Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH MODEL KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN

LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DIMODERASI

OLEH LOCUS OF CONTROL PADA ERA KEBIASAAN BARU

(STUDY PADA GURU DI SMAN 1 BABAT)

Oleh :

MUHAMMAD SYAIFUDIN

202210039

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia – Nya atas

petunjuk kekuatan dan kesehatan yang telah di berikan kepada peneliti sehingga

Skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik dan sempurna dengan judul

“Pengaruh Model Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Oleh Locus Of Control Pada Era Kebiasaan

Baru (Study Pada Guru Di SMAN 1 Babat)”.

Proposal Penelitian ini di susun dengan maksud untuk memenuhi salah satu

syarat untuk kelulusan selama menepuh study S2. Sebesar-besarnya kepada

peneliti menyadari bahwa Proposal Penelitian ini tidak mungkin dapat

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan baik moral maupun materi dari semua

pihak y

ang dengan susah payah membantu pembuatan Proposal Penelitian ini.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya

kepada:

1. Bapak Dr. Abdul Ghofur, S.E., M.Si selaku PJ rektor Universitas Islam

Lamongan.

2. Bapak Dr. Abid Muhtarom, SE., S.Pd., M.SE selaku Dekan Sekolah

Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Islam Lamongan.

ii
3

3. Ibu Dr. Sutinem, SS., MM selaku Dosen Pembimbing I, yang sabar telah membantu

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi

ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. Imam Trisno Edy, MM selaku Dosen Pembimbing II yang sabar telah

memberikan arahan dan nasehat kepada peneliti dalam penyusunan proposal ini

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

5. Bapak dan Ibu Dosen Sekolah Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Islam

Lamongan.

6. Kepada istriku, anakku dan keluargaku tercinta terima kasih atas do’a, kasih sayang,

dukungan dan semangat yang telah diberikan.

7. Teman-teman kelas Magister Manajemen A 2022, yang telah memberikan semangat,

bantuan dan motivasi yang di berikan sehingga penelitian ini dapat di selesaikan tepat

waktu.

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurang dan ketidak

sempurnaan, oleh karena itu akhirnya dengan mengucap syukur Alhadulillah, do’a dan

harapan peneliti semoga proposal ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Lamongan, 03 Desember 2021

Penulis
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam melihat maju mundurnya

sebuah bangsa. Tanpa penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas maka cita-cita menjadi

bangsa yang maju hanya akan menjadi angan-angan belaka. Luthfi (2013: 35) Secara

gamblang membuat sebuah pernyataan untuk dijadikan sebagai tolak ukur atau fondasi

betapa pentingnya pendidikan yaitu “No Teacher, No Education, No Education, No

Economic and Social Development”. Dapat dilihat dari pernyataan tersebut dijelaskan secara

tersurat bahwa tanpa adanya pendidikan maka tidak akan mungkin ada perkembangan

ekonomi dan sosial. Pendidikan pula memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan

karakter anak bangsa, karena salah satu tugas dari pendidikan yaitu untuk nilai-nilai luhur

bangsa yang sampai saat ini harus tetap dijaga.

Pandemi Covid-19 mengharuskan proses pembelajaran dilakukan di rumah melalui

sistem daring. Kegiatan belajar beralih menggunakan bantuan google classroom, zoom, tv

edukasi, belajar interaktif di portal rumah belajar, ruang guru dan aplikasi belajar daring

lainnya yang telah direkomendasi oleh Kemendikbud maupun melalui media sosial seperti

whatsapp. Pola pembelajaran sedemikian memberikan tantangan bagi guru, peserta didik dan

orangtua. Guru dituntut untuk mampu menerapkan strategi pembelajaran yang menarik

melalui optimalisasi pemanfaatan beragam aplikasi belajar daring. Orang tua diharapkan

mampu memfasilitasi perangkat pendukung pembelajaran daring di rumah dan menciptakan

suasana yang mendukung proses belajar anak. Peserta didik diharuskan beradaptasi dengan

semua sistem pembelajaran daring dengan beragam tugas yang diberikan oleh tenaga

pendidik. Kondisi ini memerlukan kemandirian belajar yang tinggi bagi para peserta didik
5

agar mereka mampu mengikuti dan menuntaskan kegiatan belajar sistem daring di tengah

pandemi Covid-19.

Kondisi pembelajaran pada masa pandemi harus dapat dimanfaatkan dengan berbagai

perubahan pola berpikir, pola belajar, pola inteksi ilmiah yang lebih bermakna dan dapat

lebih jelas sehingga segala kekakuan dan ketakutan dalam menyikapi masa Covid-19 dapat

dimaksimalkan dengan produktivitas yang mencirikan kebermaknaan. Perasaan pobia harus

tetap dapat diminimalisir dengan optimis bahwa seluruh aktivitas tetap dapat berlangsung

dengan protokol kesehatan tatanan baru (new normal), khususnya dalam segmen

penyelenggaraan pendidikan, Setiap individu harus tanggap terhadap keterbatasan di masa

pandemi untuk tetap produktif dalam bidangnya dan memaknai kondisi pandemi ini sebagai

bagian dari perubahan yang tetap harus mengedepankan sikap dan prilaku representatif pada

tatanan baru untuk menciptakan ruang belajar bervariasi.

Model kepemimpinan dalam konteks ini mencakup berbagai gaya kepemimpinan yang

diterapkan di lingkungan sekolah. Gaya kepemimpinan transformasional, yang mendorong

inovasi, motivasi, dan pengembangan diri, dapat mempengaruhi kinerja guru di era

kebiasaan baru. Begitu pula, gaya kepemimpinan transaksional, yang berfokus pada reward

dan punishment, serta gaya kepemimpinan partisipatif, yang melibatkan partisipasi guru

dalam pengambilan keputusan, juga dapat berdampak pada kinerja guru di era ini.

Selain itu, budaya organisasi juga memainkan peran penting dalam kinerja guru.

Budaya organisasi yang mendukung, seperti budaya kolaboratif, transparansi, dan saling

mendukung, dapat meningkatkan kinerja guru. Sebaliknya, budaya organisasi yang tidak

sehat atau tidak mendukung, seperti budaya otoriter atau tidak inklusif, dapat berdampak

negatif terhadap kinerja guru.

Lingkungan kerja juga memiliki pengaruh signifikan pada kinerja guru di era

kebiasaan baru. Faktor-faktor seperti dukungan sosial, sumber daya yang memadai, dan
6

kondisi fisik dan psikologis yang baik dapat mempengaruhi motivasi, kesejahteraan, dan

kinerja guru.

Selanjutnya, locus of control, yang merujuk pada kepercayaan individu terhadap

pengendalian atas kehidupan dan keputusan mereka, juga menjadi faktor yang mungkin

memoderasi hubungan antara model kepemimpinan, budaya organisasi, lingkungan kerja,

dan kinerja guru. Individu dengan locus of control internal cenderung merasa memiliki

kendali terhadap nasib mereka sendiri, sementara individu dengan locus of control eksternal

cenderung menganggap bahwa kejadian-kejadian di luar kendali mereka. Perbedaan ini

dapat mempengaruhi bagaimana individu merespons model kepemimpinan, budaya

organisasi, dan lingkungan kerja, serta bagaimana hal itu berdampak pada kinerja mereka.

