Anda di halaman 1dari 33

UJIAN AKHIR SEMESTER

INOVASI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu
Dr. H. Enas, SE., MM

Oleh : Murdianah
NIM : 82322324046

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ADMINISTRASI SYSTEM PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
2024

Universitas Galuh

Program Pascasarjana
Program Studi Administrasi Pendidikan

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Nama : Murdianah
NIM : 82322324046
Kelas : ASP B
Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan
Konsentrasi : Administrasi Sistem Pendidikan
Dosen : Dr. H. Enas, SE., MM
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Januari 2024

Jawaban Take Home UAS

1. Berbagai macam model inovasi pendidikan yang dapat diterapkan dalam


pendidikan:
a. Model inovasi apa yang paling tepat jika saudara ingin
melaksanakannya di sekolah !
Menentukan model inovasi pendidikan yang tepat sangat tergantung pada
konteks, tujuan dan kebutuhan spesifik di sekolah tersebut. Mensitasi dari
materi kuliah Inovasi pendidikan (Dr. H. Enas, SE., MM: PPT 2&9
Desember 2023, hal 11) bahwa inovasi pendidikan adalah suatu perubahan
yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal (yang ada sebelumnya), serta
disengaja diciptakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan
tertentu dalam pendidikan.

Menurut Ibrahim (1988:177) model inovasi pendidikan terdiri dari: (1) model
penelitian, pengembangan, dan difusi (Research-Development-Diffusion-
Model) yaitu model inovasi yang berdasarkan pemikiran bahwa setiap orang
tentu memerlukan perubahan, dan unsur pokok perubahan ialah penelitian,
pengembangan, difusi; (2) model pengembangan organisasi (organization
development mode) yaitu model yang berorientasi pada organisasi dari pada
organisasi pada sistem sosial. Model ini berpusat pada sekolah. Model
pengembangan organisasi ini berbeda dengan model pengembangan dan
difusi. (3) mode konfigurasi (configuration model) . Model konfigurasi atau
disebut juga konfigurasi teori difusi inovasi yang juga terkenal dengan istilah
CLER, model dengan pendekatan secara konprehensif untuk
mengembangkan strategi inovasi (perubahan pendidikan) pada situasi yang
berbeda. (sumber:https://www.gramedia.com)
Adapun menurut pendapat saya dari ketiga model yang dipaparkan
sebelumnya model inovasi pendidikan yang paling tepat dilaksanakan di
sekolah tempat mengajar saya adalah model pengembangan organisasi
(organization development mode). Model pengembangan organisasi
(organization development mode)yaitu model yang berorientasi pada
organisasi dari pada organisasi pada sistem sosial. Model ini berpusat pada
sekolah. Model pengembangan organisasi berorientasi pada nilai yang tinggi
artinya dalam model ini juga mendasarkan pada filosofi yang menyarankan
agar sekolah jangan hanya diberi tahu tentang inovasi pendidikan dan disuruh
menerimanya, Sekolah harus menjadi organisasi yangmemahami persoalan
yang dihadapi, serta mampu untuk menciptakan cara pemecahan
permasalahan itu sendiri dengan mengorganisir berbagai macam sumber
yang ada dalam organisasi itu sendiri atau dengan bantuan ahli dari luar
organisasi dan juga mampu menentukan cara bagaimana menerapkan inovasi
serta menilai hasil yang telah dicapai (Ibrahim, 1988:179). Beberapa
contohnya inovasi pendidikan yang berkaitan dengan model pengembangan
organisasi yaitu dengan dikembangkannya stategi pembelajaran yang
inovatif sebagaimana yang diungapkan oleh Wena (2009) dalam bukunya
yang berjudul stategi pembelajaran inovatif kontemporer terdapat berbagai
strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran pemecahan masalah,
strategi pembelajaran ranah motorik, strategi pembelajaran kreatif produktif-
pembelajaran berbasis proyek dan pembelajaran kuantum, strategi
pembelajaran siklus-pembelajaran generative-belajar tuntas dan
pembelajaran kooperatif dan strategi pembelajaran berbasis komputer dan
pembelajaran berbasis elektronik (sumber:https://www.gramedia.com)
Sebelum memilih model inovasi, ada beberapa faktor yang diperhatikan
misalnya; Karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, sumber daya yang
tersedia, keterlibatan guru dan siswa, serta kebutuhan khusus sekolah
tersebut. Dengan memperhatikan faktor- faktor tersebut maka model
inovasi yang paling tepat dilaksanakan di sekolah saya adalah model
inovasi Top-Down (Dari Atas ke Bawah) yaitu model inovasi pembelajaran
berdiferensiasi. Dalam pendekatan ini, kebijakan atau inisiatif untuk
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi mungkin berasal dari tingkat
manajemen atau kepemimpinan sekolah.
Kepala sekolah atau administrasi pusat dapat merancang pedoman atau
kebijakan sekolah yang mendorong atau mensyaratkan penerapan
pembelajaran berdiferensiasi. Guru diharapkan untuk mengikuti pedoman
tersebut dalam merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang
membedakan untuk memenuhi kebutuhan belajar yang beragam di antara
siswa.
b. Mengapa dikatakan tepat atau baik, berikan alasan !
Model inovasi dikatakan tepat atau baik, karena itu berubah kea rah lebih
baik, sengaja , bersifat kualitatif, baru bagi social tertentu dan juga guna
untuk memecahkan masalah itu sendiri ( dikutip dari ppt Dr. H.ENAS,
SE.,MM.).
Model Pengembangan Organisasi dikatakan baik juga karena model ini lebih
berorientasi pada organisasi dari pada organisasi pada sistem sosial. Model
ini berpusat pada sekolah. Model pengembangan organisasi ini berbeda
dengan model pengembangan dan difusi. Model pengembangan
organisasi berorientasi pada nilai yang tinggi artinya dalam model ini juga
mendasarkan pada filosofi yang menyarankan agar sekolah jangan hanya
diberi tahu tentang inovasi pendidikan dan disuruh menerimanya, Sekolah
harus menjadi organisasi yang memahami persoalan yang dihadapi, serta
mampu untuk menciptakan cara pemecahan permasalahan itu sendiri dengan
mengorganisir berbagai macam sumber yang ada dalam organisasi itu
sendiri atau dengan bantuan ahli dari luar organisasi dan juga mampu
menentukan cara bagaimana menerapkan inovasi serta menilai hasil yang
telah dicapai (Ibrahim, 1988:179). Beberapa contohnya inovasi pendidikan
yang berkaitan dengan model pengembangan organisasi yaitu dengan
dikembangkannya stategi pembelajaran yang inovatif sebagaimana yang
diungapkan oleh Wena (2009) dalam bukunya yang berjudul stategi
pembelajaran inovatif kontemporer terdapat berbagai strategi pembelajaran
seperti strategi pembelajaran pemecahan masalah, strategi pembelajaran
ranah motorik, strategi pembelajaran kreatif produktif-pembelajaran berbasis
proyek dan pembelajaran kuantum, strategi pembelajaran siklus-
pembelajaran generative-belajar tuntas dan pembelajaran kooperatif dan
strategi pembelajaran berbasis komputer dan pembelajaran berbasis
elektronik (e-learning).
Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang mengakui bahwa
setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam
pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi
dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian. Model ini
dikatakan tepat atau baik karena model inovasi pembelajaran berdiferensiasi
itu menyesuaikan metode pengajaran dan materi untuk memenuhi kebutuhan
belajar yang beragam di antara siswa. Di samping itu model ini juga memiliki
kelebihan, diantaranya adalah memenuhi kebutuhan peserta didik,
memaksimalkan kualitas pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar
siswa, siswa menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas, mengembangkan
keterampilan sosial, karena sering bekerja dalam kelompok kecil atau berasal
dari latar belakang yang berbeda, memungkinkan mereka untuk saling
berinteraksi dan bekerja sama dengan teman sekelas yang memiliki
kemampuan dan persepsi yang berbeda. Dengan penerapan pembelajaran
berdiferensiasi, diharapkan setiap siswa dapat memperoleh pengalaman
belajar yang sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuannya, sehingga
dapat memaksimalkan potensi belajar masing-masing siswa.

c. Buat petunjuk/penjelasan yang saudara anggap baik untuk


menerapkan Inovasi tersebut !
Membuat rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan.
 Apa yang diperlukan sehingga perlu ada perubahan?
 Adakah hal-hal lain yang perlu dilakukan sehingga perlu ada
perubahan?
 Adakah hal-hal lain yang ikut menunjang penerapan inovasi?
1. Menggunakan metode atau cara yang tepat dalam merancang strategi
pembelajaran inovatif dengan syarat:
 Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh
guru, siswa, serta orang tua dan juga masyarakat. Tujuan hendaknya
dapat dirumuskan dengan jelas sesuai dengna tingkat pengetahuan,
tingkat keterampilan dan sikap .
 Cara yang tepat dalam merancang strategi pembelajaran inovatif
harus memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi melalui
pemberian motivasi yang positif
 Pengambilan keputusan inovasi diusahakan agar individu dapat
berpartisipasi aktif dengan tetap memperhatikan fasilitas dan media
yang ada.
 Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi.
3.Menggunakan berbagai macam alternatif untuk mempermudah
penerapan inovasi. Dengan cara menggunakan data atau informasi
yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan penerapan inovasi. Perubahan atau inovasi di sekolah
memerlukan persfektif yang sangat luas. Berbagai data dari
berbagai bidang dan sudut pandang perlu didayagunakan. Misalnya
untuk mengadakan perubahan tentang cara belajar siswa perlu
diketahui tentang data penilaian setiap siswa untuk setiap bidang
studi.
4. Menggunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas
terjadinya penerapan inovasi. Seperti data pemahaman dan
partisifasi individu terhadap program yang ada, analisis kemudahan
dan kesukaran untuk mencapai tujuan, data penilaian terhadap bahan
media instruksional yang diproduksi sekolah, data jumlah dan
macam diagnostic tes dari siswa, data perubahan isi kurikulum dan
data pandangan ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program
baru.
5. Mengusahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.
Pengorganisasian kegiatan perlu memperhatikan jadwal kegiatan.
Untuk pelajaran yang menggunakan latihan/praktek perlu waktu
lama dari pada waktu untuk pelajaran yang hanya dengan ceramah.
6. Mengusahakan mencari jawaban atas berbagai macam
pertanyaan dasar tentang inovasi di sekolah.
7. Proses penerapan inovasi pendidikan akan lancar dan dapat
mencapai tujuan dengan efektif jika program inovasi dipersiapkan
dan direncanakan dengan matang. Perencanaan ini perlu
memperhatikan peranan prioritas inovasi untuk kemajuan sekolah.

Petunjuk/penjelasan untuk menjalankan inovasi pembelajaran


berdiferensiasi adalah:

1) Memetakan Kebutuhan Belajar murid dengan mengelompokkan


menjadi 3 aspek yaitu kesiapan belajar murid ( kapasitas untuk
menguasai materi baru sesuai dengan keterampilan dan pemahaman
yang mereka miliki sebelumnya), minat murid ( menimbulkan
keingintahuan murid), profil belajar murid ( murid belajar dengan
cara yang mereka sukai).
Contoh memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil
belajar murid:
Pak Bagus akan mengajar IPA dengan tujuan siswa dapat
mendemonstrasikan tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan
hasil diagnotis awal, Ia mengetahui bahwa sebagian mempunyai
gaya belajar visual, sebagian lagi bergaya auditori, dan kinestetik.
Untuk memenuhi gaya belajar siswa-siswanya, Pak Bagus
melakukan cara-cara berikut:

 Saat mengajar; 1) Pak Bagus banyak menggunakan gambar saat


menjelaskan, 2) Menggunakan video yang berisi penjelasan lisan,
3) Membuat beberapa sudut belajar agar siswa dapat bergerak
 Saat memberikan tugas; Pak Bagus memberikan kebebasan
kepada siswa untuk mendemonstrasikan habitat makhluk hidup,
bisa dengan gambar, rekaman wawancara, atau bermain peran.

Cara untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dapat


menggunakan berbagai macam cara, misalnya:

a) mengamati perilaku siswanya


b) mengidentifikasi pengetahuan awal siswa terkait dengan
topik yang akan dibahas;
c) melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat
kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari
proses penilaian tersebut;
d) mendiskusikan kebutuhan murid dengan orang tua atau wali
murid;
e) mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu
tugas atau aktivitas;
f) bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
g) membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk
melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat
pencapaian murid sebelumnya;
h) berbicara dengan guru murid sebelumnya;
i) membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh
murid saat ini;
j) menggunakan berbagai penilaian penilaian diagnostik untuk
memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang sesuai;
k) melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
l) mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran
mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran
mereka; dll.

2) Menciptakan strategi pembelajaran yang membangkitkan minat


siswa, seperti pembelajaran berbasis lingkungan, pembelajaran
melalui media sosial, dan sebagainya.
Cara menarik minat beljar murid diantaranya adalah:

1. Menciptakan situasi pembelajaran yang menarik minat siswa


(misalnya dengan humor)
2. Menciptakan konteks pembelajaran yang dikaitkan dengan minat
individu murid
3. Menyampaikan manfaat dari apa yang dipelajari siswa
4. Mengajak siswa untuk memecahkan suatu masalah.

