Anda di halaman 1dari 10

Tugas 3

Manajemen berbasis sekolah


SMP Harmoni berkomitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas
kepada siswa. Namun, belakangan ini, produktivitas dalam manajemen
berbasis sekolah di Sekolah Harmoni mengalami penurunan. Guru merasa
terbebani dengan tugas-tugas administratif tambahan, komunikasi antar
staf kurang efisien, tidak adanya evaluasi terhadap program-program
pendidikan yang dijalankan, dan kurang termanfaatkan IT di sekolah.
Kepala sekolah bersama tim manajemen merasa perlu mengatasi masalah
ini untuk mengembalikan produktivitas sekolah ke jalur yang tepat.

Dari contoh kasus di atas, jawablah pertanyaan berikut:

1. Sebutkan tiga faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dalam


manajemen berbasis sekolah.

Jawaban :

Faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dalam manajemen


berbasis sekolah adalah :

A. Efektivitas MBS

Efektivitas MBS adalah tingkat ketercapaian tujuan peningkatan mutu di sekolah.


Mendayagunakan sumber daya manusia dan pendukung lainnya untuk mencapa tujuan yang
diharapkan.
Menurut Mulyasa (2017: 82) menyatakan efektivitas adalah adanya
kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas bagaimana suatu berhasil dengan mendapatkan dan memanfaatkan sumber
daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas MBS berarti
bagaimana MBS berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin
partisipasi masyarakat, mendapatka serta memnfaatkan sumber daya, sumber dana,
dan sumber belajar untuk mewuujudkan tujuan sekolah.
Berdasarkan teori sistem, kriteria efektivitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-
output yaitu harus mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan yang berdasarkan dimensi waktu, efektivitas MBS dapat
diamati dalam beberapa jangkauan yaitu: 1) Efisiensi jangka pendek yang berfungsi untuk
menunjukkan hasil menunukkan hasil kegiatan dalam kurun waktu sekitar satu tahun dengan
kriteria kepuasan, efisiensi, dan produksi; 2) Efisiensi jangka menengah dalam waktu sekitar
lima tahun, dengan kriteria perkembangan serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan
perusahaan; dan 3) Efisiensi jangka panjang adalah untuk menilai waktu yang akan datang diatas
lima tahun digunakan kriteria kemampuan untuk melangsungkan hidup dan kemampuan
membuat perencanaan strategis bagi kegiatan di masa depan.

Thomas melihat efektivitas pendidikan dalam kaitannya dengan produktivitas,


berdasarkan tiga dimensi berikut:

- The administrator production function


: meninjau produktivitas sekolah
dari segi keluaran administrative missal layanan yang dapat diberikan
dalam proses pendidikan.

- The psychologist’s production function


: berupa keluaran, perubahan
perilaku peserta didik berdasarkan nilai akademik.

- The ecinomic’s production function


: produktivitas sekolah ditinjau dari
segi keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan layanan
pendidikan sekolah

Efektifitas dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan


pendidikan antara lain dengan, 1) validitas intern yaitu serangkaian tes dan penilaian
yang dirancang untuk mengukur secara pasti ketercapaian sasaran suatu program
pendidikan; dan 2) validitas eksternal yaitu serangkaian tes dan penilaian yang
dirancang untuk mengukur secara pasti perilaku suatu program pendidikan secara
intern telah valid.
Adapun indikator-indikator keefektivan dalam setiap tahapannya antara lain:
a. Indikator input
: karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi
pendidikan serta kapasitas manajemen.
b. Indikator process
: administrative, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu
peserta didik.
c. Indikator output
: hasil perolehan peserta didik dan dinamika sistem
sekolah, prestasi belajar siswa, dan hasil perilaku/sikap siswa, dll.
d. Indikator outcome
: jumlah lulusan ketingkat berikutnya, prestasi belajar di
sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan, serta pendapatan

B. Efisiensi MBS
Efisiensi dalam MBS adalah mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya

yang ada dengan menggunakan waktu dan biaya seminimal mungkin untuk mencapai tujuan

yang diharapkan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

Efisiensi merupakan aspek penting dalam manajemen sekolah karena sekolah umumnya

dihadapkan pada masalah kelengkapan sumber dana, dan secara langsung berpengaruh terhadap

kegiatan manajemen. Jika efektivitas dilihat dari perbandingan antara rencana dengan tujuan

yang dicapai maka efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya

dengan output. Suatu kegiatan efisien bila tujuan dapat dicapi secara optimal dengan penggunaan

atau pemakaian sumber dana yang minimal.

Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi

eksternal. Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara output pendidikan (pencapaian

belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memproses/menghasilkan output

pendidikan. Efisiensi internal biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Setiap penilaian biaya

efektivitas selalu memerlukan dua hal, yaitu penilaian ekonomik untuk mengukur biaya masukan

(input) dan penilaian hasil pembelajaran (prestasi belajar, lama belajar, angka putus sekolah).

