Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL II

1. Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah di lapangan memiliki beberapa


prinsip umum yang patut dijadikan pijakan agar mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dibutuhkan kejasama juga dari
komite sekolah. Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite
sekolah merupakan komponen . . . karena . . .
Jawaban :
Terkait dengan prinsip umum manajemen berbasis sekolah, komite sekolah merupakan
komponen penting karena memberikan kontribusi yang signifikan dalam mendukung
keberhasilan sekolah. Komite sekolah adalah sebuah tim atau kelompok yang terdiri dari
orang tua/wali murid, guru, staf sekolah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya yang bekerja
sama dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan sekolah.

Komite sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah. Beberapa alasan mengapa komite sekolah merupakan komponen yang penting
adalah:

1. Representasi kepentingan: Komite sekolah mencakup berbagai pemangku kepentingan,


termasuk orang tua, guru, dan masyarakat. Keberagaman anggotanya memastikan bahwa
kepentingan semua pihak terwakili dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
terkait manajemen sekolah.
2. Kolaborasi dan keterlibatan: Komite sekolah mendorong kolaborasi dan keterlibatan aktif
dari semua anggotanya dalam membangun lingkungan belajar yang baik. Dengan melibatkan
komite sekolah, tercipta sinergi antara pihak sekolah dan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan dan program sekolah.
3. Pengambilan keputusan yang partisipatif: Komite sekolah memungkinkan pengambilan
keputusan yang melibatkan berbagai perspektif dan pengetahuan yang beragam. Hal ini
membantu memastikan keputusan yang diambil berdasarkan konsensus dan kepentingan
bersama.
4. Pendukung akuntabilitas: Komite sekolah juga berperan dalam memastikan akuntabilitas
sekolah terhadap masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka dapat mengawasi
pelaksanaan program, mengawasi pengelolaan sumber daya, dan memastikan bahwa tujuan
pendidikan yang diharapkan tercapai.
2. Dalam kurikulum 2004 atau dikenal juga dengan istilah Kompetensi Lintas
Kurikulum yang merupakan kecakapan hidup dan belajar sepanjang hayat yang
dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui pengalaman belajar secara
berkesinambungan. Jelaskan masing-masing substansi struktur kurikulum dalam
kurikulum tahun 2004.
Jawaban:
kurikulum 2004 memuat sejumlah kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. Artinya
siswa diharapkan memiliki kemampuan standar minimal yang harus dikuasai. Terdapat empat
kompetensi dasar yang harus dimiliki sesuai dengan tuntutan kurikulum 2004:
1.Kompetensi akademik, artunya peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam menghadapi persoalan dan tantangan hidup secara independent. 2.Kompetensi
okupasional, artinya peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu berhadap tasi
terhadap dunia kerja.
3.Kompetensi kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam
sisterm budaya dan tata nila masyarakat pluralistik. 4.Kompetensi temporal, artinya peserta
didik tetap eksis dalam menjalani kehidupannya, serta mampu memanfaatkan ketiga
kemampuan dasar yang telah dimiliki sesuai dengan perkembangan zaman
kedua,implementasi pembelajaran dalam kurikulum 2004 menekankan kepada proses
pengalaman dengan memerhatikan keberagaman setiap individu. Pembelajaran tidak hanya
diarahkan untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana materi itu dapat
menunjang dan mempengaruhi kemampuan berpikir dan kemampuan bertindak sehari-hari.
Ketiga, evaluasi dalam kurikulum 2004 menekankan pada evaluasi hasil dan proses belajar.
Kedua sisi evaluasi itu sama pentingnya sehingga pencapaian standar kompetensi dilakukan
secara utuh yang tidak hanya mengukur aspek pengetahuan saja, akan tetapi sikap dan
keterampilan.
1.Menekankan kepada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupaun
klasikal. Artinya isi KBK pada intinya adalah menekankan pada pencapaian sejumlah
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kompetensi inilah yang selanjutnya dinamakan
standar minimal atau kemampuan dasar.
2.Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Artinya, keberhasilan pencapaian
kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan
apakah kompetensi yang diharapkan sudah tercapai atau belum.
3.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
Dalam KBK proses menerima informasi dari guru harus ditinggalkan. Belajar adalah proses
mencari dan menemukan. Jadi menuntut keaktifan siswa, oleh sebab itu proses pembelajaran
harus bervariasi.
4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
5.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan suatu
kompetensi. Artinya, keberhasilan pembelajaran KBK tidak hanya diukur dari sejauh mana
siswa dapat menguasai isi atau materi pelajaran, akan tetapi bagaimana cara mereka
menguasai pelajaran tersebut. Jadi hasil dan proses adalah dua sisi yang sama penting.
