Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL II

Nama : ARYA LASSITA


NIM : 856336782
Program Studi : S1 PGSD BI
Kode Mata Kuliah : PDGK4502
Nama Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD

1. Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di lapangan memiliki beberapa


prinsip umum yang patut dijadikan pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dibutuhkan kejasama juga dari
komite sekolah. Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite
sekolah merupakan komponen . . . karena . . .
Jawab
Komite sekolah merupakan komponen yang tidak terpisahkan dalam lembaga sebuah
pendidikan karena Komite Sekolah menganut prinsip transparansi, akuntabilitas, dan
demokrasi. Komite Sekolah diharapkan menjadi mitra sekolah yang dapat mewadahi
dan menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan
operasional dan program pendidikan di sekolah. Tugas dan fungsi Komite Sekolah
antara lain mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; mendorong orangtua dan masyarakat
berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan
pendidikan; dan menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan.

Selain itu, Komite Sekolah juga dapat memberikan masukan dan pertimbangan
kepada sekolah tentang kebijakan dan program pendidikan, rencana anggaran
pendidikan dan belanja sekolah. Pendeknya, Komite Sekolah diharapkan berperan
sebagai pendukung, pemberi pertimbangan, mediator dan pengontrol penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.

Fleksibilitas dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada


sekolah untuk mengelola, memanfaatkan dan memberdayakan sumberdaya sekolah
seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan keluwesan-keluwesan
yang lebih besar diberikan kepada sekolah, maka sekolah akan lebih lincah dan tidak
harus menunggu arahan dari atasannya untuk mengelola, memanfaatkan dan
memberdayakan sumberdayanya. Dengan cara ini, sekolah akan lebih responsif dan
lebih cepat dalam menanggapi segala tantangan yang dihadapi. Namun demikian,
keluwesan-keluwesan yang dimaksud harus tetap dalam koridor kebijakan dan
peraturan perundang-undangan yang ada.

Disebut juga komite sekolah memegang kontrol yang besar terhadap setiap kejadian
di sekolah. Guna meningkatkan mutu pendidikan melalui partisipasi warga sekolah
dan masyarakat, maka diperlukan pengelolaan satuan pendidikan yang menerapkan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 27 disebutkan bahwa
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan anak usia dini dan
Jenjang Pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah
yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.

Manajemen berbasis sekolah dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang


memberikan otonomi dan fleksibilitas kepada sekolah sekaligus mendorong
partisipasi warga sekolah (guru, peserta didik, kepala sekolah, karyawan) secara
langsung untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan
nasional serta peraturan undang-undang yang berlaku.
Fleksibilitas yang dimaksudkan antara lain berupa keluwesan untuk mengelola,
memanfaatkan, serta memberdayakan sumber daya sekolah seoptimal mungkin.
Dengan demikian, diharapkan pihak sekolah dapat bergerak lebih dinamis, responsif,
dan inovatif dalam menanggapi segala tantangan yang dihadapi.

Implementasi MBS antara lain bertujuan untuk meningkatkan, meningkatkan


kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan,
meningkatkan tanggung jawab kepala satuan pendidikan, meningkatkan kompetisi
sehat antar satuan pendidikan, serta meningkatkan efisiensi, relevansi, dan pemerataan
pendidikan di daerah. Terdapat 5 (lima) prinsip pelaksanaan MBS antara lain:
1. Kemandirian
Sekolah yang mandiri dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu menyelesaikan
segala permasalahan tanpa terlalu mengandalkan campur tangan dari pemerintah
pusat. Sekolah diharapkan dapat berupaya menciptakan dan meningkatkan situasi,
kondisi, dan budaya kemandirian melalui berbagai cara seperti mengembangkan unit-
unit usaha sekolah, membangun kerja sama dengan pihak lain dalam bidang
komersial, dan upaya-upaya lain untuk meningkatkan pemasukan pendanaan dan
peningkatan program sekolah.

2. Kemitraan
Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama antara sekolah dengan para
pemangku kepentingan. Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dari masyarakat baik berupa dukungan
moral, pemikiran, tenaga, material, maupun finansial. Bentuk kemitraan yang dapat
dilakukan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah sesuai kategori
sekolah. Pastikan kemitraan yang terjalin saling menguntungkan dan bersifat sejajar.

3. Partisipasi
Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para pemangku kepentingan secara
aktif. Konteks partisipasi dalam implementasi MBS antara lain dalam hal
pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan di sekolah. Tujuan utama peningkatan partisipasi antara lain
untuk meningkatkan kontribusi, memberdayakan kemampuan pemangku kepentingan,
meningkatkan peran pemangku kepentingan, dan menjamin agar setiap keputusan
yang diambil mewakili aspirasi pemangku kepentingan. Upaya peningkatan
partisipasi di satuan pendidikan dapat diwujudkan melalui penyediaan sarana
partisipasi, advokasi, publikasi sekaligus transparansi terhadap pemangku
kepentingan.

4. Keterbukaan
Sebagai lembaga pendidikan formal yang memberikan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat, maka prinsip keterbukaan sangat penting diimplementasikan.
Keterbukaan dapat membangun kepercayaan publik terhadap program-program yang
dijalankan oleh sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
membangun keterbukaan kepada publik yaitu dengan mendayagunakan berbagai jalur
komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan berbagai program yang akan
dijalankan serta menyampaikan laporan dari setiap program yang telah berjalan.

5.Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan prinsip yang sangat penting dijalankan oleh sekolah.
Akuntabilitas memiliki arti suatu keadaan dimana suatu hal dapat
dipertanggungjawabkan. Upaya peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan
menyusun pedoman pemantauan kinerja satuan pendidikan, menyusun rencana
pengembangan sekolah, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan pengaduan
publik.

Tujuan utama dari model MBS ini adalah untuk meningkatkan:

 Efesiensi, yang diperoleh melalui kebebasan mengelola sumber daya,


partisipasi masyarakat, dan penyederhanaan birokrasi.
 Mutu, diperoleh melalui partisipasi orang tua, keluwesan pengelolaan sekolah,
peningkatan profesionalisme pendidik, adanya penghargaan (reward) dan
hukuman (punishment) sebagai kontrol.
 Pemerataan pendidikan

2. Substansi struktur kurikulum dalam kurikulum tahun 2004


Jawab
Kurikulum tahun 2004 lebih difokuskan kepada penyempurnaan kurikulum yang
berbasis kompetensi peserta didik dan dikembangkan atas dua prinsip yaitu prinsip
penegmbangan dan prisip pelaksanaan. Kompetensi tersebut terdiri atas pengetahuan,
keterampilan, serta sikap dan nilai – nilai yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil
belajar dan indicator yang dapat diukur (measurable) dan diamati (observable).
Penyusunan kurikulum didasarkan pada standar nasional pendidikan, yaitu standar
kompetensi lulusan (SKL) yang merupakan perangkat kompetensi yang dibakukan
dan harus dicapai sebagai hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan. SKL
kejabarkan kedalam standar isi yang memuat bahan kajian dan mata pelajaran, serta
kegiatan belajar pembiasaan. Kompetensi dalam bahan kajian disajikan dalam
bertahap dan berkesinambungan dalam bentul pemeringkatan kelas dan level.
Berikut substansi Kurikulum 2004:
Pertama, kurikulum 2004 memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh
siswa. Artinya siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang harus
dikuasai. Terdapat empat kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2004:
1. Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara
independent.
2. Kompetensi okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan
mampu berhadap tasi terhadap dunia kerja.
3. Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-
baiknya dalam sisterm budaya dan tata nila masyarakat pluralistik.
4. Kompetensi temporal, artinya peserta didik tetap eksis dalam menjalani
kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang
telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2004 menekankan kepada


proses pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran
tidak hanya diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
materi itu dapat menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan
bertindak sehari-hari.

Ketiga, evaluasi dalam kurikulum 2004 menekankan pada evaluasi hasil dan proses
belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar
kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan
saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.

Isi KBK secara ringkas:


1. 1.Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupaun klasikal. Artinya isi Kurikulum pada intinya adalah menekankan
pada pencapaian sejumlah kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan standar minimal atau
kemampuan dasar.
2. 2.Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan
pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator
inilah yang dijadikan acuan apakah kompetensi yang diharapkan sudah
tercapai atau belum.

3. Di daerah metropolitan, kurikulum KTSP dapat terlaksana secara optimal. Hal ini
tentunya bertolak belakang dengan pelaksanaan kurikulum di daerah 3T misalnya di
Papua karena dengan keterbatasan sumberdaya manusia dan sarana prasarana.
Namun, tidak menutup kemungkinan kurikulum KTSP tetap dilaksanakan walaupun
cara pelaksanaannya cenderung berbeda karena penyesuaiandengan daerah setempat.
Jelaskan jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP dalam fenomena di atas.
Jawab
Meskipun Papua termasuk daerah yang tertinggal, namun kurikulum KTSP tetap bisa
dilaksanakan dengan kelima prinsip dibawah ini, hal itu tetap dapat dilaksanakan
meskipun cara pelaksanannya berbeda dengan daerah metropolitan, namun dengan
sumberdaya manusia dan sarana prasarana yang ada masih bisa memungkinkan
menjalankan kurikulum KTSP dengan kelima prinsip yang ada. Menurut Sukmadinata
(2005) ada 5 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum,
sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi menuntut kurikulum memiliki kesesuaian dengan tuntutan,
kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Selain itu prinsip relevansi ini
menuntut adanya konsistensi atau kesesuaian antar komponen kurikulum yaitu
antar komponen tujuan, isi, proses penyampaian dan penelitian
2. Prinsip fleksibilitas menuntut kurikulum memiliki sifat lentur atau fleksibel.
Meskipun kurikulum harus berisi hal – hal yang solid tetapi dalam penyampaian
dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi lapangan
3. Prinsip kontinuitas menuntut kurikulum menyediakan pengalaman belajar yang
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan tingkat kelas lainnya antara
satu jenjang pendidikan lainnnya, serta antar jenjang ppendidikan dengan
pekerjaan
4. Prinsip praktis menuntut kurikulum untuk mudah dilaksanakan dengan sumber
daya yang tersedia
5. Prinsip efektivitas berkaitan dengan keberhasilan implementasi kurikulum dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Sedangkan kasus yang terjadi didaerah metropolitan dengan daerah Papua
tentunya berbeda baik dari segi Fasilitas atau pun sarana yang ada, akan tetapi
Prinsip kurikulum KTSP adalah bersifat lentur atau Fleksibel jadi menyesuaikan
daerah masing- masing, disesuikan juga dengan karakter anak –anak.

4. Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengembangan KTSP yaitu analisis
konteks. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi
sumber daya yang ada. Sebut dan Jelaskan komponen yang dianalisis dalam langkah
analisis konteks.
Jawab
Komponen yang dianalisis pada analisis konteks adalah:
a. Menganalisis kondisi sekolah, yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan yang tersedia, sarana dan prasarana yang dimiliki serta dukungan
biaya dan program – program yang ada
b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan lingkungan
sekitar, seperti komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, Unit
Pelaksana Tingkat Desa (UPTD-Dinas kecamatan ), asosiasi profesi, dunia
industry daan dunia kerja serta sumber daya alam dan sosial budaya.
Dasar – dasar berupa pernyataan dari para ahli pendidikan dan hasil analisi
kontektual yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan siswa,
harapan masyarakat, dan pengembangan bidang ilmu. Hasil dari analisis konteks
ini dijadikan masukan damal mengembangkan visi dan misi serta muatan local
dan kegiatan pengembangan diri.

Anda mungkin juga menyukai