Anda di halaman 1dari 112

BUDAYAKU MEMBUMI MENJELAJAH

DUNIA
Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Bagi Guru SMA (Fase E)
Tema: Kearifan Lokal
Durasi: 150 JP

TIM PENYUSUN:
1. Ning Setiawati, S.Pd.
2. Tumisih, S.Pd.
3. Ahmad Yusup, S.Pd.
4. Margaretha Sri Yamah, S.E.
5. Ni Luh Gede Yayuk Sucita S., S.Pd.
6. Nadhea Zaintika, S.Pd.
7. Novita Sari, S.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 PASIR SAKTI
T.P. 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Modul Pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


dengan judul “Budayaku Membumi Menjelajah Dunia” telah disahkan dan
dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SMA N 1 Pasir Sakti Tahun
Pelajaran 2023/2024.

Disetujui di : Pasir Sakti


Pada Tanggal : Juli 2023

Mengesahkan
Kepala SMA Negeri 1 Pasir Sakti Koordinator Tim

HASBULLAH, S.Pd.,M.Pd NING SETIAWATI, S.Pd


NIP. 19691212 200012 1 004 NIP. 19851030 200804 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan Tema Kearifan Lokal
dengan baik.
Agar pelaksanaan projek dapat direalisasikan dengan baik, maka
perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan.
Untuk itu diperlukan sebuah pedoman yang dapat menjadi acuan bagi guru
pembimbing dan siswa. Modul ini disusun sebagai acuan dalam
pelaksanaan pemenuhan tugas projek dalam Kurikulum Merdeka ini.
Pedoman ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan upaya guru pembimbing
dan siswa dalam kegiatan projek mulai dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan assesmen.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan modul ini.

Pasir Sakti, Juli 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
INFORMASI PROJEK .................................................................................. 1
A. Deskripsi ............................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 1
C. Alur Projek ............................................................................................ 2
D. Target Pencapaian Projek ...................................................................... 2
E. Dimensi, Elemen, dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila ................... 3
F. Perkembangan Sub Elemen Antarfase ................................................... 4
G. Relevansi dengan Lingkungan Sekolah.................................................. 7
H. Cara Penggunaan Modul .......................................................................7
I. Tahapan dalam Projek ........................................................................... 8
J. Rubrik Penilaian ................................................................................... 16
1. Penilaian Harian ............................................................................. 16
2. Penilaian Gelar Karya ..................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iii
INFORMASI PROJEK

A. Deskripsi
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Tak
hanya memiliki sumber daya alam yang melimpah akan tetapi Indonesia juga
punya segudang keragaman kebudayaan nusantara di setiap daerahnya. Tiap-tiap
daerah di Indonesia memiliki keragaman budaya yang berbeda sekaligus memiliki
ciri khas masing-masing. Keragaman kebudayaan ini dapat terdiri dari rumah
adat, tarian tradisional, upacara adat, baju adat, bahasa daerah, kuliner khas
daerahnya, serta yang lainnya. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
segudang keragaman kebudayaan yaitu provinsi Lampung. Provinsi Lampung
terletak di selatan pulau Sumatera, Indonesia, dengan ibu kota atau pusat
pemerintahan berada di kota Bandar Lampung. Kebudayaan di Lampung
merupakan perpaduan kebudayaan Arab, Cina, dan India. Keragaman kebudayaan
Lampung terdiri atas sastra lisan Lampung, bahasa Lampung, adat istiadat, kain
Lampung, tarian tradisional Lampung dan lainnya.

B. Tujuan
Melalui Projek ini, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mendemonstrasikan kemampuan mengenali berbagai kearifan lokal dalam
budaya Lampung
2. Mendemonstrasikan kemampuan menggali nilai-nilai kearifan lokal dalam
budaya Lampung.
3. Mendemonstrasikan kemampuan menganalisis nilai-nilai kearifan lokal
budaya Lampung
4. Mendemonstrasikan kemampuan mempromosikan kearifan lokal dalam
budaya Lampung.
5. Mendemonstrasikan kemampuan kolaborasi dalam lingkungan sekolah.
6. Mendemonstrasikan kemampuan negosiasi dalam lingkungan sekolah.

1
C. Alur Projek
1. Tahap Pengenalan
Pada tahap ini, peserta didik mengeksplorasi dan memahami berbagai
macam budaya kearifan lokal yang ada di Lampung
2. Tahap Kontekstualisasi
Pada tahap ini, peserta didik melakukan riset dengan cara mengidentifikasi
sumber-sumber pengetahuan awal tentang budaya kearifan lokal yang ada
di Lampung
3. Tahap Aksi
Pada tahap ini, peserta didik melakukan demonstrasi dan presentasi hasil
yang didapatkan mengenai budaya kearifan lokal yang ada di Lampung
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, peserta didik bersama guru melakukan refleksi dan evaluasi

D. Target Pencapaian Projek


Melalui projek ini, peserta didik diharapkan telah mengembangkan tiga
dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu Berkebhinnekaan Global, Kreatif, dan
Gotong Royong.

2
E. Dimensi, Elemen, dan Sub-Elemen Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Profil Pelajar Sub-elemen Profil Pelajar
Elemen Target Pencapaian
Pancasila Terkait Pancasila
Berkebhinnekaan Global Mengenal dan menghargai Mendalami budaya dan identitas Menganalisis pengaruh
budaya budaya keanggotaan kelompok lokal,
regional, nasional, dan global
terhadap pembentukan identitas,
termasuk identitas dirinya. Mulai
menginternalisasi identitas diri
sebagai bagian dari budaya
bangsa.
Kreatif  Menghasilkan gagasan Memiliki keluwesan berpikir dalam Bereksperimen dengan berbagai
yang orisinal mencari alternatif solusi pilihan secara kreatif untuk
 Menghasilkan karya dan permasalahan memodifikasi gagasan sesuai
tindakan yang orisinal dengan perubahan situasi.
Gotong Royong Kolaborasi  Kerjasama  Menyelaraskan tindakan sendiri
 Koordinasi sosial dengan tindakan orang lain
untuk melaksanakan kegiatan
dan mencapai tujuan kelompok
di lingkungan sekitar, serta
memberi semangat kepada
orang lain untuk bekerja efektif
dan mencapai tujuan bersama
 Membagi peran dan
Menyelaraskan tindakan dalam
kelompok serta menjaga
tindakan agar selaras untuk
mencapai tujuan bersama

3
F. Perkembangan Sub-Elemen Antar Fase
1. Berkebhinnekaan Global
Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang

Mendalami Mengidentifikasi dan Menjelaskan perubahan Menganalisis pengaruh Menginternalisasi


budaya dan mendeskripsikan budaya seiring waktu dan keanggotaan kelompok lokal, identitas diri sebagai
identitas budaya keragaman budaya di sesuai konteks, baik dalam regional, nasional, dan global bagian dari budaya
sekitarnya; serta skala lokal, regional, dan terhadap pembentukan kemudian
menjelaskan peran nasional. Menjelaskan identitas, termasuk identitas mengeksternalisasi
budaya dan Bahasa identitas diri yang dirinya. Mulai kapasitas diri yang
dalam membentuk terbentuk dari budaya menginternalisasi identitas dimiliki sebagai upaya
identitas dirinya. bangsa. diri sebagai bagian dari melestarikan budaya
budaya bangsa. bangsa

2. Kreatif
Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang

Menghasilkan Menyimpulkan gagasan Menganalisis gagasan yang Menghasilkan gagasan yang Menghasilkan gagasan
gagasan yang yang beragam untuk beragam untuk beragam untuk yang beragam untuk
orisinal mengekspresikan mengekspresikan pikiran mengekspresikan pikiran mengekspresikan
pikiran dan/ atau dan/ atau perasaannya dan/ atau perasaannya pikiran dan/ atau
perasaannya berdasarkan modifikasi perasaannya, menilai
gagasan orang lain gagasannya, serta
memikirkan segala
resikonya dengan
mempertimbangkan

4
banyak perspeltif
seperti etika dan nilai
kemanusiaan ketika
gagasannya
direalisasikan.

Menghasilkan Menganalisis yang Mengimitasi yang beragam Menghasilkan karya yang Mengeksplorasi dan
karya dan beragam karya orang karya orang lain untuk beragam untuk mengekspresikan
tindakan yang lain untuk mengekspresikan pikiran mengekspresikan pikiran pikiran dan/ atau
orisinal mengekspresikan dan/ atau perasaannya dan/ atau perasaannya perasaannya dalam
pikiran dan/ atau berdasarkan modifikasi bentuk karya dan/ atau
perasaannya gagasan orang lain tindakan serta
mengevaluasinya dan
mempertimbangkan
dampak dan resikonya
bagi diri dan
lingkungannya.

5
3. Gotong Royong
Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Harapan Sangat Berkembang

Kerjasama Memahami konsep Membangun tim dan Membangun tim dan Membangun tim dan
kerjasama dalam mengelola kerjasama mengelola kerjasama untuk mengelola kerjasama
kehidupan sehari-hari mentukan tujuan bersama untuk mencapai tujuan
bersama sesuai dengan
target yang sudah
ditentukan

Koordinasi Sosial Memahami konsep Mencoba menyelaraskan Menyelaraskan dan menjaga Menyelaraskan dan
penyelerasan tindakan dan menjaga tindakan diri tindakan diri dan anggota menjaga tindakan diri
diri dan kelompok dengan memilih kelompok kelompok agar sesuai antara dan anggota kelompok
dalam kehidupan sehari- yang homogen satu dengan lainnya untuk agar sesuai antara satu
hari mencapai harmonisasi dengan lainnya serta
menerima konsekuensi
tindakannya dalam
rangka mencapai
tujuan bersama

6
G. Relevansi dengan Lingkungan Sekolah
Dampak dari globalisasi dan kemajuan zaman seperti dua sisi koin yang
tidak bisa kita hindari. Pada satu sisi kita melihat banyak keuntungan yang kita
peroleh mulai dari paradigma kemanusiaan yang berkembang dan kemajuan
diberbagai bidang seperti komunikasi dan transportasi. Di sisi yang lain
globalisasi dan kemajuan zaman juga menyimpan potensi disintegrasi karena
adanya tantangan pergeseran normatif. Setiap manusia Indonesia dituntut untuk
memiliki wawasan global dengan membawa identitas lokal sebagai cara hidup.
Pengenalan, pemahaman, dan refleksi yang mendalam terhadap nilai kearifan
lokal dalam rangka perilaku global perlu difasilitasi sekolah sebagai bentuk dari
pendidikan yang memperhatikan kodrat zaman. Modul ini bertujuan supaya
peserta didik dapat menggali, menganalisis, dan mengapresiasi kearifan lokal
sebagai bekal berkehidupan global.

H. Cara Penggunaan Modul


Untuk membantu Anda dalam memahami modul ini alangkah lebih baik
diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat dalam modul ini
sampai anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan
bagaimana mempelajari modul ini.
2. Temukanlah kata-kata kunci dari kegiatan belajar ini. Alangkah lebih baik
apabila anda mencatat dan meringkas hal-hal penting tersebut.
3. Pahamilah modul ini melalui pemahaman dan pengalaman sendiri serta
diskusikanlah dengan dengan rekan atau instruktur Anda.
4. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan (Anda dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet)
5. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap
masih sulit dengan teman-teman Anda.

7
I. Tahapan dalam Projek
Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : - Pengenalan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar
Pancasila)
- Pengenalan Kearifan Lokal dan Pengenalan Budaya
Lampung
Tujuan : Peserta didik memahami pengertian tentang kurikulum
merdeka, P5 dengan seluruh elemennya, kearifan lokal
serta budaya Lampung.
Alat dan Bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul dan sumber belajar
lainnya
Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan akan definisi dan berbagai bentuk
kearifan lokal yang memiliki hubungan dengan keberlanjutan sumber daya
alam
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menginformasikan P5, Projek Kearifan Lokal
1-2
dan Tujuan Pembelajaran
Guru membentuk kelompok diskusi dengan anggota
3
5 – 6 peserta didik tiap kelompok
Setelah terbentuknya kelompok, peserta didik
mengidentifikasi dan mendeskripsikan kearifan lokal
Tahap
budaya Lampung dengan kelompoknya sesuai
Pengenalan 4-6
undian yang didapatkan (Pakaian, tari, alat musik,
bahasa daerah, seni lukis batik Lampung dan
makanan khas).
Kemudian peserta didik mempresentasikan hasil
7 - 10 rencana pilihan mereka yang disertai dengan alasan
yang mereka dapatkan dalam kelompoknya

Tugas
Peserta didik diminta untuk mencari tahu jenis kearifan lokal seperti lagu,
pakaian, tari, alat musik, bahasa daerah, dan seni lukis batik Lampung yang ada di
Lampung dari berbagai sumber sesuia kelompok masing-masing.

8
Pertemuan Ke-2
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Bentuk dan Fungsi Kearifan Lokal
Tujuan : - Peserta didik memahami tentang bentuk dan fungsi
kearifan lokal
Alat dan bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul dan sumber belajar
lainnya

Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan tentang bentuk dan fungsi kearifan
lokal serta bagaimana perkembangan budaya kearifan lokal yang ada di
Lampung
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menggali lebih dalam pengetahuan peserta
didik mengenai jenis kearifan lokal seperti lagu,
pakaian, tari, alat musik, bahasa daerah, dan seni
lukis batik Lampung yang ada di Lampung.
Beberapa pertanyaan pemantik yang dapat dipakai
1 - 3 adalah sebagai berikut:
a. Apa yang kalian ketahui tentang lagu, pakaian,
tari, alat musik dan seni lukis batik Lampung dan
makanan khas yang ada di Lampung?
b. Apa fungsi kearifan lokal tersebut?
c. Bagaimana perkembangannya di Lampung?
Tahap Guru lalu menginformasikan kembali bentuk
Pengenalan kearifan lokal yang beragam, mulai dari lagu,
pakaian, tari, alat musik, bahasa daerah, seni lukis
4 - 6 batik Lampung dlsb. yang memiliki fungsi beragam
pula. Tidak semua pengetahuan lokal bisa dijelaskan
secara ilmiah maupun digunakan untuk pengelolaan
bencana
Guru menampilkan gambar kearifan lokal budaya
7 – 8 Lampung yang belum cukup populer di kalangan
masyarakat.
Kemudian peserta didik menanggapi informasi yang
9 - 10 didapat dari gambar yang ditampilkan oleh guru.

9
Pertemuan Ke-3
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Kerangka Proposal Umum
Tujuan : - Peserta didik mampu memahami proses pembuatan
proposal.
Alat dan bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul dan sumber belajar
lainnya

Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan tentang bentuk dan fungsi kearifan
lokal serta bagaimana perkembangan budaya kearifan lokal yang ada di
Lampung
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menginformasikan tentang pengertian
1 - 2 proposal, fungsi proposal dan proses pembuatan
proposal.
Tahap Guru mengistruksikan peserta didik untuk membuat
Kontekstual 3 - 8 kerangka proposal bersama kelompoknya (kelompok
pada pertemuan sebelumnya)
Guru merefleksi hasil proposal yang sudah di buat
9 - 10
oleh peserta didik.

Tugas:
Siswa ditugaskan untuk membuat kerangka proposal sesuai dengan informasi
yang sudah didapatkan.

10
Pertemuan Ke-4
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Tari Lampung
Tujuan : - Peserta didik memahami jenis-jenis tari di daerah
Lampung yang
belum cukup populer.
Alat dan bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul. Projektor dan
laptop.

Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan tentang jenis- jenis tari di daerah
Lampung
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menginformasikan sekilas tentang sejarah,
fungsi, kostum dan gerak jenis-jenis tari Lampung
1-2
yang belum cukup populer seperti tari Kuttau, tari
Nyambai dan tari Cangget.
Guru membagi undian jenis tarian kepada masing-
masing kelompok peserta didik dan mengintruksikan
3 - 4 kepada mereka untuk mencari pengetahuan tentang
tari Kuttau, tari Nyambai dan tari Cangget bersama
Tahap
rekan kelompoknya.
Kontekstual
Peserta didik memprentasikan hasil diskusi bersama
5-6
kelompoknya.
Guru menampilkan video tari Kuttau, tari Nyambai
dan tari Cangget dan peserta didik
7-8
mengidentifikasikan gerak tarian sesuai dengan
undian yang didapatkan.
Peserta didik merefleksikan gerakan tari yang sudah
9 - 10
mereka identifikasi.

11
Pertemuan Ke-5
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Lagu Lampung
Tujuan : - Peserta didik memahami pengertian, unsur-unsur,
sejarah dan macam-
macam lagu tradisional di daerah Lampung.
Alat dan bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul dan sumber lainnya

Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan tentang lagu tradisional di daerah
Lampung
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menginformasikan sekilas tentang pengertian,
unsur-unsur lagu, sejarah Lampung dan macam-
1 - 2 macam lagu Lampung seperti lagu Bumi Lampung,
lagu Sumur Putri, lagu Sakai Sambayan, lagu
Panglipandang dan lagu Teluk Lampung.
Guru membagi undian kepada masing-masing
kelompok peserta didik dan mengintruksikan kepada
mereka untuk mencari pengetahuan tentang lagu
3-4
Tahap Bumi Lampung, lagu Sumur Putri, lagu Sakai
Kontekstual Sambayan, lagu Panglipandang dan lagu Teluk
Lampung bersama rekan kelompoknya.
Peserta didik memprentasikan hasil diskusi bersama
5-6
kelompoknya.
Guru menampilkan video lagu Bumi Lampung, lagu
7 - 8 Sumur Putri, lagu Sakai Sambayan, lagu
Panglipandang dan lagu Teluk Lampung.
Peserta didik menyimpulkan makna lagu tradisonal
9 - 10
sesuai dengan undian kelompoknya.

12
Pertemuan Ke-6
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Seni Lukis Batik Lampung
Tujuan : - Peserta didik memahami pengertian, ciri-ciri dan jenis-
jenis seni
lukis batik di daerah Lampung.
Alat dan bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul, projektor dan
laptop.

Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan tentang seni lukis batik di daerah
Lampung
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menginformasikan sekilas tentang pengertian,
1-2
ciri-ciri dan jenis-jenis seni lukis batik Lampung .
Guru mengintruksikan kepada peserta didik untuk
mencari pengetahuan tentang pengertian, ciri-ciri dan
3-4
jenis-jenis seni lukis batik Lampung bersama rekan
kelompoknya.
Tahap
Peserta didik memprentasikan hasil diskusi bersama
Kontekstual 5-6
kelompoknya.
Guru menampilkan contoh-contoh seni lukis batik
7-8
Lampung Lampung
Peserta didik menyimpulkan makna dari jenis-jenis
9 - 10 seni lukis batik Lampung yang sudah dicontohkan
oleh guru.

Pertemuan Ke-7
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Proposal Aksi Kearifan Lokal
Tujuan : - Peserta didik membuat proposal aksi kearifan lokal.
Alat dan bahan : Alat Tulis, Spidol, smartphone, modul, projektor dan
laptop.

Persiapan
 Guru membekali diri dengan pengetahuan tentang cara membuat proposal aksi
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Guru menginformasikan sekilas tentang fungsi dan
1-2
tujuan pembuatan proposal aksi kearifan lokal.
Guru melakukan undian pembagian materi proposal
Tahap 3 - 4 dan mengintruksikan kepada peserta didik untuk
Kontekstual membuat proposal aksi kearifan lokal.
5 Guru menampilkan contoh proposal kearifan lokal.
7 - 10 Peserta didik membuat proposal aksi kearifan lokal.

13
Pertemuan Ke-8 s/d ke-12
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Persiapan Aksi Kearifan Lokal
Tujuan : - Peserta didik dapat memiliki kedisiplinan dan tanggung
jawab
dalam persiapan aksi untuk gelar karya kearifan lokal
Alat dan bahan : Smartphone, Speaker, Laptop dan Proyektor

Persiapan
 Guru mendampingi peserta didik dalam melaksanakan latihan
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Siswa secara aktif dan konsisten dalam melaksanakan
Tahap Aksi 1 - 10 latihan aksi kearifan lokal.

Pertemuan ke-13
Persiapan Dekorasi dan Gladi
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Persiapan Gelar Karya
Tujuan : - Peserta didik dapat bekerjasama untuk mempersiapkan
gelar karya
kearifan lokal.
Alat dan bahan : Smartphone, Speaker, perlengkapan dekorasi sesuai
projek masing-
masing

Persiapan
 Guru mendampingi peserta didik dalam mempersiapkan tempat untuk di
dekorasi
Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Siswa secara aktif dan konsisten dalam melaksanakan
Tahap Aksi 1 - 10 latihan aksi kearifan lokal.

14
Pertemuan ke-14 & ke-15
Gelar Karya
Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Gelar Karya
Tujuan : - Peserta didik dapat bekerjasama untuk menampilkan
hasil karya-karya yang sudah mereka persiapkan untuk
gelar karya kearifan lokal.
Alat dan bahan : Smartphone, Speaker, perlengkapan dekorasi sesuai
projek masing-masing

Jam
Tahapan Pelaksanaan
ke-
Siswa secara aktif dan konsisten dalam melaksanakan
Tahap Aksi 1 - 10 aksi gelar karya kearifan lokal yang sudah mereka
persiapkan sebelumnya.

15
J. Rubrik Penilaian
1. Penilaian Harian Keterangan:

Penilaian Harian 1. Dimensi 1 : Berkebhinnekaan Global


2. Dimensi 2 : Kreatif
Hari/ tanggal: Rata-
No Nama Siswa 3. Dimensi 3 : Gotong royong
Dimensi Dimensi Dimensi rata
Rentang
1 2 3 Kualifikasi
Nilai
1
2 86 - 100 Sangat Berkembang
3 Berkembang Sesuai
70 - 86
4 Harapan
5 60 - 69 Mulai Berkembang
dst
<= 59 Belum Berkembang
2. Penilaian Gelar Karya
a. Lagu
Rentang
Kriteria Penilaian Kualifikasi
Nilai
No Nama Siswa Kelas
Ketepatan 86 - 100 Sangat Berkembang
Teknik Penghayatan Penampilan
nada
1 Berkembang Sesuai
70 - 86
Harapan
2
3 60 - 69 Mulai Berkembang
4
5 <= 59 Belum Berkembang
dst

16
b. Tari
Rentang
Kriteria Penilaian Kualifikasi
Nilai
No Nama Siswa Kelas
Ketepatan Penjiwaan 86 - 100 Sangat Berkembang
Penampilan
irama gerak
1 Berkembang Sesuai
70 - 86
Harapan
2
3 60 - 69 Mulai Berkembang
4
<= 59 Belum Berkembang
5
dst

c. Seni Lukis Batik Lampung


Kriteria Penilaian Rentang
Kualifikasi
No Nama Siswa Kelas Nilai
Komposisi
Kreatifitas Kerapihan 86 - 100 Sangat Berkembang
warna
1 Berkembang Sesuai
70 - 86
2 Harapan
3 60 - 69 Mulai Berkembang
4
5 <= 59 Belum Berkembang
dst

17
Rentang Kualifikasi Indikator
Nilai
 Peserta didik mengembangkan kemampuannya
Sangat melampaui harapan
 Menyelesaikan semua tugas yang dibebankan
86 - 100
Berkembang  Dapat dikerjakan dengan baik dengan hasil
sempurna
 Mutu paling tinggi dalam standar
 Peserta didik telah mengembangkan kemampuan
Berkembang hingga berada dalam tahap stabil
Sesuai  Menyelesaikan semua tugas yang dibebankan
70 - 86
 Dilaksanakan dengan benar hanya terdapat
Harapan
kesalahan-kesalahan kecil
 Mutu tinggi dalam pengerjaan
 Peserta didik mulai mengembangkan kemampuan
Mulai namun masih belum stabil
60 - 69  Hanya mencukupi persyaratan minimal yang
Berkembang
diharapkan
 Sesuai dengan standar rata-rata yang ada
Belum  Peserta didik masih membutuhkan bimbingan
dalam mengembangkan kemampuannya
<= 59 Berkembang  Tidak mencukupi untuk persyaratan minimal
 Di bawah standar pekerjaan yang diharapkan

18
DAFTAR PUSTAKA

Murtono, Sri, dkk. 2017. Seni Budaya 2 SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
https://s.id/kurikulum-merdeka
https://www.iwarebatik.org/lampung/?lang=id
https://www.gramedia.com/literasi/seni-lukis/
https://www.karyakreatifindonesia.co.id/umkm/batik-siger/13313
https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_lukis
https://lagudaerah.id/teluk-lampung/
https://smpn1gorontalo.sch.id/panduan-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-
kearifan-lokal/
https://www.cakaplah.com/artikel/kampus/10738/2022/10/01/melestarikan-
budaya-dan-kearifan-lokal-melalui-projek-penguatan-profil-pelajar-
pancasila/#sthash.2F1QI4Qz.dpbs
https://id.wikipedia.org/wiki/Lagu
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6579625/mengenal-pakaian-adat-
lampung-keunikandan-keindahannya
https://lampung.idntimes.com/hype/entertainment/idn-times-hyperlocal/9-tari-
tradisional-lampung-sarat-makna-dan-ditampilkan-acara-istimewa
https://www.kompasiana.com/hendri.dunan/54ff4b13a33311af4d50fa20/bahasa-
daerah-lampung
https://www.merdeka.com/trending/9-unsur-unsur-musik-beserta-penjelasan-
lengkapnya-kln.html

19
LAMPIRAN
BAHAN AJAR
BUDAYAKU MEMBUMI MENJELAJAH
DUNIA
Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Bagi Guru SMA (Fase E)
Tema: Kearifan Lokal
Durasi: 150 JP

TIM PENYUSUN:
1. Ning Setiawati, S.Pd.
2. Tumisih, S.Pd.
3. Ahmad Yusup, S.Pd.
4. Margaretha Sri Yamah, S.E.
5. Ni Luh Gede Yayuk Sucita S., S.Pd.
6. Nadhea Zaintika, S.Pd.
7. Novita Sari, S.Pd.

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 PASIR SAKTI
T.P. 2023/2024

1
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-1

Alokasi waktu : 10 jp
Materi : - Pengenalan P5 (ProyekPenguatanProfilPelajarPancasila)
- Pengenalan Kearifan Lokal dan Pengenalan Budaya
Lampung
Tujuan : Peserta didik memahami pengertian tentang kurikulum
merdeka, P5
dengan seluruh elemennya, kearifan lokal serta budaya
Lampung.

 Pengenalan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

A. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler
yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki
cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensiyang
dimaksudkan untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus
pada materi esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa.Kurikulum
baru ini membagi jenjang kelas mulai kelas 1-12 jadi 6 fase. Berikut pembagian
fasenya:

Fase A : Kelas 1-2


Fase B : Kelas 3-4
Fase C : Kelas 5-6
Fase D : Kelas 7-9
Fase E : Kelas 10
Fase F : Kelas 11-12

Jika pada Kurikulum 2013 siswa harus mempelajari seluruh mata pelajaran
(dari tingkat TK-SMP) dan aka nada penjurusan jadi IPA/IPS saat SMA, berbeda
dengan Kurikulum Merdeka. Di kurikulum baru ini, siswa tidak lagi belajar
seperti itu. Siswa tidak lagi “dipaksa” untuk belajar mata pelajaran yang tidak
diminatinya. Mereka bisa “merdeka” memilih materi yang diminati dan ingin
dipelajari. Inilah maksud dari konsep Merdeka Belajar. Selain itu, kurikulum ini
lebih mengutamakan strategi pembelajaran berbasis proyek. Maksudnya, siswa
akan menerapkan materi yang sudah dipelajari lewat studi kasus atau proyek. Jadi,
pemahaman konsep dapat terlaksana lebih baik.Nama proyeknya sendiri adalah

2
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Adanya proyek ini, fokus siswa bukan
lagi hanya untuk mempersiapkan diri menjawab soal-soal ujian. Dengan ini,
kegiatan belajar-mengajar tentu terasa lebih menyenangkan dan seru, ketimbang
hanya fokus menyelesaikan latihan soal-soal saja. Perubahan Kurikulum
sebelumnya ke Kurikulum Merdeka khususnya pada jenjang SMA yaitu
diantaranya:
a. Tidak ada penjurusan
b. Siswa akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di kelas 11 dan 12
sesuai minat dan bakat masing-masing dengan dipandu oleh guru
Bimbingan Konseling.
c. Siswa bisa mengganti pilihan mata pelajaran di kelas 12, tapi tak
disarankan.

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Apa itu profil pelajar Pancasila? Mengapa projek penguatan profil pelajar
Pancasila diperlukan?
Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya
satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler.Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab
satu pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti apa
yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam konteks tersebut,
profil pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di
dalam pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan
pendidikan dalam hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Tema Projek Profil SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK dan
sederajat. Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat
dipilih oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Gaya Hidup Berkelanjutan


Peserta didik memahami dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun

3
lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga membangun kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan
kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya.

Contoh kontekstualisasi tema:


• Jakarta: situasi banjir
• Kalimantan: hutan sebagai paru-paru dunia
• Daerah pedesaan: pemanfaatan sampah organik

2. Kearifan Lokal
Peserta didik membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui
eksplorasi budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut,
serta perkembangan peserta didik
Contoh kontekstualisasi tema:
• Jawa Barat: sistem masyarakat di Kampung Naga
• Papua: sistem masyarakat di Lembah Baliem
• SMK tata kecantikan: eksplorasi seni pranata acara adat Jawa

3. Bhinneka Tunggal Ika


Peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti
kekerasan, belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman serta
nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Peserta didik juga mempelajari perspektif
berbagai agama dan kepercayaan, secara kritis dan reflektif menelaah berbagai
stereotip negatif dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan.

4. Bangunlah Jiwa dan Raganya


Peserta didik membangun kesadaran dan keterampilan memelihara
kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Peserta didik melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah
terkait kesejahteraan diri (wellbeing), perundungan (bullying), serta berupaya
mencari jalan keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu
narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi.

4
5. Suara Demokrasi
Peserta didik menggunakan kemampuan berpikir sistem, menjelaskan
keterkaitan antara peran individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
Melalui pembelajaran ini peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang
berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja.

6. Rekayasa dan Teknologi


Peserta didik melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi
yang memudahkan kegiatan diri dan sekitarnya. Peserta didik dapat
membangun budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan
di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi,
mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi.

7. Kewirausahaan
Peserta didik mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan
masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya
dengan aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui
kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan tentang peluang
masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang
terampil, serta siap untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.

C. Projek Kearifan Lokal


Budaya dan kearifan lokal adalah kekayaan bangsa yang perlu dilestarikan
agar tidak punah dan hilang dimakan zaman. Generasi muda sepatutnya bangga
dengan khazanah budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Kearifan lokal
dimaknai sebagai ciri khas etika dan nilai budaya dalam masyarakat lokal yang
diwariskan turun temurun. Kearifan lokal juga diartikan sebagai kebijaksanaan
atau pengetahuan asli suatu masyarakat yang berasal dari nilai luhur tradisi
budaya untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Kearifan lokal merupakan
pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu, mengenai lingkungan

5
alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan
hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah
tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun. Melestarikan budaya dan kearifan
lokal melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila juga dimaknai sebagai
suatu upaya menumbuhkan kebanggaan dan penghargaan terhadap produk budaya
bangsa, kemauan mengadopsi filosofi-filosofi positif budaya menjadi dasar dalam
berpikir, bertindak dan membuat sebuah keputusan, serta mampu menciptakan
suatu produk budaya yang bernilai tinggi bahkan memiliki nilai jual.Kebudayaan
Indonesia adalah kebudayaan yang ada dan hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia
dan setiap kebudayaan daerah mempunyai kearifan tersendiri termasuk provinsi
Lampung. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
banyak keanekaragaman budaya, seperti tarian, alat musik, makanan, permainan,
lagu daerah, pakaian adat, serta adat istiadat.

D. Tujuan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran (P5) ini memiliki tujuan yaitu:
1. Mempertahankan kebudayaan luhur bangsa, lokalitas, dan identitas suatu
budaya
2. Menumbuhkan citra dikalangan pelajar bahwa budaya tanah air adalah
budaya yang bernilai tinggi sehingga terbangun sikap cinta terhadap
budaya bangsa sendiri
3. Menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya
budaya baru yang positif tapi tidak bertentangan dengan budaya dan nilai
luhur Pancasila.

6
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-2

Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Bentuk dan Fungsi Kearifan Lokal
Tujuan : Peserta didik memahami tentang bentuk dan fungsi
kearifan lokal

 Pengenalan Kearifan Lokal dan Pengenalan Budaya Lampung


1. Pakaian Adat Lampung
a. Pakaian Adat Lampung Saibatin
Masyarakat adat Lampung Saibatin yaitu
masyarakat yang tinggal atau mendiami daerah
pesisir seperti di Jabung, Way Jepara, Padang
Cermin, Cukuh Balak, Talang Padang.Kota
Agung, Pesisir Krui, Liwa dan lain-lain.
Pada pengantin pria adat Saibatin, ada
tutup kepala dikenakan ikat pujuk atau kikat.
Baju berlengan panjang berwarna putih ditutup
jas. Pada pakaian kebesaran biasanya
dikenakan salempang yang terdiri dari kain putih atau kuning dari kain limar.
Celana berwarna gelap ditutup oleh kain tumpal sebatas lutut atau bulipat yang
diperkuat ikat pinggang buduk. Keris disisipkan di pinggang sebelah kanan
agak miring ke kiri yang melambangkan kejantanan dan semangat perjuangan
dalam kehidupan.
Pengantin wanita memakai mahkota sebagai hiasan kepala yang disebut
siger yang berigi atau bersiku tujuh dihiasi oleh bunga daun bambu atau bunga
melur. Sanggul malang dihiasi oleh sial kikha dan di atas telinga diselipkan
bunga melur dan bunga daun bambu. Baju yang dikenakan disebut kawai maju
terbuat dari bahan beludru bermote dengan motif bunga yang dihiasi oleh
beberapa asesori baik di leher atau di lengan seperti kakalah bangkang atau
buah jukum, papan jajar atau bulan tananggal. Sedangkan pada lengan
dikenakan gelang kanan dan gelang sutit atau gelang rui. Kain cempaka
diselempangkan di bahu sebelah kanan kemudian ditutup oleh kain putih atau

7
kuning dari bahan limar yang diselempangkan di bahu sebelah kiri. Kain
sarung yang dikenakan adalah kain tumpal atau sinjang tekhitis (sinjang maju)
yang dihiasi bintang maju atau buduk. Memakai ikat pinggang atau pending.
Kalung yang dipakai melingkar dari bahu sampai bagian perut berbentuk buah-
nbuah kecil di atas kain yang dirangkai menjadi untaian bunga.
Saibatin sendiri memiliki makna "satu penguasa" atau "raja". Pakaian
adat ini memiliki ciri khas warna merah menyala.

b. Pakaian Adat Lampung Pepadun


"Pepadun" dalam arti sehari-hari adalah
bangku tahta kepenyimbangan adat yang tebruat
dari bahan kayu berkaki empat dan berukir-ukir.
Kemudian, masyarakat adat Pepadun
berkediaman di daerah pedalaman Lampung,
seperti Lampung Tengah, Lampung Utara, Way
Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat,
sebagian Pesawaran, sebagian Pringsewu, dan
sebagian Mesuji. Daerah tersebut terdiri dari masyarakat adat Abung (Abung
Siwo Migo), Pubian (Pubian Telu Suku), Menggala/ Tulang Bawang (Migo
Pak) dan Buai Lima.
Pakaian ini memiliki makna "tempat duduk penobatan penguasa". Pakaian adat
ini memiliki ciri khas warna putih.

2. Tari tradisional Lampung


a. Tari Melinting
Melinting sendiri
bermakna “membawa”, artinya
Islam hadir bersama dengan
misinya untuk masuk ke
nusantara di saat
itu.Berdasarkan informasi
yang beredar di masyarakat,
tari Melinting diciptakan ratu yang memimpin Melinting pada masa itu.

