Disusun Oleh:
RICHE AFRINA (NIM. 23216059)
MUHENDA HAFIDH (NIM. 23216014)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tetang model-model dan tahapan analisis kebijakan dan
pengelolaan satuan pendidikan dasar bagi para pembaca dan juga penulis.
Kelompok juga mengucapkan terima kasih. Makalah yang kelompok
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kelompok nantikan dami kesempurnaa makalah ini.
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis kebijakan dan pengelolaan pendidikan dasar menjadi kunci dalam
memastikan efektivitas sistem pendidikan di berbagai negara. Model-model analisis kebijakan
pendidikan dasar berkembang seiring dengan kompleksitas tantangan dan dinamika sosial
yang terus berubah. Salah satu model yang sering digunakan adalah model input-process-
output-outcome (IPOO), yang menyoroti langkah-langkah dari masukan awal hingga hasil
akhir dalam sistem pendidikan. Model ini membantu para pemangku kebijakan untuk
memahami dan mengevaluasi proses pendidikan dengan lebih sistematis.
Selain itu, model analisis kebijakan pendidikan dasar juga mencakup pendekatan
sistemik, yang meneliti interaksi antara berbagai komponen dalam sistem pendidikan, seperti
kurikulum, pengajaran, dan manajemen sekolah. Pendekatan ini memungkinkan pemangku
kebijakan untuk memahami dampak kebijakan tertentu pada seluruh sistem pendidikan, bukan
hanya pada satu aspek saja. Dengan demikian, mereka dapat merancang kebijakan yang lebih
holistik dan berkelanjutan.
Tahapan analisis kebijakan dan pengelolaan pendidikan dasar meliputi identifikasi
masalah, pengumpulan data, analisis kebutuhan, perumusan kebijakan, implementasi, dan
evaluasi. Setiap tahapan ini membutuhkan pendekatan yang berbeda, termasuk penggunaan
berbagai metode penelitian dan teknik analisis. Dengan memahami tahapan-tahapan ini, para
pemangku kebijakan dapat merancang kebijakan pendidikan dasar yang responsif terhadap
kebutuhan masyarakat dan menghasilkan dampak yang signifikan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana model-model kebijakan dan pengelolan di Pendidikan Dasar?
2. Bagaimana tahapan analisis kebijakan dan pengelolaann di Pendidikan Dasar?
3. Bagaimana rancangan program kebijakan di lembaga Sekolah Dasar berdasarkan
Standar Evaluasi?
C. Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan dan meganalisa terkait tentang:
1. Model-model kebijakan dan pengelolan di Pendidikan Dasar?
2. Tahapan analisis kebijakan dan pengelolaann di Pendidikan Dasar?
3. Rancangan program kebijakan di lembaga Sekolah Dasar berdasarkan Standar
Evaluasi?
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konteks kebijakan dan pengelolaan pendidikan dasar, beberapa model telah
dikembangkan untuk membantu pemangku kebijakan dalam merancang,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan pendidikan. Salah satu model yang sering
digunakan adalah model input-process-output-outcome (IPOO). Model ini menggambarkan
pendekatan sistematis terhadap analisis kebijakan pendidikan dasar dengan menyoroti
langkah-langkah dari masukan awal hingga hasil akhir dalam sistem pendidikan. Dengan
fokus pada input (masukan), proses, output, dan outcome (hasil), model IPOO membantu para
pemangku kebijakan untuk memahami dan mengevaluasi efektivitas kebijakan pendidikan
dasar dengan lebih komprehensif.
Selain itu, model-model analisis kebijakan pendidikan dasar juga mencakup pendekatan
sistemik. Pendekatan ini menyoroti kompleksitas interaksi antara berbagai komponen dalam
sistem pendidikan, seperti kurikulum, pengajaran, manajemen sekolah, dan faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi proses pembelajaran. Dengan memahami hubungan antara
berbagai elemen ini, para pemangku kebijakan dapat merancang kebijakan pendidikan dasar
yang lebih holistik dan terintegrasi.
Tahapan analisis kebijakan dan pengelolaan pendidikan dasar juga merupakan bagian
integral dari model-model tersebut. Tahapan-tahapan tersebut meliputi identifikasi masalah,
pengumpulan data, analisis kebutuhan, perumusan kebijakan, implementasi, dan evaluasi.
Melalui tahapan-tahapan ini, para pemangku kebijakan dapat memastikan bahwa kebijakan
pendidikan dasar yang dirancangnya meresponsi kebutuhan masyarakat dengan tepat dan
menghasilkan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Menurut pandangan para tokoh pendidikan mengenai model –model kebijakan
pengelolaan adalah:
Model ini memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengelola sumber daya dan
kegiatan pendidikan mereka sendiri, dengan tetap mempertanggungjawabkan hasilnya
kepada pemerintah dan masyarakat. Dengan demikian, sekolah dapat lebih responsif
terhadap kebutuhan lokal dan memiliki kebebasan untuk mengadopsi pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan mereka.
2. Nadiem Makarim
Nadiem Makarim memiliki visi untuk memperkuat integrasi teknologi dalam
pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Salah satu model kebijakan yang mungkin
ditekankan oleh Nadiem adalah model pembelajaran berbasis teknologi. Melalui model ini,
Nadiem mungkin mendorong penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
dalam proses pembelajaran di semua tingkat pendidikan dasar. Hal ini mencakup
penerapan platform pembelajaran daring, penggunaan aplikasi pembelajaran interaktif, dan
pengembangan konten digital yang sesuai dengan kurikulum nasional.