Bedasarkan fenomena dan penjelasan diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Model Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Guru Dimoderasi Oleh Locus Of Control Pada Era Kebiasaan Baru (Study Pada

Guru Di Sman 1 Babat)”

2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, peneliti membuat

rumusan masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian yaitu :

1. Apakah Model Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

2. Apakah Budaya Organisasi (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

3. Apakah Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

4. Apakah Model Kepemimpinan (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z)

berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

5. Apakah Budaya Organisasi (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z) berpengaruh

positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?


7

6. Apakah Lingkungan Kerja (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z) berpengaruh

positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

2.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menguji apakah Model Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif terhadap

Kinerja Guru (Y) ?

2. Untuk menguji apakah Budaya Organisasi (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja

Guru (Y) ?

3. Untuk menguji apakah Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh positif terhadap Kinerja

Guru (Y) ?

4. Untuk menguji apakah Model Kepemimpinan (X1) yang dimoderasi Locus Of Control

(Z) berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

5. Untuk menguji apakah Budaya Organisasi (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z)

berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

6. Untuk menguji apakah Lingkungan Kerja (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z)

berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru (Y) ?

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi SMAN 1 BABAT

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah agar

lebih meningkatkan kualitas kinerja guru terhadap peserta didik SMAN 1 BABAT serta

landasan penelitian selanjutnya.

b. Bagi Universitas
8

Memberikan manfaat sebagai referensi pembaca, dan dapat digunakan sumber

literasi di perpustakaan yang digunakan mahasiswa sebagai acuan ketika ingin

membuat penelitian ilmiah dimasa yang akan datang.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat menerapkan teori dan materi yang pernah didapat di bangku kuliah

terutama dalam bidang manajemen sumber daya manusia, juga menambah wawasan

serta pengetahuan yang belum didapat selama perkuliahan.

d. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi untuk penelitian ilmiah yang

akan datang.

1.6 Lingkungan Penelitian

Penelitian ini menggunakan, teknik pengumpulan data. Penelitian ini juga

memanfaatkan aplikasi SmartPLS. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket

(kuisioner), yang dibagikan kepada guru SMAN 1 BABAT.

1.7 Sistematika Tesis

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang menggambarkan konteks atau situasi yang

mendasari adanya permasalahan yang menjadi perhatian dan menunjukkan fenomena –

fenomena, fakta atau kejadian aktual yang sedang terjadi sehingga melatar belakangi

munculnya judul penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika

pembahasan.

BAB II : Merupakan bab kajian teori yang menguraikan penjelasan tentang teori – teori

yang digunakan untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini yang digunakan dalam

perumusan hipotesis.
9

BAB III : Merupakan bab yang berisi metode penelitian yang digunakan dalam

penulisan yang terdiri dari waktu dan tempat penelitian, jenis dan sumber data, identifikasi

variabel penelitian dan pengukuran, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan

data, Teknik analisis data dam definisi operasional variabel serta kerangka berpikir.
10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Model Kepemimpinan

a. Pengertian Model Kepemimpinan

Menurut (Dr.Riinawati : 2021), gaya kepemimpinan adalah kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk

mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan

bertindak sedemikian rupa sehingga melalui 29 perilaku yang positif, bawahan nya

tersebut dapat memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Dalam buku (Sabariah:2020) Beberapa model kepemimpinan dapat diuraikan

sebagai berikut.

1. Model Kepemimpinan Otokratik

Dalam model kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai penguasa

tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak merupakan pihak

yang dikuasai yang disebut bawahan atau anak buah. Model ini bisa sesekali

digunakan pada saat-saat tertentu dalam mencapai tujuan dalam waktu cepat.

2. Model Kepemimpinan Militeristik

Model kepemimpinan militeristik ini sering digunakan pada zaman dahulu,

jarang sekali pada zaman sekarang model ini digunakan. Tapi model ini bisa

digunakan dalam keadaan tertantu jika memang dituntut keadaan.

3. Model Kepemimpinan Paternalistis


11

Model kepemimpinan paternalistis ini bukan model yang dipakai seseorang

pemimpin untuk memimpin suatu organisasi atau lembaga tetapi lebih kepada sifat

seorang pemimpin yang terbawa dalam menjalankan tugasnya.

4. Model Kepemimpinan Bebas (Laissez faire)

Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinannya dijalankan

dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil

keputusan dan melakukan kegiatan (berbuat) menurut kehendak dan kepentingan

masing-masing baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil.

5. Model Kepemimpinan Situasional

Teori ini merupakan pengembangan dari model kepemimpinan tiga dimensi,

yang didasarkan pada hubungan antara tiga faktor, yaitu perilaku tugas (task

behavior), perilaku hubungan (relationship behavior) dan kematangan (maturity).

6. Model Kepemimpinan Kharismatik

Model kepemimpinan kharismatik ini adalah model yang tidak bisa

dibuatbuat oleh seorang pemimpin. Kharismatik ini adalah daya tarik dari seseorang

yang tidak bisa dijelaskan. Aura yang terpancar dari dalam dari diri seorang

pemimpin tersebut.

7. Model Kepemimpinan Demokratis

Model kepemimpinan ini diarahkan untuk bekerja mencapai tujuan bersama.

Semua keputusan diambil melalui musyawarah dan mufakat serta harus ditaati.

Pemimpin menghormati dan menghargai pendapat bawahan dan memberi

kesempatan untuk mengembangkan inisiatif dan daya kreatif.

8. Model Kepemimpinan Kontigensi Fielder

Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers. Keberhasilan pemimpin

bergantung pada diri pemimpin maupun kepada keadaan organisasi. Menurut Fiedler
12

tak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi, serta ada tiga faktor

yang perlu dipertimbangkan, yaitu hubungan antara pimpinan dan bawahan, struktur

tugas serta kekuasaan yang berasal dari organisasi.

b. Indikator Model Kepemimpinan

Indikator Gaya Kepemimpinan menurut Kartono (2019:39) adalah sebagai

berikut:

1. Sifat.

Setiap seorang pemimpin sangat berpengaruh dalam Gaya Kepemimpinan

untuk menentukan keberhasilannya menjadi seorang pemimpin yang berhasi, serta

ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin, kemampuan pribadi yang

dimaksud adalah kualitas seorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri

didalamnya.

2. Kebiasaan.

Kebiasaan memegang peranan utama dalam Gaya Kepemimpinan sebagai

penentu pergerakan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan segala

tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin baik.

3. Komunikasi

Kemampuan komunikasi adalah kecakapan atau kesanggupan penyampaian

proses atau gagasan orang lain dengan tujuan orang lain tersebut memahami apa

yang dimaksudkan dengan baik secara langsung atau tidak langsung..

2.1.2 Budaya Organisasi

a. Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Tampubolon dalam jurnal Husni :2022, Budaya organisasi merupakan

bagian integral dari lingkungan internal organisasi karena keragaman budaya yang ada

di organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu dalam organisasi. Secara


13

umum, budaya organisasi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal

organisasi. Setiap karyawan memiliki karakteristik dan karakteristik budaya yang

sesuai, sehingga mungkin ada karyawan yang menyukai atau tidak menyukai,

sehingga harus ada persepsi yang seragam dari semua karyawan terhadap pernyataan

budaya organisasi.

Menurut Muis et al(2018), menyatakan bahwa budaya organisasi adalah

kepribadian perusahaan yang tumbuh oleh sistem nilai yang menimbulkan norma

yang mengenai perilaku yang tercermin dalam persepsi, sikap dan perilaku

orang-orang yang ada dalam organisasi ataupun perusahaan.Indikator

variabel budaya organisasi.

b. Indikator Budaya Organisasi

Menurut Sulaksono (2019:14), indikator budaya organisasi sebagai berikut:

1. Inovatif memperhitungkan resiko

Artinya bahwa setiap karyawan akan memberi perhatian yang sensitif terhadap

segala permasalahan yang mungkin dapat resiko kerugian bagi kelompok

organisasi secara keseluruhan.

2. Memberikan perhatian pada setiap masalah secara detail di dalam melakukan

pekerjaan, akan menggambarkan ketelitian dan kecermatan dari karyawan di

dalam melaksanakan tugasnya.

3. Berorientasi pada hasil yang akan dicapai. Supervisi seorang manajer terhadap

bawahannya merupakan salah satu cara manajer untuk mengarahkan dan

memberdayakan mereka. Melalui supervisi ini dapat diuraikan tujuan organisasi

dan kelompok serta anggotanya.

4. Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan.

Keberhasilan atau kinerja organisasi salah satunya ditentukan oleh tim kerja
14

(teams work), dimana kerjasama tim dapat dibentuk apabila manajer dapat

melakukan supervisi dengan baik terhadap bawahannya.

5. Agresif dalam bekerja.

Produktivitas tinggi dapat dihasilkan apabila performa karyawan dapat

memenuhi standar yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya. Performa yang

baik dimaksudkan antara lain kualifikasi keahlian (ability and skill) yang dapat

memenuhi persyaratan produktivitas serta harus di ikuti dengan disiplin dan

kerajinan yang tinggi.

6. Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja.

Karyawan harus mampu menjaga kondisi kesehatannya agar tetap prima,

kondisi seperti ini hanya dapat dipenuhi apabila secara teratur mengkonsumsi

makanan bergizi berdasarkan nasehat ahli gizi

2.1.3 Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Rahmawati, dkk (2020:7), dalam Jurnal Mila Asmawati:2023,

“lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat

bekerja, baik berbentuk fisik maupun non fisik, yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas dan pekerjaannya sehari-hari.”

b. Indikator Lingkungan Kerja

Menurut Simarmata, dkk (2021:31), dalam Jurnal Mila Asmawati:2023,

indikator lingkungan kerja yaitu:

1. Kondisi kerja.

Setiap karyawan menginginkan suasana kerja yang menyenangkan, suasana

kerja yang nyaman itu meliputi penerangan atau cahaya yang jelas. Suara yang tidak

bising dan tenang, keamanan dalam bekerja. Besarnya kompensasi yang diberikan
15

perusahaan tidak akan berpengaruh secara optimal jika suasana kerja kurang kondusif.

2. Hubungan dengan rekan kerja.

Hal ini dimaksudkan dengan rekan kerja yang harmonis dan tanpa ada saling

tidak enak diantara sesama rekan kerja. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi

karyawan tetap tinggal dalam suatu organisasi adalah adanya hubungan yang

harmonis di antara rekan kerja. Hubungan rekan kerja yang harmonis dan

kekeluargaan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan.

3. Tersedianya fasilitas kerja.

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung

kelancaran kerja lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap,

walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses kelancaran dalam

bekerja.

2.1.4 Locus Of Control

a. Pengertian Locus Of Control

Menurut Schemerhorn (dalam Hermawan, Franciscaet. al. 2014: 34) Locus of

control adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa suatu hal yang terjadi berada

dalam kendali dirinya.

Locus of control. menurut Dayakisni, et. al. (dalam Sari, Desi Permata 2018)

adalah kondisi bagaimana individumemandang perilaku diri mereka sebagai

hubungan mereka dengan orang lain serta lingkungannya.

b. Jenis Locus Of Control

Locus of control itu sendiri dibedakan menjadi dua :

1. Internal Locus of Control

Merupakan segala hasil yang didapat baik ataupun buruk karena tindakan

kapasitas dan faktor - faktor dalam diri mereka sendiri. Internal locus of control yang
16

dikemukakan Lee (dalam Amalini, Henis Fiqih et. al.) adalah keyakinan seseorang

bahwa di dalam dirinya tersimpan potensi besar untuk menentukan nasib sendiri, tidak

peduli apakah lingkungannya akan mendukung atau tidak mendukung.

2. External Locus of Control

External locus of control yaitu carapandang dimana segala hasil yang didapat

baik atau buruk berada di luar kontrol diri mereka yang disebabkan oleh faktor luar

seperti keberuntungan, kesempatan, dan takdir. Individu yang termasuk dalam

kategori ini meletakkan tanggung jawab di luar kendalinya. external locus of control

yang dikemukakan Lee (dalam Amalini, Henis Fiqih et. al.) adalah individu yang

external locus of controlnya cukup tinggi akanmudah pasrah dan menyerah jika

sewaktu-waktu terjadi persoalan yang sulit. Individu semacam ini akan menganggap

permasalahan yang datang menjadi sebuah ancaman bagi dirinya.

c. Indikaor Locus Of Control

Berdasarkan teori Crider (1983: 132) maka indikator yang digunakan adalah :

1. Suka bekerja keras

2. Memiliki insiatif yang tinggi

3. Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah

4. Keberhasilan berdasarkan dari kegigihan dalam bekerja.

2.1.5 Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja pegawai adalah menyangkut mengenai hasil finalnya suatu aktivitas

pekerjaan pegawai didalam organisasi tersebut yang tercermin dari output yang

dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya(Fauzi dan Hidayat,

2020; Sutrisno, 2018).

b. Indikator Kinerja Guru


17

Indikator –indikator dari variabel kinerja yang dikemukan oleh Sedarmayanti

(2018), terdapat lima indikator yaitu :

1. Kuantitas Kerja.

Lupiyoadi dan Hamdani (2011:162) mengemukakan pengertian kualitas kerja

adalah kualitas kerja yang ditunjukkan pegawai dalam rangka memberikan kinerja

yang terbaik bagi organisasi.

2. Ketepatan Waktu

James Gleick: James Gleick, seorang penulis dan jurnalis ilmiah, berpendapat

bahwa ketepatan waktu adalah salah satu bentuk nilai sosial yang paling dasar.

Menurutnya, ketepatan waktu adalah kesepakatan bersama untuk menghargai waktu

masing-masing dan menjunjung tinggi komitmen waktu yang telah disepakati.

3. Inisiatif.

Peter F. Drucker: Peter F. Drucker, seorang pemikir manajemen terkenal, menyatakan

bahwa inisiatif adalah kemampuan untuk melihat peluang dan bertindak secara proaktif

untuk mengambil keuntungan dari peluang tersebut. Menurutnya, inisiatif adalah salah

satu kualitas yang penting bagi pemimpin yang efektif.

4. Kemampuan.

Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam

tugas dalam suatu pekerjaan.

5. Komunikasi.

David Berlo: David Berlo, seorang ahli komunikasi, menjelaskan komunikasi sebagai

"proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua individu atau lebih melalui media

tertentu."

2.1 Penelitian Terdahulu


18

Penelitian terdahulu digunakan untuk memberikan gambaran serta digunakan

sebagai acuan dalam proses penelitian yang dilakukan. Berdasarkan Penelitian terdahulu

yang dimana terdapat kesamaan terkait variabel yang diteliti walaupun objek yang diteliti

pada penelitian terdahulu yang kebanyakan berkaitan dengan kepatuhan wajib pajak.