8
Saat awal penciptaannya, tarian ini sifatnya sakral dan ditampilkan di
upacara adat tertentu saja. Kendati demikian, saat ini tarian Melinting dapat
dimainkan di berbagai acara umum.
Tarian ini memiliki dua gerak yang menonjol yaitu Murni serta Maknawi.
Sedangkan gerakannya dibagi menjadi gerakan untuk putra dan putri seperti
babar kipas, sukhung, suali, lapah ayun, dan lain-lain.
b. Tari Bedana
Tarian Bedana yang
kental akan unsur Islami.
Tari Lampung ini identik
dengan pakaian penari yang
berwarna terang seperti
orange dan kuning.
Permulaan kemunculan
tarian ini sebenarnya dipertontonkan di kalangan keluarga sendiri saja,
sebagai ungkapan syukur apabila ada anggota yang sudah khatam Al-
Qur’an. Penari yang membawakan tari Bedana biasanya berkelompok dan
berpasangan. Dengan zaman yang semakin maju, tarian ini semakin umum
ditampilkan di berbagai acara formal maupun yang non formal.Usia tarian
ini terbilang paling tua dibandingkan yang lain, karena telah ada dan
bertumbuh dari kali pertama Islam masuk menuju Lampung. Bedana juga
merupakan cerminan dari keramahan, kesopanan, serta keramahan
masyarakat akan perkembangan yang bersifat positif dari luar daerahnya.

c. Tari Sigeh Pengunten


Kesenian ini seringkali
dibawakan sebagai bentuk
penyambutan terhadap
tamu penting hingga
resepsi pernikahan. Selain
untuk penyambutan, tarian
ini juga merupakan
ungkapan terima kasih bagi penonton yang hadir di acara. Tarian adat ini

9
terbilang unik karena terdapat bagian yang paling berkesan dimana penari
membawa tepak yang merupakan kotak warna keemasan. Isi kotak tersebut
adalah daun sirih, yang nantinya akan diberikan untuk tamu sebagai bentuk
penghormatan. Nuansa Sigeh Pengunten didominasi oleh nuansa
kegembiraan, dengan iringan alat musik khas Lampung serta gerakan yang
menarik dan terkesan ramah. Jumlah penari yang membawakan Sigeh
Pengunten haruslah ganjil misalnya 5, 7, 9, dan seterusnya.

d. Tari Sekura
Biasanya tarian ini
ditampilkan di awal bulan
Syawal, yaitu di pesta adat
bernama Sekuran. Meski secara
sepintas topengnya terkesan
menakutkan, namun hal ini
berbanding terbalik dengan
maknanya. Di balik topeng tersebut, tarian ini melambangkan perasaan syukur,
bersukacita, serta merenungi sikap dan perilaku diri di kehidupan sehari-hari
sebagai makhluk sosial. Tarian ini juga kaya akan warna, terlihat dari pakaian
penarinya yang warna-warni. Karakter yang muncul ada beragam mulai dari
anak, ksatria, raksasa, hingga binatang. Hal ini menjadikannya hiburan yang
menyenangkan untuk berbagai kalangan usia.

e. Tari Halibambang
Kupu-kupu
dalam tarian ini
melambangkan
keinginan manusia
untuk hidup dengan
bebas menentukan
apa yang dirasa
baik untuk dirinya. Ada kehendak bebas, namun tetap bertanggung jawab
penuh. Tarian ini mulanya hanya ditampilkan secara tertutup untuk keluarga

10
dari Sekala Brak. Namun, saat ini Halibambang semakin populer dan kerap
kali ditampilkan di acara umum.

3. Alat Musik
a. Gendang
Gendang terbuat dari bahan kayu sebagai material utama pembuatannya.
Bagian tengah kayu dilubangi dan dilapisi oleh kulit binatang sebagai bagian
yang menghasilkan suara. Gendang dimainkan dengan cara ditepuk
menggunakan tangan tanpa alat bantu khusus. Permainan gendang biasa
dimainkan dengan alat musik tradisional lainya untuk membuat suatu irama
yang harmonis.

b. Membling
Alat musik ini termasuk ke dalam alat musik berdawai atau memiliki
senar sebagai sumber suara. Bentuk dari membling hampir menyerupai hasapi
dari daerah Sumatra Utara.Alat musik ini termasuk ke dalam alat musik
berdawai atau memiliki senar sebagai sumber suara. Bentuk dari membling
hampir menyerupai hasapi dari daerah Sumatra Utara.

c. Gamolan
Alat musik ini terbuat dari kayu sebagai dudukan dan bambu yang diikat
dengan tali senar yang dirakit dan dirancang khusus.Gamolan mempunyai
perkembangan yang cukup panjang, sempat meredup di taun 90 an akbiat tidak
adanya standar yang baku dalam hal penataan nada.Perkembangan alat musik
ini sangat terbatas pada seniman gamolan saja. Namun pada masa sekarang
Syafril Yamin telah membakukan notasi atau tata nada pada gamolan, dan
perkembangan gamolan pun semakin terlihat. Gamolan dimainkan dengan cara
dipukul menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari kayu. Gamolan pada
zaman dahulu dimainkan hanya untuk acara-acara tertentu seperti ritual adat
dan penyambutan tamu. Namun sekarang gamolan dapat anda temui dalam
Festival Krakatau yang digelar setiap tahunya.

11
d. Kerenceng / Terbangan’
Kerenceng atau terbangan merupakan alat musik tradisional yang hampir
mirip dengan rebana. Namun terdapat perbedaan, yaitu pada bagian pinggir
kerenceng terdapat dua buah logam tipis yang menghasilkan bunyi yang khas
ketika dimainkan. Kerenceng dimainkan dengan cara ditepuk pada bagian
tengah menggunakan tangan tanpa alat bantu khusus. Alat musik ini hasil dari
perpaduan budaya Islam dan budaya asli setempat yang digunakan sebagai
pengiring lagu.

e. Kompang / Khaddap
Kompang terbuat dari bahan kayu yang dilubangi pada bagian tengah dan
dilapisi oleh kulti binatang seperti, kulit kambing betina, kulit lembu, kerbau,
hingga getah sintetik. Kompang mempunyai dua bagian, diantaranya :
1. Bagian muka, yang disebut belulang. Bagian depan yang dimana terdapat
kulit hewan sebagai sumber bunyi pada alat musik satu ini.

2. Bagian badan, yang disebut baluh.


Bagian badan tempat menempelnya kulit sebagai pegangan untuk
memainkan alat musik ini. Kompang dimainkan dengan cara ditepuk
menggunakan jari-jari tangan. Kompang juga dimainkan dengan cara
beregu atau berkelompok sembari menyanyikan syair-syair arab atau
bahasa Melayu klasik.

f. Gambus Lunik
Alat musik tradisional satu ini adalah alat musik hasil perpaduan antara
budaya masyarakat dan budaya arab yang dibawah oleh pedagang-pedagang
bangsa Arab ke Nusantara. Gambus lunik dimainkan dengn cara dipetik dan
dimainkan bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia pada
zaman dahulu.

12
g. Cetik
Cetik di rangkai dan dijejerkan dan dirakit menggunakan senar atau tali
sebagai perekatnya. Cetik dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat
bantu khusus yang terbuat dari kayu.

h. Serdam
Serdam memiliki 5 buah lubang sebagai pengatur nada atau bunyi yang
berirama do,re,mi,sol, la dan si (1,2,3,5,6 dan 7). Alat musik ini dapat
dimainkan secara tunggal atau secara bersamaan dengan alat musik lainya.

4. Makanan Khas Lampung


a. Seruit
Seruit merupakan salah satu makanan khas Lampung yang sering
dihidangkan saat ada acara keluarga, pernikahan, acara adat serta acara
keagamaan. Sementara itu, seruit juga sering dijadikan makanan pokok yang
dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Pepadun. Hidangan ini dibuat dari ikan
bakar yang dicampur dengan berbagai sambal terasi khas kota BAndar
Lampung, seperti tempoyak ataupun mangga. Jenis ikan yang digunakan untuk
Seruit umumnya adalah ikan air tawar yang mudah ditemui di sungai-sungai.
Ikan yang paling sering digunakan adalah ikan yang berasal dari sungai seperti
ikan baung, ikan balide, ikan lais dan lainnya. Makanan ini biasanya disajikan
bersama lalapan berupa petai, jengkol, timun, daun singkong dan adas. Pada
2011, Museum Rekor Indonesia mencatat sebanyak 4.937 orang mengikuti
tradisi nyeruit dalam acara makan bersama di lapangan Enggal, BAndar
Lampung sehingga memecahkan rekor menyeruit dengan peserta terbanyak.
Nyeruit merupakan sebutan untuk menggambarkan kegiatan masyarakat saat
menyantap bersama-sama sambal seruit. Proses menyantap inilah yang unik
dari nyeruit. Masyarakat Lampung yang pada dasarnya senang berkumpul dan
bersilaturahmi, memanfaatkan seruit sebagai makanan yang disantap saat
berkumpul bersama-sama. Memakan seruit tidak terasa nikmat jika dilakukan
sendirian dengan rasa seruitnya yang “ramai” pedas, asam, asin.

13
b. Gulai Taboh
Gulai Taboh merupakan makanan khas daerah Lampung pesisir yang
memiki cita rasa gurih. Makanan ini selalu disajikan saat gelaran acara adat
dan menjadi menu wajib. Gulai Taboh diolah dengan bahan utama ikan laut
atau ikan sungai. Ikan sungai yang digunakan biasanya adalah mujair yang
sebelumnya telah diasap semalaman atau disebut iwa tapa semalam.Jika
menggunakan iwa tapa semalam, campuran gulai taboh hanya dibumbui keluak
saja. Namun, apabila bahan utamanya ikan laut akan ditambahkan
kacangkacangan, buah melinjo, labu kuning, ubi jalar, dan sayuran lain untuk
dimasak dengan santan. Beragam jenis sayuran yang menjadi bahan campuran
mencerminkan masyarakat pesisir yang begitu terbuka terhadap suku lain.
Letak geografisnya yang berada di pinggir pantai memungkinkan masuknya
pendatang dari berbagai wilayah di Indonesia ataupun dari luar negeri. Cara
menyantap gulai taboh cukup unik. Kuah gulai taboh biasanya diseruput dan
dinikmati dengan nasi hangat.

c. Satai Ikan Tuhuk


Masyarakat yang bermukim di Pesisir Barat Lampung sangat mengenal
ikan blue marline atau biasa disebut ikan tuhuk. Ikan tersebut merupakan ikan
perairan laut dalam Samudera Hindia yang biasa ditangkap oleh nelayan
sekitar. Daging ikan tuhuk sangat khas, berbeda dengan ikan laut lainnya. Ikan
ini berdaging tebal, manis, dan lembut. Bila diolah, tekstur dagingnya mirip
dengan daging ayam. Tidak heran bila berbagai masakan berbahan dasar
daging ikan ini menjadi primadona masyarakat, bahkan turis dari mancanegara.
Menikmati satai ikan tuhuk tidak berbeda dengan satai jenis lainnya, yakni
dengan bumbu kacang. Hanya saja, bumbu kacang di Pesisir Barat cenderung
lebih pedas. Kandungan omega tiga yang dimiliki ikan tuhuk tak kalah dengan
ikan tuna, yang dapat meningkatkan pertumbuhan otak bayi dan janin.
Kandungan gizi yang dimiliki dipercaya pula dapat menghindarkan dari
penyakit gondok, kejang, kerontokan rambut, dan mencegah kebutaan.

14
d. Umbu
Umbu merupakan sebuah makanan yang menggunakan bahan utamanya
rotan muda. Dalam proses pembuatannya, rotan ini akan direbus sampai lunak.
Umbu ini sering dijadikan sebagai bahan dasar sayur seperti oseng ataupun
juga bisa dihidangkan dalam bentuk makanan lalapan. Umbu ini tidak hanya
menggunakan rotan sebagai bahan utamanya, namun juga bisa mencampurkan
bahan lainnya yang sesuai selera. Pada dasarnya masyarkat di kota Lampung
sudah menjadikan umbu yang terbuat dari rotan ini sebagai makanan untuk
dikonsumsi sehari-hari, namun seiring berjalannya waktu membuat membuat
rotan pun semakin jarang di temui. Hal inilah yang membuat masyarakat di
Lampung hanya membuat umbu saat ada acara adat ataupun acara-acara
penting lainnya saja.

e. Engkak
Engkak merupakan makanan yang memiliki rasa yang cukup manis.
Bahan utama untuk pembuatan engkak ialah telur dan mentega yang
dihaluskan menjadi tekstur yang sangat lembek. Engkak ini sangat cocok
disantap sebagai makanan ringan dan juga sarapan. Bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan engkak ialah gula pasir, tepung ketan putih, telur
ayam, susu kental manis, santan serta mentega. Selanjutnya semua bahan
tersebut bisa Anda campurkan menjadi satu, lalu aduk hingga merata.
Setelahnya Anda bisa memasukan adonan tersebut ke dalam loyang yang sudah
dioleskan mentega dan juga di beri alas kertas bersih. Anda juga bisa
memanggang kue ini layaknya lapis segit.

5. Bahasa Daerah Lampung


Terdapat dua atau tiga ragam
bahasa Lampung, yaitu: Lampung Api
(juga disebut Pesisir atau dialek A),
Lampung Nyo (juga disebut Abung
atau dialek O), dan Komering. Ragam
terakhir terkadang dianggap sebagai

15
bagian dari Lampung Api, tetapi terkadang juga dianggap sebagai bahasa yang
berdiri sendiri terpisah dari bahasa Lampung.
a. Dialek A
1. Bahasa Lampung Logat Belalau dipertuturkan oleh Etnis Lampung yang
berdomisili di Kabupaten Lampung Barat yaitu Kecamatan Balik Bukit,
Batu Brak, Belalau, Suoh, Sukau, Ranau, Sekincau, Gedung Surian, Way
Tenong dan Sumber Jaya. Kabupaten Lampung Selatan di Kecamatan
Kalianda, Penengahan, Palas, Pedada, Katibung, Way Lima,
Padangcermin, Kedondong dan Gedongtataan. Kabupaten Tanggamus di
Kecamatan Kotaagung, Semaka, Talangpadang, Pagelaran, Pardasuka,
Hulu Semuong, Cukuhbalak dan Pulau Panggung. Kota Bandar Lampung
di Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Utara,
Panjang, Kemiling dan Raja Basa. Banten di di Cikoneng, Bojong,
Salatuhur dan Tegal dalam Kecamatan Anyer, Serang.
2. Bahasa Lampung Logat Krui dipertuturkan oleh Etnis Lampung di
Pesisir Barat Lampung Barat yaitu Kecamatan Pesisir Tengah, Pesisir
Utara, Pesisir Selatan, Karya Penggawa, Lemong, Bengkunat dan
Ngaras.
3. Bahasa Lampung Logat Melinting dipertuturkan Masyarakat Etnis
Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Lampung Timur di
Kecamatan Labuhan Maringgai, Kecamatan Jabung, Kecamatan Pugung
dan Kecamatan Way Jepara.
4. Bahasa Lampung Logat Way Kanan dipertuturkan Masyarakat Etnis
Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Way Kanan yakni di
Kecamatan Blambangan Umpu, Baradatu, Bahuga dan Pakuan Ratu.
5. Bahasa Lampung Logat Pubian dipertuturkan oleh Etnis Lampung yang
berdomosili di Kabupaten Lampung Selatan yaitu di Natar, Gedung
Tataan dan Tegineneng. Lampung Tengah di Kecamatan Pubian dan
Kecamatan Padangratu. Kota Bandar Lampung Kecamatan Kedaton,
Sukarame dan Tanjung Karang Barat.

16
6. Bahasa Lampung Logat Sungkay dipertuturkan Etnis Lampung yang
Berdomisili di Kabupaten Lampung Utara meliputi Kecamatan Sungkay
Selatan, Sungkai Utara dan Sungkay Jaya.
7. Bahasa Lampung Logat Jelema Daya atau Logat Komring dipertuturkan
oleh Masyarakat Etnis Lampung yang berada di Muara Dua, Martapura,
Komring, Tanjung Raja dan Kayuagung di Provinsi Sumatera Selatan.

b. Dialek O
1. Bahasa Lampung Logat Abung Dipertuturkan Etnis Lampung yang yang
berdomisili di Kabupaten Lampung Utara meliputi Kecamatan
Kotabumi, Abung Barat, Abung Timur dan Abung Selatan. Lampung
Tengah di Kecamatan Gunung Sugih, Punggur, Terbanggi Besar, Seputih
Raman, Seputih Banyak, Seputih Mataram dan Rumbia. Lampung Timur
di Kecamatan Sukadana, Metro Kibang, Batanghari, Sekampung dan
Way Jepara. Kota Metro di Kecamatan Metro Raya dan Bantul. Kota
Bandar Lampung di Gedongmeneng dan Labuhan Ratu.
2. Bahasa Lampung Logat Menggala Dipertuturkan Masyarakat Etnis
Lampung yang bertempat tinggal di Kabupaten Tulang Bawang meliputi
Kecamatan Menggala, Tulang Bawang Udik, Tulang Bawang Tengah,
Gunung Terang dan Gedung Aji.

6. Seni Lukis
Pengertian seni lukis ada bermacam-macam, menurut Soedarso Sp,
melukis merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan
datar dari objek tiga dimensi dengan tujuan mendapatkan kesan tertentu. Soedarso
pun menambahkan bahwa karya seni erat kaitannya dengan pelibatan ekspresi,
emosi dan gagasan pencipta secara penuh. Selain Soedarso Sp, pendapat yang lain
dikutip dari W. Setya R dengan karyanya Aliran Seni Lukis Indonesia. Menurut
W. Setya R, seni lukis adalah suatu aktivitas berekspresi dari pengalaman estetik
manusia yang dituangkan dalam bidang dua dimensi dengan medium rupa seperti
garis, warna, bidang, tekstur, cahaya, dan ruang.

