Anda di halaman 1dari 11

JENIS DAN M0DEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum


Yang di ampu oleh Bapak Dedi Hidayatullah A, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3
1. Lilik khuswatun H NPM 17330006
2. I wayan octha W NPM 17330014
3. Rifqi fauzi NPM 18330006
4. Syaiful Bahri NPM 18330007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH METRO
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Jenis dan Model
Pengembangan Kurikulum”.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dedi Hidayatullah A, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah pengembangan kurikulum yang telah memberikan tugas ini. Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu,
saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna
penyempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Metro, 5 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model pengemban kurikulum..................................................................


B. Model-model pengembangan kurikulum...................................................................

C. Jenis – jenis kurikulum..............................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dalam dunia pendidikan dibutuhkan yang dinamakan kurikulum yang membantu dalam
mencapai tujuan pendidikan Nasional. Berbagai jenis dalam pengembangan kurikulum dipakai
oleh pemerintahan Indonesia dalam mencapai cita-cita bangsa yakni mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlaq serta berbudi pekerti luhur. Hal
ini perlu adanya kerja sama antara Pemerintah pusat, administrator, kepala kantor wilayah
pendidikan, kebudayaan, serta peranan guru dalam pendidikan. Banyak model yang dapat
digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum
bukan saja berdasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan
pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pengelolaan
pendidikan yang dianut serta konsep pendidikan yang digunakan. Model pengembangan
kurikulum dalam sistem pendidikan dan pengolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan
yang desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum yang bersifat subjek akademis
berbeda dengan kurikulum humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Bagaimana bentuk model-model pengembangan kurikulum dalam pendidikan?
2.      Apa sajakah Jenis-jenis kurikulum dalam pendidikan ?

C.    Tujuan
1.      Untuk menegetahui Bagaimana bentuk model-model pengembangan kurikulum dalam
pendidikan.
2.      Untuk menegetahui Apa sajakah Jenis-jenis kurikulum dalam pendidikan 
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Model Pengembangan Kurikulum


Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk
melakukan suatu tindakan. Model dapat ditemukan dalam hampir setiap bentuk
kegiatan pendidikan, seperti model pengajaran, model adtninistrasi, model evaluasi,
model super visi dan m odel lainnya. M enggunakan model pada
per kem bangan  kurikulum dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Banyak sekolah/fakultas mempunyai rancangan untuk satu tahun, mereka telah
memikirkan polanya untuk memecahkan masalah pendidikan atau prosedur yang tidak
dapat dihindari, walaupun begitu mereka tidak mempunyai lebel kegiataanya sebagai
rancangan.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum bisa berarti
penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction) bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Sedangkan Model
menurut Good dan Travers adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks
atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta lambang-lambang lainnya. Rivett
(1972) menyatakan bahwa model adalah hubungan sebuah logika secara, salah satunya
kualitatif atau kuantitatif, yang memberikan relevansi pada masa mendatang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Pengembangan Model Kurikulum adalah suatu sistem dalam bentuk naratif,
matematis, grafis, serta lambang-lambang dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun
penyempurnaan kurikulum yang telah ada yang memberikan relevansi pada masa mendatang.
Nadler mengatakan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong sipenggguna
untuk mengerti dan memahami suatu proses yang mendasar dan menyeluruh.
B.      Model-Model Pengembangan Kurikulum
Berdasarkan perkembangan para ahli kurikulum, dewasa ini telah banyak menyajikan
model-model pengembangan kurikulum. Dimana setiap model memiliki kekhasan tertentu baik
dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya itu sendiri maupun dilihat dari tahapan
pengembangannya sesuai dengan pendekatannya. Dalam makalah ini hanya beberapa model
yang disajikan, dan guru dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan. Model-model
pengembangan kurikulum dari berbagai pendapat antara lain adalah:

