Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KAJIAN KURIKULUM

“Model Pengembangan Kurikulum The Administrative”

DOSEN PENGAMPU :

DWI KISMAYANTI RESPATI,S.Pd.,M.A.k

Disusun Oleh :

1. Sahlima Hutagalung (20221120559)


2. Wahdatun Sania (20221120568)
3. Sofia Adra Zain (20221120578)
4. Layla Hasibuan (20221120584)
5. Najwa Arlia Mazaya (20221120565)

PENDIDIKAN AKUNTANSI 2021


PROGRAM STUDI S1-PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum..............................................2
B. Pengertian model Pengembangan The administrative Model.......................2
C. Fungsi Model Pengembangan Kurikulum administrative...........................3
D. Tahap-tahap Pengembangan Kurikulum model administrative....................4
E. Prosedur Kerja dari Pengembangan Kurikulum model administrative........5
F. Kelebihan & Kelemahan pengembangan kurikulum administrative............5
BAB III....................................................................................................................7
KESIMPULAN........................................................................................................7
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan Tugas Makalah mata kuliah Kajian Kurikulum.Tidak lupa juga
kami ucapkan terima kasih kepada Ibu DWI KISMAYANTI
RESPATI,S.Pd.,M.A.k ,selaku dosen mata kuliah Kajian Kurikulum yang telah
membimbing kami agar dapat mengerti tentang penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Model
Pengembangan Kurikulum The Administrative” yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dan berbagai sumber.Makalah ini disusun oleh kami dengan berbagai
rintangan,baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar,namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan semua yang
membaca makalah ini walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan
kekurangan.Oleh karena itu kami mohon untuk saran dan kritiknya.

Medan, 08 November 2022

Kelompok 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan
adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar
mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang
dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan
ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga
dapat dilaksanakan guru disekolah.
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum.
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja berdasarkan atas
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang
optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pengelolaan pendidikan yang
dianut serta konsep pendidikan yang digunakan.
Kegiatan pengembangan kurikulum sekolah memerlukan model yang dijadikan
lambang teroritis untuk melaksanakan suatu kegiatan. Model atau konstruksi
merupakan ulasan teroritis tentang suatu konsepsi dasar. Dalam makalah ini akan
dikemukakan salah satu model pengembangan kurikulum, yang hendaknya bisa
dipergunakan untuk mengembangkan kurikulum menuju proses belajar mengajar
untuk mencapai dan meningkatkan kualitas pendidikan. Model pengembangan
kurikulum tersebut adalah administrative model.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum ?
2. Apakah yang dimaksud dengan model pengembangan kurikulum
administrative model?
3. Apakah fungsi dari pengembangan kurikulum administrative model?
4. Bagaimana tahap-tahap pengembangan kurikulum administrative model ?
5. Bagaimana Prosedur Kerja dari Pengembangan Kurikulum model
administrative ?
6. Apakah kelebihan & kelemahan dari pengembangan kurikulum
administrative model?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari model pengembangan kurikulum
2. Untuk mengetahui maksud dari model pengembangan kurikulum
administrative model
3. Untuk mengetahui fungsi pengembangan kurikulum administrative
model.
4. Untuk mengetahui tahapan pengembangan kurikulum administrative
model.
5. Untuk mengetahui Prosedur Kerja dari Pengembangan Kurikulum model
administrative

1
6. Untuk mengetahui kelebihan & kelemahan dari pengembangan
kurikulum administrative model

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengembangan Kurikulum


Model adalah pola-pola penting yang berguna sebagai pedoman untuk melakukan
suatu tindakan. Model dapat ditemukan dalam hampir setiap bentuk kegiatan
pendidikan, seperti model pengajaran, model adtninistrasi, model evaluasi, model
supervisi dan model lainnya. Menggunakan model pada perkembangan kurikulum
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Banyak sekolah/fakultas mempunyai rancangan untuk satu tahun, mereka telah
memikirkan polanya untuk memecahkan masalah pendidikan atau prosedur yang
tidak dapat dihindari, walaupun begitu mereka tidak mempunyai lebel kegiataanya
sebagai rancangan. Berdasarkan perkembangan para ahli kurikulum, dewasa ini telah
banyak menyajikan model-model pengembangan kurikulum. Dimana setiap model
memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya
itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pengembangannya sesuai dengan
pendekatannya.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum bisa berarti
penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction) bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curriculum improvement). Sedangkan
Model menurut Good dan Travers adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
peristiwa kompleks atau sistem, dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta
lambang-lambang lainnya. Rivett (1972) menyatakan bahwa model adalah hubungan
sebuah logika secara, salah satunya kualitatif atau kuantitatif, yang memberikan
relevansi pada masa mendatang. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengembangan
Model Kurikulum adalah suatu sistem dalam bentuk naratif, matematis, grafis, serta
lambang-lambang dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan
kurikulum yang telah ada yang memberikan relevansi pada masa mendatang. Nadler
mengatakan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong sipenggguna
untuk mengerti dan memahami suatu proses yang mendasar dan menyeluruh.

