Anda di halaman 1dari 4

RANCANGAN PENELITIAN SINGKAT

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAPAT


MENINGKATKAN KUALITAS SEKOLAH DI SD NEGERI 019
TANAH GROGOT

Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan


mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan
diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan
olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi
pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan
berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. 

Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis


sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar.
Kepala Sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan menuju sekolah dan
pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan pendidikan, kepala sekolah dituntut
untuk selalu meningkatkan efektifitas kinerjanya. Untuk mencapai mutu sekolah yang efektif,
kepala sekolah dan seluruh stakeholders harus bahu membahu kerjasama dengan penuh
kekompakan dalam segala hal.

Kepala sekolah harus memahami kultur sekolah yang ada sekarang ini, dan menyadari bahwa hal
itu tidak lepas dari struktur dan pola kepemimpinannya. Perubahan kultur yang lebih “sehat” harus
dimulai dari kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus mengembangkan kepemimpinan
berdasarkan dialog, saling perhatian dan pengertian satu dengan yang lain. Biarlah guru, staf
administrasi bahkan siswa menyampaikan pandangannya tentang kultur sekolah yang ada dewasa
ini, mana segi positif dan mana negatif, khususnya berkaitan dengan kepemimpinan kepala
sekoloh, struktur organisasi, nilai-nilai dan norma-norma, kepuasan terhadap kelas, dan
produktivitas sekolah. Pandangan ini sangat penting artinya bagi upaya untuk merubah kultur
sekolah.

Kultur sekolah ini berkaitan erat dengan visi yang dimiliki oleh kepala sekolah tentang masa depan
sekolah. Kepala sekolah yang memiliki visi untuk menghadapi tantangan sekolah di masa depan
akan lebih sukses dalam membangun kultur sekolah. Untuk membangun visi sekolah ini, perlu
kolaborasi antara kepala sekolah, guru, orang tua, staf administrasi dan tenaga profesional. Kultur
sekolah akan baik apabila: a) kepala dapat berperan sebagai model, b) mampu membangun tim
kerjasama, c) belajar dari guru, staf, dan siswa, dan, d) harus memahami kebiasaan yang baik
untuk terus dikembangkan. 

Kepala sekolah dan guru harus mampu memahami lingkungan sekolah yang spesifik tersebut.
Karena, akan memberikan perspektif dan kerangka dasar untuk melihat, memahami dan
memecahkan berbagai problem yang terjadi di sekolah. Dengan dapat memahami permasalahan
yang kompleks sebagai suatu kesatuan secara mendalam, kepala sekolah dan guru akan memiliki
nilai-nilai dan sikap yang amat diperlukan dalam menjaga dan memberikan lingkungan yang
kondusif bagi berlangsungnya proses pendidikan.

Kualitas mempunyai dimensi tergantung pada produk yang diinginkan oleh pelanggan atau
masyarakat antara lain seperti kinerja, bentuk, kesesuaian, kekuatan, pelayanan, keindahan, rasa,
harga, pemenuhan kebutuhan, kemanusiaan, keamanan, kemampuan dan lain-lain. Dari dimensi
tersebut di atas yang paling menonjol adalah “zero defect” atau tanpa cacat, kemudian
berkembang menjadi lebih luas yang dikenal dengan “Management Zero”, yaitu suatu upaya
meningkatkan kualitas melalui cara penekanan pada faktor tertentu (mengurangi sekecil
mungkin), 

dengan harapan akan memperoleh keuntungan yang setinggi-tingginya atau optimal pada faktor
yang lain. Contoh tersebut antara lain : zero price, zero cost, zero defect, zero lead time, zero
inventory, zero down time, dan lain-lainnya.
Persepsi lama tentang kualitas umumnya berkisar pada kesesuaian dengan spesifikasi, kepuasan
konsumen dan hasil pemeriksaan pengawas. Pada era globalisasi sekarang telah bergeser menjadi
paradigma baru seperti “Mulai dengan benar melakukan sesuatu pekerjaan dan menyempurnakan
terus-menerus”. Paradigma baru mendorong upaya peningkatan profesionalisme bersamaan
dengan peningkatan kualitas barang dan jasa, namun tidak berarti bahwa persepsi lama tentang
kualitas harus ditinggalkan.

Sementara itu tingkat kualitas dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu (1). Sempurna atau
terbaik; (2). Asal jadi, dan (3). Buruk. Tingkat kualitas seperti tersebut di atas sangat relatif,
karena tergantung kepada kepuasan pelanggan sesuai dengan dimensi kualitas yang
dikehendakinya.

Dalam konsep yang lebih luas, kualitas pendidikan mempunyai makna sebagai suatu kadar proses
dan hasil pendidikan secara keseluruhan. Kualitas pendidikan yang menyangkut proses dan atau
hasil ditetapkan sesuai dengan pendekatan dan kriteria tertentu. Proses pendidikan merupakan
suatu keseluruhan aktivitas pelaksanaan pendidikan dalam berbagai dimensi baik internal maupun
eksternal, baik kebijakan maupun oprasional, baik edukatif maupun manajerial, baik pada
tingkatan makro (nasional), regional, institusional, maupun instruksional dan individual; baik
pendidikan dalam jalur sekolah maupun luar sekolah, dsb.

Dalam bahasan ini proses pendidikan yang dimaksud adalah Proses pendidikan yang berkualitas
ditentukan oleh berbagai faktor yang saling terkait. Kualitas sekolah bukan terletak pada besar
atau kecilnya sekolah, negeri atau swasta, kaya atau miskin, permanen atau tidak, di kota atau di
desa, gratis atau membayar, fasilitas yang “wah dan keren”, guru sarjana atau bukan, berpakaian
seragam atau tidak. Faktor-faktor yang menentukan kualitas sekolah adalah terletak pada unsur-
unsur dinamis yang ada di dalam sekolah itu dan lingkungannya sebagai suatu kesatuan sistem.
Salah satu unsurnya ialah guru sebagai pelaku terdepan dalam pelaksanaan pendidikan di tingkat
institusional dan instruksional.

Berdasarkan pada latar belakang penelitian tersebut diatas penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul : ”Efektifitas Kepemimpinan Kepala sekolah Dapat meningkatkan Kualitas sekolah di
SD Negeri 019 Tanah Grogot ”

B. Perumusan Masalah

Setelah masalah itu diteliti ditentukan variabel yang akan diteliti, dan supaya masalah dapat
terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik,
maka rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Adapun perumusan masalahnya
adalah sebagai berikut :
 Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara Efektivitas Kepemimpinan Kepala
sekolah dengan Kualitas sekolah pada SD Negeri 019 Tanah Grogot kecamatan Tanah Grogot
Kabupaten Paser.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, penulis melakukan penelitian ini dengan tujuan
sebagai berikut :
 Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Efektivitas
Kepemimpinan Kepala sekolah dengan Kualitas sekolah di SD Negeri 019 Tanah Grogot.
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar bisa memberikan manfaat tertentu baik bagi penulis,
serta bagi pihak lain yang membutuhkan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
 Bagi SD Negeri 019 Tanah Grogot, sebagai masukan berkenaan hubungan supervisi dan
efektivitas kepemimpinan dengan Kualitas sekolah serta dapat dijadikan indikator sebagai
dasar acuan untuk penerapan supervisi dan efektivitas kepemimpinan yang tepat sehingga
menjadikan para guru bersemangat untuk meningkatkan kinerja atau minat untuk bekerja
lebih baik sehingga akan menjadikan kualitas sekolah menjadi lebih baik.
 Bagi peneliti, sebagai sarana menerapakan teori yang diterima dibangku kuliah dengan
kondisi praktis di lapangan terutama mengenai supervisi dan efektivitas kepemimpinan yang
dapat meningkatkan Kualitas sekolah.
E. Anggapan Dasar

Dengan tidak bermaksud mengecilkan kontribusi komponen yang lainnya, komponen kepala
sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat esensi dalam menentukan kualitas sekolah.
Berkenaan dengan hal tersebut, bahwa, dalam rangka meningkatkan mutu sekolah sangat
dibutuhkan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif ditugaskan secara penuh untuk
mengelola sekolah. 

Menyadari peran dan tugas berat yang diemban Kepala sekolah, maka diharapkan semua elemen
di sekolah dapat bekerjasama dengan baik sehinga terjalin hubungan yang harmonis, tentu akan
berpengaruh terhadap kualitas sekolah itu sendiri. Fenomena di lapangan menunjukkan bahwa,
ternyata meningkatkan kualitas sekolah sangat sulit dan berkaitan dengan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah, maka penulis mengemukakan
sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar serta sistematika
penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Dalam bab ini berisi tentang teori-teori yang dapat digunakan atau
relevan sebagai landasan atas kerangka berpikir untuk menyelesaikan
masalah.
BAB III : Metodologi Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan tentang rancangan penelitian dan Variabel,
penentuan populasu dan sampel, teknik pengumpulan data, metode
analisis data.
Bab IV : GAMABARAN UMUM OBJEK YANG DITELITI
Pada bab gambaran umum objek yang diteliti akan menyajikan tentang
sejarah singkat dan tugas pokok objek yang diteliti.
Bab V : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab hasil penelitian dan pembahasan akan menyajikan data-data
yang dibutuhkan serta analisa data seperti distribusi variabel, uji
instrumen, uji normalitas, uji hipotesis serta besar hubungan variabel
Supervisi (X1) dan Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2),
terhadap Kualitas Sekolah (Y).
Bab VI : Kesimpulan dan Saran
Merupakan bagian terakhir dari penulisan Tesis atau tugas akhir ini
yang membahas tentang kesimpulan dan saran-saran sesuai dengan
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai