Anda di halaman 1dari 7

RESUME MEMAHAMI MODEL,PENDEKATAN,VARIASI STRATEGI

DALAM MATA KULIAH


PERENCANAAN STRATEGI PENDIDIKAN

DOSEN PEMBIMBING
1.Dr.Yahya,M.Pd
Oleh :
ASNAWATI/22147019
DARNESWATI,S.Pd/22147020

PASCA SARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
MEMAHAMI MODEL,PENDEKATAN ,VARIASI STRATEGI

Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.

A. Memahami faktor-faktor maktrik strategi umum.

Strategi pembelajaran menurut Rowntree terdiri dari dua jenis.

 Exposition discovery learning


Strategi penyampaian atau ekspository, yaitu strategi pembelajaran langsung dengan
menyajikan materi pelajaran yang sudah jadi dan siswa diharapkan menguasai secara
penuh. Strategi ekspository menempatkan guru sebagai penyampai materi.

Discovery learning , yaitu ssiswa mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri
melalui berbagai aktivitas. Tugas guru sebagai fasilotator dan membimbing siswa dalam
pembelajaran (strategi tidak langsung).

 Strategi group individual learning


Perancangan aktivitas belajar mandiri bagi siswa untuk menentukan kemampuan individu
dan tingkat kecepatan keberhasilan penguasaan materi pembelajaran. Strategi
pembelajaran ditinjau dari cara menyajikan materi dapat dibagi menjadi dua yaitu :

 Strategi pembelajaran deduktif, yang berupaya untuk menyajikan materi dari umum
ke khusus, atau dimulai dari hal-hal yang abstrak menuju hal-hal yang konkret
 Strategi pembelajaran induktif, menyajikan materi yang konkret selanjutnya
diarahkan pada materi yang kompleks, aatau dimulai dari hal khusus menuju hal
yang umum.
 Model-model pembelajaran.

 Discovery Learning
Suatu model pembelajaran yang mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan
sendiri, menyelidiki sendiri, dan hasil yang diperoleh akan lama diingat. Model discovery
menekankan pada pengalaman langsung dan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide
terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatab siswa secara aktif dalam pembelajaran.
Penggunaan discovery learning mengubah kondisi belajar pasif menjadi aktif kreatif, dan
mengubah pembelajaran dari teacher oriented menjadi students oriented.

 Problem based learning


Model pembelajaran yang menhgadapkan siswa pada masalah dunia nyata. Masalah yang
digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran tersebut.
Dalam problem based learning diharapkan siswa dapat memiliki kecakapan dalam
memecahkan masalah, kecakapan berfikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok,
kecakapan interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan pengolahan
informasi.

 Project based learning


Model pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam isu-isu dan masalah kompleks
dunia nyata dan peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam
berbagai konteks. Peserta didik melakukan riset, ketrampilan merencanakan, berfikir
kritis, dan kekrampilan memecahkan masalah. Dalam project based learning segala
aktivitas siswa mengarah pada tujuan akhir untuk menghasilkan  suatu produk.

B. Menjelaskan Pentingnya Pengamatan Faktor Eksternal dan Internal Dalam Fariasi


Strategi
Lingkungan eksternal dan internal dalam lembaga pendidikan harus dipahami oleh seluruh
stakeholder yang ada. Pengenalan lingkungan internal dan eksternal dalam lembaga
pendidikan yang tepat, maka akan berpengaruh kepada para pengambil keputusan strategik
tentang arah yang hendak ditempuh dan tindakan yang akan diambil
Pengenalan Lingkungan Internal dan Internal Dalam rangka menetapkan tujuan dan
mengembangkan misi sebuah lembaga pendidikan, maka seorang pimpinan/ manajer dalam
lembaga pendidikan seharusnya tidak hanya memusatkan perhatiannya pada lingkungan
internal saja. Seorang pimpinan dan pengambil keputusan dari lembaga tersebut juga harus
menyadari pentingnya pengaruh lingkungan eksternal terhadap lembaga yang dikelolanya.
(Hani Handoko, 2009: 61) Seorang pimpinan/ manajer dalam lembaga pendidikan harus
mampu mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa, dan bereaksi terhadap
kekuatan-kekuatan lingkungan, baik berupan kesempatan, risiko, ancaman yang mempunyai
pengaruh pada organisasi tersebut.

Dalam lembaga pendidikan ada 2 lingkungan yang


mempengaruhi tehadap tercapapai/ tidaknya tujuan lembaga pendidikan tersebut, yaitu:
1. Lingkungan Internal Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam
organisasi/ lembaga pendidikan tersebut. (Sondang P. Siagian, 2012 : 64). Komunikasi
yang baik dari para pimpinan dan karyawan maka akan menciptakan lingkungan kerja
yang kondusif.

Lingkungan internal lembaga pendidikan meliputi:


(a) Struktur lembaga pendidikan. Struktur lembaga pendidikan meliputi: struktur
organisasi yang ada di lembaga tersebut, penempatan para tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang ada di dalamnya,
(b) Sistem Lembaga Pendidikan,
(c) Sistem komunikasi internal yang terjalin dengan baik antara kepala sekolah, guru,
pegawai, dan siswa maka akan tercipta sistem lembaga pendidikan yang bagus di
dalamnya,
(d) Sumber Daya Manusia. Motivasi kerja masing-masing individu dalam lembaga/
organisasi berbeda-beda. Motivasi kerja yang tinggi akan membentuk profesionalisme
kerja yang tinggi pula dalam diri orang tersebut. Dengan adanya motivasi kerja dan
profesionalisme yang tinggi maka akan menghasilkan sumber daya yang berkualitas,
(e) Biaya Operasional/ Keuangan, dan
(f) Dukungan kinerja terhadap misi yang telah ditentukan oleh lembaga pendidikan
tersebut. (Malayu S.P. Hasibuan, 2008: 94) Menurut Irfan Fahmi, (2015: 103) faktor
internal dalam lembaga pendidikan juga mencakup keseluruhan kehidupan lembaga
pendidikan yang dapat dikendalikan baik oleh pimpinan maupun oleh anggota lembaga
yang bersangkutan.

2. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal meliputi: politik, kebijakan pemerintah, sosial budaya,
perkembangan IPTEK, dll. Apabila faktor tersebut dapat menjadi faktor pendukung
dalam keberhasilan lembaga, maka akan menjadi peluang. Kemudian sebaliknya, apabila
faktor tersebut menjadi faktor penghambat keberhasilan lembaga maka akan menjadi
sebuah ancaman. Lembaga pendidikan selalu berada dalam lingkungan yang tidak akan
terlepas dari pengaruh lingkungan eksternal dimana lembaga pendidikan tersebut berada.
Agar visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi tersebut dapat terlaksana, maka organisasi
harus memperhitungkan faktor-faktor lingkungan eksternal tersebut. Analisis eksternal
adalah suatu review dari kecenderungan legislative,sosial, ekonomi, persaingan dan
teknologi dan asumsiasumsi dari organisasi mengenai kecenderungan-kecenderungan ini
dan dampaknya terhadap organisasi .

Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:


(a) Kebijakan pemerintah. , baik yang dikeluarkan melalui perundang- undangan,
peraturan pemerintah, surat keputusan menteri atau pejabat pemerintah, dan
sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi.
(b) Sosio Budaya, Sosio-budaya masyarakat juga merupakan factor eksternal yang sangat
mempengaruhi organisasi, karena bagaimanapun organisasi didirikan adalah untuk
kepentingan masyarakat yang memiliki latar belakang sosio-budaya yang berbeda-
beda. Tantangan terberat yang dihadapi organisasi penyelenggara pendidikan luar
sekolah adalah bagaimana menghadapi orang-orang yang memiliki latar belakang
sosiobudaya yang berbeda tersebut.
(c ) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di luar organisasi dewasa ini dirasakan sangat pesat sekali. Sebagai suatu
organisasi, lembaga penyelenggara pendidikan luar sekolah harus mampu mengikuti arus
perkembangan teknologi tersebut, akan tetapi tidak semua teknologi yang berkembang
tersebut harus di adaptasi, karena tidak semua teknologi tepat dengan kebutuhan
organisasi. Setelah organisasi mampu menyesuaikan dengan teknologi, sekarang giliran
sumber daya manusianya yang harus disesuaikan dengan teknologi tersebut.

C. Memahami Cara Memilih Strategi Yang Tepat,Efektif dan efesien


Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesasan atau keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran yang
akan dipilih, sebagai berikut:
1. Tujuan yang ingin dicapai, semakin kompleks tujuan yang ingin dicapai maka semakin
rumit strategi yang akan dirancang. Tujuan pembelajaran berkenaan dengan aspek
kognitif, afektif atau psikomotorik, sehingga kompleksitas tujuan berimplikasi pada
rancangan strategi dan keterampilan lain yang dibutuhkan untuk pencapaiannya.
2. Bahan atau materi yang pembelajaran, berkaitan dengan conten yang akan dipelajarai,
prasyarat tertentu dan sumber belajar yang dibutuhkan.
3. Pertimbangan dari sudut siswa, strategi yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan
kondisi siswa, seperti tingkat kematangan siswa, minat siswa dan gaya belajar siswa.
4. Pertimbangan dari strategi itu sendiri, berkaitan dengan jumlah strategi yang akan
digunakan, strategi terbaik serta efektivitas dan efisiensi strategi yang akan digunakan.

Dari beberapa hal yang dipertimbangkan di atas, sebagai guru yang telah menempah diri
melalui proses pendidikan dan pengalaman akan memiliki daya intuisi dalam menentukan
strategi yang tepat yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran di kelas. Bahwa proses
yang baik diasumsikan dapat menghasilkan produk yang baik, maka guru sepatutnya
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai