Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama : ……………………………………….
Kelas : ……………………………………….
NIM : ……………………………………….
Prodi : ……………………………………….
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan SD
PokokBahasan: MBS Sebagai Pendekatan Manajemen Pendidikan

A. CapaianPembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


Mahasiswa mampu menyusun rencana pengembangan program pendidikan berdasarkan
masalah mutu pendidikan di SD. Mahasiswa mampu memahami dan merumuskan masalah-
masalah yang berkaiatn dengan mutu pendidikan .Kemudian menyusun rencana
pengembangan program pendidikan berdasarkan analisis SWOT guna mengatasi masalah
mutu pendidikan di SD.
B. Indikator
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan mutu pendidikan.
2. Menganalisis masalah mutu pendidikan berdasarkan pendekatan SWOT
3. Menganalisis alternatif pemecahan masalah mutu pendidikan
4. Membuat rencana pengembangan program pendidikan sesuai masalah yang ada.
5. Alur pikirnya disajikan dalam suatu projek secara kelompok.

C. Potensi MBS Meningkatkan Mutu Sekolah


Mutu berkenaan dengan penilaian bagaimana suatu produk memenuhi kriteria, standar atau
rujukan tertentu. Dalam dunia pendidikan, standar ini menurut Depdiknas (2001:2) dapat
dirumuskan melalui hasil belajar mata pelajaran skolastik yang dapat diukur secara kuantitatif,
dan pengamatan yang bersifat kualitatif, khususnya untuk bidang-bidang pendidikan social.
Sistem MBS sebagai wujud reformasi pendidikan dimaksudkan untuk meningkatkan budaya
mutu. Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan pendidikan secara
internal maupun eksternal yang menunjukkan kemampuannya memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau yang tersirat mencakup input, proses, dan output pendidikan. Sekolah dapat
dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi peserta didik menunjukkan
pencapaian yang tinggi dalam aspek: (1) prestasi akademik yaitu nilai rapor dan nilai kelulusan
memenuhi standar yang ditentukan; (2) memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan,
dan mampu mengapresiasikan nilai-nilai budaya; dan (3) memiliki tanggung jawab yang tinggi
dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan sesuai dengan dasar ilmu yang
diterimanya di sekolah.
Indikator MBS yang mengacu pada peningkatan mutu pendidikan tidak terlepaskan dari
berbagai factor. , diantaranya:.
1. Efektivitas proses pembelajaran menekankan kepada internalisasi mengembangkan
aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kemandirian.
2. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat merupakan salah satu factor yang dapat
mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi tujuan sasaran melalui program yang
dilaksanakan secara berencana, bertahap, kreativitas, inovasi, efektif, dan mempunyai
kemampuan manajerial.
3. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif; guru merupakan salah satu faktor yang
strategis pada satu sekolah, dituntut untuk mempunyai kreativitas dan keuletan dalam
mengelola proses pembelajaran, untuk menjadikan peserta didik aktif, kreatif melalui
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Tenaga kependidikan sebagai
pelayanan teknis kependidikan mampu merespon isu-isu penting pendidikan sehingga
sekolah itu mampu bersaing dalam hal mutu
4. Sekolah memiliki budaya mutu. Semua warga sekolah dengan didasari bahwa
profesioanlisme di bidangnyamasing-masing sesuai dengan fungsi dan perannya
5. Sekolah memilki team work yang kompak, cerdas dan dinamis; kebersamaan merupakan
karakteristik sekolah, karena output pendidikan hasil kolektif warga sekolah bukan hasil
individual menjadi persyaratan penting untuk memperoleh mutu yang kompetitif.
6. Sekolah memilki kemandirian; yaitu sekolah mempunyai kemampuan dan kesanggupan
kerja sama secara maksimal dengan tidak selalu bergantung pada petunjuk atasan dan
