Universitas Terbuka 2021.2 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai mahasiswa dengan mengerjakan Tugas Tutorial 3
PEMBAHASAN
1. Dalam dimensi waktu efektivitas MBS dapat di amati dalam:
a. Jangka pendek (kurang dari 1 tahun): Dalam jangka pendek,
efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat diamati melalui beberapa kegiatan, seperti: Pengembangan dan implementasi rencana tindakan sekolah: Sekolah dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan pendidikan yang spesifik, merencanakan strategi dan kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut, dan melaksanakan rencana tindakan dalam jangka pendek. Peningkatan kualitas pembelajaran: Sekolah dapat melaksanakan program-program pendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti pelatihan guru, penggunaan metode pengajaran yang inovatif, penggunaan teknologi pendidikan, atau peningkatan fasilitas dan sumber daya pembelajaran.
b. Jangka menengah (1 - 5 tahun): Dalam jangka menengah,
efektivitas MBS dapat diamati melalui kegiatan-kegiatan seperti: Pembangunan dan implementasi rencana strategis sekolah: Sekolah dapat merumuskan rencana strategis yang mencakup visi, misi, dan tujuan jangka menengah, serta strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Implementasi rencana strategis ini melibatkan pengembangan program-program unggulan, peningkatan kualitas pengajaran, peningkatan partisipasi orang tua, dan pengembangan kemitraan dengan pihak-pihak terkait. Evaluasi dan pemantauan kinerja: Sekolah dapat melakukan evaluasi berkala terhadap pencapaian tujuan dan kinerja sekolah dalam jangka menengah. Evaluasi ini dapat melibatkan pengukuran prestasi siswa, kepuasan siswa dan orang tua, dan evaluasi kinerja tenaga pendidik. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam rencana dan strategi sekolah. c. Jangka panjang (lebih dari 5 tahun): Dalam jangka panjang, efektivitas MBS dapat diamati melalui kegiatan-kegiatan seperti: Pengembangan dan penguatan kebijakan sekolah: Sekolah dapat mengembangkan kebijakan-kebijakan yang berkesinambungan dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Hal ini meliputi kebijakan tentang kurikulum, penilaian, manajemen sumber daya, pengembangan profesional tenaga pendidik, dan partisipasi orang tua. Perencanaan pengembangan dan perbaikan infrastruktur: Dalam jangka panjang, sekolah perlu merencanakan dan melaksanakan pengembangan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan pendidikan. Misalnya, perluasan gedung, perbaikan fasilitas fisik, pengadaan teknologi pendidikan, atau peningkatan aksesibilitas bagi siswa dengan kebutuhan khusus.
2. Peningkatan partisipasi dan keterlibatan komunitas: Efektivitas MBS
dapat dilihat melalui partisipasi dan keterlibatan yang kuat dari komunitas sekolah, termasuk orang tua, pemerintah setempatFaktor- faktor yang memengaruhi produktivitas pendidikan dapat bervariasi, dan ini adalah beberapa faktor yang biasanya dianggap penting: a. Kualitas tenaga pendidik: Kompetensi, pengalaman, dan motivasi tenaga pendidik memainkan peran kunci dalam produktivitas pendidikan. Guru yang berkualitas, berpengetahuan luas, dan berdedikasi cenderung menciptakan lingkungan pembelajaran yang produktif dan mendorong prestasi siswa. b. Kurikulum yang relevan: Kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dan tantangan masa kini dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Kurikulum harus dirancang agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja, serta mempersiapkan siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses di masa depan. c. Fasilitas dan sumber daya: Fasilitas fisik yang memadai, seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan akses ke teknologi pendidikan yang modern, dapat berkontribusi pada produktivitas pendidikan. Selain itu, sumber daya tambahan seperti buku teks, materi pembelajaran, dan perangkat lunak pendidikan yang relevan juga penting untuk mendukung pembelajaran yang efektif. d. Lingkungan belajar yang mendukung: Lingkungan belajar yang kondusif dan aman dapat meningkatkan produktivitas pendidikan. Hal ini termasuk disiplin yang baik, pengelolaan kelas yang efektif, dukungan sosial dari teman sebaya dan keluarga, serta adanya kebijakan sekolah yang mendukung penghargaan dan pengakuan terhadap prestasi akademik. e. Partisipasi orang tua: Peran orang tua dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka tidak boleh diabaikan. Orang tua yang terlibat secara aktif dalam kehidupan sekolah anak-anak mereka, mendukung dan mendorong mereka, dan berkomunikasi dengan tenaga pendidik cenderung memiliki dampak positif pada produktivitas pendidikan. f. Pendanaan yang memadai: Pendanaan yang memadai untuk pendidikan dapat mendukung ketersediaan sumber daya yang diperlukan, termasuk fasilitas, peralatan, pelatihan tenaga pendidik, dan program-program pendidikan. Pendanaan yang cukup dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan produktivitas secara keseluruhan. g. Kebijakan pendidikan: Kebijakan pendidikan yang mendukung dan mempromosikan kualitas pendidikan, kesetaraan akses, dan inklusi dapat berdampak positif pada produktivitas pendidikan. Kebijakan yang mendukung profesionalisme guru, pemantauan dan evaluasi yang efektif, dan pemenuhan hak-hak pendidikan dasar bagi semua individu adalah contoh kebijakan yang penting.
3. Dalam pengukuran efisiensi manajemen berbasis sekolah, terdapat
indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur input (masukan), output (keluaran), dan proses. Berikut ini adalah beberapa contoh indikator untuk masing-masing kategori: Indikator Input: a. Jumlah siswa: Jumlah siswa yang bersekolah di sekolah tersebut dapat menjadi indikator input yang penting. b. Jumlah tenaga pendidik: Jumlah guru dan staf pendidik yang ada di sekolah dapat menjadi indikator input. c. Fasilitas fisik: Indikator ini mencakup jumlah dan kualitas ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga, dan fasilitas pendukung lainnya. d. Anggaran pendidikan: Jumlah dana yang dialokasikan untuk kegiatan pendidikan, termasuk sumber daya manusia, bahan ajar, peralatan, dan infrastruktur. Indikator Output: a. Prestasi akademik siswa: Prestasi akademik dapat diukur dengan melihat nilai ujian, rata-rata nilai siswa, tingkat kelulusan, dan prestasi dalam kompetisi akademik. b. Partisipasi siswa: Indikator ini mencakup tingkat absensi siswa, tingkat drop-out, dan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. c. Kualitas lulusan: Indikator ini mencakup kemampuan lulusan dalam memasuki pendidikan lanjutan, memperoleh pekerjaan, atau kesesuaian keterampilan dengan tuntutan pasar kerja. d. Kepuasan siswa dan orang tua: Survei kepuasan siswa dan orang tua dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan terhadap kualitas pendidikan yang diberikan. Indikator Proses: a. Kehadiran dan kualifikasi tenaga pendidik: Indikator ini mencakup tingkat kehadiran guru, tingkat kualifikasi pendidik (pendidikan formal, pelatihan, sertifikasi), dan partisipasi dalam pengembangan profesional. b. Pelaksanaan kurikulum: Indikator ini melibatkan tingkat penerapan kurikulum, penggunaan metode pengajaran yang inovatif, dan pemenuhan standar pembelajaran. c. Manajemen waktu: Indikator ini mencakup efisiensi penggunaan waktu dalam proses pembelajaran dan kegiatan sekolah lainnya. d. Keterlibatan orang tua: Indikator ini mencakup tingkat keterlibatan orang tua dalam kegiatan sekolah, partisipasi dalam pertemuan orang tua-guru, dan dukungan yang diberikan kepada sekolah. DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI Mulyasa, E. (2021). Manajemen Berbasis Sekolah. Banten: Universitas Terbuka.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional