Menurut Larry Kuehn (1996) ada 4 model implementasi MBS. Model tersebut di ancangkan secara berbeda dengan orientasi yang berbeda pula.
Model 1
Kolegial, partisipatori, dan manajemen demokratis dengan melibatkan seluruh staf sekolah di dalam pembuatan keputusan melalui komisi atau staf secara keseluruhan
Model 2
Kepala sekolah memegang kendali utama MBS yang di dalam proses kerjanya melibatkan secara intensif staf dan orang tua murid melalui proses konsultasi. Mekanisme kerja operasi sekolah di arahkan dan di kendalikan oleh kepala sekolah dan administrator lainnya.
Model 3
Komisi orang tua atau dapat di perluas, memegang kendali untuk beberapa bidang tugas, dimana mereka bertindak sebagai komite sekolah. Mereka ini di tunjuk melalui proses pemilihan.
Model 4
Pembentukan satuan tugas secara permanen atau tentatif. Misalnya komisi anggaran, komisi disiplin dll.
Aplikasi MBS disekolah-sekolah pun terus digiring kearah realitas yang sesungguhnya. Ketika MBS diterapkan, sangat potensial terjadi pengguna MBS mengalami Aneka persoalan misalnya:
1. Ketidaksiapan pejabat yang membawahi sekolah untuk melimpahkan atau mendevolusi kewenangannya 2. Ketidaksiapan kepala sekolah dan guru untuk mengembantugas baru 3. Sikap otonom sekolah yang lemah 4. Struktur organisasi yang masih kabur 5. Ketidaksiapan masyarakat menerima beban pendidikan yang lebih dari pada biasanya 6. Beban kerja kepala sekolah dan guru yang terlalu berat. 7. Beban kerja guru yang bertambah 8. Efektifitas pengelolaan sekolah yang belum baik 9. Efisiensi pengelolaan sekolah yang tidak memadai 10. Kebingungan akan peran dan tan ggung jawab baru bagi pihakpihak yang berkepentingan
Esensi MBS adalah otonomi sekolah. Salah satu persyaratan penyelenggaraan sekolah untuk dapat tampil secara otonom atau relatif otonom adalah kemampuan kepemimpinan kepala sekolah yang kuat, kemampuan yang memungkinkan roda manajemen sekolah dapat berjalan baik.
Lawler (1987) berpendapat bahwa dengan menggunakan manajemen pelibatan tinggi (HIGHT INVOLVEMENT MANAGEMENT) akan mendatangkan beberapa manfaat sebagai berikut:
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
metode dan prosedur kerja yang mendorong memunculkan metode baru dan proses pemecahan masalah akan menghasilkan inovasi Daya tarik dan hak memiliki para karyawan terpenuhi Fleksibilitas anggota staf akan menghasilkan kerja tim yang baik. Kualitas pelayanan dan produk yang berkaitang dengan motivasi yang lebih tinggi dan metode lebih baik akan meningkatkan kualitas proses dan produk pekerjaan. Tingkat dukungan staf berupa kemampuan pengelolaan diri. Supervisi dapat berjalan secara efektif dan efisien Keluhan-keluhan dapat di perhatikan melalui komunikasi yang lebih baik Kualitas pembuatan keputusan berupa masukan yang lebih baik Pengembangan kemampuan dan keterampilan staf dapat di rangsang pertumbuhanya.
Drury dan Levin (1994) menulis bahwa MBS setidaknya pada keluaran tingkat menengah akan berkontribusi untuk mendorong peningkatan prestasi belejar siswa terutama melalui 4 hal :
Peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan personalia. Sumber daya yang dimaksud berupa sumber daya pembelajaran misalnya, laboratorium, komputer, buku-buku perpustakaan dan lingkungan sekolah. Sumber daya personalia meliputi kepala sekolah, guru, dan lain-lain. Peningkatan profesionalisme guru. Peningkatan ini dilakukan, baik dari kemampuan penguasaan materi bahan ajar, penguasaan metodologi, kompetensi sosial, maupun kompetensi kemasyarakatan sebagai guru. Implementasi reformasi kurikulum. Ini dapat berupa pola pembelajaran yang hanya sebatas menggiring anak didik untuk menguasai materi pembelajaran ke pembelajaran berbasis luaran. Peningkatan pemberdayaan masyarakat
Perbaikan mutu akademik siswa dapat dilakukan melalui program-program sebagai berikut :
Penetapan kriteria yang ketat untuk setiap perilaku mengajar guru. Penetapan kriteria yang ketat untuk setiap perilaku belajar siswa. Penetapan kriteria yang ketat untuk setiap kegiatan interaksi antara guru dan siswa. Penyediaan buku pembelajaran dan buku pelengkap. Pemetaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung program inti sekolah. Evaluasi keefektivan pembelajaran secara kontinu Pelembagaan program-program yang bersifat kompetitif. Pelibatan orang tua atau wali siswa dalam mengontrol prilaku belajar anak dirumah. Pengembangan budaya belajar Mendatangkan narasumber sebagai kelompok teladan Kegiatan lain yang relevan
Penciptaan suasana sekolah yang menyenangkan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
Penataan taman sekolah Lingkungan sekolah yang bersih Ventilasi ruangan Tidak bising Sopan santun interaksi antar orang Penggunaan sumber daya bersama Keamanan sekolah Kenyamanan sekolah
F. peran-peran baru
MBS bukan tujuan akhir melainkan sebagai wahana bagi kepala sekolah dan guru untuk secara optimal dapat memberdayakan diri bagi penyelenggaraan proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah inti kegiatankegiatan pendidikan formal. Guru menjadi subjek utama pembangun inisiatif.
Guru memengaruhi keputusan dengan cara berpartisipasi dalam hal seperti berikut :
1. 2. 3. 4. Perencanaan program pembelajaran Pengembangan program pembelajaran Pemantauan program pembelajaran Peningkatan mutu program pembelajaran
Sekolah yang ingin merubah diri dengan menerapkan MBS harus bekerja dengan cara sebagai berikut :
1. 2. Mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat, berupa finansial, matreial, gagasan dan lain-lain Menggunakan jasa konsultan dalam mendesain perencanaan dan implementasi MBS berupa perencanaan dan implementasi program-program sekolah, kurikulum, peningkatan prestasi belajar, bidang keguruan dan lain-lain Harus ada kesadaran untuk menerima bahwa kesalahan pasti terjadi selama masa transisi berupa kesalahan desain, implementasi, karna faktor manusia, proyeksi dan lain-lain Memberi imbalan yang pantas bagi pengguna yang berkinerja baik berupa imbalan finansial, nirfinansial, posisional, dan lain-lain
3.
4.
G. masalah-masalah potensial
Salah satu konsep yang muncul sebagai gerakan reformasi pendidikan adalah konsep pemberdayaan dan demokratisasi dalam pembuatan keputusan sekolah.
Mempunyai standar yang tinggi, relevan, berorientasi kedepan, dan lintas disiplin yang tinggi bagi kegiatan pembelajaran siswa di sekolah. Memiliki kepemimpinan yang mendukung bagi terwujudnya program kurikuler, pembelajaran, dan penilaian untuk mencapai standar belajar. Mendesain tujuan strategis dan merumuskan perencanaan untuk mendukung proses perbaikan prestasi belajar siswa. Memiliki sifat dan sikap kepemimpinan yang visioner, reflektif, terfokus, dan konsisten. Menjadi contoh dan mendukung tumbuhnya kreatifitas, keragaman, keamanan, sikap saling menghargai, dan memanfaatkan lingkungan bagi terselenggaranya proses pendidikan. Membangun inisiatif untuk memperluas dukungan masyarakat di dalam mengalokasikan sumber-sumber daerah untuk keperluan sekolah. Mendukung dan memfasilitasi perbaikan yang terus-menerus dan kegiatan belajar dari seluruh staf. Menjamin akuntabilitas bagi terciptanya otonomi sekolah. Menciptakan keterkaitan atau jaringan kerja dengan masyarakat untuk meningkatkan kesuksesan siswa Dan lain-lain