Oleh:
Rifaha Mabakotawasi
200304015
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan usulan penelitian ini
dengan judul “Pengaruh Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Untutkank
Meningk Kualitas Pembelajaran Di Mi Luhu”. Shalawat dan salam senantiasa kita
ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW, Keluarga, sahabat dan kaum muslimin.
Semoga kita senantiasa tetap istiqomah dalam menjalankan ajaran-ajarannya.
Penulis sadari bahwa penulisan usulan proposal ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penulisan maupun dari isi pembahasan. Penulis
berharap penulisan ini bisa bermanfaat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Fokus penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas agar pelelitian tidak terlalu meluas,
maka focus penelitian hanya mengenai ’’Bagimana Implementasi
Manajemen Kepala Sekolah sebagai Sepervasor terhadap mutu Pendidikan
di SMP PGRI Belis.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan permasalahannya yang ada dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana impelementasi manajemen kepalah sekolah sebagai
supervaisor dalam meningkatkan mutu Pendidikan di SMP PGRI
Belis.
2. Apa saja factor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasi
manajemen supervaisor dalam mutu Pendidikan di SMP BGRI Belis.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan urain rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan impelementasi manajemen
kepalah sekolah sebagai supervaisor terhadap mutu Pendidikan di SMP
PGRI Belis.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan factor pendukung dan
penghambat dalam mengimplementasikan manajemen supervaisor
terhadap mutu Pendidikan di SMP PGRI Belis.
E. Manfaat pelelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun
praktis yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dalam hal manajemen mutu
Pendidikan dan menjadi sumbangan pikiran bagi pengelolah
sekolah.
b. Sebagai bahan informasi dan bandingan bagi penelitian lain yang
mermaksud melalukan penelitian dengan masalah yang sama.
c. Sebagai bahan kajian lebih lanjut oleh para peneliti dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagai peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagai peneliti lain yang membahas masalah yang
sama.
b. Bagai kepalah sekolah sebagai supervaisor harus mengelolah
F. Definisi istilah
Berdasarkan focus dan rumusan masalah penelitian, maka urain definisi
istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Implementasi
KAJIAN TEORI
2
2Barnawi & M.Arifin, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Teori & Praktik
4
5H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), h. 80. 6E. Mulyasa,
Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Cet: X; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 98.
dengan tugas masingmasing. Pembinaan fisik adalah pembinaan jasmani,
kesehatan dan penampilan, sedangkan pembinaan artistik adalah pembinaan
tentang kepekaan terhadap seni dan keindahan. Dalam rangka meningkatkan
kinerja sebagai edukator, kepala sekolah harus merencanakan dan melaksanakan
program sekolah dengan baik, antara lain :
a. Mengikutkan tenaga pendidik dalam penataran guna menambah wawasan, juga
memberi kesempatan kepada tenaga pendidik untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.
sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti berbagai
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.
5
10Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan (Cet. I; Bandung: CV. Pustaka Setia,199), h,
140.
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.
Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan
kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat
kompetensi para gurunya. Masalah keuangan adalah masalah yang peka.
Oleh karena itu, dalam mengelola bidang ini kepala sekolah harus hati-
hati, jujur dan terbuka agar tidak timbul kecurigaan baik dari staf maupun
dari masyarakat atau orang tua murid. Banyak keperluan sekolah yang
harus dibiayai, dan semakin banyak pula biaya yang diperlukan. Dalam hal
ini kepala sekolah harus memiliki daya kreasi yang tinggi untuk mampu
menggali dana dari berbagai sumber, diantaranya dapat diperoleh misalnya
dari siswa atau orang tua, masyarakat, pemerintah, yayasan, para
dermawan dan sebagainya. Disamping itu kepala sekolah juga harus
mampu mengalokasikan dana atau anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan sekolah/SMP PGRI Belis. Kepala Sekolah Sebagai
Supervisor berfungsi untuk membimbing, membantu dan mengarahkan
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk menghargai dan
melaksanakan prosedur-prosedur pendidikan guna menunjang kemajuan
pendidikan. Kepala sekolah juga harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
pendidik. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif untuk mencegah
agar para tenaga pendidik tidak melakukan penyimpangan dan lebih hati-
hati dalam melaksanakan tugasnya. Untuk mengetahui sejauh mana guru
mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu
melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan meliputi kegiatan
kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan
dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini,
dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang
bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus
mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin). Dalam teori kepemimpinan
setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada
manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala
sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat
dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
Kepemimpinannya tersebut harus didukung dengan kepribadian yang baik.