Berikut matriks penelitian terdahulu sebagaimana dalam tabel di bawah ini :

Tabel 2. 1 Matriks Penelitian Terdahulu

No Nama Tujuan Populasi Teknik Hasil Penelitian


Dan Penelitian X Y Dan Analisi
Tahun Sampel Data
1 Ulil Tujuan Kepemim Kinerja Populasi : Teknik Hasil analsis data
Amri1, penelitian ini pinan Pegawai 40 analisis didapat korelasi
Kartawi adalah untuk (X1), Responden dengan (r) antara
nata2 , mengetahui dan Kompeten Sampel : 40 menggunak kepemimpinan,
Ellen membuktikan si (X2), Responden an statistik kompetensi,
Sumiarn apakah ada Locus Of inferensial locus of control
i3 (2022) pengaruhkepimp Control dengan dan disiplin kerja
inan, (X3)Dan persamaan secara simultan
kompetensi, Disiplin regresi dengan kinerja
locus of control Kerja (X4) linear pegawai sebesar
dan disiplin berganda, 0,897 atau
kerja secara koefisien sebesar 89.70%
simultan regresi, yang berarti
terhadap kinerja koefisien memiliki
Accepted: korelasi hubungan yang
pegawai. dan dan signifikan
koefisen sedangkan
determinasi Adjusted (R2)
. Uji sebesar 0,783
hipotesis atau sebesar
melalui 78,30% variasi
Uji-F dan dalam kinerja
Uji-t. dan sisanya
sebesar 21,70%
dijelaskan oleh
faktor-faktor lain
seperti seperti,
kompensasi, stres
kerja dan
lingkungan kerja.
Persamaan
regresi linear
berganda : Ŷ=
19

17,037 +
0,510X1 +
0,568X2 +
0,256X3+0,229X
4 +e. Hasil Uji-F
didapat nilai
Fhit37,910
dengan tingkat
Sig. 0,000 ,
karena nilai Sig,F
< 0,05 ini
membuktikan
bahwa ada
pengaruh
kepemimpinan,
kompetensi,
locus of
controldan
disiplin
kerjasecara
simultan terhadap
kinerja.Hasil uji–
t didapat nilai thit
3,884 dengan
Sig.0,000 < 0,05
untuk
kepimimpinan,
nilai thit 4,410
dengan
Sig.0,000<0,05
untuk
kompetensi, nilai
thit 2, 397
dengan Sig.0,022
< 0,05 untuk
locus of
controldan nilai
thit 2,589dengan
Sig.0,014 < 0,05
untuk disiplin
kerja, maka
secara parsial
bahwa
kepemimpinan,
kompetensi,
locus of control
dan disiplin
berpengaruh
terhadap kinerja
pegawai.
20

2 Nazhar Penelitian ini Kepemim Kinerja Populasi & Metode (uji t)


Amin bertujuan untuk pinan Karyawan Sampel : 68 Kuantitatif menyatakan
Firmans mengetahui (X1), (Y) Respoden variabel
yah1), pengaruh Budaya kepemimpinan
Vera Kepemimpinan Organisasi memiliki thitung
Maria2) (X1), Budaya (X2) dan > ttabel yaitu
(2022) Organisasi (X2) Motivasi 2,991 > 1,998
dan Motivasi Kerja (X3) dan tingkat
Kerja (X3) signifikansi
terhadap Kinerja 0,004 < 0,05
Karyawan (Y) artinya
pada PT. kepemimpinan
Univenus berpengaruh
Serang positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai, variabel
budaya
organisasi
memiliki nilai t
hitung > ttabel
sehingga adalah
2,367 > 1,998
dan tingkat
signifikansi
0,021 < 0,05
artinya budaya
organisasi
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai, dan
variabel motivasi
kerja memiliki
nilai thitung >
ttabel yaitu 2,525
> 1,998 dan
tingkat
signifikansi
sebesar 0,014 <
0,05 artinya
motivasi kerja
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
3 Wier Studi ini Peran Kinerja Populasi & Data Hasil penelitian
Ritonga, bertujuan untuk Gaya Karyawan Sampel : 65 dianalisis menunjukkan
21

Machm menguji Kepemim Responden menggunak bahwa


ed Tun hubungan antara pinan (X1) an kepemimpinan
Ganyan kepemimpinan, Dan pendekatan memiliki efek
g (2020) kepuasan kerja Kepuasan analisis positif dan
dan kinerja Kerja (X2) jalur signifikan pada
karyawan. dengan kepuasan kerja
bantuan dan kinerja, dan
program kepuasan kerja
LISREL juga terbukti
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja.
4 La Tujuan locus of penalaran Populasi : Metode Hasil penelitian
Yusran penelitian ini control matematis Siswa Kuantitatif menunjukan
La adalah siswa SMA/SMK bahwa locus of
Kalamu mengetahui se- control
1, pengaruh Kecamatan berpengaruh
Hariyan langsung locus Oba Utara, langsung secara
ti of control 763 orang positif dan
Djafar2 terhadap Sampel : signifikan
(2022) penalaran siswa kelas terhadap
matematis siswa XI penalaran
kelas XI SMA/SMK matematis siswa
SMA/SMK seKecamata SMA/SMK se-
seKecamatan n Oba Kecamatan Oba
Oba Utara. Utara, 88 Utara Kota
Responden. Tidore
Kepulauan.
Dengan demikian
dapat
disimpulkan
bahwa semakin
baik locus of
control seseorang
semakin tinggi
kemampuan
penalaran
matematisnya
5 Dian Tujuan dari Budaya Kinerja Populasi & Metode Temuan hasil
Sapitri1 penelitian ini Organisasi Karyawan Sampel : Kuantitatif penelitian
Ranthy untuk menguji Jumlah menjelaskan
Pancasa efek moderasi sampel bahwa 1).
sti2 budaya yang kompensasi
(2022) organisasi pada digunakan mempunyai
pengaruh yaitu pengaruh yang
kompensasi dan sebanyak positif dan
disiplin kerja 110. signifikan
terhadap kinerja terhadap kinerja
karyawan. karyawan. 2).
disiplin kerja
22

tidak mempunyai
pengaruh
terhadap kinerja
karyawan. 3).
budaya
organisasi
mempunyai
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
karyawan. 4).
budaya
organisasi bukan
sebagai
pemoderasi
pengaruh
kompensasi
terhadap kinerja.
5). budaya
organisasi bukan
sebagai
pemoderasi
pengaruh disiplin
kerja terhadap
kinerja
6 Andezsa tujuan penelitian gaya kinerja Populasi: Metode Berdasarkan hasil
Puan ini adalah kepemimp pegawai 151 Kuantitatif penelitian bahwa
Mahara sebagai berikut : inan (X1) Pegawai 1) Gambaran
ni*; 1) Untuk disiplin DISPEN keseluruhan total
Sumarni melihat kerja (X2) PROV skor gaya
; gambaran Jambi kepemimpinan
Rohman pengaruh Sampel : yang termasuk
Willian kinerja, gaya 110 dalam kategori
(2021) kepemimpinan Responden tinggi.
dan disiplin keseluruhan total
kerja pada skor yang
Dinas diperoleh telah
Pendidikan menuju kategori
Provinsi Jambi. karakteristik
2) Untuk displin kerja
mengetahui yang termasuk
seberapa besar dalam kategori
pengaruh gaya tinggi.
kepemimpinan keseluruhan total
terhadap kinerja skor yang
pegawai pada diperoleh telah
Dinas menuju kategori
Pendidikan kinerja pegawai
Provinsi Jambi. termasuk dalam
3) Untuk kategori tinggi.
23