Sedangkan efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan

tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomik, dan non-ekonomik) yang

didapat setelah pada kurun waktu yang panjang diluar sekolah. Analisis biya manfaat merupakan

alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal

Dengan demikian, sistem atau program pendidikan yang efisien ialah yang mampu

mendistribusikan sumber-sumber pendidikan secara adil dan menata agar setiap peserta didik

memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut

dan mencapai hasil maksimal.

C. Produktivitas MBS
Produktivitas dalam MBS yang dimaksud adalah hasil-hasil capaian nyata

sekolah yang berlangsung secara terus-menerus, bergerak terus-menerus, dan meningkat.

Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan

penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Seiring

dengan bertambahnya waktu, semakin besar pula modal untuk pendidikan. Sekolah pun menjadi

semakin berkembang karena semakin besarnya tuntutan pendidikan yang harus dikembangkan.

Secara sederhana produktivitas pendidikan dapat diukur dengan melihat indeks pengeluaran riil

pendidikan seperti dalamm National Income Blue Book, dengan cara menjumlahkan pengeluaran

dari banyaknya peserta didik yang dididik. Namun, cara ini merupakan cara pengukuran yang

sangat kasar terhadap produk riil kependidikan, bahkan dalamm pemikiran sekarang hal ini tidak

berarti sama sekali. Cara ini tidak menceritakan kualitas lulusan program pendidikan.

Thomas (1979) dalam (Mulyasa, 2017:83) mengemukakan bahwa produktivitas

pendidikan dapat ditinjau dari tiga dimensi, yaitu:

- Meninjau produktivitas dari segi keluaran administrative, yaitu seberapa besar dan

seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan.

- Meninjau produktivitas dari segi keluaran perubahan perilaku, yaitu dengan melihat nilai-

nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi akademik yang

telah dicapainya dalam periode tertentu.

- Melihat produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan

layanan pendidikan di sekolah, hal ini mencakup “harga” layanan yang diberikan

(pengerbanan atau cost) dan “perolehan” yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut

“peningkatan nilai baik”.

Dalam mengukur produktivitas pendidikan, termasuk produktivitas MBS sebagai

paradigm baru manajemen pendidikan, dapat digunakan metode dan tekhnik yang
berbeda. Sehubungan dengan itu, dalam hal ini dikemukakan kajian yang berkaitan

dengan tenaga kerja kependidikan, guru, dan gaji guru,ahli ekonomi dan sekolah, serta

pendidikan dan pertumbuhan ekonomi, yang diakhiri dengan analisi produktivitas

sekolah.

2. Apa langkah-langkah yang dapat diambil oleh kepala sekolah dan tim
manajemen SMP Harmoni untuk meningkatkan produktivitas dalam
manajemen berbasis sekolah?

Jawaban :

Kepala sekolah SMP Harmoni dapat meningkatkan produktivitas dan


mutu pendidikan dalam manajemen berbasis sekolah (MBS) dengan
beberapa kegiatan atau program diantaranya pelaksanaan kurikulum
pembelajaran umum, mengadakan kegiatan yang berhubungan
dengan organisasi dan manajemen, misalnya kegiatan intra,
ekstrakulikuler serta melaksanakan shalat zhuhur secara berjamaah
walaupun kondisi mushala yang kecil kegiatan sholat tetap
dilaksanakan bergantian setiap kelas, setiap harinya.

Dalam proses pembelajarn, guru juga harus menerapkan berbagai


metode pembelajaran dan di dukung fasilitas multimedia yaitu
dengan disediakan laboratorium laboratorium : seperti laboratorium
fisika, biologi, dan kimia. Para guru juga menerapkan pembelajaran
dengan alat peraga. Dalam upaya peningkatan tenaga pengajar yang
ada di SMP Harmoni yaitu mengikut sertakan guru dalam workshop,
seminar dan pelatihan untuk meningkatkan profesionalismenya dan
guru yang ada merupakan lulusan kesarjanaan yang sesuai
bidangnya.

Untuk meningkatkan produktivitas dalam manajemen berbasis


sekolah (MBS) harus dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dan guru
yang profesional dan efektif. Kepemimpinan merupakan hal penting
dalam manajemen berbasis sekolah, kepemimpinan berkaitan
dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kesempatan
mengadakan pertemuan secara efektif dengan peran guru dalam
situasi yang kondusif

yakni Kepala Sekolah yang harus memiliki kepemimpinan


transformasional dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi dirinya sebagai agen pembahasan (perubahan)


2) Memiliki sikap pemberani

3) Kepala sekolah sebagai pemimpin, supervisor, edukator, inovator


dan motivator

4) Bertindak atas dasar nilai (bukan atas dasar kepentingan individu


atau kepentingan/desakan kroninya)

5) Meningkatkan kemampuan secara kontinyu (terus menerus)

6) Memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang rumit/ tidak


menentu

7) Memiliki visi ke depan. Sedangkan guru yang profesional dan


efektif, adalah guru yang memiliki kemampuan yang terkait dengan
Proses Belajar Mengajar, strategi manajemen pembelajaran,
pemberian umpan balik (feed back) dan penguatan (reinforcement)
dan peningkatan diri.