17
a. Batik lampung
1. Motif batik siger
Siger adalah nama mahkota
bagi wanita bangsawan Lampung
di zaman kuno. Motif ini adalah
simbol feminitas, kekuatan, dan
keanggunan seorang wanita. Bagi
masyarakat Lampung, perempuan
sangat terlibat dalam semua
kegiatan, terutama dalam kegiatan rumah tangga. Di belakang
kelembutan wanita, ada kerja keras, kemandirian, kegigihan, dan kualitas
feminin.Meskipun masyarakat Lampung sendiri mengikuti pola garis
patrilineal atau bapak, sosok perempuan itu penting, baik sebagai
inspirasi bagi anak-anak maupun pendorong kesuksesan hidup pasangan
mereka.Batik Siger adalah nama brand dari sebuah produksi Siger
Rumah Batik yang berada di kawasan Kemiling – Bandar Lampung.

2. Motif Batik Gajah Lampung


Motifnya
menggambarkan cagar alam
Lampung, Way Kambas.Way
Kambas adalah cagar alam yang
dilindungi yang berfungsi
sebagai pusat konservasi
gajah.Untuk komunitas Hindu,
gajah melambangkan Airlangga, yang merupakan dewa kebijaksanaan
dan pengetahuan.

18
3. Motif Pohon Hayat
Motif batik di
Lampung didominasi oleh
akulturasi budaya Buddha dan
Islam, misalnya, Motif Hayat
atau juga dikenal sebagai
Pohon Kehidupan.Motif pohon
kehidupan memiliki makna
filosofis yang mendalam bagi
masyarakat Lampung.Pohon kehidupan menandakan Pohon Surga,
kekuatan abadi, maskulinitas, dan simbol kehidupan.Motif ini biasanya
dipakai sebagai sarung untuk wanita.

4. Motif Gamolan
Motif ini
menggambarkan Gamolan,
alat musik bambu dari
Lampung yang berbeda dari
gamelan Jawa. Motif batik ini
dibuat sebagai upaya untuk
mempromosikan alat musik
lokal ke masyarakat luas.Motif
gamolan dapat ditemukan di Lampung Barat dan Way Kanan.

19
5. Celugam
Celugam merupakan
salah satu motif khas Lampung
Barat yang memiliki keunikan
bentuk dan susunan sebab
dibuat menggunakan teknik
penyambungan
(patchwork).Celugam terdiri
dari sejumlah warna seperti
merah, hitam, putih, dan
oranye. elugam dipercaya sudah turun temurun dipakai sejak ratusan
tahun lalu oleh masyarakat Bumi Sekala Bekhak, Lampung Barat

20
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-3

Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Kerangka Proposal Umum
Tujuan : Peserta didik mampu memahami proses pembuatan
proposal.

 Kerangka Proposal Umum


1. Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan
kerja yang akan dilaksanakan. Rencana kegiatan tersebut tentu saja harus
dituliskan secara baik dan benar supaya pihak yang berkepentingan dapat
memahaminya dengan baik. Proposal bersifat hanya sebagai usulan tertulis yang
ditujukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dalam suatu kegiatan. Kegiatan
tersebut dapat berupa kegiatan bisnis, pengajuan, dana, proyek, hingga penelitian.

2. Fungsi Proposal
• Dapat digunakan untuk pengajuan kerja sama bisnis kepada perusahaan
sasaran.
• Dapat digunakan untuk mengadakan acara tertentu, misalnya pelatihan,
seminar, perlombaan, dan lain-lain.
• Dapat digunakan untuk melaksanakan penelitian ilmiah.
• Dapat digunakan untuk pengajuan mendirikan suatu usaha.
• Dapat digunakan untuk pelelangan sebuah proyek atau barang.

3. Proses pembuatan proposal


Dalam sebuah proposal, harus memiliki struktur atau bagian-bagiannya.
Dalam beberapa aspek, sebuah proposal penelitian memiliki perbedaan dengan
sebuah proposal kegiatan masyarakat. Namun, secara umum proposal memiliki
sistematika yang hampir mirip satu sama lain. Dalam proposal kegiatan biasanya
terdapat latar belakang, masalah dan tujuan, ruang lingkup kegiatan, kerangka
teoretis dan hipotesis, metode, pelaksana kegiatan, fasilitas, keuntungan dan
kerugian dari pelaksanaan kegiatan, periode waktu, anggaran dana, dan lampiran.

21
a. Latar belakang
Dalam bagian latar belakang yang terdapat pada sebuah proposal ini
berisikan mengenai kejadian, keadaan, atau hal yang melatarbelakangi
pelaksanaan kegiatan atau penelitian tersebut.
Contoh kalimat dalam bagian latar belakang dalam proposal penelitian kadar
keilmiahan pada mading di sekolah:
“Bahasa yang digunakan dalam sebuah tulisan ilmiah memiliki karakteristik
dan ragam ilmiah.Oleh karena itu, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
tersendiri, yaitu ragam tulis ilmiah. Bahasa tulis ilmiah merupakan suatu laras
dari ragam bahasa resmi baku yang harus disusun secara jelas, teratur, dan
tepat makna. Ragam bahasa ilmiah yang digunakan dalam tulisan ilmiah
terutama pada mading ilmiah, harus memiliki ketentuan supaya mampu
mengkomunikasikan pikiran, gagasan, dan pengertian secara lengkap, ringkas,
dan tepat makna……”

b. Masalah dan tujuan


Dalam proposal kegiatan maupun proposal penelitian, perlu
menyebutkan permasalahan dan tujuannya secara spesifik. Bagaimana
caranya? Yakni dengan merumuskan tujuan-tujuan tersebut secara rasional dan
menggunakan bahasa yang persuasif supaya pihak yang membaca proposal
tersebut tertarik dengan tujuan dari kegiatan tersebut.
Contoh perumusan masalah dalam sebuah proposal penelitian kadar keilmiahan
pada mading di sekolah:
“…Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dijadikan fokus penelitian
ini adalah sebagai berikut,
1. Bagaimanakah kadar keilmuan isi tulisan para siswa SMA Neo
Culture kelas 11 dalam mading sekolahnya?
2. Bagaimana kadar keilmuan kosakata dan istilah yang digunakan dalam
tulisan para siswa SMA Neo Culture kelas 11 dalam mading
sekolahnya?
3. Bagaimana kadar keilmuan pengembangan bahasa yang digunakan
dalam tulisan para siswa SMA Neo Culture kelas 11 dalam mading
sekolahnya?

22
4. dst…”

c. Ruang lingkup kegiatan


Dalam merumuskan proposal kegiatan, harus jelas mengenai batasannya.

d. Kerangka teoritis dan hipotesis


Dalam sebuah proposal kegiatan maupun proposal penelitian, harus
terdapat teori atau hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah
dalam proposal tersebut. Telaah tersebut dapat berupa perbandingan dari
penelitian sebelumnya atau teori-teori yang selaras dengan masalah yang akan
diteliti.
Contoh kerangka teoretis dalam sebuah proposal penelitian kadar keilmiahan
pada mading di sekolah:
“……Supaya kerja sama dan kolaborasi efektif dan efisien, alat komunikasi
yang digunakan perlu disesuaikan dengan hakikat ilmu pengetahuan serta
dengan cara kerja para ilmuwan. Alat komunikasi itu adalah ragam bahasa
khusus, yang oleh para bangsawan mazhab Praba disebut dengan ragam
bahasa ilmiah (David, 1973: 229). Ciri utama ragam bahasa ilmiah adalah
serba logis, lugas, padat, jelas atau eksplisit, objektif, dan berupa ragam baku
(standar)……”

e. Metode
Metode yang digunakan juga beragam, misalnya metode historis, metode
deskriptif, maupun metode eksperimental.Sementara itu, dalam teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik angket (menggunakan
kuisioner), wawancara, observasi, studi pustaka, dan lainnya.
Contoh bagian metode dalam sebuah proposal penelitian kadar keilmiahan
pada mading di sekolah:
“Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk
mendeskripsikan kadar keilmiahan isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah,
pengembangan bahasa, dan aspek mekanik tulisan para siswa SMA Neo
Culture yang dipublikasikan dalam bentuk mading sekolah….”

23
f. Pelaksanaan kegiatan
Dalam bagian ini, perlu ditulis daftar personalia atau pelaksana kegiatan
dengan dilengkapi pendidikan dan keahlian mereka. Misalnya, pada proposal
kegiatan pengecatan jalan desa, maka dalam bagian ini dapat ditulis susunan
panitia termasuk pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
tersebut

g. Fasilitas
Bagian fasilitas ini dapat digunakan dalam proposal kegiatan maupun
proposal penelitian. Bagi beberapa pihak, adanya fasilitas-fasilitas dalam
proses kegiatannya akan dapat lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi
biaya yang diberikan akan menjadi lebih murah daripada melakukan sewa.

h. Lama waktu kegiatan


Dalam proposal kegiatan maupun penelitian, perlu adanya penjelasan
mengenai lama waktu kegiatan tersebut dapat terselesaikan. Apabila kegiatan
tersebut terdiri atas beberapa tahap, maka tahap-tahap itu perlu diberikan
perincian waktu penyelesaian masing-masingnya.

i. Jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan ini biasanya berada dalam proposal kegiatan. Jadwal
kegiatan ini mengatur mengenai pembagian waktu berdasarkan rencana
kegiatan yang tengah berlangsung. Jadwal kegiatan ini disusun supaya antara
satu kegiatan dengan kegiatan yang lain tidak bertubrukan atau ngaret.

j. Daftar pustaka
Bagian daftar pustaka dalam sebuah proposal ini tergolong
opsional.Sehingga tidak semua proposal harus terdapat daftar pustaka.

24
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-4

Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Tari Lampung
Tujuan : Peserta didik memahami jenis-jenis tari di daerah
Lampung yang belum
cukup popular

 Tari Lampung
A. Tari Kuttau

1. Sejarah

Transformasi Kuttau Lampung


dari Beladiri analisis bentuk
transformasi digunakan teori adaptasi
dan apropriasi. Secara umum,
penelitian ini memperoleh hasil
berupa bentuk kuttau dalam konteks
seni beladiri dan Tari Pedang dalam
konteks seni pertunjukan. Hal mendasar yang membedakan antara kuttau dan
Tari Pedang yaitu perubahan estetika beladiri menjadi estetika seni
pertunjukan. Selain itu Tari Pedang merupakan representasi kuttau yang
berbentuk theatrical mimicry, sehingga meskipun gerak, kostum, dan elemen
lainnya merupakan adaptasi, tetapi hanya tiruan tanpa skenario. Tari Pedang
merupakan hasil dari proses apropriasi, meskipun secara teks Tari Pedang
merupakan adaptasi kuttau. Adapun bentuk adaptasi yakni berupa gerak
mecceh lakkah yang dibuat lebih variatif dan lebih mementingkan unsur-unsur
keindahan tari. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan gerak pada pertarungan
sebenarnya, yang lebih mementingkan bagaimana mengalahkan lawan. Akan
tetapi, secara konteks, Tari Pedang sangat berbeda dengan bentuk awalnya.
Dengan demikian Tari Pedang dapat dikatakan sebagai hasil dari proses
apropriasi, berupa produk baru yang mengikuti keinginan masyarakat
pendukung. Pengantar Beladiri pada awal kemunculannya sangat berkaitan

25
dengan pertahanan diri manusia terhadap alam. Keterkaitan tersebut dapat
diidentifikasi sejak zaman prasejarah, manusia selalu berupaya untuk
mempertahankan diri dari serangan lawan baik itu alam, binatang, atau sesama
manusia yang dianggap mengancam integritasnya (Morris, 1977). Berdasarkan
hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa sejak zaman prasejarah, manusia
sudah membekali diri dengan beladiri, dengan tujuan sebagai pertahanan untuk
menjaga diri. Kekuatan fisik yang kuat dapat menjamin seseorang
mempertahankan diri dari musuh, sehingga kemampuan beladiri menjadi
sangat penting bagi manusia. Dalam perkembangannya beladiri tidak lagi
hanya sebagai pertahanan diri, tetapi juga sebagai olahraga, prestasi, dan
sebagai budaya yang masih terus berkembang. Notosoejitno (1997)
menjelaskan bahwa di dalam pencak silat, terdapat beberapa aspek yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek-aspek tersebut di antaranya
adalah pencak silat sebagai aspek olahraga, pencak silat sebagai beladiri,
pencak silat sebagai budaya dan pencak silat sebagai prestasi.
Dalam pencak silat juga tidak dapat terpisah dari unsur seni, yang
membuat pencak silat sebagai beladiri sangat mungkin dikembangkan dalam
bentuk lain. Kata pencak silat muncul di berbagai daerah setelah gagasan
tentang pembentukan identitas bangsa yang berlandaskan budaya lokal.
Penyebutan beladiri, yang dapat tergolong ke dalam pencak silat, berbeda-beda
dan menjadi ciri tersendiri untuk masingmasing daerah. Tidak hanya dalam hal
peristilahan saja yang mungkin dilakukan untuk menggeneralisasi kesenian
sejenis agar lebih mudah dipahami. Akan tetapi perkembangan kemudian
berlanjut pada teks dan konteks beladiri tersebut. Perkembangan persilatan
Indonesia terbagi menjadi beberapa periode, yaitu masa sebelum penjajahan
atau pada zaman kerajaan, zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan
Jepang, dan zaman kemerdekaan (Rosanty, 2011). Sebenarnya zaman
kemerdekaan pun masih dibagi lagi menjadi beberapa periode yakni periode
orde lama, orde baru, reformasi, dan demokrasi. Pada masa pemerintahan
Soekarno yakni pada awal tahun 1950-an, Indonesia mulai merintis usaha
untuk membangun identitas baru, seperti yang telah disebutkan di atas.

26
Identitas tersebut bersifat nasional dan berbasis kebudayaan. Pencak silat
kemudian berkembang di berbagai daerah di seluruh nusantara.
Di Lampung pencak silat dikenal dengan nama Kuttau. Penyebutan nama
kuttau ini selain telah diadopsi menjadi bahasa Lampung, tetapi juga
dimaksudkan untuk memberikan ciri khas dengan nama yang berbeda, untuk
membedakan dengan pencak silat dari daerah lain. Kuttau Lampung terdiri dari
beberapa jurus yang berjenjang. Berdasarkan observasi dan wawancara yang
telah dilakukan, semula Kuttau lahir dari rasa ketidakadilan yang dialami oleh
Usman (Jayo Truno) ketika adiknya diambil paksa oleh Pengiran Puccak.
Ketidakadilan yang dialami Usman ini membuat dia pergi dari Sukadana ke
Gunung Pesagi, untuk berguru beladiri kepada seseorang yang bernama Tali.
Apa yang dilakukan oleh Usman tidak hanya berhenti sebagai bentuk rasa
ketidakadilan terhadap orang yang telah mengambil paksa adiknya, tetapi juga
beladiri yang dia lakukan juga menjadi bentuk perlawanan terhadap kolonial
Belanda. Hal ini ditunjukkan dengan didirikannya kuttau untuk pertama
kalinya di Sukadana sekitar tahun 1935-an (wawancara Nardewan, Bandar
Lampung pada tanggal 6 Februari 2014). Latihan Kuttau di lakukan secara
sembunyi-sembunyi di hutan, agar tidak diketahui oleh kolonial Belanda.
Kuttau kemudian berkembang, sepanjang perjalanannya kuttau kemudian
berkamuflase menjadi kesenian yang ditampilkan pada Hari Raya Idul Fitri.
Kuttau juga menjadi bagian dari upacara pernikahan adat Lampung yang
cenderung tampil pada saat arakarakan. Kuttau yang ditampilkan pada saat
upacara pernikahan adat Lampung tersebut, sudah mengalami perubahan
bentuk, hal tersebut ditandai dengan penampilan kuttau yang mengarah pada
unsur seni. Salah satu yang menarik dan sering muncul dalam upacara
pernikahan adat Lampung adalah Tari Pedang. Tari Pedang adalah tarian yang
menyerupai gerakan-gerakan Pencak Silat. Gerakan yang digunakan
menunjukkan tanda-tanda bahwa tarian tersebut merupakan bentuk lain dari
jurus-jurus Kuttau. Tari Pedang juga sering digunakan pada acara-acara lain,
seperti acara penyambutan tamu atau sesuai dengan permintaan penikmat. Tari
ini berkembang di Desa Labuhan Ratu Kabupaten Lampung Timur, yaitu
masyarakat Lampung yang beradat istiadat Pepadun Abung Siwo Migo. Kuttau

27
Lampung tidak terlepas dari perkembangan faktor-faktor sosial budaya, yang
terjadi di Lampung khususnya di Kabupaten Lampung.
Berbagai kebijakan pemerintah dalam menyikapi permasalahan seni
budaya, secara tidak langsung telah menempatkan kuttau pada posisi yang
berubah dari sebelumnya. Kemunculan berbagai kebutuhan industrial,
pariwisata, dan berbagai ruang komersial lainnya, telah menciptakan lingkup
tersendiri. Dengan kenyataan seperti itu, Kuttau Lampung berada pada posisi
ambivalen. Hal demikian menunjukkan ada transformasi pada teks dan konteks
dalam Kuttau Lampung. Kuttau dalam masyarakat Lampung semula
merupakan beladiri murni. Beladiri yang terbentuk dari kaum inferior, sebagai
bentuk perlawanan terhadap dominasi yang diterima. Dalam perkembangan
saat ini jurus-jurus kuttau yang muncul dalam pementasan lebih mengutama
unsur seninya, dengan tidak menghilangkan unsur gerak silatnya. Kuttau
dengan dua pedang sebagai jurus andalan dalam kuttau, merupakan jurus yang
paling sering dipentaskan yang lebih dikenal dengan Tari Pedang. Tari Pedang
inilah yang kemudian menjadi bentuk lain dari jurus kuttau sebagai seni
pertunjukan. Semua indikasi yang ada pada Kuttau Lampung di atas,
merupakan asumsi dan dugaan sementara. Sebuah studi yang lebih mendalam
tentang Kuttau Lampung dirasakan perlu untuk segera dilakukan guna
membuktikan asumsi-asumsi tersebut. Analisis yang digunakan akan
menjawab dari dua pertanyaan utama yakni: Pertama, bagaimana bentuk kuttau
Lampung sebagai beladiri dan sebagai seni pertunjukan?; dan kedua, mengapa
transformasi dalam Kuttau Lampung menjadi Tari Pedang dapat terjadi?
Penelitian tentang Transformasi Beladiri Kuttau Lampung menjadi Seni
Pertunjukan Tari Pedang, dianalisis menggunakan kajian tari teks dan konteks
(Hadi, 2007) pada teori adaptation and appropriation (Sanders, 2006) dengan
pendekatan performance studies (Schechner, 2002). Pendekatan performance
studies digunakan sebagai wadah yang mencakup kuttau sebagai beladiri dan
Tari Pedang sebagai seni pertunjukan. Pembahasan Istilah kuttau yang
merupakan hasil adopsi dari kuntau Cina, di adaptasi dengan lingkungan
masyarakat Sukadana, yang notabene masyarakat beradat Pepadun Abung

28
Siwo Migo. Proses adaptasi yang terjadi, sesuai dengan kondisi lingkungan
adat Pepadun Abung Siwo Migo.
Adaptasi yang dilakukan baik dalam hal bentuk gerak, fungsi, makna,
dan termasuk penyebutan istilah. Berdasarkan observasi dan studi etnografi
yang dilakukan mengenai gerakan-gerakan kuttau, terdapat keempat kategori
seperti yang digolongkan oleh Soedarsono. Sebagai contoh terdapat gerak
hormat pada awalan setiap jurus kuttau, yang memiliki maksud menghormati
lawan bertarung. Gerak hormat juga memberikan kode bahwa pelaku kuttau
telah siap untuk melakukan jurus atau telah siap bertarung. Sulit
mengidentifikasi gerak murni dalam gerak beladiri, karena setiap gerak
memiliki maksud dan tujuan tertentu. Gerak murni mungkin hanya dimiliki
dalam konteks seni pertunjukan Tari Pedang.Kuttau adalah seni beladiri murni,
sehingga setiap gerak mempunyai tujuan. Aspek keindahan gerak dalam
konteks seni beladiri hanya efek dari gerak yang dilakukan secara maksimal.
Untuk penguat ekspresi dalam kuttau, biasanya menggunakan teriakan
semacam gertakan. Selain suara yang dikeluarkan pada gerakan-gerakan
tertentu, gerak penguat ekspresi juga menggunakan mimik wajah yang dibuat
galak atau dingin. Terkadang untuk menambah ekspresi untuk mengagetkan
lawan dengan melihat secara tajam dan menggertak sambil ngitem i. Gerak
yang digunakan khusus untuk berpindah tempat dalam kuttau cukup
banyak.Sebagai contoh yakni pada jurus pungeu kusung sateu ii, gerakan
memukul yang diikuti gerak melompat ke belakang yang mendarat dengan
posisi kuda-kuda level rendah.
Dalam setiap jurus kuttau banyak terdapat gerak berpindah tempat atau
Locomotion.Ciri khusus gerak berpindah tempat pada beladiri adalah memiliki
kecepatan dan kekuatan yang tinggi. Selain itu biasanya gerak berpindah
tempat dalam beladiri selalu menggunakan jurus beladiri tersebut. Gerak dalam
kuttau sulit dan membutuhkan tenaga yang relatif besar.Apabila melakukan
gerakan kuttau tidak bertenaga, maka sebagai gerakan beladiri kurang
mempunyai efek. Hal ini disebabkan latar belakang kelahiran kuttau
merupakan bentuk pertahanan diri. Setiap gerakan yang dilakukan berupa
jurus-jurus merupakan bentuk latihan fisik, agar tubuh dan pukulan lebih

29
bertenaga, sehingga ketika diperlukan gerakan atau pukulan dapat
melumpuhkan lawan. Gerak-Gerak dalam Kuttau Secara umum pola kuttau
Lampung menggunakan sistem perkelahian jarak dekat. Pola jarak dekat ini
sesuai dengan dasar dalam prinsip gerak kuttau dalam perkelahian yakni
berapet. Secara harfiah berapet berarti mendekat dengan lawan, namun dalam
istilah kuttau berarti membeli apa yang dijual lawan yang disebut dengan
istilah buang sambut. Buang sambut ini memiliki tahapan tersendiri dalam
mempelajari kuttau. Hal yang pertama yang harus dilakukan dalam
mempelajari kuttau adalah berlatih lakkah iii. Mempelajari Lakkah menjadi hal
yang mendasar yang harus dikuasai sebelum mempelajari jurus, gilik, sampai
pada buang sambut. Untuk mengkaji masalah yang dimunculkan dalam
penelitian, digunakan teori adaptation and cultural appropriation, yang
dikembangkan oleh Julie Sanders (2006). Teori adaptasi digunakan untuk
mengkaji bagaimana proses terbentuknya budaya baru yang diakibatkan oleh
proses adaptasi tersebut. Teori adaptasi ini didukung dengan teori cultural
appropriation, untuk menunjukkan bahwa suatu kebudayaan baru muncul
karena ada proses peminjaman budaya dari budaya

B. Tari Nyambai

1. Sejarah

Di kota Lampung ada sebuah tari tradisional yang bernama Tari


Nyambai. Kemudian, tari ini dilakukan secara berkelompok atau berpasangan
yakni oleh gadis (muli) dan bujang (mekhanai). Fungsi utama dari tarian ini
adalah sebagai ajang pertemuan atau ajang silahturahmi dalam mencari
pasangan/ jodoh. Kemunculan tari Nyambai ini bersamaan dengan adat atau
kebiasaan masyarakat Lampung dalam peresmian adat. Pertunjukan tari
Nyambai ini dilakukan bersamaan dengan upacara perkawinan.Sementara itu,
tari Nyambai mempunyai filosofi yakni kata Nyambai yang diambil dari kata
Cambai. Dimana kata ini dalam Bahasa Lampung memiliki arti Sirih. Tanaman
sirih ini oleh masyarakat Lampung merupakan simbol keakraban. Maka tak
heran apabila sirih dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan juga pada upacara

30
adat. Meskipun makna yang terkandung dari sirih ini tidak sama alias berbeda-
beda tergantung penempatanya.

2. Makna Tari Nyambai

Makna Tari Naambai – foto ig @kagungan.batin

Ada sumber yang menyebutkan bahwa tari Nyambai asal kota Lampung
ini sudah dipentaskan sebelum Indonesia merdeka. Walaupun kemunculan
tanggal atau tahunnya tidak diketahui secara pasti. Pengertian tari Nyambai
adalah salah satu seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan. Dimana
tarian ini dibawakan oleh putra dan putri dari para para ketua adat.Selain itu,
tari Nyambai juga digunakan sebagai sarana untuk tetap mempertahankan
daerah kebangsawan adat Saibatin. Dengan demikian, tari Nyambai ini bagi
adat Saibatin menunjukan adanya sebuah pretise dan legitimasi seorang Ketua
Adat.Lalu, sebagai sebuah tarian adat masyarakat saibatin (pesisir),
kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian upacara perkawinan yang disebut
dengan upacara Nayuh/Penayuhan. Sementara itu kata Nyambi memiliki
makna sebuah pertemuan khusus. Ini dilakukan oleh para Meghanai (bujang)
dan Muli (gadis) sebagai ajang silaturahmi, berkenalan, dengan menunjukkan
kemampuan dalam menari. Jadi, kemunculan Tari Nyambai digunakan sebagai
salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari jodoh antara Muli dan
Meghanai. Terdapat keterkaitan antara tari Nyambai dan Upacara Nayuh pada
masyarakat Saibatin di Pesisir Barat Lampung. Hal ini diartikan sebagai
cerminan adanya keharmonisan komunikasi masyarakat dan bentuk peneguhan
upacara pernikahan. Lalu bahwa tari Nyambai dan Upacara Nayuh sebagai

31
kebijakan adat yang harus dipatuhi seluruh warga pesisir Barat Lampung
sebagai basis sosialnya.

3. Sekilas Tentang Tari Nyambai

Tari Nyambai – foto ig @kagungan.batin

Tari Nyambai adalah sebuah tarian yang klasik dan pementasan tari ini
diikuti dan dihadiri oleh kalangan para bangsawan.Kemudian pertunjukan tari
Nyambai ini diselenggarakan di Lamban Gedung. Lamban Gedung merupakan
tempat tinggal Ketua Adat sekaligus istana yang digunakan untuk musyawarah
adat.Sekarang tarian ini bisa dibawakan tidak hanya oleh orang yang belum
menikah atau bujang dan gadis. Namun, dapat dibawakan oleh semua anggota
masyarakat, baik yang sudah menikah maupun yang belum
menikah.Disamping itu, tempat pertunjukan tari nyambai sekarang ini dapat
diselenggarakan di ruang-ruang publik maupun balai adat. Hal ini menandakan
terjadinya pergeseran pada masa sekarang, khususnya dari segi tempat
pertunjukan tari.Meskipun tetap tidak meninggalkan adat maupun tradisi yang
sudah ada.

4. Gerak Dalam Tari Nyambai

32
Pakaian adat Tari Nyambai – foto ig @endangguntorocanggu

Gerakan tari Nyambai merupakan perpaduan dari dua bentuk pertunjukan


yaitu tari Dibingi dan tari Kipas.Gerak dalam tari Nyambai terdiri dari tiga
ragam yaitu, kekindai, Ngesesayak, dan Mampang kapas. Tiga ragam gerak ini
dilakukan oleh Muli dan Meghanai secara berulang-ulang. Ragam gerak
memiliki keunikan pada gerak yang dilakukan pada level rendah (jongkok).

5. Musik yang Mengiringi Tari Nyambai

Musik dan lagu Tari Nyambai – foto ig @jhony_nordiantodanadyaksa

Musik yang mengiringi tari Nyambai menggunakan dua alat musik yaitu
Rebana dan Kulintang. Namun alat musik kulintangnya sedikit terdapat
perbedaan yang dikenal oleh masyarakat umum.Dimana, yang dapat dilihat
secara fisik merupakan instrument yang terbuat dari bilah-bilah bambu.
Sementara Kulintang Lampung bentuknya hampir sama dengan beberapa
instrument yang tersebar di seluruh nusantara.

C. Tari Cangget Agung


1. Sejarah
Sejarah awal acara cangget agung bermula adat dari Sekala Berak dari
datuk Nan empat diturunkan sebagai petunjuk kehidupan bermasyarakat,
dimulai dari cepala kemudian adat pengakuk, setelah itu menyusul adat
kebumian. Setiba di canguk Ratcak yang tadinya lima bersaudara kelak akan

33
menjadi kesembilan marga ( yang akan bergabung kedalam siwo mego)
membagi hak adat. Setelah berhasil membawa kemenangan dalam pertarungan
melawan raja di lawek. Mereka mengadakan pesta kemenangan Pesta Cangget
Agung dengan Tari Tigel digelarkan sebagai puncak kemenangan. Disinilah
bermula dilaksanakan Gawi ( mecak Wirang ) dalam pelaksanaan Gawi
tersebut digelarlah Cangget Agung ( Tari Malam Gembira/ tari Cangget ). Bagi
masyarakat pepadun yang ingin mengambil gelar Sutan arus melaksanakan
serangkaian acara begawi. Begawia dalah pesta adat besar naik tahta ke-
punyimbangan dengan mendapat gelar nama yang tinggi (Hadikusuma, 1989 :
149). Pesta adat begawi dilaksanakan bersamaan dengan acara pernikahan.
Pernikahan untuk masyarakat Lampung adalah untuk mendapatkan pemimpin
baru untuk keluarganya dengan gelar baru yang didapatkan melalui proses
begawi. Begawi dilakukan dengan segala rangkaian panjang, dimulai dari
merwatin atau musyawarah adat hingga mepadun, acara pemberian gelar secara
simbolis. Salah satu rangkaian dari begawi adalah acara cangget. Cangget
agung dalah acara puncak yang dilaksanakan pada malam hari sebelum
dilaksanakan mepadun. Secara sempit, cangget diartikan sebagai tari yang
dilakukan oleh wanita, namun secara luas Cangget adalah begawi cakak
pepadun itu sendiri (Martiara, 2012: 176).
Cangget merupakan bentuk pertunjukan tari adat yang menjadi sarana
bertemunya muli mekhanai (bujang gadis) di sesat (rumah adat masyarakat
Lampung). Cangget dilakukan bersamaan dengan acara pernikahan, maka
dapat dikatakan bahwa Cangget juga merupakan malam bujang gadis sesaat
sebelum calon mempelai pria dan wanita melepas masa lajangnya. Menurut
masyarakat Lampung, cangget adalah identitas atau jati diri. Cangget dan
perkawinan adalah wujud dari penegasan akan identitas kultural orang
Lampung sekaligus merupakan simbolisasi proses pelestarian, penguatan, dan
penegasan kembali identitas tersebut. Dipentaskannya cangget merupakan
proses simbolisasi dari kembalinya nilai ke-Lampung-an (Sayuti, 1982: 12).
Sebagai sebuah kebutuhan, cangget sangat penting dilestarikan oleh
masyarakat Pepadun. Cangget adalah bagian dari tradisi budaya masyarakat
yang senantiasa hidup, baik sebagai ekspresi pribadi maupun ekspresi bersama

34
kelompok masyarakat.Cangget Agung merupakan sebuah Upacara Lampung
Pepadun yang dianggap sakral atau di Sakralkan dapat juga di artikan sebagai
upacara agung, dalam penyelenggaraan tari agung atau tari kemuliaan. Sebagai
dimaksudkan sebuah penyelenggaraan panggug tari yang memiliki syarat
syarat, yang menggambarkan keagungan suku persyaratan yang harus dipenuhi
dalam Cangget Agung ini adalah sebuah keniscayaan yang harus terselenggara
secara pas, kelebihan dan kekurangan baik kualitas maupun kuantitas di
sepakati untuk di pahami akan mengurangi, bahkan merusak keagungan acara
ini, sehingga upacara ini disebut agung atau cangget agung atau pula tari
agung, dikarenakan dalam upacara ini terdapat dalam tari tari yang dilakukan
oleh peserta upacara. Upacara ini oleh masyarakat Lampung Pepadun biasa nya
digunakan pada saatt acara begawi adat Lampung atau pengambilan gelar raja
diman acara tersebut biasanya berdampingan denga peristiwa perkawinan
dengan kata lain secara luas cangget agung adalah Begawi Cakak Pepadun atau
pengambilan gelar raja.
Keagungan dalam upacara ini nampak lebih mengkristal ketika di tinjau
dari persyaratan status peserta upacara, peralatan harus dilengkapi, kaidah
kaidah dan tata krama dalam upacra agung ini. Adapun pelanggaran terhadap
persyaratan serta keniscayaan lainnya akan menjadi aib bagi pelaku maupun
keluarganya, sebab itu setiap peserta sangat menghindari pelanggaran atas
kaidah kaidah dalam penyelanggaraan upacara agung ini. Keagungan upacara
ini terdapat dalam tari tari yang di laukan oleh peserta upacara. Beberapa hal
yang perlu di perhatikan dalam menyelenggarakan dan mengikuti acara ini,
diantaranya adanya sebuah pancaran kejujuran, ketaatan, ketekunan, ketepatan
dan kerapihan. Hal tersebut adalah merupakan layak tidaknya seseorang untuk
berpartisipasi dalam pergaulan di masyarakat, itu pula lah inti dari
penyelenggaraan Cangget Agung. Upacara ini memiliki fungsi sebagai upaya
aktualisasi nilai nilai budaya daerah Lampung sebagai proses terjadinya
pernyataan dan perwujudan yang semula nilai nilai tersebut yang masih dalam
bentuk abstrak agar terjadi kongkritasi nilai dalam kehidupan sehari hari, yang
semula hanya filosofis konsepsional menjadi definitif operasional. Melalui
upacra Cangget Agung maka nilai-nilai yang terkandung dalam Piil Pesenggiri

35
serta menguat sikap dasar seperti kejujuran, ketaatan, ketekunan, ketepatan dan
kerapihan dan di pahami nya maksud dari penyelenggaraan acara tersebut di
atas maka perwujudan Piil Pesenggiri yang Berisikan tentang Nemui Nyimah,
Nengah Nyappur, Sakai Sambayan, Juluk Adek. terdapat dalam tari tari yang
dilakukan oleh peserta upacara

36
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-5

Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Lagu Lampung
Tujuan : Peserta didik memahami pengertian, unsur-unsur, sejarah
dan macam-
macam lagu tradisional di daerah Lampung.

 Pengertian, unsur-unsur, sejarah dan macam-macam lagu tradisional di


daerah Lampung.
A. Pengertian Musik dan Lagu
Musik adalah suatu susunan nada atau suara dalam urutan, kombinasi yang
menghasilkan bunyi yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan, serta
susunan nada yang mengandung irama, lagu dan keharmonisan dalam suatu
melodi yang dapat berpengaruh terhadap emosi dan kognisi.nnMusik hadir
sebagai bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi yang mendatangkan
kepuasan dan perasaan-perasaan tertentu terhadap nilai-nilai budaya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musim diartikan sebagai:
1. Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan;
2. Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat
yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Kata musik itu sendiri berasal dari sebutan untuk dewi-dewi dalam
mitologi Yunani Kuno, Muse, yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
seni dan ilmu pengetahuan. Kata musik dapat didefinisikan sebagai seni
mengorganisasi kumpulan nada- nada menjadi suatu bunyi yang mempunyai
arti.Menurut Kamtini (2005:60), musik adalah bagian dari kehidupan dan
perkembangan jiwa manusia”. Definisi lain musik merupakan kekuatan dasar
yang sangat efektif untuk menenangkan dan mendatangkan inspirasi bagi banyak
orang (Ortiz dalam Baidah, 2010). Alunan suara nada- nada yang disusun
berdasarkan irama tertentu dapat membantu pembentukan pola belajar, mengatasi
kebosanan, dan menangkal kebisingan eksternal (Ortiz dalam Baidah, 2010).

37
Musik adalah karya cipta berupa bunyi atau suara yang memiliki nada, irama dan
keselarasan. Musik yang dimainkan menjadi komposisi terpadu dan
berkesinambungan dapat memberikan pengaruh terhadap emosi dan kognisi.
Musik adalah karya cipta berupa bunyi atau suara (Jamalus dalam Ismanadi, 2008
: 11), baik suara yang dihasilkan oleh ucapan manusia maupun suara dari alat
tertentu (Bonoe dalam Ismanadi).
Lagu adalah bagian dari karya musik dan musik adalah salah satu bagian
dari karya seni.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian lagu ada beberapa
macam:
1. Ragam suara yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan
sebagainya);
2. Nyanyi-nyanyian perjuangan;
3. Flm yang menjadi dasar cerita film kebangsaan lagu resmi negara tertentu.

Lirik Lagu, selain unsur musik, nada, tema, lirik juga menjadi unsur
penting dari keindahan sebuah lagu. Bahkan tidak jarang lirik juga dapat
mempengaruhi perasaan orang yang mendengarnya. Lirik adalah rangkaian
kata yang membentuk lagu biasanya terdiri dari beberapa bait dan bagian
refrain atau chorus. Lirik lagu memiliki dua pengertian, dalam Moeliono (2007
: 628) dijelaskan sebagai berikut, lirik lagu sebagai karya sastra dalam bentuk
puisi yang berisikan curahan hati, sebagai susunan sebuah nyanyian. Untuk
menggunakan sebuah lirik seorang penyair harus pandai dalam mengolah kata-
kata. Kata lagu memiliki arti macam-macam suara yang berirama (2007:624).
Lirik lagu merupakan hasil dari gabungan seni bahasa dan seni suara, sebagai
karya seni suara yang melibatkan warna suara penyanyi dan melodi.
Dari pendapat yang sudah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa
lirik lagu merupakan sebuah karya seni gabungan dari seni suara danbahasa
yang puitis, menggunakan bahasa singkat dan memiliki irama serta bunyi yang
dipadupadankan dengan kata-kata kias juga melibatkan suara penyanyi dan
melodi. Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang
suatu hal baik yang sudah dilihat, didengar maupun dialami. Setiap pencipta
lagu selalu menyampaikan makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu

38
disetiap baitnya. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan
kalimat yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana dan gambaran
imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat menciptakan makna-
makna yang beragam sehingga lewat lirik lagu, seorang pencipta lagu dapat
berkomunikasi dengan para pendengarnya.
Apa perbedaan kata "musik" dan"lagu"?
Musik adalah alunan instrumen yang membentuk gabungan nada, sedangkan
lagu adalah musik yang memiliki lirik sehingga bisa dinyanyikan. Dengan kata
lain, lagu memiliki suara vokal sedangkan musik hanya instrumennya saja

B. Unsur-Unsur Musik dalam Lagu Daerah


Unsur-unsur musik antara satu lagu daerah dengan lagu daerah lainnya
memiliki perbedaan, tetapi kadang-kadang ada unsur yang sama. Berikut ini
adalah unsur-unsur musik yang umumnya ditemui dalam lagu daerah.
1. Nada
Secara umum nada dipahami sebagai tinggi rendah bunyi dalam musik.
Ada yang menyebutnya dengan istilah titinada, tangga nada atau laras. Nada ini
merupakan unsur utama dalam musik. Namun, tidak semua musik daerah
memiliki tangga nada. Kothekan lesung di Jawa, beghu di Flores, atau
gondhang di Sumatera Utara tidak memiliki tangga nada. Selain itu, sejumlah
daerah juga memiliki nada tersendiri, misalnya di Jawa dan Bali mengenal
nada slendro dan pelog, di Sunda ada nada degung, manenda, salendro, dan
pelog. Selain itu, musik Minang justru memiliki nada yang mirip dengan nada
diatonis.

2. Irama
Irama adalah ketukan yang teratur, pola ritme tertentu yang dinyatakan
dengan nama. Sebagai contoh, dalam gamelan Jawa dikenal beberapa tingkatan
irama, yaitu lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Daerah-daerah lain
seperti Sunda, Bali, Madura, dan Lombok juga memiliki tingkatan irama
tersendiri.Secara khusus, irama dapat di definisikan sebagai susunan tertentu
yang mengatur kecepatan panjang-panjang not dalam suatu musik.

39
3. Dinamik
Dinamik merupakan keras lemah sebuah nada yang dinyanyikan.
Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu tersebut. Dalam musik
nontradisional ada dua istilah pokok dinamik lagu, yaitu forte dan piano. Forte
berarti “kuat” dan piano berarti “lembut”. Dalam notasi musik, forte disingkat f
gan piano disingkat p. Kuat lemah sebuah lagu bervariasi sehingga selain forte
dan piano masih terdapat ninamik lagu lainnya.

4. Tempo
Tempo merupakan istilah untuk menggambarkan cepat lambatnya lagu.
Dalam lagu nontradisional istilah tempo biasanya menggunakan bahasa Italia.
Beberapa istilah tempo utama dalam musik nontradisional, yaitu sebagai
berikut:
 Largo berarti lambat sekali
 Lento berarti lebih lambat
 Adagio berarti lambat
 Adante berarti sedang
 Moderato berarti sedang agak cepat
 Allegro berarti cepat
 Vivace berarti lebih cepat
 Presto beraarti cepat sekali

5. Teknik vokal
Teknik vokal adalah hal yang perlu diperhatikan jika kalian ingin
bernyanyi dengan baik dan benar. Teknik vokal perlu segera dikuasai dalam
latihan vokal agar kalian dapat menghasilkan suara dan bunyi yang jelas,
panjang-pendeknya sebuah nada, merdu, nyaring, dan berkualitas. Ada
beberapa jenis teknik vokal yang perlu kalian dilatih secara rutin agar dapat
meningkatkan kemampuan dalam bernyanyi. Jenis-jenis teknik vokal yang bisa
dilatih antara lain teknik intonasi, teknik artikulasi, teknik resonansi, teknik
pernapasan, dan teknik pembawaan. Tingkatkan kemampuan dan potensi kalian
di bidang tarik suara dengan menguasai lima teknik vokal tersebut. Berikut
beberapa jenis teknik vokal:

40
a. Teknik intonasi
Teknik intonasi adalah teknik vokal yang teknik perlu dipelajari dan
segera dikuasai. Teknik ini berkaitan dengan kemampuan dalam
menentukan ketepatan tinggi serta rendahnya suatu bunyi di setiap nada. Hal
tersebut berarti, ada penekanan yang berbeda-beda dalam setiap jumlah suku
kata pada sebuah lirik lagu yang dinyanyikan.
Menguasai teknik intonasi akan membantu kalian untuk menghasilkan
suara yang jernih, nyaring, dan sangat nyaman ketika didengarkan. Ada
beberapa tips untuk kalian yang ingin segera menguasai teknik intonasi ini,
mulai dari latihan bernyanyi dengan tempo lambat dan diubah menjadi
tempo yang lebih cepat; latihan bernyanyi meggunakan tempo yang lebih
variatif; latihan bernyanyi dengan nada yang lebih variatif, dari nada rendah
ke tinggi dan melafalkan artikulasi na, ka, la, dan ra; dan latihan bernyanyi
menggunakan tangga nada kromatis.

b. Teknik artikulasi
Teknik artikulasi adalah jenis teknik vokal untuk melakukan
perubahan saluran di ruang rongga udara. Tujuannya agar seorang penyanyi
bisa menghasilkan bunyi atau suara yang lebih jelas. Beberapa faktor yang
perlu kalian perhatikan agar menguasai teknik ini dengan baik adalah
dengan melatih sikap badan; melatih posisi mulut; melatih teknik vokalisis;
melatih teknik pembentukan bunyi vokal; serta melatih teknik pembentukan
bunyi konsonan.

c. Teknik resonansi
Teknik vokal berikutnya adalah teknik resonansi, yang dalam aktivitas
bernyanyi merupakan suatu gejala bunyi yang mengembalikan bunyi ke
suatu ruangan lain. Hal ini bisa jadi menimbulkan semacam gema karena
adanya pantulan suara yang berasal dari ruangan dengan dinding keras.
Resonansi memiliki peran yang sangat penting untuk membuat pita suara
menjadi lebih nyaring dan indah. Resonansi dapat dibentuk secara alami dan
menghasilkan suara yang nyaring apabila dilakukan latihan dengan optimal.

41
Hal ini terjadi karena suara yang yang berasal dari pita suara hanya memiliki
ukuran 1,5-2 cm saja, atau sangat lemah.

d. Teknik pernapasan
Dalam bernyanyi, pernapasan menjadi salah satu teknik vokal yang
berperan penting sehingga perlu untuk dilatih secara rutin dan berkelanjutan.
Hal itu disebabkan karena seorang penyanyi akan lebih memerlukan banyak
udara yang keluar dan masuk melalui paru-paru. Ada tiga jenis teknik
pernapasan yang perlu kalian kuasai jika ingin serius dalam dunia tarik
suara ini, di antaranya adalah melatih pernapasan dada; melatih pernapasan
perut, dan melatih pernapasan diafragma.

e. Teknik pembawaan
Teknik vokal terakhir yang perlu kalian kuasai adalah teknik
pembawaan, yang secara mendasar merupakan bagian dari teknik yang
harus dimiliki oleh penyanyi pada saat membawakan sebuah lagu. Jika tidak
bisa membawakan lagu dengan benar, orang yang mendengarkan mungkin
juga penggemar juga tidak akan menyukainya. Maka, teknik pembawaan
juga penting untuk dikuasai karena dapat mempengaruhi performa kalian
saat menyajikan lagu untuk pendengar. Beberapa hal yang perlu dipelajari
dalam teknik ini antara lain tema, tempo, dinamik, ekspresi, irama, pesan,
dan gaya menyanyi.

C. Sejarah lagu Lampung


1. Lagu Bumi Lampung
Sesuai dengan judulnya “Bumi Lampung” mengisahkan mengenai seluk
beluk sumber daya alam pada Provinsi Lampung.Kekayaan alam tersebut
sangat tergambarkan dari beberapa penggalan lirik seperti “Sangun kak jak
zaman ho, Lampung ghadu dikenal, Hasilno kupi lado”. Pada lirik tersebut
menjelaskan bahwa Lampung sejak zaman dahulu sudah terkenal akan hasil
alam berupa kopi dan lada.
Selain itu Bumi Lampung juga menceritakan tentang keindahan
pemandangan alam yang dimilikinya.Hal ini jelas tertulis dalam lirik “Wawai

42
pemandangannyo, Jak pinggegh Teluk Lampung, Pek ulun besoko-soko,
Lamun gham di nggak gunung”. Dalam lagu ini juga memberikan pesan agar
penduduk Lampung bisa menjaga kelestarian alam yang dimilikinnya bersama-
sama sebagai tanda syukur atas kenikmatan yang Tuhan berikan.

2. Lagu Sumur Putri


Legenda Sumur Putri berasal dari Telukbetung, Bandarlampung. Cerita
ini berkisah tentang Putri Raja yang bertapa di sebuah tempat di dekat Kali
Akar, Bandarlampung. Entah beberapa lama dalam pertapaan itu Putri Raja
menghilang. Lalu, di tempat pertapaan Putri Raja itu muncul sumber air.
Sumber air itu kini menjadi sebuah sumur, yang dikenal dengan Sumur Putri.
Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari legenda itu, antara lain rasa
persaudaraan, sabar, dan cinta lingkungan.

3. Lagu Sakai Sambayan


Judul lagu “Sakai Sambayan” adalah lagu daerah Lampung yang jika di
artikan ke Bahasa Indonesia adalah “Gotong Royong” atau “Bahu Membahu”.
Atau bisa berarti memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan.Untuk
penciptanya sendiri tidak diketahui. Orang Lampung sejak zaman dulu dikenal
memiliki sifat dan sikap sosial yang tinggi yang disebut sebagai sakai
sambayan. Tradisi gotong royong bahu membahu yang diturunkan dari nenek
moyang orang Lampung menciptakan karakter masyarakat perduli pada
sesama.

4. Lipang Lipandang
Nyanyian daerah Lampung berikutnya berjudul Lipang Lipandang.Lagu
ini menggunakan sajak puisi lama dan pantun.Makna Lagu Lipang Lipandang
bercerita tentang seorang bujangan yang ditinggal kekasihnya. Dalam liriknya
tergambar isyarat bahwa, setelah peristiwa perpisahan tersebut, jadilah orang
yang lebih selektif dan hati-hati dalam memilih pasangan, agar kejadian yang
sama tidak terulang lagi dan tidak sakit hati lagi.

43
5. Teluk lampung
Sesuai dengan judulnya, Makna lagu Teluk Lampung bercerita tentang
keindahan teluk tersebut, terutama pada sore hari.Lagu ini sering dinyanyikan
pada saat acara adat, pernikahan, pentas seni dan sebagainya. Selain itu, Lagu
ini juga berhasil tampil pada Korean World Travel (Kofta) di Kota Seoul,
Korea Selatan pada Juni 2008 silam bersama dengan 2 lagu Lampung

D. Macam-macam Lagu Lampung dengan Liriknya

1. Lirik Lagu Bumi Lampung


Sangun kak jak zaman ho
Lampung ghadu dikenal
Hasilno kupi lado
Jadi idaman kaum modal
Wawai pemandangannyo
Jak pinggegh Teluk Lampung
Pek ulun besoko-soko
Lamun gham di nggak gunung
Sang Bumi Ghuwa Jughai
Eno lambang sai agung
Lapah gham jamo-jamo
Guwai ngebangun bumi Lampung
Sang Bumi Ghuwa Jughai
Eno lambang sai agung
Lapah gham jamo-jamo
Guwai ngebangun bumi Lampung

44
2. Lirik lagu Sumur Putri
Sai puse ranggitan
anjak seunyin-unyinne
Kisah di sumur putri
nak raja ghek bidadari
Indahne kasih sayang
indah moneh alam raya
Lambang kemakmuran
tanoh Lampung tanoh lada
Way panas
mahilir diselah batu
Lambang kesaktian
sai abadi
oow..wow...
Disumur putri
mulei mekhanai bujanji
seurik semati
nandan cinta sai abadi

3. Lirik lagu Sakai Sambayan


Lampung Gelakhni propinsiku
Bandar lampung ibu kotani
Suku lampung gelakh sukuku
Sakai sembayan tradisini
Suku lampung gelakh sukuku
Sakai sembayan tradisini

Suku lampung sai betik hati


Pendatangni munih ngakhatti
Sai tujuan seakhah sehati
Jejama ngabangun negeri
Sai tujuan seakhah sehati
Jejama ngabangun negeri

45
Padang Batak dang sia-sia
Khia munih suku Jawani
Sunyinni suku sai wat dija
Sai unyinni kham muakhi

Bida suku bida agama


Kham saling hormat menghormati
Rukun damai sekha sejahtera
Propinsi Lampung sai khususni
Rukun damai sekha sejahtera
Propinsi Lampung sai khususni

4. Lirik lagu Lipang Lipandang


lipang lipang dang lipang lipang dang ki lidang
Lipang lipang dang sakik lipang jak kundang
Yu yu payu yu payu kuterima
Yu yu payu yu payu kaya dia

Atas gi atasan gi atas giyau giyauan


Atas gi atasan gi atas giyau giyauan
Pulipang kita nanti pulipang kita nanti
Angon layau layauan…
Pulipang kita nanti pulipang kita nanti
Angon layau layauan…

Wai awi kutadalom simpangan baturaja


Wai awi kutadalom simpangan baturaja
Ghelom bingi mak pedom ghelom bingi mak pedom
Niku tebinta juga…
Ghelom bingi mak pedom ghelom bingi mak pedom
Niku tebinta juga…

46
Lipang lipang dang lipang lipang dang ki lidang
Lipang lipang dang sakik lipang jak kundang
Yu yu payu yu payu kuterima
Yu yu payu yu payu kaya dia

Wailima pardasuka tanjung agung kedundung


Wailima pardasuka tanjung agung kedundung
Ghadu saka mak tungga ghadu saka mak tungga
Angon ghadu telangsung…

Ghadu saka mak tungga ghadu saka mak tungga

Angon ghadu telangsung…

5. Lirik lagu Teluk Lampung


Jak teluk sampai panjang
lamun tengah debingi
lampu sinagh menyinagh
sehelau pumandangan
lamun kak ghani minggu
nayah ulun sai guk san
bak haga nyari judu
di saksiko lautan

ghang laya helau ghulus


nutuk pinggegh lautan
Ngiwi bubaghis lughus
sehelau pumandangan

lamun jak sana misan


nyak haga nyita mulang
nutuk ghik pumandangan
sayup mata gham mandang

47
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-6

Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Seni Lukis Batik Lampung
Tujuan : Peserta didik memahami pengertian, ciri-ciri dan jenis-
jenis seni lukis
batik di daerah Lampung

 Pengertian, Ciri-ciri dan Jenis-jenis Seni Lukis Batik di Daerah Lampung


1. Pengertian Lukis Batik
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis
pada kain putih.Pada prinsipnya gambar batikan adalah gambar kerajinan yang
dikerjakan seperti dalam pembuatan kain batik, yaitu dengan membuat pola-pola
hias dengan bahan yang tidak tertembus pewarna, tentunya dalam pembuatan
batik lukis juga menggunakan pola-pola hias seperti pembuatan batik tulis. Karena
itu dalam pembuatan gambar batikan ini juga digunakan berbagai bahan yang
tidak sama sifat-sifatnya untuk menggambar pola dan untuk mewarna secara
dipadukan atau dicampur, dalam istilah asingnya disebut mixed media. Bahan
yang digunakan ialah: lilin lampu, pastel, dan cat air.

2. Ciri ciri dan Jenis Batik Lampung


1. Motif Batik Siger
Siger adalah nama mahkota
bagi wanita bangsawan Lampung di
zaman kuno. Motif ini adalah simbol
feminitas, kekuatan, dan keanggunan
seorang wanita. Bagi masyarakat
Lampung, perempuan sangat terlibat
dalam semua kegiatan, terutama
dalam kegiatan rumah tangga. Di belakang kelembutan wanita, ada kerja keras,
kemandirian, kegigihan, dan kualitas feminin. Meskipun masyarakat Lampung
sendiri mengikuti pola garis patrilineal atau bapak, sosok perempuan itu penting,
baik sebagai inspirasi bagi anak-anak maupun pendorong kesuksesan hidup

48
pasangan mereka. Batik Siger adalah nama brand dari sebuah produksi Siger
Rumah Batik yang berada di kawasan Kemiling – Bandar Lampung.

2. Motif Batik Gajah Lampung


Motifnya menggambarkan
cagar alam Lampung, Way
Kambas.Way Kambas adalah cagar
alam yang dilindungi yang
berfungsi sebagai pusat konservasi
gajah. Untuk komunitas Hindu,
gajah melambangkan Airlangga,
yang merupakan dewa
kebijaksanaan dan pengetahuan.

3. Motif Pohon Hayat


Motif batik di Lampung
didominasi oleh akulturasi budaya
Buddha dan Islam, misalnya,
Motif Hayat atau juga dikenal
sebagai Pohon Kehidupan. Motif
pohon kehidupan memiliki makna
filosofis yang mendalam bagi
masyarakat Lampung.Pohon
kehidupan menandakan Pohon Surga, kekuatan abadi, maskulinitas, dan
simbol kehidupan. Motif ini biasanya dipakai sebagai sarung untuk wanita.

49
4. Motif Gamolan
Motif ini menggambarkan
Gamolan, alat musik bambu dari
Lampung yang berbeda dari
gamelan Jawa. Motif batik ini
dibuat sebagai upaya untuk
mempromosikan alat musik lokal
ke masyarakat luas. Motif
gamolan dapat ditemukan di
Lampung Barat dan Way Kanan.

5. Celugam
Celugam merupakan salah satu
motif khas Lampung Barat yang
memiliki keunikan bentuk dan
susunan sebab dibuat
menggunakan teknik
penyambungan (patchwork).
Celugam terdiri dari sejumlah
warna seperti merah, hitam, putih,
dan oranye. elugam dipercaya
sudah turun temurun dipakai sejak ratusan tahun lalu oleh masyarakat Bumi
Sekala Bekhak, Lampung Barat.

50
BAHAN AJAR
PERTEMUAN KE-7

Alokasi Waktu : 10 JP
Materi : Proposal Aksi Kearifan Lokal
Tujuan : Peserta didik membuat proposal aksi kearifan lokal

 Proposal Aksi Kearifan Lokal

PROPOSAL KEGIATAN
PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
FASE E
TEMA KEARIFAN LOKAL
“BUDAYAKU MEMBUMI MENJELAJAH DUNIA”

Nama Kelompok:
1. Nama
2. Nama
3. dst

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 PASIR SAKTI
T.P 2023/2024

51
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah untuk menambah

rasa gotong royong dan kreatif siswa sesuai dimensi pada projek penguatan profil

pelajar pancasila dalam melaksanakan kegiatan melestarikan budaya lokal yang

ada di Lampung, bersosialisasi di masyarakat dan di sekolah. Kegiatan tersebut

merupakan kegiatan yang sesuai dengan jiwa para siswa sebagai remaja yang

tekun dan ulet. Tujuan kegiatan tidak lain adalah mengajak siswa berinteraksi

dengan masyarakat sekolah dengan bakat talenta mereka sehingga mereka selain

bersosialisasi juga dapat mengolah kreasi dan apresiasi bakat mereka. Oleh sebab

itu, Tim P5 bermaksud mengadakan kegiatan bazar yang momennya berada pada

kegiatan P5 dengan tema Kearifan Lokal dengan proyek melestarikan budaya

lokal yang ada di Lampung.

B. Maksud dan Tujuan

Dalam pelaksanaan kegiatan ini membentuk peserta didik dalam mengenal


berbagai macam ragam budaya lokal yang ada di Lampung dan mampu
melestarikannya dalam gelar karya adapun tujuannya sebagai berikut:
1. Agar siswa lebih memahami ragam budaya lokal sekitar
2. Dapat membuat siswa mampu mengapresiasikan kreatifitas talenta mereka
agar siswa mampu bersosialisasi dalam masyarakat
3. Mempererat tali silaturahmi antar sesame warga SMA Negeri 1 Pasir Sakti

52
BAB II
ISI PROPOSAL

Nama dan Tema Kegiatan

Nama kegiatan ini adalah Proyek Budayaku Membumi Menjelajah Dunia


siswa kelas X dengan tema Kearifan Lokal.

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/ Tanggal :
Tempat : SMA Negeri 1 Pasir Sakti

B. Sasaran
Seluruh warga sekolah SMA Negeri1 Pasir Sakti
C. Acara dan Kegiatan
Mengadakan gelar karya hasil proyek dari siswa mengenai Kearifan Lokal
Budaya Lampung

D. Susunan Kepanitiaan
Terlampir

53
BAB III
PENUTUP

Demikian laporan Proposal ini kami buat, kami mengharapkan dukungan


dan partisipasi bapak/ibu, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

54
LAMPIRAN
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

" BUDAYAKU MEMBUMI MENJELAJAH DUNIA "

LKPD Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Fase E
Tema: Kearifan Lokal

SMA NEGERI 1 PASIR SAKTI

TIM PENYUSUN
1. Ning Setiawati, S.Pd
2. Tumisih, S. Pd
3. Ahmad Yusup, S.Pd
4. Margaretha Sri Yamah, SE
5. Ni Luh Gede Yayuk Sucita S., S.Pd.H
6. Nadhea Zaintika, S.Pd
7. Novitasari, S.Pd
ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ini dengan sebaik-
baiknya.
LKPD ini kami susun dengan maksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan LKPD ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki LKPD ini.
Akhir kata kami berharap semoga LKPD ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Pasir Sakti, Juli 2023

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................... hal ii DAFTAR ISI ......................hal iii

Pengenalan P5 ....................hal 1

Proposal .......................... hal 8

Tarian Trsdisional Lampung… hal 11

Musik dan Lagu ……… hal 20

Seni Lukis Lampung …… hal 28

DAFTAR REFERENSI …… hal30


1
PENGENALAN P5
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik memahami pengertian tentang kurikulum merdeka, P5 dengan
seluruh elemennya, kearifan lokal serta budaya Lampung

1. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi yang dimaksudkan
untuk mengasah minat serta bakat anak sejak dini dengan fokus pada materi
esensial, pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum baru ini
membagi jenjang kelas mulai kelas 1-12 jadi 6 fase. Berikut pembagian fasenya:
Fase A: Kelas 1-2
Fase B: Kelas 3-4
Fase C: Kelas 5-6
Fase D: Kelas 7-9
Fase E: Kelas 10
Fase F: Kelas 11-12

2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)


Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam
keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya
satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar
Pancasila, dan ekstrakurikuler. Profil pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab satu
pertanyaan besar, yakni peserta didik dengan profil (kompetensi) seperti a pa yang
ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Dalam konteks tersebut, profil
pelajar Pancasila memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus di dalam
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan di setiap jenjang satuan pendidikan dalam
hal penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2

3. Tema-Tema Kurikulum Merdeka


Tema-tema utama projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dapat dipilih
oleh satuan pendidikan adalah sebagai berikut.

a. Gaya Hidup Berkelanjutan


b. Kearifan Lokal
c. Bhinneka Tunggal Ika
d. Bangunlah Jiwa dan Raganya
e. Suara Demokrasi
f. Rekayasa dan Teknologi
g. Kewirausahaan

4. Dimensi-Dimensi Kurikulum Merdeka


a. Dimensi : Beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, da berakhlak mulia
b. Dimensi : Berkebhinnekaan global
c. Dimensi : Bergotong-royong
d. Dimensi : Mandiri
e. Dimensi : Bernalar kritis
f. Dimensi : Kreatif

Dalam dimensi P5, terdapat elemen yang terkandung di


dalamnya, coba cari dan tuliskan pada kolom di bawah ini!
3
5. Kearifan Lokal dan Pengenalan Budaya Lampung
a. Pakaian Adat Lampung
Pakaian adat Lampung memiliki beberapa macam, diantaranya sebagai berikut:
1) Pakaian Adat Lampung Saibatin
Masyarakat adat Lampung Saibatin yaitu masyarakat yang tinggal atau mendiami
daerah pesisir seperti di Jabung, Way Jepara, Padang Cermin, Cukuh Balak, Talang
Padang. Kota Agung, Pesisir Krui, Liwa dan lain-lain.
Pada pengantin pria adat Saibatin, ada tutup kepala dikenakan ikat pujuk atau kikat. Baju
berlengan panjang berwarna putih ditutup jas. Pada pakaian kebesaran biasanya
dikenakan salempang yang terdiri dari kain putih atau kuning dari kain limar. Celana
berwarna gelap ditutup oleh kain tumpal sebatas lutut atau bulipat yang diperkuat
ikat pinggang buduk. Keris disisipkan di pinggang sebelah kanan agak miring ke kiri
yang melambangkan kejantanan dan semangat perjuangan dalam kehidupan.
Pengantin wanita memakai mahkota sebagai hiasan kepala yang disebut siger
yang berigi atau bersiku tujuh dihiasi oleh bunga daun bambu atau bunga melur. Sanggul
malangdihiasi oleh sial kikha dan di atas telinga diselipkan bunga melur dan bunga
daun bambu. Baju yang dikenakan disebut kawai maju terbuat dari bahan beludru
bermote dengan motif bunga yang dihiasi oleh beberapa asesori baik di leher atau di
lengan seperti kakalah bangkang atau buah jukum, papan jajar atau bulan tananggal.
Sedangkan pada lengan dikenakan gelang kanan dan gelang sutit atau gelang rui.Kain
cempaka diselempangkan di bahu sebelah kanan kemudian ditutup oleh kain putih atau
kuning dari bahan limar yang diselempangkan di bahu sebelah kiri.Kain sarung yang
dikenakan adalah kain tumpal atau sinjang tekhitis (sinjang maju) yang dihiasi
bintang maju atau buduk.Memakai ikat pinggang atau pending. Kalung yang dipakai
melingkar dari bahu sampai bagian perut berbentuk buah- nbuah kecil di atas kain
yang dirangkai menjadi untaian bunga.
4
2) Pakaian Adat Lampung Pepadun
"Pepadun" dalam arti sehari-hari adalah bangku tahta
kepenyimbangan adat yang tebruat dari bahan kayu berkaki
empat dan berukir-ukir.Kemudian, masyarakat adat Pepadun
berkediaman di daerah pedalaman Lampung, seperti
Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang
Bawang, Tulang Bawang Barat, sebagian Pesawaran,
sebagian Pringsewu, dan sebagian Mesuji. Daerah tersebut
terdiri dari masyarakat adat Abung (Abung Siwo Migo),
Pubian (Pubian Telu Suku), Menggala / TulangBawang (Migo
Pak) dan Buai Lima. Pakaian ini memiliki makna "tempat
duduk penobatan penguasa". Pakaian adat ini memiliki ciri
khas warna putih.

b. Tari Tradiosional Lampung


Lampung memiliki tari tradisional yang sudah cukup terkenal di lingkungan
masyarakat dan banyak di tampilkan hingga diperlombakan, diantaranya sebagai
berikut:

Gambar Tari Melinting


Gambar Tari Bedana

Gambar Tari Sekura

Gambar Tari Sigeh Pengunten

Gambar Tari Halibambang


5
c. Alat Musik Daerah Lampung
1) Gendang
2) Membling
3) Gamolan
4) Kerenceng
5) Gambus Lunik
6) Cetik
7) Serdam

d. Makanan Khas Lampung


1) Seriut
2) Gulai Taboh
3) Satai Ikan Tuhuk
4) Umbu
5) Engkak

e. Bahasa Daerah Lampung


Terdapat dua atau tiga ragam bahasa Lampung, yaitu: Lampung Api (juga
disebut Pesisir atau dialek A), Lampung Nyo (juga disebut Abung atau dialek O), dan
Komering.Ragam terakhir terkadang dianggap sebagai bagian dari Lampung Api, tetapi
terkadang juga dianggap sebagai bahasa yang berdiri sendiri terpisah dari bahasa
Lampung.

f. Seni Lukis Lampung


Pengertian seni lukis ada bermacam-macam, menurut Soedarso Sp,
melukis merupakan kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari
objek tiga dimensi dengan tujuan mendapatkan kesan tertentu. Berikut seni lukis daerah
Lampung:
1) Motif Batik Siger
6
2) Motif Batik Gajah Lampung 4) Motif Gamolan

3) Motif Pohon Hayat 5) Motif Celugam


7
Setelah memahami penjelasan singkat di pada pertemuan ini, sekarang coba cari lebih lengkap jenis kearifan lokal seperti
lagu, pakaian, tari, alat musik, bahasa daerah, dan seni lukis batik Lampung yang ada di Lampung dari berbagai sumber
sesuai kelompok masing-masing.
8
PROPOSAL
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu memahami proses pembuatan proposal.

1. Pengertian Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang dituliskan dalam bentuk rancangan kerja
yang akan dilaksanakan. Rencana kegiatan tersebut tentu saja harus dituliskan secara
baik dan benar supaya pihak yang berkepentingan dapat memahaminya dengan baik.
Proposal bersifat hanya sebagai usulan tertulis yang ditujukan kepada pihak-pihak
yang berhubungan dalam suatu kegiatan. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan
bisnis, pengajuan, dana, proyek, hingga penelitian.

2. Fungsi
a. Dapat digunakan untuk pengajuan kerja sama bisnis kepada perusahaan sasaran.
b. Dapat digunakan untuk mengadakan acara tertentu, misalnya pelatihan, seminar,
perlombaan, dan lain-lain.
c. Dapat digunakan untuk melaksanakan penelitian ilmiah.
d. Dapat digunakan untuk pengajuan mendirikan suatu usaha.
Dapat digunakan untuk pelelangan sebuah proyek atau barang.

3. Isi
Dalam sebuah proposal, harus memiliki struktur atau bagian-bagiannya. Dalam
beberapa aspek, sebuah proposal penelitian memiliki perbedaan dengan sebuah
proposal kegiatan masyarakat.
Isi sebuah proposal secara umum proposal memiliki sistematika yang hampir mirip satu
sama lain. Dalam proposal kegiatan biasanya terdapat latar belakang, masalah dan
tujuan, ruang lingkup kegiatan, kerangka teoretis dan hipotesis, metode, pelaksana
kegiatan, fasilitas, keuntungan dan kerugian dari pelaksanaan kegiatan, periode
waktu, anggaran dana, dan lampiran.
9
Isi proposal yang memuat dari latar belakang hingga lampiran dapat dijelaskan
sebagai berikut:

a. Latar Belakang
Dalam bagian latar belakang yang terdapat pada sebuah proposal ini berisikan
mengenai kejadian, keadaan, atau hal yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan atau
penelitian tersebut.
b. Masalah dan Tujuan
Dalam proposal kegiatan maupun proposal penelitian, perlu menyebutkan
permasalahan dan tujuannya secara spesifik. Bagaimana caranya? Yakni dengan
merumuskan tujuan-tujuan tersebut secara rasional dan menggunakan bahasa yang
persuasif supaya pihak yang membaca proposal tersebut tertarik dengan tujuan dari
kegiatan tersebut.
c. Ruang Lingkup
Dalam merumuskan proposal kegiatan, harus jelas mengenai batasannya.

d. Kerangka Teoritis dan Hipotesis


Dalam sebuah proposal kegiatan maupun proposal penelitian, harus terdapat teori
atau hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah dalam proposal
tersebut. Telaah tersebut dapat berupa perbandingan dari penelitian sebelumnya atau
teori-teori yang selaras dengan masalah yang akan diteliti.

e. Metode
Metode yang digunakan juga beragam, misalnya metode historis, metode deskriptif,
maupun metode eksperimental. Sementara itu, dalam teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan teknik angket (menggunakan kuisioner), wawancara, observasi,
studi pustaka, dan lainnya.
e. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam bagian ini, perlu ditulis daftar personalia atau pelaksana kegiatan dengan
dilengkapi pendidikan dan keahlian mereka. Misalnya, pada proposal kegiatan
pengecatan jalan desa, maka dalam bagian ini dapat ditulis susunan panitia termasuk
pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut
10
Setelah memahami mengenai proposal, sekarang cobalah untuk membuat kerangka proposal bersama dengan rekan
kelompok kalian masing-masing!
11
TARIAN TRADISIONAL LAMPUNG
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik memahami jenis-jenis tari di daerah Lampung yang belum cukup populer.

Gambar Tari Nyambai

Gambar Tari Kuttau

Gambar Tari Cangget Agung

Tahukah kalian dengan tarian-tarian pada gambar


di atas?
12

A. Tari Nyambai
1.Sejarah Tari Nyambai
Di kota Lampung ada sebuah tari tradisional yang bernama Tari Nyambai.
Kemudian, tari ini dilakukan secara berkelompok atau berpasangan yakni oleh gadis (muli)
dan bujang (mekhanai). Fungsi utama dari tarian ini adalah sebagai ajang pertemuan atau
ajang silahturahmi dalam mencari pasangan/ jodoh.
Kemunculan tari Nyambai ini bersamaan dengan adat atau kebiasaan masyarakat Lampung
dalam peresmian adat. Pertunjukan tari Nyambai ini dilakukan bersamaan dengan upacara
perkawinan.Sementara itu, tari Nyambai mempunyai filosofi yakni kata Nyambai yang diambil
dari kata Cambai. Dimana kata ini dalam Bahasa Lampung memiliki arti Sirih.
Tanaman sirih ini oleh masyarakat Lampung merupakan simbol keakraban.
Maka tak heran apabila sirih dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan juga pada upacara
adat.Meskipun makna yang terkandung dari sirih ini tidak sama alias berbeda-beda
tergantung penempatanya.

2. Makna Tari Nyambai


Ada sumber yang menyebutkan bahwa tari Nyambai asal kota Lampung ini
sudah dipentaskan sebelum Indonesia merdeka. Walaupun kemunculan tanggal
atau tahunnya tidak diketahui secara pasti. Pengertian tari Nyambai adalah salah satu
seni pertunjukan dalam konteks upacara perkawinan. tarian ini dibawakan oleh putra
dan putri dari para para ketua adat. Selain itu, tari Nyambai juga digunakan
sebagai sarana untuk tetap mempertahankan daerah kebangsawan adat Saibatin.
Dengan demikian, tari Nyambai ini bagi adat Saibatin menunjukan adanya sebuah
pretise dan legitimasi seorang Ketua Adat. Lalu, sebagai sebuah tarian adat
masyarakat saibatin (pesisir), kehadirannya menjadi bagian dari rangkaian upacara
perkawinan yang disebut dengan upacara Nayuh/Penayuhan. Sementara itu kata
Nyambi memiliki makna sebuah pertemuan khusus.
Ini dilakukan oleh para Meghanai (bujang) dan Muli (gadis) sebagai ajang silaturahmi,
berkenalan, dengan menunjukkan kemampuan dalam menari. jadi, kemunculan Tari
Nyambai digunakan sebagai salah satu sarana komunikasi dan media untuk mencari
jodoh antara Muli dan Meghanai.
13
3. Gerakan Tari Nyambai
Gerakan tari Nyambai merupakan perpaduan dari dua
bentuk pertunjukan yaitu tari Dibingi dan tari Kipas. Gerak
dalam tari Nyambai terdiri dari tiga ragam yaitu, kekindai,
Ngesesayak, dan Mampang kapas. Tiga ragam gerak ini
dilakukan oleh Muli dan Meghanai secara berulang-ulang. Ragam
gerak memiliki keunikan pada gerak yang dilakukan pada level
rendah (jongkok).

4. Musik dalam Tari Nyambai


Musik yang mengiringi tari Nyambai menggunakan
dua alat musik yaitu Rebana dan Kulintang.
Namun alat musik kulintangnya sedikit terdapat
perbedaan yang dikenal oleh masyarakat umum.
Dimana, yang dapat dilihat secara fisik merupakan
instrument yang terbuat dari bilah-bilah bambu.
Sementara Kulintang Lampung bentuknya hampir
sama dengan beberapa instrument yang tersebar di
seluruh nusantara.

Gambar Tari Nyambai

Gambar Tari Nyambai

Gambar Tari Nyambai


14
Coba diskusikan dengan kelompok kalian masing-masing tentang Tari
Nyambai dan tulis pada kolom di bawah ini!

Nama kelompok:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
15
Setelah memahami penjelasan singkat mengenai Tari Nyambai, sekarang coba lihat video Tari
Nyambai dan diskusikan dengan teman kelompok kalian bagaimana detail gerakan dalam Tari
Nyambai! Tulis pada kolom di bawah ini!

Nama kelompok:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
16
C. Tari Kuttau
1. Sejarah Tari Kuttau
Istilah kuttau yang merupakan hasil adopsi dari kuntau Cina, di
adaptasi dengan lingkungan masyarakat Sukadana, yang notabene masyarakat
beradat Pepadun Abung Siwo Migo. Proses adaptasi yang terjadi, sesuai dengan
kondisi lingkungan adat Pepadun Abung Siwo Migo. Adaptasi yang dilakukan
baik dalam hal bentuk gerak, fungsi, makna, dan termasuk penyebutan istilah.
Berdasarkan observasi dan studi etnografi yang dilakukan mengenai gerakan-
gerakan kuttau, terdapat keempat kategori seperti yang digolongkan oleh
Soedarsono. Sebagai contoh terdapat gerak hormat pada awalan setiap jurus
kuttau, yang memiliki maksud menghormati lawan bertarung. Gerak hormat juga
memberikan kode bahwa pelaku kuttau telah siap untuk melakukan jurus atau
telah siap bertarung. Sulit mengidentifikasi gerak murni dalam gerak beladiri,
karena setiap gerak memiliki maksud dan tujuan tertentu. Gerak murni mungkin
hanya dimiliki dalam konteks seni pertunjukan Tari Pedang. Kuttau adalah seni
beladiri murni, sehingga setiap gerak mempunyai tujuan. Aspek keindahan gerak
dalam konteks seni beladiri hanya efek dari gerak yang dilakukan secara
maksimal.

Berdasarkan sejarah di atas, apa makna yang dapat kalian temukan


mengenai Tari Kuttau?

Gambar Tari Kuttau

Gambar Tari Kuttau


17
2. Gerakan Tari Kuttau
Kuttau adalah seni beladiri murni, sehingga setiap gerak mempunyai tujuan.
Aspek keindahan gerak dalam konteks seni beladiri hanya efek dari gerak yang
dilakukan secara maksimal. Untuk penguat ekspresi dalam kuttau, biasanya
menggunakan teriakan semacam gertakan. Selain suara yang dikeluarkan pada
gerakan-gerakan tertentu, gerak penguat ekspresi juga menggunakan mimik wajah
yang dibuat galak atau dingin. Terkadang untuk menambah ekspresi untuk
mengagetkan lawan dengan melihat secara tajam dan menggertak sambil ngitem i.
Gerak yang digunakan khusus untuk berpindah tempat dalam kuttau cukup banyak.
Sebagai contoh yakni pada jurus pungeu kusung sateu ii, gerakan memukul yang
diikuti gerak melompat ke belakang yang mendarat dengan posisi kuda-kuda level
rendah. Dalam setiap jurus kuttau banyak terdapat gerak berpindah tempat atau
Locomotion. Ciri khusus gerak berpindah tempat pada beladiri adalah memiliki
kecepatan dan kekuatan yang tinggi. Selain itu biasanya gerak berpindah tempat
dalam beladiri selalu menggunakan jurus beladiri tersebut. Gerak dalam kuttau sulit
dan membutuhkan tenaga yang relatif besar. Apabila melakukan gerakan kuttau tidak
bertenaga, maka sebagai gerakan beladiri kurang mempunyai efek. Hal ini
disebabkan latar belakang kelahiran kuttau merupakan bentuk pertahanan diri.
Setiap gerakan yang dilakukan berupa jurus-jurus merupakan bentuk latihan fisik,
agar tubuh dan pukulan lebih bertenaga, sehingga ketika diperlukan gerakan atau
pukulan dapat melumpuhkan lawan. Gerak-Gerak dalam Kuttau Secara umum pola
kuttau Lampung menggunakan sistem perkelahian jarak dekat.

Coba Tuliskan secara singkat bagaimana gerakan dalam Tari Kuttau pada kotak di bawah ini!
D.Tari Cangget Agung
18
1. Sejarah Tari Cangget Agung
Sejarah awal acara cangget agung bermula adat dari Sekala Berak dari datuk
Nan empat diturunkan sebagai petunjuk kehidupan bermasyarakat, dimulai dari
cepala kemudian adat pengakuk, setelah itu menyusul adat kebumian. Setiba di canguk
Ratcak yang tadinya lima bersaudara kelak akan menjadi kesembilan marga ( yang
akan bergabung kedalam siwo mego) membagi hak adat. Setelah berhasil membawa
kemenangan dalam pertarungan melawan raja di lawek. Mereka mengadakan pesta
kemenangan Pesta Cangget Agung dengan Tari Tigel digelarkan sebagai puncak
kemenangan. Disinilah bermula dilaksanakan Gawi ( mecak Wirang ) dalam pelaksanaan
Gawi tersebut digelarlah Cangget Agung ( Tari Malam Gembira/ tari Cangget ) Bagi
masyarakat pepadun yang ingin mengambil gelar Sutan arus melaksanakan serangkaian
acara begawi. Begawia dalah pesta adat besar naik tahta ke-punyimbangan dengan
mendapat gelar nama yang tinggi (Hadikusuma, 1989 : 149). Pesta adat begawi
dilaksanakan bersamaan dengan acara pernikahan. Pernikahan untuk masyarakat
Lampung adalah untuk mendapatkan pemimpin baru untuk keluarganya dengan gelar
baru yang didapatkan melalui proses begawi.Begawi dilakukan dengan segala rangkaian
panjang, dimulai dari merwatin atau musyawarah adat hingga mepadun, acara
pemberian gelar secara simbolis. Salah satu rangkaian dari begawi adalah acara
cangget.

Gambar Tari Cangget Agung


19
Setelah memahami penjelasan singkat mengenai Tari Cangget Agung, sekarang coba lihat video
Tari Cangget Agnung dan diskusikan dengan teman kelompok kalian bagaimana detail gerakan
dalam Tari cangget Agung! Tulis pada kolom di bawah ini!

Nama kelompok:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
20
MUSIK DAN LAGU
Tujuan Pembelajaran: Peserta didik memahami pengertian, unsur-unsur, sejarah dan macam-
macam lagu tradisional di daerah Lampung.

A. Pengertian Musik
Musik adalah suatu susunan nada atau suara dalam urutan, kombinasi yang menghasilkan bunyi yang
mempunyai kesatuan dan kesinambungan, serta susunan nada yang mengandung irama, lagu dan
keharmonisan dalam suatu melodi yang dapat berpengaruh terhadap emosi dan kognisi. Musik hadir
sebagai bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi yang mendatangkan kepuasan dan
perasaan-perasaan tertentu terhadap nilai-nilai budaya.

Selain itu, ada juga pengertian musik dalam KBBI sebagai berikut:

Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai
kesatuan dan kesinambungan;

Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga


mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu).

Sekarang, coba kalian tuliskan pengertian musik


dari sumber lainnya dalam kolom di bawah ini!
21

B. Pengertian Lagu
Pengertian lagu dalam KBBI ada beberapa macam sebagai berikut:

ragam suara yang berirama (dalam bercakap,


bernyanyi, membaca, dan sebagainya)

Nyanyian-nyanyian perjuangan

film yang menjadi dasar cerita film kebangsaan


lagu resmi negara tertentu.

Dalam sebuah lagu, terdapat unsur lain seperti lirik. Lirik menurut beberapa tokoh
penting memiliki pengertian sebagai berikut:

Lirik adalah rangkaian kata yang membentuk lagu biasanya terdiri dari beberapa bait
dan bagian refrain atau chorus.
Lirik lagu memiliki dua pengertian, dalam Moeliono (2007 : 628) dijelaskan sebagai
berikut, lirik lagu sebagai karya sastra dalam bentuk puisi yang berisikan curahan hati,
sebagai susunan sebuah nyanyian.
Tuliskan kesimpulan dari pengertian Musik dan
Lirik yang kalian ketahui di bawah ini!
22
C. Unsur Musik Daerah
Musik daerah memiliki unsur musik yang berbeda-beda, hingga
terkadang juga memiliki ciri khasnya tersendiri. Berikut unsur-
unsur yang biasa dikenal dalam musik daerah:

Nada
Secara umum nada dipahami sebagai tinggi rendah bunyi
dalam musik. Ada yang menyebutnya dengan istilah
titinada, tangga nada atau laras. Nada ini merupakan unsur
utama dalam musik. Namun, tidak semua musik daerah
memiliki tangga nada. Kothekan lesung di Jawa, beghu di
Flores, atau gondhang di Sumatera Utara tidak memiliki
tangga nada. Selain itu, sejumlah daerah juga memiliki
nada tersendiri, misalnya di Jawa dan Bali mengenal nada
slendro dan pelog, di Sunda ada nada degung, manenda,
salendro, dan pelog.

Irama
Irama adalah ketukan yang teratur, pola ritme tertentu yang dinyatakan
dengan nama. Sebagai contoh, dalam gamelan Jawa dikenal beberapa
tingkatan irama, yaitu lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Daerah-
daerah lain seperti Sunda, Bali, Madura, dan Lombok juga memiliki
tingkatan irama tersendiri. Secara khusus, irama dapat di definisikan
sebagai susunan tertentu yang mengatur kecepatan panjang-panjang not
dalam suatu musik.

Dinamik
Dinamik merupakan keras lemah sebuah nada yang
dinyanyikan. Dinamik lagu akan memengaruhi suasana
lagu tersebut. Dalam musik nontradisional ada dua
istilah pokok dinamik lagu, yaitu forte dan piano. Forte
berarti “kuat” dan piano berarti “lembut”.
23
Tempo
Tempo merupakan istilah untuk menggambarkan
cepat lambatnya lagu. Dalam lagu nontradisional
istilah tempo biasanya menggunakan Bahasa Italia.
Beberapa istilah tempo utama dalam music
nontradisional, yaitu sebagai berikut.
Largo berarti lambat sekali
Lento berarti lebih lambat
Adagio berarti lambat
Adante berarti sedang
Moderato berarti sedang agak cepat
Allegro berarti cepat
Vivace berarti lebih cepat
Presto beraarti cepat sekali
Author: Callista Anastasia

Teknik vokal
Teknik vokal dalah hal yang perlu diperhatikan jika kalian ingin
bernyanyi dengan baik dan benar. Teknik vokal perlu segera
dikuasai dalam latihan vokal agar kalian dapat menghasilkan
suara dan bunyi yang jelas, panjang-pendeknya sebuah nada,
merdu, nyaring, dan berkualitas.
24
D. Lagu-Lagu Daerah Lampung

Lagu Bumi Lampung

Sesuai dengan judulnya “Bumi Lampung” mengisahkan mengenai


seluk beluk sumber daya alam pada Provinsi Lampung. Kekayaan
alam tersebut sangat tergambarkan dari beberapa penggalan
lirik seperti “Sangun kak jak zaman ho, Lampung ghadu dikenal,
Hasilno kupi lado”. Pada lirik tersebut menjelaskan bahwa
Lampung sejak zaman dahulu sudah terkenal akan hasil alam
berupa kopi dan lada.
Selain itu Bumi Lampung juga menceritakan tentang keindahan
pemandangan alam yang dimilikinya. Hal ini jelas tertulis dalam
lirik “Wawai pemandangannyo, Jak pinggegh Teluk Lampung, Pek
ulun besoko-soko, Lamun gham di nggak gunung”.
Dalam lagu ini juga memberikan pesan agar penduduk Lampung
bisa menjaga kelestarian alam yang dimilikinnya bersama-sama
sebagai tanda syukur atas kenikmatan yang Tuhan berikan. Wah,
bagus banget ya makna lagu Bumi Lampung ini, Blibli Friends.

Lagu Sumur Puteri

Legenda Sumur Putri berasal dari Telukbetung, Bandarlampung.


Cerita ini berkisah tentang Putri Raja yang bertapa di sebuah
tempat di dekat Kali Akar, Bandarlampung. Entah beberapa lama
dalam pertapaan itu Putri Raja menghilang. Lalu, di tempat pertapaan
Putri Raja itu muncul sumber air. Sumber air itu kini menjadi sebuah
sumur, yang dikenal dengan Sumur Putri. Ada beberapa hikmah
yang dapat diambil dari legenda itu, antara lain rasa persaudaraan,
sabar, dan cinta lingkungan.
25
Lagu Sakai Sambayan

Judul lagu “Sakai Sambayan” adalah lagu daerah


Lampung yang jika di artikan ke Bahasa Indonesia
adalah “Gotong Royong” atau “Bahu Membahu”.
Atau bisa berarti memberikan pertolongan kepada
yang membutuhkan. Untuk penciptanya sendiri tidak
diketahui.
Orang Lampung sejak zaman dulu dikenal memiliki
sifat dan sikap sosial yang tinggi yang disebut sebagai
sakai sambayan.
Tradisi gotong royong bahu membahu yang diturunkan
dari nenek moyang orang Lampung menciptakan
karakter masyarakat perduli pada sesama.

Selain ketiga sejarah dari lagu Lampung yang sudah dijelaskan tersebut, coba cari sejarah
dari beberapa lagu di bawah ini:

Teluk Lampung

Bulan Separuh
26

Untuk lirik dan bagaimana cara menyanyikannya


yuk coba cari di youtube atau sumber lainnya!

Di bawah ini terdapat beberapa link yang juga


bisa menjadi referensi:
1. https://youtu.be/L1ypQcWckwk
2. https://youtu.be/4NfHRM5rDOY
3. https://youtu.be/puiwzJ6wLs4
4. https://youtu.be/prjkFoSvYek
5. https://youtu.be/ECCviuRSm8w

Sekarang, coba kalian cari lebih banyak lagi sumber untuk lagu yang sesuai!
Tulis di bawah sini ya!
27

Setelah memahami materi mengenai lagu-lagu tradisional Lampung,


sekarang coba diskusikan dengan teman kelompok mengenai makna lagu
daerah menurut kelompok masing-masing dan tulis di bawah ini!

Nama kelompok:
1. 4.
2. 5.
3. 6.
28
SENI LUKIS LAMPUNG
Tujuan : Peserta didik memahami pengertian, ciri-ciri dan jenis-jenis seni lukis batik di daerah Lampung

1. Pengertian Lukis Batik


Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan caralangsung melukis pada kain
putih. Pada prinsipnya gambar batikan adalah gambar kerajinan yang dikerjakan
seperti dalam pembuatan kain batik, yaitu dengan membuat pola-pola hias dengan
bahan yang tidak tertembus pewarna, tentunya dalam pembuatan batik lukis juga
menggunakan pola-pola hias seperti pembuatan batik tulis.

2. Ciri dan Jenis Batik Lampung


Seperti sudah sekilas dipelajari pda pertemuan sebelumnya bahwa Lampung juga
memiliki ciri khas dalam batik yang digunakan.

diskusikan bersama kelompok kalian mengenai ciri dan


jenis batik Lampung!
29

Sekarang, dapatkah kalian tuliskan berdasarkan hasil diskusi


kelompok, apa sajakah makna dari seni lukis batik Lampung?
Tuliskan pada kolom di bawah ini!
30

DAFTAR REFERENSI

Murtono, Sri, dkk. 2017. Seni Budaya 2 SMP Kelas VIII. Jakarta: Yudhistira
https://s.id/kurikulum-merdeka
https://www.iwarebatik.org/lampung/?lang=id
https://www.gramedia.com/literasi/seni-lukis/
https://www.karyakreatifindonesia.co.id/umkm/batik-siger/13313
https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_lukis
https://lagudaerah.id/teluk-lampung/
https://smpn1gorontalo.sch.id/panduan-projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila-kearifan-lokal/
https://www.cakaplah.com/artikel/kampus/10738/2022/10/01/melestarikan-budaya-dan-kearifan-lokal-melalui-
projek-penguatan-profil-pelajar-pancasila/#sthash.2F1QI4Qz.dpbs
https://id.wikipedia.org/wiki/Lagu

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6579625/mengenal-pakaian-adat-lampung-keunikandan-keindahannya

https://lampung.idntimes.com/hype/entertainment/idn-times-hyperlocal/9-tari-tradisional-lampung-sarat-makna-
dan-ditampilkan-acara-istimewa

https://www.kompasiana.com/hendri.dunan/54ff4b13a33311af4d50fa20/bahasa-daerah-lampung

https://www.merdeka.com/trending/9-unsur-unsur-musik-beserta-penjelasan-lengkapnya-kln.html

Anda mungkin juga menyukai