mengetahui 2) Berdasarkan
seberapa besar hasil pengujian
pengaruh secara parsial
disiplin kerja gaya
terhadap kinerja kepemimpinan
pegawai pada berpengaruh
Dinas signifikan
Pendidikan terhadap kinerja
Provinsi Jambi. pegawai. 3)
4) Untuk Berdasarkan hasil
mengetahui pengujian secara
seberapa besar parsial variabel
pengaruh gaya disiplin kerja
kepemimpinan berpengaruh
dan disiplin signifikan
kerja terhadap terhadap Kinerja
kinerja pegawai Pegawai. (4)
pada Dinas Variabel gaya
Pendidikan kepemimpinan
Provinsi Jambi. dan disiplin kerja
secara bersama –
sama
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja
pegawai.
7 Yulan Penelitian ini Gaya Kinerja Populasi & Metode Hasil penelitian
Dari1, bertujuan untuk Kepemim Karyawan Karyawan : Kuantitatif menemukan
Irma mengetahui pinan (Y) Efikasi 134 bahwa gaya
Suryani hubungan gaya Transform Diri (Z) Responden kepemimpinan
2 (2023) kepemimpinan asional transformasional,
transformasional (X1) motivasi dan
dan motivasi Motivasi efikasi diri secara
terhadap kinerja (X2) langsung
karyawan berpengaruh
dengan efikasi terhadap kinerja
diri sebagai karyawan. Hasil
mediator penelitian juga
menemukan
bahwa gaya
kepemimpinan
transformasional
juga berpengaruh
terhadap variabel
mediator, yaitu
efikasi diri pada
pengaruh
variabel gaya
kepemimpinan
transformasional
24

dan motivasi
terhadap kinerja
karyawan.
8 Kisno Penelitian ini Persepsi model Populasi : 5 Metode Temuan
Kisno 1 bertujuan untuk kepemimpin SMK Pusat Kuantitatif penelitian ini
3 *, menganalisis an Keunggula menunjukkan
Sumary persepsi guru n di Cabang bahwa 68-79%
anto tentang gaya Dinas guru memiliki
Sumary kepemimpinan Lubuk persepsi bahwa
anto 2 3, Kepala Sekolah Pakam, kepala sekolah di
Syawal Menengah Provinsi SMK Pusat
Gultom Kejuruan-Pusat Sumatera Keunggulan telah
3, Keunggulan Utara. menerapkan
Darwin berbasis Sampel : model
Darwin kearifan lokal berjumlah kepemimpinan
(2022) yakni etnis Jawa 172 sifat melalui
responden filosofi Asta
Brata dengan
baik melalui
indikator-
indikator yang
terdapat dalam
dimensi sifat
matahari, bulan,
bintang, angin,
angkasa, api,
bumi dan
samudra. Dengan
demikian, model
kepemimpinan
berbasis etnis
atau kearifan
lokal dapat untuk
diterapkan untuk
mendukung
program SMK
Pusat
Keunggulan
sebagai wujud
kolaborasi antara
Kemendikbud
dan pemerintah
daerah, dalam
meningkatkan
kualitas SMK
9 M. Tujuan dari Budaya Komitmen Populasi & Metode 3. Hasil
Husni penelitian ini Organisasi Guru Sampel : 13 Kuantitatif pengujian
Mubaro adalah : 1) untuk responden hipotesis yang
q (2022) mengetahui diajukan dalam
tentang penelitian ini
25

bagaimana menunjukkan
budaya bahwa Budaya
organisasi, 2) organisasi (X)
untuk memberikan
mengetahui pengaruh
tentang terhadap
bagaimana Komitmen guru
komitmen guru, (Y) MTs
dan 3) untuk Hidayatussalam
mengetahui Desa Bandar
pengaruh Khalifah
budaya Kecamatan
organisasi Percut Sei Tuan
terhadap sebesar 97,8 %.
komitmen guru dengan bentuk
di MTs hubungan linier
Hidayatussalam dan prediktif
Bandar melalui garis
Khalifah. regresi Ŷ = 4,862
+ 0,889
X
10 Clarissa Tujuan Budaya Komitmen Populasi & Penelitian Secara simultan
Daslim penelitian ini Organisasi Organisasi Sampel : 98 ini terdapat
Syawalu adalah untuk (X1) Responden menggunak pengaruh yang
ddin mengetahui Lingkunga an signifikan antara
Mila Budaya n Kerja penelitian variabel budaya
Asmawi Organisasi Terhadap deskriptif organisasi dan
ani O Lingkungan (X2) kuantitatif lingkungan kerja
Thomas Kerja Terhadap terhadap
Sumarsa Komitmen komitmen
n Goh Organisasi PT. organisasi
(2023) Tahta Sukses karyawan PT.
Abadi Tahta Sukses
Abadi.
Sedangkan secara
parsial ditemukan
variabel budaya
organisasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
komitmen
organisasi
karyawan PT.
Tahta Sukses
Abadi. Secara
parsial ditemukan
bahwa variabel
lingkungan kerja
berpengaruh
26

signifikan
terhadap
komitmen
organisasi
karyawan PT.
Tahta Sukses
Abadi.

2.2 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2018). kerangka konseptual merupakan sintesa tentang

hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas,

maka untuk mempermudah pembahasan penulis dapat menggambarkan kerangka

Konseptual sebagai berikut:


27

Bagan 2.1

Kerangka Berfikir

Model Kepemimpinan Budaya Organisasi Lingkungan Kerja


(X1) (X2) (X3)

1. Sifat 1.Inovatif 1. Kondisi kerja.


2. Kebiasaan memperhitungkan resiko 2. Hubungan
3. Komunikasi 2.Memberikan perhatian dengan rekan kerja
3.Berorientasi pada hasil 3. Tersedianya
yang akan dicapai fasilitas kerja
4.Berorientasi kepada
semua kepentingan
karyawan
5.Agresif dalam bekerja
6.Mempertahankan dan
menjaga stabilitas kerja

Locus Of Control (Z) Kinerja Guru (Y)

1. Suka bekerja keras 1.Kuantitas Kerja.


2. Memiliki insiatif yang
tinggi 2.Ketepatan Waktu
3. Selalu berusaha untuk 3.Inisiatif.
menemukan pemecahan
masalah 4.Kemampuan
4. Keberhasilan berdasarkan 5.Komunikasi
dari kegigihan dalam
bekerja

Alat analisis yang digunakan :


1. Outer Model (Model Pengukuran)
a. Uji Validitas
- Covergent Validity
- Distriminant Validiy
b. Uji Reabilitas
- Composite Reliability
- Crombach’s Alpha

2. Iner Model (Model Struktural)


a. R-Square
b. Path Cofesien

3. Uji Mediasi

4. Uji Hipotesis
28

Dari bagan 2.3 kerangka berfikir di atas dapat di jelaskan bahwasanya

Variabel-variabel yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Model

Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Dalam penelitian yang

akan di teliti, peneliti mencoba untuk menganalisis seberapa besar vaktor yang di

sebutkan tadi dalam mempengaruhi Kinerja Guru Dimoderasi Oleh Locus Of

Control.

Untuk mencapai sebuah hasil makimal yang di inginkan sesuai dengan

landasan teori sekaligus mengtahui besar kecilmya pengaruh “ Model

Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru

Dimoderasi Oleh Locus Of Conntrol”. Dengan adanya acuan pada lantasan teori dan

penelitian terdahulu maka kerangak teoristis dalam penelitian ini mengkolaborasikan

“Model Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja

Guru Dimoderasi Oleh Locus Of Control (Study Pada SMAN1 Babat)”

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2018:63) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dari pengertian sugiono mengarikan sifatnya masih semementara

maka diperlukan pembuktian kebenarannya melalui data empiric yang terkumpul.

Dari rumusan masalah dan landasan teori yanga ada di atas maka hipotesis yanga

akan di ajuakn oleh peneliti dalam penelitian adaalah :

H1 : Diduga Variabel Model Kepemimpinan (X1) berpengaruh positif terhadap Variabel

Kinerja Guru (Y)

H2 : Diduga Variabel Budaya Organisasi (X1) berpengaruh positif terhadap Variabel

Kinerja Guru (Y)


29

H3 : Diduga Variabel Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh positif terhadap Variabel

Kinerja Guru (Y)

H4 : Diduga Variabel Model Kepemimpinan (X1) yang dimoderasi Locus Of Control

(Z) berpengaruh positif terhadap Variabel Kinerja Guru (Y)

H5 : Diduga Variabel Budaya Organisasi (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z)

berpengaruh positif terhadap Variabel Kinerja Guru (Y)

H6 : Diduga Variabel Lingkungan Kerja (X1) yang dimoderasi Locus Of Control (Z)

berpengaruh positif terhadap Variabel Kinerja Guru (Y)


30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2018) penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetepkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Determinasi

Pengaruh Model Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Guru Dimoderasi Oleh Locus Of Control Pada Era Kebiasaan Baru (Study Pada

Guru Di Sman 1 Babat). Jenis data dalam penelitaian ini adalah data primer. Data primer

adalah data yang pertamakali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2018) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas

(independent), variabel terikat (dependent) dan variable mediasi (intervening).

3.2.1 Variabel Bebas (Independent) (X)

Adalah variabel yang mempengaruhi tau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini yang sebagai variabel

independen yakni Model Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Lingkungan Kerja.

a. Gaya Kepemimpinan
31

Menurut (Dr.Riinawati : 2021), gaya kepemimpinan adalah kemampuan dan

keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan kerja untuk

mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir dan bertindak

sedemikian rupa sehingga melalui 29 perilaku yang positif, bawahan nya tersebut dapat

memberikan kontribusi nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.

Indikator Gaya Kepemimpinan menurut Kartono (2019:39) adalah sebagai berikut:

1. Sifat.

2. Kebiasaan.

3. Komunikasi

b. Budaya Organisasi

Menurut Muis et al(2018), menyatakan bahwa budaya organisasi adalah

kepribadian perusahaan yang tumbuh oleh sistem nilai yang menimbulkan norma yang

mengenai perilaku yang tercermin dalam persepsi, sikap dan perilaku orang-orang

yang ada dalam organisasi ataupun perusahaan.Indikator variabel budaya

organisasi.

Menurut Sulaksono (2019:14), indikator budaya organisasi sebagai berikut:

1. Inovatif memperhitungkan resiko

2. Memberikan perhatian pada setiap masalah

3. Berorientasi pada hasil yang akan dicapai.

4. Berorientasi kepada semua kepentingan karyawan.

5. Agresif dalam bekerja.

6. Mempertahankan dan menjaga stabilitas kerja

c. Lingkungan Kerja

Menurut Rahmawati, dkk (2020:7), dalam Jurnal Mila Asmawati:2023, “lingkungan

kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik
32

berbentuk fisik maupun non fisik, yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas dan pekerjaannya sehari-hari.”

Menurut Simarmata, dkk (2021:31), dalam Jurnal Mila Asmawati:2023, indikator

lingkungan kerja yaitu:

2. Kondisi kerja.

3. Hubungan dengan rekan kerja.

4. Tersedianya fasilitas kerja.

3.2.2 Variabel Intervening/Variabel Mediasi (Z)

Menurut Tuckman dalam Sugiyono (2018) variabel intervening adalah variabel

yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan

depeneden menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

Locus of control. menurut Dayakisni, et. al. (dalam Sari, Desi Permata 2018) adalah

kondisi bagaimana individumemandang perilaku diri mereka sebagai hubungan mereka

dengan orang lain serta lingkungannya.

Berdasarkan teori Crider (1983: 132) maka indikator yang digunakan adalah :

1.Suka bekerja keras

2.Memiliki insiatif yang tinggi

3.Selalu berusaha untuk menemukan pemecahan masalah

4.Keberhasilan berdasarkan dari kegigihan dalam bekerja.

3.2.3 Variabel Terikat/Dependen (Y)

Variable terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variable bebas (Sugiyono, 2018). Kinerja pegawai adalah menyangkut mengenai

hasil finalnya suatu aktivitas pekerjaan pegawai didalam organisasi tersebut

yang tercermin dari output yang dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun

kualitasnya(Fauzi dan Hidayat, 2020; Sutrisno, 2018).


33

Indikator –indikator dari variabel kinerja yang dikemukan oleh Sedarmayanti

(2018), terdapat lima indikator yaitu :

1. Kuantitas Kerja.

2. Ketepatan Waktu

3. Inisiatif.

4. Kemampuan.

5. Komunikasi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Sugiyono (2018) teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitia adalah mendapatkan data.

Adapun jenis data yang digunakan peneliti adalah:

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2018) sumber data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data pada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari

menyebar kuisioner yang dibagikan langsung kepada anggota lembaga desa Kranji Paciran.

Yang termasuk dalam data primer adalah:

1. Hasil kuisioner

2. Identitas responden

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018) data yang tidak diberikan secara langsung kepada

pengumpul data disebut data sekunder, biasanya dalam bentuk file dokumen atau melalui

orang lain. Yang termasuk data sekunder adalah :

1. Jurnal online

2. Artikel
34

3. Buku

4. Penelitian terdahulu sebagai penunjang atau pelengkap data

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono, (2018) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang,

tetapi juga obyek dan benda benda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar

jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian

ini adalah 96 Guru SMAN 1 BABAT.

3.4.2 Sampel

Sugiyono (2018) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwasanya sampel murupakan

sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan bisa mewakili

keseluruhan dari pupulasi sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik Total Sampling. Menurut Sugiyono (2018), Total Sampling

adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi,

dimana data sampel yang digunakan sudah memenuhi inklusi dan eksklusi yang telah

ditentukan. Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96 Guru SMAN

1 BABAT.

3.5 Metode Pengumpulan Data


35

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksud untuk

memeperoleh data yang akurat dan relevan dengan masalah yang diangkat oleh peneliti,

teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti terdiri dari:

a. Observasi

Sugiyono (2018) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan. Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh

data yang sesungguhnya di lapangan, yaitu situasi dan kondisi di lapangan, tentang

kepemimpinan kepala desa, motivasi kerja, fasilitas kantor, kinerja perangkat desa dan

loyalitas perangkat desa.

b. Dokumentasi

Arikunto (2014), dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang –

barang tertulis. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan

dokumen–dokumen tertulis yang dimiliki oleh SMAN 1 BABAT yang mempunyai

keterkaitan dengan materi pokok penelitian ini.

c. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2018), kuisioner adalah metode pengumpulan data yeng dilakukan

dengan memeberi seperngkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab. Yang digunakan oleh penulis dalam peneletian dengan menyebar kuisioner secara

offline sehingga dapat lebih mudah menjangkau responden. Akdon, dkk (2013) Angket

dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket tertutup dan angket terbuka.

1. Angket terbuka (angket yang tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk

sederhana sehingga responden dapat memberikan isian dengan kehendakan dan

keadaannya.
36

2. Angket Tertutup (angket berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih salah satu jawabannya yang

sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda

checklist (√), Responden akan menjawab butir-butir pertannyaan dengan memilih salah

satu pilihan jawaban yang tersedia dalam kuesioner. Dalam penelitian, kuesioner dibuat

dengan menggunakan pertanyaan tertutup. Pengukuran variabel menggunakan skala

interval, yaitu alat pengukuran variabel yang bernilai klasifikasi dan order (ada

urutannya). Dalam penelitian ini, teknik yang dipakai dalam pengukuran kuesioner

menggunakan agree-disagree scale. Skala yang digunakan untuk mengukur adalah skala

dengan interval 1-4, dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Dalam pengukuran

jawaban responden, pengisian kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert..

Pernyataan di berikan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2 untuk jawaban

sangat tidak setuju, skor 3 untuk jawaban tidak setuju, skor 4 untuk jawaban setuju, skor

5 untuk jawaban sangat setuju.

Tabel 3.1

Skor Kuesioner

NO Keterangan Skor

1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

2 Tidak Setuju (ST) 2

3 Netral (N) 3

4 Setuju (S) 4

5 Sangat Setuju (SS) 5

Sumber : Data Skunder

3.6 Teknik Analisis Data


37

Menurut Sugiyono (2018) analysis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variable dan jenis responden, metabulais data

berdasarkan varaibel darai sluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan

untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

3.6.1 Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square (PLS) merupakan salah satu alat pengujian statistik yang

mampu mengurus berbagai model yang rumit juga dapat diterapkan dalam skala data.

PLS juga dapat membangun suatu hubungan untuk pengujianyang diusulkan (Ghozali,

2014). Alasan yang melatar belakangi penulis menggunaan alat uji PLS dalam

penelitian ini yaitu:

a. Model yang terbentuk pada kerangka konseptual penelitian ini, menunjukkan

hubungan antara persiapan impelemntasi kartu tani mempengaruhi prinsip

distribusi 6T, lalu efektivitas penyaluran pupuk bersubsidi mempengaruhi prisip

distribusi 6T dan juga variable persiapan impelemntasi memepengaruhi efektivitas

penyaluran pupuk bersubsidi.

b. Penelitian ini menggunakan variable laten yang diukur melalui indicator. PLS

cocok digunakan untuk mengkonfirmasi indicator dari sebuah kosep atau factor.

c. SEM berbasi variencce dengan metode PLS merupakan salah satu teknik analisis

multivariate yang memungkingkan dilakukan serangkian analisis dari beebrapa

variable laten secara simultan sehingga meberikan efesiensi secara statistic.

d. PLS merupakan metode yang powerfull yang tidak didasarkan dengan banyak

asumsi.
38

Dari beberapa asumsi yang telah disebutkan diatas ada asumsi yang harus terpenuhi.

Asumsi pada PLS hanya berkaitan dengan permodelan persamaan struktural dan

pengujian hipotesis yakni antara lain :

a. Hubungan antar variabel laten (variabel yang tidak dapat dihitung) dalam inner

model adalah linier dan aditif

b. Model struktural

Langkah pengujian menggunakan PLS dengan Softwere SmartPLS (Hamid, RS, dkk

2019) adalah sebagai berikut

3.6.1.1 Spesifikasi model

Membangun model sesuai dengan tujuan dan masalah penelitian dengan

landasan teori yang kuat (Hamid, RS, dkk 2019). Analisis jalur hubungan antar

variabel adalah:

a. outer model (outer relation/ meansurement model ) yaitu hubungan antara variabel

laten dengan indikatonya. outer mode pada penelitian ini menggunakan indikator yang

terikat, dimana indikator membentuk variabel laten. Ghozali (2014).

b. Inner model (inner relation) adalah hubungan antar variabel laten dengan

menggambarkan hubungan antar variabel laten tanpa menghilangkan sifat aslinya.

Diperkirakan bahwa variabel laten dan variabel sama dengan satu sehingga kriteria

lokasi dapat dihilangkan atau tidak disertakan dari model Ghozali (2014).

c. Weight relation adalah estimasi nilai dari variabel laten

3.6.1.2 Model pengukuran (outer model )

Terdapat dua model pengukuran dalam outer model yakni antara lain :

a. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Sebuah instrument atau kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada instrument
39

atau kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2014). Didalam uji Validitas terdapat 2 uji yang dapat digunakan

dalam sistem PLS antara lain:

1. Convergent Validity

Validitas konvergen adalah mengukur validitas indicator refleksif sebagai

pengukur variable yang dapat dilihat dari outer loding dari masing-masing indicator

variabel. Suatu indicator dikatakan mempunyai rebilitas yang baik, jika niali outer

loding diatas 0,70 (Ghazali dkk, 2015). Sedangkan nilai outer loding masih bisa

ditolelir hingga 0,60 dan dibawah dari nilai 0,50 sampai 0,60 dapat didrop dari analisi

(Ghozali 2015). Nilai average variance inflation factor (AVE) harus lebih besar dari

0.5 (Ghozali, dkk dalam Hamid, 2019).

2. Diskriminnat Validity

Validitas diskriminan adalah membandingkan nilai square root of average variance

extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainya dalam model,

jika square root of average variance extracted (AVE) konstruk lebih besar dari

korelais dengan seluruh konstruk lainya maka dikatakan memiliki discriminant

validity yang baik. Untuk menguji model pengukuran discriminant validity adalah

dengan cara melihat nilai cross loading. Lebih baik nilai pengukuran AVE harus

lebih besar dari 0,50 (Ghozali dkk, 2015).

b. Uji Reliabilitas

Dalam PLS-SEM selain pengujian validitas juga dilakukan pengujian reliabilitas. Uji

reliabilitas digunakan untuk membuktikan akurasi, konsistensi, dan ketepatan

instrumen dalam mengukur konstruk (Ghozali, dkk dalam Hamid, 2019). Mengukur

reliabilitas suatu konstruk dengan indikator reflektif dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu :
40

1. Composite Reliability

Rule of Thumb untuk menilai reliabilitas konstruk adalah nilai Composite Reliability

harus lebih besar dari 0.70 (Ghozali, dkk dalam Hamid, 2019).

2. Cronbach’s Alpha

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Conbarch

Alpha > 0,60 (Ghozali, 2014).

3.6.1.3 Model struktural (Inner mode)

Inner model merupakan model yang digunakan untuk menebak sebab akibat hubungan

antar variabel laten, Model ini juga sebagai syarat dalam uji SEM (Ghozali, 2014). Model

ini juga digunakan untuk melihat serta menganalisis nilai yang ada. Terdapat 5 uji yang

dapat digunakan dalam inner model antara lain:

a. R-Square

R-Square merupakan uji yang digunakan untuk memperlihatkan seberapa jauh pengaruh

hubungan variabel X terhadap variabel Y, menurut Ghozali I (2014) jika nilai R-Square

0,75 maka bisa dikatakan kuat, niilai 0,5 dikatakan moderat dan nilai 0,25 dikatakan

lemah. R-Square dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan :

Yi = observasi nilai responden 1

Ӯ = rata-rata

Ŷ= ramalan responden 1

b. Koefisien jalur ( Path Coefisien )


41

Uji ini digunakan untuk menunjukkan arah hipotesis positif ataukah negatif, jika nilai

berada diatas angka 0 maka bisa dibilang mempengaruhi dan bersifat positif begitu juga

sebaliknya, jika nilai berada diabawah 0 maka nersifat negatif dan tidak berpengaruh.

