruh Leader Member Exchange, Self esteem dan Self efficacy sebagai

variabel independen dan kinerja sebagai variabel dependen. Berdasarkan

konsep diatas maka peneliti mencoba menguraikan dalam kerangka pikir

adalah sebagai berikut:

Gambar II-1
Model Empiris

LMX (X1)

H1
Self esteem Kinerja (Y)
H2
(X2)

H3
Self Efficacy
(X3)
H4

2.4. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul, mengacu pada landasan toeri yang ada.

H1 = Leader member exchange diduga berpengaruh signifikan dan positif

terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Karanggyam.


38

H2 = Self esteem diduga berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kinerja

Guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

H3 = Self efficacy diduga berpengaruh signifian dan positif terhadap Kinerja

Guru SMK Negeri 1 Karanggyam.

H4 = Secara bersama-sama, ada pengaruh antara leader member exchange,

Self esteem dan self efficacy diduga berpengaruh signifikan dan positif

terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Karanggayam.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Objek dan Subjek Penelitian

3.1.1 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengaruh leader member

exchange, self esteemdan self efficacy dan Kinerja guru.

3.1.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Guru SMK Negeri 1 Karanggayam,

dengan populasi guru berjumlah 32 orang.Teknik sampling yang

digunakan adalah sampel jenuh. Sampling jenuh adalah teknik

penentuan semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(Sugiyono, 2011:68).

3.2. Variabel Penelitian


Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk

diamati, sebagai atribut atau sifat nilai orang, organisasi atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dankemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014:96). Dalam penelitian

ini terdapat dua macam variabel, yaitu:

1. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 59). Dalam

penelitian ini variabel terikat adalah Kinerja Guru (Y) SMK Negeri 1

Karanggayam.

48
49

2. Variabel Bebas (independent variable)

Sugiyono (2010:59) juga menjelaskan bahwa variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini, variabel

bebasnya adalah pengaruh leader member exchange ( ), self esteem ( )

dan self efficacy ( ) pada SMK Negeri 1 Karanggayam.

3.2.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel yang merupakan terjemahan tertentu masih

memiliki pengertian yang bersifat umum, oleh karena itu supaya

penelitian mempunyai batas penghentian yang jelas dan mudah

diukur maka perlu dijabarkan arti setiap variabel tersebut dalam satu

definisi operasional. Adapun definisi operasional variabel penelitian

dan memiliki hasil ukur adalah sebagai berikut:

1. Variabel Terikat
a. Kinerja
Mangkunegara (2009:67) kinerja (prestasi kerja) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Jhon Miner

dalam sudarmanto (2009:11) mengemukakan indikator dalam

mengukur kinerja karyawan meliputi:


50

Tabel III.1
Indikator dan distribusi variabel
Kinerja
No Indikator Butir ke
Jumlah
1 Kualitas 1 1
2 Kuantitas 2 1
3 Penggunaan waktu dalam bekerja 3 1
4 Kerja sama dengan orang lain dalam 4 1
bekerja
Total 4

2. Variabel Bebas
a. Leader Member Ecxhange
Teori pertukaran pemimpin-anggota (leader member

exchange) menjelaskan proses pembuatan peran antara

seorang pemimpin dengan seorang bawahan (Yukl

2005:140).Menurut Liden dan Maslyn (1998) membagi

leader meber exchange menjadi empat dimensi yaitu:

Tabel III.2
Indikator dan distribusi variabel
Leader Member Ecxhange
No Indikator Butir ke Jumlah
1 Affect 1 1
2 Contribution 2 1
3 Loyality 3,4 2
4 Professional Respect 5 1
Total 5

b. Self esteem

Self esteemevaluasi yang dibuat oleh individu

terhadap dirinya sendiri, hal ini mengekpresikan suatu sikap


51

setuju atau tidak setuju dan menunjukan tingkat dimana

individu itu meyakini diri sendiri mampu, penting, berhasil

dan berharga Coopersmith (1967).Menurut Copersmith

(1967) membagi self esteem menjadi empat aspek yaitu:

Tabel III.3
Indikator dan distribusi variabel
Self Esteem
No Indikator Butir ke Jumlah
1 Keberartian 1 2
2 Kekuatan 2 1
3 Kebijakan 3,4 2
4 Kemampuan 5 1
Total 5

c. Self efficacy
Self efficacy adalah keyakinan yang dipegang seseorang

mengenai peluangnya untuk berhasil mencapai tugas tertentu

Kreitner dan Kinicki (2003). Indikator self efficacy menurut

Pajares (2002) meliputi:

Tabel III.4
Indikator dan distribusi variabel
Self Efficacy
No Indikator Butir ke Jumlah
1 Keyakinan bahwa karyawan 1,2 1
mampu dalam mencapai target
kinerja unit
2 Keyakinan bahwa karyawan 3 2
mampu menyelesaikan masalah
dalam pekerjaan
3 Keyakinan bahwa karyawan 4,5 2
mampu memperoleh kesuksesan
4 Keyakinan bahwa karyawan 6,7 2
mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawab secara afektif
Total 7
52

3.3 Instrumen atau Alat Pengumpulan Data


Alat yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data adalah dengan

menggunakan kuisioner. Sugiyono (2010: 142) menjelaskan bahwa kuisioner

atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuisioner diisi oleh responden dengan

pertanyaan maupun pernyataan yang telah disediakan jawabannya dengan

menggunakan skala Likert (Sugiyono, 2010:93)

Sugiyono (2010: 93) menjelaskan bahwa skala likert merupakan skala

penilain yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial, dalam penelitian,

fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut variabel penelitian.

Secara umum, nilai jawaban yang diberikan akan memakai sekala

lima, dengan jawaban dibuat bertingkat dalam lima kategori. Jawaban

tersebut diberikan bobot nilai sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) :5

2. Setuju (S) :4

3. Netral (N) :3

4. Tidak Setuju (TS) :2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Akan tetapi berdasarkan para pendapat Hadi (2004: 9) jawaban

netral/ragu-ragu dihilangkan karena:


53

1. Kategori netral mempunyai arti ganda sehingga sulit untuk diartikan

sebagai sesuai atau tidak sesuai. Kategori yang mempunyai arti ganda

tentu tidak diharapkan dalam suatu instrumen penelitian.

2. Tersediannya jawaban di tengah dapat menimbulkan kecenderungan

memilih jawaban yang tengah tersebut bagi subyek yang ragu-ragu atas

arah kencenderungan jawabannya.

3. Maksud kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju

adalah untuk melihat kecenderungan pendapat subyek ke salah satu kutub.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas mengenai dihilangkannya

skala netral/ragu-ragu, maka dalam penelitian ini instrumen yang digunakan

adalah dengan menggunakan kuesioner dengan skala linkert 1-4, yang

merupakan metode pengumpulan sikap yang bisa diandalkan, dengan

jawaban dibuat bertingkat dalam empat kategori. Jawaban diberikan bobot

nilai sebagai berikut:

1. Sangat Setuju (SS) :4

2. Setuju (S) :3

3. Tidak Setuju (TS) :2

4. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

3.4 Data dan Teknik pengumpulan Data


Dalam penelitian skripsi data yang digunakan adalah hasil jawaban

responden atas pertanyaan yang diajukan, baik wawancara secara lisan maupun

melalui penyebaran kuesioner. Data yang digunakan dalam penelitia ini terdiri

dari dua jenis yaitu:


54

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan antara lain:

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama dari individu seperti hasil wawancara atau hasil pengisian

kuesioner yang bisa dilakukan oleh peneliti Siagian dan Sugiyono

(2006:16). Data ini diperoleh langsung dari subjek yang diteliti

yaitu Guru SMK Negeri 1 Karanggayam yang berjumlah 32 orang

dengan cara memberikan kuesioner atau daftar pertanyaan kepada

responden mengenai bukti langsung tentang Leader Member

Exchange, Self Esteem, Self Efficacy dan Kinerja.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data primer yang diperoleh oleh

pihak lain atau data primer yang telah diolah lanjut dan disajikan

oleh pengumpulan data primer atau pihak lain. Data sekunder pada

umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran

tambahan, gambaran pelengkap, ataupun untuk diproses lebih lanjut

menurut Siagian dan Sugiarto (2006:17). Data sekunder dalam

penelitian ini adalah data atau catatan, file dokumen digital, foto

dan lain-lain yang diperoleh dari SMK Negeri 1 Karanggayam yang

berhubungan dengan penelitian ini.


55

3.4.2Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam

penelitian ini. Semakin banyak teknik yang digunakan maka data yang

didapatkan akan semakin lengkap dan akan mendukung hasil penelitian

secara lebih tepat. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

1. Kuesioner

Menurut Zainal Mustafa (2009:99) kuesioner adalah suatu

cara untuk mengumpulkan data primer dengan menggunakan

seperangkat daftar pertanyaan dengan menggunakan seperangkat

daftar pertanyaan mengenai variabel yang diukur melalui

perencanaan yang matang, disusun dan dikemas sedemikian rupa

sehingga jawaban dari semua pertanyaan benar-benar dapat

menggambarkan kedua variabel yang sebelumnya. Pada penelitian

ini kuesioner yang disebarkan secara personal kepada seluruh

responden yang sesuai dengan karakteristik yang ditentukan.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

linkert. Menurut Sugiyono (2015:93), skala linkert adalah skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

2. Studi Pustaka

Menurut Nazir (2013:93) teknik pengumpulan data dengan

mengedakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur,


56

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya

dengan masalah yang dipecahkan. Tekinik ini digunakan untuk

memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang

dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan

untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai

landasan perbandingan antara teori dan prakteknya di lapangan.

Data sekunder melalui metode ini diperoleh dengan browsing di

internet, membaca berbagai literatur, hasil kajian dari penelitian

terdahulu, catatan perkuliahan, serta sumber-sumber lain yang

relevan.

3. Wawancara

Menurut Zainal Mustafa (2009:96) wawancara merupakan

metode untuk mendapatkan data pimer dengan cara komunikasi

dua arah. Wawancara dalam penelitian ini tentang tanya jawab

secara langsung dengan guru di SMK Negeri 1 Karanggayam.

4. Observasi

Menurut Zainal Mustafa (2009: 94) observasi adalah suatu

metode pengukuran data primer, yaitu dengan cara melakukan

pengamatan langsung secara seksama dan sistematis dengan

menggunakan alat indera (indera mata, hidung, tangan dan

pikiran).
57

3.5 Populasi dan Sampel


3.5.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2014:148). Populasi dalam penelitian ini adalah

Guru SMK Negeri 1 Karanggayam sejumlah 32 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:149). Penelitian ini adalah

sensus, sehingga seluruh populasi dijadikan sampel. Adapun besarnya

sampel yang di ambil ini adalah 32 Guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

3.6.Teknik Analisis Data


3.6.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan bedasarkan pandangan dan

pemkiran secara teoritis yang disajikan dalam bentuk keterangan dan

penjelasan yang sifatya non statistik. Analisis deskriptif pada penelitian

ini menjabarkan tentang identitas responden dengan presentase tertentu.

3.6.2. Analisis Statistik


Analisis statistik digunakan untuk menganalisis data dari hasil

jawaban kuisioner denan menggunakan metode-metode statistik.

Analisis data statistik ini menggunakan kuesioner sebagai alat bantu

statistik yang berasal dari sampel sebanyak 32 guru SMK Negeri 1


58

Karanggayam. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu

menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas.

3.7 Alat Analisis Data


1. Uji Instrumen Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2009:49). Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner

yang sudah dibuat betul-betul daat mengukur apa yang hendak diukur.

Analisis terhadap hasil uji validitas pada penelitian ini dengan

menggunakan bantuan programisasi komputer dengan program SPSS

25.0for windows menggunakan korelasi Product Moment dengan

rumus seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2002) adalah sebagai

berikut:

∑ (∑ )(∑ )
r=
√⌊ ∑ (∑ )⌋⌊ ∑ (∑ )⌋

Dimana:
r = koefisien korelasi product moment
n = banyaknya sampel/ jumlah responden
X = skor tiap item yang dipertanyakan
Y = skor total variabel

Menentukan dengan rumus df = n-k-1

Dimana:

df = degree of fredoom
n = sampel
k = variabel independen
59

Dengan level of significance 95% maka dasar analisisnya (Ghozali,

2009)

1) Apabila ( = 0,05) berarti item tersebut valid

2) Apabila ( = 0,05) berarti item tersebut tidak valid

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu

intrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur

tinggi rendahnya reabilitas instrumen digunakan pedoman dimana suatu

lembar koding dinyatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha lebih

besar dari 0,5 (Imam Machali, 2015 : 158).

= { }

Keterangan :
= Koefisien reabilitas
k = Mean kuadrat antara subjek
= Mean kuadrat kesalahan
= varians total

Kriteria pengujian yaitu :

a. Jika Jika > ; > 5 % maka dinyatakan reliabel

b. Jika Jika < ;  5 % maka dinyatakan tidak realibel

Untuk menguji reabilitas alat ukur penelitian, peneliti menggunakan

SPSS 25.0for windows.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakahmodel

regresi dapat dipakai. Uji tersebut meliputi multikolinearitas, uji


60

heterokedastisitas, dan uji normalitas. Pengujiannya dilakukan

menggunakan bantuan program SPSS 25.0 for windows.

a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regegresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel

ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang

nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (0).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model

regresi dapat dideteksi dengan melihat (Ghozali, 2009:95):

1) Besaran VIF (Variabel Inflaction Factor) dan Tolerancea.

a. Pedoman suatu model regresi yang tidak terjadi

multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF (Variance

Inflaction Factor) dibawah 10 dan tolerance diatas 0,1.

b. Pedoman suatu model regresi yang terjadi multikolinearitas

adalah mempunyai nilai VIF (Variance Infaction Factor)

diatas 10 tolerance dibawah 0,1.

2) Besaran korelasi antar variabel independen. Pedoman adalah

koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah

(dibawah 0,5).

b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu


61

pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali,

2009:125). Deteksi ada tidaknya masalah heterokedastisitas adalah

khusus maka model grafik, apabila grafik membentuk pola khusus

maka model terdapat heterokedastisitas (Ghozali, 2009:126). Dasar

analisis:

1) Jika terdapat pola tertetu, seperti titik-titik pada grafik yang

membentuk suatu pola tertentu, maka regresi tersebut telah

terjadi heterokedastisitas. Sehingga model regresi tersebut tidak

dapat digunakan.

2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik pada grafik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,

maka tidak terjadi heterokedastisitas sehingga model regesi

tersebut dapat digunakan.

c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang aka

digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak

(Ghozali, 2009:147). Untuk menguji suatu data distribusi normal

atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik normal plot

(Ghozali, 2009:147). Pada grafik normal plot, dengan asumsi:


62

1) Jika data menyebar di atas garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal. maka model regresi tersebut memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tersebut tidak memenuhi

asumsi normalitas.

