Anda di halaman 1dari 92

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tinggi di Indonesia merupakan sub sistem pendidikan


nasional yang mencakup program diploma, sarjana, magister, spesialis
dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi
khususnya perguruan tinggi keagamaan Islam berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Salah satu unsur dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi
adalah guru.1
Pendidikan merupakan  faktor  utama  dalam  pembentukkan
pribadi manusia. Pendidikan  sangat  berperan dalam membentuk
baik  atau buruknya  pribadi manusia menurut  ukuran normatif.  Sekolah
sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur yang masing-masing
baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan keja
sama untuk mencapai tujuan.
unsur yang dimaksud,  tidak  lain  adalah  sumber daya
manusia  yang  terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf,
peserta  didik  atau  siswa, dan orang  tua  siswa. Dalam hal ini kepala
sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah,
2
kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya tujuan sekolah
Kepala sekolah diharapkan menjadi  pemimpin dan  inovator  di  sekolah.
Oleh  sebab  itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan
bagi keberhasilan sekolah.

1
Indrafachrudi, Soekarto dan J.F. Tahalele.2006.Bagaimana Memimpin Sekolah yang
efektif. Malang: Ghalia Indonesia. Hal : 44
2
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hal. 90

1
2

Kemampuan profesional  kepala  sekolah  sebagai  pemimpin
pendidikan  yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu  situasi
belajar mengajar yang kondusif,  sehingga guru-guru dapat melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan
tenang.3  Disamping  itu kepala  sekolah dituntut  untuk dapat bekerja
sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepala  sekolah  adalah
pengelola pendidikan di  sekolah  secara keseluruhan, dan kepala sekolah
adalah pemimpin  formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu
lingkungan pendidikan di  sekolah, kepala  sekolah bertanggung  jawab
penuh untuk mengelola  dan  memberdayakan  guru guru agar terus
meningkatkan kemampuan  kerjanya.
Keberhasilan  suatu  sekolah pada  hakikatnya  terletak pada
efisiensi  dan  efektivitas penampilan seorang kepala sekolah
Teknologi adalah perkembangan alat bantu untuk memudahkan
pekerjaan manusia. Teknologi juga sebagai alat untuk pemanfaatan
pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Teknologi pun memasuki berbagai
bidang dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan efektifitas suatu
produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia pendidikan pun
tidak luput dari integrasi teknologi dalam rangka efektifitas dan efisiensi
pembelajaran.4 Teknologi dalam bidang pendidikan juga harus dapat
dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan bangsa yang
cerdas yang tertuang dalam UUD 1945.
Bangsa yang cerdas berarti mengarah pada sumber daya
manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas
berakar pada kualitas pendidikan yang juga berkualitas. Karena
hakikatnya untuk mengembangkan diri manusis membutuhkan pendidikan
agar dapat menjadi manusia yang berkualitas dan berguna bagi
masyarakat bangsa dan negara

3
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka
Cipta.hal : 32
4
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008, Hlm.23

2
3

Berdasarkan grand teori dan hasil penelitian sebelumnya serta


grand tour yang penulis lakukan, terdapat berbagai macam faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja dosen. Hal inilah yang penulis anggap
menjadi permasalahan dan merasa sangat layak untuk diteliti lebih lanjut
yaitu tentang “Pengaruh Teknologi dan kepemimpinan terhadap
pendidikan di SMK N 2 Batang Hari”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, teridentitikasi
masalah bahwa pada sekolah SMK N 2 Batang hari. Dengan adanya
beberapa pertanyaan mendasar yaitu: (1) apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi pendidikan? (2) apakah kemampuan baik kognitif maupun
apektif berpengaruh terhadap pendidikan? (3) apakah kemampuan
komunikasi berpengaruh terhadap teknologi? (4) apakah teknologi
berpengaruh terhadap pendidikan? (5) apakah teknologi berpengaruh
terhadap kepemimpinan?
C. Pembatasan Masalah
Melihat uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di
atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah tentang faktor-faktor yang
berkaitan dan memberikan pengaruh terhadap pendidikan. Mengingat
adanya berbagai keterbatasan yang menjadi kendala peneliti, maka
penelitian ini tidak akan mengungkap seluruh yang menjadi pengaruh
terhadap kepuasan kerja, tetapi penelitian ini diarahkan pada variabel-
variabel yang diduga berpengaruh terhadap pendidikan di SMK N 2
batang hari yaitu teknologi dan kepemimpinan.

D. Perumusan Masalah
Adapun bentuk perumusan permasalahan pokok di sini diungkapkan
dalam bentuk suatu pertanyaan yaitu:
1. Apakah kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap pendidikan di
smk n 2 batang hari?.

3
4

2. Apakah kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap pendidikan di


smk n 2 batang hari?.
3. Apakah teknologi dan kepemimpinan secara bersama-sama
berpengaruh langsung terhadap pendidikan di smk n 2 batang hari?.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan oleh peneliti lain
yang berminat menekuni bidang yang sama sehingga dapat melengkapi
penelitian ini.
Penelitian ini akan menganalisis kepuasan kerja ditinjau dari variabel
yang mempengaruhinya, yaitu motivasi berprestasi dan kepemimpinan.
Jadi dalam penelitian ini akan dibahas hubungan secara kausal dari tiga
variabel di atas. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
ada atau tidaknya pengaruh antar variabel. Dengan demikian tujuan
penelitian ini adalah:
1) Ingin mengetahui dan menganalisis apakah teknologi berpengaruh
langsung terhadap pendidikan di SMK N 2 batng hari?
2) Ingin mengetahui dan menganalisis apakah kepemimpinan
berpengaruh langsung terhadap pendidikan ?
3) Ingin mengetahui dan menganalisis apakah teknologi dan
kepemimpinan SMK N 2 batang hari secara simultan berpengaruh
langsung terhadap pendidikan?.

b. Tujuan akademis
Secara akademis tujuan penelitian ini diharapkan :
1) Menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata Satu (S1);
2) Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan baik skala regional,
nasional maupun internasional.
3) Untuk memberikan kontribusi yang positif khususnya bagi guru dan

4
5

pengelola sekolah SMK N 2 batang hari.


2. Kegunaan Penelitian
a. Teoretis
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terhadap
guru dan pengelola sekolah. pada era globalisasi ini diharapkan mampu
menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan memiliki wawasan global.
Hasil penelitian ini secara empiris mengungkapkan bahwa variabel
teknologi, kepemimpinan, komitmen dapat mendukung dan meningkatkan
kemampuan sehingga meningkatkan kinerja guru pada sekolah dalam
upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui kualitas lulusannya.
Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran kualitas pada sekolah lainnya.
b. Praktis
1) Diharapkan dapat sebagai sumbangan informasi bagi sekolah yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan strategi dalam
upaya meningkatkan teknologi dan kepemimpinan.
2) Sebagai sumbangan informasi bagi guru dan pengelola sekolah di
SMK N 2 Batang hari sebagai usaha untuk meningkatkan teknologi,
kepemimpinan dan pendidikan serta memberikan gambaran yang lebih
kongkrit dan dapat dijadikan sumber pijakan dalam memberikan
alternatif dalam mengelola perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu
layanan pendidikan.
3) Memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan Peneliti dalam bidang
pendidikan khususnya yang berhubungan dengan teknologi, dan
kepemimpinan terhadap pendidikan. Proses mengaplikasikan ilmu yang
telah Peneliti dapatkan selama masa pendidikan di Sekolah SMK N 2
BATANG HARI

5
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS PENELITIAN
DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori
1. Pendidikan
Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu yang sangat
vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum
pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. 5
Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisis menuju
kepada penentuan dan pencapaian tujuan.6Sondang P. Siagian,
kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua
sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin
syam (1966) mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan
guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama
untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang
mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan “Pendidikan” mengandung arti dalam lapangan apa
dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjelaskan
pula sifat atau ciri-ciri yang harus dimiliki oleh kepemimpinan itu. 7

5
Sumidjo, Wahjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali Pers. Hal : 67
6
Sutikno Sobry, M. 2012. Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica. Hal 201
7
Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, 1995, Kepemimpinan Yang Efektif, UGM. Cet. II,
Yogyakarta. Hal : 81

6
7

Dengan demikian Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan


untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Maka berdasarkan teori dan pemahaman tentang kepuasan kerja
sebagaimana diuraikan di atas, dapat dirumuskan sintesisnya bahwa
kepuasan kerja adalah bentuk atau wujud tercapainya suatu harapan
yang menimbulkan perasaan senang terhadap pekerjaan. Dengan
indikator tipe pekerjaan, pengawasan/ pembinaan, kesempatan untuk
maju, kondisi kerja, dukungan dalam bekerja, dan gaji yang diterima.
(defenisi konseptual)
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah tindakan/perbuatan di antara perseorangan
dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok
maju ke arah tujuan-tujuan tertentu.8
Kepemimpinan menurut Ordway Tead yang dikutip oleh Kartini
Kartono (2003:49) kepemimpinan adalah “kegiatan mempengaruhi orang-
orang agar mereka mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang di
inginkan”.
Suatu organisasi dalam melaksanakan berbagai kegiatannya
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, tidak terlepas dari
adanya pemimpin yang mampu menggerakkan para karyawannya dalam
melaksanakan aktivitas perusahaan. Peranan pemimpin dalam rangka
mempengaruhi para karyawannya sangat diperlukan dalam pencapaian
tujuan perusahaan itu sendiri. Usaha ataupun cara yang ditempuh oleh
pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan karyawannya dikenal
dengan istilah kepemimpinan. Berikut ini adalah beberapa pengertian
tentang kepemimpinan menurut
beberapa para ahli :

8
Bernardine R. Wirjana, M.S.W. & Prof. Dr. Susilo Supardo, M.Hum. 2002,
Kepemimpinan, (Dasar-dasar dan Pengembangannya) ANDI, Yogyakarta.hal : 100

7
8

1. Secara khusus kepemimpinan adalah suatu usaha umum untuk


mempengaruhi orang perorang melalui komunikasi utuk mencapai
tujuan
2. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan pimpinan satuan kerja untuk
mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, terutama untuk
berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang
positif ia akan memberikan sumbangan yang nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi.Pendapat lain menurut Winardi (2000:47)
“kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri
seorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor,
baik faktorfaktor intern maupun faktor-faktor ekstern”.
Pengertian kepemimpinan dari sejumlah ahli tersebut
menunjukkan bahwa dalam suatu organisasi terdapat orang-orang yang
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan,
membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi
kehendak dari pada pimpinan mereka. Oleh karena itu, kepemimpinan
dapat dipahami sebagai kemampuan mempengaruhi bawahan agar
terbentuk kerjasama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi.9
Menurut Tery bahwa kepemimpinan adalah hubungan antara
seseorang dengan orang lain, pemimpin mampu mempengaruhi orang
lain agar bersedia bekerja sama dalam tugas-tuas yang berkaitan untuk
mencapai apa yang diinginkannya, sedangkan Robbins mendefinisikan
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk memengaruhi sekelompok
orang kea rah pencapaian tujuan. Hersey dan Blanchard berpendapat
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi akivitas seseorang atau
kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.12 Dalam istilah

9
Siagian, Sondang P., Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta; Rineka Cipta, hal. 13

8
9

lain, kepemimpinan juga terkandung dalam pengertian ”imam”, yang


berarti pemuka agama dan pemimpin spiritual yang diteladani dan
dilaksanakan fatwanya. Ada juga istilah “ amir “, pemimpin yang memiliki
kekuasaan dan kewenangan untuk mengatur masyarakat. Dikenal pula
istilah “ulil amir” (jamah dari umara) yang disebutkan dalam firman Allah
dalam Q.S An-Nisa’: 59:13

َ U‫ِإنْ َت َن‬U‫ ِر ِم ْن ُك ْم ۖ َف‬U‫و َل َوُأولِي اَأْل ْم‬U‫وا الرَّ ُس‬UU‫ِين آ َم ُنوا َأطِ يعُوا هَّللا َ َوَأطِ ي ُع‬
ِ ‫ ُردُّوهُ ِإلَى هَّللا‬U‫يْ ٍء َف‬U‫ازعْ ُت ْم فِي َش‬U َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
‫ك َخ ْي ٌر َوَأحْ َسنُ َتْأ ِوياًل‬َ ِ‫ون ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآْل خ ِِر ۚ ٰ َذل‬
َ ‫ُول ِإنْ ُك ْن ُت ْم ُتْؤ ِم ُن‬
ِ ‫َوالرَّ س‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah


Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan
10 Nurkolis. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo. hal:
153. 11Connie Chairunnisa. 2016. Manajemen Pendidikan Dalam Multi
Perspektif. Jakarta: RajaGrafindoPersada. hal: 107. 12Syafaruddin dan
Asrul. 2015. Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer. Bandung:
Ciptapustaka Media. cet.2. hal: 55. 13Syaikh Muhammad Ali. 2011.
Shafwatut Tafasir” Tafsir-tafsir pilihan”, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
hal:658. 13 Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya. ( Q.S Al-Maidah: 55: 14 ). 10
Kepemimpinan telah didefinisikan dengan berbagai cara yagn
berbeda oleh berbagai orang yang berbeda pula, menurut Stoner,
kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting
dari definisi tersebut: Kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan
atau pengikut. Kepemimpina menyangkut suatu pembagian kekuasaan
yang tidakseimbangantara para pemimpin dan anggota kelompok.

10
Al-quran terjemahan al-bassir hal. 218

9
10

Pemimpin juga dapat memberikan pengaruh bagaimana cara


karyawanmelaksanakan tugasnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
adalah keterampilan untuk mempengaruhi dan menggerakan orang lain
untuk mencapai tujuan. Peranan kepemimpinan dalam setiap organisasi
berbeda-beda tergantung pada spesifikasinya. Perbedaan ini disebabkan
oleh beberapa macam hal, antara lain jenis organisasi, situasi social
dalam organisasi dan jumlah anggota kelompok.
Menurut Terry, syarat-syarat yang harus dipunyai seorang
pemimpin adalah: Kekuatan Pemimpin harus mempunya kekuatan
jasmani dan rohani. 11
Keseimbangan emosi. Pemimpin harus dapat menguasai
perasaanya dalam keadaan apapun yang dihadapinya. Pengetahuan
tentang hubungan kemanusiaan. Pemimpin harus mempunya
keterampilan untuk mengetahui sifat serta tinggah laku dalam pergaulan.
kepemimpinan. Keinginan menjadi pemimpin harus dating dari jati
dirinya dan berakibat pada timbulnya kegairahan dalam bekerja.
Kecakapan berkomunikasi, pemimpin harus pandai menyampaikan
informasi dan maksud-maksudnya kepada pihak lain sehingga timbul kerja
sama yang harmonis dengan orang lain. Kecakapan bergaul, pemimpin
harus mau bekerja sama dengan yang dipimpin serta dapat
menyesuaikan diri dengan mereka sehingga memperoleh kepercayaan
dan kesetiaan serta dengan sukarela mau bekerja. Pemimpin juga harus
dapat mengembangkan rasa saling menghargau dengan bawahan.
Kecakapan mengajar, pemimpin adalah guru yang baik. Oleh karena itu,
dibutuhkan kecakapan untuk mengajar, baik dengan keteladanan maupun
dengan petunjuj-petunjuk yang disampaikan kepada bawahan.
Keterampilan teknis adalah kecakapan-kecakapan pemimpin dalam hal
merencanakan, mengorganisir, mengawasi, dan bekerja sama.
11
Sujak, Agi, Kepemimpinan Manajer; Eksistensinya Dalam Prilaku Organisasi, Jakarta;
Rajawali. Hal :45

10
11

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat dirumuskan sintesisnya


bahwa Kepemimpinan adalah tindakan/perbuatan di antara perseorangan
dan kelompok yang menyebabkan baik orang seorang maupun kelompok
maju ke arah tujuan-tujuan tertentu. Dengan indikator: Berupaya
meningkatkan prestasi pendidikan, melaksanakan tugas sesuai dengan
prosedur yang ada, menerima tanggung jawab, berupaya lebih baik dari
sekarang dan berupaya melebihi prestasi orang lain
3. Teknologi
Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegerasi
meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk
menganalisa masalah dan merancang. Melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia. 12
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan
terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi
untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan
masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain
dan/ atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar sumber-
sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan
latar (setting).13

12
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008, Hlm.22.
13
Abdul Majid, Percenanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2011,
Hlm.32. 

11
12

Sekolah harus merespon perkembangan dunia teknologi yang


semakin canggih yang menyediakan segudang ilmu pengetahuan yang
baru dan lama. Pembelajaran di sekolah perlu menggunakan serangkaian
peralatan elektronik yang mampu bekerja lebih efektif dan efisien.
Walaupun demikian, peran guru tetap dibutuhkan di kelas, sebagai
desainer, motivator, pembimbing, dan sebagainya dan tentunya sebagai
14
sosok individu harus tetap dihormati. Teknologi Informasi dan
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan karena dengan penggunaannya
diharapkan adanya peningkatan mutu belajar atau mengajar, peningkatan
produktivitas atau efisiensi dan akses, peningkatan sikap belajar yang
positif, pengembangan professional dan adanya peningkatan profil atau
pengenalan Dengan demikian diharapkan sekolah mengalami perubahan-
perubahan yang sesuai dengan tuntutan global. Teknologi pendidikan
seringkali diasumsikan dalam persepsi yang mengarah pada masalah
elektronika padahal konsep teknologi mengandung pengertian yang luas
untuk itu dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut.
Menurut pendapat Cutchal 1999, (dalam Abdul Katar Al-Ghazali :
2) definisi teknologi pendidikan atau pembelajaran merupakan penelitian
dan aplikasi ilmu prilaku dan teori belajar dengan menggunakan
pendekatan sistem untuk melakukan analisis, desain, pengembangan,
implementasi, evaluasi dan pengelolaan penggunaan teknologi untuk
membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja. Tujuan utamanya
adalah pemanfaatan teknologi (soft-technology maupun hard-technology)
untuk membantu memecahkan masalah belajar dan kinerja manusia.
Sementara menurut Comission on Instructional Technology, 1970:
adalah: Suatu cara yang sistematis dalam mendesain, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan pembelajaran dalam
bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam
teori belajar dan komunikasi pada manusia dan menggunakan kombinasi
14
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2008, Hlm.22.

12
13

sumber-sumber belajar dari manusia maupun non-manusia untuk


membuat pembelajaran lebih efektif.
Sedangkan AECT (1972), berpendapat bahwa : Teknologi
pendidikan adalah satu bidang/disiplin ilmu dalam memfasilitasi belajar
manusia melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar dan melalui
pengelolaan proses kesemuanya itu.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Teknologi
Pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang memfokuskan diri dalam upaya
memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi
pendidikan menurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar
dengan cara melalui identifikasi, pengembangan, pengeorgnasiasian dan
pemanfaatan secara sistematis seluruh sumber belajar. Disamping itu,
melalui pengelolaan yang baik dan tepat terhadap proses secara
sistematis pada seluruh sumber belajar.
Maka berdasarkan teori dan pemahaman tentang teknologi
sebagaimana diuraikan di atas, dapat dibuat sintesisnya. Bahwa
teknologi adalah Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang
terintegerasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi
untuk menganalisa masalah dan merancang. Melaksanakan, menilai dan
mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Teknologi akan diungkap melalui dimensi teknologi yang meliputi
supportive (keterdukungan) , collegial (pertemanan) dan intimate
(keintiman).
B. Kerangka Berpikir
Dengan mengacu pada berbagai teori yang diuraikan di atas maka
pengaruh antara variabel penelitian dapat diarahkan sebagai berikut:
1. Teknologi (X1) berpengaruh langsung terhadap pendidikan (X3).
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai suatu perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya. Ini berarti bahwa seseorang yang terbiasa dengan

13
14

mengevaluasi dirinya akan berdampak positif untuk membawa perubahan


yang baik pada diri orang tersebut. Untuk sampai kepada kepuasan kerja
seseorang perlu memiliki komitmen yang kuat agar tujuan yang ingin
dicapai dapat diraih. 15
Teknologi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang
menggerakkan dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan
tertentu. Motivasi merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan
yang terdapat dalam diri manusia yang dapat menimbulkan,
mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait
dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani. Motivasi kerja setiap orang
berbeda antara satu dengan lainnya, walaupun ada yang sama pada
sebagian orang, namun dasar dari motivasi pasti berbeda-beda, karena
harapan orang pada pekerjaannya pasti berbeda.
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara teknologi terhadap pendidikan.

2. kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap pendidikan.


Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Penjelasan tersebut nampak jelas, bahwa pendidikan adalah
pembentuk kepribadian bangsa yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif,
afektif dan psikomotorik. Kehandalan/kualitas pendidikan akan
mempengaruhi kehidupan suatu bangsa dan masyarakat, baik sekarang
maupun masa yang akan datang. Dengan demikian kemampuan bangsa

15
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta. Hal : 80

14
15

dalam menghadapi masa depan sangat ditentukan oleh mekanisme dan


sistem pendidikan yang dimiliki dan sedang berjalan.
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara, namun masih ada
beberapa  dari mereka yang belum mendapatkan hak tersebut. Hingga
saat ini, peluang terbesar untuk memperoleh akses pendidikan yang baik
hanya anak orang kaya dan pintar. Dengan bermodalkan kemampuan
ekonomi yang lebih dari cukup, didukung dengan kemampuan berpikir
tinggi, menjadi faktor pendukung untuk memperoleh akses pendidikan
yang lebih baik. Mereka berpeluang besar memasuki sekolah-sekolah elit,
berkualitas, berstandar nasional, bahkan internasional. Hal ini
menciptakan lingkungan belajar-mengajar yang kondusif, karena ditunjang
dengan kualitas anak didik yang punya daya pikir tinggi.  Selain itu,
tersedianya sarana prasarana yang lengkap membantu untuk
mewujudkan pendidikan yang mapan.
Dengan mempertimbangkan kondisi pendidikan nasional yang
belum semua memenuhi standart pendidikan nasional, menurut pemikiran
penulis sangat memandang perlu untuk membenahi pendidikan di
Indonesia dalam berbagai komponen. Dengan kompleksnya fenomena
masa depan, bangsa ini tidak cukup hanya dengan mewariskan
pendidikan ke generasi bangsa dengan kondisi pendidikan yang syarat
dengan kelemahan dan kekurangan.16 Diharapkan dengan dilakukan
pembenahan pendidikan yang ada, bangsa Indonesia akan mampu
menyongsong masa depan yang penuh ketidakpastian. Tidak seorangpun
yang akan mengetahui keadaan masa depan dengan pasti, walaupun
berdasarkan data yang telah ada dapat dilakukan prediksi – prediksi ,
namun itu semua masih bersifat perkiraan dan belum pasti.
Kepemimpinan Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah
satu yang sangat vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen.
16
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), h.  98-100

15
16

Pengertian umum pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang


dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong,
mengajak, menuntun, menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang
atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat
sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang
telah ditetapkan.17
Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisis menuju
kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian,
kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua
sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin
syam (1966) mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan
guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama
untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang
mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kepemimpinan terhadap pendidikan.

3. Teknologi dan kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh


langsung terhadap pendidikan.

faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan


dan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Motivasi
merupakan suatu penggerak atau dorongan-dorongan yang terdapat
dalam diri manusia yang dapat menimbulkan, mengarahkan, dan
mengorganisasikan tingkah lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk
memenuhi kebutuhan yang dirasakan, baik kebutuhan fisik maupun

17
Andy Kirana, Etika Manajemen-Ancangan Bisnis Abad – 21, edisi 1, (Cet. I,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997), h. 61-68

16
17

kebutuhan rohani. Motivasi kerja setiap orang berbeda antara satu dengan
lainnya, walaupun ada yang sama pada sebagian orang, namun dasar
dari motivasi pasti berbeda-beda, karena harapan orang pada
pekerjaannya pasti berbeda. 18
usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Penjelasan tersebut nampak jelas, bahwa pendidikan adalah pembentuk
kepribadian bangsa yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik. Kehandalan/kualitas pendidikan akan mempengaruhi
kehidupan suatu bangsa dan masyarakat, baik sekarang maupun masa
yang akan datang. Dengan demikian kemampuan bangsa dalam
menghadapi masa depan sangat ditentukan oleh mekanisme dan sistem
pendidikan yang dimiliki dan sedang berjalan.
Berdasarkan alur pikir di atas, diduga bahwa ada pengaruh
positif dan signifikan antara teknologi dan kepemimpinan terhadap
pendidikan. Dengan kata lain semakin baik teknologi dan
kepemimpinan maka semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dirasakan oleh guru.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah di uraikan
di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Teknologi (X1) berpengaruh positif secara langsung terhadap
pendidikan (X3).
2. Kepemimpinan (X2) berpengaruh positif secara langsung terhadap
pendidikan (X3).
3. Teknologi (X1) dan kepemimpinan (X2) berpengaruh positif secara

18
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2008 ),. h 132-133.

17
18

langsung terhadap pendidikan (X3).


Adapun model penelitian berdasarkan kajian teori dan kerangka
berfikir yang telah diuraikan di atas, maka model teoretis yang diajukan
seperti pada gambar berikut ini:

teknologi
X1

pendidikan X3

kepemimpinan
X2

Gambar 11. Model Teori


Gambar di atas dibangun dari teori-teori yang digunakan sebagai
variabel penelitian, dimana:
X1: teknologi
X2: kepemimpinan
X3: pendidikan
D. Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan tela’ah kepustakaan yang telah penulis lakukan, ada
beberapa hasil penelitian yang relevan, penulis memfokuskan state of the
art review dalam penelitian ini hanya sebatas persamaan dan perbedaan
dari segi variabel, baik itu variabel eksogenus maupun variabel
endogenusnya, sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dearlina Sinaga, dengan judul:
“Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Kerja
terhadap Kinerja Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”. Hasil
Penelitiannya menemukan: Pertama, terdapat pengaruh langsung
antara motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai koefisien jalur p 31=0.359 (35.9%), ini berarti

18
19

masih terdapat variable residu sebanyak 0.641 (64.1%). mengingat


variabel motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap komitmen
kerja hanya sebesar 35.9%, maka peneliti ingin melakukan penelitian
lagi tentang pengaruh motivasi berprestasi terhadap komitmen kerja.
Kedua, terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap
komitmen kerja. Dari hasil perhitungan diperolah nilai koefisien jalur
p32=0.404 (40.4%). ini berarti masih terdapat variabel residu sebanyak
0.596 (59.6%).19 Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat
tiga variabel yang sama yaitu: teknologi, pendidikan, dan komitmen
kerja. Dan perbedaannya adalah Pada penelitian relevan variabel
pendidikan sebagai X3, dan X4 nya adalah kinerja sedangkan dalam
penelitian ini penulis menjadikan pendidikan sebagai X4.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Rochanah, dengan judul: “Pengaruh
Iklim Organisasi, Reward, dan Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi
Kerja (Studi Kausal pada Pegawai BAUK Universitas Negeri Jakarta)”.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: Terdapat pengaruh antara
iklim organisasi terhadap kepuasan kerja dan iklim organisasi juga
berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja. 20 Persamaan dengan
penelitian ini adalah terdapat Ada dua variabel yang sama dengan
penelitian ini, yaitu iklim organisasi dan kepuasan kerja. Dan
perbedaannya adalah pada penelitian relevan terdapat variabel
motivasi kerja yang dijadikan sebagai variabel endogen, sedangkan
dalam penelitian ini, juga terdapat variabel motivasi, tetapi motivasi
berprestasi, dan dijadikan sebagai variabel eksogen.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rita Aryani, dengan judul: “Pengaruh
Karakteristik Pekerjaan, Reward Sistem dan Kepuasan Kerja terhadap
Komitmen Organisasional Kepala Sekolah Menengah Kejuruan
Swasta di Provinsi DKI Jakarta”. Hasil penelitiannya menunjukkan
19
Dearlina Sinaga, “Pengaruh Motivasi Berprestasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen
Kerja terhadap Kinerja Pimpinan pada Universitas Swasta di Medan”, Disertasi (Jakarta:
PPs Universitas Negeri Jakarta, 2008), hal. 139
20
Siti Rochanah, “Pengaruh Iklim Organisasi, Reward, dan Kepuasan Kerja Terhadap
Motivasi Kerja”, Disertasi (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2011), hal.i

19
20

bahwa: Kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap komitmen


organisasional dengan koefisien jalur 0.22 atau 22%”. 21 Persamaan
dengan penelitian ini terdapat dua variabel yang sama yaitu, kepuasan
kerja dan komitmen organisasi. Dan Perbedaan yang sangat nampak
adalah: Pada studi relevan variabel komitmen organisasi sebagai
variabel endogen (terikat) dan kepuasan kerja sebagai variabel
eksogen (bebas).
Penelitian-penelitian yang relevan di atas, secara teoretis memiliki
hubungan atau relevansi dengan penelitian ini, secara konseptual dapat
dijadikan sebagai acuan teori umum bagi peneliti dalam melakukan
penelitian, karena variabel yang diteliti pada kajian terdahulu juga ada
membahas tentang motivasi berprestasi, iklim organisasi dan kepuasan
kerja yang juga merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini penulis akan memfokuskan pada variabel
kepuasan kerja dosen pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta
(PTKIS) di lingkungan Kopertais Wilayah XIII Jambi dengan variabel-
variabel yang dapat mempengaruhinya, yaitu motivasi berprestasi dan
iklim organisasi. Dilihat dari judul dan variabel penelitian di atas secara
keseluruhan tidak ada yang sama persis dengan judul penelitian ini.
Berdasarkan hasil studi review yang penulis lakukan, sejauh ini penelitian
yang secara langsung membahas tentang pengaruh motivasi berprestasi,
iklim organisasi dan komitmen kerja terhadap kepuasan kerja yang ditulis
dalam satu penelitian belum ada ditemukan.

21
Rita Aryani, “Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Reward System dan Kepuasan Kerja
terhadap Komitmen Organisasional Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di
Provinsi DKI Jakarta”, Disertasi (Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta, 2012), hal. i

20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
pendekatan survei. Penelitian survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan
melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan
informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut. 22
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah
pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan hasilnya.23 Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu
akan mencari besarnya pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung
dari variabel teknologi, kepemimpinan, komitmen kerja dan pendidikan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Pupulasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/
subjek yang dipelajari, meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
subjek atau objek yang diteliti itu. 24 Menurut Husaini populasi adalah
semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, dari pada karakteristik tertentu mengenai sekelompok

22
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), hal. 66
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 12
24
Sugiono, Statistika untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2009), hal. 61

21
22

objek yang lengkap dan jelas.25 Populasi adalah keseluruhan subyek


penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala-gejala nilai tes atau perintiwa-peristiwa sebagai sumber
data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. 26
Populasi adalah keseluruhan karakteristik atau unit hasil pengukuran yang
menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang
berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian.27
Uraian pendapat di atas dapat dipahami bahwa populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian yang dapat dijadikan sebagai sumber data
dalam artian responden dalam penelitian.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada
smk n 2 batang hari yang berjumlah sebanyak 20 orang, sebagaimana
terlihat dalam tabel berikut ini,

25
Husaini Usman, et.al, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009),
hal, 42
26
Iskandar, Op.Cit, hal. 68
27
Ridwan, Path Analysis (Bandung : CV. Alfabeta, 2013), hal. 38

22
23

2. Sampel
Ukuran sampel yang baik mempunyai jumlah galat yang kecil. Makin
besar ukuran sampel makin kecil galatnya. Artinya jika sampel kecil
probabilitas terpilih sampel yang menyimpang adalah lebih besar dari
pada jika sampelnya lebih besar. Menurut Kerlinger jika digunakan ukuran
sampel yang lebih besar, katakanlah 30 atau lebih maka bahaya
terjadinya penyimpangan adalah lebih kecil.28
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. 29
Menurut Sugiyono sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. 30 Sampel adalah sebagian dari
populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang
bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel
biasanya disebut studi sampling.31 Menurut Ridwan, sampel adalah bagian
dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu. 32
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.
Menurut Gay dalam Mukhtar, ukuran minimum sampel yang dapat
diterima sebaiknya didasarkan pada desain atau metode penelitian yang
digunakan. Secara umum, pandangan tentang populasi lebih disepakati
untuk sebuah penelitian, dimana populasi yang dipandang relatif
homogen, maka populasi dapat ditarik minimal 5 % dan maksimal 30 %.
Jika sebuah penelitian, populasinya dibawah 150 subjek, maka hampir
seluruh pakar penelitian sepakat, sebaiknya diambil seluruhnya, atau

28
Freend N. Kerlinger, Foundation of Behavior Research. Tin Edition Terjemahan
Simatupang, 2004
29
Husaini Usman, et.all, Op.Cit, hal. 43
30
Sugiyono, Metodologi Penelitian Administrasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
hal. 91
31
Iskandar, Op.Cit, hal. 69
32
Ridwan, Op.Cit, hal. 40

23
24

dengan kata lain penelitian dapat dikatakan penelitian populasi. Artinya,


populasi adalah juga sekaligus sebagai sampel atau subjek penelitian. 33
Memperhatikan pendapat di atas, maka penulis berpedoman
kepada pendapat Gay dalam Mukhtar bahwa yang akan dijadikan sampel
penelitian adalah seluruh guru yang ada pada smk N 2 batang hari
sebanyak 20 orang guru, Selain itu penulis melihat bahwa sampel tersebut
homogen dari segi kualifikasi pendidikannya minimal Strata Satu.
Untuk uji coba instrumen diambil dari sampel penelitian sebanyak 10
orang dan tidak digunakan lagi sebagai sampel penelitian. Jadi sisa dari
10 orang yang dijadikan sampel uji coba instrumen akan dijadikan sebagai
sampel penelitian yaitu berjumlah sebanyak 10 orang guru.
Seluruh sampel penelitian (responden) akan mengisi 3 macam
instrumen dari variabel teknologi, kepemimpinan, dan pendidikan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Studi Pustaka (Library Research)
Teknik studi pustaka ini penulis gunakan dalam rangka
mengumpulkan data dan mempelajari serta membaca pendapat para ahli
yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh
landasan teori yang dapat menunjang penelitian. Menurut S. Nasution
sumber pustaka diperlukan untuk:
a. Mengetahui apakah topik penelitian kita telah diselidiki orang lain
sebelumnya, sehingga pekerjaan kita tidak merupakan duplikasi.
b. Mengetahui hasil penelitian orang lain dalam bidang penyelidikan kita,
sehingga kita dapat memanfaatkannya bagi penelitian kita.
c. Memperoleh bahan yang mempertajam orientasi dan dasar teoritis kita
tentang masalah penelitian kita.

33
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis, dan Artikel Ilmiah (Jakarta : Gaung Persada Press,
2010), hal. 78-79

24
25

d. Memperolah informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah


diterapkan.34
2. Observasi (Pengamatan Langsung)
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti. 35 Kegiatan observasi meliputi
melakukan pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku,
objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam
mendukung peneltian yang sedang dilakukan. Dalam hal ini, penulis
melakukan pengumpulan data dengan cara penelitian langsung terhadap
objek-objek penelitian, khususnya mengenai pendidikan, teknologi, dan
kepemimpinan di SMK N 2 Batang Hari.
3. Interview (Wawancara)
Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih
secara langsung.36 Teknik pengumpulan data melalui wawancara ini
dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan SMK N 2 Batang
Hari yang berhubungan dengan keperluan penelitian, yaitu yang
berhubungan dengan pendidikan, teknologi, kepemimpinan di SMK N 2
Batang hari
4. Angket
Teknik pengumpulan data yang paling dominan dalam penilitian ini
adalah dengan menggunakan teknik angket. Angket adalah daftar
pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik
langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara). 37 Untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, penulis
menggunakan angket yang dirancang dari empat variabel penelitian yaitu :
teknologi, kepemimpinan, dan pendidikan. Angket tersebut akan diberikan
kepada responden guna mendapatkan jawaban dari pernyataan dan sikap

34
S. Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal.
146
35
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2009), hal. 52
36
Ibid, hal. 55
37
Ibid., hal. 57

25
26

dari responden. Metode angket ini digunakan penulis untuk memperoleh


data tertentu tentang pengaruh dari motivasi berprestasi, iklim organisasi,
dan komitmen kerja terhadap kepuasan kerja dosen.
Sifat dari angket ini adalah angket tidak langsung, artinya angket
diberikan kepada responden yaitu: seluruh guru tetap pada SMK N 2
Batang Hari. Bentuk angket yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah skala Likert dengan alternatif pilihan jawaban, seperti dalam tabel
berikut ini:
Tabel 8. Daftar Nilai (Skor) Skala Rating.
No Alternatif Jawaban Skor (+) Skor (-)

1 SL (Selalu) 5 1

2 SR (Sering) 4 2

3 KK (Kadang-Kadang) 3 3

4 JR (Jarang) 2 4

5 TP (Tidak Pernah) 1 5

Responden yang dijadikan sampel penelitian diminta untuk memilih


salah satu alternatif jawaban yang sudah disediakan. Supaya angket yang
digunakan untuk mengumpulkan data memberikan hasil yang objektif,
maka peneliti melakukan kalibrasi instrumen, karena ketepatan pengujian
suatu hipotesis tentang pengaruh variabel penelitian sangat tergantung
pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut.
Adapun instrumen penelitian untuk setiap variabel penelitian yang
diamati meliputi definisi konseptual, definisi operasional, kisi-kisi
instrumen, dan instrumen yang digunakan. Butir-butir dalam penelitian ini
disusun baik berupa pertanyaan maupun pernyataan dan masing-masing
jawaban dalam bentuk skala likert dengan kriteria penilaian 1 sampai 5
seperti tertera dalam tabel di atas.

26
27

1. Variabel pendidikan
a. Definisi Konseptual
Pendidikan adalah bentuk wujud tercapainya suatu harapan yang
menimbulkan perasaan senang terhadap pekerjaan. Dengan indikator tipe
pekerjaan, pengawasan/ pembinaan, kesempatan untuk maju, kondisi
kerja, dukungan dalam bekerja, dan gaji yang diterima.
b. Definisi operasional
Kepuasan kerja adalah bentuk wujud tercapainya suatu harapan
yang menimbulkan perasaan senang terhadap pekerjaan. Dengan
indikator tipe pekerjaan, pengawasan/ pembinaan, kesempatan untuk
maju, kondisi kerja, dukungan dalam bekerja, dan gaji yang diterima.
Instrumen kepuasan kerja (X4), berupa angket yang terdiri dari 38 butir
dan setiap butir mempunyai 5 alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu, b.
Sering, c. Kadang-kadang, d. Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk
pertanyaan / pernyataan tentag fakta / perilaku. Dengan demikian rentang
skor teoretis berkisar antara 38 sampai dengan 190.
c. Kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi untuk untuk mengukur pendidikan akan diuraikan pada
tabel berikut ini.
Tabel 9. Kisi-kisi instrumen pendidikan (X4).
Jumlah
No Indikator Nomor Butir
butir

1. Tipe pekerjaan 1,2,3,4,5,6 6

2. Supervisi / Pembinaan 7,8,9,10,11,12 6

3. Kesempatan untuk maju 13, 14,15,16, 17,18 6

4. Kondisi kerja 19,20, 21,22,23 5

24,25,26,27,28,29,30,3
5. Dukungan dalam bekerja 8
1

27
28

6. Gaji yang diterima 32,33,34,35,36,37,38 7

Jumlah 38

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses
untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel kepuasan kerja menggunakan rumus Karl Person,
sebagai berikut:
rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿

Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 38
Dari hasil uji validitas terhadap 38 butir pernyataan untuk variabel
kepuasan kerja terdapat 6 butir yang tidak valid yaitu butir 3, 15, 20, 29,
34, dan 36. Dengan demikian terdapat 32 butir yang valid dan 32 butir
item insrumen tersebut yang akan digunakan sebagai instrumen
penelitian dan disebarkan kepada sampel / responden penelitian.
38
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian (Bandung: CV. Pustak Setia, 2009), hal. 35

28
29

Perhitungan manual di atas sejalan dengan hasil uji validitas


dengan menggunakan program SPSS versi 21.0, sebagaimana pada
tabel berikut:

29
30

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel pendidikan. 39


r hitung
No Pernyataan r tabel Kesimpulan
(SPSS)

1. X3_1 0,765 0,549 Valid

2. X3_2 0,672 0,549 Valid

3. X3_3 0,811 0,549 Valid

4. X3_4 0,672 0,549 Valid

5. X3_5 0,748 0,549 Valid

6. X3_6 0,563 0,549 Valid

7. X3_7 0,867 0,549 Valid

8. X3_8 0,743 0,549 Valid

9. X3_9 0,667 0,549 Valid

10. X3_10 0,853 0,549 Valid

11. X3_11 0,917 0,549 Valid

12. X3_12 0,743 0,549 Valid

13. X3_13 0,969 0,549 Valid

14. X3_14 0,643 0,549 Valid

15. X3_15 0,798 0,549 Valid

16. X3_16 0,765 0,549 Valid

17. X3_17 0,812 0,549 Valid

39
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 372

30
31

18. X3_18 0,582 0,549 Valid

19. X3_19 0,943 0,549 Valid

20. X3_20 0,811 0,549 Valid

21. X3_21 0,311 0,549 Tidak Valid

22. X3_22 0,104 0,549 Tidak Valid

23. X3_23 0,741 0,549 Valid

24. X3_24 0,825 0,549 Valid

25. X3_25 0,757 0,549 Valid

Dari hasil uji validitas tersebut di atas, terlihat bahwa item yang tidak
valid sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan
program SPSS.
2) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.40
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.41

40
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
41
Iskandar, Op.Cit, hal. 95

31
32

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah


koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

[ ][ ∑σ
]
2
k
⋅ 1− 2 i
k −1 σt
r11 =

2
(∑ X )
∑X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan :
R11 = Reliabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

∑ σ 2i = Jumlah varians bulir

2 = Varians total
σt

N = Jumlah responden. 42

Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel pendidikan dapat


dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas kepuasan kerja:

[ 25
25−1
.¿
]
[ 25
24
=1.041 .
40,2
][
145,15
=0.2769 ]
= 1-0,2769 = 0.7231
= 1.041 x 0,7231 = 0,7527
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 38 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel pendidikan adalah
0.7527 atau rhitung = 0.7527 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai

42
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.