3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berkarya dan


berkolaborasi dengan sesama dalam konteks pembelajaran, seperti
melalui penggunaan media sosial sebagai sarana untuk
pembelajaran.
4) Memberikan penilaian yang tepat untuk setiap gaya belajar siswa
dan memberikan umpan balik secara individual.
5) Menggunakan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi
dengan siswa dan memberikan umpan balik
6) Penyesuaian materi pembelajaran dengan gaya belajar siswa dan
tujuan pembelajaran.
Dengan mengimplementasikan petunjuk di atas, diharapkan inovasi
pembelajaran berdiferensiasi dapat memberikan pengalaman belajar
yang efektif dan efisien bagi siswa dengan beragam gaya belajar, serta
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pendekatan yang
sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing siswa

2. Jawab pertanyaan di bawah ini (silahkan sitasi dari buku dosen ybs)
a. Apa ciri-ciri inovasi dan apa yang diharapkan dari adanya suatu
perubahan dalam inovasi pendidikan !
Karakteristik/Ciri-ciri Inovasi pendidikan (Sumber:Modul Ajar PPT
Inovasi Pendidikan Dr.H.Enas,SE,MM.)
1. Keunggulan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dapat memberikan
manfaat
atau keuntungan, bagi penerimanya, yang dapat diukur berdasarkan
nilai
ekonominya, prestise sosial, kenyamanan, kepuasaan dan lainnya.
2. Konfirmanilitas/Kompatibel (Compatibility), ialah tingkat
kesesuaian inovasi dengan nilai (value), pengalaman lalu, dan
kebutuhan dari penerima.
3. Kompleksitas (complexity), ialah tingkat kesukaran atau kerumitan
untuk
memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima.
4. Trialabilitas (Trialability), ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu
inovasi oleh
penerima.
5. Dapat diamati (Observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu
hasil
inovasi.
6. Kompatibilitaas, artinya cepat lambatnya penerimaan inovasi
tergantung dari
kesesuaiannya dengan nilai-nilai (value) warga masyarkat.
7. Kompleksitas, artinya inovasi yang dapat mudah digunakan oleh
peneria akan
cepat tersebar dengan cepat.
8. Status ilmiah, artinya suatu inovasi yang mudah dimengerti dan
mudah
digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi
yang sukar
dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat
proses
penyebarannya.
9. Kadar keaslian, artinya warga masyarakat dapat cepat menerima
inovasi
apabila dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.
10. Dapat dilihat kemanfaatannya, artinya suatu inovasi yang hasilnya
mudah
diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan
sebaliknya inovasi
yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.
11. Dapat dilihat batas sebelumnya, artinya suatu inovasi akan makin
cepat
diterima oleh masyarakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya.
12. Keterlibatan sasaran perubahan, artinya inovasi dapat mudah
diterima apabila warga
masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.
13. Hubungan interpesonal, artinya jika hubungan interpersonal baik,
dapat
mempengaruhi
temanya untuk menerima inovasi. Dengan hubungan yang baik
maka orang yang
menentang akan menjadi bersikap lunak, orang simpati akan
menjadi tertarik dan
orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14. Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privateness),
artinya inovasi yang
bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima.

( Sumber dari Modul Ajar PPT Inovasi Pendidikan


Dr.H.Enas,SE,MM.)

Harapan atau tujuan Inovasi Pendidikan adalah meningkatkan


efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas: sarana serta jumlah
pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta
didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan
sumber, tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah yang
sekecil-kecilnya. Adapun tujuan yang diharapkan dari inovasi
pendidikan di
Indonesia pada umumnya adalah
1) Lebih meratanya pelayanan pendidikan
2) Lebih serasinya kegiatan belajar
3) Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan
4) Lebih efektif dan efisiensinya sistem penyajian
5) Lebih lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
6) Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional
7) Lebih kokohnya kesadaran, identitas dan kesadaran nasional
8) Tumbuhnya masyarakat gemar belajar
Sikap Terhadap Inovasi dalam Perkembangan Iptek

1) Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.

2) Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.

3) Memanfaatkan iptek dengan bijaksana

4) Menghargai jenis pekerjaan sesuai dengan prestasi.

5) Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk


pembangunan berkelanjutan.

6) Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.

7) Tetap menjunjung nilai keluhuran bangsa dengan menjadi


manusia yang bermoral.

b. Sebutkan dan jelaskan apa saja tahap perubahan prilaku baik secara individu
maupun berencana dalam suatu inovasi pendidikan !
Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu (a) tahap
pengetahuan, (b) tahap bujukan, (c) tahap keputusan, (d) tahap implementasi,
dan (e) tahap konfirmasi.
Menurut Transtheoretical Model yang diperkenalkan James Prochaska dan
Carlo DiClemente pada akhir tahun 1970, ada sejumlah tahapan yang terjadi
dalam perubahan perilaku. Mereka menyebut bahwa perubahan tidak terjadi
dengan mudah, serta membutuhkan komitmen untuk dapat terwujud.
Enam tahapan utama dalam perubahan perilaku adalah sebagai berikut:
1) Precontemplation
Precontemplation merupakan tahap saat seseorang belum mengakui ada
perilakunya yang bermasalah. Teman, anggota keluarga, atau pasangan
mungkin telah mengisyaratkan bahwa ada perilaku yang bermasalah, namun
Anda memilih untuk menyangkalnya.
Beberapa orang mungkin juga merasa pasrah dengan keadaan yang ada dan
percaya bahwa mereka tidak memiliki kendali atas perilakunya. Ada juga
yang merasa bahwa perilakunya yang sebenarnya merusak bukanlah sebuah
masalah. Hal ini biasa terjadi karena kurangnya informasi soal konsekuensi
dari tindakan yang dilakukan.
2) Contemplation
Pada tahap contemplation, seseorang akan semakin sadar soal manfaat
melakukan perubahan. Namun, adanya harga yang harus dibayar kemudian
memicu konflik dalam diri mereka untuk memutuskan apakah perubahan
perlu dilakukan atau tidak.
Tahapan ini bisa berlangsung selama beberapa bulan, bahkan hingga
hitungan tahun. Banyak orang yang gagal dalam tahapan ini karena tidak
melihat perubahan sebagai sarana mendapat keuntungan fisik, mental,
maupun emosional.
3) Preparation
Preparation adalah tahap saat seseorang mulai melakukan perubahan kecil
sebagai bentuk persiapan. Misal, saat ingin menurunkan berat badan, Anda
akan beralih ke makanan-makanan yang rendah lemak.
Agar berhasil melewati tahap ini, siapkan sebanyak mungkin informasi yang
mendukung Anda untuk melakukan perubahan perilaku. Siapkan juga daftar
motivasi dan pasang di tempat yang mudah terlihat supaya selalu teringat
untuk berubah lebih baik lagi.
4) Action
Dalam tahap ini, seseorang akan mulai mengambil tindakan langsung untuk
meraih apa yang menjadi tujuannya. Contoh, jika ingin menurunkan berat
badan, Anda akan mulai menerapkan pola makan sehat, rutin berolahraga,
dan mengurangi konsumsi camilan.
Jangan lupa untuk sesekali memberi hadiah bagi diri sendiri untuk setiap
langkah positif yang diambil. Penguatan dan dukungan sangatlah dibutuhkan
agar Anda dapat melewati tahap ini dengan lancar.
5) Maintenance
Maintenance merupakan tahap saat Anda mencoba untuk mempertahankan
perilaku baru. Pada tahap ini, cobalah mencari cara untuk menghindari
godaan. Beri hadiah untuk diri sendiri ketika Anda berhasil menghindari
godaan yang ada dengan baik.
Jika Anda goyah, jangan mudah menyerah. Ingatkan diri Anda bahwa itu
hanyalah kemunduran kecil, sebelum kemudian mencari cara untuk
memperbaiki dan mempertahankan perilaku positif yang baru.
6) Relapse
Ketika melakukan perubahan perilaku, kekambuhan adalah hal yang biasa
terjadi. Saat perilaku lama kambuh, Anda mungkin akan mengalami
kekecewaan, frustasi, dan merasa gagal.
Kunci supaya berhasil yaitu tidak membiarkan kemunduran tersebut merusak
kepercayaan diri Anda. Jika Anda mulai kembali ke pola perilaku lama,
cobalah mencari tahu apa yang menjadi pemicu kekambuhan beserta
tindakan untuk menghindarinya. (sumber:https://www.gramedia.com)

c. Jelaskan keberkaitan Inovasi dalam Produktivitas dan ImplementasiInovasi


dalam teknologi !
Keberkaitan Inovasi dalam Produktivitas dan Implementasi Inovasi dalam
teknologi yaitu kita menyadari bahwa sekarang adalah era globalisasi,
Dimana teknologi digital menjadi hal yang utama, (mengutif dari ppt Dr.
H. Enas, SE.,MM.). Pengimplementasian teknologi akan mendorong
industri untuk menciptakan produk yang terstandarisasi dengan biaya yang
lebih rendah pada kegiatan operasionalnya sehingga menciptakan efisiensi
(Viverita dan Ariff, 2008). Selanjutnya,teknologi sangat berperan dalam
meningkatkan daya saing global, teknologi dapat membantu industri untuk
melakukan inovasi, setiap kelemahan dapat dikurangi bahkan dihilangkan
(Mohannak, 2007).
Sasaran penguatan pilar teknologi yang ingin dicapai yaitu teknologi yang
memperkaya ide kreasi, mentransformasi ide menjadi karya nyata, terjangkau
masyarakat Indonesia,dan senantiasa berevolusi menuju inovasi yang lebih
baik. Sasaran tersebut dapat dicapai dengan arah pengembangan penguatan
pilar teknologi sebagai berikut:
(1) Pembentukan basis-basis teknologi pendukung industry kreatif menuju
klaster teknologi, (2) Penguatan kapasitas kemampuan penguasaan teknologi
dan computer literacy, (3) Penguatan iklim usaha kondusif untuk merangsang
investasi teknologi dan infrastruktur teknologi. Selanjutnya berkaitan dengan
produktivitas kerja suatu organisasi, hal ini erat kaitannya dengan
performance atau kinerja hasil akhir (output) yang meliputi efisiensi,
efektifitas, dan profitabilitas (Sumanth, 1994; Koss dan Lewis, 1993; Thomas
dan Baron, 1994; Jackson dan Petersson, 1999). Suatu usaha perlu membuat
pengukuran atas kinerjanya sebagai dasar untuk menentukan seberapa tinggi
pencapaian produktivitasnya. Dasar produktivitas diukur berdasarkan rasio
antara output (barang maupun jasa) dibandingkan dengan seluruh input yang
digunakan untuk menghasilkan output tersebut yang meliputi tenaga kerja,
modal, bahan baku, dan sumber daya lainnya (Hill, 1993).
(sumber:https://www.gramedia.com)
Keberhasilan inovasi dalam produktivitas dan implementasi inovasi dalam
teknologi memiliki keterkaitan yang erat. Berikut adalah penjelasan
mengenai hubungan antara inovasi, produktivitas, dan implementasi inovasi
dalam teknologi:
1. Inovasi dalam produktivitas
 Inovasi merujuk pada pengembangan ide, konsep, atau
solusi baru yang dapat membawa perubahan positif.
Dalam konteks produktivitas, inovasi dapat mengarah
pada peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam
melaksanakan tugas atau kegiatan.
 Implementasi inovasi dalam proses kerja atau bisnis dapat
menghasilkan perbaikan produktivitas dengan
memperkenalkan metode atau teknologi baru yang lebih
efisien.
 Contohnya, penggunaan perangkat lunak atau sistem
otomatisasi dalam produksi atau manajemen tugas dapat
meningkatkan produktivitas karena mengurangi waktu
dan upaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
2. Implementasi Inovasi dalam Teknologi
 Inovasi dalam teknologi mencakup pengembangan,
penerapan, atau integrasi teknologi baru untuk mencapai
tujuan tertentu.
 Teknologi sering kali menjadi pendorong utama
perubahan dalam berbagai sektor. Implementasi inovasi
teknologi dapat menghasilkan perbaikan dalam berbagai
aspek, seperti komunikasi, manufaktur, pelayanan, dan
lainnya.
 Contohnya, adopsi teknologi cloud computing,
kecerdasan buatan, atau Internet of Things (IoT) dapat
mengubah cara bisnis beroperasi, meningkatkan efisiensi,
dan menciptakan peluang baru.
3. Keterkaitan Antara Keduanya
 Inovasi dalam produktivitas dan inovasi dalam teknologi
saling mendukung. Peningkatan produktivitas melalui
penerapan inovasi dapat mendorong organisasi atau
individu untuk terus mencari solusi baru, termasuk solusi
berbasis teknologi.
 Sebaliknya, teknologi yang inovatif dapat menjadi
katalisator untuk perubahan positif dalam produktivitas.
Teknologi yang memungkinkan otomatisasi, analisis data
canggih, atau konektivitas global dapat membantu
meningkatkan kinerja dan efisiensi.
Jadi, kesuksesan implementasi inovasi dalam teknologi dapat
berkontribusi secara signifikan pada perbaikan produktivitas, dan
sebaliknya, peningkatan produktivitas dapat memacu pencarian
inovasi lebih lanjut, termasuk penggunaan teknologi yang lebih
maju.
3. Mengapa penerapan inovasi dalam suatu sekolah sering mengalami kegagalan
! Berikan alasannya dan berikan suatu kasus serta bagaimanacara mengatasinya
!
Penerapan inovasi dalam suatu sekolah sering mengalami kegagalan itu
dikarenakan:

1. Perkiraan inovasi yang tidak akurat


2. Konflik dan motif tidak sehat
3. Berbagai faktor pendukung yang lemah menyebabkan belum
berkembangnya inovasi yang dihasilkan
4. Perbendaharaan (Keuangan)
5. Penolakan kelompok tertentu dari hasil inovasi
6. Hubungan sosial dan kurangnya publikasi
7. Kurangnya dukungan dan komitmen dari pihat kepala sekolah dan guru
8. Ketidaksesuaian inovasi dengan kebutuhan dan konteks sekolah

Contoh kegagalan inovasi di sekolah dan cara mengatasinya


Pada Kurikulum 2013 dilaksanakan berdasarkan pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi namun dalam proses pelaksanaannya banyak
guru yang belum mampu memanfaatkan teknologi yang dapat
mempermudah pekerjaannya. Sebagai contoh di suatu sekolah mendapatkan
fasilitas pendidikan yang baru berupa smartboard yang juga dilengkapi oleh
jaringan internet. Para guru diberikan kesempatan untuk memanfaatkan
fasilitas tersebut dalam proses pembelajaran. Namun, karena tidak memiliki
kemampuan dasar mengenai program smartboard mengakibatkan fasilitas
yang telah ada sebagai inovasi pendidikan tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Pada kasus ini terjadi kegagalan inovasi. Adapun cara
mengatasinya adalah dapat dilakukan dengan memberikan tutor sebaya,
guru yang menguasai dan dapat mengoperasikan smartboard memberikan
contoh dan latihan secara langsung kepada guru yang belum mampu.
Mengadakan atau mengikuti pelatihan kepada guru-guru atau mengikuti
kegiatan workshop atau seminar yang dapat meningkatkan keterampilan
para guru tersebut. Pada upaya tersebut sangat dibutuhkan peran opinion
leader dan agent of change (agen perubahan). Dengan demikian kegagalan
inovasi pendidikan disekolah dapat diatasi

Contoh Kasus Kegagalan Inovasi yang lain yang terjadi adalah dari Inovasi
Model Top-down yaitu model Inovasi yang berasal dari
atasan/pemerintah,karena dalam prosesnya kurang bahkan tidak melibatkan
seluruh stakeholder yang ada dan terkesan dipaksakan sehingga
mengakibatkan kegagalan suatu inovasi itu sendiri.
Cara menanggulangi inovasi model ini ke depan seharusnya
mengedepankan musyawarah mufakat semua stakeholder yang ada dan
dengan dasar pertimbangan yang sangat matang terkait alasan-alasan di atas
sehingga tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk
mengimplementasikannya di bawah/di lapangan.
Langkah-langkahnya :
1. Membuat rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan.
Apa yang diperlukan sehingga perlu ada perubahan?
Adakah hal-hal lain yang perlu dilakukan sehingga perlu ada
perubahan?
Adakah hal-hal lain yang ikut menunjang penerapan inovasi?
2. Menggunakan metode atau cara yang tepat dalam merancang strategi
pembelajaran inovatif dengan syarat:
Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru,
siswa, serta orang tua dan juga masyarakat. Tujuan hendaknya dapat
dirumuskan dengan jelas sesuai dengna tingkat pengetahuan, tingkat
keterampilan dan sikap .
Cara yang tepat dalam merancang strategi pembelajaran inovatif harus
memberikan rangsangan agar mau menerima inovasi melalui
pemberian motivasi yang positif
Pengambilan keputusan inovasi diusahakan agar individu dapat
berpartisipasi aktif dengan tetap memperhatikan fasilitas dan media yang
ada.
Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi.
3. Menggunakan berbagai macam alternatif untuk mempermudah
penerapan inovasi. Dengan cara menggunakan data atau informasi yang
sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan
penerapan inovasi. Perubahan atau inovasi di sekolah memerlukan
persfektif yang sangat luas. Berbagai data dari berbagai bidang dan sudut
pandang perlu didayagunakan. Misalnya untuk mengadakan perubahan
tentang cara belajar siswa perlu diketahui tentang data penilaian setiap
siswa untuk setiap bidang studi.
4. Menggunakan tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya
penerapan inovasi. Seperti data pemahaman dan partisifasi individu
terhadap program yang ada, analisis kemudahan dan kesukaran untuk
mencapai tujuan, data penilaian terhadap bahan media instruksional yang
diproduksi sekolah, data jumlah dan macam diagnostic tes dari siswa,
data perubahan isi kurikulum dan data pandangan ahli tentang hasil
pengamatannya terhadap program baru.
5. Mengusahakan adanya pengorganisasian kegiatan yang memungkinkan
terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Pengorganisasian kegiatan
perlu memperhatikan jadwal kegiatan. Untuk pelajaran yang
menggunakan latihan/praktek perlu waktu lama dari pada waktu untuk
pelajaran yang hanya dengan ceramah.
6. Mengusahakan mencari jawaban atas berbagai macam pertanyaan dasar
tentang inovasi di sekolah.
7. Proses penerapan inovasi pendidikan akan lancar dan dapat mencapai
tujuan dengan efektif jika program inovasi dipersiapkan dan
direncanakan dengan matang. Perencanaan ini perlu memperhatikan
peranan prioritas inovasi untuk kemajuan sekolah.

4. Konsekwensi inovasi merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial


sebagai hasil dari perubahan atau penolakan suatu inovasi. Jelaskan dan berikan
contoh yang jelas serta sebutkan konsekwensinya baik langsung ataupun tidak
langsung.
Konsekuensi inovasi adalah perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
hasil dari perubahan atau penolakan suatu inovasi. Contoh konsekuensi inovasi
dalam pendidikan adalah pemanfaatan sarana teknologi informasi dalam bidang
pendidikan. Konsekuensi dari pengadopsian sebuah inovasi yaitu berupa invensi
(pembaharuan) dan difusi (perubahan) yang menjadi tujuan yang ingin dicapai.
Konsekuensi inovasi dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Beberapa
contoh konsekuensi inovasi pendidikan yang bersifat langsung adalah
peningkatan kualitas pembelajaran, peningkatan motivasi siswa, dan
peningkatan keterampilan guru. Sedangkan contoh konsekuensi inovasi
pendidikan yang bersifat tidak langsung adalah perubahan dalam sistem
pendidikan, perubahan dalam kebijakan pendidikan, dan perubahan dalam
masyarakat secara keseluruhan. Konsekuensi inovasi dapat berdampak positif
maupun negatif tergantung pada bagaimana inovasi tersebut diimplementasikan
dan diterapkan.
Guru, pengelola, dan pelindung untuk menghindari masalah di atas, terutama
untuk mengubah sikap dan perilaku terhadap perubahan di sekolah yang sedang
berkembang sehingga perubahan dan reformasi diharapkan berhasil. Beberapa
alasan mengapa inovasi sering ditolak atau ditolak oleh pelaksana inovasi
lapangan atau sekolah adalah sebagai berikut:
 Sekolah atau guru tidak terlibat dalam perencanaan, desain, atau bahkan
implementasi inovasi. Pastikan bahwa ide dan inovasi baru tidak dianggap
milik guru atau sekolah, dan milik orang lain yang tidak perlu dilaksanakan
karena tidak sesuai dengan keinginan dan kondisi sekolah.
 Guru telah menggunakan sistem atau metode selama bertahun-tahun dan
tidak ingin mengubahnya, jadi dia ingin mempertahankan sistem atau
metode yang ada. Selain itu, sistem yang mereka miliki dianggap sebagai
keamanan atau kepuasan oleh mereka dan sesuai dengan ide-ide mereka.
Guru masih mempertahankan sistem yang ada.
 Inovasi baru dari pihak lain, terutama Pusat (khususnya Kemendiknas),
belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi guru dan
siswa. Hal ini juga diungkapkan oleh Munro (1987: 36), yang menyatakan
bahwa “kesenjangan antara niat dan praktik guru merupakan hambatan
utama bagi keberhasilan program inovatif”.
 Inovasi yang diperkenalkan dan diimplementasikan dari Pusat adalah
semua trend proyek yang ditentukan oleh Pencipta Inovasi Pusat. Inovasi ini
dapat dihentikan ketika proyek selesai, atau ketika keuangan dan keuangan
habis. Oleh karena itu, sekolah dan guru terpaksa melakukan perubahan atas
permintaan inovator pusat dan tidak memiliki kewenangan untuk
mengubahnya.
 Kekuatan dan kekuasaan pusat begitu besar sehingga sekolah dan guru dapat
ditekan untuk mewujudkan keinginan pusat, yang mungkin belum tentu
sesuai dengan keinginan atau keadaan sekolah.

Untuk menghindari penolakan misalnya yang disebutkan di atas, faktor-


faktor primer yang perlu diperhatikan pada penemuan pendidikan
merupakan pengajar, anak didik, kurikulum, fasilitas, dan lingkungan
masyarakat seperti penjelasan berikut ini: ( Sumber dari ppt Dr. H. Enas,
SE.,MM.).

1. Pengajar Atau Guru


Pengajar menjadi ujung tombak pada aplikasi pendidikan adalah pihak yang
sangat berpengaruh pada proses belajar mengajar. Kepiawaian dan
kewibawaan pengajar sangat memilih kelangsungan proses belajar
mengajar pada kelas juga efeknya pada luar kelas. Pengajar wajib pintar
membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai.

Ada beberapa hal yang bisa membangun kewibawaan pengajar diantaranya


merupakan dominasi materi yang diajarkan, metode mengajar yang sinkron
menggunakan situasi dan syarat anak didik, interaksi antar individu, baik
menggunakan anak didik juga antar sesama pengajar dan unsur lain yang
terlibat pada proses pendidikan misalnya administrator. Contohnya ketua
sekolah dan rapikan bisnis dan warga sekitarnya, pengalaman dan
keterampilan mengajar itu sendiri.

Dengan demikian, maka pada pembaharuan pendidikan, keterlibatan


pengajar mulai menurut perencanaan penemuan pendidikan hingga
menggunakan aplikasi dan evaluasinya memainkan kiprah yang sangat
besar bagi keberhasilan suatu penemuan pendidikan. Tanpa melibatkan
mereka, maka sangat mungkin mereka akan menolak penemuan atau
inovasi yang diperkenalkan pada mereka. Hal ini karena mereka menduga
penemuan yang tidak melibatkan mereka adalah bukan miliknya yang wajib
dilaksanakan, namun sebaliknya mereka menduga akan mengganggu
kenyamanan dan kelancaran tugas mereka. Oleh karenanya, pada suatu
inovasi pendidikan, gurulah yang primer dan pertama terlibat lantaran
pengajar memiliki kiprah yang luas menjadi pendidik, menjadi orang tua,
menjadi teman, sebagai motivator dan lain sebagainya.

2. Siswa

Siswa menjadi obyek primer pada pendidikan terutama pada proses belajar
mengajar. Peserta didik memegang kiprah yang sangat dominan. Dalam
proses belajar mengajar, peserta didik bisa memilih keberhasilan belajar
melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan, dan
komitmen yang ada pada diri mereka tanpa terdapat paksaan. Hal ini
sanggup terjadi bila peserta didik pula dilibatkan pada proses inovasi
pendidikan, walaupun hanya mengenalkan pada mereka tujuan menurut
dalam perubahan itu mulai menurut perencanaan hingga menggunakan
aplikasi. Sebagai akibatnya apa yang mereka lakukan adalah tanggung
jawab serta yang wajib dilaksanakan menggunakan konsekuen. Peran
peserta didik pada inovasi pendidikan ini tidak kalah pentingnya
menggunakan kiprah unsur-unsur lainnya, lantaran peserta didik sanggup
menjadi penerima pelajaran, pemberi bahan ajar dalam sesama temannya,
petunjuk, dan bahkan menjadi pengajar. Oleh karenanya, pada
memperkenalkan inovasi pendidikan hingga menggunakan penerapannya,
peserta didik perlu diajak atau dilibatkan sebagai akibatnya mereka nir saja

mendapat dan melaksanakan penemuan tadi, namun pula mengurangi


resistensi misalnya yang diuraikan sebelumnya.

3. Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah mencakup
acara pedagogi dan perangkatnya adalah panduan pada aplikasi pendidikan
dan pedagogi pada sekolah. Oleh karenanya kurikulum sekolah dipercaya
menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan pada proses belajar mengajar
pada sekolah.

Sebagai akibatnya pada aplikasi inovasi pendidikan, kurikulum memegang


peranan yang sama menggunakan unsur-unsur lain pada pendidikan. Tanpa
adanya kurikulum dan tanpa mengikuti acara-acara yang terdapat pada
dalamya, maka penemuan pendidikan tidak akan berjalan sinkron
menggunakan tujuan penemuan itu sendiri.

Oleh karenanya, pada pembaharuan pendidikan, perubahan itu hendaknya


sinkron menggunakan perubahan kurikulum atau perubahan kurikulum
diikuti menggunakan pembaharuan pendidikan dan tak mungkin perubahan
menurut kedua-duanya akan berjalan searah.