harus mempunyai sumber daya potensial dan yang berkompeten di bidangnya masing-
masing.
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat. Keterkaitan dan keterlibatan pada sekolah
harus tinggi dilandasi rasa memilki dan rasa tanggung jawab melalui loyalitas dan
dedikasinya sebagai Stakeholders.
8. Sekolah memiliki transparansi terutama dalam pengambilan keputusan penganggaran dan
perubahan untuk mengembangkan manajemen yang bermutu secara berkesinambungan.
9. Sekolah memiliki kemauan perubahan(management change). Perubahan adalah hal yang
mutlak terjadi, karena prinsip hidup adalah kesementaraan. Perubahan adalah
peningkatan yang bermakna positif untuk lebih baik dalam pengembangannya pada masa
mendatang untuk peningkatan kualitas pendidikan secara responsive dan antisipatif sesuai
dengan kebutuhan.
10. Sekolah melakukan evaluasi perbaikan yang berkelanjutan, dan merupakan proses
penyempurnaan dalam peningkatan mutu keseluruhan, mencakup struktur
organisasi,tanggung jawab, prosedur, proses dan sumber daya.
11..Sekolah memiliki akuntabilitas sustainabilitas.
12..Output sekolah penekanannya kepada lulusan yang mandiri dan “masagi” yaitu memenuhi
syarat pekerjaan ( qualified ) yang sehat jasmani rohani, berakhlak mulia, baik, ramah,
sopan, benar, jujur, taqwa, serta kreatif aktif inovatif saling mengingatkan, saling
mengasihi dan saling menyayangi.
Lebih lanjut Istirani (2015) menjelaskan bahwa MBS merupakan strategi untuk
mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif”. (Mulyasa,2005) .Peningkatan mutu
pendidikan disekolah perlu didukung kemampuan manajerial para kepala sekolah. Sekolah .
Karena itu, hubungan baik antar guru harus diciptakan agar terjalin iklim dan suasana kerja yang
kondusif dan menyenangkan. Melakukan kerjasama dengan komite sekolah merupakan bagian
dari amanat MBS itu sendiri,sebab tugas dan fungsi utama badan ini dapat memberikan
masukan, pertimbangan, dan rekomendasi pada satuan pendidikan mengenai:
1. Kebijakan dan program pendidikan;
2. Rencana anggaran dan belanja sekolah (RAPBS);
3. Criteria kinerja satuan pendidikan;
4. Kriteria tenaga kependidikan;
5. Kriteria fasilitas pendidikan;
6. Hal- hal lain yang terkait dengan pendidikan. (Syaiful Akhyar, 2006;171)
Sehubungan dengan fungsi dan peranan komite sekolah, makaSudarwan Danim
(2003;176-177) mengatakan sebagai implementasi MBS meliputi.
1. Membangun alinasi yang kuat dengan persatuan guru;
2. Mendelegasikan kekuasaan dan kewenanga kepada sekolah untuk mendefinisikan tugas-
tugas baru,memilih staf, dan mengkreasi lingkungan belajar;
3. Mendorong terciptanya otonomi dalam perbuatan keputusan sekolah;
4. Mengkomunikasikan tujuan, menentukan patok-patok sasaran dan distribusi informasi
yang akurat;
5. Menciptakan kominukasi yang dinamis antara staf sekolah dan pejabat kependidikan;
6. Memberi peluang kepada sekolah “bereksperimen” dan membuat keputusan – keputusan
“beresiko”;
7. Memodifikasi keputusan-keputusan pejabat structural pendidikan;
8. Memotivasi kepala sekolah untuk melibatkan guru-guru dalam aneka berbagai keputusan;
9. Mengembangkan kaidah akuntabilitas bagistaf sekolah;
10. Memberi peluang luas bagi kepala sekolah dan staf untuk mengembangkan kemampuan
dan keahlian profesionalnya;
11. Memberi peluang kepada kepala sekolah dan staf untuk membuat aturan-aturan baru dan
mempertaggungjawabkannya;
12. Mengembangkan kaidah-kaidah yaitu kantor pusat hanya berkedudukan sebagai
fasilitator dan coordinator pembaharuan sekolah, bukan sebatas mengomando dan
menyampaikan intruksi yang rijid;
13. Menggunakan pendekatan prestasi, misalnya dalam bidang penggajian.
Untuk mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah secara efektif dan efesien,
kepala sekolah perlu dimiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan dan pandangan yang luas
tentang sekolah dan pendidikan. Lebih lanjut, kepala sekolah dituntut untuk melakukan
fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses belajar-mengajar, dengan
melakukan supervisi kelas, membina dan melakukan tukar pikiran , sumbangan saran, dan studi
banding antar sekolah untuk menyerapkan kiat-kiat kepemimpinan dari kepala sekolah yang lain.
Implimentasi MBS akan berlangsung secara efektif dam efisien apabila didukung oleh sumber
daya manusia yang professional untuk mengoperasikan sekolah dana yang cukup agar sekolah
mampu menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta dukungan masyarakat (orang tua) yang
tinggi.
Melalui MBS, sekolah dikembangkan menjadi lembaga pendidikan yang diberi
kewenangan dan tanggung jawab secara luas untuk mandiri, maju dan berkembang berdasarkan
kebijakan dasar pengelolaan pendidikan yang ditetapkan pemerintah pusat. Untuk
mengimplementasikan hal itu, maka kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan
kepemimpinan,perencanaan dan pandangan luas tentang sekolah dan pendidikan
(Mukyasa,2003;40).
Standar yang harus diperhatikan para penyelenggara persekolahan dalam mewujudkan
mutu adalah Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 053/U/2001 tanggal 19 April 2001
tentang pedoman penyusunan standard pelayanan minimal penyelenggaraan persekolahan
bidang pendidikan dasar dan menengah.. SPM khusus SD dalam hubungan dengan manajemen
sekolah, dikatakan setiap tingkat satuan pendidikan dasar harus:
1. Merumuskan visi dan misi yang jelas serta terarah sesuai dengan visi dan misi dan standard
mutu pendidikan nasional
2. Merencanakan dan melaksanakan program SD yang telah ditetapkan
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
4. Menyusun laporan dan mengevaluasi keberhasilan program
5.Merumuskan program baru sebagai kelanjutan dari program yang telah dilaksanakan.
Pengawasan dan pengendalian mutu kegiatan disekolah dilaksanakan secara internal dan
eksternal, serta transparan dengan prinsip akuntabilitas public.Evaluasi pelaksanaan program
sekolah untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan,
pelaksanaan kurikulum, dan penilaian kinerja sekolah sebagai satu kesatuan secara menyeluruh.
Pada waktu-waktu tertentu dilakukan penilaian input,proses,output,dan outcome pendidikan serta
manajemen sekolah sebagai bagian dari kegiatan akreditasi sekolah. Kepala sekolah bersama
dewan guru serta warga sekolah secara transparan dan bertanggung jawab melaksanakan
visi,misi,dan program sekolah yang diamanatkan oleh masyarakat dan seluruh pihak yang
ebrkepentingan (stakeholders).
D. Penyusunan Rencana Berdasarkan Analisis SWOT
Penyusunan rencana pengembangan sekolah dilakukan sesuai dengan tahap-tahap yang
telah disebutkan diatas yang diawali dengan penyusunan visi dan diakhiri dengan penyusunan
rencana anggaran sekolah. Masing-masing tahap tersebut dikembangkan dan dilalui secara
berurutan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gbr: 6: Penyusunan Rencana Pembangunan Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT.

Landasan Tantangan masa depan


yuridis Visi dan Misi Nilai dan harapan
Sekolah masyarakat

Tujuan sekolah

Identifikasi fungsi
Tantangan nyata
yang dihadapi
sekolah

Sasaran 1
0ut put sekolah saat
Sasaran 2 Alternatif langkah Analisis SWOT
ini (kenyataan)
Sasaran 3 pemecahan masalah
;….

Rencana, program. Dan


anggaran untuk masing
masing sasaran

Gbr: Alur Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah


Berdasarkan alur penyusunan rencana pengembangan sekolah tersebut diatas, dapat
dikemukakan tahap kegiatan dalam rencana pengembangan sekolah berdasarkan analisi SWOT
adalah : (1) perumusan visi sekolah, (2) perumusan misi sekolah , (3) perumusan tujuan
sekolah, (4) Analisis tantangan sekolah, (5) penentuan sasaran sekolah, (6) identifikasi fungsi
fungsi ,(7) analisis SWOT, (8) idntifikasi alternative langkah pemecahan , dan (9) penyusunan
program.

Anda mungkin juga menyukai