Sejauh mana kepala sekolah dapat mewujudkan peran-peran di atas, secara
langsung maupun tidak langsung dapat memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kompetensi seluruh komponen pendidikan, yang pada
gilirannya dapat membawa efek terhadap peningkatan mutu pendidikan di
sekolah.
D. Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan
kualitas pendidikan
Kepala sekolah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam
kemampuan penyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan
serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi
pendidikan harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas,
pengembangan program supervisi untuk kegiatan ekstra kurikuler,
pengembangan program supervisi perpustakaan, laboratorium, dan ujian.
Kemampuan melaksanakan program supervise Kepala sekolah dalam
kedudukannya sebagai supervisor berkewajiban membina para guru agar
menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Bagi guru yang sudah baik agar
dapat dipertahankan kualiasnya dan bagi guru yang belum baik dapat
dikembangkan menjadi lebih baik. Sementara itu, semua guru yang baik
dan sudah berkompeten maupun yang masih lemah harus diupayakan agar
tidak ketinggalan jaman dalam proses pembelajaran maupun materi yang
menjadi bahanajar. Agar pelaksanaan tugas-tugas itu dapat dikerjakan
dengan baik, maka kepala sekolah dituntut mempunyai berbagai cara dan
teknik supervisi terutama yang berhubunganya dengan pelaksanaan tugas-
tugas guru dan karyawan, dan pertumbuhan jabatan. Karena kepala
sekolah sebagai pemimpin utama dan penggerak dalam pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran. Kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas
sebagai supervisor, hendaknya dilaksanakan dengan demokratis ia
menghargai pendapat guru, dan memberikan kesempatan untuk
melahirkan gagasan dan pendapat. Keputusan yang di ambil dengan jalan
musyawarah, karena tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan bersama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan perlu dikembangakan pada setiap
guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah kepribadian guru,
peningkatan profesi secara kontinue, proses pembelajaran, penguasaan
materi pelajaran, keragaman kemampuan guru, keragaman daerah, dan
kemampuan guru dalam bekerjasama dengan masyarakat. Kepala sekolah
sebagai supervisor atau pengawas yang tugaskan di lembaga Depag
maupun Diknas, harus benar-benar mengerti bantuan apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Meningkatkan mutu pembelajaran menjadi landasan
profesionalisme supervisi pendidikan. Karenanya diperlukan perubahan
dan pengembangan visi berorientasi pada mutu, kecerdasan siswa, dan
paradigma baru pendidikan. Pengawas adalah orang yang diberi tanggung
jawab tugas dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk
melaksanakan kepengawasan akademik dan pengawasan manajerial pada
satuan pendidikan/sekolah. Supervisi berfungsi membantu (assiting)
memberi support (supporting) dan mengajak mengikutsertakan (sharing).
Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi itu. Peranan
itu tampak dalam kinerja supervisor yang melaksanakan tugasnya.
Mengenai peranan supervisi dapat dikemukakan berbagai pendapat para
ahli. Menurut Peter F. Olivia Seorang supervisor berperan sebagai:
1. Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasikan program belajar
mengajar, tugas-tugas anggota staf sebagai kegiatan yang berbedabeda di
antara guru-guru. Contoh konkret mengkoordinasi tugas satu mata pelajar
yang dibina oleh berbagai guru.
2. Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual
maupun secara kelompok. Misalnya, kesulitan dalam mengatasi dalam
tahap muka kelas.
3. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf
mengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan prifesional
guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat
mengembangkan keterampilan dari kiat-kiat dalam bekerja untuk
kelompok, bekerja dengan kelompok dan bekerja melalui kelompok.
4. Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan
proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia
juga belajar menata dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksi dirinya
yaitu, konsep diri, ide/cita-cita dirinya, realitas dirinya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan pendekatan penelitian
6
Salim, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Citapustaka Media, 2018), h. 114.
Observasi atau pengamatan merupakan suatu metode atau cara
mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam metode
observasi ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan.
Yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan
mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Teknik observasi
atau disebut dengan pengamatan adalah kegiatan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh
panca indra untuk mendapatkan pengumpulan data. Jadi observasi
merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan atau dengan
pengecapan.7
Dengan melakukan observasi, peneliti berharap dapat
mengumpulkan informasi yang lengkap dan akurat terkait
implementasi manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan
minat dan bakat di SMP PGRI Belis.
2. Wawancara
Wawancara terhadap informan sebagai sumber data dan
informasi dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang
fokus penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Salim,
wawancara ialah percakapan yang bertujuan, biasanya antara dua
orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang diarahkan oleh salah
seorang dengan maksud memperoleh keterangan.8 Wawancara
yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menanyakan secara
langsung tentang implementasi manajemen sarana prasarana dalam
meningkatkan minat dan bakat di SMP PGRI Belis. Instrumen
yang digunakan dalam teknik ini ialah dengan menggunakan
handphone sebagai rekam suara dan mengambil gambar kemudian
7
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan Dan Tenaga
Kependidikan, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 206.
8
Salim, Op. Cit, h. 119.
juga membawa alat tullis pulpen dan buku serta data pertanyaan
yang sudah disiapkan.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen-dokumen
yang dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian. 9
Studi dokumentasi bertujuan untuk memperoleh atau mendapatkan
data tertulis maupun foto mengenai gambaran umum SMP PGRI
Belis, sejarah berdirinya, bangunan fisik, kegiatan dan fasilitas.
Melalui teknik dokumentasi, peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden. Instrumen yang digunakan
dalam metode ini ialah terdiri atas dua macam yaitu pedoman
dokumentasi yang membuat garisgaris besar atau kategori yang
akan dicari datanya, dan check-list yang memuat daftar variabel
yang akan dikumpulkan datanya.
B. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keteranganketerangan atau data-data yang diperoleh agar
data-data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang meneliti
tetapi juga oleh orang yang ingin mengetahui hasil penelitian tersebut.
Untuk menyajikan data agar mudah dipahami, maka langkah-langkah
anlisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis
Interactive Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-
langkah dalam kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu:
1. Pengumpulan data
Pada analisis model pertama dilakukan pengumpulan data
hasil wawancara, hasil observasi, dan berbagai dokumen
9
Syaodih Sukmadinata Nana, Op. Cit, h. 222.
berdasarkan kategorisasi yang sesuai dengan masalah
penelitian yang kemudian dikembangkan penajaman data
melalui pencarian data selanjutnya. Pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dengan
terkumpulnya data yang dapat dari penelitian maka peneliti
dapat menemukan teori baru. Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat melakukan pengumpulan data adalah menciptakan
hubungan yang baik antara peneliti dengan sumber data. Hal ini
terkait dengan teknik pengumpulan data yang akan digunakan
misalnya observasi, wawancara atau pengamatan.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongan, mengarahkan, membuang data
yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga simpulan final dapat ditarik dan
diverifikasi. Menurut Mantja dalam Harsono, reduksi data
berlangsung secara terus menrus sepanjang penelitian belum
diakhiri.10 Reduksi data adalah lebih memfokuskan,
menyederhanakan, dan memindahkan data mentah kedalam
bentuk yang lebih
mudah dikelola. Produk dari reduksi data adalah berupa
ringkasan dari catatan lapangan, baik dari catatanawal,
perluasan, maupun penambahan.
3. Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi
yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan.
Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan polapola yang
bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan
simpulan serta memberikan tindakan. Menurut Sutopo (dalam
10
Harsono, Etnografi Pendidikan Sebagai Desain Penelitian Kualitatif, (Surakarta: Muhammadiyah
Universitas Perss, 2011), h. 169.
Harsono, 2008: 169) menyatakan bahwa sajian data berupa
narasi kalimat, gambar/ skema, jaringan kerja dan tabel sebagai
narasinya.
Langkah selanjutnya adalah penyajian data, yang
merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
4. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari sutu kegiatan
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Kesimpulan ditarik
semenjak peneliti menyususn pencatatan, pola-pola,
pernyataanpernyataan, konfigurasi, arahan sebab akibat, dan
berbagai proposisi