3.6.1.4 Uji Mediasi

Menurut Sekaran, dkk (2013), variabel mediasi atau intervening merupakan

variabel perantara, yang berfungsi untuk memediasi hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Uji mediasi digunakan untuk membuktikan bagaimana peranan

variabel efektivitas distribusi pupuk bersubsidi sebagai variabel mediasi berfungsi

memediasi hubungan antara variabel independen yaitu model kepemimpinan, budaya

organisasi dan lingkungan kerja dependen yaitu kinerja guru.

Menurut Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023), jika variabel independen

tidak memiliki pengaruh langsung pada variabel dependen setelah mengontrol variabel

mediator, maka dapat dinyatakan sebagai perfect atau complete mediation. Sedangkan jika

pengaruh variabel independen pada variabel dependen setelah mengontrol variabel

mediator berkurang namun masih tetap signifikan, maka dinyatakan sebagai partial

mediation. Terdapat beberapa kriteria untuk menentukan ada tidaknya pengaruh mediasi

dalam suatu hubungan menurut Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023) yaitu:

1. Dalam persamaan pertama, variabel independen harus berpengaruh secara signifikan pada

variabel mediator.

2. Dalam persamaan kedua, variabel mediator harus berpengaruh secara signifikan pada

variabel dependen, dan

3. Variabel independen harus berpengaruh secara signifikan pada variabel dependen.

Berikut ini merupakan proses penentuan jenis variabel mediasi menurut Baron,

dkk dalam Suganda R, dkk (2023):


42

Gambar 3.1 Proses Penentuan Variabel Mediasi

Sumber : Baron, dkk dalam Bahri S, dkk (2018)

Jenis mediasi dari Baron, dkk dalam Suganda R, dkk (2023) dengan

mengidentifikasi tiga pola konsisten dengan mediasi dan dua pola konsisten tanpa mediasi

sebagai berikut:

a) Complementary mediation: pengaruh mediasi (a x b) dan pengaruh langsung (c)

keduanya ada dan menunjuk pada arah yang sama.

b) Competitive mediation: pengaruh mediasi (a x b) dan pengaruh langsung (c) keduanya

ada dan menunjuk pada arah yang berlawanan.

c) Indirect-only mediation: terdapat pengaruh mediasi (a x b), tetapi tidak ada pengaruh

langsung.

d) Direct-only nonmediation: terdapat pengaruh langsung (c), tetapi tidak ada pengaruh tidak

langsung.

e) No-effect nonmediation: tidak ada pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.7 Kriteria Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan analisis full model structural equation modeling

(SEM) dengan smartPLS. Dalam full model structural equation modeling selain

mengkonfirmasi teori, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel laten

(Ghozali, 2014). Pengujian hipotesis dengan melihat nilai peritungan Path Coefisien pada

pengujian inner model. Menguji hipotesis dapat dilihat melalui nilai t-statistik dan nilai

probabilitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan nilai statistik maka untuk alpha 5%
43

nilai t-statistik yang digunakan adalah 1,96 (Muniarti, dkk 2013). Sehingga kriteria

penerimaan atau penolakan hipotesis adalah H1 diterima dan H0 ditolak jika t-statistik > 1,96.

Untuk menolak/menerima Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha diterima jika nilai p

< 0,05

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan dalam penelitian ini selama 6 bulan dimulai dari bulan Mei 2023

sampai dengan bulan Oktober 2023. Lokasi penelitian di lakukan pada Guru di SMAN1

BABAT.
44

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

137.

Darwin. Dkk. 2022. Persepsi guru SMK pusat keunggulan tentang model kepemimpinan

etnis Jawa: Asta Brata. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan. Vol 10, No. 2,

(150-160).

Dasim C. Dkk. 2023. Pengaruh Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja Terhadap

Komitmen Organisasi Pada PT. Tahta Sukses Abadi Medan. Jurnal Ekonomi &

Ekonomi Syariah Vol 6 No 1, Januari 2023. E-ISSN : 2599-3410 | P-ISSN : 2614-

3259.

Djafar H. Dkk. 2022. Pengaruh locus of control terhadap penalaran matematis siswa. Jurnal

Matematika dan Pendidikan Matematika E-ISSN : 2541-2906. Vol. 11 No. 1.

Dr.Riinawati, M. P. (2021. Pengantar Teori Manajemen Komunikasi Dan Organisasi.

PT Pustaka Baru.

Ganyang TM. Dkk. 2020. Kinerja Karyawan : Peran Gaya Kepemimpinan Dan Kepuasan

Kerja. P-ISSN 2527–7502 E-ISSN 2581-2165.

Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least

Square (PLS). Edisi 4. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, Hengky Latan. 2015. Konsep, Teknik, Aplikasi Menggunakan Smart PLS

3.0 Untuk Penelitian Empiris. BP Undip. SemarangHarnanto. 2017. Akuntansi Biaya:

Sistem Biaya Historis. Yogyakarta: BPFE.

Hamid RS & Anwar SM. 2019. Structural Equation Modelng (SEM) Berbasis. Varian:

Konsep Dasar dan Aplikasi Program Smart PLS 3.2.8 Dalam. Riset Bisnis.
45

Kartono, Kartini. 1982. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Sejahtera.

Maria Vera. Dkk. 2022. Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. The Univenus Serang. Jurnal Inovasi Penelitian

Vol.2 No.12 Mei 2022.

Mubaroq H.M. 2022. Jurnal Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Guru Di

Madrasah Hidayatussalam Desa Bandar Khalifah Kecamatan Percut Sei Tuan. Vol 2

No. 3 Juli - September 2022. ISSN : 2775-2372.

Murniati, M. P, dkk. 2013. Alat-alat Pengujian Hipotesis. Semarang: Penerbitan Unika

Soegijapranata.

Pancasati R. Dkk. 2022. Efek Moderasi Budaya Organisasi Untuk Peningkatan Kinerja

Karyawan. Technomedia Journal (TMJ) Vol. 6 No. 2 Februari 2022.

Sarumaha W. 2022. Pengaruh Budaya Organisasi dan Kompetensi Terhadap Kinerja

Pegawai. Vol. 1, No. P-ISSN (2829-8888) & E-ISSN (2829-8462).

Sekaran, Uma. 2013. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sumiarni Ellen. Dkk. 2022. Pengaruh Kepemimpinan, Kompetensi, Locus Of Control Dan

Disiplin Kerjaterhadap Kinerjapegawai Padabalai Pengembangan

Kompetensipekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (Pupr)Wilayah Ii Palembang.

Jurnal Kompetitif, Vol. 11, No. 2, hal. 98 – 117.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryani I. Dkk. 2019. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimediasi Oleh Efikasi Diri Pada Karyawan Bank

Syariah Indonesia Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen. Vol.

8, No. 1, 2023.
46

Willian R. Dkk. 2021. Pengaruh gaya kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja

pegawai pada Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Jurnal Dinamika Manajemen

Vol.9. No.3, September– Desember 2021 ISSN: 2338-123X (print); 2355-8148.

Anda mungkin juga menyukai