1. Administratif
Model administratif sering disebut sebagai model garis dan staf atau dikatakan pula sebagai
model dari atas ke bawah. Model ini pada dasarnya mudah dilaksanakan pada negara penganut
sistem sntralisasi dalam pengembangan kurikulum dan juga bagi negara yang kemapuan
profesional gurunya masih lema
Pengembangan kurikulum ini dilaksanakan sebagai berikut:
 Atasan membentuk tim yang terdiri atas pejabat teras yang berwenang (pengawas,
pendidikan, kepala sekolah, dan pengajar inti).
    Tim merencanakan konsep rumusan tujuan dan falsafah yang diikuti.
   Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para spesialis
kurikulum dan staf pengajar yang berugas untuk merumuskan tujuan khusus, GBPP, dan
kegiatan belajar.
    Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try out.
    Setelah try out yang dilaksanakan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah direvisi
seperlunya, baru kurikulum tersebut diimplementasikan.
2. Model dari Bawah (Grass-Roats)
Model yang ini inisiatif berasal dari bawah. Model ini didasarkan pada dua
pandangan pokok, yaitu:
a) Implementasi kurikulum akan lebih berhasil apabila guru-guru sebagai pelaksana sudah
dari semula terlibat secara langsung dalam pengembangan kurikulum.
b)  Pengembangan kurikulum bukan hanya melibatkan personel yang profesional (guru)
saja, tetapi juga siswa, orang tua, dan anggota masyarakat. Dalam kegiatan
pengembangan kurikulum ini, kerja sama dengan orang tua murid dan masyarakat
sangatlah penting. Kerjasama diantara sesama guru dengan sendirinya merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari model ini.

Model ini didasarkan atas empat prinsip, yaitu:


a. Kurikulum akan bertambah baik, jika kemampuan profesional guru bertambah baik.
b. Kompetensi guru akan bertambah baik, jika guru terlibat secara pribadi di dalam
merevisi kurikulum.
c. Jika guru terlibat dalam merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menyeleksi,
mendefinisikan dan memecahkan masalah, mengevaluasi hasil, maka hasil
pengembangan kurikulum akan lebih bermakna.
d. Hendaknya diantara guru-guru terjadi kontak langsung sehingga mereka dapat saling
memahami dan mencapai suatu konsensus tentang prinsip-prinsip dasar, tujuan, dan
rencana.
3. Model Demonstrasi
Model yang ini, inisiatif berasal dari kebersamaan dan hasilnya diumumkan disekolah
sekitar yaitu langkah-langkahnya:
a. Staf, pengajar pda suatu sekolah menemukan suatu ide pengembangan dan ternyata
hasilnya lebih baik.
b. Dan kemudian hasilnya disebarluaskan disekolah sekitar.

Keuntungan model demonstrasi antara lain:


a. Disebabkan kurikulum yang dihasilkan telah melalui uji coba dalam praktik yang nyata,
maka dapat memberikan alternatif yang dapat bekerja.
b. Perubahan kurikulum pada bagian tertentu cenderung lebih mudah disepakati dan diterima
daripada perubahan secara keseluruhan.
   c.  Mudah mengatasi hambatan.

Kelamahan utama model ini adalah dapat menghasilkan antagonisme baru. Guru-guru
yang tidak terlibat di dalam proses pengembangan cenderung bersikap apatis, curiga, tidak
percaya, dan cemburu. Akibatnya, mereka akan menerima kurikulum baru itu dengan
setengah hati
4. Model Beaucham
Model ini dikembangkan oleh G. A Beaucham. Langkah-langkahnya yaitu:
a. Menentukan arena yaitu suatu gagasan pengambangan kurikulum yang telah dilaksanakan di
kelas, diperluas disekolah, disebarkan sekolah-sekolah daerah tertentu baik berskala regional
maupun nasional.
b.  Memilih kemudian mengikutsertakan para pengembangan kurikulum yang terdiri dari ahli
kurikulum, wakil kelompok profesional, staf pengajar, petugas bimbingan, dan narasumber lain.
c.  Mengorganisasikan dan menetukan prosedur perencanaan kurikulum yang meliputi penentuan
tujuan, materi pelajaran, dan kegiatan belajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan
kurikulum sebagai koordinasi yang bertugas.
d.  Menerapkan atau melaksanakan kurikulum secara sistematis disekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku
5.  The Systematic Action-Reseacrh Model
Tiga faktor utama yang dijadikan bahan pertimbangan dalam model ini adalah adanya
hubungan antarmanusia, organisasi sekolah, dan masyarakat, serta otoritas ilmu Langkah-
langkah dalam model ini adalah:
a. Merasakan adanya suatu masalah dalam kelas atau sekolah yang perlu diteliti secara
mendalam.
b. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
c. Merencanakan secara mendalam tentang bagaimana pemecahan masalahnya.
d. Menetukan keputusan apakah yang perlu diambil sehubungan dengan masalah
tersebut.melaksanakan keputusan yang telah diambil dan menjalankan rencana yang telah
disusun.
e. Mencari fakta secara meluas.
f. Menilai tentang kekuatan dan kelemahan.

C.Jenis –Jenis Kurikulum


a. Separated Curriculum
Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum mata pelajaran yang terpisah satu sama
lainnya. Kurikulum mata pelajaran terpisah berarti kurikulumnya dalam bentuk mata pelajaran
yang terpisah-pisah, yang kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran bentuk kurikulum ini cenderung kurang memerhatikan aktivitas siswa, karena
yang dianggap penting adalah penyampaian sejumlah informasi sebagai bahan pelajaran dapat
diterima dan dihafal oleh siswa.

b.Correlated Curriculum                                                                                       
Kurikulum jenis ini mengandung makna bahwa sejumlah mata pelajaran dihubungkan
antara yang satu dan yang lain sehingga ruang lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
kurikulum ini memungkinkan substansi pembelajaran bisa lebih bermakna dan mendalam
dibandingkan dengan mata pelajaran yang terpisah – pisah. Sebagai contoh, pada mata
pelajaran fiqih dapat dihubungkan dengan mata pelajaran AlQuran dan Hadis.
c. Broad Fields Curriculum
Kurikulum Board Field kadang-kadang disebut kurikulum fusi. Taylor dan Alexander
menyebutkan dengan sebutan The Board Field of Subject Matter. Board Fields menghapuskan
batas-batas dan menyatukan pelajaran yang berhubungan dengan erat. ini memiliki keunggulan
di antaranya adalah mata pelajaran akan semakin dirasakan kegunaanya, sehingga
memungkinkan pengadaan mayta pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan
prinsip dasar generalisasi. Ada pun kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan
secara sketsa, abstrak, kurang logis dari suatu mata pelajaran.  Sebagai contoh, sejarah,
geografi, ilum ekonomi dan ilmu politik menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

d. Integrated Curriculum
Kurikulm terpadu merupakan suatu produk dari usaha pengintegrasian bahan pelajaran
dari berbagai macam pelajaran. Integrasi diciptakan dengan memusatkan pelajaran pada
masalah tertentu yang memerlukan solusinya dengan materi atau bahan dari berbagai disiplin
ata mata pelajaran. Kurikulum ini memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar secara
kelompok maupun secara individu, lebih memberdayakan masyarakat sebagi sumber balajar,
memungkinkan pembelajaran bersifat individu terpenuhi, serta dapat melibatkan siswa dalam
mengembangkan program pembelajaran.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberadaan model-model pengembangan kurikulum memegang peranan
penting dalam kegiatan pengembangan kurikulum dan dengan mempelajari model-
model pengembangan kurikulum dapat memudahkan dalam melakukan pengembangan
kurikulum.
Pada saat ini banyak para ahli yang mengemukakan tentang model-model
pengembangan kurikulum, tetapi setiap model pengembangan tersebut memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, juga memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing, dan masing-masing model arahan pengembangannya berbeda-beda ada yang
menitikberatkan pada pengambil kebijaksanaan, pada perumusan tujuan, perumusan isi
pelajaran, pelaksanaan kurikulum itu sendiri dan evaluasi kurikulum.
A. Saran
Dari uraian yang kami sajikan di atas kemungkinan besar masih terdapat banyak
kekeliruan, Nmun dalam hal ini kami belajar untuk memperbaiki diri dalam proses
belajar. Dan apabila terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf, dan kami angat
berharap agar Pembaca mengoreksi dengan baik, agar menjadi perbaikan yang sifatnya
positif dan membangun bagi kami.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012.
Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja RosdaKarya.

Anda mungkin juga menyukai