Berikut usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan


kesiapan sumber daya (sumber daya manusia, sarana dan prasarana
serta pembiayaan (anggaran) manajemen berbasis sekolah (MBS)
adalah :

- Menuntut peran serta orang tua siswa dan masyarakat tidak


terbatas hanya pada pembayaran/iuran/sumbangan biaya pendidikan
atau iuran PB3/komite semata. Tetapi mereka dituntut untuk ikut
berperan serta, terlibat, dan berpartisipasi secara aktif dan maksimal
dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah serta
memantau proses pembelajaran anak-anak mereka di sekolah atau
di rumah. Di samping itu juga mereka dilibatkan/diikutsertakan dan
diharapkan mampu secara bersama-sama dengan pihak sekolah
dalam menyusun RAPBS.

- Merubah sistem/modal pembelajaran yang selama ini berpusat


pada guru menjadi sistem/model pembelajaran dan pembelajaran
yang berorientasi/ berpusat kepada siswa (Student-centered)
misalnya model Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan
(PAKEM). Pendekatan yang digunakan terhadap siswa, adalah
keramah tamahan, inovatif, terbuka, sesuai dengan karakteristik
siswa. Belajar itu tidak hanya di kelas saja, tetapi lingkungan sekolah
lainnya juga dapat dijadikan sumber-sumber pembelajaran siswa.

- Kegiatan administratif maupun proses pembelajaran, dalam


program/ implementasiMBS dilakukan secara transparansi. Kepala
Sekolah, guru, Komite Sekolah/BP3, secara bersama-sama terlibat
dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran belanja sekolah. Dan
secara terbuka disampaikan sumber besarnya dana yang akan
didapatkan dan dipergunakan untuk apa saja.

- Dalam implementasi MBS dituntut kiat (kepemimpinan


transformasional, profesionalisme, dan kreatifitas) dalam
mendayagunakan/ pemberdayaan sumber daya yang ada di sekolah
maupun di lingkungan sekolah. Hal di atas akan tercapai bila
diberikan otonomi kepada sekolah untuk mengoptimalkan potensi-
potensi yang ada di lingkungan sekolah mereka.

3. Uraikan kerangka berpikir Saudara bagaimana peningkatan


komunikasi dapat meningkatkan produktivitas dalam manajemen
berbasis sekolah di Sekolah Harmoni.

Jawaban :

Perubahan paradigma pendidikan dengan berbasis sekolah menjadi


tanggung jawab pemerintah daerah dan seluruh stakeholder
mengharuskan masyarakat untuk berpartisipasi dalam peningkatan
mutu pendidikan. Keberadaan lembaga ini harus dapat berfungsi
semaksimal mungkin sesuai Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 044/U/2002. Kepala sekolah dituntut untuk mampu
merencanakan program-program sekolah, melaksanakan rencana
kerja sekolah, melakukan supervisi dan evaluasi sekolah,
menggerakkan dan mendayagunakan sumber daya yang ada,
memotivasi bawahannya, serta menjadi sumber informasi bagi
bawahan-bawahannya. Dalam mensukseskan MBS, sedikitnya tujuh
peran yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah yaitu sebagai
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader/pemimpin,
inovator, dan motivator.

Kerangka pikir peningkatan komunikasi:

- Komunikasi yang baik memastikan informasi mengalir lancar ke


semua pihak

- Dengan informasi yang sama, semua pihak bisa bergerak seirama


mencapai tujuan

- Produktivitas meningkat karena tidak ada energi yang terbuang


akibat mis-komunikasi

- Rapat berkala dan memanfaatkan chat grup dapat tingkatkan


komunikasi di SMP Harmoni

- Hal ini membuat administrasi berjalan efisien, evaluasi program


mudah dilakukan, dan produktivitas sekolah meningkat
Kesimpulannya, peningkatan komunikasi yang konsisten antar tim
dan manajemen sekolah dapat langsung berdampak positif terhadap
produktivitas manajemen berbasis sekolah karena semua pihak
dapat bekerja sama dan terarah dengan baik untuk pencapaian
tujuan sekolah.

Sumber :

https://digilib.unila.ac.id/9298/16/BAB%20II.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/16576/1/%2825%29Nurfadilah
%20Alimuddin.pdf

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/viewFile/1131/2821

chrome-extension://bpmcpldpdmajfigpchkicefoigmkfalc/views/app.html

https://eprints.uny.ac.id/9184/2/BAB%20II.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Kamaruddin. 2019. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sulawesi

Selatan: Agma

Machali, A. Q. H. & I. (2016). Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis


Sekolah dalam Perspektif Balanced Scorecard Terhadap Mutu
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan,vol 1 (2) 215-216

Ningsih, R. D. (n.d.). Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah pada Sekolah


Menengah Atas Negeri 1 Tebing Tinggi Kabupaten Meranti. (20)

Salim, N. A., Samarinda, U. M., Kelua, G., Ulu, S., Ulu, S., & Samarinda, K.
(2007). MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. Jurnal, vol 2 (1) 10

Sudadio. (n.d.). Education Quality Improvent of Basic and Secondary In The


Banten Province By Operation Managemen School. Jurnal Pendidikan (2)

Anda mungkin juga menyukai