Selain itu, Nadiem Makarim juga mungkin memperjuangkan model pengelolaan sekolah
yang berbasis data. Dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan memanfaatkan data pendidikan secara efektif, model ini dapat membantu
para pemangku kebijakan dan pengelola sekolah dalam mengambil keputusan yang
didasarkan pada bukti dan informasi yang akurat. Hal ini dapat meningkatkan transparansi,
akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan pendidikan dasar.
Selain itu, Nadiem Makarim juga mungkin mendorong model pengelolaan pendidikan
dasar yang berorientasi pada hasil (outcome-based management). Model ini menekankan
pentingnya fokus pada pencapaian hasil pembelajaran yang konkret dan relevan bagi
peserta didik. Dengan mengukur dan mengevaluasi hasil pembelajaran secara terus-
menerus, model ini dapat membantu meningkatkan akuntabilitas sekolah dan memastikan
bahwa setiap anak mencapai potensinya secara optimal.
Dengan demikian, pandangan Nadiem Makarim tentang model-model kebijakan
pengelolaan pendidikan dasar cenderung mencerminkan dorongan untuk memanfaatkan
teknologi, data, dan orientasi pada hasil dalam upaya meningkatkan kualitas dan relevansi
pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
3. Ki Hadjar Dewantara
Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga mungkin akan menekankan pentingnya melibatkan
komunitas dalam pengelolaan pendidikan dasar. Model-model yang mendorong
keterlibatan orang tua, masyarakat lokal, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya
dalam pembelajaran dan pengambilan keputusan di sekolah diyakini sesuai dengan nilai-
nilai kepedulian sosial yang dipromosikan oleh Ki Hajar Dewantara.
Meskipun masing-masing tokoh memiliki latar belakang dan fokus yang berbeda,
mereka semua mungkin akan menekankan pentingnya pendekatan yang komprehensif,
partisipatif, dan berorientasi pada peserta didik dalam tahapan analisis kebijakan
pengelolaan di pendidikan dasar.
1. Input: Tahap ini melibatkan masukan awal yang menjadi dasar kebijakan, seperti data
pendidikan, aspirasi masyarakat, kebutuhan siswa, dan sumber daya yang tersedia. Contoh
otonomi pendidikan dalam tahap ini bisa berupa penentuan kebutuhan spesifik sekolah
berdasarkan konteks lokal.
2. Process: Proses ini mencakup perumusan kebijakan berdasarkan input yang telah
dikumpulkan. Contoh otonomi pendidikan di tahap ini adalah sekolah-sekolah yang
memiliki kebebasan untuk menentukan kurikulum lokal yang sesuai dengan karakteristik
siswa dan kebutuhan masyarakat setempat.
3. Output: Output dari kebijakan ini mencakup langkah-langkah konkret yang harus diambil
untuk melaksanakan kebijakan tersebut. Contoh otonomi pendidikan di tahap ini adalah
sekolah yang memiliki wewenang untuk mengatur penggunaan anggaran mereka sendiri
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Outcome: Outcome atau hasil dari kebijakan pengelolaan ini adalah dampak yang
diharapkan dari implementasi kebijakan tersebut. Contoh otonomi pendidikan di tahap ini
adalah peningkatan prestasi siswa, peningkatan keterlibatan orang tua, atau peningkatan
kualitas pengajaran.
Tahapan Kebijakan:
1. Identifikasi Masalah: Identifikasi masalah yang spesifik yang perlu diatasi melalui
kebijakan pengelolaan. Contoh otonomi pendidikan dalam tahap ini mungkin adalah
identifikasi bahwa kurikulum nasional tidak sepenuhnya memenuhi kebutuhan lokal.
2. Perumusan Kebijakan: Merumuskan kebijakan berdasarkan masalah yang diidentifikasi,
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip otonomi pendidikan. Contoh otonomi
pendidikan di tahap ini adalah pengembangan kebijakan lokal yang melengkapi atau
melengkapi kurikulum nasional.
3. Implementasi: Melaksanakan kebijakan dengan memberikan otonomi kepada lembaga
pendidikan untuk menerapkannya sesuai konteks lokal. Contoh otonomi pendidikan di
tahap ini adalah memberikan kebebasan kepada sekolah untuk menentukan strategi
pembelajaran yang paling sesuai dengan siswa mereka.
4. Evaluasi: Evaluasi terhadap implementasi kebijakan untuk menilai efektivitasnya dan
membuat penyesuaian jika diperlukan. Contoh otonomi pendidikan di tahap ini adalah
melibatkan sekolah dalam proses evaluasi untuk menilai apakah kebijakan yang diterapkan
berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menggali model dan tahapan kebijakan pengelolaan pendidikan bersama
contoh otonomi pendidikan, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan penting. Model
kebijakan pengelolaan seperti IPOO memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan pendidikan dasar. Ini mencakup
tahapan identifikasi masalah, perumusan kebijakan, implementasi, dan evaluasi, yang
masing-masing memegang peran penting dalam memastikan keberhasilan kebijakan.
B. Saran
Sebagai saran, para pemangku kebijakan pendidikan dapat mempertimbangkan untuk
memperkuat implementasi model-model kebijakan yang telah terbukti efektif, sambil
memberikan lebih banyak ruang bagi otonomi pendidikan di tingkat lembaga pendidikan
dasar. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan panduan yang jelas dan dukungan
teknis untuk penerapan model-model kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan setempat,
sambil memberikan fleksibilitas bagi lembaga pendidikan untuk menyesuaikan praktik
mereka sesuai dengan konteks lokal dan mendukung kerja sama yang kuat antara lembaga
pendidikan, komunitas, dan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Baswedan, A. (2016). Merancang masa depan pendidikan: Pemikiran dan langkah Anies
Makarim, N. (2020). Membangun pendidikan untuk masa depan: Visi dan strategi Nadiem