32
33

alpha, maka instrumen variabel pendidikan dinyatakan reliabel.43 Dan


dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas
dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil uji reliabilitas variabel pendidikan. 44
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Items
Based on
Standardize
d Items
.708 .808 26

Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha cronbach


sebesar 0,708 yang berarti lebih besar dari r tabel (0,808> 0,60, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen variabel pendidikan reliabel.
2. Variabel Teknologi
a. Definisi konseptual
Pendidikan adalah dorongan untuk mengejar dan meraih tujuan
yang merupakan sasaran yang ditetapkan dengan standar yang tinggi.
Seseorang dengan dorongan ini berharap untuk meraih sasaran dan
melampauinya serta mengembangkan keberhasilannya. Prestasi sebagai
hal yang penting bagi diri pribadi, dan bukan hanya berdasarkan
penghargaan yang diterimanya. bahwa Motivasi berprestasi adalah
dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan pekerjaan lebih baik
dari sekarang untuk mencapai tujuan.
b. Definisi operasional

43
Perhitungan Lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 318
44
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374

33
34

Pendidikan adalah dorongan dari dalam diri individu untuk


melakukan pekerjaan lebih baik dari sekarang untuk mencapai tujuan.
Yang dinilai oleh responden dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil
pengisian instrumen yang diuraikan dari indikator: (1) berupaya
meningkatkan prestasi bekerja, (2) melaksanakan tugas sesuai dengan
prosedur kerja, (3) menerima tanggung jawab, (4) berupaya lebih baik dari
sekarang, dan (5) berupaya melebihi prestasi orang lain.
Instrumen motivasi berprestasi (X1), berupa angket yang terdiri dari
36 butir dan setiap butir mempunyai 5 alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu,
b. Sering, c. Kadang-kadang, d. Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk
pertanyaan / pernyataan tentag fakta / perilaku. Dengan demikian rentang
skor teoritis berkisar antara 36 sampai dengan 180.
c. Kisi-kisi instrumen
Atas dasar definisi operasional sebelumnya maka kisi-kisi
instrumen ini direncanakan akan berbentuk sebagaimana terlihat pada
tebel berikut.
Tabel 12. Kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi (X 1).
Jumlah
No Indikator Nomor Butir
Item

Berupaya meningkatkan
1. 1,2,3,4,5,6,7 7
prestasi bekerja

Melaksanakan tugas sesuai


2. 8,9,10,11,12,13, 14,15, 8
dengan prosedur kerja

3. Menerima tanggung jawab 16,17,18,19, 20,21,22 7

Berupaya lebih baik dari


4. 23,24,25,26,27,28,29,30 8
sekarang

Berupaya melebihi prestasi


5. 31,32,33,34,35,36 6
orang lain

34
35

Jumlah 36

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Tujuan uji validitas butir instrumen penelitian yaitu suatu proses
untuk melihat keakurasian butir instrumen dalam mengukur variabel yang
dimaksud.
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel motivasi berprestasi menggunakan rumus Karl
Person, sebagai berikut:

Uji validitas item 1:


rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿

Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 45
Tabel 13. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Teknologi46

No
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
Item
02 03 04 05 06

45
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35
46
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 366

35
36

1. X1_1 0,943 0,549 Valid

2. X1_2 0,835 0,549 Valid

3. X1_3 0,760 0,549 Valid

4. X1_4 0,730 0,549 Valid

5. X1_5 0,811 0,549 Valid

6. X1_6 0,828 0,549 Valid

7. X1_7 0,656 0,549 Valid

8. X1_8 0,867 0,549 Valid

9. X1_9 0,728 0,549 Valid

10. X1_10 0,132 0,549 Tidak Valid

11. X1_11 0,585 0,549 Valid

12. X1_12 0,927 0,549 Valid

13. X1_13 0,840 0,549 Tidak Valid

14. X1_14 0,623 0,549 Valid

15. X1_15 0,749 0,549 Valid

16. X1_16 0,968 0,549 Valid

17. X1_17 0,746 0,549 Valid

18. X1_18 0,736 0,549 Valid

19. X1_19 0,804 0,549 Valid

20. X1_20 0,157 0,549 Tidak Valid

36
37

21. X1_21 0,862 0,549 Valid

22. X1_22 0,862 0,549 Valid

23. X1_23 0,860 0,549 Valid

24. X1_24 0,972 0,549 Valid

25. X1_25 0,875 0,549 Valid

Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
3) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.47
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.al dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.48
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

47
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
48
Iskandar, Op.Cit, hal. 95

37
38

r11 =
[ ][ k
k −1

⋅ 1− 2
σ 2i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

∑ σ 2i = Jumlah varians bulir

2 = Varians total
σt

N = Jumlah responden. 49

Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel motivasi


berprestasi dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas motivasi berprestasi:

[ 25
25−1
.¿
]
[ 25
24
=1.041 . ][
29,2666
183,6
=0.1594 ]
= 1-0.1594 = 0.8406
= 1.041 x 0.8406 = 0.8750
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 36 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel teknologi adalah
0.8750atau rhitung = 0. 8750> nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai alpha,
maka instrumen variabel teknologi dinyatakan reliabil. 50
Dan dapat
dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
49
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
50
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 332

38
39

dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas


dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Hasil uji reliabilitas variabel teknologi.51
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Items
Based on
Standardize
d Items
.739 .888 26

Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha cronbach


sebesar 0,888 yang berarti lebih besar dari r tabel (0,888 > 0,60, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen variabel teknologi reliabel.
3. Variabel Kepemimpinan
a. Definisi Konseptual
kepemimpinan adalah suatu kondisi, keadaan maupun situasi yang
dirasakan oleh individu secara sadar ataupun tidak sadar terhadap
lingkungan organisasi dimana individu tersebut melaksanakan pekerjaan
mereka. Perasaan karyawan terhadap apa yang mereka terima dan
dapatkan dari pimpinan dan karyawan lainnya, dapat mempengaruhi
karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
dimensi yang meliputi supportive (keterdukungan), collegial (pertemanan)
dan intimate (keintiman).
b. Definisi operasional
kepmimpinan adalah suatu kondisi, keadaan maupun situasi yang
dirasakan oleh individu secara sadar ataupun tidak sadar terhadap
lingkungan organisasi dimana individu tersebut melaksanakan pekerjaan
mereka. Wujud perasaan karyawan terhadap apa yang mereka terima
51
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374

39
40

dan dapatkan dari pimpinan dan karyawan lainnya, dapat mempengaruhi


karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
dimensi yang meliputi Supportive (keterdukungan), Collegial
(Pertemanan) dan Intimate (Keintiman). Instrumen kepemimpinan (X 2),
berupa angket yang terdiri dari 36 butir dan setiap butir mempunyai 5
alternatif jawaban, yaitu; a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-kadang, d.
Jarang, dan e. Tidak pernah, untuk pertanyaan / pernyataan tentang fakta
/ perilaku. Dengan demikian rentang skor teoritis berkisar antara 36
sampai dengan 180.
c. Kisi-kisi instrumen
Tabel 15. Kisi-kisi instrumen Kepemimpinan (X2).
N Jumlah
Dimensi Indikator Nomor Item
o Item

1) Menggunakan kritik
1,2,3,4 4
secara konstruktif
Suportive
2) Mau mendengar saran
1. (Keterduk 5,6,7,8,9 4
orang lain
ungan)
3) Luwes dalam
10,11,12 3
berkomunikasi

1) Berteman baik dengan


13,14,15 3
yang lain
Collegial
2. (Pertema 2) Bersemangat untuk
16,17,18, 3
nan) bekerjasama

3) Akrab dalam berdiskusi 19,20 2

3. Intimate 1) Saling mendukung 21,22 2

40
41

2) merasakan pekerjaan
(Keintima 23,24 25
adalah milik bersama
n)

Jumlah 25

d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


1) Pengujian validitas
Kriteria valid atau tidak valid butir instrumen yaitu jika nilai r hitung >
nilai rtabel maka butir tersebut dikatakan valid, namun jika r hitung < nilai rtabel
butir dinyatakan tidak valid atau gugur pada taraf signifikansi alfa ( α ) =
0,05 dengan dk = n-2. Validitas suatu instrumen dapat ditentukan
berdasarkan formula koefisien korelasi product moment dari Karl Pearson.
Uji validitas variabel iklim organisasi menggunakan rumus Karl Person,
sebagai berikut:
Uji validitas item 1:
rxy=N ∑ XY −¿ ¿ ¿
Dimana:
r hitung = Korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor
total
X = Skor setiap item pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden. 52
Tabel 16. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepemimpinan.53

No
Pernyataan r hitung r tabel Kesimpulan
Item
01 02 03 04 05
1. X2_1 0,777 0,549 Valid

52
Sambas Ali Mihidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 35.
53
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 368

41
42

2. X2_2 0,753 0,549 Valid

3. X2_3 0,736 0,549 Valid

4. X2_4 0,741 0,549 Valid

5. X2_5 0,800 0,549 Valid

6. X2_6 0,777 0,549 Valid

7. X2_7 0,808 0,549 Valid

8. X2_8 0,674 0,549 Valid

9. X2_9 0,904 0,549 Valid

10. X2_10 ,573 0,549 Valid

11. X2_11 0,795 0,549 Valid

12. X2_12 0,785 0,549 Valid

13. X2_13 0,685 0,549 Valid

14. X2_14 0,736 0,549 Valid

15. X2_15 0,637 0,549 Valid

16. X2_16 0,872 0,549 Valid

17. X2_17 0,655 0,549 Valid

18. X2_18 0.879 0,549 Valid

19. X2_19 0,086 0,549 Tidak Valid

20. X2_20 0,835 0,549 Valid

42
43

21. X2_21 0,725 0,549 Valid

22. X2_22 0,625 0,549 Valid

23. X2_23 0,473 0,549 Tidak Valid

24. X2_24 0,033 0,549 Tidak Valid

25. X2_25 0,582 0,549 Valid

Dari hasil uji validitas tersebut terlihat bahwa item yang tidak valid
sama jumlahnya antara yang manual dan yang menggunakan program
SPSS.
4) Perhitungan reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi instrumen
sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Hal ini
dapar dicapai bila dalam beberapa kali pengukuran terhadap kelompok
subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. Instrumen
pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat
akurat.54
Teknik yang biasa digunakan untuk melakukan uji reliabilitas
adalah dengan menggunakan skala alpha (Alpha Cronbach), yaitu
mengelompokkan item-item menjadi dua atau beberapa bagian.
Menurut Hair et.all dalam Iskandar, bahwa nilai reliabilitas alpha
cronbach alat ukur dalam melakukan penelitian adalah dengan nilai 0.60
hingga 0.70, ini adalah nilai terendah yang dapat diterima , dan dapat
dinyatakan reliabel.55
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah
koefisien alfa (α) dari Cronbach berikut ini :

54
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 37.
55
Iskandar, Op.Cit, hal. 95

43
44

r11 =
[ ][ k
k −1

⋅ 1− 2
σ 2i
σt ]
2
(∑ X )
∑X 2

N
dimana σ = 2 N

Keterangan :
R11 = Reabilitas instrumen/koefisien alpha
K = Banyaknya bulir soal

∑ σ 2i = Jumlah varians bulir

2 = Varians total
σt

N = Jumlah responden. 56

Uji reliabilitas dengan cara manual untuk variabel iklim organisasi


dapat dilihat di bawah ini:
Hasil perhitungan manual uji reliabilitas iklim organisasi:

[ 25
25−1
.¿
]
[ 25
24
=1.041 . ][
28,544
138,32
=0.206 ]
= 1-0.206 = 0.794
= 1.041 x 0.794 = 0.8265
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir sebanyak 25 butir,
diperoleh koefesien reliabilitas instrumen variabel kepemimpinan adalah
0.8265 atau rhitung = 0.8265 > nilai alpha = 0.60. Ini berarti rhitung > nilai
alpha, maka instrumen variabel kepemimpinan dinyatakan reliabil. 57
Dan
dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Hasil perhitungan manual tersebut juga sejalan dengan hasil
perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Untuk lebih jelasnya
56
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 41.
57
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 348

44
45

dapat dilihat pada lampiran 2, sedangkan kesimpulan uji reliabilitas


dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Hasil uji reliabilitas variabel kepemimpinan.58


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based N of
on Standardized Items Items
.694 .783 37

Dari hasil uji reliabilitas tersebut diperoleh nilai alpha cronbach


sebesar 0,694 yang berarti lebih besar dari r tabel (0,694>0,60, maka dapat
dinyatakan bahwa instrumen variabel kepemimpinan reliabel.

D. Teknik Analisis Data


Data hasil penelitian yang sudah diperoleh kemudian dianalisis
supaya bisa digunakan untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan. Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi
informasi, sehingga sifat data itu dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
penelitian”.59 Analisis data pada penelitian kuantitatif adalah kegiatan
analisis datanya meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan
perhitungan untuk mendeskpripsikan data dan melakukan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji statistik. 60 Dalam penelitian ini analisis
data yang akan digunakan adalah:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan dalam penyajian data, ukuran sentral.
Ukuran penyebaran. Penyajian data adalah daftar distribusi dan
histogram. Ukuran sentral adalah mean, median, dan modus dan standar

58
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 2, hal. 374
59
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Op.Cit, hal. 52.
60
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hal. 125.

45
46

deviasi (simpangan baku) serta rentang teoritik masing-masing variabel. 61


Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mencari nilai maksimum, nilai minimun, mean, median, modus, dan
standar deviasi. Penyajian data dilakukan dengan distribusi frekuensi yang
diwujudkan dalam bentuk tabel dan grafik histogram.

2. Analisis Inferensial
Untuk melakukan analisis inferensial (uji hipotesis), pengolahan
data dilakukan menggunakan analisis jalur (path analysis). Metode path
analysis merupakan pengembangan dari analisis regresi, sehingga
analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur
(regression is spesial case of path analysis). Analisis jalur digunakan
untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang
berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/reciprocal).
Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat
variabel (exogenus), dan variabel dependen yang disebut varibael
endogen (endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan
jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen
menuju variabel dependen yang terakhir.62
Path analysis dikembangkan sebagai metode untuk mempelajari
pengaruh atau efek secara langsung dan tidak langsung dari variabel
bebas terhadap variabel tergantung. Analisis ini merupakan salah satu
pilihan dalam rangka mempelajari ketergantungan sejumlah variabel
didalam model.
Sesuai dengan kerangka pemikiran maka dapat membuat dua
persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukan
hubungan yang dihipotesiskan. Dua persamaan tersebut sebagai berikut:

X3= px3x1 X1 + px3x2 X2


Dimana:
61
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 208.
62
Ibid., hal. 297

46
47

X1 = Teknologi
X2 = Kepemimpinan
X3 = pendidikan
p = Kofisien Jalur.
Berdasarkan hubungan antar variabel secara teoretis dapat dibuat
model dalam bentuk persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan sebagai berikut.

47
48

Teknologi H1
X1
e

pendidikan
X3
kepemimpina
n H2
X2

H3

Gambar 12. Model Analisis Jalur.


3. Uji Prasyarat Analisis
Sebelum melakukan analisis data, akan didahului dengan uji
prasyarat analisis yaitu, uji normalitas, homogenitas dan linearitas regresi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
Penggunaan statistik parametris, bekerja dengan asumsi bahwa
data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi
normal. Bila data tidak normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat
digunakan untuk alat analisis. 63 Untuk itu sebelum peneliti menggunakan
teknik statistik parametris, maka kenormalan data harus diuji terlebih
dahulu.
Pada dasarnya uji normalitas data dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu: 1) Uji kertas peluang normal; 2) Uji Liliefors, dan 3)
64
Uji Chi Kuadrat. Pengujian normalitas lebih cepat dapat dikerjakan
dengan komputer. Pada penelitian kali ini penulis menggunakan uji
normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dengan cara menentukan
terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal

63
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Op.Cit, hal. 75.
64
Buchari Alma, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2014) hal. 159.

48
49

Ha : data tidak terdistribusi secara normal.


Jika nilai hitung signifikansi (sig) lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya nilai signifikansi (sig) lebih
kecil dari nilai α (alpha) 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Untuk
selanjutnya jika data berdistribusi tidak normal, maka akan diadakan
transformasi data dengan cara logaritma natural sehingga data akan
berdistribusi normal.65
b. Uji Homogenitas Data
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Proses pengujian
homogenitas data akan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil atau
sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan, maka skor-skor pada
variabel-variabel menyebar secara homogen. Dalam hal lainnya skor-skor
menyebar secara berbeda.66

c. Uji Linearitas Regresi


Uji linearitas regresi dilakukan dalam rangka menguji model
persamaan regresi suatu varibel bebas terhadap variabel terikat. Apabila
garis yang terbentuk ternyata tidak linear, maka analisis regresi tidak
dapat dilanjutkan. Pengujian dilakukan terhadap arah panah yang
dibentuk pada model analisis jalur. Pengujian linearitas dalam hal ini
disebut juga dengan uji tuna cocok untuk menguji hipotesis:67
Proses pengujian homogenitas data akan menggunakan bantuan
program SPSS versi 22.0. Kriteria uji, apabila nilai r (probability
value/critical value) lebih kecil atau sama dengan (=) dari tingkat α yang

65
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
66
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
67
Sugiyono, Op.Cit, hal. 265

49
50

ditentukan, maka distribusi berpola linear. Dalam hal lain distribusi tidak
berpola linear.68
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dibuat atau digunakan
untuk menguji hipotesis penelitian.
Hipotesis statistik yang digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur, dengan tahapan
analisis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung teknologi (X1) terhadap pendidikan (X3).
H0 : ρ3.1 ≤ 0

Hi : ρ3.1 > 0

H0 : Teknologi (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap


pendidikan (X3).

Hi : Teknologi (X1) berpengaruh signifikan terhadap pendidikan


(X3).

2. Terdapat pengaruh langsung kepemimpinan (X2) terhadap


pendidikan(X3).
H0 : ρ3.2 ≤ 0

Hi : ρ3.2 > 0

H0 : kepemimpinan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap


pendidikan (X3).

Hi : kepemimpinan (X2) berpengaruh signifikan terhadap


pendidikan (X3)

3. Terdapat pengaruh langsung teknologi (X1) dan kepemimpinan (X2)


terhadap pendidikan (X4).
H0 : ρ3.1.2 ≤ 0
68
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98

50
51

Hi : ρ3.1.2 > 0

H0 : Teknologi (X1) dan kepemimpinan (X2) tidak berpengaruh


signifikan terhadap pendidikan (X3).

Hi : teknologi (X1) dan kepemimpinan (X2) berpengaruh


signifikan terhadap pendidikan (X3).

F. Rencana dan Waktu Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 3 bulan
terhitung dari Januari hingga Maret 2019. Kegiatan dalam penelitian ini
meliputi kegiatan pembuatan proposal, bimbingan proposal, seminar
proposal, revisi proposal, izin riset, bimbingan, ujian tahap awal, perbaikan
skripsi, dan diakhiri dengan ujian munaqasyah. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:

51
Tabel 5. Rencana dan Waktu Penelitian.
Tahun 2019
N
Kegiatan Jan Febr Maret April Mei Juni
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
Proposal Skripsi
2. Pembuatan Proposal
Skripsi
3. Konsultasi
Pembimbing
4. Seminar Proposal
5. Proposal setelah
Seminar
6. Pengesahan
Riset Penelitian
7. Penelitian Lapangan
8. Penulisan draf skripsi
9. Ujian munaqoysah
10. Skripsi setelah ujian
11. Penyerahan skripsi

107
52
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
HASIL PEMBAHASAN

G. Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada sekolah SMK N 2 batang
hari.Dengan pertimbangan bahwa Smk N 2 batang hari sangat strategis
sebagai tempat bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi
didaerah mereka masing-masing. Hampir setiap kabupaten/kota terdapat
SMK N 2 Batang hari. Selain itu sesuai dengan tuntutan Kementerian
Riset dan Teknolgi dalam hal ketersedian tenaga pengajar (guru) yang
mengajar pada smk n 2 batang hari salah satu syaratnya berstatus non
PNS. Dosen non PNS tersebut sangat berpeluang untuk meningkatkan
karir mereka pada sekolah tersebut dengan terus mengikuti alur
kepangkatan dosen mulai dari Asisten Ahli sampai menjadi Guru. Untuk
lebih jelasnya deskripsi lokasi penelitian akan diuraikan berikut ini: 69
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada SMK N 2 Batang Hari.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam uraian berikut ini:
a. SMK N 2 Batang Hari
Smk n 2 batang hari berlokasi di Jl. Muara bulian. Kelurahan
muara bulian Kab. Batang hari.70
2. Sejarah berdiri
a. Smk n 2 batang hari
Smk n 2 batang hari didirikan atas masyarakat. Muara bulian
Kabupaten batang hari,memutuskan dalam mendirikan sebuah sekolah
putusan itu dituangkan dalam surat penunjukan No. 06/MUI/1984 tanggal
1 Juni 199 dengan menunjuk sembilan orang tokoh masyarakat untuk

69
Wawancara smk n 2 batang hari 12 september 2019
70
Dokumentasi smk n 2 batang hari 12 september 2019

53
54

mendirikan sebuah yayasan yang berkewajiban menangani pendirian


sekolah di kabupaten batang hari.
3. Keadaan Lokasi Penelitian
a. Keadaan Tenaga Pengajar (guru)
sekolah yang berkualitas sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas juga, termasuk SDM seluruh tenaga
pengajarnya (guru). Guru pada smk n 2 batang hari di lingkungan
kabupaten batang hari.
adalah guru yang berstatus non PNS yang diangkat oleh yayasan
dimana Perguruan Tinggi tersebut berada, untuk ditempatkan di smkn n 2
batang hari tersebut. guru tidak tetap adalah dosen yang sifatnya kontrak
kerja yang juga diangkat
1) Smk n 2 batang hari
Tabel 22. Keadaan guru smk n 2 batang hari.71
Status
No. Nama Dosen Status
Keaktifan
1 Nur laiala Aktif GT
2 Abdurrahman, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif GT
3 Abd. Hamid, S.Pd.I., M.Pd.I Aktif GT
4 Drs. H. abdul JaliL, MM Aktif GT
5 Abdul Rahim Saidek, S.Sos.I, M.Pd Aktif GT
6 Drs. Abu Manda Hat Aktif GT
7 Slamat S.Sos., M.I.Kom Aktif GT
8 Nurhadi, M.Si Aktif GT
9 H. Ahmad Luhfi, S.Ag., M.EI Aktif GT
10 Badrudin, S.HI, M.HI Aktif GT
11 cipto Hamonangan. S.Sos., MH Aktif GT
12 Drs. H. Mahyuddin Arif Aktif GT
13 Drs. H. Syamsuddin Abdullah, M.Ud Aktif GT
14 Drs. H. Abd. Muis. W Aktif GT
71
Dokumentasi SMK N 2 Batang Hari September 2019)
55

Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa jumlah GURU tetap


sebanyak 14 orang
H. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Statistik deskriptif yang digunakan adalah ukuran gejala pusat yang
meliputi skor tertinggi, skor terendah, rata-rata (mean), nilai yang sering
muncul pada jawaban responden (modus), nilai tengah (median),
simpangan baku (standar deviasi) serta varians sampel. Selain ukuran
gejala pusat dan penyebaran data digunakan juga tabel distribusi
frekuensi dan grafik histogram. (copas sajah)
Deskripsi data yang disajikan pada bagian ini meliputi data variabel
pendidikan (X3), teknologi (X1), dan kepemimpinan (X2), setelah diolah
dengan menggunakan statistik deskripstif dengan program SPSS Versi
22.0 didapat ukuran tendensi sentral seperti terlihat pada tabel berikut ini,
Tabel 31. Ukuran Tendensi Sentral.72

Statistics
Teknolo kepemimpin pendidika
gi an n
Valid 10 10 10
N Missin
0 0 0
g
Mean 99.3000 73.7000 88.8000
Std. Error of
4.96219 3.28988 3.54275
Mean
Median 99.5000 72.0000 86.5000
Mode 71.00a 59.00a 101.00

72
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 397
56

15.6918
Std. Deviation 10.40353 11.20317
2
Variance 246.233 108.233 125.511
Range 58.00 34.00 27.00
Minimum 71.00 59.00 75.00
Maximum 129.00 93.00 102.00
Sum 993.00 737.00 888.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown

Sumber: Output SPSS 22.0


Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi
22.0 di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Teknologi (X1).
Variabel motivasi berprestasi diukur melalui kuesioner yang terdiri
dari 22 pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah
secara statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi dengan banyaknya
kelas yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 + 3,3 log n) diperoleh 5
kelas dengan nilai skor terendah 71 dan skor tertinggi 129, nilai modus
untuk variabel teknologi sebesar 71, median 99.5000 mean (rata-rata)
93.3000 Standar deviasi atau simpangan baku yang didapat yaitu
15.69182 dan varians 246,233.
Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara
manual dalam memperoleh nilai di atas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 1
= 4,3
Jadi Nilai K nya adalah 5.
2) Menghitung Rentang Data
57

Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1


Data terbesar = 129, Data terkecil = 71
Jadi 129 – 71 = 58 + 1 = 59
3) Menghitung Panjang Kelas
Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 59 : 5
= 11,8 = dibulatkan menjadi 11
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh rentang skor yaitu
sebesar 59, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges
diperoleh kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 11.
Distribusi frekuensi data variabel teknologi dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Variabel Teknologi (X1).73
Frekuens
Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi i Relatif
Kumulatif
(%)
1 71 - 75 2 20 2
2 76 – 80 2 20 4
3 81 – 85 2 20 6
4 86 – 90 2 20 8
5 91 – 95 2 20 10
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel di atas nilai modus, median dan mean terletak


pada kelas interval ke empat 86 – 90. Selain itu jumlah responden yang
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal. Tabel
di atas juga menggambarkan bahwa penyebaran frekuensi variabel
teknologi merupakan kurva simetris.
2. Kepemimpinan

73
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 385
58

Variabel kepemimpinan diukur melalui kuesioner yang terdiri dari


22 pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah secara
statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi dengan banyaknya kelas
yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 + 3,3 log n) diperoleh 5 kelas
dengan nilai skor terendah 59 dan skor tertinggi 93 nilai modus untuk
variabel kepemimpinan sebesar 59, median 72 mean (rata-rata) 73,7000
Standar deviasi atau simpangan baku yang didapat yaitu 10,40353 dan
varians 125.511.
Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara
manual dalam memperoleh nilai diatas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 1
= 4,3
Jadi Nilai K nya adalah 5.
2) Menghitung Rentang Data
Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
Data terbesar = 93, Data terkecil = 59
Jadi 93 – 59 = 34 + 1 = 35
3) Menghitung Panjang Kelas
Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 35: 5
=7
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh rentang skor yaitu
sebesar 35, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges
diperoleh kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 7.
Distribusi frekuensi data variabel iklim organisasi dirangkum dalam tabel
berikut ini.
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Variabel kepemimpinan (X2).74

74
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 388
59

Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Relatif (%) Kumulatif
1 59 – 63 2 20 2
2 64 – 68 2 20 4
3 69– 73 2 20 6
4 74 – 78 2 20 8
5 79 – 84 2 20 10
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel di atas nilai modus, median dan mean terletak


pada kelas interval keempat 74 – 78. Selain itu jumlah responden yang
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal. Tabel
di atas juga menggambarkan bahwa penyebaran frekuensi variabel
kepemimpinan merupakan kurva simetris.
3. Pendidikan (X3)
Variabel kepuasan kerja diukur melalui kuesioner yang terdiri dari
32 pernyataan. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian diolah secara
statistik ke dalam daftar distribusi frekuensi dengan banyaknya kelas
yang dihitung menurut aturan Sturges (K = 1 + 3,3 log n) diperoleh 5 kelas
dengan nilai skor terendah 75 dan skor tertinggi 102, nilai modus untuk
variabel pendidikan sebesar 101 median 86,500, mean (rata-rata) 88,8000
Standar deviasi atau simpangan baku yang didapat yaitu 11,20317 dan
varians 125,511.

