Anda di halaman 1dari 6

Hari/Tanggal : Senin, 19 Juni 2023

Nama : Sofia Rahma

NIM : 2201040030

Semester/Prodi : 2A/PBSI

Mata Ujian : Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Akhmad Fauzan, M.Pd.

1. Saat ini kepercayaan orang tua dalam menyekolahkan anak perlu dijaga dengan sebaikbaiknya,
maka sekolah harus memiliki perencanaan yang baik. Apa sajakah yang harus direncanakan
sekolah, terutama sekolah agar kepercayaan masyarakat akan tetap terjaga.(skor 20)

Untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan orang tua dalam menyekolahkan anaknya, sekolah harus
memiliki perencanaan yang komprehensif dan terstruktur. Berikut adalah beberapa hal yang harus
direncanakan sekolah untuk menjaga kepercayaan publik:

1). Kurikulum yang relevan

Sekolah harus mengembangkan kurikulum yang up to date dan memperhatikan kebutuhan siswa.
Kurikulum harus memuat pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk masa depan dan
memperhatikan nilai-nilai budaya dan moral yang dihargai oleh masyarakat.

2). Kualitas pengajaran

Sekolah harus merencanakan strategi pengajaran yang efektif dan inovatif. Guru harus berkualitas tinggi
dan terus meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Memperbarui metode pengajaran dan
menggunakan teknik pelatihan yang relevan harus menjadi bagian dari rencana ini.

3). Lingkungan belajar yang aman dan nyaman

Sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan kondusif. Sarana fisik seperti
gedung, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan lapangan olah raga harus diperhatikan. Kebersihan
dan keamanan sekolah juga harus menjadi prioritas.

4). Keterlibatan orang tua

Sekolah harus mengembangkan program yang mendorong orang tua untuk berperan aktif dalam
pendidikan anak-anak mereka. Komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua perlu didukung
dengan pertemuan rutin, forum diskusi dan laporan perkembangan siswa.

5). Pemantauan dan evaluasi

Sekolah harus memiliki sistem monitoring dan evaluasi yang efektif untuk mengukur kemajuan siswa,
kualitas pengajaran dan keberhasilan program sekolah. Hasil penilaian harus dibagikan dengan orang tua
secara teratur untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.
6). Pengelolaan konflik

Sekolah harus memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk menangani konflik antara siswa, guru
atau orang tua. Konflik harus diselesaikan secara adil dan cepat untuk menjaga kepercayaan dan
keharmonisan antara semua pihak.

7). Bekerja dengan komunitas

Sekolah harus merencanakan kemitraan dengan masyarakat sekitar, termasuk universitas, LSM dan bisnis
lokal. Kemitraan ini dapat membantu memberi siswa sumber daya tambahan, pelatihan, dan peluang
pengalaman kerja.

8). Pengembangan profesional

Sekolah harus merencanakan program pengembangan profesional untuk guru dan staf pendukung. Staf
sekolah harus ditawari dukungan dalam bentuk pelatihan, lokakarya, dan pengalaman belajar
interdisipliner.

9). Komunikasi yang efektif

Sekolah harus merencanakan komunikasi yang efektif dengan masyarakat melalui media sosial, situs web
sekolah, dan saluran komunikasi lainnya. Informasi tentang kegiatan sekolah, prestasi dan berita terbaru
harus dikomunikasikan secara jelas dan teratur kepada komunitas siswa.

10). Manajemen transparan

Sekolah harus memiliki kebijakan manajemen yang transparan untuk penggunaan sumber daya, termasuk
uang sekolah dan sumbangan. Pelaporan dan akuntabilitas keuangan harus tersedia untuk umum bagi
orang tua dan masyarakat.

Melalui perencanaan dan pelaksanaan, sekolah dapat menjaga kepercayaan masyarakat dan orang tua
dalam menyekolahkan anaknya

2. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran mencakup kompetensi pedagogik, sosial,


kepribadian, dan professional. Akan tetapi pada kenyataannya masih ada guru yang belum
memenuhi kompetensi tersebut, terutama berkaitan dengan kompetensi kepribadian. Menurut
Anda mengapa masih ada guru yang belum memenuhi kompetensi kepribadian. Jelaskan! (skor
20)

Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa masih ada guru yang belum memenuhi kompetensi
kepribadian. Berikut ini adalah beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebab:

1). Kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional

Guru yang tidak memiliki pelatihan dan pengembangan profesional yang memadai mungkin tidak
memiliki kesempatan untuk memperbaiki atau mengembangkan kompetensi kepribadian mereka.
Pelatihan yang tepat mengenai kompetensi kepribadian dapat membantu guru meningkatkan kualitas
interaksi dan hubungan dengan siswa, serta membantu mereka dalam mengelola kelas dengan efektif.
2). Beban kerja yang tinggi

Guru seringkali menghadapi beban kerja yang sangat tinggi, termasuk tanggung jawab mengajar, tugas
administrasi, persiapan pelajaran, dan menghadapi situasi yang menuntut di dalam kelas. Beban kerja
yang berlebihan dapat menguras energi dan waktu yang seharusnya digunakan untuk memperbaiki dan
mengembangkan kompetensi kepribadian. Hasilnya, beberapa guru mungkin fokus pada tugas-tugas
akademik daripada pada pengembangan pribadi dan interaksi dengan siswa.

3). Kurangnya dukungan dan pembinaan

Guru yang tidak mendapatkan dukungan yang cukup dari kepala sekolah atau rekan kerja dapat
mengalami kesulitan dalam memenuhi kompetensi kepribadian. Dukungan dan pembinaan yang tepat
dapat membantu guru untuk memahami dan mengatasi tantangan yang muncul dalam mengembangkan
aspek kepribadian mereka, seperti keterampilan komunikasi, empati, dan kepemimpinan.

4). Pribadi dan lingkungan

Setiap individu memiliki kepribadian yang unik dan mengembangkan kompetensi kepribadian
memerlukan faktor pemahaman diri yang mendalam serta kemauan untuk mengubah dan memperbaiki
diri. Beberapa guru mungkin menghadapi hambatan pribadi dalam mengembangkan kompetensi
kepribadian mereka, seperti kurangnya kesadaran akan kelemahan atau kebutuhan untuk berubah, atau
kurangnya motivasi untuk melakukan perbaikan. Selain itu, faktor lingkungan, seperti kondisi kerja yang
tidak kondusif atau kurangnya budaya sekolah yang mendukung, juga dapat mempengaruhi kemampuan
guru untuk memenuhi kompetensi kepribadian.

Dalam rangka meningkatkan kompetensi kepribadian guru, penting untuk memberikan pelatihan dan
dukungan yang tepat, mengurangi beban kerja yang berlebihan, mendorong budaya sekolah yang inklusif
dan mendukung, serta mendorong refleksi dan pengembangan diri yang berkesinambungan. Selain itu,
penting bagi guru untuk memperhatikan dan mengembangkan aspek kepribadian mereka sendiri melalui
refleksi, pembelajaran mandiri, dan kolaborasi dengan rekan kerja.

3. Urgensi mutu dapat dilihat dalam dua persepektif, yaitu manajemen operasional dan
pemasaran. Kalau dalam dunia pendidikan yang dimaksud manajemen operasional itu yang
bagaimana? Jelaskan! (skor 20)
Dalam dunia pendidikan, manajemen operasional merujuk pada rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengelola operasional sehari-hari sebuah institusi pendidikan. Ini melibatkan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian berbagai aspek operasional dalam lingkungan
pendidikan.

Beberapa unsur yang terlibat dalam manajemen operasional dunia pendidikan adalah:

1). Kurikulum

Manajemen operasional meliputi perencanaan dan pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan lembaga pendidikan. Ini termasuk memilih dan menyusun materi pembelajaran, mengatur
jadwal dan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.

2). Organisasi fasilitas dan sumber daya


Manajemen operasi juga mengacu pada organisasi fasilitas fisik seperti gedung, ruang kelas,
perpustakaan, laboratorium, dan lapangan olahraga. Selain itu, manajemen operasional juga mencakup
penempatan sumber daya manusia, seperti guru, staf administrasi, dan staf pendukung lainnya.

3). Manajemen keuangan

Manajemen operasional meliputi pengelolaan anggaran pendidikan dan lembaga keuangan. Ini termasuk
membayar biaya, memantau penggunaan dana dan pelaporan keuangan yang tepat.

4). Kontrol kualitas

Kontrol kualitas adalah bagian penting dari manajemen operasional pengajaran. Ini termasuk memantau
implementasi kurikulum, mengevaluasi kinerja guru dan siswa, dan mengembangkan sistem evaluasi
yang adil dan objektif.

5). Manajemen pengajaran dan pembelajaran

Manajemen operasional juga mencakup pemantauan proses belajar mengajar di kelas. Ini termasuk
mengatur kelas yang efektif, menjaga kehadiran siswa, mengelola tugas dan ujian, dan mendukung siswa
dengan kebutuhan khusus.

Dengan menerapkan manajemen operasi yang efektif, lembaga pendidikan dapat meningkatkan
efektivitas, efisiensi, dan kualitas seluruh operasinya. Ini membantu mempromosikan tujuan pendidikan
yang diinginkan dan memberi siswa pembelajaran yang berkualitas.

4. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa mutu pendidikan di Indonesia kurang baik. Sebagai
seorang calon pendidik ketika mendengar pernyataan tersebut. apakah anda sepakat atau tidak
dengan pernyataan tersebut. Uraikan alasan Anda! ( skor 20 )

Sepakat, hal ini dapat dilihat dari sudut pandang yang objektif tentang pernyataan tersebut. Secara umum,
banyak orang berpendapat bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih memiliki tantangan yang
signifikan. Berikut adalah beberapa alasan yang mendukung pernyataan tersebut:

1). Kurangnya Aksesibilitas

Ketegangan yang signifikan antara daerah perkotaan dan pedesaan meskipun terdapat kemajuan dalam
peningkatan akses pendidikan di Indonesia. Beberapa daerah terpencil dan terpencil terus menghadapi
tantangan dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak mereka.

2). Infrastruktur yang Tidak Memadai

Banyak sekolah di Indonesia masih kekurangan fasilitas dasar seperti ruang kelas yang layak,
perpustakaan yang layak, dan laboratorium yang layak. Hal ini dapat mempengaruhi keefektifan proses
pembelajaran dan partisipasi siswa.

3). Kualitas Guru

Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Meski banyak guru terbunuh di Indonesia,
masih ada kesenjangan dalam pelatihan guru dan pengembangan profesi. Beberapa guru mungkin
memiliki metode pengajaran inovatif yang terbatas, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, atau
pemahaman yang mendalam tentang kurikulum saat ini.

4). Kurikulum Kurang Relevan

Meskipun kurikulum bahasa Indonesia telah beberapa kali direvisi, kekhawatiran tentang relevansi
kurikulum masih tetap ada. Beberapa siswa dan lulusan mungkin berjuang untuk mendamaikan
pengetahuan mereka dengan dunia nyata dan kebutuhan pasar kerja.

5). Evaluasi Buruk

Proses evaluasi pendidikan juga merupakan faktor penting dalam penilaian mutu pendidikan. Ada
kekhawatiran tentang keefektifan sistem penilaian saat ini dalam mengukur pemahaman dan kemampuan
siswa secara keseluruhan untuk menerapkan pengetahuan.

Meskipun telah dilakukan berbagai upaya dan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tantangan tersebut tetap ada. Untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia perlu dilakukan perbaikan infrastruktur pendidikan, pembinaan dan
pengembangan guru, serta penyempurnaan kurikulum dan sistem evaluasi.

5. Secara garis besar, ada dua faktor utama yang mempengaruhi mutu proses dan hasil belajar
mengajar di kelas, yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun yang termasuk faktor internal
berupa;faktor psikologis, sosiologis, dan fisiologis yang ada pada diri siswa dan guru sebagai
pebelajar dan pembelajar. Jelaskan ketiga faktor internal tersebut. (skor 20)

Internal dalam konteks proses dan hasil belajar mengajar di kelas terdiri dari tiga aspek utama: faktor
psikologis, faktor sosiologis, dan faktor fisiologis yang ada pada siswa dan guru sebagai individu yang
terlibat dalam pembelajaran. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai ketiga faktor internal tersebut :

1). Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah aspek mental dan emosional yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
Faktor-faktor tersebut antara lain motivasi, minat, sikap, kepercayaan diri, kemampuan observasi,
pengetahuan, dan gaya belajar siswa dan guru. Motivasi yang tinggi dan minat yang besar terhadap materi
pembelajaran meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Sikap positif terhadap pembelajaran,
kepercayaan diri yang cukup dan pemahaman yang baik tentang kompetensi diri sendiri juga penting
untuk meningkatkan hasil belajar. Selain itu, memahami gaya belajar siswa dan guru dapat membantu
merancang strategi pembelajaran yang efektif.

2). Faktor Sosiologis

Faktor sosiologis berkaitan dengan interaksi sosial antara siswa dan guru serta hubungannya dengan
lingkungan belajar. Faktor ini meliputi faktor-faktor seperti dinamika kelompok, pola interaksi,
komunikasi, iklim kelas, dukungan sosial, dan budaya belajar kelas. Hubungan siswa-guru yang baik,
iklim kelas yang kondusif, komunikasi yang efektif dan dukungan sosial antar anggota kelas dapat
meningkatkan motivasi dan keberhasilan belajar. Selain itu, budaya pembelajaran yang mendorong
kerjasama, partisipasi aktif dan saling melindungi juga berdampak positif terhadap kualitas proses dan
hasil pembelajaran.

3). Faktor Fisiologis

Faktor fisik adalah kondisi fisik dan kesehatan siswa dan guru yang mempengaruhi pembelajaran. Faktor
ini mencakup aspek-aspek seperti tingkat energi, kebugaran fisik, pola makan, tidur yang cukup, dan
kesehatan umum. Kondisi fisik siswa dan guru yang baik dapat meningkatkan konsentrasi, kesabaran dan
kemampuan belajar. Kesehatan yang optimal juga mempengaruhi kualitas belajar siswa dan kemampuan
guru dalam menyampaikan materi dengan baik.

Ketiga faktor internal tersebut saling berkaitan dan dapat saling mempengaruhi. Memahami dan
mengoptimalkan faktor-faktor tersebut dapat membantu menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif
dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas.

Anda mungkin juga menyukai