B. Pengertian model Pengembangan The administrative Model


Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan paling
banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf”

2
(line staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari
pada administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Model
admistratif pengembangan kurikulum menggunakan prosedur atas-bawah, lini staf
(Topdown, line-staff procedure). Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari
pejabat tingkat atas (Superintendent). Pejabat tersebut membuat keputusan tentang
kebutuhan suatu program pengembangan kurikulum dan implementasinya, lalu
mengadakan pertemuan dengan staf lini (bawahannya) dan meminta dukungan dari
dewan pendidikan (Board of education).
Langkah berikutnya adalah membentuk suatu panitia pengarah yang terdiri dari
pejabat administratif tingkat atas, seperti asisten superintendent, principals,
supervisor, dan guru-guru inti. Panitia pengarah merumuskan rencana umum,
mengembangkan panduan kerja, dan menyiapkan rumusan filsafat dan tujuan bagi
seluruh sekolah didaerahnya (District). Disamping itu, panitia pengarah dapat
mengikutsertakan organisasi diluar sekolah / tokoh masyarakat sebagai panitia
penasehat yang bekerja bersama dengan personel sekolah dalam rangka merumuskan
berbagai rencana, petunjuk dan tujuan yang hendak dicapai. Setelah kebijakan
kurikulum dikembangkan, maka panitia pengarah memilih dan menugaskan
stafpengajar sebagai panitia pelaksana (panitia kerja) yang bertanggung jawab
mengkonstruksikan kurikulum.
Panitia ini merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus kurikulum, isi (materi),
kegiatan-kegiatan belajar dan sebagainya sesuai dengan pedoman / acuan kebijakan
yang telah ditentukan oleh panitia pengarah. Panitia mengerjakan tugasnya diluar jam
kerja biasa dan tidak mendapat kompensasi. Kondisi ini diterapkan karena berkaitan
dengan tanggung jawab guru untuk memahami dengan benar kurikulum dan
meningkatkan mutu kurikulum itu sendiri.

C. Fungsi Model Pengembangan Kurikulum administrative

Setelah panitia kerja (guru-guru) melaksanakan penyusunan kurikulum melalui


proses tertentu, selanjutnya kurikulum yang dihasilkan tersebut direvisi oleh panitia
pengarah atau panitia tingkat atas lainnya sesuai dengan maksud diadakannya review
tersebut. Panitia ini melaksanakan berbagai fungsi-fungsi, sebagai berikut:
1. Memberi koherensi pada ruang lingkup dan urutan dalam program bidang
studi dengan koordinasi bersama panitia guru-guru masing-masing bidang.
2. Memeriksa kesesuaiannya dengan kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh panitia pengarah
3. Menyiapkan gaya dan bentuk susunan material yang siap untuk
dipublikasikan.

3
Rencana kurikulum yang telah direvisi dan final tersebut selanjutnya ditugaskan
kepada suatu panitia yang terdiri dari para admimstrator (principals) dan guru-guru
untuk melaksanakannya dalam rangka uji coba. Para pelaksana adalah tenaga
profesional yang tidak dilibatkan dalam penyusunan kurikulum (mencakup filsafat
rasional, tujuan dan metodologinya) uji coba dilaksanakan dalam kondisi pengajaran
senyatanya dan keefektifannya dimonitor dengan cara kunjungan kelas, diskusi,
evaluasi siswa dan alat-alat lainnya. Berdasarkan hasil uji coba dilakukan modifikasi,
dan selanjutnya kurikulum baru tersebut diresmikan pelaksanaanya secara nyata
dalam sistem sekolah.

D. Tahap-tahap Pengembangan Kurikulum model administrative

Munculnya model tersebut berawal dari inisatif dan gagasan


pengembangan dari para administrator pendidikan dan menggguanakan prosedur
adminitrasi. Pengembangan model ini bersentral pada wewenag dari pemerintahan
pusat. Pemerintahan pusat melalui pejabat pendidikan yang berwenang dalam semisal
dirjen pendiikan membentuk komisi pengarah pengembangan kurikulum. Anggota
komisi pengarah pengembangan kurikulum ini terdiri dari penjabat di bawah dirjen,
para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia
kerja dan perusahaan.
Adapun tugas dari komisi pengarah kurikulum sebagai berikut:
1. Menyiapkan rumusan falsasfah
2. Merumuskan konsep-konsep dasar
3. Merumuskan landasan pengembangan kurikulum
4. Merumuskan kebijaksanaan
5. Merumuskan strategi utama
6. Merencanakan garis-garis besar kebijaksanaan
7. Memberikan garis-garis besar kebijaksanaan
8. Membentuk tujuan umum pendidikan.
Setalah komisi tersebut menyelesaikan tugas kemudian membentuk dan
mengkaji secara seksama, kemudian membentuk komisi kerja penngembangan
kurikulum. Para anggota komisi ini terdiri dari para ahli kurikulum dan pendidikan,
ahli disipiln ilmu dari perguruan tinggi, guru-guru bidang studi yang senior. Tugas
dari tim kerja pengembangan bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang
lebih operasional, dijabarkan dari konsep-konsep dan kebijaksanaan dasar yangntelah
digariskan oleh tim pengarah. Tugas dari tim kerja pengembangan kurikululum ini
yaitu:
1. Merumuskan tujuan-tujuan yang lebih operasional dari tujuan umum
2. Memilih dan menyusun sekeuens bahan pengajaran dan evaluasi
3. Menyusun pedoman pelaksanaan kurikulum tersebut bagi guru.
Setelah semua tugas dari tim kerja pengembang kurikulum, hasil kerja
dari komisi ini kemudian dikaji oleh tim pengarah serta para ahli yang kompeten atau
penjabat yang kompeten. Selanjutnya diadakan pengakajian tahap selajutnya adalah
uji coba. Pelaksanaan uji coba rancangan kurikulum tersebut adalah sebuah komisi
yang ditunjuk panitia pengarah yang anggotanya sebagaian besar terdiri dari kepala
sekolah. Setelah penelitian uji coba, komisi pengarah menelaah atau mengevaluasi
sekali lagi rancangan kurikulum tersebut baru kemudian memutuskan pelaksanaanya.

4
Apabila sudah diputuskan untuk memakai pengambangan kurikulum maka komisi
pengarah pengembangan akan memerintahkan sekolah-sekolah untuk melaksanakan
kurikulum tersebut.
Pengembangan kurikulim model adminitratif tersebut menekankan
kegiatannya pada orang-orang terlibat pada yang terlibat sesuai denagan tugas dan
fungsinya masing-masing. Berhubung pengembangan kegiatan berasal dari atas ke
bawah, pada dasarnya model ini mudah dilaksanakan pada Negara yang menganut
sistem sentralisasi dan negara dengan kemampuan tenaga pengajaranya masih rendah.

E. Prosedur Kerja dari Pengembangan Kurikulum model administrative


Dalam model administratif atau top down model inisiatif pengembangan
kurikulum datang dari pihak pejabat (administrator) pendidikan. Begitu pula dalam
kegiatan penunjukkan orang-orang yang terlibat di dalamnya beserta tugas-tugasnya
dalam pengembangan kurikulum ditentukan oleh administrator. Dengan
menggunakan sistem garis komando selanjutnya hasil pengembangan kurikulum
disebarluaskan untuk diterapkan di sekolah-sekolah. Karena model ini menggunakan
garis komando dalam kegiatannya, maka model ini disebut pula dengan istilah line
staff model.
Prosedur kerja model ini yaitu:
a) Membentuk tim/panitia pengarah ( steering committee). Anggota dari tim ini
ditentukan oleh pejabat pendidikan yang berwenang. Tugas dari tim pengarah ini
yaitu merumuskan konsep dasar kurikulum, menetapkan garis-garis besar kebijakan,
menyiapkan rumusan falsafah, serta menetapkan tujuan umum pendidikan.
Kurikulum Pembelajaran Anggota dari tim pengarah ini terdiri para pengawas
pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang studi, serta para tokoh dari dunia kerja
lainnya.
b) Membentuk tim/panitia kerja ( worker committee) untuk menjabarkan kebijakan
umum yang telah disusun oleh panitia pengarah, yaitu merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan menjadi tujuan-tujuan yang lebih operasional, memilih dan menyusun
urutan bahan pelajaran, memilih strategi pembelajaran beserta alat evaluasi yang
harus digunakan, serta menyusun pedoman pelaksanaan kurikulum bagi guru. Angota
dari panitia kerja ini yaitu para ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan
tinggi, ditambah guru-guru yang pengalaman dan memiliki reputasi dan prestasi baik.
c) Hasil kerja dari tim atau penitia kerja ini selanjutnya diserahkan kepada pantia di
atasnya, yaitu panitia pengarah/perumus bahkan pihak pejabat bisa membentuk
panitia penilai khusus untuk mempertimbangkan dan menilai hasil kerja tim kerja.
Setalah kegiatan ini selesai, jika dianggap perlu kurikulum yang telah
dinilai itu diujicobakan terlebih dahulu. Hasil dari uji coba ini bis adijadikan masukan
bagi perbaikan dan revisi-revisi tertentu. Penyebarluasan dan penerapan kurikulum di
sekolah-sekolah dengan memakai kebijakan dari pihak berwenang, agar kurikulum
bisa digunakan.