Adapun secara rinci langkah-langkah yang dilakukan secara


manual dalam memperoleh nilai diatas sebagai berikut.
1) Menghitung Jumlah Kelas Interval
K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 10
= 1 + 3,3 . 21
60

= 4,3
Jadi Nilai K nya adalah 5.
2) Menghitung Rentang Data
Data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
Data terbesar = 102, Data terkecil = 75
Jadi 102 – 75 = 27 + 1 = 28
3) Menghitung Panjang Kelas
Yakni rentang dibagi jumlah kelas
= 28 : 5
= 5,6
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh rentang skor yaitu 28,
berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Sturges diperoleh
kelas interval sebanyak 5 kelas dengan panjang kelas 6. Distribusi
frekuensi data variabel pendidikan dirangkum dalam tabel berikut ini,
Tabel 44. Distribusi Frekuensi Variabel Pendidikan (X3).75
Frekuensi Frekuensi
No Kelas Interval Frekuensi
Relatif (%) Kumulatif
1 75 – 79 2 20 2
2 80 – 84 2 20 4
3 85 – 89 2 20 6
4 89 – 93 2 20 8
5 94 – 98 2 20 10
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel di atas nilai modus, median dan mean terletak


pada kelas interval ke empat 89–93. Selain itu jumlah responden yang
memperoleh skor tertinggi dan skor terendah jumlahnya berimbang
sehingga data memiliki kecenderungan berdistribusi secara normal. Tabel

75
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 5, hal. 394
61

di atas juga menggambarkan bahwa penyebaran frekuensi variabel


pendidikab merupakan kurva simetris.
I. Analisis Hasil Penelitian
1. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melangkah ke pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus
melalui perhitungan persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis
yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu uji normalitas, uji homogenitas
dan uji linearitas. Berikut ini akan di uraikan satu persatu hasil pengujian
dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov. Dengan cara menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian
yaitu:
Ho : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal.
Jika nilai hitung signifikansi (sig) lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
maka data berdistribusi normal. Dan sebaliknya nilai signifikansi (sig) lebih
kecil dari nilai α (alpha) 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Untuk
selanjutnya jika data berdistribusi tidak normal, maka akan diadakan
transformasi data dengan cara logaritma natural sehingga data akan
berdistribusi normal.76
Secara rinci uji normalitas dalam penelitian ini akan dijabarkan
sebagai berikut:
1) Normalitas Data Teknologi (X1)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

76
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Mulitivariate dengan Program IBM SPSS 21
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hal. 32
62

Teknologi .088 10 .089 .786 10 .154


a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig = 0.089 (uji


Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.089 lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
Atau 0.089 > 0,05, maka data teknologi (X1) berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.77
2) Normalitas Data Kepemimpinan (X2)
Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kepemimpin
.062 10 .155* .878 10 .344
an
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig = 0.155 (uji


Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.155 lebih besar dari nilai α (alpha) 0,05.
Atau 0.155 > 0,05, maka data kepemimpinan (X2) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.78

3) Normalitas Data Pendidikan (X3)


Hasil perhitungan data dengan menggunakan aplikasi SPSS versi
22, seperti dalam tabel berikut ini:
Tests of Normality

77
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
78
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
63

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pendidikan .098 10 .095 .981 10 .034
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Sig = 0.095 (uji


Kolmogorov-Smirnov). Nilai 0.095 lebih kecil dari nilai α (alpha) 0,05. Atau
0.041 < 0,05, maka data pendidikan (X3) berasal dari populasi yang
berdistribusi normal normal.79
Adapun hasil uji normalitas di atas dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 56. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov.
No Variabel Lhitung Ltabel Keterangan
α 0,05
1 Teknologi(X1) 0.89 0,05 Berdistribusi Normal
2 Iklim Organisasi (X2) 0.155 0,05 Berdistribusi Normal
4 Kepuasan Kerja (X3) 0.95 0,05 Berdistribusi Normal

Berdasarkan rangkuman hasil perhitungan uji normalitas di atas,


dapat dinyatakan bahwa data ketiga variabel berdistribusi secara normal,
dan dapat dilanjutkan untuk proses penelitian selanjutnya.
b. Uji Homogenitas Varians
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil
atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan, maka skor-skor
pada variabel-variabel menyebar secara homogen. Dalam hal lainnya
skor-skor menyebar secara berbeda. 80 Proses pengujian homogenitas
data akan menggunakan bantuan program SPSS versi 22.0.
Adapun hasil uji homogenitas dalam penelitian ini secara rinci akan
dijabarkan sebagai berikut.
1) Teknologi (X1) atas pendidikan (X3)
79
Hasil perhitungan pada lampiran 6, hal. 110
80
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 89
64

Uji homogenitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil


sebagai berikut:
ANOVA
Teknologi
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between
2088.100 8 261.013 2.039 .496
Groups
Within
128.000 1 128.000
Groups
Total 2216.100 9

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS di atas, diperoleh


nilai r (sig) lebih kecil dari pada tingkat α (alpha) yang ditentukan (yaitu
0,05) atau 0,496<0,05 sehingga skor-skor pada variabel teknologi dan
skor-skor pada variabel pendidikan menyebar secara homogen.
2) kepemimpinan (X2) atas pendidikan (X3)
Uji homogenitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil
sebagai berikut:
ANOVA
Kepemimpinan
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between
661.600 8 82.700 .265 .312
Groups
Within
312.500 1 312.500
Groups
Total 974.100 9
65

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS di atas, diperoleh


nilai r (sig) lebih kecil dari pada tingkat α (alpha) yang ditentukan (yaitu
0,05) atau 0,312<0,05 sehingga skor-skor pada variabel kepemimpinan
dan skor-skor pada variabel pendidikan menyebar secara homogen
c. Uji Linearitas dan Signifikan Koefisien Regresi
Kriteria uji, apabila nilai r (probability value/critical value) lebih kecil
atau sama dengan (=) dari tingkat α yang ditentukan, maka distribusi
berpola linear. Dalam hal lain distribusi tidak berpola linear.81 Proses
pengujian linearitas data akan menggunakan bantuan program SPSS
versi 22.0.
Adapun hasil uji linearitas dalam penelitian ini secara rinci akan
dijabarkan sebagai berikut.
1) pendidikan (X3) atas teknologi (X1).82
Uji linearitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil sebagai
berikut:

ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Squar
e

Teknolo Between (Combine 2088.10 261.0 2.03


8 .496
gi * Groups d) 0 13 9
pendidik
Linearity 879.260 1 879.2 6.86 .232
an
60 9

81
Sambas Ali Mihidin. Dkk, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur (Bandung: Pustaka
Setia, 2007), hal. 98
82
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8, hal. 449
66

Deviation
1208.84 172.6 1.34
from 7 .582
0 91 9
Linearity

128.0
Within Groups 128.000 1
00

2216.10
Total 9
0

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS di atas, tampak


nilai r lebih kecil daripada tingkat α (alpha) yang digunakan (0,05) atau
0,232<0,05, sehingga variabel teknologi atas variabel pendidikan berpola
linear.
2) pendidikan (X3) atas kepemimpinan (X2).83
Uji linearitas dengan bantuan program SPSS, didapat hasil sebagai
berikut:
ANOVA Table

Sum of Squares df Mean F Sig.


Square

kepemim Betwee (Combin 661.60


8 82.700 .265 .912
pinan * n ed) 0
pendidik Groups
Linearity 13.047 1 13.047 .042 .231
an
Deviation 648.55 7 92.650 .296 .891
from 3
Linearity

83
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 8, hal. 458
67

Within
312.500 1 312.500
Groups

Total 974.100 9

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS di atas, tampak


nilai r lebih kecil daripada tingkat α (alpha) yang digunakan (0,05) atau
0,231<0,05, sehingga variabel kepemimpinan atas variabel pendidikan
berpola linear.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab tujuan 1, 2 dan 3 akan dijabarkan satu persatu
sebagai berikut.
a. Untuk Menjawab Tujuan 1, 2, dan 3.84
X3 = px3x1 X1 + px3x2 X2 + e

Untuk menjawab tujuan 1, 2 dan 3 yaitu teknologi dan


kepemimpinan secara parsial dan simultan terhadap pendidikan, sebagai
berikut.
Hasil persamaan regresi secara otomatis dengan menggunakan
software SPSS 22.0 sebagai berikut:
Tabel 73. Hasil Analisis Persamaan Teknologi (X1) dan kepemimpinan
(X2) terhadap pendidikan (X3) Dengan menggunakan
SPSS Versi 21.0.85
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficient
s

84
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 491
85
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 502
68

B Std. Beta
Error
(Constant) 48.151 27.700 1.738 .126
Teknologi .463 .218 .649 2.128 .071
1
Kepemim
-.073 .328 -.068 -.221 .831
pinan
a. Dependent Variable: pendidikan

Berdasarkan tabel di atas diperoleh hasil koefisien regresi: X3 =


Px3x1 X1 + Px3x2 X2 = 0,649 X1 + 0,068 X2.
Keterangan: X3= pendidikan; X1 = teknologi, X2= kepemimpinan.
Dari persamaan ini dapat diinterpretasikan:
1) Variabel teknologi dan kepemimpinan mempunyai arah koefisien yang
bertanda positif terhadap pendidikan;
2) Nilai konstanta menunjukkan pengaruh variabel X (teknologi dan
kepemimpinan), bila variabel teknologi naik satu satuan maka akan
berpengaruh sebesar satu satuan pada variabel pendidikan dosen.
Artinya variabel pendidikan akan naik atau terpenuhi sebesar satu-
satuan variabel teknologi dan kepemimpinan;
3) Nilai koefisien regresi variabel teknologi terhadap variabel
pendidikan adalah sebesar 0,649 artinya jika teknologi mengalami
kenaikan 1 satuan, maka pendidikan akan mengalami peningkatan
sebesar konstanta= 1,659. Koefisien regresi bernilai positif artinya
antara teknologi dan pendidikan berpengaruh positif.
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa
pengaruh pendidikan (X1) terhadap pendidikan (X3), atau pendidikan
ditentukan oleh teknologi adalah sebesar 0,649 atau 64.9%.
4) Nilai koefisien regresi variabel kepemimpinan terhadap variabel
teknologi adalah sebesar 0.068 artinya jika kepemimpinan
mengalami kenaikan 1 satuan, maka kepuasan kerja mengalami
69

peningkatan sebesar konstanta= 1,658. Koefisien bernilai positif


artinya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap pendidikan
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa
pengaruh kepemimpinan (X2) terhadap pendidikan (X3), atau
pendidikan ditentukan oleh kepemimpinan adalah sebesar 0.068 atau
60.4%.
Untuk melihat pengaruh teknologi Dn kepemimpinan terhadap
pendidikan secara bersama-sama, dilakukan dengan bantuan software
SPSS 22.0 sebagai berikut.
Hasil koefisien korelasi ganda, koefisien determinasi dan uji
simultan yang diolah dengan menggunakan software SPSS 22.0 sebagai
berikut:
Tabel 75. Hasil Koefisien Regresi Ganda dan Koefisien Determinasi
teknologi dan kepemimpinan terhadap pendidikan.86

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .633 .401 .230 9.83202
a. Predictors: (Constant), kepemimpinan, Teknologi
b. Dependent Variable: pendidikan

Nilai R sebesar 0,633 menunjukan korelasi ganda (teknologi dan


kepemimpinan dengan kepuasan kerja. Dengan mempertimbangkan
variasi Nilai R Square sebesar 0,421, memiliki makna besarnya peran
atau kontribusi variabel teknologi dan klepemimpinan mampu menjelaskan
variabel pendidikan sebesar 42,9%. Sedangkan sisanya sebesar 0,231
atau 23,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
model ini.
Selanjutnya pengujian hipotesisnya dapat dilihat dari hasil
perhitungan berikut ini:

86
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
70

1) Hipotesis Kesatu: Terdapat pengaruh langsung teknologii (X1)


terhadap pendidikan (X3).

Hipotesis kesatu menyatakan bahwa teknologi (X1) berpengaruh


langsung terhadap pendidikan (X3).
Hipotesis statistik yang diuji adalah :

H0 : ρ3.1 ≤ 0

Hi : ρ3.1 > 0

Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel dan

terima H0 jika nilai thitung < ttabel.

Dapat dilihat dalam hasil pengolahan SPSS berikut ini:


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficient
s
B Std. Beta
Error
(Constant) 48.151 27.700 1.738 .126
Teknologi .463 .218 .649 2.128 .071
1
Kepemim
-.073 .328 -.068 -.221 .831
pinan
a. Dependent Variable: pendidikan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas yang


menggunakan uji parsial (uji-t), diolah dengan menggunakan
program SPSS versi 22.0, dimana untuk melihat pengaruh variabel
teknologi (X1) terhadap variabel pendidikan (X3). Dari hasil pengujian
71

pada tabel di atas diperoleh angka nilai t hitung variabel X1 sebesar ,


dikarenakan nilai thitung > ttabel (1.738>1.812), maka secara parsial
teknologi tidak memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Oleh karena
itu maka H0 diterima, artinya secara parsial terdapat pengaruh
signifikan antara teknologi dengan pendidikan. Dengan demikian
hipotesis pertama dit0lak.
2) Hipotesis kedua: Terdapat pengaruh langsung kepemimpinan (X2)
terhadap pendidikan (X3).
Hipotesis kedua menyatakan bahwa kepemimpinan (X2)
berpengaruh langsung terhadap pendidikan (X3).
Hipotesis statistik yang diuji adalah :

H0 : ρ3.2 ≤ 0

Hi : ρ3.2 > 0

Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel

dan terima H0 jika nilai thitung < ttabel.


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig.
Coefficients ed
Coefficient
s
B Std. Beta
Error
(Constant) 48.151 27.700 1.738 .126
Teknologi .463 .218 .649 2.128 .071
1
Kepemim
-.073 .328 -.068 -.221 .831
pinan
a. Dependent Variable: pendidikan
72

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat yang menggunakan


uji parsial (uji-t), diolah dengan cara manual dan dengan menggunakan
program SPSS versi 21.0, dimana untuk melihat pengaruh secara parsial
antara variabel kepemimpinan (X2) terhadap variabel pendidikan (X3). Dari
hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh angka nilai t hitung variabel X2
sebesar 0,221, dikarenakan nilai t hitung > t tabel (0,221>1.812), maka
secara parsial kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap
pendidikan. Oleh karena itu maka H0 diterima, artinya secara parsial
terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan dengan kepuasan
pendidikan. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.
3) Hipotesis ketiga: Terdapat pengaruh langsung teknologi (X1) dan
kepemimpinanX2) terhadap pendidikan (X3).
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa teknologi (X1) dan
kepemimpinan (X2) berpengaruh secara langsung pendidikan(X3).
Hipotesis statistik yang diuji adalah :

H0 : ρ3.1.2 ≤ 0

Hi : ρ3.1.2 > 0

Kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak jika nilai fhitung >

ftabel dan terima H0 jika nilai fhitung < ftabel.


Tabel 76. Hasil Uji Simultan teknologi dan kepemimpinan terhadap
Kepuasan Kerja.87

ANOVA
Kepemimpinan
Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Between
661.600 8 82.700 .265 .312
Groups
87
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 9, hal. 503
73

Within
312.500 1 312.500
Groups
Total 974.100 9

Uji hipotesis ketiga diuji sesuai dengan paradigma yang


mencerminkan hipotesis yaitu teknologi dan kepemimpinan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap pendidikan. Untuk menjawab
hipotesis ketiga maka dilakukan uji secara simultan (uji f). Dari uji Anova
atau f test seperti yang tampak pada tabel di atas dengan menggunakan
SPSS 22.0 for windows didapat fhitung sebesar 265 dengan tingkat
probabilitas p-value sebesar 0,312, dikarenakan nilai fhitung > ftabel (265 >
4,10) sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0) diterimak dan
hipotesis alternatif (Hi) ditolak, artinya ada pengaruh secara signifikan
antara teknologi dan kepemimpinan secara bersama-sama terhadap
pendidikan. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.
Hasil persamaan yang dilakukan secara otomatis di atas di
masukkan ke dalam gambar persamaan struktural berikut.

thitung = 2,128
Teknologi p: 0,369
X1 e = 0,231

pendidikan
X3
kepemimpina
n
thitung = 221 Fhitung 265
X2 p: 0,534 p: 0.769

Rangkuman:
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat dibuat rangkuman hasil
pengujian untuk setiap koefisien jalur variabel eksogen terhadap variabel
endogen dan hasil pengujian hipotesis dengan uji t (secara parsial) dan
uji f (secara simultan) dalam tabel berikut ini:
Tabel 83: Rangkuman Hasil Uji antar Variabel Eksogen terhadap
Variabel Endogen.
74

Hasil Pengujian antar Jalur


No Variabel Tidak Ket
Langsung Total
Langsung
Tidak
1. X1 – X3 36,9% - 36,7% Berpengaruh
signifikan
Tidak
2. X2 – X 3 53,4% - 53,3% Berpengaruh
signifikan
Tidak
3. X1, X2 – X3 - - 76,9% Berpengaruh
signifikan

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara parsial


variabel yang sangat berpengaruh adalah variabel kepemimpinan
terhadap pendidikan yaitu sebesar 53,3%.
Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian hipotesis baik secara
parsial (uji t) maupun simultan (uji f), dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini:
Tabel 84. Rangkuman Uji t (Parsial) dan Uji f (Simultan).

N ttabel, ftabel Keputu


Hipotesis thitung Fhitung Sig
o 0.05% ,0.05% san
H0: px3x1 = 0 Tolak
1. 2,128 1.812 - 0,126
H1: px3x1 ≠ 0 H1
H0: px3x2 = 0 Tolak
2. 221 1,812 - 0,071
H1: px3x2 ≠ 0 H1
H0: px3x2x1 =
Tolak
3. 0 - - 265 412 0,831
H1
: px3x2x1 ≠
1
H
75

3. Pembahasan Hasil Penelitian


a. teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap pendidikan.

teknologi berpengaruh terhadap pendidkan, hal ini


(menginterpretasikan) (pemahaman) bahwa semakin baik motivasi
berprestasi yang dimiliki oleh guru maka akan semakin puas pula para
guru dalam bekerja pada sekolah di smk n 2 batang hari. Teknologi
adalah dorongan untuk mengejar dan meraih tujuan yang merupakan
sasaran yang ditetapkan dengan standar yang tinggi. Seseorang dengan
dorongan ini berharap untuk meraih sasaran dan melampauinya serta
mengembangkan keberhasilannya. Prestasi sebagai hal yang penting bagi
diri pribadi, dan bukan hanya berdasarkan penghargaan yang diterimanya.
bahwa teknologi adalah dorongan dari dalam diri individu untuk
melakukan pekerjaan lebih baik dari sekarang untuk mencapai tujuan.
David McClelland dalam James Stoner dkk, motivasi berprestasi
dijabarkan dengan indikator: 1) berupaya meningkatkan prestasi bekerja,
2) melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur kerja, 3) menerima
tanggung jawab, 4) berupaya lebih baik dari sekarang 5) berupaya
melebihi prestasi orang lain.88
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik inferensial
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), menyatakan bahwa
besarnya pengaruh total motivasi berprestasi terhadap pendidkan
sebesar 36,9%. Selanjutnya hasil perhitungan thitung dengan ttabel didapat
thitung = 4,014 ttabel= 1.657 hal ini menunjukkan tolak H0 dan terima H1. Ini
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi
terhadap pendidikan. Semakin baik motivasi berprestasi dosen, maka

88
Stoner, James. R. et.all. Manajemen, Jilid II Edisi Bahasa Indonesia (Indonesia: PT.
Indeks Gramedia Group, 2003), hal. 143
76

akan semakin baik pula kepuasannya dalam bekerja pada SMK N 2


batang hari .
Selanjutnya dalam perspektif Islam, motivasi berprestasi sangat
penting bagi seseorang dalam menjalani berbagai aktivitas kerjanya. Hal
ini sesuai dengan ayat alquran surah Arra’d ayat 26.
‫ َن ِة‬U‫ُون ِب ْال َح َس‬ ً U‫ ًّرا َو َعال ِن َي‬U‫ا ُه ْم ِس‬UU‫وا ِممَّا َر َز ْق َن‬UUُ‫ال َة َوَأ ْن َفق‬U‫الص‬
َ ‫د َرء‬Uْ U‫ة َو َي‬U َّ ‫امُوا‬UU‫ ِه َرب ِِّه ْم َوَأ َق‬Uْ‫ص َبرُوا ا ْب ِت َغا َء َوج‬ َ ‫َوالَّذ‬
َ ‫ِين‬
َ ‫ال َّس ِّيَئ َة ُأولَِئ‬
ِ ‫ك لَ ُه ْم ُع ْق َبى الد‬
)٢٢( ‫َّار‬
Artinya: Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan
Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian
rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi
atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan; orang-orang Itulah yang mendapat tempat
kesudahan (yang baik).

Menurut Syekh Jalaluddin dalam tafsirnya “(Allah meluaskan


rezeki) melebarkannya (bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan
menyempitkannya) artinya Allah pun menyempitkan rezeki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. (Mereka bergembira) yang dimaksud ialah
penduduk Mekah, yaitu dengan kegembiraan yang sombong (dengan
kehidupan di dunia) dengan apa yang telah mereka peroleh daripada
perkara duniawi (padahal kehidupan dunia itu) dibanding dengan
(kehidupan di akhirat hanyalah kesenangan yang sedikit) kesenangan
yang bersifat sementara lalu lenyap.”89
Menurut Ibnu Katsir dalam Tafsirnya, “Allah SWT yang menuturkan,
bahwa Allah-lah yang meluaskan rizki bagi siapa yang dikehendaki, dan
menyempitkan bagi siapa yang dikehendaki, karena dalam hal itu Allah-
lah yang memiliki hikmah kebijaksanaan dan keadialan. Orang-orang kafir
pun bergembira dengan apa yang mereka dapatkan dari kehidupan dunia
ini, padahal merupakan tipuan dan penangguhan bagi mereka”. 90
89
Dani Hidayat, Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad
Ibn Ahmad Al-Mahalliy.
90
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, hal. 498
77

Berdasarkan dua tafsir ayat yang dikemukakan di atas, dapat


dipahami bahwa “Allah akan meluaskan rizki bagi siapa yang
dikehendakiNya...”, ini mengandung makna “motivasi/ dorongan” dalam
menjalani beragai macam persoalan kehidupan didunia ini.
Jelaslah bahwa motivasi berprestasi dalam penelitian ini
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

b. kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap


pendidikan.
Kepemimpinan (Leadership) merupakan salah satu yang sangat
vital bagi terlaksananya fungsi-fungsi manajemen. Pengertian umum
pendidikan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun,
menggerahkan, dan kalau perlu memaksa orang atau kelompok agar
menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan.
Menurut Ralp M. Stogdill, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisis menuju
kepada penentuan dan pencapaian tujuan. Sondang P. Siagian,
kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua
sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Mardjin
syam (1966) mengartikan kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan
guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama
untuk mencapai tujuan, atau dengan definisi yang lebih lengkap dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan adalah proses pemberian jalan yang
mudah dari pada pekerjaan orang lain yang terorganisir dalam organisasi
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
78

serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan


Negara. Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks dan
terintegrasi, meliputi: manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi
untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar
manusia, serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola
pemecahan masalah tersebut. Dalam teknologi pendidikan, pemecahan
masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber belajar yang didesain
dan/ atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar sumber-
sumber belajar ini meliputi: pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan
latar (setting)
Hal ini dapat dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik
inferensial dengan menggunakan analisis jalur (path analysis),
menyatakan bahwa besarnya pengaruh total iklim organisasi terhadap
kepuasan kerja dosen sebesar 53,4%. Selanjutnya hasil perhitungan thitung
dengan ttabel didapat thitung = 5,818 ttabel= 1.657 hal ini menunjukkan tolak H0
dan terima H1. Ini artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel iklim
organisasi terhadap kepuasan kerja dosen
Pada dasarnya iklim organisasi yang tersedia pada PTKIS di
lingkungan Kopertais Wilayah XIII Jambi sudah mampu memberikan
kepuasan kerja bagi para dosen, meskipun masih ada beberapa point
yang harus dibenahi.
Oleh karena itu mempertahankan dan meningkatkan kepuasan
kerja dosen harus tetap diupayakan dengan cara menjaga agar iklim
organisasi tetap kondusif. Melihat besarnya angka melalui pengaruh tidak
langsung, hal ini memberikan pemahaman bahwa untuk mendapatkan
kepuasan kerja dosen dengan baik perlu dibarengi dengan motivasi
berprestasi.
Selanjutnya jika dilihat dari perspektif Islam tentang iklim organisasi
dapat dilihat pada surah Annahal ayat 125.
َ ْ‫و َأعْ لَ ُم ِب َمن‬Uَ U‫ك ُه‬
ْ‫ َّل َعن‬U‫ض‬ َ ‫نُ ِإنَّ َر َّب‬U‫ِي َأحْ َس‬
َ ‫الَّتِي ه‬UU‫ اد ِْل ُه ْم ِب‬U‫ِّك ِب ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْوعِ َظ ِة ْال َح َس َن ِة َو َج‬ ِ ‫ْاد ُع ِإلَى َس ِب‬
َ ‫يل َرب‬
Uَ ‫َس ِبيلِ ِه َوه َُو َأعْ لَ ُم ِب ْال ُم ْه َتد‬
)١٢٥( ‫ِين‬
79

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan


hikmah[3] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.[3] Hikmah: ialah Perkataan yang
tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang
hak dengan yang bathil.

Menurut Syekh Jalaluddin dalam tafsirnya “serulah (manusia)


kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. An-Nahal: 125).91
Ibnu Katsir dalam Tafsirnya menyebutkan tafsir ayat “serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” yakni barang siapa
yang membutuhkan dialog dan tukar pikiran, maka hendaklah dilakukan
dengan cara yang baik, lemah lembut, serta tutur kata yang baik... “dan
Allah Ta’ala memerintahkan untuk berlemah lembut, sebagaimana Dia
perintahkan kepada Muda dan Harun as.92
Jelaslah bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap
pendidikan. Semakin baik pemimpina pada SMK N 2 batang hari, maka
akan semakin baik pula pendidikan.
c. teknologi dan kepemimpina berkontribusi positif secara simultan
terhadap pendidikan.

91
Kementerian Agama RI, Op.Cit, hal. 383
92
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, Op.Cit. Hal. 121
80

teknologi dan pemimpinan berpengaruh secara bersama-sama


terhadap pendidikan. Dimana apabila teknologi dan kepemimpinan
semakin baik maka akan semakin baik pula pendidikan pada SMK N 2
batang hari.
Teknologi dengan empat indikator: 1) berupaya meningkatkan
prestasi bekerja, 2) melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur kerja, 3)
menerima tanggung jawab, 4) berupaya lebih baik dari sekarang 5)
berupaya melebihi prestasi orang lain. David McClelland dalam James
Stoner, dkk. pemimpin dengan tiga dimensi yang meliputi supportive
(keterdukungan) , collegial (pertemanan) dan intimate (keintiman).93
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik inferensial
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), menyatakan bahwa
besarnya pengaruh teknologi dan pemimpin secara simultan terhadap
kepuasan kerja sebesar 76,9%. Selanjutnya hasil perhitungan f hitung dengan
ftabel didapat fhitung = 204,224 ftabel= 3.07 hal ini menunjukkan tolak H0 dan
terima H1. Ini artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara teknologi
dan kepemimpinan secara simultan terhadap pendidikan. Hal ini perlu
dipertahankan dan sangat perlu untuk ditingkatkan, karena jika teknologi
dan kepemimpinan baik maka sangat jelas dapat meningkatkan kepuasan
kerja dosen sebagaimana hasil temuan tersebut. Dan 23.1% adalah
variabel sisa (residu) yang belum diteliti dalam penelitian ini.
Islam mengajarkan agar berlaku lemah lembut (memuaskan)
kepada stakeholder, hal ini dapat dilihat dalam surah Ali Imran ayat 159.
ْ ‫اعْ فُ َع ْن ُه ْم َو‬UU‫ك َف‬UUِ
‫ َت ْغفِرْ لَ ُه ْم‬UU‫اس‬ ُّ ‫ب ال ْن َف‬
َ ‫وا مِنْ َح ْول‬UU‫ض‬ ّ ‫ت َف‬
ِ ‫ َظ ْال َق ْل‬UU‫ظًا َغلِي‬ َ ‫و ُك ْن‬UU َ ‫ ٍة م َِن هَّللا ِ لِ ْن‬UU‫ا َرحْ َم‬UU‫َف ِب َم‬
ْ َ‫ت لَ ُه ْم َول‬
)١٥٩ :‫(ال عمران‬ َ ‫ت َف َت َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬
U.‫ِين‬ َ ْ‫اورْ ُه ْم فِي األ ْم ِر َفِإ َذا َع َزم‬
ِ ‫َو َش‬
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah

93
Stoner. R, James. et.all, Manajemen Jilid II Edisi Bahasa Indonesia, (Indonesia: PT.
Indeks Gramedia Group, 2003), hal. 143
81

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan


bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu [5].
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [5]
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah
lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan
dan lain-lainnya. (QS. Ali Imran ayat 159).

Menurut Syekh Jalaluddin dalam tafsirnya “(maka berkat) ma


merupakan tambahan (rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut) hai
Muhammad (kepada mereka) sehingga kamu hadapi pelanggaran mereka
terhadap perintahmu itu dengan sikap lunak (dan sekiranya kamu
bersikap keras) artinya akhlakmu jelek tidak terpuji (dan berhati kasar)
hingga kamu mengambil tindakan keras terhadap mereka (tentulah
mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah
mereka) atas kesalahan yang mereka perbuat (dan mintakanlah ampunan
bagi mereka) atas kesalahan-kesalahan itu hingga Kuampuni (serta
berundinglah dengan mereka) artinya mintalah pendapat atau buah
pikiran mereka (mengenai urusan itu) yakni urusan peperangan dan lain-
lain demi mengambil hati mereka, dan agar umat meniru sunah dan jejak
langkahmu, maka Rasulullah SAW. banyak bermusyawarah dengan
mereka. (Kemudian apabila kamu telah berketetapan hati) untuk
melaksanakan apa yang kamu kehendaki setelah bermusyawarah itu
(maka bertawakallah kepada Allah) artinya percayalah kepada-Nya.
(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal) kepada-
Nya”.94
Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan “Allah SWT
berfirman ditujukan kepada Rasulullah SAW, mengingatkan atas karunia

94
Dani Hidayat, Terjemah Tafsir Jalalain Jalaluddin Asy-Syuyuthi Jalaluddin Muhammad
Ibn Ahmad Al-Mahalliy, Op.Cit.
82

yang telah diberikan kepadanya dan kepada orang-orang yang beriman,


tatkala Allah menjadikan hati beliau lembut kepada umatnya yang
mengikuti perintah dan meninggalkan larangannya serta menjadikan
beliau bertutur kata baik kepada merka....”. 95
Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil benang merahnya
bahwa dengan perkataan yang “lemah lembut” yang dicontohkan oleh
Rasulullah dapat memberikan pengaruh (effec) kepada orang disekeliling
Rasul. Jadi, dengan perkataan “lemah lembut” tersebut juga merupakan
motivasi sekaligus juga menciptakan iklim organisasi menjadi lebih baik.
Jelaslah bahwa motivasi berprestasi dan iklim organisasi berpengaruh
secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja dosen.

4. Keterbatasan Penelitian
Sebagai sebuah penelitian, telah dilakukan dengan sebaik mungkin
sesuai dengan prosedur ilmiah. Namun disadari bahwa hasil yang
diperoleh tidak luput dari kekurangan atau kelemahan akibat keterbatasan
yang ada, sehingga menimbulkan hasil yang kurang sesuai dengan yang
diharapkan. Keterbatasan yang terjadi selama berlangsungnya penelitian
ini adalah:
Pertama, tidak ada kontrol terhadap variabel lain selain motivasi
berprestasi, iklim organisasi, dan kepuasan kerja dosen, sehingga sangat
memungkinkan masih ada variabel lain yang dapat mempengaruhi
variabel kepuasan kerja tersebut.
Kedua, pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
yang dapat menggunakan alat bantu statistik sesuai dengan teori,
terhadap variabel yang bersifat kualitatif, di mana dari aspek-aspek
varaibel motivasi berprestasi, iklim organisasi, dan kepuasan kerja dosen
terdapat hal-hal yang tidak dapat didekati secara kuantitatif, karena pada
metode kuantitatif tidak dapat digali informasi secara mendalam, sehingga
banyak terdapat kelemahan.

95
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syekh, Op.Cit. Hal. 173
83

Ketiga, instrumen pengumpulan data yang dilakukan belum dapat


mengungkapkan seluruh aspek yang diteliti, meskipun sudah dilakukan uji
validitas dan perhitungan reliabilitas instrumen.
Keempat, pada waktu uji coba instrumen terdapat kelemahan-
kelamahan atas tanggapan responden terhadap faktor-faktor internal dan
eksternal yang berkaitan dengan keempat variabel yang diujicobakan,
sehingga kemungkinan masih terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi variabel-variabel tersebut. Selain itu, pada waktu
pengisian instrumen jawaban yang diberikan responden masih banyak
yang kurang cermat dan kurang teliti sehingga dapat mempengaruhi
analisis data dalam penelitian ini.
Kelima, kekurangan Peneliti dalam menyusun
pertanyaan/pernyataan instrumen, sehingga kemungkinan masih terdapat
pertanyaan/pernyataan yang kurang mengungkapkan indikator penelitian.
Keenam, perhitungan dengan menggunakan statistik banyak
dilakukan dengan pembulatan angka untuk menyederhanakan dan
memudahkan perhitungan, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya
ketelitian data perhitungan. (kopas sajah ganti variabel masing2)
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan
Beradasarkan hasil pengolahan, analisis data dan perhitungan
statistik sebagaimana yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka hasil
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. teknologi berpengaruh siginifikan terhadap pendidikan. Semakin baik
teknologi yang dimiliki oleh sekolah, maka akan semakin baik pula
pendidikan yang dirasakan oleh guru pada sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
peneitian yang menyatakan “teknologi berpengaruh langsung
terhadap pendidikan” dapat diterima. Indikator teknologi yang
dominan mempengaruhi pendidikan adalah: berupaya meningkatkan
prestasi; malaksanakan tugas sesuai dengan prosedur kerja; dan
menerima tanggung jawab.
2. kepemimpinan berpengaruh siginifikan terhadap terhadap pendidikan.
Semakin baik iklim organisasi yang dirasakan oleh guru, maka akan
semakin baik puas pula guru dalam bekerja pada sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis
peneitian yang menyatakan “kepemimpinan berpengaruh langsung
terhadap pendidikan” dapat diterima. Indikator kepemimpinan terdiri
dari supportive (keterdukungan) , collegial (pertemanan) dan intimate
(keintiman).
3. teknologi dan kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap pendidikan. Dimana apabila semakin baik teknologi dan
pendidikan, maka akan semakin baik pula pendidikan pada sekolah di
smk n 2 batang hari. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa hipotesis peneitian yang menyatakan “teknologi dan

84
85

kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap pendidikan guru”


dapat diterima.
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menemukan hal yang baru
(novelty) dari penelitian ini yaitu: iklim orgnisasi memberikan pengaruh
yang cukup besar terhadap guru. Dimana penelitian sebelumnya belum
ada ditemukan yang secara langsung membahas tentang ketiga variabel
tersebut. Sehingga dapat diambil benang merahnya, jika teknologi baik,
kepemimpinan terasa aman dan nyaman, maka akan terwujud kepuasan
kerja dosen dan berdampak pada kualitas sekolah di lingkungan
kabupaten batang hari.(boleh ada boleh tidak ada di proposal atau skiripsi
novelty)

B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan
di atas, memberikan implikasi terhadap penelitian ini, sebagai berikut:
1. Pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki teknologi. Adapun
upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki teknologi agar
berdampak pada peningkatan pendidikan sebagai berikut: Pertama,
menetapakan tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas akan memandu
dan membantu guru untuk mengerti kemana sasaran akan dapat
diukur. Setiap, menetapkan tujuan yang jelas tujuannya akan dapat
menetapkan prioritas kerjanya dan sekaligus dapat mengalokasikan
sumber dayanya dalam pencapaian daya tersebut. Dengan demikian
sekaligus dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
guru dan juga mampu mengenali kemungkinan masalah yang akan
terjadi. Untuk itu seseorang guru harus dapat mengembangkan
kreativitasnya dan mengembangkan inovasi yang berkesinambungan
melalui pendidikan, pelatihan maupun bentuk peningkatan
keterampilan yang lain. Kedua, upah dan gaji yang diberikan
hendaknya kompetitif jika dibandingkan dengan guru lain, sehingga
86

dosen bangga dan memiliki prestasi dengan bekerja di tempatnya


sekarang.
2. Pendidikan guru dapat ditingkatkan dengan memperbaiki Iklim
organisasi sekolah. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki kepemimpinan agar berdampak pada peningkatan
kepuasan kerja guru sebagai berikut: Pertama, membuat ruangan
khusus untuk para guru agar bisa bekerja dan beristirahat lebih
nyaman. Kedua, memberikan kebebasan kepada guru untuk
mengemukakan usulan, saran dan pendapat untuk memajukan
lembaga. Ketiga, menciptakan suasana aman, nyaman, damai dan
tentram. Keempat, memberikan kemudahan dan pelayanan prima
dalam segala macam urusan kepada guru.
C. Pendidikan guru dapat ditingkatkan dengan memperbaiki motivasi
berprestasi dan iklim organisasi pada sekolah di kabupaten batang
hari. Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
komitmen kerja agar berdampak pada peningkatan pendidikan sebagai
berikut: Pertama, sebagai guru harus mau belajar menggunakan
bahasa prestasi. menggunakan kata-kata optimistis misalnya “masih
ada peluang lagi”. Menjadikan konsep ini sebagai budaya berfikir,
berbicara, berdialog, dan bertindak sehingga dapat mencapai tujuan
yang diharapkan. Titik klimak untuk seorang guru adalah apabila
sudah bisa mencapai gelar kehormatan sebagai guru besar, guru
harus punya mimpi seperti itu. Kedua, guru harus mampu belajar
sendiri cermat menganalisis diri. mengkoreksi cara berfikir, perilaku,
dan kebiasaan yang kurang menguntungkan. Ketiga, membuat
semacam kompetisi bagi guru dan memberikan penghargaan bagi
dosen yang berprestasi. Keempat, membuat kondisi kerja menjadi
lebih baik dalam suatu lembaga sangat penting untuk diperhatikan.
Karena untuk mencapai visi dan misi lembaga secara efektif perlu
didukung dengan lingkungan kerja atau iklim organisasi yang
87

menyenangkan. Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak


menyenangkan akan menurunkan semangat untuk bekerja.
D. Saran/ Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan implikasinya maka
diajukan rekomendasi/ saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah (daera untuk penelitian di sekolah)
Rekomendasi bagi Pemerintah dalam hal ini adalah kementerian RI
pendidikan dan kebudayaan yang merupakan perpanjangan tangan dari
dinas Pendidikan RI. Sebagai bahan masukan untuk melakukan
perencanaan strategik yang baik dalam pengembangan, kurikulum dan
peningkatan kualitas pendidikan dengan cara:
a. Memberikan perhatian terhadap peningkatan karier dan kesejahteran
guru khususnya dosen tetap melalui pemberian tunjangan sertifikasi
yang tepat waktu;
b. Memberikan penghargaan bagi dosen yang berprestasi sehingga
pendidikan semakin meningkat yang akan berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan dan pembelajaran yang bermutu;
c. Membuka peluang kelulusan sertifikasi guru yang lebih besar dan
merata
d. Memberikan bantuan sarana dan prasarana kepada sekolah secara
merata dan proporsional, sehingga tercipta suasana sekolah yang
aman, nyaman dan kondusif.
2. Bagi pengawas
Sebagai bahan masukan bagi pengawasan dalam rangka untuk
meningkatkan kualitas sekolah antara lain:
a. Pihak pengawasan perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang
memadai sesuai dengan standar nasional pendidikan, seperti
tersedianya ruang kuliah, ruang tunggu guru, aula pertemuan, ruang
kerja guru yang semuanya representatif, agar tercipta suasana
kampus yang aman, nyaman dan kondusif;
88

b. Memberikan bantuan biaya pendidikan bagi guru tetapnya untuk


melakukan studi lanjut Strata Satu (S1)
c. Memberikan tambahan tunjangan kesejahteraan tiap bulan untuk
seluruh guru karena guru adalah sebagai salah satu komponen yang
harus/ wajib ada untuk berdirinya sebuah sekolah, yaitu minimal 6
orang guru tetap yang berstatus non PNS dan bukan dari guru untuk
setiap program studinya. Idealnya pihak yayasan harus melebihi dari
standar tersebut;
d. Memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh guru, dengan cara
menjadikan seluruh guru tetap dan anggota keluarganya tergabung
dalam asuransi kesehatan;
e. Dalam hal ketersediaan pembiayaan/pendanaan pendidikan, yayasan
harus memiliki badan usaha selain lembaga pendidikan, seperti
berusaha membuat kebun kelapa sawit atau karet, dengan hasil kebun
tersebut diharapkan dapat menjadikan lembaga pendidikannya tetap
eksis terutama dalam hal pembiyaan. Artinya dalam hal pembiyaan/
pendanaan lembaga pendidikannya tidak hanya mengharapkan dari
SPP mahasiswa dan ketergantungan dengan bantuan dari
Pemerintah;
f. Membuat Koperasi berbasis syariah, sebagai wadah bagi dosen dan
seluruh civitas akademika untuk melakukan transaksi pinjam
meminjam uang;
g. Mengganggarkan dana yang menggiurkan bagi kebanyakan orang
dalam pelaksanaan tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.
3. Bagi Peneliti
Untuk penelitian pendidkan lebih lanjut, perlu dilakukan dengan
melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, karena dalam
penelitian ini hanya melibatkan dua variabel bebas (independent) yang
sudah teridentifikasi mempengaruhi variabel terikat (dependent), yaitu:
teknologi, kepemimpinan dan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian
89

membuktikan bahwa pengaruh total teknologi, dan kepemimpinan


terhadap pendidikan pada SMK N 2 Btang hari
Kepada Peneliti lain agar kiranya hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan masukan atau rujukan dalam menyelesaikan
masalah yang sama, dan penelitian ini juga perlu ditindak lanjuti
khususnya yang berkaitan dengan variabel-variabel yang sama.

E. Kata Penutup
Akhirnya dengan mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin,
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan waktu dan jadwal yang terencana. Dalam
penelitian dan penulisan skripsi ini tentunya masih terdapat beberapa
kesalahan dan kekurangan, baik secara teknis penulisan maupun segi
materi yang dipaparkan, untuk itu diharapkan kepada semua pihak
memberikan sumbang saran yang konstruktif demi kesempurnaan
Disertasi ini dikemudian hari.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan
memberikan bantuan secara moril maupun materilnya, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan tulisan ini, dan semoga Allah SWT selalu
memberikan hidayah dan petunjuk-Nya kepada kita semua.

Muara Bulian, Januari 2020


Penulis,

Arep
NIM.
90

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta),


2008,
Bambang Warsita,Teknologi Pembelajaran dan Landasan
Aplikasinya.Jakarta: Rieneka Cipta.2008.
Abdul Majid, Percenanaan Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya), 2011
Syafaruddin dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan. (Medan: Perdana
Publishing, 2011)
Abdul Aziz Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2008 )
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004)
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004)
Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009
Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan Strategi Menuju Sekolah Efektif,
Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2010)
Suparlan, M,Ed.Membangun sekolah efektif, 2008, Yogyakarta: HIKA
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Cet.
VII, Jakarta : Arga, 2002
M. Usman Najati, Al-Hadist al-Nabawi Wa Ilmu al- Nafsi, diterjemahkan
oleh Irfan Salim Lc dengan judul: Belajar  EQ dan SQ dari Sunnah
Nabi, (Cet. 1, Jakarta Penerbit Al-Hikmah, 2002
Andy Kirana, Etika Manajemen-Ancangan Bisnis Abad – 21, edisi 1, (Cet.
I, Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997)
91

Sutikno Sobry, M. 2012. Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica


Sumidjo, Wahjo. 1999. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Rajawali
Pers
Indrafachrudi, Soekarto dan J.F. Tahalele.2006.Bagaimana Memimpin
Sekolah yang efektif. Malang: Ghalia Indonesia
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Bernardine R. Wirjana, M.S.W. & Prof. Dr. Susilo Supardo, M.Hum. 2002,
Kepemimpinan, (Dasar-dasar dan Pengembangannya) ANDI,
Yogyakarta.
Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, 1995, Kepemimpinan Yang Efektif,
UGM. Cet. II, Yogyakarta.
Heijrachman R & Suad Husnan.(1997). Manajemen
Personalia.Yogyakarta.
I. G. Wursanto. (1989). Manajemen Kepegawaian, Yogyakarta, Kanisius

Anda mungkin juga menyukai