3.6.4 Analisis Regresi Linear Berganda


Hasil pengumuman data akan dihimpun setiap variabel sebagai

suatu nilai dari setiap responden dan datap dihitung melalui program

SPSS 25.0for windows untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

apakah dapat diterima atau ditolak. Analisis regresi linear berganda

digunakan mengukur pengaruh antara variabel presiktor (variabel

bebas) terhadap variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai berikut:

(belum ada sumber)

Y-+ + + +e

Dimana:
Y = variabel dependen yaitu kinerja
= variabel independen yaitu leader member exchange
= variabel independen yaitu self esteem
= variabel independen yaitu self efficacy
= koefisien regresi
error

3.6.5 Uji Hipotesis


a. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2011) uji t pada dasarnya menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu varibel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam pengujian ini


63

dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial antar variabel

bebas (leader member exchange, self esteem dan self efficacy)

terhadap variabel terikat (kinerja) dengan tingkat signifikansi  =

0,05. Rumus yang digunakan sebagai berikut:


=

Keterangan:
r = koefisien korelasi parsial
k = jumlah variabel independent
n = jumlah data/kasus

Menentukan dengan rumus df= n-k

Dimana:
df = degree of fredoom
n = sampel
k = jumlah variabel

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:91)

1) Tidak ada pengaruh signifikan apabila < dan

signifikansi > 0,05.

2) Tidak ada pengaruh signifikan apabila > dan

signifikansi < 0.05

b. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)


Menurut Ghozali (2011) uji statistik F pada dasarnya

menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang

dimasukan terhadap variabel mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen/terikat. Dalam pengujian ini

dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama

(simultan) variabel bebas (leader member exchange, self esteem dan


64

self efficacy) terhadap variabel terikat (kinerja). Adapun rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

( )
= ( )

Keterangan:
F = nilai koefisien
=koefisien determinan
= jumlah sampel
= jumlah variabel bebas

Menentukan dengan rumus (Ghozali, 2009)

df 1 (dengan pembilang) = k-1

df 2 (dengan penyebut) = n-k

Dimana:

df = degree of fredoom
n = sampel
k = jumlah variabel

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:91)

1) Apabila yang diperoleh dari hasil perhitungan regresi

signifikansinya lebih keceil dari 0,05 dan > maka

hipotesis diterima.

2) Apabila yang diperoleh dari hasil perhitungan regresi

signifikansinya lebih keceil dari 0,05 dan < maka

hipotesis ditolak.

c. Koefisien Determasi ( )
Menurut Ghozali (2012;97) koefisien determinasimerupakan

alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam


65

menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi ( )

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepadatan paling baik dalam

analisis regresi, dimana hal yang ditunjukan oleh besarnya koefisien

determinasi ( ) antara 0 (nol) dan 1 (satu). Koefisien determinasi ( )

nol variabel independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen. Selain itu koefisien determinasi dipergunakan untuk

mengetahui presentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan

oleh variabel.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum


4.1.1 Gambaran Umum SMK Negeri 1 Karanggayam

Sekolah yang berada di desa Kebakalan, Kecamatan

Karanggayam, Kabupaten Kebumen ini digagas pendirinya oleh para

tokoh pendidikan di daerah pada tahun 2006, dan mulai dibangun pada

tahun 2008 denga dana APBN dalam bentuk Bantuan Pembangunan

USB (Unit Sekolah Baru) Direktorat Pembinaan SMK.

Sebelum didirikannya SMK Negeri 1 Karanggayam ini,

sebagian besar tamatan SLTP yang berada di wilayah Karanggayam

timur-utara tidak melanjutkan pendidikan ke SLTA dikarenakan

kendala geografis, ekonomi dan sosial. Kebanyakan di antara mereka

lebih memilih merantau ke kota-kota besar untuk mengadu nasib

menjadi buruh kasar atau pembantu rumah tangga. Dengan demikian,

keberadaan SMK Negeri 1 Karanggayam adalah merupakan “Jembatan

Emas” menuju kesuksesaan masa depan bagi masyarakat daerah ini.

Selasa tanggal 17 Maret 2009 Bupati Kebumen, K.H.

Mohammad Nashiruddin Al Mansyur, menetapkan sebagai hari

berdirinya SMK Negeri 1 Karanggayam melalui Keputusan Bupati

Kebumen Nomor 421/119/KEP/2009, dengan membuka program

keahlian Tata Busana dan Teknik Otomotif. Dengan dasar hukum ini,

pada tahun pelajaran 2009/2010 SMKN 1 Karanggayam mulai

66
67

menerima peserta didik baru. Dua kelas Tata Busana dan tiga kelas

Teknik Otomotif, dengan jumlah 137 peserta didik.

Dalam perjalannya, sempat mengalami penurunan kepercayaan

(animo) masyarakat. Tiga tahun pertama animonya terus menurun. Ini

diduga karena kondisi sekolah memprihatinkan sehingga tidak menarik

bagi masyarakat. Di tahun ke 4 (2012) bersamaan dengan pergantian

Kepala Sekolah, digulirkannya program penyehatan sekolah

menggunakan model RECOVERY yang terbukti dapat meningkatkan

animo masyarakat secara sangat signifikan. Pada tahun pelajaran

2013/2014 SMK Negeri 1 Karanggayam membuka dua program studi

keahlian baru, yaitu Multimedia dan Geologi Pertambangan, untuk

memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat sekitar.

Memasuki tahun ke 7 beroperasinya sekolah ini, SMK Negeri 1

Karanggayam memiliki 4 program studi keahlian dengan siswa

sebanyak 750 yang terbagi dalam 24 rombongan belajar dan telah

menyelenggarakan ujian. Tahun pelajaran 2012/2013 menamatkan 132

siswa, tahun 2013/2014 menamatkan 118 siswa, dan tahun 2014/2015

menamatkan 142 siswa.

4.1.2 Visi, Misi SMK Negeri 1 Karanggayam

1. Visi

Menjadi satuan pendidikan kejuruan profesional yang

berkteladanan sehingga mampu menhasilkan tamatan yang


68

beriman dan bertakwa kepad Tuhan YME, profesional dan

berkarakter.

2. Misi

1. Menyelanggarakan diklat yang berkualitas profesional sesuai

dengan tuntutan Standar Nasional Pendidikan dan Model

Pembelajaran Abad ke 21.

2. Membangun keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME,

akhlak mulia, dan karakter peserta didik secara konsisten dan

berketeladanan sebagai upaya untuk turut serta mewujudkan

peradaban bangsa yang bermartabat.

3. Melatih dan mengembangkan keterampilan peserta didik sesuai

dengan kopetensi keahlian yang dipilihnya untuk memasuki

dunia kerja.

4. Menjalin hubungan kerjasama dengan DU/DI dan masyarakat

untuk meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan.

5. Mengembangkan kecerdasan perserta didik di bidang sains dan

teknologi yang diperlukan untuk beradaptasi dengan kemajuan

zaman dan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi.

6. Menumbuhkan dan mengembangkan seni, kreasi dan inovasi

peserta didik.

7. Turut serta melestarikan lingkungan melalui program “Green

and Clean” dan pembelajran kemandirian pererta didik.


69

8. Menanamkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan

sebagai upaya membangun kemandirian perserta didik.

9. Menanamkan dan mengembangkan kejujuran dan sikap

pantang menyerah (Adversity Quotient) yang diperlukan untuk

meraih sukses sejati.

4.2. Analisis Deskriptif


1.2.1 Karakteristik Responden dan Berdasarkan Jenis Kelamin
Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 32

orang responden, maka dapat diidentifikasi mengenai karakteristik

berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel IV-1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Laki-Laki 15 46%
2 Perempuan 17 54%
Total 32 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-1 diatas, menunjukan bahwa data

sampel yang digunakan pada penelitian ini diperoleh bahwa responden

dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 15 orang dan untuk data

perempuan sebesar 17 orang.Hal ini menunjukan bahwa sebagian

Guru di SMK Negeri 1 Karanggayam adalah perempuan.

1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 32

orang responden, maka dapat diidentifikasikan mengenai

karakteristik umur sebagai berikut:


70

Tabel IV-2
Karakteristik Respoden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Presentase (%)
1 20-30 5 16%
2 31-40 12 37%
3 41-50 9 28%
4 >50 6 19%
Total 32 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-2 diatas, menunjukan bahwa data

sampel yang digunakan pada penelitian ini diperoleh bahwa responden

dengan umur 20-30 tahun sebesar 16%, umur 31-40 tahun sebesar

37%, umur 41-50 tahun sebesar 28%, dan umur diatas 50 tahun

sebesar 19%. Hal tersebut menunjukan bahwa sebagian besar Guru

SMK Negeri 1 Karanggayam memiliki umur diatas 41-50 tahun.

1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 32

orang responden, maka dapat diidentifikasi mengenai karakteristik

berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut:

Tabel IV-3
Karakteristi Resopneden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase (%)
1 S1 29 91%
2 S2 3 9%
Total 32 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-3 dapat dijelaskan bahwa karakteristik

responden berdasarkan tingkat pendidikan dari 32 orang responden,

terdapat 3 orang responden atau 9% berpendidikan S2, dan terdapat 36

orang responden atau 91% berpendidikan S1. Hal ini juga menunjukan
71

bahwa Guru SMK Negeri 1 Karanggayam didominasi oleh responden

berpendidikan S1.

1.2.4 Karakteristik Respoden Berdarkan Masa Kerja

Berdasarkan hasil penelitian telah dilakukan terdapat 32

responden, maka dapat diidentifikasi mengenai karakteristik

berdasarkan masa kerja sebagai berikut:

Tabel IV-4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No Masa Kerja Frekuensi Presentase (%)
1 1-5 tahun 7 22%
2 6-10 tahun 16 50%
3 > 11 tahun 9 28%
Total 32 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Berdasarkan Tabel IV-4 di atas, menunjukan bahwa data

sampel yang digunakan pada penelitian ini diperoleh bahwa responden

dengan masa kerja 1-5 tahun sebesar 22%, masa kerja 6-10 tahun

sebesar 50% dan masa kerja > 11 tahun sebesar 28%. Hal tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar Guru SMK Negeri 1 Karanggayam

memiliki masa kerja 6-10 tahun sebesar 50%.

4.3. Analisis Statistik


Analisis statistik dalam penelitian ini diperoleh dari perhitungan

pengolahan data sampel sebanyak 32 responden dengan menggunakan alat

bantu berupa program aplikasi komputer SPSS for windows versi 25.0.

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuisioner yang dilakukan terhadap semua instrument variabel,


72

baik variabel bebas, terikat, maupun intervening. Uji validitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan metode pearson product moment.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan pada semua instrument

variabel penelitian yaitu leader member exchange, self esttem, self

efficacy dankinerja. Setiap instrumen variabel, dinyatakan valid

apabila rhitung > rtabel dengan tingkat signifikansi < 0,05. Sebaliknya,

instrument dinyatakan tidak valid apabila rhitung < rtabel dengan

tingkat signifikansi > 0,05. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan

dengan menggunakan bantuan SPSS for windows version 25.0,

menghasilkan pernyataan pada masing-masing variabel sebagai

berikut:

a. Variabel Leader Member Exchange

Uji Validitas leader member exchange disajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel IV-5
Hasil Uji Validitas Variabel Leader Member Exchange
Butir Signifikansi Keterangan
X1.1 0,748 0,3601 0,000 VALID
X1.2 0,857 0,3601 0,000 VALID
X1.3 0,856 0,3601 0,000 VALID
X1.4 0,648 0,3601 0,000 VALID
X1.5 0,792 0,3601 0,000 VALID
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-5 diatas menunjukan semua

instrumen menunjukan bahwa seluruh item/ butir pernyataan

yang digunakan utuk mengukur variabel leader member


73

exchange dinyatakan (sah), karena diperoleh nilai

> 0,3601 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Variabel Self Esteem

Uji Validitas self esteem disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel IV-6
Hasil Uji Validitas Variabel Self Esteem
Butir Signifikansi Keterangan
X2.1 0,895 0,3601 0,000 VALID
X2.2 0,961 0,3601 0,000 VALID
X2.3 0,910 0,3601 0,000 VALID
X2.4 0,932 0,3601 0,000 VALID
X2.5 0,976 0,3601 0,000 VALID
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-6 diatas menunjukan semua

instrumen menunjukan bahwa seluruh item/ butir pernyataan yang

digunakan utuk mengukur variabel self esteem dinyatakan (sah),

karena diperoleh nilai > 0,3601 dan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

c. Uji Validitas Self Efficacy

Uji Validitas self efficacy disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel IV-7
Hasil Uji Validitas Variabel Self Efficacy
Butir Signifikansi Keterangan
X3.1 0,736 0,3601 0,000 VALID
X3.2 0,684 0,3601 0,000 VALID
X3.3 0,712 0,3601 0,000 VALID
X3.4 0,684 0,3601 0,000 VALID
X3.5 0,767 0,3601 0,000 VALID
X3.6 0,743 0,3601 0,000 VALID
74

X3.7 0,723 0,3601 0,000 VALID


Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-7 diatas menunjukan semua

instrumen menunjukan bahwa seluruh item/ butir pernyataan

yang digunakan utuk mengukur variabel self efficacy dinyatakan

(sah), karena diperoleh nilai > 0,3601 dan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

d. Uji Validitas Kinerja

Uji Validitas Kinerja penulis sajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Tabel IV-8
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja
Butir Signifikansi Keterangan
Y1.1 0,968 0,3601 0,000 VALID
Y1.2 0,930 0,3601 0,000 VALID
Y1.3 0,767 0,3601 0,000 VALID
Y1.4 0,930 0,3601 0,000 VALID
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-8 diatas menunjukan semua instrumen

menunjukan bahwa seluruh item/ butir pernyataan yang

digunakan utuk mengukur variabel kinerja dinyatakan (sah),

karena diperoleh nilai > 0,3601 dan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliablitas butir dilakukan dengan ketentuan, jika nilai

hitung Cronbach alpha > 0,5 maka variabel tersebut reliable dan

sebaliknya jika nilai hitungCronbach alpha < 0,5 maka variabel


75

tersebut tidak reliable. Hasil uji reliabilitas penelitian ini disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel IV-9
Hasil Uji Reliabilitas
No Cronbach
Item Variabel Keterangan
Alpha
1 Leader Member Exchange 0,846 Reliabel
2 Self Esteem 0,963 Reliabel
3 Self Efficacy 0,845 Reliabel
4 Kinerja 0,920 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan tabel IV-9 diatas, dapat dijelaskan bahwa

seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan

reliabel (andal) karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,5.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah

model regresi data dipakai. Pengujiannya dilakukan menggunakan

bantuan SPSS 25.0 for windows. Uji asumsi klasik meliputi:

1. Uji Multikolinearitas

Tidak adanya multikolinearitas ditentukan dengan angka

VIF dibawah 10 dan tolerance diatas 0,1 (Ghozali, 2009:95). Hasil

analisis data dengan bantuan program SPSS for Windows Version

25.0 diperoleh output sebagai berikut:

Tabel IV-10
Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel Tolerance VIF
1 Leader Member Exchange 0,960 1,041
2 Self Esteem 0,904 1,106
3 Self Efficacy 0,940 1,064
76

Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Tabel IV-10 di atas, dapat dijelaskan bahwa

nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah angka 10, sehingga

model regresi tidak terjadi multikolinearitas.

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan

varian dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Adapaun

hasil analisisnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar IV-11
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data primer Diolah, 2020

Berdasarkan Gambar IV-11 di atas, menunjukkan bahwa

tidak ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu

pola tertentu yang teratur (melebar, menyempit) dan tidak ada


77

pola yang jelas sehingga dapat disimpulkan model regresu pada

penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam sebuah regresi linear, variabel dependen, variabel

independen atau keduanya terdistribusi normal atau mendekati

normal. Model regresi yang baik seharusnya mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Adapun hasil

analisinya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar IV-12
Uji Normalitas

Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan Gambar IV-12 di atas, diketahui bahwa data

menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti arah garis


78

diagonal, maka dapat disimpulkan model regresi tersebut

memenuhi asumsi normalitas.

4.3.4 Analisis Regresi Liner Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh dari variabel leader member excahnge, self esteem dan self

efficacy terhadap kinerja. Adapun hasil dari perhitungan dengan

menggunakan bantuan SPSS for WindowsVersion 25.0 dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel IV-13
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 3,756 3,445 1,090 ,285
Leader Member
-,079 ,123 -,092 -,639 ,528
Exchange
Self Esteem ,381 ,115 ,489 3,307 ,003
Self Efficacy ,200 ,090 ,321 2,217 ,035
a. Dependen Variable: Kinerja

Berdasarkan Tabel IV-13 di atas, maka dapat di buat

persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 3,756 – +e

Kemudian nilai-nilai  dan b dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta ()

Menunjukan  = 3,756 artinya jika variabel leader

member excahnge, self esteem dan self efficacy tidak dimasukan


79

dalam penelitian maka kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam

sebesar 3,756.

2. Variabel Independen

a.

Koefisien regresi untuk leader member exchange

sebesar -,079 artinya jika variabel leader member kenaikan

atau bertambahnya satu satuan pada variabel leder member

exchange, akan menyebabkan perubahan bertambahnya

kinerha guru di SMK Negeri 1 Karanggayam sebesar -

0,079 poin, apabila variabel independen lainnya tetap.

b.

Koefisien regresi untuk self esteem sebesar 0,381

artinya kenaikan atau bertambahnya satu satuan pada

variabel 0,381, akan menyebabkan perubahan

bertambahnya kinerja guru di SMK Negeri 1 Karanggayam

sebesar 0,381 poin, apabila variabel independen lainnya

tetap.

c.

Koefisien regresi untuk self efficacy sebesar 0,200

artinya kenaikan atau bertambahnya satu satuan pada

variabel self efficacy, akan menyebabkan perubahan

bertambahnya kinerha guru di SMK Negeri 1 Karanggayam


80

sebesar 0,200 poin, apabila variabelcindependen lainnya

tetap.

4.3.5 Uji Hipotesis

Untuk menguji pengaruh leader member exchange, self

esteem dan self efficacy terhadap kinerja guru digunakan uji t dan uji

f yaitu sebagai berikut:

1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Pengujian ini merupakan suatu pengujian secara parsial

variabel independen (X) dimana untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependen (Y), yaitu variabel leader

member exchange (X1), self eteem (X2), dan self efficacy (X3)

terhadap kinerja(Y). Dalam pengujian ini ditentukan tingkat

signifikan sebesar 5% (α = 0,05). Untuk mengetahui hasil analisis

uji t dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel IV-14
Uji Uji Parsial (Uji t)
Variabel Signifikan t hitung t tabel Keterangan
Lmx 0,528 0,05 -,635 2,045 Tidak
Signifikan
Self 0,003 0,05 3,307 2,045 Signifikan
esteem
Self 0,035 0,05 2,217 2,045 Signifikan
efficacy
Sumber : Data Primer Diolah, 2020

a. Variabel Leader Member Exchange (X1)

Berdasarkan Tabel IV-14 di atas, diketahui bahwa hasil

analisis variabel leader member exchange memiliki t hitung


81

sebesar0,635 < t tabelsebesar 2,045 dengan tingkat signifikan 0,528

> 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel leader member

exchange tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kinerja guru SMK Negri 1 Karanggayam.

b. Variabel Self Esteem (X2)

Berdasarkan Tabel IV-14 di atas, diketahui bahwa hasil

analisis variabel self esteem memiliki t hitungsebesar 3,307 > t tabel >

t tabel 2,045 dengan tingkat signifikan 0,003 < 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa variabel self esteem berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

c. Variabel Self Efficacy (X3)

Berdasarkan Tabel IV-14 di atas, diketahui bahwa hasil

analisis variabel self efficacy memiliki t hitung sebesar 2,217 > t

tabelsebesar 2,045 dengan tingkat signifikansi 0,035 < 0,05. Hal

ini menunjukan bahwa variabel self efficacy berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1

Karanggayam.

2. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan yang nyata antara variabel leader member exchange, self

esteem, dan self efficacy terhadap variabel dependen yaitu kinerja

secara bersama-sama. Hasil uji F yang telah dilakukan dengan


82

menggunakan bantuan SPSS for windows version 25.0 dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel IV-15
Hasil Uji Simultan
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regression 39,136 3 31,045 7,557 ,001b
Residual 48,333 28 1,726
Total 87,469 31
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), LMX, Self eteem, Self efficacy
Sumber: Data Diolah Primer, 2020
Berdasarkan Tabel IV-15 di atas, diketahui bahwa nilai F

hitungsebesar 7,557 > dari F tabel sebesar 3,33 dengan signifikansi

0,001 < dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara

bersama-sama LMX, self eteem, dan self efficacy terhadap kinerja

guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

3. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen.

Kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel

dependen dapat diketahui dari besarnya nilai Adjusted R2. Berikut

ini hasil uji koefisien determinasi (R2) yang diolah dengan alat

bantu analisis SPSS for windowsversion 25.0.

Tabel IV-13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
83

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square
Square the Estimate
1 ,669a ,447 ,388 1,31384
a. Predictors: (Constant), LMX, Self esteem, self efficacy
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Diolah Primer, 2020
Berdasarkan Tabel IV-13 di atas, dapat diketahui bahwa

nilai AdjustedR Squaresebesar 0,388 artinya kontribusi variabel

leader memer exchange, self esteem dan self efficacy terhadap

kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam sebesar 38,8%

sedangkan sisanya sebesar 61,2% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak ada dalam model penelitian ini.

4.4. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel leader member exchange, self esteem dan self efficacy terhadap

kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Setelah dilakukan pengujian

hipotesis perlu dikembangkan pembahasan yang diharapkan mampu

memberikan sumbangan teoritis kepada guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

Berdasarkan hasil olah data analisis yang telah dilakukan, penulis

memberikan pembahsan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh Leader Member Exchange Terhadap Kinerja Guru SMK

Negeri 1 Karanggayam.

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, dapat dilihat bahwa

lader member exchange tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja

guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung
84

sebesar 0.035 < t tabel 2,042 dengan signifikansi sebesar 0,528 > 0,05,

sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa leader member

exchange berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru SMK Negeri 1

Karanggayam ditolak.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leader

member exchange tidak berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1

Karanggayam karena nilai t hitung < t tabel, akan tetapi hasil analisisnya

masih positif yang artinya leader member exchange mungkin berpengaruh

secara tidak langsung terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam,

seharusnya variabel leader member exchange dimediasi oleh variabel lain

agar berpengaruh terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh R.M. Firdaus dan Aria Mulyapradana (2018) yang menyatakan

bahwa leader member exchange tidak berpengaruh terhadap kinerja.

Atasan harus semakin dekat dengan bawahan, seperti: atasan memiliki

humor, atasan dianggap sebagai teman oleh bawahan, atasan dianggap

sebagai rekan kerja oleh bawahan.

2. Pengaruh Self Esteem Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1

Karanggayam.

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, terbukti bahwa self

esteem berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK

Negeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar 3,307

> t tabel 2,045 dengan signifikansi sebesar 0,003 < 0,05,maka hipotesis

kedua yang menyatakan bahwa self esteem berpengaruh secara pasial


85

terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam kepala diterima.Self

esttem merupakan penilaian pribadi yang dilakukan individu mengenai

perasaan berharga atau berarti dalam sikap-sikap individu terhadap

dirinya. Karyawan dengan self esteem yang tinggi

mempengaruhikinerjanya karena perasaan self esteem pada kenyataannya

tercermin dengan guru membuat RPP secara rutin.Hasil penelitian ini

didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wulandari dan

Widiartono (2019) bahwa self esteemberpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja.

3. Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1

Karanggayam.

Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, terbukti bahwa self

efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK

Negeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar 2,217

< 2,045 signifikansi sebesar 0,0035 < 0,05, sehingga hipotesis ketiga yang

menyatakan bahwa self efficacy berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 diterima. Hal ini berarti semakin

tinggi tingkat self efficacy yang dimiliki guru SMK Negeri 1 maka

semakin baik kinerja yang dihasilkan. Artinya guru SMK Negeri 1

Karanggayamyang memilki self efficacy yang lebih tinggi akan memiliki

kemampuan dalam mengajar hal ini tercermin dari guru yang mengikuti

diklat yang dilakukan pihak sekolah. Hasil penelitian sesuai dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Stevani dan Jafar (2017) yang
86

menyatakanbahwa self efficacy berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

4. Pengaruh Leader Member Exchange, Self Esteem dan Self Efficacy

Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 1 Karanggayam.

Berdasarkan hasil uji F dalam penelitian ini diperoleh nilai Fhitung

sebesar 7,557 > Ftabel 3,33 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 <

0,05. Hal ini membuktikan variabel leader member exchange, self esteem

dan self efficacy secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Sedangkan berdasarkan hasil

uji R2 (Koefisien Determinasi) diperoleh nilai sebesar 0,388 sehingga

dapat disimpulkan bahwa besarnya variabel independent dalam

mempengaruhi variabel dependent sebesar 38,8% dan sisanya sebesar

61,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model penelitian

ini. Hasil ini membuktikan bahwa variabel kinerja guru SMK Negeri 1

Karanggayam belum bisa sepenuhnya dijelaskan oleh variabel leader

member exchange, self esteem dan self efficacy karena nilainya masih

dibawah100.
BAB V
SIMPULAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dengan bantuan alat

analisis SPSS 25.0 for windows mengenai pengaruh leader member exchange,

self esteem dan self efficacyterhadap kinerja (Studi pada guru SMK Negeri 1

Karanggayam), maka peneliti dapat menarik simpulan sebagai berikut:

1. Secara Parsial leader member exchange tidak berpengaruhsignifikan

terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat

dari nilai t hitung < t tabel, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan

bahwa leader member exchange berpengaruh secara parsial terhadap

kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam ditolak.

2. Secara parsial self esteem berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja guru SMK Ngeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat dari nilai t

hitung > t tabel, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan bahwa self esteem

berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru SMK Negeri 1

Karanggayam diterima.

3. Secara Parsial self efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat darinilai t

hitung > t tabel, sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa self

efficacy berpengaruh secara parsial terhadap kinerja guru SMK Negeri 1

Karanggayam diterima.

87
88

4. Secara simultan (bersama-sama) leader member excahnge,self esteem dan

self efficacyberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK

Negeri 1 Karanggayam. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F yang diperoleh

nilai Fhitung > Ftabel.Sehingga hipotesis ke empat yang menyatakan bahwa

leader member exchange, self esteem dan self efficacy ,berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam diterima.

5.2. Keterbatasan
Penelitian yang dilaksanakan ini mempunyai keterbatasan, oleh karena

itu keterbatasan ini perlu diperhatikan untuk peneliti-peneliti selanjutnya,

keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini belum dapat mengungkapkan secara keseluruhan faktor

yang mempengaruhi kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam, penelitian

ini hanya terbatas pada faktor leader member exchange,self esteem dan

self efficacy.

2. Penelitian ini melibatkan subyek yang sangat terbatas, yaitu menggunakan

guru SMK Negeri 1 Karanggayam dengan populasi dan sampel guru

SMK Negeri 1 Karanggayam tanpa kriteria tertentu.

5.3. Implikasi
5.3.1 Implikasi Praktis

Berdasarkan atas temuan penelitian yang dibahas pada bab

sebelumnya maka ada beberapa implikasi praktis sesuai dengan

prioritas yang dapat diberikan sebagai masukan bagi organisasi yaitu

sebagai berikut:
89

1.Pada hasil penelitian ini terdapat tiga variabel bebas, namun hanya

variabel self esteem dan self efficacy yang berpengaruh terhadap

kinerja pada uji t. Pada uji uji F ketia variabel berpengaruh secara

silmultan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Artinya

jika SMK Negeri 1 Karanggayam ingin meningkatkan kinerja guru,

maka difokuskan kepada leader member exchange terlebih dahulu.

Seperti kepala sekolah harus memilki humor, kepala skolah dianggap

sebagai teman oleh guru, kepala sekolah sebagai rekan kerja.

2. Self esteem merupakan variabel yang berengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Oleh

sebab itu, peneliti menyarankan agar organisasi sekolah senantiasa

menjaga dan meningkatkan self esteem organisasi dapat melakukan

adanya reward pada guru jika memiliki prestasi, mau melakukan

tindakan sukarela terhadap sesame guru dan dapat membawa

pengaruh positif bagi organisasi.

3. Self efficacy merupkan variabel yang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri 1 Karanggayam. Oleh

sebab itu, peneliti menyarankan agar organisasi sekolah senantisa

menjaga dan meningkatkan self efficacy sehingga berdampak pada

kinerja guru SMK Ngeri 1 Karanggayam. Dari hasil pembagian

kuesioner untuk meningkatkan self efficacy guru organisasi perlu

melakukan hal yang dapat membuat guru yakin bahwa kemampuanya

mampu memperoleh kesuksesan.


90

5.3.2 Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis merupakan sebuah cerminan bagi setiap

penelitian dimana impikasi teoritis memeberikan gambaran mengenai

rujukan-rujukan yang dipengaruhi dalam penelitian ini, baik itu

rujukan permasalahan, pemodelan, hasil-hasil dan penelitian

terdahulu. Berikut ini adalah impikasi teoritis dalam penelitian ini:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk mengembangkan hasil

penelitian ini dengan memperluas variabel bebas yang diperkirakan

dapat mempengaruhi kinerja guru selain faktor leder member

exchange, self esteem dan self efficacy misalnya motivasi,

kopetensi, stress kerja.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan hipotesis

dari penelitian ini. Penelitian ini masih menggunakan yang

sederhana, maka dari itu sebaiknya penelitian selanjutnya dapat

dimoderasi agar hipotesis bervariasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ahda, Saiful. 2012. Analisis Pengaruh Teori Leader Member Exchange (LMX)
terhadap Kinerja (Studi Kasus di Perusahaan Umum Jasa Tirta 1 Malang)

Arikunto, S. 2002. Metodeologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta:


PT Rineka Cipta.

Blascovich, J.& Tomaka, J. (1991). Measures of self esteem. In: Robinson JP.
Shaver PR, Wrighsman LS, enditors. Measures of personality and social
psychological attitudes. Academic Press: London.

Clesmes, Haris. Bean, Reynold. 1995. Bagaimana Meningkatkan Harga Diri


Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Coetzee, M. 2005. Employee Comitment, University of Pretoria Ltd.

Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self esteem. San Franscisco: Freeman


and Company..

Danserau, F., Graen, G.B.,& Haga, W. (1975). A vertical dyad linkage apprroach
to leadership in formal organizations. Organizational Behavior and Human
Performance, 13, 46-78.

Development”, Academny of Management Review, 11:616-634.

Dienesch, R.M., dan Liden, R.C. 1986. “Leader Member Exchange Model of
Leadership: A Critique and Further Development”, Academny of
Management Review, 11:616-634.

Dr. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Bandung: Sei manajemen


sekolah bermutu.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,


Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

____________. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Unviersitas Diponegoro.

Gibson, James L., et.al., Organizational Behavior, Structure, Process, New York:
McGraw-Hill Companies, Inc.,2012

Graen, G. B., & Uhl-Bien, M. 1995. The relationship based approach to


leadership: Development of LMX theory of leadership over 25 years:
Applying a multi level, multidomain perspective. Leadership Quarterly,
6(2), 219-247.
Hadadi Nawawi. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan
Perusahaan Industri. Yogyakarta: UGM Press.

Kilapong, Samuel, 2013. Kepemimpinan Transformasional, Self Efficacy, Self


Esteem Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Tropica
Cocoprima Manado. Jurnal Emba. Vol 1 No.4 Desember 2013. Universitas
Sam Ratulangi Manado. Diakses Tanggal 8 Februari 2015.

Kreitner, R and Kinicki, A. 2005. Perilaku Organisasi. Edisi Kelima, Terjemahan


Erly Suandy. Salemba Empat, Jakarta.

Liden, R.C, Wayne, S.J., dan Stilwell, D. 1993. “A Longitudinal Study on the
Early Development of Leader Member Exchanges”, Journal of Applied
Psychology, 78: 662-674.

Liden, R.C.,& Maslyn, J. M. 1998. Multidimensionality of leader member


exchange: Anempirical asessment throught scale development, Journal of
Management, 24 (1), 43-72

Luthans, Fred., Organizational Behavior, an Evidence-Based Approach, New


York: McGraw Hill Irwin, 2011.

Mangkunegara. A.A. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

___________.A.A. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT


Refika Aditama.

Mohamad Surya. 2004. Psikologi Pembelajaran da Pengajaran. Bandung:


Pustaka Bani Quraisy.

Muhammad Zainur Roziqin. 2010. Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.

Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Rosdakarya.

Pajares, F. 2002. Overview of Social Cognitive Theory and of Self Efficacy. Emory
University: at http//www.emory.edu/EDUCATION/mfp/eff.htm.

Philips, A., s., and Badeian, A.G.1994. Leader Follower Exchange Quality: The
Role of personal and Interpersonal Attributes, Academny of Management
Jornal, Vol. 37,p.990-1001.

Aria Mulyapradana, R.M. Firdaus. 2018.Pengaruh Modal Sosial dan Leader


Member Exchange Terhadap Kinerja Melalui Komitmen Organisasi.
Jurnal Bingkai Ekonomi, Vol 3 No 1,Januari 9-21.

Robbins, P. Stephen dan Timoty A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16.
Jakarta: Salemba Empat.
Soedijarto. 1993. Menuju pendidikan nasional yang relevan dan bermutu. Jakarta:
Bali.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta.

_ . 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

__. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

_______. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

_______. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Tangkilisan, Hessel N. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.

Truckenbroadt, Y. B. 2000. The reationship between leader member exchange and


commitment and organizational citizenship behavior, Acquistion Review
Quarterly, 233-244.

UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Wu, Y.J. (2009). A multidimensional analysis of the relationship between


leadermember exchange and organizational citizenship behavior with an
alternative measure of leader member exchange. (Disertasi). New York.
School of Business Organizational Studies Program.

Yukl, Gary, Leaderships in Organizations Global Editions, Edition, New


Jersey:Pearson Education, Inc., 2010.

Zainal, Mustafa. 2009. Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta:


Grahan Ilmu.
LAMPIRAN
LAMPIRAN

PENGANTAR KUESIONER

Lampiran : Satu Berkas


Perihal : Permohoman Pengisian Kuesioner

Kepada Yth.
Bapak/Ibu/saudara/I
Di tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penyelesaian skripsi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Putra

Bangsa Kebumen yang berjudul “Pengaruh Leader Member Exchange, Self

Esteem dan Self Efficacy terhadap Kinerja studi pada Guru SMK Negeri 1

Karanggayam” saya mohon kesediaan anda meluangkan waktunya guna mengisi

kuesioner yang berkaitan dengan isi sekripsi tersebut.

Kuesioner ini dibuat semata-mata untuk kepentingkan studi ilmiah,

sehingga kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini apa adanya, akan sangat

membantu obyektifitas hasil penelitian yang dilakukan.

Demikian permohonan ini saya ajukan, atas perhatiannya dan

partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Kebumen, April 2020


Hormat Saya,

Yeni Widiyawati
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH LEAER MEMBER EXCHANGE, SELF


ESTEEM DAN SELF EFFICACY TERHADAP
KINERJA GURU
(Studi Pada Guru SMK Negeri 1 Karanggayam)

Identitas Responden

Mohon Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berkenan mengisi semua pertanyaan sesuai


dengan data pribadi. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda centeng ()
Nama.......................................................................................................................*)
1. Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

2. Tingkat Pendidikan

S1 S2

3. Usia Responden

20 – 30 41 - 50

31 – 40 > 50

4. Masa Kerja

1-5 Tahun

6- 10 Tahun
> 11 Tahun
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda ceklist/centang () pada kolom jawaban yang dianggap sesuai
menurut anda pada kolom yang tersedia dengan menyediakan jawaban dengan
kode (SS, S, TS, STS)
Setiap responden hanya diberi kesempatan menceklis/mencentang satu jawaban.

Adapun makna kodenya adalah

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

A. Leader Member Exchange ( )

No Pertanyaan Penilaian
SS S TS STS
1 Kepala Sekolah menganggap layaknya
teman
2 Kepala Sekolah membantu dan
memberikan solusi atas kesalahan yang
ditimbulkan
3 Saya akan memberikan yang terbaik
untuk memenuhi target yang di tentukan
4 Saya bekerja diatas waktu yang
ditetapkan kepala sekolah
6 Saya menghormati pengatahuan yang
dimiliki Kepala Sekolah dalam
pekerjaannya

B. Self Esteem ( )

No Pertanyaan Penilaian
SS S TS STS
1 Saya dapat mengontrol perilaku saya
dalam organiasi
2 Banyak rekan kerja yang menyukai cara
kerja saya
3 Saya merasa bahwa saya adalah seorang
yang berharga, setidaknya sederajat
dengan orang lain.
4 Saya selalu menaati peraturan sesuai
dengan nilai-nilai yang ada.
5 Saya mampu mengambil keputusan
sendiri terkait pekerjaan saya

C. Self Efficacy ( )

No Pertanyaan Penilaian
SS S TS STS
1 Saya yakin bahwa kesuksesan
melaksanakan kerja memerlukan
keyakinan
2 Saya memiliki ketekunan dalam
mencapai tujuan
3 Saya merasa yakin akan mampu
menyelesaikan setiap masalah dalam
bekerja
4 Saya memiliki keyakinan kemampuan
dan saya menjadi modal keberhasilan dan
kesuksesan saya
5 Saya mempunyai keyakinan atas
kemampuan diri dalam situasi-situasi
sosial
6 Saya merasa yakin dapat melaksakan
tugas dan tanggung jawab secara efektif
7 Saya yakin dapat menjadi teladan dan
membawa perubahan positif bagi
organisasi

D. Kinerja (Y1)

No Pertanyaan Penilaian

SS S TS STS

1 Kualitas pekerjaan saya sudah sesuai


dengan yang ditetapkan oleh sekolah
2 Dalam bekerja saya sudah sesuai dengan
kuantitas pekerjaan yang disesuaikan
oleh sekolah
3 Saya selalu datang tepat waktu

4 Dalam melaksanakan tugas saya selalu


bekerja sama dengan guru lain
Hasil Uji Validitas Leader Member Exchange (X1)

Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1
X1.1 Pearson Correlation 1 ,618** ,592** ,258 ,488** ,748**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,154 ,005 ,000
N 32 32 32 32 32 32
X1.2 Pearson Correlation ,618** 1 ,629** ,378* ,746** ,857**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,033 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
**
X1.3 Pearson Correlation ,592 ,629** 1 ,674** ,493** ,856**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,004 ,000
N 32 32 32 32 32 32
*
X1.4 Pearson Correlation ,258 ,378 ,674** 1 ,378* ,684**
Sig. (2-tailed) ,154 ,033 ,000 ,033 ,000
N 32 32 32 32 32 32
** **
X1.5 Pearson Correlation ,488 ,746 ,493** ,378* 1 ,792**
Sig. (2-tailed) ,005 ,000 ,004 ,033 ,000
N 32 32 32 32 32 32
X1 Pearson Correlation ,748** ,857** ,856** ,684** ,792** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Variabel Self Esteem (X2)

Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2
X2.1 Pearson 1 ,798** ,718** ,790** ,864** ,895**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
**
X2.2 Pearson ,798 1 ,923** ,856** ,923** ,961**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
** **
X2.3 Pearson ,718 ,923 1 ,778** ,845** ,910**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
** **
X2.4 Pearson ,790 ,856 ,778** 1 ,928** ,932**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
** **
X2.5 Pearson ,864 ,923 ,845** ,928** 1 ,976**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
X2 Pearson ,895** ,961** ,910** ,932** ,976** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Uji Validitas Self Efficacy (X3)
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3
X3.1 Pearson 1 ,468** ,409* ,364* ,477** ,395* ,542** ,736**
Correlation
Sig. (2- ,007 ,020 ,041 ,006 ,025 ,001 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
**
X3.2 Pearson ,468 1 ,334 ,664 **
,278 ,367 *
,478 **
,684**
Correlation
Sig. (2- ,007 ,062 ,000 ,123 ,039 ,006 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
*
X3.3 Pearson ,409 ,334 1 ,329 ,642 **
,544 **
,287 ,712**
Correlation
Sig. (2- ,020 ,062 ,066 ,000 ,001 ,112 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
* **
X3.4 Pearson ,364 ,664 ,329 1 ,344 ,296 ,592 **
,684**
Correlation
Sig. (2- ,041 ,000 ,066 ,054 ,100 ,000 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
** **
X3.5 Pearson ,477 ,278 ,642 ,344 1 ,636 **
,374 *
,767**
Correlation
Sig. (2- ,006 ,123 ,000 ,054 ,000 ,035 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
* *
X3.6 Pearson ,395 ,367 ,544** ,296 ,636 **
1 ,464 **
,743**
Correlation
Sig. (2- ,025 ,039 ,001 ,100 ,000 ,007 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
** **
X3.7 Pearson ,542 ,478 ,287 ,592 **
,374 *
,464 **
1 ,723**
Correlation
Sig. (2- ,001 ,006 ,112 ,000 ,035 ,007 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
** ** **
X3 Pearson ,736 ,684 ,712 ,684 **
,767 **
,743 **
,723 **
1
Correlation
Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 32 32 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Kinerja (Y)

Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y
Y1 Pearson 1 ,928** ,628** ,928** ,968**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32
**
Y2 Pearson ,928 1 ,564** ,855** ,930**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32
** **
Y3 Pearson ,628 ,564 1 ,564** ,767**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32
** **
Y4 Pearson ,928 ,855 ,564** 1 ,930**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32
** **
Y Pearson ,968 ,930 ,767** ,930** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Reliabilitas

1. Leader Member Exchange (X1)


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,846 5

2. Self Esteem
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,963 5

3. Self Efficacy
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,847 7

4. Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,920 4
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 X3, X1, X2 . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 ,669a ,447 ,388 1,31384 1,883
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 39,136 3 13,045 7,557 ,001b
Residual 48,333 28 1,726
Total 87,469 31
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient Collinearity
Coefficients s Statistics
Std.
B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 3,756 3,445 1,090 ,285
X1 -,079 ,123 -,092 -,639 ,528 ,960 1,041
X2 ,381 ,115 ,489 3,307 ,003 ,904 1,106
X3 ,200 ,090 ,321 2,217 ,035 ,940 1,064
a. Dependent Variable: Y

Coefficient Correlationsa
Model X3 X1 X2
1 Correlations X3 1,000 -,011 -,243
X1 -,011 1,000 ,196
X2 -,243 ,196 1,000
Covariances X3 ,008 ,000 -,003
X1 ,000 ,015 ,003
X2 -,003 ,003 ,013
a. Dependent Variable: Y

Collinearity Diagnosticsa
Condition Variance Proportions
Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) X1 X2 X3
1 1 3,968 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00
2 ,018 14,965 ,00 ,36 ,35 ,03
3 ,011 19,381 ,00 ,06 ,38 ,80
4 ,003 34,417 1,00 ,57 ,27 ,17
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Std.
Minimum Maximum Mean Deviation N
Predicted Value 11,8959 15,7962 13,2187 1,12359 32
Std. Predicted Value -1,177 2,294 ,000 1,000 32
Standard Error of ,303 ,737 ,450 ,115 32
Predicted Value
Adjusted Predicted 11,8403 15,7379 13,2331 1,14258 32
Value
Residual -2,00046 3,70367 ,00000 1,24865 32
Std. Residual -1,523 2,819 ,000 ,950 32
Stud. Residual -1,779 2,987 -,005 1,023 32
Deleted Residual -2,73097 4,15969 -,01432 1,44954 32
Stud. Deleted -1,855 3,554 ,019 1,102 32
Residual
Mahal. Distance ,679 8,777 2,906 2,058 32
Cook's Distance ,000 ,289 ,042 ,075 32
Centered Leverage ,022 ,283 ,094 ,066 32
Value
a. Dependent Variable: Y
Hasil Uji Normalitas

Hasil Uji Heterokedastisitas


Tabel R STATISTIKA
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Distribusi F
Tabulasi Data
NO X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3 Y1 Y2 Y3 Y4 Y
1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16
2 3 4 3 4 4 18 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 3 12
3 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16
4 4 4 3 3 4 18 3 3 3 3 3 15 4 3 3 4 3 3 4 24 3 3 3 3 12
5 3 3 3 4 3 16 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 12
6 3 3 3 4 3 16 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 4 4 23 3 3 3 3 12
7 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 3 3 4 3 3 3 4 23 4 4 3 4 15
8 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 4 3 22 3 3 3 3 12
9 4 4 3 3 4 18 3 3 3 3 3 15 2 3 3 3 3 3 3 20 3 3 4 3 13
10 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 3 4 2 4 2 2 4 21 4 4 4 4 16
11 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 12
12 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 12
13 3 4 4 4 3 18 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 2 3 20 3 3 3 3 12
14 4 3 3 3 4 17 4 3 3 3 3 16 4 4 4 4 3 3 3 25 3 3 3 3 12
15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 2 3 3 20 3 3 3 3 12
16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 12
17 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 3 15 2 3 3 4 3 3 3 21 4 4 4 4 16
18 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 3 21 4 4 4 4 16
19 4 3 3 3 3 16 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 4 4 28 3 4 3 3 13
20 4 4 4 4 4 20 3 3 3 4 3 16 3 3 3 3 4 3 3 22 4 4 3 4 15
21 4 3 3 3 3 16 3 3 3 3 3 15 3 3 4 3 3 3 3 22 3 3 3 3 12
22 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 2 4 3 4 2 3 3 21 3 4 3 3 13
23 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 3 3 3 22 4 4 3 3 15
24 3 3 3 4 3 16 3 3 3 3 3 15 4 3 3 4 3 3 4 24 4 4 4 4 16
25 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 4 4 4 3 3 24 3 3 3 3 12
26 3 3 4 4 4 18 4 3 3 4 4 18 4 4 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 12
27 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 2 3 3 20 3 3 3 3 12
28 4 4 4 4 3 19 3 3 4 3 3 16 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 12
29 3 4 3 3 4 17 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 3 3 21 3 3 3 3 12
30 3 3 3 4 3 16 3 3 3 3 3 15 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 4 13
31 3 4 3 3 4 17 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 2 2 3 19 3 3 3 3 12
32 3 3 3 4 4 17 4 4 4 4 4 20 3 3 3 4 3 3 3 22 4 4 4 4 16

Anda mungkin juga menyukai