Selain itu, Komite Sekolah juga dapat memberikan masukan dan pertimbangan
kepada sekolah tentang kebijakan dan program pendidikan, rencana anggaran
pendidikan dan belanja sekolah. Pendeknya, Komite Sekolah diharapkan berperan
sebagai pendukung, pemberi pertimbangan, mediator dan pengontrol penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
Disebut juga komite sekolah memegang kontrol yang besar terhadap setiap kejadian
di sekolah. Guna meningkatkan mutu pendidikan melalui partisipasi warga sekolah
dan masyarakat, maka diperlukan pengelolaan satuan pendidikan yang menerapkan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 27 disebutkan bahwa
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan anak usia dini dan
Jenjang Pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah
yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
2. Kemitraan
Prinsip kemitraan adalah suatu bentuk kerja sama antara sekolah dengan para
pemangku kepentingan. Esensi kemitraan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan
keterlibatan, kepedulian, kepemilikan, dan dari masyarakat baik berupa dukungan
moral, pemikiran, tenaga, material, maupun finansial. Bentuk kemitraan yang dapat
dilakukan dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah sesuai kategori
sekolah. Pastikan kemitraan yang terjalin saling menguntungkan dan bersifat sejajar.
3. Partisipasi
Partisipasi dapat dimaknai sebagai keterlibatan para pemangku kepentingan secara
aktif. Konteks partisipasi dalam implementasi MBS antara lain dalam hal
pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan di sekolah. Tujuan utama peningkatan partisipasi antara lain
untuk meningkatkan kontribusi, memberdayakan kemampuan pemangku kepentingan,
meningkatkan peran pemangku kepentingan, dan menjamin agar setiap keputusan
yang diambil mewakili aspirasi pemangku kepentingan. Upaya peningkatan
partisipasi di satuan pendidikan dapat diwujudkan melalui penyediaan sarana
partisipasi, advokasi, publikasi sekaligus transparansi terhadap pemangku
kepentingan.
4. Keterbukaan
Sebagai lembaga pendidikan formal yang memberikan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat, maka prinsip keterbukaan sangat penting diimplementasikan.
Keterbukaan dapat membangun kepercayaan publik terhadap program-program yang
dijalankan oleh sekolah. Upaya yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
membangun keterbukaan kepada publik yaitu dengan mendayagunakan berbagai jalur
komunikasi yang tersedia untuk menyampaikan berbagai program yang akan
dijalankan serta menyampaikan laporan dari setiap program yang telah berjalan.
5.Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan prinsip yang sangat penting dijalankan oleh sekolah.
Akuntabilitas memiliki arti suatu keadaan dimana suatu hal dapat
dipertanggungjawabkan. Upaya peningkatan akuntabilitas dapat dilakukan dengan
menyusun pedoman pemantauan kinerja satuan pendidikan, menyusun rencana
pengembangan sekolah, memberikan tanggapan terhadap pertanyaan dan pengaduan
publik.
Ketiga, evaluasi dalam kurikulum 2004 menekankan pada evaluasi hasil dan proses
belajar. Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar
kompetensi dilakukan secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan
saja, akan tetapi sikap dan keterampilan.
3. Di daerah metropolitan, kurikulum KTSP dapat terlaksana secara optimal. Hal ini
tentunya bertolak belakang dengan pelaksanaan kurikulum di daerah 3T misalnya di
Papua karena dengan keterbatasan sumberdaya manusia dan sarana prasarana.
Namun, tidak menutup kemungkinan kurikulum KTSP tetap dilaksanakan walaupun
cara pelaksanaannya cenderung berbeda karena penyesuaiandengan daerah setempat.
Jelaskan jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP dalam fenomena di atas.
Jawab
Meskipun Papua termasuk daerah yang tertinggal, namun kurikulum KTSP tetap bisa
dilaksanakan dengan kelima prinsip dibawah ini, hal itu tetap dapat dilaksanakan
meskipun cara pelaksanannya berbeda dengan daerah metropolitan, namun dengan
sumberdaya manusia dan sarana prasarana yang ada masih bisa memungkinkan
menjalankan kurikulum KTSP dengan kelima prinsip yang ada. Menurut Sukmadinata
(2005) ada 5 prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum,
sebagai berikut:
1. Prinsip relevansi menuntut kurikulum memiliki kesesuaian dengan tuntutan,
kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Selain itu prinsip relevansi ini
menuntut adanya konsistensi atau kesesuaian antar komponen kurikulum yaitu
antar komponen tujuan, isi, proses penyampaian dan penelitian
2. Prinsip fleksibilitas menuntut kurikulum memiliki sifat lentur atau fleksibel.
Meskipun kurikulum harus berisi hal – hal yang solid tetapi dalam penyampaian
dimungkinkan untuk melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi lapangan
3. Prinsip kontinuitas menuntut kurikulum menyediakan pengalaman belajar yang
berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan tingkat kelas lainnya antara
satu jenjang pendidikan lainnnya, serta antar jenjang ppendidikan dengan
pekerjaan
4. Prinsip praktis menuntut kurikulum untuk mudah dilaksanakan dengan sumber
daya yang tersedia
5. Prinsip efektivitas berkaitan dengan keberhasilan implementasi kurikulum dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Sedangkan kasus yang terjadi didaerah metropolitan dengan daerah Papua
tentunya berbeda baik dari segi Fasilitas atau pun sarana yang ada, akan tetapi
Prinsip kurikulum KTSP adalah bersifat lentur atau Fleksibel jadi menyesuaikan
daerah masing- masing, disesuikan juga dengan karakter anak –anak.
4. Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengembangan KTSP yaitu analisis
konteks. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi
sumber daya yang ada. Sebut dan Jelaskan komponen yang dianalisis dalam langkah
analisis konteks.
Jawab
Komponen yang dianalisis pada analisis konteks adalah:
a. Menganalisis kondisi sekolah, yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan yang tersedia, sarana dan prasarana yang dimiliki serta dukungan
biaya dan program – program yang ada
b. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan lingkungan
sekitar, seperti komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, Unit
Pelaksana Tingkat Desa (UPTD-Dinas kecamatan ), asosiasi profesi, dunia
industry daan dunia kerja serta sumber daya alam dan sosial budaya.
Dasar – dasar berupa pernyataan dari para ahli pendidikan dan hasil analisi
kontektual yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan siswa,
harapan masyarakat, dan pengembangan bidang ilmu. Hasil dari analisis konteks
ini dijadikan masukan damal mengembangkan visi dan misi serta muatan local
dan kegiatan pengembangan diri.