F. Kelebihan & Kelemahan pengembangan kurikulum administrative


Kelebihan Model pengembangan kurikulum administrative model yaitu :
1. Model administratif atau line staf, karena inisiatif dan gagasan pengembangan
datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur

5
administrasi. Dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan
(apakah dirjen, direktur atau kepala kantor wilayah pendidikan dan
kebudayaan) membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan
kurikulum.
2. Anggota-anggota komisi atau tim ini terdiri atas pejabat dibawahnya, para ahli
pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu, dan para tokoh dari dunia kerja
dan perusahaan.
3. Penyusunan Kurikulum lebih terarah karena disusun oleh banyak ahli di
bidang pendidikan.
4. Lebih bersifat “ nasional” karena dibuat di pemerintah di tingkat pusat atau
setidaknya di tingkat wilayah sehingga adanya penyamaan dalam penentuan
tujuan, penentuan skuen bahan pengajaran, strategi pengajaran dan evaluasi.
5. Diharapkan tercapai mutu pendidikan yang setara di seluruh negara atau
wilayah tertentu.

Kelemahan-kelemahan model ini sebagi berikut :


1. Kurang pekanya terhadap adanya perubahan masyarakat, di samping juga
karena kurikulum ini biasanya bersifat seragam secara nasional sehingga
kadang-kadang melupakan atau mengambaikan adanya kebutuhan dan
kekhususan yang ada pada tiap daerah.
2. Pada prinsipnya pengembangan kurikulum dengan model ini bersifat tidak
demokratis, karena prakarsa, inisiatif dan arahan dilakukan melalui garis staf
hirarkis dari atas ke bawah, bukan berdasarkan kebutuhan dan aspirasi dari
bawah ke atas;
3. Pengalaman menunjukkan bahwa model ini bukan alat yang efektif dalam
perubahan kurikulum secara signifikan, karena perubahan kurikulum tidak
mengacu pada perubahan masyarakat, melainkan semata-mata melalui
manipulasi organisasi dengan pembentukkan macam-macam kepanitian .
4. Kelemahan utama dari model administratif adalah diterapkannya konsep dua
fase, yakni konsep yang mengubah kurikulum lama menjadi kurikulum baru
secara uniform melalui sistem sekolah dalam dua fase sendiri-sendiri, yakni
penyiapan dokumen kurikulum baru, dan fase pelaksanaan dokumen
kurikulum tersebut.

6
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pengembangan Model Kurikulum adalah suatu sistem dalam bentuk naratif,
matematis, grafis, serta lambang-lambang dalam penyusunan kurikulum yang baru
ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada yang memberikan relevansi pada
masa mendatang.Salah satu model pengembangan kurikulum yaitu Model
pengembangan kurikulum admistratif yang merupakan model paling lama dan paling
banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai model “garis staf”
(line staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan gagasan dari
pada administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. fungsi-
fungsi, sebagai berikut:
• Memberi koherensi pada ruang lingkup dan urutan dalam program bidang
studi dengan koordinasi bersama panitia guru-guru masing-masing bidang.
• Memeriksa kesesuaiannya dengan kebijakan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh panitia pengarah
• Menyiapkan gaya dan bentuk susunan material yang siap untuk
dipublikasikan.

B. Saran
Setelah mempelajari tentang perkembangan kurikulum maka kami harapakan bagi
setiap pembaca untuk dapat memahaminya dan dapat mempelajarinya lebih detail
dari berbagai literature lainnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://soegiartho.cybermq.com/post/detail/9925/model-model-pengembangan-
kurikulum (tanggal unduh 08 November 2022)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/model-pengembangan-kurikulum/
(tanggal unduh 08 November 2022)
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2002. Kurikulum dan
Pembelajaran. Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

Anda mungkin juga menyukai