4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk wahana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan
pada pada proses pendidikan khususnya pada proses belajar mengajar.
Dalam pembaharuan pendidikan, tentu saja fasilitas adalah hal yang ikut
mensugesti kelangsungan penemuan yang akan diterapkan. Tanpa adanya
fasilitas, maka aplikasi penemuan pendidikan akan sanggup dipastikan
tidak akan berjalan menggunakan baik.

Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar adalah hal yang esensial pada
mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan. Oleh karenanya,
apabila pada menerapkan suatu penemuan pendidikan, fasilitas perlu
diperhatikan. Misalnya ketersediaan gedung sekolah, bangku, meja dan
sebagainya.

5. Lingkup Sosial Masyarakat


Dalam menerapkan penemuan pendidikan, terdapat hal yang tidak secara
pribadi terlibat pada perubahan tadi akan tetapi sanggup membawa dampak,
baik positif juga negatif, pada pelaksanaan pembaharuan pendidikan.
Masyarakat secara pribadi atau tidak, terlibat pada pendidikan. Sebab, apa
yang ingin dilakukan pada pendidikan sebenarnya mengganti warga sebagai
lebih baik terutama warga pada mana siswa itu berasal.

Tanpa melibatkan warga sekitarnya, penemuan pendidikan tentu akan


terganggu, bahkan sanggup menghambat bila mereka tidak diberitahu atau
dilibatkan. Keterlibatan warga pada penemuan pendidikan kebalikannya
akan membantu inovator dan pelaksanaan penemuan pendidikan. ( Sumber
dari ppt Dr. H. Enas, SE.,MM.).

Jadi, kesimpulannya adalah inovasi pada perubahan pendidikan tidak


sanggup berdiri sendiri, akan tetapi wajib melibatkan seluruh unsur yang
terkait didalamnya, misalnya inovator, penyelenggara penemuan misalnya
pengajar dan peserta didik. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan
tidak saja dipengaruhi satu atau dua faktor saja, akan tetapi pula warga dan
kelengkapan fasilitas.

Inovasi pendidikan berupa top-down contoh tidak selamanya sanggup


berhasil digunakan dengan baik. Hal ini ditimbulkan diantaranya karena
penolakan para pelaksana misalnya pengajar yang tidak dilibatkan secara
penuh baik pada perencanaan juga pelaksanaannya.
Sementara itu penemuan yang lebih berupa bottom-up contoh dipercaya
menjadi suatu penemuan yang langgeng dan tidak gampang berhenti
lantaran para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai menurut
perencanaan hingga dalam aplikasi. Oleh karenanya mereka masing-masing
bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu penemuan yang mereka
ciptakan.

5. Terdapat empat agen pembaharu dalam suatu inovasi pendidikan di sekolah,


coba jelaskan ciri-cirinya dan berikan contoh masing-masing !
Willis H. Griffin dan Uday Pareek dalam Moleong (1997:33) telah
mendefinisikan agen perubahan. Mereka menyatakan bahwa: agen perubahan
tersebut telah muncul sebagai seorang professional yang tugas-tugasnya adalah
membantu komunitas-komunitas dan kelompok-kelompok untuk merencanakan
pembangunan atau merumuskan kembali tujuan-tujuan, memusatkan perhatian
pada situasi-situasi bermasalah, mencari pemecahan-pemecahan yang mungkin,
mengatur bantuan, merencanakan tindakan yang bermaksud untuk memperbaiki
situasi-situasi tersebut, untuk mengatasi kesukaran-kesukaran menurut tindakan
yang produktif, dan mengevaluasi hasil-hasil dari usaha yang
direncanakan. Adapun jenis-jenis agen pembaharu menurut Ibrahim
(1988:100) terdiri dari: guru, konsultan, penyuluh kesehatan, penyuluh
keluarga berencana, penyuluh pertanian dan sebagainya.
Ciri-ciri agen pembaharu (agent of change) yaitu:
 Mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan
yang diinginkan oleh pengusaha pembaharuan (agency of change)
 Melancarkan jalannya arus inovasi dari pengusaha pembaharuan ke
klien.
 Menjalin hubungan dua sistem sosial yang mungkin keduanya
heterophily, yaitu berhubungan dengan pengusha pembaharuan dan
sistem klien. Di mata klien seorang agen pembaharu harus tampak
benar-benar mampu (competent) serta secara resmi mendapat tugas
untuk membantu klien dalam usaha meningkatkan kehidupannya atau
memecahkan masalah yang dihadapinya.

Apabila dilihat dari aspek tugasnya maka Rogers menjelaskan agen


pembaharu memiliki ciri-ciri bertugas untuk:
 Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu p
ada awal tugasnya
diminta untuk membantu kliennya agar mereka sadar akan perluny
a perubahan.
 Memantapkan hubungan pertukaran informasi. Sesudah ditentukannya
kebutuhan untuk
berubah, agen pembaharu harus segera membina hubungan yang leb
ih akrab dengan klien.
 Mendiagnosa masalah yang dihadapi. Agen pembaharu bertanggu
ng jawab untuk menganalisa situasi masalah yang
dihadapi klien, agar dapat menentukan berbagai
alternatif jika tidak sesuai kebutuhan klien.
 Membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Setelah
agen pembaharu menggali berbagai macam cara yang mungkin dapat
dicapai oleh klien untuk
mencapai tujuan, maka agen pembaharu bertugas untuk mencari cara
memotivasi dan menarik perhatian agar
klien timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya untuk
menerima inovasi.
 Mewujudkan kemauan dalam perbuatan. Agen pembaharu berusaha un
tuk mempengaruhi tingkah laku klien.
 Menjaga
kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya
inovasi.
Agen pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi deng
an cara penguatan
kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku
yang sudah sesuai
dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada keadaa
n sebelum adanya inovasi.
 Mengakhirihubungan ketergantungan. Tujuan akhir tugas agen pemba
haru adalah dapat menumbuhkan
kesadaran unrtuk berubah dan kemampuan untuk merubah dirinya, seba
gai anggota system social yang selalu mendapat tantangan kemajuan ja
man.
Contoh agen pembaharuan
Guru yang tergabung dalam MGMP/KKG/Kombel dapat
menyampaikan inovasi pendidikan (sebagai agent of change) seperti
memaparkan persentasi mengenai penggunaan media interaktif dalam
proses pembelajaran kepada guru lainnya dengan tujuan penggunaan
media interaktif dapat diadopsi oleh guru-guru lainnya sebagai upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran.
(sumber:https://www.gramedia.com)

6. Jelaskan tugas Terstruktur Individu Inovasi Pendidikan, apa, mengapa,


kapan,dan bagaimana Inovasi di sekolah tersebut suatu keberhasilan, faktor
pendukung dan penghambat apa saja yang ada dalam melaksanakan inovasi
Pendidikan, bagaimana solusinya !
(Sumber dari Modul Ajar PPT Inovasi Pendidikan Dr.Enas,SE.MM.)

Apa Inovasi ?
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya inovo yang artinya memperbaharui dan mengubah.
Inovasi adalah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan;
yang lain atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan
sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan).

Inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati
sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), yang
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah
pendidikan.

Mengapa perlu Inovasi ?

Adapun yang menjadi alasan dituntutnya adanya inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu
:

 .Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi


kehidupan social, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.Sistem
pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan
mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat
menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan
tuntutan dan keinginan masyarakat.

 Laju eksplorasi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung, ruang, dan
fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.

 Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik,


sedangkan di pihak lain kesempatan sangat terbatas.

 Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur
dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan
sekarang dan yang akan datang.

Kapan Inovasi Dilakukan ?

Inovasi dimulai dari diri sendiri


b. Inovasi dimulai dari hal yang kecil
c. Inovasi dimulai dari sekarang
(Abdullah Gymnastiar)

Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk
(1995), menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran guru mengalami perluasan
yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan,
pemimpin, pembelajar, dan pengarang.

Bagaimana Strategi Inovasi Dilakukan?

1. Menambah/Meningkatkan Ilmu Pengetahuan


-Taraf pendidikan merupakan modal utama terbentuknya sumber daya manusia yang
berkualitas.
2. Menguasai Teknologi
-Penguasaan teknologi sangat berperan dalam pemanfaatan dan pendayagunaan
sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia itu sendiri. Tingkat penguasaan teknologi
menentukan pula tingkat kemajuan suatu bangsa, dan kemudian juga menentukan tingkat
peradaban.

Faktor pendukung inovasi:

Ada 4 Faktor Pendorong Inovasi Pendidikan.


Keempat faktor tersebut adalah: visi terhadap pendidikan, faktor pertambahan penduduk,
perkembangan ilmu pengetahuan, dan tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan.

Faktor-faktor pendukung inovasi yaitu:


 Intensitas hubungan/kontak dengan individu yang lain dalm suatu sistem
Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan
mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-
penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan
antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan
suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
 Tingkat Pendidikan yang maju
Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan
mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan
kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi
perkembangan zaman atau tidak.
 Sikap terbuka dari masyarakat atau individu
Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial vertikal atau horizontal yang lebih luas
kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam
menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para individu
untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
 Sikap ingin berkembang dan maju dari masyarakat dan menghargai Hasil Karya Orang
Lain.
Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya
lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-
karya lain. Dengan sikap ingin berkembang dan maju maka inovasi akan dapat
diaktualisasikan dan didifusikan pada masyarakat.

Faktor Penghambat Inovasi

Kendala-kendala yang mempengaruhi keberhasilan usaha inovasi pendidikan: (a) konflik


dan motivasi yang kurang sehat, (b) lemahnya berbagai faktor penunjang sehingga
mengakibatkan tidak berkembangnya inovasi yang dihasilkan, (c) keuangan (finacial)
yang tidak terpenuhi, (d) penolakan dari sekelompok tertentu atas hasil inovasi

Faktor penghambat inovasi menurut Ibrahim (1988:120-122) yaitu:


Hambatan geografi
Hambatan geografi mencakup jarak jauh, transport yang lambat, daerah yang terisolasi,
keadaan iklim yang tidak menguntungkan. Keadaan ini menghambat difusi dan inovasi
dalam sistem sosial.
Hambatan sejarah
Hambatan sejarah mencakup masalah-masalah seperti peraturan kolonial, tradisi yang
bertentangan dengan inovasi, dan perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan.
Hambatan ekonomi
Hambatan ekonomi mencakup tidak tersedianya bantuan dana dari pemerintah dan
pengaruh inflasi sehingga difusi dan inovasi terhambat
Hambatan prosedur
Hambatan prosedur mencakup berbagai faktor yang berkaitan dengan teknis administrasi
pelaksanaan inovasi. Termasuk hambatan prosedur ialah kurang cakapnya tenaga yang
melaksanakan program inovasi, kurang kerjasama atau koordinasi antara bagian yang
penting dalam pelaksanaan difusi inovasi. Tidak cukupnya persediaan material yang
diperlukan serta kurang adanya kesepakatan mengenai tujuan proyek inovasi yang
merupakan hambatan prosedur yang perlu diperhatikan.
Hambatan personal
Hambatan personal mencakup kurang adanya pemberian (penguatan) hadiah bagi penerima
dan pemakai inovasi, orang-orang yang memegang peranan yang penting di masyarakat
tidak terbuka untuk menerima dan melaksanakan inovasi, sikap kaku dan pengetahuan
yang sempit dari para personalia yang sebenarnya memiliki peranan penting dalam proyek,
serta terjadinya pertentangan pribadi.
Hambatan sosial-budaya
Hambatan sosial-budaya yang menghambat inovasi ialah kurangnya suasana adanya saling
tukar fikiran secara terbuka, perbedaan nilai budaya (cultural value), serta kurang
harmonisnya hubungan antara anggota team proyek inovasi.
Hambatan politik
Hambatan politik mencakup kurangnya hubungan yang baik dengan pimpinan politik,
adanya pergantian pemerintah akan menyulitkan pembinaan secara kontinu pelaksanaan
program yang sudah direncanakan, pendidikan yang menangani proyek inovasi tidak
mengetahui realitas politik, adanya keberatan terhadap proyek inovasi dengan berdasarkan
kepentingan golongan, kurang adanya pengertian dan kurang adanya perhatian dari
pimpinan politik.

SOLUSI
Diperlukan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, seperti adanya
keterbukaan antara pemerintah pusat dan daerah, adanya rapat atau forum yang melibatkan
pemerintah juga pendidik dan tenaga kependidikan agar terjadi transparansi mengenai
inovasi yang akan dilakukan. Selain itu dalam menjalankan inovasi pendidikan di daerah-
daerah harus sesuai dengan kebutuhan dan melihat kondisi geografis daerah tersebut.

Memberikan pemahaman kepada instansi pendidikan daerah serta pemerintah daerah


terkait manfaat dari adanya inovasi pendidikan juga dapat menjadi salah satu solusi
mengatasi hambatan. Komunikasi yang baik dapat mengatasi adanya perbedaan pendapat,
menyamakan tujuan yang ingin dicapai dan memberikan keleluasaan dalam berinovasi.

https://www.kompasiana.com/shahibaptr/6244e5bebb44867ae867ed04/hambatan-
inovasi-pendidikan-dan-alternatif-solusinya
(sumber:https://www.gramedia.

Anda mungkin juga menyukai