Dengan adanya substansi struktur kurikulum dalam kurikulum 2004 ini, diharapkan peserta
didik dapat mengembangkan kompetensi lintas kurikulum, yaitu kecakapan hidup dan belajar
sepanjang hayat yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai.
Kurikulum ini menekankan pada pendekatan pembelajaran yang kontekstual, menghargai
keberagaman, dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
3. Di daerah metropolitan, kurikulum KTSP dapat terlaksana secara optimal. Hal ini
tentunya bertolak belakang dengan pelaksanaan kurikulum di daerah 3T misalnya di
Papua karena dengan keterbatasan sumberdaya manusia dan sarana prasarana.
Namun, tidak menutup kemungkinan kurikulum KTSP tetap dilaksanakan walaupun
cara pelaksanaannya cenderung berbeda karena penyesuaiandengan daerah setempat.
Jelaskan jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP dalam fenomena di atas.
Jawaban :
Dalam fenomena tersebut, terdapat beberapa jenis prinsip pengembangan kurikulum KTSP
yang relevan, antara lain:
Prinsip Relevansi: Prinsip ini menekankan pentingnya keberlanjutan kurikulum yang relevan
dengan kebutuhan dan karakteristik daerah setempat. Meskipun pelaksanaan kurikulum
KTSP di daerah 3T, seperti Papua, mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya manusia
dan sarana prasarana, namun prinsip relevansi tetap diterapkan. Kurikulum perlu disesuaikan
dengan konteks lokal, termasuk mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi daerah tersebut,
serta memanfaatkan potensi lokal.
1. Prinsip Fleksibilitas: Dalam pengembangan kurikulum KTSP, prinsip fleksibilitas
sangat penting. Kurikulum perlu disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya
manusia, sarana prasarana, dan kondisi daerah setempat. Dalam daerah 3T,
fleksibilitas kurikulum dapat dilakukan dengan menyesuaikan metode pengajaran,
pemilihan materi pembelajaran, dan penilaian hasil belajar yang sesuai dengan
kondisi yang ada.
2. Prinsip Partisipatif: Prinsip ini menekankan pentingnya melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders), termasuk masyarakat setempat, dalam pengembangan
kurikulum KTSP. Dalam daerah 3T, partisipasi masyarakat dan pemangku
kepentingan lokal sangat penting untuk memastikan kurikulum relevan dengan
kebutuhan dan karakteristik daerah tersebut. Melalui partisipasi, permasalahan dan
kebutuhan khusus daerah dapat diidentifikasi dan solusi yang sesuai dapat dicari.
3. Prinsip Berkelanjutan: Prinsip ini menekankan pentingnya kontinuitas dan
keberlanjutan kurikulum. Meskipun pelaksanaan kurikulum KTSP di daerah 3T
mungkin mengalami tantangan dan penyesuaian, prinsip berkelanjutan tetap
diperhatikan. Kurikulum perlu terus diperbarui dan disesuaikan agar tetap relevan
dengan perkembangan zaman dan kebutuhan peserta didik.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum KTSP tersebut, diharapkan
kurikulum dapat tetap dilaksanakan secara optimal di daerah 3T, meskipun dengan
penyesuaian yang sesuai dengan kondisi setempat. Prinsip-prinsip ini membantu memastikan
bahwa kurikulum tetap relevan, fleksibel, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka
memenuhi kebutuhan pendidikan di daerah tersebut.
4. Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengembangan KTSP yaitu analisis
konteks. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan potensi sumber
daya yang ada. Sebut dan Jelaskan komponen yang dianalisis dalam langkah analisis
konteks.
Jawaban:
Dalam langkah analisis konteks dalam pengembangan KTSP, beberapa komponen yang
dianalisis meliputi:
1. Kondisi Sosial dan Budaya: Analisis ini melibatkan pemahaman terhadap kondisi
sosial dan budaya di daerah setempat. Hal ini mencakup nilai-nilai, tradisi, adat
istiadat, kepercayaan, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Pemahaman
ini penting agar kurikulum dapat mengakomodasi dan menghormati keragaman sosial
dan budaya di lingkungan sekolah.
2. Kondisi Geografis dan Lingkungan: Analisis ini mencakup pemahaman tentang
kondisi geografis daerah, termasuk aspek geografis fisik seperti topografi, iklim, dan
potensi sumber daya alam yang ada. Selain itu, analisis juga mencakup pemahaman
tentang lingkungan sekitar sekolah, termasuk kondisi lingkungan hidup, keberlanjutan
lingkungan, dan tantangan lingkungan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum.
3. Kondisi Sumber Daya Manusia: Analisis ini melibatkan penilaian terhadap sumber
daya manusia yang tersedia di daerah tersebut, termasuk kualifikasi dan kompetensi
guru, ketersediaan tenaga pendidik yang berkualitas, serta kebutuhan pengembangan
profesionalisme guru. Pemahaman ini akan membantu dalam perencanaan dan
pengembangan program pelatihan dan pengembangan guru yang sesuai dengan
konteks daerah.
4. Kondisi Ekonomi: Analisis ini melibatkan pemahaman tentang kondisi ekonomi di
daerah tersebut, termasuk tingkat kemiskinan, aksesibilitas ekonomi, dan potensi
ekonomi yang dapat diintegrasikan dalam pengembangan kurikulum. Pemahaman ini
penting untuk mengidentifikasi kebutuhan dan peluang pendidikan yang relevan
dengan konteks ekonomi setempat.

Anda mungkin juga menyukai